Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
KELOMPOK IV
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dari beberapa jenis zat diantaranya zat padat, cair, dan gas ternyata
ada keunikan tersendiri dari susunan zat-zat ini. Disini kita mengkerucut
membahas tentang zat padat, dimana zat padat ini terdiri dari atom-atom, ion
atau molekul yang sangat berdekatan dan menempati kedudukan tertentu
disekitar posisi keseimbangannya. Secara umum zat padat itu memilki sifat
bentuk dan volume yang sukar berubah. Zat padat yang akan kita bahas kali
ini adalah berhubungan dengan Kristal. Di dalam Kristal ini ada beberapa hal
yang dapat kita analisis dan harus kita pahami. Untuk mengetahui lebih jauh
lagi tentang Kristal ini , maka kami membahas materi tentang Kristal dengan
topik Ruang Kisi Resiprok. Dalam membahas ruang kisi resiprok ini akan
dibahas tentang Amplitudo gelombang Terdifraksi dan Daerah Brillouin dan
analisis Fourier pada basis. Dalam membahas amplitudo gelombang
terdifraksi akan dibahas 4 (empat) sub bab pokok yaitu : (1) Analisis Fourier
(2) Vektor Kisi Resiprok (3) Kondisi Difraksi (4) Persamaan Laue. Sedangkan
dalam membahas tentang Daerah Brillouin dan Analisis Fourier Pada Basis
akan dibahas 1 (satu) sub bab pokok bahasan yaitu : (1) Daerah Brillouin
Analisis Fourier Pada Basis.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui anailsis Fourier dalam amplitude gelombang
terdifraksi?
2. Untuk mengetahui vektor kisi resiprok dalam gelombang terdifraksi?
3. Untuk mengetahui kondisi difraksi gelombang terdifraksi?
4. Untuk mengetahui persamaan Laue dalam gelombang terdifraksi?
5. Untuk mengetahui menentukan daerah Brillonuim dan analisis Fourier
pada basis?
1.4 MANFAAT
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat, menambah pengetahuan
tentang ruang kisi resiprok bagi penulis maupun pembaca.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
n ( r +T )=n ( r ) (1)
Periodisitas seperti menciptakan situasi yang ideal untuk analisis Fourier.
Sebagian besar sifat kristal dapat dihubungkan dengan komponen Fourier dari
kerapatan elektron. Aspek tiga dimensi pada kecenderungan waktu tertentu tidak
menyebabkan berbagai kesulitan dengan matematikanya, tapi pertama kita
n ( x )=n0 + C p cos(
p >0
[ 2 px
a
)+ S p sin(
2 px
a ]
) (2)
n ( x+ a )=n0+ C p cos
p>0
[ ( 2 px
a )
+2 p + S p sin
2 px
a (+2 p )]
[
n0 + C p cos
p >0
( 2 px
a ) + S sin (
p
a )]
2 px
n ( x ) (3)
Fourier pada kristal. Dalam satu dimensi titik-titik ini terletak pada satu garis.
Titik-titik kisi resiprokal boleh kita bataskan dalam seri Fourier (4) atau (5). Titik
kisi balik memberitahukan kita bahwa diizikan terminologi dalam deret Fourier.
Terminologi diizinkan jika konsisten dengan periodisitas kristal, seperti pada
gambar 5, titik lainnya pada daerah respirokal tidak diizinkan dalam ekspansi
Fourier pada fungsi periodik.
( n p +n p ) cos +i ( n pn p ) sin
bagian real dan imajiner dari np . jadi densitas n( x ) adalah fungsi riil,
seperti yang diinginkan. Ekspansi dari Analisis Fourier untuk fungsi periodik
dalam tiga dimensi menjadi lebih mudah. Kita temukan kumpulan dari vektor
G,
n ( r )= nG eiG . r (6)
G
adalah sama dibawah seluruh translasi kisi T yang meninggalkan kristal yang
sama.
'
( e i 2 ( p p )1 ) =0
i 2 ( p p)
Untuk istilah p = p integral adalah exp(i 0)=1 , dan nilai dari integral
persamaan (7) adalah sebuah identitas, Sama dengan inversi yang diberikan oleh
persamaan (9),
1
nG =V 0 dV n ( r ) exp (i G r ) , (12)
dimana Vc adalah volume dari sebuah sel dari Kristal.
2.3 Vector Kisi Resiprok
Hasil lebih jauh dari analisis Fourier dari konsentrasi elektron kita harus
persamaan (12). Disana ada sebuah energi. Sedikit abstrak untuk melakukan
prosedur ini. Bentuk prosedur dasar teoritikal untuk keadaan padat dalam fisika,
dimana analisis Fourier dilakukan pada waktu lainnya.
b1,
Konsep dari sumbu vektor dari kisi resiprok :
a2 a3 a a a 1 a2
b1=2 ; b2=2 3 1 ; b3=2 (13)
a 1 a2 a3 a1 a2 a3 a1 a2 a3
keadaan fisika padat. Jika a 1, a 2,a 3 adalah keadaan vektor dari kisi vektor,
digambarkan dengan persamaan (13) adalah orthogonal untuk dua sumbu kisi
bi a j =2 ij (14)
Dimana v1, v2, v3 adalah integer. Sebuah vektor G dari bentuk ini adalah sebuah
vector kisi resiprok. Titik-titik dalam kisi balik dipetakan dengan seperangkat
vektor dalam bentuk vektor kisi balik G :
G=hb 1+ kb 2+ lb 3
dengan h , k dan l adalah bilangan bulat . b1, b2 dan b3 disebut dengan vektor
basis balik.
Gambar 1. Relasi vektor basis balik dan vector basis kisi
Vektor b1 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vektor a2
dan a3 Vektor b2 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh
Setiap struktur kristal mempunyai dua kisi yang berhubungan dengan itu,
kisi Kristal dan kisi resiprok. Sebuah pola difraksi dari sebuah Kristal, seperti
yang diperlihatkan pada sebuah peta dari kisi resiprok dari Kristal. Sebuah
gambar mikroskopik, jika bisa dipecahkan dengan sebuah skala yang cukup baik,
yaitu sebuah peta dari struktur Kristal dengan spasi nyata. Dua kisi berkaitan
dengan definisi persamaan (13). Demikian ketika mereka berotasi pada sebuah
pegangan Kristal, kedua kisi berotasi langsung dan kisi resiprok. Vektor kisi
sebenarnya mempunyai dimensi dari [panjang]; vektor pada kisi resiprok
mempunyai dimensi dari [1 / panjang ] . Kisi resiprok adalah sebuah kisi pada
spasi asosiasi Fourier dengan Kristal. Vektor gelombang selalu tergambar pada
spasi Fourier, jadi setiap posisi pada spasi Fourier mungkin mempunyai sebuah
gambaran dari sebuah gelombang, tapi disana adalah sebuah pertemuan penting
antar titik yang digambarkan dengan kumpulan dari Gs asosiasi dengan struktur
Kristal. Vektor G pada Fourier seri (9) hanya vektor kisi resiprok (15), untuk
kemudian seri fourier direpresentasi dari densitas elektron dengan invarians yang
v 1 u1+ v 2 u2+ v 3 u3
karena adalah sebuah integer, wujud penjumlahan dari
produk integer. Demikian dalam (9) kita mendapatkan variasi yang diinginkan,
n(r +T )=n( r) .
dalam kisi Kristal yang bisa berisi komponen nG exp(iG r ) hanya pada vektor
kisi resiprok G.
a. Kisi Balik Dari Kubus Sederhana (sc = simple cubic)
Vektor basis dari kisi kubus sederhana adalah,
a1 . a2 x a3=a3
Volume sel adalah . Vektor basis primitif dari kisi
b1 , b2 , b 3
normal dari ke 6 vektor kisi balik , yaitu pada titik
2
G=
a
[ ( k +l ) x^ + ( h+l ) ^y +(h+k ) z^ ]
Arahnya adalah searah dengan arah G(hkl) atau vektor satuan n . Maka
diperoleh hubunga,
k =( k ' k ) =2 sin |k|n^
2
d hkl=
|Ghkl|
Dapat ditunjukkan bahwa jarak antar bidang d (hkl) berkaitan dengan besar
k = [ ]
2 d hkl sin
Ghkl
Dengan demikian relasi antara vektor gelombang awal dan akhir refleksi Bragg dari
gelombang partikel dapat ditulis sebagai,
2 2
|k| =|k '| 2 k G+ G2=0
r j =x j a1 + y j a2 + z j a3
SG
Dimana kuantitas disebut dengan faktor struktur yang
didefinisikan sebagai,
G r j=2 (h x j +k y j +l z j )
dengan h , k , l,
S G ( hkl )= f j exp [ i2 (h x j +k y j+ l z j ) ]
j
2 2
|F|=
( f j A j) +( f j B j )
j j
besar absolut F ,
2 2
|F|=
( f j cos 2 ( hx+ ky+ lz ) ) +( f j sin 2 (hx+ ky +lz))
j j
2.6 Daerah Brillouin
Zona Brilloin ditemui ketika terjadi difraksi Bragg dari sinar-
X. Ketika bidang normal yang membagi dua vektor kisi balik,
daerah itu ditutup antara antara bidang tersebut dari variasi
Brillouin Zone. Untuk kristal satu dimensi, berhimpit dengan
2. Kisi resiprok adalah sebuah kisi pada spasi asosiasi Fourier dengan Kristal.
Vektor gelombang selalu tergambar pada spasi Fourier, jadi setiap posisi pada
spasi Fourier mungkin mempunyai sebuah gambaran dari sebuah gelombang.
3. Kondisi difraksi dapat ditulis dalam persamaan berikut:
a1 k=2 h ; a2 k=2 k ; a3 k =2 l
B. SARAN
Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekeliruan dalam
penyusunan makalah dan dari segi tutur bahasa dalam
membahas isi makalah. Penyusun mengharapkan kritik yang
sifatnya konstruktif dari bapak dosen maupun rekan-rekan
mahasiswa demi kesempurnaan dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA