Вы находитесь на странице: 1из 2

HIPERTENSI GESTASIONAL PADA KEHAMILAN ATERM

PENDAHULUAN
Diagnosa hipertensi gestasional ditegakkan pada ibu hamil yang memiliki tekanan darah
140/90 mmHg atau lebih pada masa kehamilan namun tidak ditemukan proteinuria. Hipertensi
gestasional disebut hipertensi transient bila tidak berkembang menjadi preeklamsi dan tekanan
darah kembali normal setelah 12 minggu post partum.1 Di Indonesia, mortalitas dan morbiditas
hipertensi pada kehamilan juga masih cukup tinggi. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi
sekitar 7-10% seluruh kehamilan.2
KASUS
Pasien wanita 37 tahun dengan G3P2A0 (anak yang hidup 1) datang ke RSUD pasar rebo
untuk tindakan operasi caesarea. Saat datang ke RSUD pasar rebo, pasien tidak memiliki
keluhan. Pasien mengaku mengetahui dirinya memiliki darah tinggi saat diperiksa ke dokter pada
usia kehamilan 24 minggu, tidak ada riwayat hipertensi dalam keluarga pasien. Namun pasien
menyangkal jika sebelum hamil memiliki riwayat darah tinggi. Selain itu keluhan pandangan
mata kabur, nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati, maupun mual dan muntah disangkal pasien.
Riwayat operasi caesarea sebelumnya pada anak pertama yaitu tahun 2010 karena letak janin
saat itu melintang, pada anak kedua pada tahun 2015 karena janin sudah meninggal dalam
kandungan. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tekanan darah 150/80 mmHg, frekuensi nadi 88
x/menit, frekuensi pernafasan 20 x/menit; pemeriksaan obstetri didapatkan, leopold I tinggi
fundus uteri 33 cm, leopold II punggung kiri, leopold III bagian terbawah kepala dan terfiksir,
leopold IV masuk pap sebesar 2/5, denyut jantung janin 146 kali/menit. His 1 kali dalam 10
menit selama 10 detik, taksiran berat janin 3255 gram. Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
didapatkan portio lunak, ketuban (+), pembukaan 1 jari sempit. Dan direncanakan untuk lahir
secara sectio caesarea atas indikasi adanya riwayat sc dua kali pada pasien ini dan steril atas
indikasi usia pasien.

DISKUSI
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah 140/90 mmHg pada kehamilan > 20
minggu, tidak disertai proteinuria dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu pasca
persalinan. Jika preeklampsia tidak terjadi selama kehamilan dan tekanan darah kembali normal
setelah 12 minggu postpartum, diagnosis transient hypertension atau hipertensi gestasional dapat
ditegakkan.1 Hipertensi gestasional adalah penyebab utama hipertensi dalam kehamilan yang
menyerang 6-7% ibu primigravida dan 2-4% ibu multigravida. Insiden ini meningkat pada
kehamilan ganda dan riwayat preeklampsia.2 Pada kasus ini pasien datang untuk dilakukannya
tindakan operasi caesarea namun disertai adanya darah tinggi, yakni 150/80 mmHg pada saat
pemeriksaan di ruang operasi, dan 140/90 mmHg pada saat dilakukan pengukuran di ruangan,
pada anamnesis juga didapatkan bahwa pasien menyangkal jika sebelum hamil memiliki riwayat
darah tinggi. Hal ini mengarah kepada hipertensi gestasional.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak
teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak adas atu pun
teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori hipertensi gestasional yang sekarang
banyak dianut adalah teori kelainan vaskularisasi plasenta, teori iskemia plasenta, radikal bebas
dan disfungsi endotel, teori intoleransi imunologik antara intrauterin dan janin, teori adaptasi
kardiovaskular genetik, teori defisiensi gizi dan teori inflamasi.1
Penatalaksanaan yang dapat diberikan yaitu obat antihipertensi. Obat antihipertensi lini
pertama yaitu nifedipin dengan dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit; dosis
maksimum 120 mg dalam 24 jam. Antihipertensi lini kedua adalah sodium nitroprusside iv 0,25
g /kg atau diazokside iv 10 mg/menit/ dititrasi.1

KESIMPULAN
Hipertensi gestasional merupakan tekanan darah tinggi yang dialami selama masa
kehamilan. Diagnosis baru bisa ditegakan pada ibu hamil yang memiliki tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih pada masa kehamilan > 20 minggu namun tidak ditemukan proteinuria dan
tekanan darah kembali normal setelah 12 minggu postpartum. Terapi yang bisa digunakan adalah
obat anti hipertensi.

REFERENSI
1. Angsar MD. Hipertensi dalam kehamilan ilmu dalam kebidanan sarwono prawirohardjo
Edisi IV. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2016.
2. Satuan Petugas Gestosis Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Panduan
pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di indonesia. Jakarta: Persatuan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia; 2010.

Вам также может понравиться