Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
keseluruhan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media. Sementara itu penjaskes
merupakan proses pendidikan yang membina anak untuk mampu mengintegrasikan
pengetahuan, nilai, sikap, ketrampilan dan pembuatan keputusan nyata sebagai realisasi dari pola
hidup sehat dan bugar baik sebagi individu maupun warga masyarakat.
Penjaskes adalah mata kuliah yang akan membahas beberapa aspek berkenaan dengan nilai
kependidikan dari pendidikan jasmani, temasuk dasar filsafatnya, aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak, kebugaran jasmani. Selain itu disajikan keterampilan dasar atletik,
senam dan permainan. Di samping itu juga dibahas penjaskes dalam kaitannya dengan
pembinaan self esteem anak, aplikasi model- model pembelajaran penjaskes dalam konteks ke-
SD an, evaluasi kuantitatif dan kualitatif dengan tes tertulis, tes perbuatan, simulasi, serta
pengembangan cabang- cabang olahraga pilihan sesuai dengan minat dan bakat Anda sebagai
mahasiswa Untuk membantu saudara dalam penguasaan mata kuliah ini, kegiatan belajar
mengajar dirancang melalui bahan ajar cetak, web-based course dan audio visual.
Dalam berbagai literatur terdapat definisi tentang pendidikan jasmani yang bervariasi
antara satu dengan yang lainnya. Setiap penulis cenderung memberikan definisi pendidikan
jasmani menurut pendapatnya masing-masing sesuai dengan pandangan filosofinya. Walaupun
formulasi definisi pendidikan jasmani berbeda- beda namun pada umumnya mengandung
pengertian yang sama yakni bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui gerak
jasmani.
Untuk memberikan gambaran dan pengertian tentang pendidikan jasmani, diberikan
beberapa pengertian/definisi dari beberapa ahli dan juga dari sumber lain, yang nantinya akan
memberikan kejelasan bagi Anda. Beley dan Field (dalam Suranto, dkk., 1994) mendefinisikan
pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak,
neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang
timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh.
Willian, Brownell dan Vernier mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatan-
kegiatan jasmani tertentu yang terpilih akan dapat membentuk sikap yang berguna bagi pelaku
(dalam Aip Syarifuddin dan Muladi, 1993)
J.B. Nash mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan
keseluruhan dengan menggunakan/menekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan fitness,
fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi. (dalam
Suranto, dkk., 1994).
Untuk dapat mengikuti perkembangan jaman, pakar pendidikan jasmani, guru pendidikan
jasmani dan lain-lain harus bersikap mandiri sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
mereka sendiri, misalnya sebagai berikut. Pada dewasa ini apakah pendidikan jasmani dianggap
bernilai tinggi oleh masyarakat? Apakah pendidikan jasmani merupakan kebutuhan yang relevan
bagi remaja dan orang dewasa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, diperlukan falsafah
pendidikan jasmani sebagai landasan berpikir, sebagai berikut.
Falsafah pendidikan jasmani menjelaskan manfaatnya. Filsafat adalah proses, sehingga manusia
dapat mengkaji kebenaran, kenyataan, dan nilai-nilai yang dianggap benar oleh masyarakat.
Berlandas pada falsafah yang dianut, guru dapat mengkaji makna, sifat-sifat, manfaat, dan
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani. Dengan berlandas falsafah, guru
dan pelatih dipandu dalam menentukan sasaran, tujuan, prinsip-prinsip, dan isi
program. Selain itu, falsafah memberi makna yang logik, sehingga pendidikan jasmani dapat
memberi layanan pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka mengembangkan
sumber daya manusia.
Falsafah pendidikan jasmani terhadap pengembangan pelaksanaan pendidikan Seandainya,
layanan pendidikan berlandas pada intuisi atau tingkat emosi dan khayalan, tentunya manfaat
pelaksanaannya juga kurang tepat. Namun, dengan berlandas pada pandangan falsafah yang
mantap, pelaksanaan layanan pendidikan akan lebih efektif. Layanan pendidikan akan
terbukti kebenarannya, apabila para guru dan pelatih mengembangkan falsafah pendidikan
jasmani dengan sikap rasional, logik, dan sistematik, serta peduli terhadap
pengembangan sumber daya manusia.
Dewasa ini banyak program pendidikan jasmani yang tidak mengarah kepada tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya, pertandingan olahraga antar sekolah yang diharapkan menumbuhkan
keakraban hubungan antar siswa, namun dalam pelaksanaannya justru menimbulkan
perkelahian. Hal ini disebabkan karena masing-masing pihak yang terlibat tidak berlandas pada
pandangan falsafah yang dapat menampung pandangan pihak lain. Kasus ini akan lebih parah,
apabila guru yang menyulut timbulnya perkelahian, karena mereka hanya mendambakan
kemenangan di pihaknya Dengan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan berlandas pada falsafah,
guru terarah pada pencapaian tujuan. Pendidikan jasmani yang merefleksikan pengembangan
suatu sistem dari berbagai sudut pandang pendidikan yang merupakan rangkaian logik dan
unsur-unsur filsafat lainnya. Kesadaran masyarakat dalam pendidikan jasmani dipengaruhi oleh
sumbangan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah pendidikan jasmani. Guru pada dekade
mendatang harus menyadari bahwa masyarakat tidak merasa puas hanya dengan ni l ai
kebugaran j asm ani at au prest asi yang di capai. Memperhatikan perubahan nilai, masyarakat
ingin mengetahui seberapa jauh sumbangan pendidikan jasmani terhadap peningkatan kualitas
sumber daya manusia, kinerja manusia, serta ketahanan nasional suatu bangsa. Falsafah yang
dirumuskan secara proaktif dan transparan, memungkinkan bagi masyarakat menginterpretasi
makna dan nilai-nilai yang dianggap penting, sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk berpartisipasi. Falsafah pendidikan jasmani menjelaskan hubungannya dengan pendidikan
secara umum. Falsafah akan membantu mengembangkan penjelasan yang rasional bahwa tujuan
pendidikan jasmani menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang menyeluruh. Secara konsep
yang terkandung dalam definisinya, pendidikan jasmani merupakan bagian yang penting dan
terpadu dalam pendidikan seutuhnya, dengan penekanan: pendidikan jasmani adalah pendidikan
yang memberi kesempatan bagi pebelajar untuk berlatih gerak dan belajar melalui gerak jasmani.
Konsep pendididikan jasmani merupakan suatu kegiatan yang secara sadar disusun dengan
sistemik dan berjujuan untuk mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-
muscular, kekuatan intelektual, pengendalian emosi, pertumbuhan perkembangan anak melalui
aktivitas jasmani yang dipilih dengan tujuan yang jelas. Pendidikan jasmani juga
mengembangkan kepribadian siswa melalui aktivitas jasmani. Nilai-nilai sosial pendidikan
jasmani dapat dilihat dari peranannya sebagai wahana untuk mendidik anak dan masyarakat
untuk menjaga kesehatan. Dengan berolahraga dalam kerangka pendidikan jasmani diajarkan
nilai kerjasama, solidaritas, saling menghargai, sportivitas serta membina fisik, mental, emosi,
dan sosial pada setiap individu ke arah yang positif. Nilai-nilai sosial dapat ditanamkan melalui
pendidikan jasmani dalam setiap kegiatan olahraga. Olahraga ini tidak hanya terbatas dalam
olahraga prestasi atupun pendidikan tetapi juga termasuk di dalamnya adalah olahraga rekreasi.
Filsafat pendidikan jasmani melihat pada cara berpikir dan mencari kebenaran yang dapat
ditemukan. Filsafat pendidikan jasmani membantu individu-individu mengevaluasi diri mereka
dalam hubungan dengan dunia sepuas dan sejelas mungkin, dengan memberikan kepada mereka
suatu pegangan bagaimana harus berhubungan dengan masalah hidup dan mati, benar dan salah,
baik dan buruk, bebas dan terikat, indah dan jelek. Filsafat akan dapat menjawab pertanyaan
apa" dan "mengapa", dan kedua pertanyaan itu mendahului pertanyaan bagaimana", sehingga
berbagai jalan pikiran aliran filsafat seperti metafisika, epistemologi, aksiologi, etika, logika dan
estetika sangat diperlukan untuk menunjang kemajuan pendidikan jasmani secara keilmuan
1. pertumbuhan jiwa dan raga harus mendapat tuntunan yang menuju ke arah
keselarasan, agar tidak timbul berat sebelah ke arah intelektualisme atau ke arah
perkuatan badan saja.
2. perkataan keselarasan menjadi pedoman pula untuk menjaga agar jasmani tidak
mengasingkan diri dari pendidikan keseluruhan.
3. pendidikan jasmani sebagai bagian dari tuntunan terhadap pendidikan pertumbuhan
jasmani dan rohani, dengan demikian tidak terbatas pada jam pelajaran yang
diperuntukkan baginya.
Tujuan-tujuan ini telah dicatat dan diuji oleh waktu. Telah dipakai sebagai pedoman dari guru
dalam semua mata pelajaran di semua tingkatan. Program pendidikan jasmani di sekolah sudah
selayaknya dapat mewujudkan tujuan ini. Kalau di atas diambil sebagai contoh tujuan
pendidikan jasmani, dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang
sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 4 disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan
demikian tujuan pendidikan tersebut harus menjadi perhatian guru-guru dalam menunaikan tugas
mengajarnya agar sasaran yang diharapkan dapat tercapai. Jika direnungkan, maka tujuan
pendidikan jasmani pun sebenarnya selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu
tidak berlebihan jika pendidikan jasmani berperan penting dalam menunjang tujuan pendidikan
nasional tersebut, sebagaimana arti dari pendidikan jasmani itu sendiri.
C. Prinsip-prinsip Pendidikan Jasmani
Kita akan belajar lebih banyak tentang arti pendidikan jasmani di sekolah dengan melihat
apa yang menjadi keyakinan pemimpin dan pemuka masyarakat, yang dianggap menjadi
teladan dalam melaksanakan prinsip pendidikan jasmani. Prinsip-prinsip tersebut adalah
peraturan dasar untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Dr. Delbert Oberteuffer dari
Ohio State University (dalam Cholik dan Lutan, 1997) memperkenalkan 10 dasar pedoman
pendidikan jasmani. Bahwa pendidikan jasmani merupakan gambaran dari negara, dan
merupakan pokok dari kebudayaan bangsa, yang tidak bertentangan dengan usaha
pencapaian tujuan hidup bangsa.
1. Pelaksanaan pendidikan jasmani selalu mengakui pengetahuan dan membuktikan fakta-
fakta tentang organisme manusia.
2. Dalam semua pendidikan jasmani ada satu sel tujuan, satu dasar penilaian, dan satu
kriteria untuk mengukur manfaat pelaksanaan, bagi kebaikan individual.
3. Dalam pendidikan jasmani terdapat potensi besar untuk belajar menanamkan pantulan
pikiran dan kecerdikan memilih.
4. Bahwa dalam mengajar penilaian pada bidang moral-etik, harus direcanakan dan yang
mempunyai kepastian jelas bagi keterampilan tersebut.
5. Pendidikan jasmani banyak memberikan ilmu pengetahuan sosial yang hasilnya dapat
diukur dalam hubungan dengan tingkah laku kelompok
6. Bahwa kegiatan dan metode untuk mencapai tujuan-tujuan harus memancarkan
kesadaran lebih mementingkan lahiriah, lebih disenangi dari pada bakat individual yang
mementingkan diri sendiri.
7. Pendidikan jasmani, jauh dari unsur-unsur mengasingkan dan memisahkan diri.
Kurikulum pendidikan jasmani berisi unsur-unsur serupa atau sama dengan ungkapan
perasaan seni yang lain.
8. Bahwa pendidikan jasmani sebagai profesi berdiri kuat di atas kaki sendiri berdasarkan
ilmu pengetahuan, kebudayaan bangsa dan tidak berkewajiban terhadap profesi lain,
tetapi siap bekerja sama dengan profesi lain untuk kebaikan manusia.
9. Bahwa dalam pendidikan jasmani yang terutama diinginkan adalah kualitas
kepemimpinan yang tinggi seperti halnya pada profesi yang lain. Perguruan tinggi harus
memelihara landasan yang tinggi ini, dan berusaha terus-menerus untuk memilih dan
mempersiapkan kecerdasan.
D. Nilai-nilai dalam Pendidikan Jasmani
Keunggulan lain dari pendidikan jasmani menurut Dr. David K. Brace (dalam Cholik
dan Lutan, 1997) adalah seperti nilai-nilai yang tertera di bawah ini: Pengetahuan
tentang status kesehatan seseorang.
1. Pengetahuan tentang ketangkasan dan keterbatasan fisik seseorang dan bagaimana
menyelaraskannya.
2. Keyakinan terhadap kemampuan motorik dan body mekanik dari aktivitas hidup.
3. Penyesuaian diri terhadap tuntutan dan keinginan kelompok dalam menerima tugas
yang ditentukan kelompok.
4. Paham dan hormat terhadap fair play dan terhadap pertimbangan kelemahan atau
hasil yang berlawanan.
5. Hormat terhadap kekuasaan yang telah dilimpahkan kepada kapten tim, panitia
perlombaan, pelatih, atau kepala sekolah.
6. Orang dewasa dapat berpartisipasi dalam keterampilan, pengetahuan, dan perhatian
terhadap beberapa olahraga rekreasi.
7. Mengerti terhadap maksud nilai-nilai fisik pendidikan jasmani.
8. Suatu kondisi optimal dari kebugaran jasmani dalam hal kekuatan, kecepatan,
kelincahan dan daya tahan.
9. Suatu kesempatan untuk berapresiasi dan merupakan program yang dibutuhkan bagi
masyarakat untuk memelihara kesehatan dan kebugaran.
10. Pengalaman dalam pendidikan bersama terhadap kegiatan rekreasi yang bersifat
aktif dan setengah aktif.
11. Pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk latihan-latihan fisik, seperti gerak
badan yang dapat dipakai untuk memelihara kondisi, bilamana suasana tidak
mengizinkan berpartisipasi dalam rekreasi yang memerlukan kekuatan.
12. Pengetahuan mekanis keterampilan olahraga, bagaimana cara mempelajari
keterampilan yang baru, dan bagaimana meningkatkan prestasi.
13. Memahami olahraga sebagai warisan dan menempatkannya dalam kebudayaan.
14. Pengalaman dalam memimpin teman, misalkan sebagai kapten tim, pencatat
waktu, manajer peralatan, atau pengurus organisasi.
Dapat dilihat bahwa dalam pendidikan jasmani ada nilai-nilai organik, intelektual,
neuromuscular, sosial, budaya, emosi, dan keindahan yang merupakan adaptasi dari pelajaran
melalui rangkaian aktivitas fisik tertentu. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk
memperoleh nilai-nilai pendidikan jasmani dengan ikut serta dalam kegiatan tertentu sesuai
dengan kebutuhan dan perhatiannya. Setiap orang diajak untuk melakukan berbagai kegiatan
secara teratur sesuai dengan umur, kondisi fisik, keterampilan, dan perhatian masyarakat. Tes
kesehatan yang benar dan cermat menjadi dasar utama untuk memilih aktivitas fisik bagi semua
orang. Di setiap lapisan masyarakat seharusnya dikembangkan kesempatan untuk melakukan
pendidikan jasmani. Untuk pelaksanaan pendidikan jasmani, sekolah yang baik hendaknya
membuat pedoman pelaksanaan, berbagai program yang seimbang, fasilitas untuk kegiatan di
luar dan di dalam gedung, peralatan dan alat pelajaran lainnya hendaknya cukup tersedia agar
program dapat terlaksana dengan sepenuhnya. Di sekolah dasar, murid-muridnya sedang berada
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, seharusnya mempunyai program yang baik dan
bermanfaat, dan melaksanakan pendidikan jasmani dengan baik. Guru yang mengerti
penempatan pendidikan jasmani dalam perkembangan anak, dan yang berkompetensi dalam
bimbingan belajar, seharusnya menyediakan waktunya yang luas dan memberikan teknik-teknik
serta keterampilan berbagai aktivitas bagi perorangan. Anak laki-laki dan anak perempuan di
sekolah dasar dan di sekolah lanjutan seharusnya tidak dipisahkan dalam perkembangan fisik dan
sosialnya. Pendidikan jasmani memberikan banyak sumbangan terhadap perkembangan tersebut.
Setiap siswa mempunyai hak untuk melakukan tugas kegiatan sehari-hari
RANGKUMAN
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik
dengan lingkungannya yang dikelola melalui aktivitas jasmani untuk meningkatkan keterampilan
motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, serta nilai-nilai sosial
seperti saling menghargai, kerjasama, berkompetisi dengan sehat, tidak kenal lelah, pantang
menyerah. Melalui pemahaman filsafat penjaskes seseorang akan menentukan pikiran dan
mengarahkan tindakan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani
tidak dapat terpisah dari tujuan pendidikan pada umumnya dan selalu menjaga keseimbangan
antara pengembangan jasmani dan rohani. Tujuan pendidikan jasmani adalah pengembangan
optimal sesuai dengan kemampuan, minat dan kebutuhan yang melakukan kegiatan dan arahnya
kepada perkembangan aspek-aspek fisik, mental dan sosial pada setiap individu.
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pendahuluan
Pada umumnya guru sering melupakan bahwa anak dan remaja hanya dapat dididik dengan baik
jika guru mengerti bagaimana dan mengapa mereka belajar. Demikian juga halnya dalam
pendidikan jasmani, pengetahuan tentang apa dan bagaimana anak belajar, termasuk pada tingkat
mana mereka sedang berada dalam hal pertumbuhan dan perkembangannya, amat menentukan
keberhasilan program pembelajaran yang diberikan guru. Hal ini didasarkan pada alasan, bahwa
dengan cara itulah guru mengetahui, apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh anak, sehingga dapat
dibangkitkan minat serta alasan mengapa mereka mempelajarinya. Pemahaman demikian
terlebih-lebih amat diperlukan dalam pelaksanaan tugas guru. Dengan pengertian itu, guru akan
semakin mengerti tentang tahapan progresif dari perkembangan kekuatan dan daya tahan;
semakin sadar tentang kapan dan mengapa, interaksi sosial mulai berkembang; tentang
kemampuan anak untuk menyerap permainan berdasarkan proses pengolahan informasi dan
imaginasi yang tinggi; tentang kemampuan untuk mengenali perubahan tujuan permainan dari
suatu kegiatan ceria sederhana ke arah minat untuk mcnguasai keterampilan; serta adanya
perubahan tajam dari sifat individualisme ke keinginan untuk mengelola dan menjadi anggota
kelompok (Annarino, dkk., 1980). Sebagai makluk hidup, seorang anak pun memiliki kebutuhan.
Agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang, seorang anak harus terus -menerus memuaskan
kebutuhannya. Yang harus disadari, anak, seperti juga kehidupan lainnya, melibatkan proses
pemuasan segala jenis kebutuhan fisik, mental, emosional, dan sosialnya.
Agar berpikir efektif, proses kependidikan harus mempertimbangkan, apa kebutuhan anak untuk
dapat hidup dan belajar, pada kondisi dan usia berapa anak-anak berusaha memenuhi kebutuhan
tersebut, melalui. proses yang bagaimana kebutuhan itu mampu dipenuhi, materi pelajaran dan
pengalaman apa yang paling baik dirancang untuk mereka, serta jenis dan gaya orang yang
bagaimana yang diperlukan anak-anak untuk membantu mereka dalam memuaskan kebutuhan
mereka?