Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN TETAP

EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN

(BENEFIT COST RATIO DAN BREAK EVENT


POINT)

DISUSUN OLEH :
Kelas B

NO NAMA NIM
1 MILAWATI ALYA B1D 012 185
2 JUAERATUL UYUN B1D 012 141
3 KHUSNUL KHOTIMAH B1D 012 149
4 INE KARNI B1D 212 136
5 MINDRIANI B1D 012 186

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tetap
Praktikum EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN sebagai salah satu syarat SKS yang
harus di tempuh oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini.

Adapun laporan ini membahas tentang BENEFIT COST RATIO DAN BREAK
EVENT POINT DALAM USAHA AYAM PETELUR, laporan ini kami susun agar
pembaca khususnya mahasiswa peternakan dapat memperluas ilmu tentang usaha ayam
petelur, yang kami sajikan dengan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber, walau
sedikit ada rintangan namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT
akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Pembina mata
kuliah ini yang telah melaksanakan praktikum ini dengan sebaikbaiknya serta kepada
semua teman- teman yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyusunan
dalam laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, para pelajar, penyusun
dan semua yang membaca laporan kami ini. Dan Mudah-mudahan juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Mataram, 15 November 2014

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1


1.2. Tujuan Dan Kegunaan Praktikum.................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3

2.1. Teknis Usaha Peternakan................................................................................................3

2.2. Analisis Laporan Keuangan............................................................................................4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................7

3.1. Hasil Praktikum.................................................................................................................7

3.2. Pembahasan........................................................................................................................12

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................13

4.1. Kesimpulan........................................................................................................................13

4.2. Saran....................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun terus
diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini
berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping
tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk
mempertahankan hidup, manusia juga menggunakannya untuk nilai-nilai sosial, karena
penggunaan makanan telah melembaga sebagai alat untuk berhubungan dengan orang lain.
Oleh karena itu makanan dalam lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek sosial.

Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi bermanfaat sebagai sumber protein
hewani, hampir semua lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi jenis makanan ini sebagai
sumber protein hewani. Cara pengolahannya sangat mudah. Hal ini menjadikan telur
merupakan jenis bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh
masyarakat. Pada gilirannya kebutuhan telur juga akan terus meningkat.

Ayam merupakan jenis unggas yang paling populer dan paling banyak dikenal
orang. Selain itu ayam juga termasuk hewan yang mudah diternakkan dengan modal yang
relatif lebih kecil dibandingkan dengan hewan besar lainnya. Produk ayam (telur dan
daging) dan limbahnya diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Telur dan daging
ayam yang diperlukan oleh ratusan juta manusia di dunia ini mengakibatkan tumbuhnya
peternakan ayam skala kecil, menengah dan industri ayam modern hampir diseluruh dunia
berkembang pesat.

Usaha peternakan ayam petelur telah tersebar luas baik sebagai peternakan rakyat
maupun sebagai perusahaan peternakan. Beberapa hal yang menyebabkan kemajuan tersebut
adalah adanya perbaikan teknologi pengolahan ayam petelur yang berupa: bibit unggul, pakan
yang berkualitas, perkandangan, sanitasi, pengendalian penyakit dan pelaksanaan teknis
pemeliharaan ayam petelur lainnya. Perkembangan usaha peternakan terutama peternakan ayam
petelur mempunyai tujuan untuk memproduksi telur yang dijual di pasar

1
konsumen untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, selain itu juga bertujuan untuk
menghasilkan daging asal ayam petelur afkir. Tujuan perkembangan usaha peternakan ayam
petelur adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat pada sektor rumah
tangga oleh pihak konsumen. Tujuan yang ingin dicapai oleh pihak produsen dalam
mengusahakan peternakan ayam petelur adalah untuk mendapatkan keuntungan guna
mencukupi kebutuhan hidup dan meningkatkan usahanya.

1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum


1.2.1. Tujuan Praktikum.

Adapun tujuan praktikum ini adalah :

1. Menganalisis besarnya biaya produksi yang digunakan dalam usaha


peternakan ayam petelur.
2. Mengetahui apakah usaha yang dijalankan oleh peternak mendapat keuntungan
atau kerugian sehingga peternak dapat memutuskan langkah apa yang harus
ditempuh untuk mengembangkan usaha peternakan tersebut.
3. Mengetahui aktivitas - aktivitas perekonomian yang ada pada usaha peternakan.

1.2.2. Manfaat Praktikum.


Adapun manfaat praktikum ini adalah :
1. Praktikan mengetahui secara nyata kegiatan-kegiatan perekonomian yang
dilakukan oleh suatu perusahaan peternakan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknis Usaha Peternakan


2.1.1. Ayam petelur
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk
diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang
ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari
wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. (Aziz, 2007). Arah seleksi ditujukan pada
produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah
dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan
produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan
ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal
ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat (Rasyaf, 2003).

2.1.2. Perkandangan
Kandang adalah lingkungan kecil tempat ayam hidup dan berproduksi, oleh karena itu
dibutuhkan kandang yang nyaman dan berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil
produksi yang maksimal (Abidin, 2003). Kandang yang nyaman dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Apabila kandang lebih dari satu dengan umur yang sama maka kumpulan kandang
tersebut disebut satu flock. Kumpulan seluruh kelompok yang memenuhi suatu aturan sanitasi
dan tata laksana peternakan disebut perkandangan Perkandangan, ruang staff, gudang, mess
dengan segala fasilitas yang ada merupakan satu peternakan (Rasyaf, 2003).

2.1.3. Pakan
Pakan yang diberikan pada ayam juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian,
sebab pakan yang kurang memenuhi standart mutu sebagai pakan ayam yang baik, dapat juga
menjadi salah satu sebab ayam sakit, untuk itu agar dicapai efisiensi dan produktivitas yang
optimal maka perlu adanya koordinasi antara pakan, pemeliharaan kesehatan dan program
pengelolaan usaha (Irawan, 1995). Pemberian pakan harus diberikan setiap hari sesuai dengan
kebutuhan ayam, baik secara kuantitatif maupun kualitasnya. Pemberian pakan yang salah dapat
memicu stres dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga ayam banyak menemui

3
masalah Ayam membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya bernafas,
peredaran darah dan bergerak yang disebut kebutuhan hidup pokok selain itu unsur gizi
dibutuhkan untuk produksi telur (Rasyaf, 2003).

2.1.4. Kesehatan
Penyakit dalam pengertian umum dapat dinyatakan sebagai penyimpangan dari kondisi
normal dari seekor hewan, penyakit juga dapat dikatakan sebagai perubahan kondisi normal
dari seekor hewan yang disebabkan oleh jasad hidup. Bentuk pengobatan terpenting adalah
pencegahan (preventif), yaitu suatu tindakan untuk melindungi individu terhadap serangan
penyakit (Akoso, 1998). Pencegahan penyakit merupakan cara yang paling baik dan murah
dibandingkan pengobatan, pencegahan penyakit merupakan bagian dari tata laksana peternakan
yang harus dilaksanakan oleh setiap peternak (Lubis dan Paimin, 2001).
Tindakan pencegahan penyakit sering diabaikan peternak sehingga terjadilah
penyakit. Tindakan pencegahan penyakit bertujuan menyelamatkan ayam dari gangguan
penyakit (Rasyaf , 2003). Penyakit adalah salah satu kendala dalam usaha peternakan
sehingga sangat penting untuk diperhatikan. Penyebab penyakit dalam suatu usaha
peternakan merupakan penyebab kegagalan seluruh usaha peternakan (Akoso, 1998).

2.2. Analisis Laporan Keuangan


Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa
sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Sigit, 1982).

2.2.1. Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang
dan jasa. Biaya berbeda dengan beban, beban yaitu pengorbanan yang diperlukan atau
dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang
berjalan (Case dan Fair, 2007). Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran
sumberdaya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau
membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang
digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya (wikipedia.com).

4
2.2.1.1.Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output perusahaan,
dalam jangka pendek perusahaan tidak bisa menghindarinya atau mengubahnya meskipun
produksinya nol (Case dan Fair, 2007). Biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan (Juanda dan Cahyono, 2005).

2.2.1.2.Biaya Variabel
Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas tersebut.
Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah
total biaya variabel (Case dan Fair, 2007).

2.2.2. Penerimaan

Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan kan diproduksi
dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair, 2007). Macam-macam penerimaan yaitu
diantaranya adalah total penerimaan, penerimaan rata-rata dan penerimaan marginal
(Mulyadi, 2011).

2.2.3. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,
kebanyakan dari penjualan produk atau jasa. Bagi investor, pendapatan kurang penting
dibanding keuntungan, merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi
pengeluaran (Juanda dan Cahyono, 2005).

2.2.5. Laporan laba-rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau
penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu
periode tertentu (Kasmir, 2008).

5
2.2.6. Benefit Cost Ratio (B-C Ratio)

Dalam kaitannya dengan usaha, benefit cost ratio dapat dikatakan sebagai ratio
perbandingan antara penerimaan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha.
Jika ratio menunjukkan hasil nol maka dikatakan bahwa usaha tidak memberikan keuntungan
finansial. Demikian juka jika ratio menunjukkan angka kurang dari 1 maka usaha yang
dilakukan tidak memberikan keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan (Rahim, 2008).

2.2.7. Analisis Break Event Point.

Break event point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari
jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk
menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit (Anonim,
2006).

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Praktikum.


USAHA AYAM PETELUR

1. IDENTITAS PETERNAK.

a. Nama : Sofyan
b. Umur : 36 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pengalaman Beternak : Dari Tahun 2008 hingga sekarang
e. Alamat :Jln. Semanggi No. 15 Mapak Selatan Kec.
Sekarbela, Mataram.

2. HASIL PERHITUNGAN
a. Biaya Variabel
DOC ( Day Old Chiken )
- Harga Bibit/ekor = Rp 6.500
- Jumlah Bibit = 3.000 ekor
- Biaya Bibit = Rp 6.500 x 3.000
= Rp 19.500.000
Pakan
- Harga pakan / kg = Rp 2.500

- Jumlah pakan untuk satu kali panen = 345 Kg


- Biaya pakan = Rp 2.500 x 345
= Rp 862.500 x 30
= Rp 25.875.000/bulan
Listrik
- Pemakaian listrik selama 1 bulan = Rp. 50.000

7
Tenaga Kerja
- Jumlah tenaga kerja = 1 orang
- Biaya tenaga kerja/orang = Rp 1.500.000
- Jumlah biaya tenaga kerja = Rp 1.500.000
Obat obatan
- Vitamin :
Ekstimulan = Rp 25.000 Rp. 50.000
Promenfit = Rp 25.000
- Vaksin
Korisa = Rp 35.000
Vaksin ND = Rp 35.000 Rp 270.000
Suntik = Rp. 200.000
- Antibiotik
Botikloridin = Rp 48.000 Rp 48.000
Total biaya keseluruhan = Rp 368.000

Biaya Lain
- Sekam/karung = Rp 5.000
- Jumlah sekam = 12 karung
- Biaya keseluruhan sekam = Rp 5.000 x 12
= Rp 60.000
Total biaya variabel = Rp 19.500.000 + Rp 25.875.000 +Rp 50.000 +

Rp1.500.000 +Rp 368.000 + Rp 60.000

= Rp 47.353.000

b. Biaya Tetap
Kandang = Rp 15.000.000 ( biaya pembuatan awal)
- Digunakan selama 10 tahun ( 3650 hari )
- Jadi biaya penyusutan kandang = Rp.15.000.000/3650
= Rp 4109/ hari
- Jika dihitung selama 30 hari biaya penyusutan kandang = 4109/hari x 30 hari
= Rp 123.270

8
Peralatan kandang
Peralatan yang dipakai dapat digunakan selama 5 tahun ( 1825 hari )
Biaya peralatan kandang
- Tabung Gas = Rp 150.000
- Termometer = Rp 10.000
- Lampu = Rp 7.000 x 18 buah
= Rp 126.000

- Sekop = Rp 50.000 x 3 buah

= Rp 150.000
- Sapu lidi = Rp 7.000 x 5 buah
= Rp 35.000
- Ember = Rp 35.000 x 10 buah
= Rp 350.000
- Gerobak dorong = Rp 200.000
- Selang = Rp 9.000 x 20 meter

= Rp 180.000
- Total biaya peralatan kandang = 1.201.000

Tempat Minum
- Harga tempat minum = Rp 10.000 / meter
- Panjang tempat minum = 72 meter ( menggunakan pipa paralon)
- Biaya tempat minum = Rp 10.000 x 72 meter
= Rp 720.000
Tempat Pakan
- Harga tempat pakan = Rp 10.000 / meter
- Panjang tempat pakan = 72 meter ( menggunakan pipa paralon)
- Biaya tempat pakan = Rp 10.000 x 72 meter
= Rp 720.000
- Total biaya perlengkapan kandang = Rp 1.201.000 + Rp 720.000 + Rp 720.000

= Rp 2.641.000

9
- Jadi biaya penyusutan alat per hari = Rp 2.641.000 / 1825 hari

= Rp 1.447/ hari

- Jika dihitung selama 30 hari biaya penyusutan alat = Rp 1.447/ hari x 30 hari

= Rp 43.410/bulan

Total biaya Tetap = Rp. 15.000.000 + Rp. 2.641.000


= Rp. 17.641.000

c. Total biaya satu kali panen


- Biaya variabel = Rp 47.353.000
- Penyusuran kandang = Rp 123.270
- Penyusutan alat = Rp 43.410
- Total keseluruhan biaya = Rp 47.519.680
d. Pendapatan

- Harga jual telur ayam / trai = Rp 32.000

- Jumlah telur ayam yang dipanen dalam satu kali priode panen per hari/trai = 96 trai
- Jika dalam satu trai = 30 butir telur maka jumlah telur dalam 96 trai = 2.880 butir
- Harga jual satu kali panen(1 hari ) per trai = Rp 32.000
= Rp 32.000 x 96 trai
= Rp 3.072.000
- Jika penjualan dihitung selama 30 hari maka total penjualan = Rp 3.072.000 x 30 hari
= Rp 92.160.000
- Jadi total pendapatan selama sebulan ( 30 hari ) adalah sebesar Rp 92.160.000

e. Keuntungan
- Keuntungan = Pendapatan Biaya
= Rp 92.160.000 - Rp 47.519.680
= Rp 44.640.320/ bulan

10
f. Benefit Cost Ratio ( BCR)
- B/ C = Benefit / Cost

= Rp 92.160.000 / Rp 47.519.680

= 1,9

Karena B/C > 1 maka usaha ini layak diteruskan.

g. Break Event Point ( BEP )

- BEP (unit) = biaya tetap


Harga jual biaya variabel unit
=
. .

. .

= 34.056 butir.
BEP ( Rupiah ) =

( ; )

= . .

(
)
. .

=
.
, .

=
,
= Rp 36.002.040.-
Jadi peternak harus menjual telur sebanyak 34.056 butir atau menjual sebesar Rp
36.002.040.- agar peternak mendapat titik impas. Maksudnya adalah 34.056 butir atau Rp
36.002.040.- tadi sudah bisa peternak gunakan untuk membayar semua pengeluaran usaha
ayam petelur tanpa peternak harus rugi. Dan apabila peternak mapu menjual 34.057 butir ,
berarti satu butir itu menjadi keuntungan peternak .

11
3.2. Pembahasan.

Benefit cost ratio analysis secara matematis merupakan perbandingan nilai


ekuivalen semua benefit terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Perhitungan ekuivalensi bisa
menggunakan salah satu dari beberapa analisis.

Untuk kriteria pengambilan keputusan untuk alternatif tunggal adalah dengan cara
melihat nilai dari B/C apakah besar dari sama dengan satu atau kecil dari satu.
-Jika B/C 1 , maka alternatif investasi atau proyek layak (feasible) diteruskan.
-Jika B/C < 1 , maka alternatif investasi atau proyek tidak layak (not feasible) diteruskan.
Dapat dilihat bahwa pada analisis usaha peternakan telur ayam ini posisi
B(benfit)/C(cost) lebih dari 1 maka usaha tersebut layak untuk diteruskan karena kondisi
tersebut dapat dikatakan menguntungkan peternak ayam petelur ini.
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan
tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya).

Dapat dilihat bahwa pada analisis usaha peternakan telur ayam ini peternak harus
menjual telur sebanyak 34.056 butir atau menjual sebesar Rp 36.002.040.- agar peternak
mendapat titik impas (tidak mendapat untung maupun rugi).

12
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada analisis usaha peternakan telur ayam ini posisi B(benfit)/C(cost) lebih dari 1
maka usaha tersebut layak untuk diteruskan karena kondisi tersebut dapat dikatakan
menguntungkan peternak ayam petelur ini.
2. Pada analisis usaha peternakan telur ayam ini peternak harus menjual telur sebanyak
34.056 butir atau menjual sebesar Rp 36.002.040.- agar peternak mendapat titik impas
(tidak mendapat untung maupun rugi).

4.2. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan kepada peternak agar lebih
memperhatikan masalah kebersihan kandang terutama masalah kotoran agar ayam tidak
mudah terinfeksi berbagai macam penyakit dengan cara membersihkan kandang serta

memanfaatkan kotoran tersebut untuk menjadi pupuk atau menjualnya, hal ini akan dapat
menambah pendapatan atau keuntungan usaha peternakan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://internationaljournalpps.wordpress.com/analisis-profitabilitas-usaha-peternakan-
ayam-petelur-allakkuang-farm-analisis-profitabilitas-usaha-peternakan-ayam-
petelur-allakkuang-farm-oleh-ady-wahyudi-masnama-tadjo-m-arafah-madjid/ .
Diakses tanggal 11 November 2014.

http://sandisinambela.blogspot.com/2013/01/contoh-analisis-keuangan-
perusahaan.html. Diakses tanggal 11 November 2014.

http://samsnewto.blogspot.com/2013/10/lapora-praktikum-ekonomi-industri.html. Diakses
tanggal 11 November 2014.

http://wiki4shared.blogspot.com/2014/09/laporan-ekonomi-perusahaan-
peternakan.html. Diakses tanggal 11 November 2014.

https://apikdewefppundip2011.wordpress.com/2012/06/29/laporan-resmi-
ekonomi-perusahaan-peternakan/. Diakses tanggal 11 November 2014.

14

Вам также может понравиться