Вы находитесь на странице: 1из 8

Posbindu PTM

Filed under PUBLIC HEALTH

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular


(Posbindu PTM)
Sesuai Juknis Posbindu PTM, Kemenkes RI 2012, disebutkan bahwa saat ini peningkatan prevalensi
penyakit tidak menular telah menjadi ancaman yang serius, khususnya dalam perkembangan kesehatan
masyarakat. Salah satu strategi yang dikembangkan pemerintah untuk mengendalikan penyakit tidak
menular ini, kemudian dikembangkan model Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis
masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan bentuk peran
serta masyarakat dalam upaya pengendalian faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan.
Pengembangan Posbindu PTM dapat dipadukan dengan upaya yang telah terselenggara di masyarakat.
Melalui Posbindu PTM, dapat sesegeranya dilakukan pencegahan faktor risiko PTM sehingga kejadian
PTM di masyarakat dapat ditekan.

Pengertian: Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko
penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat,
kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara
dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan
pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan
tindak kekerasan.
Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini
faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang
PTM berusia 15 tahun ke atas.

Wadah Kegiatan: Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber
masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain
di mana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di mesjid, gereja,
klub olah raga, pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan.
Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan Posbindu PTM dengan kegiatan yang

sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada.
Pelaku Kegiatan: Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau
beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan
pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader Posbindu
PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan
Posbindu PTM.
Bentuk Kegiatan: Terdapat sebanyak 10 kegiatan pada Posbindu PTM, yaitu:
1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada
keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya
cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi
masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali
kunjungan dan berkala sebulan sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis
lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya
dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan
ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas.
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun sekali bagi yang sehat,
sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali.
Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun.
Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih.
4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit diselenggarakan 3 tahun sekali
dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1
tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat disarankan 5 tahun sekali
dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan
lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan sebaiknya minimal 5 tahun
sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi,
diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil
IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh
bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi kelompok pengemudi
umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lain nya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini
penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara
mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya dilakukan jika ada
penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya
tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.
Pengelompokan Tipe Posbindu.
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Posbindu
PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok Tipe Posbindu PTM, yaitu;

1. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang dilakukan dengan
wawancara terarah melalui penggunaan instrumen untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak
menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, perilaku berisiko, potensi terjadinya
cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut,
Indeks massa tubuh (IMT), alat analisa lemak tubuh, pengukuran tekanan dara, pemeriksaan uji fungsi
paru sederhana serta penyuluhan mengenai pemeriksaan payudara sendiri
2. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar ditambah pemeriksaan gula
darah, kolesterol total dan trigliserida, pemeriksaan klinis payudara, pemeriksaan IVA (Inspeksi
Visual Asam Asetat), pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok
pengemudi umum, dengan pelaksana tenaga kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat
kesehatan/tenaga analis laboratorium/lainnya) di desa/kelurahan, kelompok masyarakat,
lembaga/institusi. Untuk penyelenggaraan Posbindu PTM Utama dapat dipadukan dengan Pos
Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif, maupun di kelompok masyarakat/lembaga/institusi yang
tersedia tenaga kesehatan tersebut sesuai dengan kompetensinya.
Standar Sarana Posbindu PTM
Sarana dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan Posbindu PTM adalah sebagai berikut :

1. Untuk standar minimal lima set meja-kursi, pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita
pengukur lingkar perut, dan tensimeter serta buku pintar kader tentang cara pengukuran tinggi badan
dan berat badan, pengukuran lingkar perut, alat ukur analisa lemak tubuh dan penguku ran tekanan
darah dengan ukuran manset dewasa dan anak, alat uji fungsi paru sederhana (peakflowmeter) dan
media bantu edukasi.
2. Sarana standar lengkap diperlukan alat ukur kadar gula darah, alat ukur kadar kolesterol total dan
trigliserida, alat ukur kadar pernafasan alkohol, tes amfetamin urin kit, dan IVA kit.
3. Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim (IVA) dibutuhkan ruangan khusus dan hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan (Dokter ataupun Bidan di kelompok masyarakat/lembaga/institusi)
yang telah terlatih dan tersertifikasi.
4. Untuk pelaksanaan pencatatan hasil pelaksanaan Posbindu PTM diperlukan kartu menuju sehat Faktor
Risiko Penyakit Tidak Menular (KMS FR-PTM) dan buku pencatatan.
5. Untuk mendukung kegiatan edukasi dan konseling diperlukan media KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) yang memadai, seperti serial buku pintar kader, lembar balik, leaflet, brosur, model makanan
(food model) dan lainnya.
Juknis Posbindu PTM secara lengkap dapat didownload di portal pptm.depkes.go.id.

Refference: Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM),Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2012
Incoming Search Terms:

posbindu
Posbindu ptm
posbindu adalah
pengertian posbindu
sasaran posbindu
tujuan posbindu ptm
pengertian posbindu ptm
posbindu ptm depkes
kegiatan posbindu ptm
posbindu PTM adalah
posbindu penyakit tidak menular
materi posbindu ptm
materi posbindu
posbind
program posbindu
Tagged with

Juknis Posbindu PTM Juknis Posbindu PTM Depkes Juknis Posbindu PTM Kemenkespengelompokan posbindu

PTM Posbindu PTM sasaran Posbindu PTM) strata Posbindu PTMTujuan Posbindu PTM)

PreviousNext
Related Posts:
1. Beda Posbindu dan Posyandu
2. Peran, Fungsi dan Konpetensi Kader Posbindu PTM
3. Seputar Posyandu Lansia
4. Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
5. Surveilans Faktor Risiko Pada Wilayah Bencana
6. Download Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 Tentang SPM Bidang Kesehatan.
7. SOP Pelayanan Pemeriksaan Mikroskopik TB
8. Faktor Resiko Kencing Manis
9. Anemia Pada Bumil
10. Posyandu Lansia

Daily Update Article


Manfaat Penting Imunisasi Hepatitis B
Aspek Lingkungan pada Penularan TBC
Penyakit Virus Zika Pada Ibu Hamil
Penting Anda Ketahui tentang Anemia
Download Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016, Istithaah Kesehatan Jemaah Haji 2017
Indikator Utama Pencemaran Air
Prosedur Pelayanan Balita Gizi Buruk
Fungsi Penting Vitamin C
Dowonload Perpres Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Kementerian Kesehatan
Klasifikasi Stadium Kanker Payudara
Free Update Kesmas Disini

HOMEDAFTARCONTACT US

Beda Posbindu dan Posyandu


Filed under PUBLIC HEALTH
0

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu (


POSBINDU )
Posbindu, saat ini telah menjadi salah satu strategi penting pemerintah (Kemenkes) untuk mengendalikan
trend penyakit tidak menular yang semakin mengkawatirkan. Sebagaimana kita ketahui, berbagai data dan
penelitian, menunjukkan bahwa trend tingkat kesakitan dan kematian penyakit tidak menular (hipertensi,
diabetes, stroke, jantung, ginjal, dan lainnya), sudah melampaui tinkat morbiditas dan mortalitas penyakit
menular.
Lalu apa perbedaan Posbindu dan Posyandu? Perbedaan terutama pada sasaran. Pada Posyandu mencakup
bayi, balita, Ibu hamil, ibu menyusui , ibu nifas, serta Wanita usia subur. Sedankan sasaran usia Posbindu
Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau orang dewasa yang berumur 15 tahun
keatas.

Posyandu sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai wadah atau tempat Posbindu. Selain juga dapat
memanfaatkan lembaga yang sudah ada, seperti posyandu Lansia, Pos UKK, atau membentuk tempat dan
lembaga khusus lainnya sesuai kesepakatan masyarakat, karena Posbindu merupakan salah satu bentuk
UKBM (sebagaimana halnya Posyandu).
Untuk memahami apa itu Posbindu, baik menyangkut pengertian, tujuan, sasaran, manfaat, dan
kegiatannya, berikut isi juknis Posbindu Kemenkes, 2014.

Pengertian: Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko
penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat,
kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara
dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan
pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan

tindak kekerasan.
Beberapa bentuk Kegiatan Posbindu, antara lain:

1. Monitoring faktor risiko bersama PTM secara rutin dan periodik. Rutin berarti Kebiasaan memeriksa
kondisi kesehatan meski tidak dalam kondisi sakit. Sedangkan Periodik artinya pemeriksaan
kesehatan dilakukan secara berkala.
2. Konseling faktor risiko PTM tentang diet, aktifitas fisi, merokok, stress dan lain-lain.
3. Penyuluhan / dialog interaktif sesuai masalah terbanyak.
4. Aktifitas fisik bersama seperti olah raga bersama, kerja bakti dan lain-lain.
5. Rujukan kasus faktor risiko sesuai kriteria klinis.
Tujuan, Sasaran & Manfaat Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM
1. Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan
dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan
penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
2. Sasaran : Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau sasaran dengan range usia
15 tahun keatas. Pada orang sehat dimaksudkan agar faktor risiko tetap terjaga dalam kondisi normal.
Pada orang dengan faktor risiko adalah mengembalikan kondisi berisiko ke kondisi normal. Pada
orang dengan penyandang PTM adalah mengendalikan faktor risiko pada kondisi normal untuk
mencegah timbulnya komplikasi PTM.
3. Manfaat : Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK, yaitu Cek kondisi
kesehatan anda secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet yang sehat dengan
kalori seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stress,
Kegiatan Posbindu

Terdapat beberapa jenis Kegiatan POSBINDU, antara lain :

1. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan perilaku.
2. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh termasuk analisa
lemak tubuh.
3. Melakukan pengukuran tekanan darah.
4. Melakukan pemeriksaan gula darah.
5. Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).
6. Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana (Peakflowmeter)
7. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih
8. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan penyuluhan kelompok
termasuk sarasehan.
9. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
10. Melakukan rujukan ke Puskesmas
11. Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan anjuran
jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis (lihat pada tabel anjuran pemantauan).
Alur Kegiatan POSBINDU, sebagaimana juga pada Posyandu, meliputi 5 meja kegiatan, yaitu:

1. MEJA 1 : Pendaftaran
2. MEJA 2 : Wawancara
3. MEJA 3 : Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan, IMT, Lemak Perut
4. MEJA 4 : Pemeriksaan Tekanan Darah, Glukosa Darah, Cholesterol
5. MEJA 5 : Edukasi / Konseling
Ketenagaan
Tenaga untuk kegiatan Posbindu lakukan oleh 5 orang kader, dibantu tenaga kesehatan Puskesmas
setempat. Berikut jenis tenaga dan peranannya dalam kegiatan Posbindu, sebagai berikut:

1. Koordinator : Ketua atau penanggungjawab kegiatan serta berkoordinasi terhadap Puskesmas dan Para
Pembina terkait di wilayahnya.
2. Kader Penggerak : Anggota yang aktif, berpengaruh dan komunikatif bertugas menggerakkan
masyarakat, sekaligus melakukan wawancara dalam penggalian informasi
3. Kader Pemantau : Anggota yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pengukuran Faktor risiko
PTM
4. Kader Konselor : Anggota yang aktif, komunikatif dan telah menjadi panutan dalam penerapan gaya
hidup sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti rujukan dari
Puskesmas
5. Kader Pencatat : Anggota yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pencatatan hasil kegiatan
Posbindu PTM dan melaporkan kepada koordinator Posbindu PTM.
Syarat kader Posbindu;
1. Berasal dari anggota kelompok masyarakat/lembaga/institusi
2. Peduli terhadap masalah penyakit tidak menular dan bersedia melaksanakan kegiatan Posbindu PTM
3. Pendidikan sebaiknya minimal setingkat SLTA
Tugas Kader Posbindu;
1. Melakukan pendekatan kepada pimpinan kelompok/lembaga/institusi.
2. Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
3. Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah termasuk penentuan jadwal
penyelenggaraan posbindu
4. Mendorong anggota kelompok masyarakat/kelompok/lembaga/institusi untuk datang ke posbindu
PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat agar hadir, memberikan serta menyebarluaskan
informasi kesehatan, menggali dan menggalang sumber daya termasuk dana yang berasal dari
masyarakat).
5. Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah bila diperlukan.
6. Melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM
Sebagai langkah awal dari terbentuknya Posbindu, petugas kesehatan harus selalu mendampingi kader
posbindu dalam pelaksanaannya sampai kader Posbindu dapat melaksanakan tugasnya secara mandiri
terutama dalam melakukan pengukuran Tekanan darah, pengukuran IMT, serta kader mampu melakukan
pencatatan, pelaporan dan rujukan.

Sarana dan Prasarana


Berikut beberapa Peralatan Deteksi Dini dan Monitoring Faktor Risiko PTM dan Peralatan KIE dan
Penunjang, berdasarkan Tipe Posbindu PTM

Posbindu PTM Dasar


1. Alat ukur Lingkar Perut
2. Alat ukur tinggi badan
3. Tensimeter Digital
4. Alat Analisa Lemak Tubuh
5. Feakflow meter
Posbindu PTM Utama
1. Posbindu PTM Dasar kit
2. Alat Ukur Kadar Gula, kolesterol total dan Trigliserid
3. Alat Ukur Kadar Alkohol Pernafasan
4. Tes Amfetamin Urin
5. Bahan IVA dan alat kesehatan dan penunjang lainnya
Sedangkan Sarana KIE dan Penunjang untuk kedua type posbindu tersebut sama, antara lain :

1. Lembar Balik
2. Leaflet / brosur
3. Poster
4. Buku Pencatatan
5. Buku Panduan
6. Buku Formulir Rujukan
7. KMS FR-PTM
8. Kursi dan Meja
9. Kamar khusus
10. Alat Tulis kantor
11. Model Makanan
Incoming Search Terms:

kepanjangan posbindu
apa itu posbindu
arti posbindu
perbedaan posyandu dan posbindu
5 meja posbindu
pos BINDU
tujuan posbindu
singkatan posbindu
kegiatan posbindu
pospindu
posbindo
kepanjangan dari posbindu
pelayanan posbindu
meja posbindu
jenis jenis posbindu
Tagged with

Alur Kegiatan POSBINDU Ketenagaan Posbindu Kriteria Posbindu PTM Utama Manfaat Posbindu PTM Sarana

dan Prasarana Posbindu Sarana KIE Posbindu sasaran Posbindu PTM) Syarat kader Posbindu Tujuan Posbindu

PTM)

PreviousNext
Related Posts:
1. Posbindu PTM
2. Peran, Fungsi dan Konpetensi Kader Posbindu PTM
3. Kader Posyandu
4. Penyelenggaraan Posyandu
5. Seputar Posyandu Lansia
6. Manajemen Posyandu
7. Posyandu Lansia
8. Kader Posyandu
9. Kegiatan dan Manfaat Posyandu
10. Seri Akreditasi Puskesmas

Вам также может понравиться