Вы находитесь на странице: 1из 5

Hubungan Morfologi Tanaman Tomat dengan Preferensi Bemicia tabaci

sebagai Bentuk Ketahanan Pasif terhadap Virus Kuning


(Relationship between Morphology of Tomato Plants and the Preference of Bemicia tabaci as a Passive
Resistance Mechanism Against Yellow Virus)

NENI GUNAENI, REDY GASWANTO, DAN ATI SRIE DURIAT

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)


Jl. Tangkuban Parahu 517 Lembang, Bandung 40391

J. Fitomedika. 7 (3): 145 149 (2011)


ABSTRACT The purpose of the study was to determine the preference of Bemicia tabaci to tomato plants with
different morphological characteristics as a passive resistance mechanism of the plant against tomato yellow leaf
curl virus (TYLCV) transmitted by the insect. The study was conducted in the Vegetable Crops Research Institute,
Lembang, West Java, Indonesia (1,200 m above sea level) from June to December 2006. About 400 individuals of
B. tabaci were released in the center point of a 1-m diameter circle, surrounded by four weeks old seedlings of 31
tomato assessions. The assessions were ranked based upon the insect preference (the number of insects found per
plant), namely: (1) 0 individual per plant; (2) 1- 5 individuals/plant; (3) 6 - 10 individuals; (4) more than 10
individuals/plant. Morphological characteristics of each assession were also observed, i.e: the leaf number/plant,
leaf area, hair density, and stomata number. The morphological characteristics were individually subjected to
linear regression analysis against the level of B. tabaci preference to the assessions. Our results showed a positive
correlation between the number of B. tabaci present on a plant and the number of leaves per plant (R2 = 0,15) and
leaf area (R2 = 0,11). However, a negative correlation was detected between the number of insects per plant and
hair density or the number of stomata per leaf. The insect showed higher preference to assessions with thicker
leaves and epidermal cells. Out of 31 tomato assessions tested, 15 were categorized slightly unattractive to the
vector (1 - 5 insects per plant), namely: assessions 2208, 3078, 3075, 3077, 3083, 4444, 4584, 4673, 1176, 1217,
1646, CL 6064, CLN 2026-3, CLN 294. These assessions are potentially used in a breeding program for developing
new resistant varieties against the vector.

KEY WORDS tomato yellow leaf curl virus, Bemisia tabaci, tomato, resistance

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan salah Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi serangan
satu sayuran penting di Indonesia. Selain dikonsumsi virus kuning ini, diantaranya dengan penggunaan
segar, buah tomat juga digunakan sebagai bahan baku pestisida kimia sintetis. Namun penggunaan pestisida
industri makanan olahan, pewarna, kosmetik, dan obat- sintetis secara intensif akan berdampak buruk terhadap
obatan. Banyaknya kegunaan buah tomat menyebabkan lingkungan dan kesehatan, terutama juga memusnahkan
permintaan setiap tahun cenderung meningkat. Data musuh alami yang berperan sebagai faktor mortalitas
statistik hortikultura menunjukkan bahwa produksi buah hama tanaman lainnya (Indrayani et al. 2007). Peng-
tomat di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 647.020 gunaan tanaman yang resisten merupakan salah satu
ton (12,64 t/ha) atau sekitar 7,11 % dari total produksi cara yang dinilai efektif dan efisien (Nono-Wondim
sayuran di Indonesia. Sementara data statistik pada tahun et al. 1991). Tanaman yang resisten terhadap virus
2006 menunjukkan bahwa produksi buah tomat di adalah tanaman yang mampu menghambat replikasi
Indonesia sebesar 421.397 ton (11.77 t/ha). Hal ini dan penyebaran virus di dalam tanaman (Russel 1981).
menunjukkan penurunan produksi pada periode tahun Namun hingga sekarang belum tersedia varietas tomat
2005-2006 (Ditjen Hortikultura 2006). Oleh karena yang dianggap resisten terhadap TYLCV.
itu perlu upaya peningkatan produksi secara efektif . Penyebaran dari satu tanaman ke tanaman lain dan
Salah satu penyebab rendahnya hasil panen tomat inokulasi virus ke dalam jaringan tanaman harus dibantu
yang dilaporkan oleh beberapa negara adalah serangan oleh organisma lain yang biasa disebut sebagai vektor.
curly top virus (CTV) yang disebabkan oleh kelompok Vektor TYLCV adalah kutu putih (B. tabaci) (Kyriako-
virus gemini. Pada tanaman tomat kelompok CTV poulou 1992). Keberhasilan vektor B. tabaci mengin-
yang paling penting adalah tomato yellow leaf curl feksikan virus kuning sangat tergantung pada prefe-
virus (TYLCV) atau biasa dikenal sebagai virus kuning. rensi serangga tersebut terhadap tanaman inang,
Kehilangan hasil akibat serangan TYLCV tercatat di sehingga ketidaksukaan vektor B. tabaci terha-
berbagai negara berkisar 50-70 % (Green dan Kallo 1994).
dap tanaman inang tomat dapat digunakan seba-
gai strategi menghindarkan tanaman dari se-
Email: nenigunaeni@yahoo.com rangan virus kuning. Mekanisme ini dikenal sebagai
GUNAENI ET AL.: Morfologi Tanaman Tomat dan Preferensi B. Tabaci 146

bentuk ketahanan secara antixenosis (preferensi) sebagai hubungan antara peubah yang diamati dengan
bagian dari ketahanan secara pasif (Indrayani et al. tingkat preferensi vektor B. tabaci dilakukan uji
2007). korelasi linear sederhana.
Penelitian yang mengarah pada mekanisme ketahanan Dilakukan juga pengamatan penunjang terhadap
pasif, diantaranya hubungan bentuk morfologi daun ketebalan daun (milimikron) dan ketebalan epidermis
dan struktur jaringan tanaman tomat yang disukai ataupun daun (milimikron) yang dilakukan di laboratorium.
tidak disukai kutu putih sebagai vektor TYLCV, dapat Diambil satu nomor asesi tanaman yang mewakili tiap
memberikan informasi yang berguna terhadap seleksi kategori tingkat preferensi vektor B. tabaci. Sampel
ketahanan tanaman terhadap virus kuning dalam program diambil dari bagian tengah anak daun bagian ujung.
pemuliaan tanaman. Namun belum banyak informasi Jaringan dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran
diperoleh tentang hal ini. Oleh karena itu tujuan pene- lensa 10 x (Gunaeni et al. 2001).
litian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
morfologi tanaman tomat terhadap preferensi vektor Hasil dan Pembahasan
B. tabaci sebagai bentuk ketahanan pasif terhadap virus Hasil pengamatan tingkat preferensi vektor Bemissia
kuning (TYLCV) guna menunjang program pemuliaan tabaci terhadap 31 nomor asesi tomat selama hari per-
tanaman. tama hingga ketiga sejak pelepasan menunjukkan
perubahan yang dinamis (Tabel 1). Hal ini menun-
Bahan dan Metode jukkan bahwa vektor tersebut mempunyai mobilitas
yang tinggi untuk berpindah dari satu tanaman ke
Kegiatan penelitian yang mengkaji hubungan antara tanaman lainnya. Tiga nomor asesi tomat konsisten
morfologi tanaman tomat dengan preferensi vektor dihinggapi vektor dengan jumlah rata-rata lebih dari
virus kuning B. tabaci dilakukan di Balai Penelitian 10 ekor per tanaman, yang berarti sangat disukai,
Tanaman Sayuran-Lembang (1.200 m dpl) dari Juni diantaranya: 1923, F1 PT 4225, dan F1 FMTT 138,
sampai Desember 2006. Tiga puluh satu asesi tomat sedangkan sebelas nomor asesi lainnya konsisten di-
yang diuji berasal dari koleksi plasma nutfah Balitsa. hinggapi jumlah vektor berkisar 1-5 ekor per tanaman,
Bemicia tabaci dikoleksi dari tanaman yang terinfeksi yang berarti asesi tersebut agak tidak disukai, di-
TYLCV, sehingga kemungkinan besar telah antaranya: 2208, 3073, 3075, 3077, 3083, 4444, 4673,
membawa virus dari berbagai daerah di Jawa Barat, 1176, 1217, CL 6064, CLN 2026-3. Adapun untuk
diantaranya Subang, Cianjur, Segunung, dan Bogor. 17 nomor asesi tomat lainnya menunjukkan hasil yang
Sekitar 300-400 ekor hama vektor B. tabaci dile- tidak konsisten, terkadang dihinggapi vektor dengan
pas ditengah lingkaran berdiameter 100 cm yang di- jumlah lebih dari 10 ekor per tanaman pada hari pertama
kelilingi bibit tomat dari 31 nomor asesi yang telah sejak pelepasan, namun menjadi berkurang di hari
berumur 4 minggu setelah semai (Omoy et al. 2000 berikutnya, ataupun kebalikannya.
dalam Duriat et al. 2001). Jumlah vektor yang hinggap Dari 31 nomor asesi tomat yang diuji berdasarkan
pada tiap nomor asesi tomat dihitung per waktu tertentu rata-rata jumlah vektor yang hinggap pada hari pertama
sesuai dengan sifat virus yang ditularkannya. Penularan hingga ketiga sejak pelepasan, maka sekitar 15 nomor
TYLCV terjadi secara persisten (Gunaeni et al. 2001), asesi (48,39%) dikategorikan agak tidak disukai
sehingga waktu pengamatan dilakukan pada hari ke- (1-5) ekor vektor per tanaman), 5 nomor asesi (16,13 %)
1 hingga ke-3 untuk mengetahui tingkat preferensi masuk dalam kategori disukai (6-10 ekor vektor per
vektor B. tabaci. Pengelompokkan asesi berdasarkan tanaman), dan 11 nomor asesi (35,48 %) lainnya ter-
preferensi vektor, yaitu: (1) tidak disukai (0 ekor/ masuk dalam kategori sangat disukai (>10 ekor vektor
tanaman); (2) agak tidak disukai (1-5 ekor/tanaman); per tanaman). Tidak ada satupun nomor asesi tomat
(3) disukai (6-10 ekor/tanaman); dan (4) sangat disukai yang masuk dalam kategori tidak disukai (0 ekor
(>10 ekor/tanaman). vektor per tanaman), sehingga semua nomor asesi
Untuk mengetahui perkiraan hubungan antara tingkat mempunyai peluang untuk tertular virus TYLCV karena
preferensi kutu kebul dengan karakteristik morfologi setiap vektor berpotensi menularkan virus ( Duriat et
tanaman, maka dilakukan pengamatan terhadap peubah al. 2001).
rata-rata: (1) jumlah daun per tanaman (unit) di- Hasil pengamatan terhadap peubah morfologi daun
hitung dari daun bawah sampai pucuk dengan kriteria menunjukkan bahwa karakter jumlah daun, luas daun,
sebagai berikut: sedikit (10-13 helai), sedang (14- jumlah bulu daun, dan jumlah stomata tampaknya
2
17 helai), banyak (18 helai); (2) luas daun (cm ) mempunyai pengaruh terhadap tingkat preferensi vektor
diukur dengan menggunakan alat leaf area meter pada B. tabaci terhadap asesi tomat. Hasil rerata antara peubah
daun atas, tengah dan bawah dengan kriteria kecil (25- karakter morfologi daun tersebut dengan jumlah ke-
59 cm2), sedang (60-94 cm2), besar (> 95 cm2) ; (3) beradaan vektor per tanaman mengindikasikan adanya
jumlah bulu daun (unit) dan (4) jumlah stomata (unit) korelasi. Ada kecenderungan nomor asesi tomat yang
dihitung per cm2 luas daun di bawah mikroskop mempunyai jumlah dan luas daun yang banyak dan
binokuler pada pembesaran 40.000 kali. Untuk melihat besar akan semakin disukai untuk dihinggapi vektor.
147 JURNAL FITOMEDIKA Vol. 7, no. 3, APRIL 2011: 145 - 149

Tabel 1. Karakteristik morfologi daun 31 nomor asesi tomat bersdasarkan tingkat preferensi B. tabaci

Jumlah Bemissia Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata


Kategori Nomor Asesi Rat-rata Jumlah daun Luas daun Jmh bulu daun/cm2 Jml stomata daun/cm2
H-1 H-2 H-3 (buah/unit) (cm2) (buah/unit) (buah / unit)
2208 1.00 2.00 0.00 1.00 13.00 120.36 1737.00 14.00
3073 0.00 3.00 0.00 1.00 10.00 116.3 6912.00 19.00
3075 0.00 1.00 0.00 0.33 9.00 59.05 2575.00 20.00
3077 0.00 5.00 2.00 2.33 7.00 37.74 4027.00 21.00
3083 1.00 0.00 1.00 0.67 18.00 88.82 13118.00 22.00
Agak 4444 3.00 0.00 2.00 1.67 14.00 92.13 1134.00 22.00
tidak 4584 3.00 12.00 0.00 5.00 13.00 27.51 1029.00 17.00
disukai 4673 2.00 3.00 0.00 1.67 17.00 47.79 1279.00 26.00
(1-5 1176 2.00 2.00 5.00 3.00 18.00 71.36 4471.00 17.00
ekor/tan) 1217 2.00 4.00 4.00 3.33 13.00 44.99 3080.00 19.50
1646 10.00 3.00 2.00 5.00 16.00 65.86 1648.00 22.00
CL6064 3.00 2.00 1.00 2.00 13.00 71.54 5097.00 21.50
CLN 2026-3 3.00 3.00 2.00 2.67 13.00 46.62 5301.00 21.50
CLN 399 2.00 2.00 8.00 4.00 28.00 67.43 4915.00 23.00
CLN 294 12.00 0.00 3.00 5.00 16.00 84.49 9223.00 27.00
Rerata 2.93 2.80 2.00 2.58 14.53 69.47 4369.73 20.83
1927 23.00 1.00 2.00 8.67 18.00 80.89 1393.00 18.00
Disukai 4377 17.00 3.00 2.00 7.33 14.00 75.22 2590.00 20.50
(6-10 4507 1.00 11.00 9.00 7.00 19.00 66.5 2906.00 17.50
ekor/tan) 5048 0.00 22.00 4.00 8.67 27.00 72.12 10092.00 22.00
898 3.00 1.00 16.00 6.67 12.00 117.55 3974.00 18.00
Rerata 8.80 7.60 6.60 7.67 18.00 82.46 4191.00 19.20
1426 25.00 15.00 3.00 14.33 20.00 65.98 5235.00 18.00
1450 22.00 9.00 5.00 13.67 19.00 97.95 1201.00 14.50
1923 62.00 20.00 12.00 31.33 19.00 89.98 2038.00 12.00
4968 2.00 33.00 55.00 30.00 18.00 86.43 728.00 19.50
Sangat 1184 1.00 12.00 22.00 11.67 16.00 46.33 2919.00 20.00
disukai
1829 5.00 16.00 32.00 17.67 18.00 63.39 4687.00 14.50
(>10 TKU 0.00 17.00 53.00 23.33 16.00 75.65 6882.00 27.00
ekor/tan
Peto 86 2.00 19.00 16.00 12.33 18.00 71.41 7347.00 22.00
F1 PT 4225 94.00 26.00 21.00 47.00 21.00 108.84 3891.00 16.50
F1 FMTT 138 47.00 25.00 11.00 27.67 19.00 114.18 3600.00 17.00
Intan 25.00 15.00 0.00 13.33 19.00 95.69 6008.00 17.50
Rerata 25.91 18.82 20.91 22.03 18.45 83.62 4048.73 18.04

Kebalikannya, asesi tomat yang daunnya tidak terlalu ber- Hasil uji korelasi linear sederhana antara jumlah
bulu serta sedikit jumlah stomatanya akan semakin di- keberadaan vektor Bemissia tabaci sebagai peubah
sukai oleh vektor B. tabaci (Tabel 1). tidak bebas menunjukkan adanya korelasi positif dengan
an anm a n
er t an a m a n
ci pTanaman

50.00 50.00
er t ma

45.00 y = 0.1517x -1.2991 y = 0.1517x - 1.2991


45.00 y = 0.1517x -1.2991
ci pTana

2
R = 0.11
40.00 R2 = 0.11 40.00 R2 = 0.11 y = 0.1517x - 1.2991
R2 = 0.11
ciaPer

35.00
a ta b aPer

35.00
30.00 30.00
or)r )
a ta b
B em is s iTabaci
(e ko r )

B emissisias iTaba
(ekor)

25.00
ekko

25.00
((e

20.00 20.00
um laah Bemissia

15.00 15.00
la hh Bem

10.00 10.00
5.00 5.00
umla
J Juml

0.00
JJum

0.00
0 20 40 60 80 100 120 140 0 20 40 60 80 100 120 140
Luas daun per tanaman (cm2)
Luas Daun
Luas daun per tanam
Per an (cm2) (cm2)
Tanaman Luas Daun Per Tanaman (cm2)

Gambar
Gambar 2.2.Kolerasi
Korelasi antara jumlah
antara BemissiaBemissia
jumlah tabaci dan luas daun perdan
tabaci tanaman
Gambar ar2.Kolerasi
Gamb1. antara
Korelasi antara jumlahjumlah daundanper
Bemissia tabaci luastanaman
daun per tanaman
dan jumlah Bemissia tabaci per tanaman. luas daun per tanaman.
GUNAENI ET AL.: Morfologi Tanaman Tomat dan Preferensi B. Tabaci 148

Jumlah Bemissia Tabaci Per Tanaman 50.00


tabaci p er ta nama n (ekor) y = -0.0005x+ 12.25
Tabel 2. Rata-rata tebal daun dan tebal epidermis dari
45.00

40.00
2
R = 0.0146
y = -0.0005x + 12.25
2
tiga nomor asesi tomat
R = 0.0146
35.00

30.00 Nomor Rata-rata Rata-rata Tebal


Juml ah Bemis si a(ekor)

25.00 Asesi Kategori Tebal daun epidermis


20.00 Tomat (milimikron) (milimikron)
15.00
CLN 399 Agak tidak disukai 26.00 3.24
10.00
5.00 4507 Disukai 18.00 2.16
0.00 1829 Sangat disukai 19.00 2.16
0.00 20 00.00 4000 .00 6000.00 800 0.00 10000.0 0 1 2000.00 140 00.00
J umlah bulu daun per cm2 (uni t)
2
Jumlah Bulu Daun Per cm (unit)
Gambar 3. Korel asi antara jumlah bulu daun per cm2 dan jumlah B emissia t abaci pe r tanaman
2
mulai mencoba untuk menghisap cairan daun. Vektor
Gambar 3. Korelasi antara jumlah bulu daun per cm akan mulai pindah memilih daun yang memiliki jumlah
dan jumlah Bemissia tabaci per tanaman. stomata dan bulu daun yang sedikit, sehingga akan
peubah bebas jumlah daun (R2 = 0.15) (Gambar 1) dan luas memudahkan untuk menghisapnya. Hal ini sesuai dengan
daun (R2 = 0.11) (Gambar 2) sejalan dengan bentuk grafik pendapat Agarwal et al. (1978) serta Norris dan Kogan
yang terus naik, sedangkan korelasi negatif terjadi dengan (1980) bahwa bulu daun cukup berperan penting meng-
peubah bebas jumlah bulu daun (R2 = 0.015) (Gambar 3) halangi stilet vektor mencapai permukaan daun untuk
dan jumlah stomata (R2 =0.11) (Gambar 4) sejalan dengan menghisap cairan daun, sehingga daun yang berbulu
bentuk grafik yang cenderung turun. Hasil ini sedikitnya lebat tidak disukai. Kemungkinan semua hal ini dapat
mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan Indrayani et menjelaskan penyebab terjadinya inkonsistensi jumlah
al. (2007) yang menginformasikan terjadinya korelasi vektor yang hinggap pada 17 nomor asesi tomat.
negatif antara karakter jumlah bulu daun pada tanaman Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata jumlah
2
kapas dengan populasi hama Amrasca biguttula Ishida. bulu per cm dari asesi tomat yang diuji berkisar 728-
Berdasarkan besaran nilai koefisien korelasi (R2), 13118 buah, sedangkan jumlah stomata berkisar 12-
maka tampaknya peubah jumlah daun memiliki per- 27 buah. Namun demikian berdasarkan hasil penga-
sentase paling tinggi yang menentukan tingkat pre- matan jumlah bulu dan stomata pada posisi bagian atas
ferensi vektor B. tabaci untuk hinggap pada tanaman, daun lebih sedikit dibandingkan bawah daun, sehingga
terutama pada hari pertama sejak pelepasan. Secara faktor inilah yang memungkinkan jumlah vektor B.
umum semua nomor asesi tomat yang diuji mempunyai tabaci lebih banyak hinggap di bagian atas daun.
jumlah daun dalam kisaran sedang sampai banyak Hasil pengamatan terhadap karakter tebal daun dan
(14 s.d >18 helai daun). Di awal pelepasan tampaknya tebal epidermis daun pada salah satu nomor asesi tomat
vektor B. tabaci akan memilih nomor asesi tomat yang yang dipilih, mewakili masing-masing tingkat kategori
mempunyai jumlah daun yang banyak (>18 helai daun) preferensi, menunjukkan ada kecenderungan asesi tomat
untuk calon tempat tinggalnya. yang tidak disukai vektor B. tabaci memiliki daun dan
Namun seiring waktu tampak mulai terjadi kom- epidermis yang lebih tebal dibandingkan asesi tomat
petisi ruang antar vektor B. tabaci, sehingga karakter yang disukai vektor (Tabel 2). Hal ini juga merupakan
berikutnya yang mempunyai pengaruh penting dalam informasi yang berguna untuk program pemuliaan ke-
menentukan tingkat preferensi vektor adalah luas daun. tahanan tanaman terhadap virus kuning dengan pen-
Hasil pengamatan terhadap karakter luas daun me- dekatan secara antixenosis, meskipun informasi ini masih
nunjukkan asesi tomat yang diuji memiliki luas daun harus dikaji lebih lanjut.
berkisar 27.51-120.36 cm2 (Tabel 1). Tanaman yang
mempunyai luas daun yang lapang (>95 cm ) mem-
2 Kesimpulan
berikan keleluasaan dan mengurangi kompetisi ruang Ada korelasi positif yang terjadi antara jumlah ke-
pada vektor B. tabaci untuk dapat menghisap cairan beradaan vektor B. tabaci per tanaman sebagai indikator
daun. Namun situasi ini mulai berubah saat vektor 2
tingkat preferensi dengan jumlah daun (R = 0.15) dan luas
2
daun (R = 0.11), sedangkan korelasi negatif terjadi dengan
Jumlah Bemissia Tabaci Per Tanaman

50.00
y =-1.0395x+30.656 2 2
45.00
y = -1.0395 30.6562 jumlah bulu daun (R = 0.015) dan jumlah stomata (R =
R =0.1132
40.00 0.11). Asesi tomat yang tidak disukai vektor B. tabaci
2
Jumlah Bem issia tabaci per

R = 0.1132
35.00
juga cenderung memiliki daun dan epidermis yang lebih
tanaman (ekor)

30.00
tebal dibandingkan yang disukai vektor. Dari sekitar 31
(ekor)

25.00

20.00 nomor asesi yang diamati, maka sekitar 15 nomor asesi


15.00 tomat (48,4 %) dikategorikan agak tidak disukai (1-5
10.00

5.00
ekor vektor per tanaman), yaitu: 2208, 3073, 3075,
0.00 3077, 3083, 4444, 4584, 4673, 1176, 1217, 1646,
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 CL 6064, CLN 2026-3, CLN 399, CLN 294. Hal ini
2
JumlahJu
Stomata
mlahstomaDaun
tadaunPer Tanaman
per cm2(unit) cm (unit) merupakan informasi awal yang berguna untuk program
Gambar 4. Kolerasi antara jumlah stomata daun per cm 2 pemuliaan ketahanan tanaman terhadap virus kuning
Gambar4. Korelasiantarajumlahstomatadaunpercm2 danjumlahBemissia tabaci pertandengan
aman pendekatan secara antixenosis.
dan jumlah Bemissia tabaci per tanaman.
149 JURNAL FITOMEDIKA Vol. 7, no. 3, APRIL 2011: 145 - 149

Daftar Pustaka hama pengisap daun Amrasca biguttula (ISHIDA).


J. Littri. 13 (3) : 81-87.
Agarwal, S., K. Banerjee, and K.,N. Katiyar. 1978.
Kyriakopoulou, P. E. 1992. The status of vegetables
Resistance to insect in cotton to Amrasca devastans
virus diseases in Greece. Recent advance in vegetable
(Distant). Cott. Fib. Trop. 33(4) : 409-414.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2006. Statistik virus research. The 7th conference ISHS. Vegetable
hortikultura tahun 2005 (Angka tetap). Direktorat Virus Working Group. Athens. Greece : 22- 25.
Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian, Nono-Wondim, R., G. Marchoux, E. Pochard, A.
Jakarta. 125p. Palloix, and K. Gebre Selassie. 1991. Resistance
Duriat, A.S., N. Gunaeni, A.W. Wulandari, T. Rubiati, of pepper lines to movement of Cucumber Mosaic
dan T.K. Moekasan. 2001. Pengaruh bentuk Virus. J. Phytopathol. 137 : 21-32.
morfologi tanaman tomat terhadap preferensi vektor Norris, D. M. and M. Kogan. 1980. Biochemical and
CMV dan TYLCV (Laporan hasil penelitian Balitsa morphological bases of resistance. In : Breeding
2001). Tidak dipublikasikan. Plants Resistant to Insect. F.G. Maxwell and P.R.
Green, S. K and G. Kallo. 1994. Leaf Curl and Yellowing Jenmins (eds.), John Wiley and Sons, Inc. New York,
Viruses of Pepper and Tomato. Technical Bulletin pp: 683.
No. 21. AVRDC. 51pp. Russel, G.E. 1981. Plant breeding for pest and disease
Gunaeni, N., A. S. Duriat, I. Sulastrini, A.W. resistance. Studies in the agricultural and food
Wulandari, dan E. Purwati. 2001. Pengaruh sciences. Rutterworths, London. 465p.
perbedaan struktur jaringan tanaman tomat terhadap
infeksi CMV dan TYLCV (Laporan hasil penelitian
Balitsa 2001). Tidak dipublikasikan.
Indrayani, I. G. A. A., Siwi Sumartini dan B. Hilyanto. Diterima tanggal 1 November 2010; disetujui untuk dipublikasi
2007. Ketahanan beberapa asesi kapas terhadap tanggal 30 Januari 2011

Вам также может понравиться