ABSTRAK ALI-PBEC menunjukkan sebuah alternatif yang menjanjikan untuk studi pernafasan dengan hewan coba sebagai rekapitulasi jaringan pernafasan manusia di berbagai aspek misalnya, morfologi, komposisi tipe sel, ekspresi gen, dan metabolisme xenobiotik. Kami melakukan analisis ekspresi gen selama pada sel epitel bronkial manusia dalam ALI-PBEC untuk menilai reproduksi dan variasi individu yang berubah dalam aktivitas transkripsi. Kami menghasilkan biakan ALI-PBEC dari empat donor dan fokus pada level ekspresi dari 362 gen yang terlibat dalam biotransformasi. Ekspresi dari gen ini (GSTA1, ADH1C, ALDH1AL, CYP2B6, dan CY44Z1) dinaikkan mengikuti diferensiasi mukosiliar sel epitel udara ke lapisan epitel pseudo-stratifikasi. Meskipun sejumlah besar gen dinyatakan berbeda antara donor, perbedaan dalam perubahannya umumnya kecil. Pengukuran aktivitas metabolik yang menggunakan berbagai substrat sitokrom p450 yang berbeda-beda menunjukkan bahwa biakan epitel pada tahap awal difasiasi tidak mampu untuk biotransformasi. Sebaliknya, biakan ALI-PBEC dewasa sangat mahir dalam konversi metabolik dari berbagai substrat meskipun dengan variasi yang dapat dipertimbangkan antara donor. Singkatnya, data kami menunjukkan peningkatan kapasitas biotransformasi yang berbeda selama diferensiasi PBEC pada air liquid interface dan bahwa pembangkitan biotransformasi yang kompeten ALI-PBEC. Biakan adalah proses yang dapat direproduksi dengan sedikit variabilitas antara biakan yang berasal dari empat donor yang berbeda.
Kata kunci Paru Aktivitas metabolik Proses ekspresi gen Sel epitel bronkial Cytochrome P450 Pendahuluan
Pernapasan atau inhalasi merupakan salah satu rute utama dimana
manusia menghirup gas, senyawa volatil, aerosol dan partikel yang dapat dihirup. Setelah masuk ke saluran pernafasan, bahan yang dihirup dapat diserap oleh sel paru dan jaringan sekitarnya. Sel-sel saluran pernapasan telah terbukti mampu secara metabolik dan mampu melakukan biotransform berbagai macam zat yang dihirup (Antropila et al., 2011; Hukkanen et al., 2002; Zhang et al., 2006). Reaksi biotransformasi ini memungkinkan detoksifikasi xenobiotik dan memudahkan penghapusan zat berbahaya dari tubuh (Nebert dan Dalton 2006). Namun, dalam beberapa kasus, hasil biotransformasi menghasilkan zat antara yang sangat reaktif yang dapat berikatan dengan berbagai biofolekul termasuk DNA. Contoh klasik adalah aktivasi benzo (a) pyrene, penyusun asap tembakau dan produk pembakaran, menjadi spesies reaktif yang mengarah pada pembentukan produk DNA mutagenik yang telah terlibat dalam pengembangan kanker (Denissenko et al., 1996). Penilaian zat potensial risiko kanker pada manusia sebagian besar masih didasarkan pada data yang diperoleh dari penelitian dengan hewan laboratorium. Sementara data toksikologi ekstensif telah dihasilkan dengan menggunakan model hewan in vivo, jumlah data yang diperoleh dengan menggunakan inhalasi sebagai data studi jauh lebih terbatas. Beban kerja yang tinggi, persyaratan peralatan dan pengetahuan khusus, dan biaya tinggi merupakan hambatan praktis utama untuk studi inhalasi. Selain itu, ekstrapolasi data kanker paru-paru yang diperoleh dengan hewan eksperimental terhadap manusia pada dasarnya sulit dan tidak hanya karena perbedaan fisiologis. Berbagai zat karsinogenik di udara menunjukkan perbedaan yang bergantung pada spesies berkaitan dengan potensi mereka untuk menginduksi tumor sehingga sebagian besar dapat dikaitkan dengan perbedaan spesies yang terkait dengan perbedaan dalam kapasitas biotransformasi di dalam paru (Bond dan Medinsky 2001; Cruzan et al., 2009).