Вы находитесь на странице: 1из 42

BAB III

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN RUANGAN RAWAT GELATIK

A. SEJARAH
1. Umum
Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun merupakan pelaksana teknis
Diskesau yang bertugas melakukan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap
kegiatan operasi dan latihan TNI AU, baik yang diselenggarakan oleh tingkat
Komando/Markas Besar maupun tingkat Lanud Husein Sastranegara. Melaksanakan
pelayanan kesehatan bagi anggota militer dan PNS beserta keluarga serta melayani
TNI beserta keluarga, dan melaksanakan uji kesehatan bagi seluruh anggota militer
dan PNS Lanud Husein Sastranegara serta uji kesehatan Non Periodik dalam rangka
mengikuti pendidikan/penugasan serta melaksanakan uji kesehatan dalam rangka
seleksi calon Tamtama, Bintara dan Perwira.
Gagasan untuk membangun suatu Rumah Sakit Pusat TNI AU tercetus dengan
alasan bahwa TNI Angkatan Udara harus mempunyai tempat penampungan
penderitanya sendiri dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi kesehatan umum dan
kesehatan khusus. Kesehatan umum adalah dalam arti merawat dan mengobati para
anggota TNI AU beserta keluarganya. Sedangkan kesehatan khusus yaitu rangkaian
kegiatan bidang Kesehatan Penerbangan, dengan mengadakan medical check up,
kegiatan penelitian dan pengembangan melalui team kesehatan khusus, serta kegiatan
dukungan operasi khusus tingkat angkatan (TNI) maupun nasional. Selain kegiatan -
kegiatan tersebut diatas, rumah sakit mengadakan pula civic mission dengan melayani
masyarakat di sekitarnya. (www.rsausalamun.blogspot.com)

2. Sejarah berdirinya Rumah Sakit


Pengembangan tahap pertama dimulai pada tanggal 19 Agustus 1961 dengan
dibentuknya Depot Kesehatan 002 yang berkedudukan di Pangkalan Udara Husein
Sastranegara, dipimpin oleh seorang Komandan yaitu Letnan Kolonel dr. Malikoel
Saleh. Pada tanggal 18 September 1962, dilakukan pemindahan kegiatan ke
Ciumbuleuit dengan personel dan peralatan kesehatan yang sangat terbatas dengan
kapasitas rawat mondok dari 20 buah tempat tidur menjadi 96 buah tempat tidur.
Pada tanggal 2 Mei 1966, berdasarkan keputusan Menteri/Panglima Angkatan
Udara Nomor : 45 Tahun 1966, ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pusat Angkatan
Udara. Setelah menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RUSPAU), kegiatan
dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan semakin meningkat pula. Berdasarkan
Surat Keputusan Kasau Nomor Skep/2/II/1976, maka terhitung tahun 1976 nama
RUSPAU disempurnakan menjadi Rumah Sakit Pusat TNI AU dokter Mohammad
Salamun, mengingat jasa-jasa Marsekal Muda dokter Mohammad Salamun (Alm)
pada bidang kesehatan Penerbangan dan beliau pernah bertugas di Lanud Husein
Sastranegara tahun 1951 sampai 1954 sehingga nama beliau diabadikan menjadi nama
Rumah Sakit Angkatan Udara yang berlokasi di Jln. Ciumbuleuit No. 203 Kecamatan
Cidadap Kota Bandung Kode Pos 40142 Nomor Telepon 022-2032090 Nomor Fax
022-2031624, email : rsausalamun@gmail.com. (Pedoman Pengorganisasian Ruang
Gelatik, 2015)

3. Sarana dan Prasarana


Bangunan Rumag Sakit Angakatan Udara dr. M. Salamun yang telah tersedia
dan telah dapat difungsikan sebagai pendukung tugas pokok dan layanan kesehatan
pada umumnya adalah sebagai berikut
a. Bangunan dan prasarana
1) Luas bangunan RSAU dr. M. Salamun 39.535 m
2) Ruang instalasi gawat darurat
3) Ruang poli klinik spesialis sebanyak dua puluh satu ruangan
4) Ruang rawat inap sebanyak 7 unit ruangan kelas dan bangsal dengan 144 tempat
tidur terpasang (dari kuota 275 tempat tidur), terdiri dari :
a) Ruang Merak : 26 Tempat Tidur
b) Ruang Parkit : 27 Tempat Tidur
c) Ruang Merpati : 10 Tempat Tidur
d) Ruang Gelatik : 41 Tempat Tidur
e) Ruang Cendrawasih : 13 Tempat Tidur
f) Ruang ICU : 7 Tempat Tidur
g) Rajawali : 20 Tempat Tidur
h) Paviliun Firdaus : 16
Jumlah : 160 Tempat Tidur
5) Bangunan dan Instalasi Penunjang, terdiri dari :
a) Laboratorium
b) Radiologi
c) Apotek
d) Linen Service, Laundry dan Sterilisasi
e) Dapur Gizi
f) Pemeliharaan Alat Kesehatan
g) Gudang Material Kesehatan dan Umum
h) Kantor Staf Manajemen
i) Kantor Kelompok Ahli
j) Serbaguna dan Ruang Rapat Staf
k) Toko dan Kantor Koperasi
l) Masjid
m) Sarana Olah Raga
n) Kamar Jenazah
o) Area Parkir yang Luas
p) Mesin ATM (ATM BNI, ATM BRI dan ATM Mandiri)

B. PROFIL RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. SALAMUN


Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung merupakan rumah
sakit tipe B yaitu rumah sakit pendidikan swasta di Bandung yang memiliki kebijakan
mutu dalam berupaya memenuhi kepuasan dan keselamatan pasien dengan senantiasa
memperbaiki sistem manajemen mutu, manajemen resiko, pendidikan dan
penelitiankesehatan berbasis bukti secara konsisten dan berkesinambungan. (Iskandar,
2014).

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI RSAU dr. M. SALAMUN


1. Tugas Pokok, meliputi :
a. Dukungan Kesehatan
RSAU dr. M. Salamun harus mampu mendukung setiap kegiatan operasional,
latihan maupun penerbangan lainnya yang dilaksanakan di Lanud Husein
Sastranegara.
b. Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka dan meningkatkan kualitas kesehatan prajurit dan PNS TNI
RSAU dr. Salamun melaksanakan pelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat
inap untuk anggota TNI, PNS serta keluarganyadan masyarakat umum yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
c. Pemeriksaan Kesehatan
RSAU dr. M. Salamun melaksanakan rikkes periodik bagi anggota TNI dan
PNS TNI serta rikkes non periodic untuk penerimaan anggota TNI dan PNS TNI
AU.
d. Pembinaan Jasmani
RSAU dr. M. Salamun melaksanakan pembinaan jasmani bagi anggotanya
guna meningkatkan kesempatan anggota guna menunjang tugas pokok.

2. Fungsi
Dalam meningkatkan profesionalisme, personel RSAU dr. M Salamun
menjalankan fungsinyasebagai berikut :
a. Latihan matra udara
RSAU dr. M. Salamun selalu terlibat dalam setiap latihan yang diadakan oleh
TNI AU d Lanud Husein Sastranegara.
b. Pemeriksaan Kesehatan
RSAU dr. Salamun mengadakan rikkes periodic untuk anggota TNI AU dan
rikkes non periodic untuk anggota TNI, penerimaan calon Tamtama, calon Bintara,
dan calon Perwira TNI AU.
c. Penyelenggaraan Perawatan Personel
Perawatan personel RSAU dr. M. Salamun dibawah perawatan Lanud Husein
Sastranegara. Dalam pelaksanaannya RSAU dr. M. Salamun selalu berkoordinasi
dengan Lanud Husein Sastranegara.
d. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan terhadap prajurit dan PNS TNI merupakan salah satu
tugas pokok RSAU dr. M. Salamun, adapun rencara kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah :
1) Kegiatan Preventif
Kegiatan kesehatan previntif meliputi pembinaan kesehatan lingkugan dan
imunisasi
2) Kegiatan Perawatan Spesialis
a) Rawat Jalan
Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan anggota militer/PNS
beserta keluarganya dalam TA. 2015 pelayanan rawat jalan dilaksanakan
dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan profesionalisme kerja yang
lebih baik.
b) Rawat Mondok
Sebagaimana pelayanan kesehatan lainnya dalam TA. 2015 pelayanan rawat
mondok diupayakan dengan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
pasien TNI dan keluarganya yang dirawat di rumah sakit.
3) Gawat Darurat Medik
Dalam melaksanakan penanggualangan dan perawatan kegawatdaruratan medis
untuk TA. 2015 diupayakan untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat,
tepat dan berkualitas.

D. VISI, MISI, FALSAFAH, LANDASAN NILAI DAN TUJUAN RSAU dr. M.


SALAMUN
1. Visi
Menjadi Rumah Sakit rujukan TNI Terbaik di Jawa Barat
2. Misi
a. Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap operasi dan
latihan TNI/TNI AU.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap anggota TNI/TNI
AU berikut keluarganya serta masyarakat umum.
c. Meningkatkan kemampuan profesionalisme personil secara berkesinambungan.

3. Falsafah
Jiwa dan Semangat Pengabdian TNI adalah Landasan Dalam Melaksanakan
Pelayanan Kesehatan

4. Landasan Nilai
Landasan nilai yang ingin dicapai oleh RSAU dr. M. Salamun adalah
HEBRING
HEBRING yang artinya :
H : Handal
E : Efesien
B : Besih
R : Ramah
I : Indah
N : Nyaman
G : Gemilang
Landasan nilai dalam mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Angkatan Udara
dr. M. Salamun Bandung adalah 3S, yaitu:
1. S1 - Senyum, yaitu memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar yang
ditunjukkan dengan ekspresi wajah yang selalu senyum dan ramah kepada semua
orang.
2. S2 Sapa, yaitu komunikasi verbal yang menunjukkan sikap perhatian dalam
rangka mendukung kesembuhan pasien.
3. S3 Salam, yaitu bentuk silaturahmi dan doa terhadap kesembuhan pasien.

5. Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung adalah:
a. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan
b. Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung terus
meningkat dan berkembang
c. Tercapainya produktifitas pelayanan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun
Bandung
d. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki
integritas, komitmen yang kuat melalui pendidikan dan pelatihan sebagai upaya
peningkatan kualitas pelayanan.

6. Profil Ruang Gelatik


Ruang Gelatik adalah ruang rawat inap bedah yang merawat pasien bedah
umum, bedah saraf, urologi, ortopedi, THT, mata dan mulut. Pelayanan yang
diberikan yaitu khusus bedah untuk kelas II dan III terdiri dari pasien laki-laki dan
perempuan. Dengan kapasitas tempat tidur di ruangan tersebut adalah 39 tempat tidur,
Ruang isolasi terdiri dari 2 tempat tidur, kelas II terdiri dari 15 tempat tidur, dan kelas
III terdiri dari 22 tempat tidur.
7. Denah Ruang Perawatan Gelatik

R. Ruang R. R.
Gudang Wc Wc
isolasi Tunggu Pentri
Isolasi
Masjid

24 24
K Ruang VI
23 23
K E
22 22 Ruang III
E L
21 21

20
L 20
A
Ruang II
A S
19 19
T
18 S 18
A Ruang I
17 T 17 M D
16 16 A
I U
N RuanganTindakan
15 15
G A
14 14
A Ruangan Perawat
13 13

Ruang
Ruangobat
Perawat Ruangan Karu
Kamar V
E. RUANGAN RAWAT GELATIK
Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung memiliki ruang rawat
inap bedah salah satunya adalah ruang Gelatik sebagai ruang perawatan bedah umum
(Bedah Umum, Bedah Urologi, Bedah Mulut, Bedah THT dan Bedah Ginekologi).

1. Sumber Daya Manusia Ruang Perawatan Gelatik


a. Ketenagaan
1) Struktur Organisasi
Ruang Perawatan Gelatik memiliki tenaga medis, perawat dan nonmedis
tenaga perawat di Ruang Perawatan Gelatik ada 20 orang dengan tingkat
pendidikan S1 Keperawatan Ners, DIII Keperawatan dan DIII Kebidanan
dengan masa kerja 1 tahun sampai 8 tahun. Selain tenaga medis dan perawat,
Ruang Perawatan Gelatik juga memiliki 1 orang tenaga administrasi yang
mengurus administrasi ruangan dan 3 orang petugas Claning Service. Pembagian
jadwal dinas terbagi menjadi 3 shift yaitu dinas pagi, dinas sore dan dinas malam
yang telah disusun dan diatur oleh kepala ruangan.
Model asuhan keperawatan yang digunakan diruang Perawatan Gelatik
adalah model asuhan keperawatan Tim. Model asuhan keperawatan Tim adalah
suatu bentuk sistem atau metode penugasan pemberian asuhan keperawatan,
dimana Kepala Ruangan membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok
atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat professional atau berpengalaman.
Metoda ini digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya (Arwani, 2006). Pembagian shift dibagi menjadi
3 shift yaitu: dinas pagi, dinas sore, dan dinas malam yang perbulannya diatur
oleh Kepala Ruangan.
Ruang Perawatan Gelatik memiliki 39 bed dengan BOR, terdiri dari ruang
perawatan kelas II, III dan ruang isolasi Bedah Khusus. Memiliki fasilitas kamar
mandi umum Pria dan wanita untuk kelas III dan disetiap Ruang Perawatan
Gelatik kamar Kelas II terdapat kamar mandi (Buku Pedoman Pelayanan Ruang
Rawat Inap Gelatik, 2015)
2) Tata Hubungan Kerja
Dalam melaksanakan tugasnya Rawat Inap Gelatik berhubungan,
berkoordinasi, dan terkait dengan unit-unit lain di RSAU dr. M. Salamun antara
Unit Rawat Jalan, pelayanan Medis, Pelayanan Rehabilitasi Medis, Pelayanan
Gizi, Pemeliharaan Alat Kesehatan Medis, Rekam Medis, Laboratorium,
Radiologi, PPI dan Instalasi Farmasi.
a) Tata Hubungan Ruangan Rawat Inap Gelatik Dengan Unit Lain

Unit Rawat Inap Instalasi Farmasi

Rawat Inap Lain PPI

Pelayanan Rehab Radiologi


Medis
Rawat Inap Gelatik

Pelayanan Gizi Rekam Medis

Haralkes

Bagan 3.1 Tata Hubungan Ruangan Rawat Inap Gelatik Dengan Unit Lain

b) Hubungan Ruang Rawat Inap Gelatik dengan Kepala RSAU dr. M. Salamun
Kaur Ruang Gelatik bertanggung jawab kepada kepala/direktur rumah
sakit. Di satu pihak, kepala/direktur rumah sakit berkewajiban untuk
menyediakan segala sumber daya agar Ruang Rawat Inap Gelatik dapat
berfungsi dengan baik untuk menyelenggarakan profesionalisme staf medis
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan. Di lain pihak,
Kaur Ruang Gelatik memberikan laporan tahunan dan laporan berkala tentang
kegiatan keprofesian yang dilakukan kepada kepala/direktur rumah sakit
melalui Kepala Unit Rawat Inap.
STRUKTUR ORGANISASI
URUSAN RAWAT INAP RUANG PERAWATAN GELATIK
(PERAWATAN BEDAH)

KEPALA RUANGAN
DPJP
WAKIL KEPALA RUANGAN WAKIL KEPALA RUANGAN

ADMINISTRASI CLINICAL INSTRUKTUR

AN
TIM I TIM II KELOMPOK LOGISTIK
PENDUKUNG

Bagan 3.2 Struktur Organisasi

KETERANGAN :

Kotak dengan garis putus-putus


Adalah struktur oranisasi yang dilengkapi
b. Jumlah Tenaga di Ruang Gelatik
1) Keperawatan
Tabel 3.1
Distribusi Tenaga Perawat di Ruang Perawatan Gelatik
No. Nama Pendidikan Kualifikasi Sertifikat Lama Kerja
1. Widodo D III BHD, Wound Care 32 Tahun
2. Inne Fitriani S1 Ners BHD, Wound Care 8 Tahun
3. Aan Ratnawati D III BHD, Wound Care 8 Tahun
4. Iid Hidayat D III BHD, Wound Care 8 Tahun
5. Roni. P D III BHD, Wound Care 8 Tahun
6. Hermawan D III BHD 7 Tahun
7. Melani Midasari D III BHD 8 Tahun
8. Mia Rosmiati D III BHD 6 Tahun
9. Resty Dwi P D III BHD 7 Tahun
10. Linda Marliana D III BHD 4 Tahun
11. Mega Lestiary D III BHD 3 Tahun
12. Ahmad D III BHD 3 Tahun
13. Yuli S1 Ners BHD 2 Tahun
14. Hafid D III BHD 2 Tahun
15. Marlin D III KEB BHD 1 Tahun
16. Abdillah D III BHD 1 Tahun
17. M. Fajar D III BHD, Wound Care 7 Tahun
18. Diana Anggrani D III KEB BHD 1 Bulan
19. Shely D III BHD 1 Bulan

Tabel 3.2
Tenaga Keperawatan di Ruang Perawatan Gelatik
Tenaga Perawat di Ruang
No.
Pendidikan Jumlah
1. Sarjana Keperawatan Ners 2 orang
2. Diploma Keperawatan 15 orang
3. Diploma Kebidanan 2 orang
Total 19 orang
2) Jumlah Tenaga Non Keperawatan di Ruang Gelatik

Tabel 3.3
Tenaga Non Keperawatan di Ruang Perawatan Gelatik
Tenaga Perawat di Ruang
No.
Kualifikasi Jumlah
1. Tata Usaha/Administrasi 1 orang
2. Cleaning Service 3 orang
Total 4 orang

3) BOR (Bed Occupacy Rate)


Penghitungan BOR (Bed Occupacy Rate) Menggunakan
a) BOR Pasien di Ruangan Perawatan Gelatik

Tabel 3.4
BOR Pasien di Ruang Perawatan Gelatik Tahun 2016

No BULAN BOR
1 Januari 75
2 Februari 78
3 Maret 80
4 April 74
5 Mei 62
6 Juni 66
7 Juli 40
8 Agustus 60
9 September 65
10 Oktober 28
11 November 53
12 Desember 67
Jumlah 748

Sumber Rekam Medik RSAU dr M. Salamun


4) BOR Rata-rata
748
= 62,3
12

Berdasarkan data rekam medis didapatkan hasil BOR di Ruang Gelatik sebesar
748 tahun 2016 dengan nilai BOR Rata-rata perbulan sebesar 62,3 .

5) Kebutuhan Tenaga Perawat


Jumlah Pasien = 39 x 62,3 % = 24,3 pasien
Diketahui :
Rata-rata
Rata-rata Jumlah Jam
No Jenis kategori Jam Perawat
Pasien/Hari Perawat/Hari
Pasien /Hari
1 Askep Minimal 5 2 10
2 Askep Sedang 10 3,08 30,8
3 Askep Agak Sedang 5 4,15 20,75
4 Askep Maksimal 4 6,16 24,64
Jumlah 24 86,19

6) Hari libur / cuti / hari besar (loss day)


Loss Day :
1 + +

104 + 12 + 14
x 12,31
235
= 6,8 (7 orang)

7) Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan


(Jumlah tenaga keperawatan + Loss day) x 25%
= (12,31 + 6,8) x 25
100
= 4,7 ( 5 orang )
a) Tenaga yang diperlukan
(Tenaga yang tersedia + faktor koreksi)
= (12,31+6,8) +4,7
=19,11 + 4,7
= 23,81
= 24

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa ruang Gelatik


membutuhkan 24 orang perawat untuk pemberian pelayanan serta asuhan
keperawatan terhadap pasien di ruang Gelatik

a. Fasilitas Untuk Pasien

Tabel 3.8
Fasilitas untuk Pasien di Ruang Perawatan Gelatik Kelas III
No Nama Barang/Inventaris Jumlah Satuan Keterangan
1 Bad/Tempat Tidur Kelas III 20 Unit Baik
2 Bad/Tempat Tidur Kelas III bedah khusus 2 Unit Baik
3 Bad/Tempat Tidur Kelas II 3 Unit Baik
4 Bad/Tempat Tidur Kelas III Isolasi 1 Unit Baik
5 Tiang Infus 28 Buah Baik
6 Bantal 28 Buah Baik
7 Meja 21 Buah Baik
8 Lemari 20 Buah Baik
9 Kursi 23 Buah Baik
10 Sentral Oksigen 22 Unit Baik
11 Ruang Dispensi 1 Ruangan Baik
12 Ruang Nurs Station 1 Ruangan Baik
13 Westafel 1 Buah Baik
14 Televisi diruang Kelas II 1 Buah Baik
15 WC diruang Kelas II 1 Unit Baik
16 Tempat Sampah Non Medis 6 Buah Baik
17 Tempat Sampah Medis 3 Buah Baik
18 Troly Emergency 1 Unit Baik
19 Lemari Alat Tenun 1 Buah Baik
20 Alat Penetralisir Infeksi 1 Buah Kurang Baik
21 Toilet Umum Laki-laki 1 Unit Baik
22 Toilet Umum Perempuan 1 Unit Baik
23 Troly Pakaian Bersih & Kotor 1 Buah Baik
Tabel 3.9
Fasilitas untuk Pasien di Ruang Perawatan Gelatik Kelas II
No Nama Barang/Inventaris Jumlah Satuan Keterangan
1 Bad/Tempat Tidur Kelas II 12 Unit Baik
2 Bad/Tempat Tidur Kelas II Isolasi 1 Unit Baik
3 Tiang Infus 12 Buah Baik
4 Bantal 12 Buah Baik
5 Meja 12 Buah Baik
6 Lemari 12 Buah Baik
7 Kursi 12 Buah Baik
8 Sentral Oksigen 12 Unit Baik
9 Westafel 4 Buah Baik
10 Televisi 4 Buah Baik
11 Toilet 4 Unit Baik
12 Tempat Sampah Non Medis 6 Buah Baik
13 Tempat Sampah Medis 1 Buah Baik
14 Ruang Tindakan 1 Unit Baik
15 Ruang Perawat 1 Unit Baik
16 Ruang Kepala Ruangan 1 Unit Baik
17 Ruang Konsultasi 1 Unit Baik

b. Alat Kesehatan

Tabel 3.10
Alat Kesehatan untuk Pasien di Ruang Perawatan Gelatik
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Ambu Bag Dewasa 1 Baik
2 Bak kecil instrument 2 Baik
3 Bak spuit 2 Baik
4 Bak tindakan 7 Baik
5 Baskom Mandi 33 Baik
6 Bed said table Baik
7 Blangkar 4 1 rusak lagi dibawa
8 Buli-buli panas 2 Baik
9 Central O2 28 Baik
10 EKG 1 Baik
11 Eskap Baik
12 Gliserin spuit 3 1 rusak
13 Gunting jaringan 6 Baik
14 Hamer reflrks 2 Baik
15 Irrigator Baik
16 Kom alcohol 3 1 tidak ada tutup
17 Kom bethadine/besar 10 Baik
18 Korentang + 3 Baik
19 Gunting verban 2 Baik
20 Klem 4 2 klem bengkok
21 Kursi roda 4 Baik
22 Laringoskop dewasa 1 Baik
23 Mandrain ETT 1 Baik
24 Masker simple 3 Baik
25 Masker rebrithing 1 Baik
26 Nirbeken 8 Baik
27 Nebulizer 1 Baik
28 Pinset anatomis 10 Baik
29 Pinset cirugis 5 Baik
30 Pispot sodok 10 Baik
31 Pen light/senter 1 Baik
32 Regulator central 25 Baik
33 Syringe pump 1 Baik
34 Standar infuse bed 8 Baik
35 Standar infuse mobilik 15 Baik
36 Stetoskop dewasa Baik
37 Sterilisator basah Baik
38 Suction 1 Baik
39 Thermometer akcila 1 Baik
40 Thermometer dewasa 3 Baik
41 Timbangan dewasa 1 Baik
42 Tonge spatle 1 Baik
43 Turinal 2 Baik
44 Tempat tidur elektrik 6 Baik
45 Urinal 10 Baik
46 Auto davc 1 Baik
47 Botol WSD 4 Baik
48 Gunting hecting up / lancip lurus 4 Baik
49 Tabung O2 kecil 1 Baik
50 Sandaran tempat tidur 1 Baik
51 Gunting plester/ biasa 1 Baik
52 Selang O2 10 Baik
53 Kronometer tubak/ hubdic 1 Baik
54 Saturasi O2 2 Baik
55 Kassa decubitus 1 Baik
56 Monitor TTV 3 Baik
57 Kotak emergency 1 Baik
58 Kotak laboratorium 1 Baik
59 Kotak PA 1 Baik
60 Kotak penyimpanan spuit 2 Baik
61 Speculum/ 2 Baik
62 Probe. Cover loader 1 Baik
63 Trakeostomy 1 Baik
64 Tempat gerus obat 1 Baik
65 Busur combastio 1 Baik
66 Spignomanometer 2 1 Rusak, 1 Tidak berfungsi
dengan baik
c. Obat-obatan Emergency

Tabel 3.10
Obat-obatan Emergensi untuk Pasien di Ruang Perawatan Gelatik
No Nama BEKKES Satuan Jumlah Expire date
A. OBAT
1. Adrenalin Inj 1 mg/ml Ampul 4 03-17
2. Dopamin HCL Inj 20 mg/ml Ampul 3 10-17
3. Dobutamine Inj 50 mg/ml Ampul 3
4. Lidocain HCL 2% Inj 40 mg/ 2ml Ampul 4 10-18
5. Atrofin Sulfas Inj 5 mg/ml Ampul 3 11-18
6. Dexamethasone inj Ampul 4 12-17
7. Furosemide Inj 10 mg/ml Ampul 4 18-18
8. Aminophyline inj 24 mg/ml Ampul 4 04-18
9. Diazepam inj 5 mg/2 ml Ampul 3 12-16
10. Calcii Gluconas inj 100 mg/ 10 ml Ampul 4 09-18
11. Fargoxin Inj 0,25 mg/ml Ampul 2 12-16
12. Isorbid Dinitrat Inj Ampul 2 01-19
13. Natrium Bicarbonat (Meylon) Kolf Kecil 2 07-18
14. RL infuse Flaboth 2 03-17
15. NaCl 0,9 % Infuse Flaboth 2 01-18
B. Alkes Habis Pakai
1. Nasal Canul Pcs 2 10-19
2. Masker Oksigen Pcs 2 08-18
3. Spuit 3 cc Pcs 4 04-20
4. Spuit 5 cc Pcs 4 04-19
5. Abocath 20 Pcs 2 08-19
6. Infuse set Pcs 2 09-17

d. Administrasi penunjang-RM.
1. Buku Injeksi.
2. Buku Observasi.
3. Lembar Dokumentasi.
4. Buku Observasi Suhu dan Nadi.
5. Buku Timbang Terima.
6. SOP.
7. SAK.
8. Buku visite.
9. Leaflet.
A. Hasil Kajian Analisis Internal Dan Eksternal
1. Kekuatan (Strength)
1. Lulus Akreditasi KARS Paripurna Tahun 2015
2. Terdapat visi, misi, dan falsafah Rumah Sakit
3. Ruang Gelatik merupakan ruang perawatan bedah kelas III dan II untuk
perempuan dan laki-laki
4. Terdapat 266 Standar Prosedur Operasional
5. Terdapat tenaga keperawatan Sarjana Keperawatan Ners sebanyak 2 orang,
Diploma Keperawatan 16 orang, Diploma Kebidanan 2 orang dan Cleaning service
3 orang, tenaga administrasi 1 orang.
6. Adanya sistem pengembangan/ kebijakkan seperti pelatihan-pelatihan yang dapat
diikuti oleh siapapun (PPGD, EKG, dan pemadam kebakaran)
7. Telah mengikuti pelatihan BHD dan Wound Care
8. Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman, dengan masa kerja 1 tahun sampai
32 tahun
9. Pendanaan ruang rawat inap bedah umum dikelola oleh RS dan ruangan.
10. Ada pendapatan insentif dan jasa
11. Diadakan sharing setiap pagi sebagai bentuk evaluasi dan laporan secara intern
maupun ekstern di ruangan
12. Mempunyai standar asuhan keperawatan
13. Mempunyai protap setiap tindakan
14. Tempat ibadah (masjid) berada didekat Ruang Perawatan Gelatik
15. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan, antara lain:
a. Tersedia nurse station.
b. Alat kesehatan yang memadai.
c. Memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 39
d. Terdapat poster untuk langkah-langkah cuci tangan dibeberapa tembok
e. Terdapat administrasi penunjang (misal: buku injeksi, SPO, SAK dan lainnya)
f. Terdapatnya handscrub disetiap pintu kamar pasien dan disisi kamar pasien
g. Terdapatnya ventilasi udara di kamar pasien
h. Pemasangan gelang nama sebagai identitas pasien yang memudahkan tindakan
keperawatan.
i. Lingkungan bersih dan Ners Station terlihat tidak ada sampah yang dibuang
sembarangan
j.
2. Kelemahan (Weakness)
1. Tenaga perawat di ruang sebagian besar masih berpendidikan diploma
2. Kurangnya poster peringatan tentang bahaya penyebaran infeksi.
3. Belum tersedianya penyimpanan alat kesehatan
4. Penataan tempat penyimpanan obat yang belum teratur (Loker penyimpanan obat)
5. Belum tersedianya ruang dispensing (tempat meracik obat)
6. Belum tersedianya rak penyimpanan alat diruangan spoelhock seperti baskom,
urinal,pispot )
7. Terdapat beberapa kamar yang sulit terjangkau oleh Nurse station yaitu Kamar
Perawatan Kelas II Kamar I-IV dan Ruang Isolasi.
8. Belum ada ruangan khusus untuk pendidikan.
9. Belum optimalnya pelaksanaan 5 moments untuk pencegahan infeksi
10. Belumoptimalnyanya penerapan 6 benar pemberian obat
11. Tempat sampah yang belum memadai antara tempat sampah infeksius, non
infeksius dan plabot serta pemilahan sampah oleh perawat dan pasien yang belum
pada tempatnya
12. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
pembuangan dan pemilahan sampah medis dan non medis, mencuci tangan, etika
batuk, fungsi gelang identitas dan jalur evakuasi
13. Belum dilaksanakannya pengkajian pasien dengan resiko jatuh dan pemberian pin
pada pasien alergi obat, resiko jatuh serta do not resusitation (DNR)
3. Peluang (Opportunity)
1. Rumah sakit memiliki hubungan kerjasama dengan poltekes ciumbeuleuit
2. Adanya mahasiswa-mahasiswa yang praktek dirumah sakit
3. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang habis atau rusak
4. Adanya suatu kebijakan bersifat militer yang dapat menunjang tingkat kedisiplinan
pegawai.
5. Adanya kerjasama antar Rumah Sakit Dr. M. Salamun dengan Rumah Sakit Santo
Yusuf, Rumah Sakit Advent, serta Rumah Sakit Santo Borromeus
6. Adanya kesempatan bagi perawat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan perawat
diluar rumah sakit
7. Adanya organisasi PPNI yang menaungi profesi keperawatan
4. Ancaman (Treathened)
1. Masyarakat semakin kritis terkait dengan pelayanan kesehatan.
2. Adanya undang-undang perlindungan konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun
2009 tentang perlindungan konsumen.
3. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih pofesional

B. Matriks IFE dan EFE


Setelah dilakukan pengelompokan hasil kajian situasi selama tiga hari maka
dilakukan pembobotan (skoring) terhadap aspek-aspek kajian yaitu aspek kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman sehingga didapatkan nilai skor item-item dari aspek
tersebut sebagai berikut:
Tabel 3. Matriks IFE

No. FAKTOR BOBOT RATING SKOR


Kekuatan (Strengths)
1. Lulus Akreditasi KARS Paripurna Tahun 2015 0,03 4 0,12
2. Terdapat visi, misi, dan falsafah Rumah Sakit 0,03 4 0,12
3. Ruang Gelatik merupakan ruang perawatan bedah kelas III 0,04 4 0,12
dan II untuk perempuan dan laki-laki
4. Terdapat 223 Standar Prosedur Operasional 0,04 4 0,16
5. Terdapat tenaga keperawatan Sarjana Keperawatan Ners 0,05 4 0,20
sebanyak 2 orang, Diploma Keperawatan 16 orang, Diploma
Kebidanan 2 orang dan Cleaning service 3 orang, tenaga
administrasi 1 orang.
6. Adanya sistem pengembangan/ kebijakkan seperti pelatihan- 0,04 4 0,16
pelatihan yang dapat diikuti oleh siapapun (PPGD, EKG,
dan pemadam kebakaran)
7. Telah
t mengikuti pelatihan BHD dan Wound Care 0,03 3 0,09
8. Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman, dengan masa 0,03 3 0,09
kerja 1 sampai 32 tahun.
9. Pendanaan ruang rawat inap bedah umum dikelola oleh RS 0,02 2 0,04
dan ruangan.
10. Ada pendapatan insentif dan jasa 0,02 2 0,04
11. Diadakan sharing setiap pagi sebagai bentuk evaluasi dan 0,02 2 0,04
laporan secara intern maupun ekstern di ruangan.
12. Mempunyai standar asuhan keperawatan. 0,04 4 0,016
13. Mempunyai protap setiap tindakan 0,04 4 0,016
14. Tempat ibadah (masjid) berada didekat Ruang Perawatan 0,03 3 0,09
Gelatik
15. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga 0,05 4 0,20
kesehatan, antara lain:
a. Tersedia nurse station.
b. Alat kesehatan yang memadai.
c. Memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 39
d. Terdapat poster untuk langkah-langkah cuci tangan
dibeberapa tembok
e. Terdapat administrasi penunjang (misal: buku injeksi,
SPO, SAK dan lainnya)
f. Terdapatnya handscrub disetiap pintu kamar pasien
dan disisi kamar pasien
g. Terdapatnya ventilasi udara di kamar pasien
h. Pemasangan gelang nama sebagai identitas pasien
yang memudahkan tindakan keperawatan.
i. Lingkungan bersih dan Ners Station terlihat tidak ada
sampah yang dibuang sembarangan
Jumlah 0,51 51 1,15
Kelemahan (Weaknes)
1. Tenaga perawat di ruang sebagian besar masih 0,03 3 0.09
berpendidikan diploma
2. Kurangnya poster peringatan tentang bahaya penyebaran 0.04 3 0.12
infeksi.
3. Belum tersedianya penyimpanan alat kesehatan 0.04 2 0.08

4. Penataan tempat penyimpanan obat yang belum teratur 0.05 3 0.15


(Loker penyimpanan obat)
5. Belum tersedianya ruang dispensing (tempat meracik obat) 0.03 2 0.06

6. Belum tersedianya rak penyimpanan alat diruangan 0.03 2 0.06


spoelhock seperti baskom, urinal,pispot )
7. Terdapat beberapa kamar yang sulit terjangkau oleh Nurse 0.03 3 0.09
station yaitu Kamar Perawatan Kelas II Kamar I-IV dan
Ruang Isolasi.
8. Belum ada ruangan khusus untuk pendidikan. 0.03 3 0.09

9. Belum optimalnya pelaksanaan 5 moments untuk 0.04 2 0.08


pencegahan infeksi
10. Belum optimalnyanya penerapan 6 benar pemberian obat 0.04 3 0.12

11. Tempat sampah yang belum memadai antara tempat sampah 0.04 3 0.12
infeksius, non infeksius dan plabot serta pemilahan sampah
oleh perawat dan pasien yang belum pada tempatnya
12. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada pasien dan 0,05 3 0.15
keluarga tentang pembuangan dan pemilahan sampah medis
dan non medis, mencuci tangan, etika batuk, fungsi gelang
identitas dan jalur evakuasi
13. Belum dilaksanakannya pengkajian pasien dengan resiko 0.04 3 0.12
jatuh dan pemberian pin pada pasien alergi obat, resiko jatuh
serta do not resusitation (DNR)
Jumlah 049 35 1.33
TOTAL 1,0 86 2,48

Keterangan :
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai 1 = sangat
lemah, 2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat. Jadi, rating mengacu pada
kondisi Ruang Perawatan di Gelatik, sedangkan bobot mengacu pada pelayanan
keperawatan dimana rumah sakit berada.
a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai
skornya
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi rumah sakit yang dinilai. Nilai
rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal,
rumah sakit adalah lemah, sedangkan nilai yang berada diatas 2,5 menunjukkan posisi
internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup
banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena
selalu berjumlah 1,0.
Tabel 3. Matriks EPE
No. Faktor Bobot Rating Skor
Peluang (Opportunity)
1. Rumah sakit memiliki hubungan kerjasama
0,12 3 0,36
dengan poltekes ciumbeuleuit
2. Adanya mahasiswa-mahasiswa yang praktek
0,11 2 0,22
dirumah sakit
3. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang
0,11 2 0,22
habis atau rusak
4. Adanya suatu kebijakan bersifat militer yang
0,11 3 0,33
dapat menunjang tingkat kedisiplinan pegawai.
5. Adanya kerjasama antar Rumah Sakit Dr. M.
Salamun dengan Rumah Sakit Santo Yusuf,
0,09 2 0,18
Rumah Sakit Advent, serta Rumah Sakit Santo
Borromeus
6. Adanya kesempatan bagi perawat untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan perawat diluar 0,11 3 0,33
rumah sakit
7. Adanya organisasi PPNI yang menaungi
0,09 3 0,27
profesi keperawatan
Jumlah 0,74 18 1,91
Ancaman (Treathened)
1. Masyarakat semakin kritis terkait dengan
0,13 4 0,52
pelayanan kesehatan.
2. Adanya undang-undang perlindungan
konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun 0,11 4 0,44
2009 tentang perlindungan konsumen.
3. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
0,12 3 0,36
pelayanan yang lebih pofesional
Jumlah 0,36 11 1,32
TOTAL 1,0 29 3,23
Keterangan:
Rating setiap critical succes factors antara 1 sampai 4, dimana 1 = dibawah rata-rata, 2 =
rata-rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = sangat bagus. Rating ditentukan berdasarkan efektifitas
strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.
a. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor critical succes factors
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor 4,0
mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap
peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industri.
Sementara itu, skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak
memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman
eksternal.

C. Matriks Internal Eksternal (IE)


Matriks IE bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU RS ke dalam matriks yang terdiri
dari 9 sel dengan memperhatikan nilai total EFE dan IFE. Matriks IS=E menempatkan
berbagai divisi dari organisasi dalam diagram skematis, sehingga disebut matriks
portofolio. Matriks IE dengan sumbu horizontal X adalah nilai IFE yang dibagi menjadi 3
daerah yaitu:
1,0 1,99 = IFE lemah
2,0 2,99 = IFE rata-rat
3,0 4,0 = IFE kuat
Matriks IE dengan sumbu vertikal Y adalah nilai EFE yang dibagi menjadi 3 daerah yaitu:
1,0 1,99 = EFE rendah
2,0 2,99 = EFE rata-rata
3,0 4,0 = EFE kuat
Kesimpulan :
Berdasarkan pembobotan diatas di dapat hasil skoring dari kekuatan dan kekuatan

D. Matriks Faktor Internal dan Eksternal


Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada langkah berikutnya
dilakukan inventarisasi SO strategi, ST strategi, WO strategi, dan WT strategi. Dimana
sebelumnya telah dilakukan pembobotan atas aspek-aspek kajian maka item dengan nilai
yang tertinggi dipilih (10 item dari aspek kekuatan, 8 kelemahan, 7 item dari aspek
peluang dan 6 item dari aspek ancaman).
A. Analisis SWOT
Tabel 3.2
Tabel Matrik SWOT

Eksternal Strengths (S) : Weakness (W) :


1. Lulus Akreditasi KARS Paripurna Tahun 2015 1. Tenaga perawat di ruang sebagian besar
2. Terdapat visi, misi, dan falsafah Rumah Sakit masih berpendidikan diploma
3. Ruang Gelatik merupakan ruang perawatan 2. Kurangnya poster peringatan tentang bahaya
bedah kelas III dan II untuk perempuan dan penyebaran infeksi.
laki-laki 3. Belum tersedianya penyimpanan alat
4. Terdapat 266 Standar Prosedur Operasional kesehatan
5. Terdapat tenaga keperawatan Sarjana 4. Penataan tempat penyimpanan obat yang
Keperawatan Ners sebanyak 2 orang, Diploma belum teratur (Loker penyimpanan obat)
Keperawatan 16 orang, Diploma Kebidanan 2 5. Belum tersedianya ruang dispensing (tempat
orang dan Cleaning service 3 orang, tenaga meracik obat)
administrasi 1 orang. 6. Belum tersedianya rak penyimpanan alat
6. Adanya sistem pengembangan/ kebijakkan diruangan spoelhock seperti baskom,
seperti pelatihan-pelatihan yang dapat diikuti urinal,pispot )
Internal oleh siapapun (PPGD, EKG, dan pemadam 7. Terdapat beberapa kamar yang sulit
kebakaran) terjangkau oleh Nurse station yaitu Kamar
7. Telah mengikuti pelatihan BHD dan Wound Perawatan Kelas II Kamar I-IV dan Ruang
Care Isolasi.
8. Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman, 8. Belum ada ruangan khusus untuk pendidikan.
dengan masa kerja 1 tahun sampai 32 tahun 9. Belum optimalnya pelaksanaan 5 moments
9. Pendanaan ruang rawat inap bedah umum untuk pencegahan infeksi
dikelola oleh RS dan ruangan. 10. Belumoptimalnyanya penerapan 6 benar
10. Ada pendapatan insentif dan jasa pemberian obat
11. Diadakan sharing setiap pagi sebagai bentuk 11. Tempat sampah yang belum memadai antara
evaluasi dan laporan secara intern maupun tempat sampah infeksius, non infeksius dan
ekstern di ruangan plabot serta pemilahan sampah oleh perawat
12. Mempunyai standar asuhan keperawatan dan pasien yang belum pada tempatnya
13. Mempunyai protap setiap tindakan 12. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada
14. Tempat ibadah (masjid) berada didekat Ruang pasien dan keluarga tentang pembuangan dan
Perawatan Gelatik pemilahan sampah medis dan non medis,
15. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien mencuci tangan, etika batuk, fungsi gelang
dan tenaga kesehatan, antara lain: identitas dan jalur evakuasi
a. Tersedia nurse station. 13. Belum dilaksanakannya pengkajian pasien
b. Alat kesehatan yang memadai. dengan resiko jatuh dan pemberian pin pada
c. Memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak pasien alergi obat, resiko jatuh serta do not
39 resusitation (DNR)
d. Terdapat poster untuk langkah-langkah cuci
tangan dibeberapa tembok
e. Terdapat administrasi penunjang (misal:
buku injeksi, SPO, SAK dan lainnya)
f. Terdapatnya handscrub disetiap pintu kamar
pasien dan disisi kamar pasien
g. Terdapatnya ventilasi udara di kamar pasien
h. Pemasangan gelang nama sebagai identitas
pasien yang memudahkan tindakan
keperawatan.
i. Lingkungan bersih dan Ners Station terlihat
tidak ada sampah yang dibuang
sembarangan
Opportunities (O) : SO Strategi: WO Strategi :
1. Rumah sakit memiliki hubungan 1. Pemanfaatan tenaga keperawatan yang efisien. 1. Meningkatkan kemampuan perawat dengan
2. Pemanfaatan sistem pendukung sesuai dengan mengikuti pelatihan
kerjasama dengan poltekes
fungsinya untuk meningkatkan kualitas 2. Pelatihan peningkatan keterampilan
ciumbeuleuit pelayanan. keperawatan dasar.
3. Pelaksanaan pelayanan keperawatan yang 3. Perencanaan pembuatan protab baru di
2. Adanya mahasiswa-mahasiswa
sesuai dengan visi misi yang ada di ruangan. ruangan
4. Peningkatan pelayanan yang sesuai dengan 4. Pendataan dan pengajuan pengadaan sarana
yang praktek dirumah sakit prosedur dan prasarana kesehatan.
5. Kepala ruangan mencoba mereview kembali 5. Pengawasan dan evaluasi terhadap
3. Adanya pengadaan sarana dan
konsep case management dan managing pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan
prasarana yang habis atau rusak conflict harus lebih ditingkatkan oleh kepala ruangan.
6. Dapat meningkatkan pelayanan dengan adanya 6. Mengambil kesempatan untuk studi lanjut.
4. Adanya suatu kebijakan bersifat
protap dan standar asuhan keperawatan serta 8. Penambahan tempat sampah dengan label
militer yang dapat menunjang sarana dan prasarana yg memadai infeksius dan noninfeksius di sekitar kamar
7. Ruang perawatan yang banyak, dapat pasien
tingkat kedisiplinan pegawai.
menampung pasien dalam jumlah yang banyak 9. Pengelolaan kembali tata ruang dispensing
5. Adanya kerjasama antar Rumah pula 10. Meningkatkan metode tim serta
meningkatkan pengalaman kerja perawatan
Sakit Dr. M. Salamun dengan
ruangan dengan memanfaatkan peluang
Rumah Sakit Santo Yusuf, kebiakan rumah sakit dalam mengadakan
pelatihan-pelatihan bagi perawat
Rumah Sakit Advent, serta
11. Mensosialisasikan mengenai pembacaan
Rumah Sakit Santo Borromeus SOP guna mengingat kembali SOP yang
ada.
6. Adanya kesempatan bagi perawat
12. Perawatan dan pemanfaatan sarana dan
untuk mengikuti pelatihan- prasarana yang tersedia di ruangan
pelatihan perawat diluar rumah
sakit
7. Adanya organisasi PPNI yang
menaungi profesi keperawatan
Threats (T) : ST Strategi: WT Strategi :
1. Masyarakat semakin kritis terkait 1. Mengkoordinasikan dengan semua perawat di 1. Mengkoordinasikan dengan manajer
ruangan agar meningkatkan mutu keperawatan, terkait dengan peningkatan
dengan pelayanan kesehatan.
pelayanannnya sesuai dengan visi dan misi keterampilan keperawatan dasar.
2. Adanya undang-undang ruangan sehingga kualitas rumah sakit pun 2. Meningkatkan pengawasan dan penjagaan
akan meningkat. kepada pasien agar tidak terjadi kejadian
perlindungan konsumen terdapat
2. Mengkoordinasikan dengan manajer tidak diharapkan di ruangan.
dalam UU No. 8 tahun 2009 keperawatan untuk memberikan motivasi 3. Perlunya pendidikan lanjutan untuk perawat
dalam meningkatkan tingkat pendidikan bagi D3 guna meningkatkan pelayanan
tentang perlindungan konsumen.
perawat dengan pendidikan D3, S1 dan lama keperawatan yang lebih profesional
3. Ada tuntutan tinggi dari kerja > 6 tahun. 4. Pelaksanaan SOP yang belum optimal dapat
3. Dengan adanya pelatihan bagi perawat, maka menambah infeksi dan memperburuk keadaan
masyarakat untuk pelayanan yang
perawat mampu menjawab dengan kritis pasien.
lebih pofesional pertanyaan dari pasien atau keluarga yang 5. Peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga
semakin banyak pengetahuan. dalam memilah sampah infeksius dan
4. Meningkatkan pelayanan keperawatan noninfeksius.
sehingga masyarakat lebih tertarik untuk
datang berobat ke RS dr. M. Salamun
5. Dengan adanya UU konsumen maka perawat
harus lebih berhati-hati dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan SPO.
D. Matrik SPACE

Tabel 3.3
Tabel Matrik SPACE
Faktor-faktor Stategis Internal (IFAS) Bobot
Kekuatan (Strenght/ IS)
1. Lulus Akreditasi KARS Paripurna Tahun 2015
2. Terdapat visi, misi, dan falsafah Rumah Sakit
3. Ruang Gelatik merupakan ruang perawatan bedah kelas III dan II untuk perempuan dan
laki-laki
4. Terdapat 266 Standar Prosedur Operasional
5. Terdapat tenaga keperawatan Sarjana Keperawatan Ners sebanyak 2 orang, Diploma
Keperawatan 16 orang, Diploma Kebidanan 2 orang dan Cleaning service 3 orang,
tenaga administrasi 1 orang.
6. Adanya sistem pengembangan/ kebijakkan seperti pelatihan-pelatihan yang dapat diikuti
oleh siapapun (PPGD, EKG, dan pemadam kebakaran)
7. Telah mengikuti pelatihan BHD dan Wound Care
8. Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman, dengan masa kerja 1 tahun sampai 32
tahun
9. Pendanaan ruang rawat inap bedah umum dikelola oleh RS dan ruangan.
10. Ada pendapatan insentif dan jasa
11. Diadakan sharing setiap pagi sebagai bentuk evaluasi dan laporan secara intern maupun
ekstern di ruangan
12. Mempunyai standar asuhan keperawatan
13. Mempunyai protap setiap tindakan
14. Tempat ibadah (masjid) berada didekat Ruang Perawatan Gelatik
15. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan, antara lain:
a. Tersedia nurse station.
b. Alat kesehatan yang memadai.
c. Memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 39
d. Terdapat poster untuk langkah-langkah cuci tangan dibeberapa tembok
e. Terdapat administrasi penunjang (misal: buku injeksi, SPO, SAK dan lainnya)
f. Terdapatnya handscrub disetiap pintu kamar pasien dan disisi kamar pasien
g. Terdapatnya ventilasi udara di kamar pasien
h. Pemasangan gelang nama sebagai identitas pasien yang memudahkan tindakan
keperawatan.
i. Lingkungan bersih dan Ners Station terlihat tidak ada sampah yang dibuang
sembarangan
Jumlah

Kelemahan (Weakness/CA)

1. Tenaga perawat di ruang sebagian besar masih berpendidikan diploma


2. Kurangnya poster peringatan tentang bahaya penyebaran infeksi.
3. Belum tersedianya penyimpanan alat kesehatan
4. Penataan tempat penyimpanan obat yang belum teratur (Loker penyimpanan obat)
5. Belum tersedianya ruang dispensing (tempat meracik obat)
6. Belum tersedianya rak penyimpanan alat diruangan spoelhock seperti baskom,
urinal,pispot )
7. Terdapat beberapa kamar yang sulit terjangkau oleh Nurse station yaitu Kamar
Perawatan Kelas II Kamar I-IV dan Ruang Isolasi.
8. Belum ada ruangan khusus untuk pendidikan.
9. Belum optimalnya pelaksanaan 5 moments untuk pencegahan infeksi
10. Belumoptimalnyanya penerapan 6 benar pemberian obat
11. Tempat sampah yang belum memadai antara tempat sampah infeksius, non infeksius dan
plabot serta pemilahan sampah oleh perawat dan pasien yang belum pada tempatnya
12. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pembuangan
dan pemilahan sampah medis dan non medis, mencuci tangan, etika batuk, fungsi gelang
identitas dan jalur evakuasi
13. Belum dilaksanakannya pengkajian pasien dengan resiko jatuh dan pemberian pin pada
pasien alergi obat, resiko jatuh serta do not resusitation (DNR)

Jumlah
X aksis= CA+IS
X aksis=
Faktor-faktor Stategis Internal (IFAS) Bobot
Peluang (Opertunity/ FS)
1. Rumah sakit memiliki hubungan kerjasama dengan poltekes ciumbeuleuit
2. Adanya mahasiswa-mahasiswa yang praktek dirumah sakit
3. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang habis atau rusak
4. Adanya suatu kebijakan bersifat militer yang dapat menunjang tingkat kedisiplinan
pegawai.
5. Adanya kerjasama antar Rumah Sakit Dr. M. Salamun dengan Rumah Sakit Santo Yusuf,
Rumah Sakit Advent, serta Rumah Sakit Santo Borromeus
6. Adanya kesempatan bagi perawat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan perawat diluar
rumah sakit
7. Adanya organisasi PPNI yang menaungi profesi keperawatan

Jumlah
Ancaman (Thearts/ ES).
1. Masyarakat semakin kritis terkait dengan pelayanan kesehatan.
2. Adanya undang-undang perlindungan konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun 2009
tentang perlindungan konsumen.
3. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih pofesiona

Jumlah
Total
Y aksis= FS+ES
E. Diagram Kartesius

FS/O

CA/W IS/S

ES/T

NB : kami tidak tahu ibu soal pengisian IFAS dan diagram kartesius jadi gmna ya ibu ? mohon bimbinganya
F. Analisis Fish Bone
1. Belum optimalnya penerapan prinsip 5 benar obat dalam pemberian obat dan cairan infus.

MATERIAL
MEN :
- Belum optimalnya
- Pembagian pemberian obat pemberian lembar label
dilakukan oleh 1 orang perawat identitas
MONEY
- Jumlah perawat tiap shift siang dan - Identitas pasien ditulis
malam sebanyak 3-4 Pembiayaan diatur di bungkus spuit dan
- Jumlah pasien per hari rata-rata 15- oleh Rumah Sakit plabot infus
20 orang
-

Belum optimalnya penerapan


prinsip 5 benar obat dalam
pemberian obat dan cairan
infus.

METHODE : MACHINE ENVIRONTMEN :

Belum Optimalnya kesadaran - Belum memadainya


perawat dalam penerapan 5 ruangan penyimpanan
Benar obat obat pasien
2. Kurangnya penyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius di sekitar kamar pasien kelas II dan III.

MATERIAL :
MEN :
- Jumlah TT 39 buah
- Jumlah pasien rata-rata 15-20 MONEY : - Jumlah tempat sampah non
orang
Pembiayaan diatur oleh infeksius 10 buah dan sampah
- Pasien tidak mengerti tentang
Rumah Sakit infeksius 3 buah di ruang perawatan
pemilahan sampah infeksius dan
kelas II dan III
non infeksius
-

Kurangnya penyediaan
tempat sampah infeksius dan
non infeksius di sekitar
kamar pasien kelas II dan
kelas III
METHODE :
MACHINE ENVIRONTMEN :
Belum optimalnya pemberian
edukasi tentang pemilahan - Kurangnya lahan untuk
sampah dan Belum adanya penempatan tempat
lembar pemberian edukasi terkait sampah di ruang
pemilahan sampah infekius dan perawatan kelas II dan
non infeksius pada pasien kelas III
3. Belum optimalnya pemberian edukasi hand hygiene, etika batuk efektif dan pemilihan sampah infeksi dan non
infeksius pada pasien baru.

MATERIAL :

- Hanya Terdapat
MONEY:
MEN : poster edukasi hand
Pembiayaan diatur hygiene, dan batuk
- Jumlah perawat tiap shift siang dan oleh Rumah Sakit efektif Belum optimalnya
malam sebanyak 3-4
- Jumlah pasien per hari rata-rata 15-20 pemberikan edukasi tentang
orang orientasi ruangan, jam
kunjungan, hand
hygiene,tanda pengenal,
batuk efektif dan pemilihan
pembuangan sampah
METHODE : MACHINE ENVIRONTMEN :
infeksi dan non infeksius.
Belum adanya lembar pemberian
Kurangnya lahan
edukasi terkait pemilahan sampah
untuk penempatan
infekius dan non infeksius, hand
tempat sampah di ruang
hygiene, gelang identitas, orientasi
perawatan kelas II dan
ruangan,etika batuk efektif
kelas III
4. Kurangnya kesadaran perawat dalam penggunaan dan penggantian APD (handscoon) saat melakukan tindakan keperawatan.

MEN : MATERIAL
MONEY Tersedianya APD
- Jumlah perawat tiap shift pagi, siang dan
malam sebanyak 3-4 Pembiayaan diatur (Handscoon, masker, gaun,
- Jumlah pasien per hari rata-rata 15-20 oleh Rumah Sakit boot, penutup kepala) di
- Jumlah pasien partial rata-rata 5-10 orang ruangan Gelatik
- Jumlah pasien total care rata-rata 3-5 orang

Kurangnya kesadaran perawat


dalam penggunaan dan
penggantian APD (handscoon)
saat melakukan tindakan
keperawatan.

METHODE : MACHINE ENVIRONTMEN :

- Kurangnya motivasi Terdapat mesin autoclav Jarak antara bed pasien yang
perawat dalam penerapan (mesin sterilisasi alat) satu dengan yang lain
pemakaian dan penggantian yang tidak berfungsi berdekatan
APD dalam pelaksanaan optimal
tindakan invasif
5. Kurang optimalnya pengelolaan tata ruang dispensing obat di ruangan.

MEN :
MONEY :
MATERIAL :
- Jumlah pasien per hari rata-rata
15-20 orang Pembiayaan
- Lemari penyimpanan obat
- Tidak adanya petugas inventaris diatur oleh
yang kecil
yang mengatur ruangan Rumah Sakit

Kurang optimalnya
pengelolaan tata ruang
dispensing obat di ruangan.

METHODE : MACHINE ENVIRONTMEN :

Belum adanya tata kelola Tidak adanya lemari - Kurangnya lahan untuk
penyimpanan obat yang khusus penyimpanan ruang dispensing obat
baik dan benar obat pasien - Ruang penyimpanan obat
berdekatan dengan lemari
alat tenun

-
G. Prioritas Masalah
1. Perumusan Masalah
a. Sarana dan prasarana kurang memadai
b. Asuhan keperawatan kurang optimal

2. Prioritas Masalah

Proses untuk memprioritaskan masalah dengan metode pembobotan yang memperhatikan aspek :

a. Magnetude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi


b. Severy (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
c. Manageability (Mn) : Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahan.
d. Nursing Consent (Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
e. Affability (Af) : Ketersediaan sumber daya

Rentang nilai yang digunakan adalah 1- 5 :

1. Sangat penting :5
2. Penting :4
3. Cukup penting :3
4. Kurang penting :2
5. Sangat kurang penting :1
Tabel 3.4

Prioritas Masalah Ruang Gelatik

No MASALAH Mg Sv Mn Nc Af SKOR KET


1 Sarana dan prasarana kurang memadai 5 4 4 4 5 1600 2
2 Asuhan keperawatan kurang optimal 5 5 5 5 5 3125 1

Tabel 3.5

Matriks Alternatif Pemecahan Masalah dengan Metode CARL Ruang Gelatik

No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Skor Ket


1. Koordinasi dengan manager keperawatan 4 5 5 5 500 III
mengenai asuhan keperawatan di ruang
Gelatik
2 Membuat loka karya mini mengenai Asuhan 4 3 5 5 300 I
Keperawatan di ruangan
3 Pendataan mengenai kebutuhan sarana dan 5 4 4 5 400 II
prasarana di ruangan (proposal)
4 Mengajukan proposal mengenai penambahan 5 5 5 5 625 IV
sarana dan prasarana ruang Gelatik kepada
bagian logistic
Keterangan :

C : ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan prasarana)


A: kemudahan mengatasi masalah yang ada (mudah di atasi atau tidak)
R : kesiapan dari tenaga pelaksana
L : seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
H. Perencanaan Penyelesaian Masalah (POA)

Tabel 3.6

Tabel Planning of Action Ruang Gelatik

No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Media Waktu PJ


1. Sarana dan 1. Pendataan mengenai kebutuhan Mendapatkan daftar Ruang Alat tulis, printer, Karu dan
prasarana kurang sarana dan prasarana di ruangan alat yang akan Gelatik komputer PJ Shift
memadai (proposal) diajukan
2. Mengajukan proposal mengenai Memenuhi Ruang Alat tulis, printer, Karu dan
penambahan sarana dan kebutuhan alat di Gelatik komputer PJ Shift
prasarana ruang Gelatik kepada ruangan
bagian logistic
2. Asuhan 1. Koordinasi dengan manager Merencanakan Perawat Dokumentasi asuhan Karu
keperawatan keperawatan mengenai asuhan pembuatan loka keperawatan
kurang optimal keperawatan di ruang Gelatik karya
2. Membuat loka karya mini Meningkatkan Perawat - Format dokumentasi Karu
mengenai Asuhan Keperawatan kualitas asuhan asuhan keperawatan
di ruangan keperawatan di - Alat tulis, mic
ruangan
H. Gaya dan Peran Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang cocok dalam kasus ini yaitu kepemimpinan demokrasi. Karena
dengan gaya kepemimpinan demokrasi dapat mengutarakan pendapat secara bebas dan
tepat. Robert house dalam Nursalam (2002) mengemukakan empat peran kepemimpinan
yaitu :
a. Direktif
Pemimpin harus dapat mengarahkan staf-nya, agar pelayanan dapat dilaksanakan sesuai
dengan prosedur.
b. Suportif
Pemimpin berperan aktif mendukung staf-nya untuk memacu semangat kerja dan
tercapai kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang baik.
c. Partisipatif
Pemimpin dapat ikut andil dalam mengambil keputusan dan bekerjasama.
d. Berorientasi tujuan
Pemimpin dapat melaksanakan segala tindakan sesuai dengan tujuan yang dibuat.

Вам также может понравиться