Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. SEJARAH
1. Umum
Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun merupakan pelaksana teknis
Diskesau yang bertugas melakukan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap
kegiatan operasi dan latihan TNI AU, baik yang diselenggarakan oleh tingkat
Komando/Markas Besar maupun tingkat Lanud Husein Sastranegara. Melaksanakan
pelayanan kesehatan bagi anggota militer dan PNS beserta keluarga serta melayani
TNI beserta keluarga, dan melaksanakan uji kesehatan bagi seluruh anggota militer
dan PNS Lanud Husein Sastranegara serta uji kesehatan Non Periodik dalam rangka
mengikuti pendidikan/penugasan serta melaksanakan uji kesehatan dalam rangka
seleksi calon Tamtama, Bintara dan Perwira.
Gagasan untuk membangun suatu Rumah Sakit Pusat TNI AU tercetus dengan
alasan bahwa TNI Angkatan Udara harus mempunyai tempat penampungan
penderitanya sendiri dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi kesehatan umum dan
kesehatan khusus. Kesehatan umum adalah dalam arti merawat dan mengobati para
anggota TNI AU beserta keluarganya. Sedangkan kesehatan khusus yaitu rangkaian
kegiatan bidang Kesehatan Penerbangan, dengan mengadakan medical check up,
kegiatan penelitian dan pengembangan melalui team kesehatan khusus, serta kegiatan
dukungan operasi khusus tingkat angkatan (TNI) maupun nasional. Selain kegiatan -
kegiatan tersebut diatas, rumah sakit mengadakan pula civic mission dengan melayani
masyarakat di sekitarnya. (www.rsausalamun.blogspot.com)
2. Fungsi
Dalam meningkatkan profesionalisme, personel RSAU dr. M Salamun
menjalankan fungsinyasebagai berikut :
a. Latihan matra udara
RSAU dr. M. Salamun selalu terlibat dalam setiap latihan yang diadakan oleh
TNI AU d Lanud Husein Sastranegara.
b. Pemeriksaan Kesehatan
RSAU dr. Salamun mengadakan rikkes periodic untuk anggota TNI AU dan
rikkes non periodic untuk anggota TNI, penerimaan calon Tamtama, calon Bintara,
dan calon Perwira TNI AU.
c. Penyelenggaraan Perawatan Personel
Perawatan personel RSAU dr. M. Salamun dibawah perawatan Lanud Husein
Sastranegara. Dalam pelaksanaannya RSAU dr. M. Salamun selalu berkoordinasi
dengan Lanud Husein Sastranegara.
d. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan terhadap prajurit dan PNS TNI merupakan salah satu
tugas pokok RSAU dr. M. Salamun, adapun rencara kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah :
1) Kegiatan Preventif
Kegiatan kesehatan previntif meliputi pembinaan kesehatan lingkugan dan
imunisasi
2) Kegiatan Perawatan Spesialis
a) Rawat Jalan
Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan anggota militer/PNS
beserta keluarganya dalam TA. 2015 pelayanan rawat jalan dilaksanakan
dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan profesionalisme kerja yang
lebih baik.
b) Rawat Mondok
Sebagaimana pelayanan kesehatan lainnya dalam TA. 2015 pelayanan rawat
mondok diupayakan dengan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
pasien TNI dan keluarganya yang dirawat di rumah sakit.
3) Gawat Darurat Medik
Dalam melaksanakan penanggualangan dan perawatan kegawatdaruratan medis
untuk TA. 2015 diupayakan untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat,
tepat dan berkualitas.
3. Falsafah
Jiwa dan Semangat Pengabdian TNI adalah Landasan Dalam Melaksanakan
Pelayanan Kesehatan
4. Landasan Nilai
Landasan nilai yang ingin dicapai oleh RSAU dr. M. Salamun adalah
HEBRING
HEBRING yang artinya :
H : Handal
E : Efesien
B : Besih
R : Ramah
I : Indah
N : Nyaman
G : Gemilang
Landasan nilai dalam mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Angkatan Udara
dr. M. Salamun Bandung adalah 3S, yaitu:
1. S1 - Senyum, yaitu memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar yang
ditunjukkan dengan ekspresi wajah yang selalu senyum dan ramah kepada semua
orang.
2. S2 Sapa, yaitu komunikasi verbal yang menunjukkan sikap perhatian dalam
rangka mendukung kesembuhan pasien.
3. S3 Salam, yaitu bentuk silaturahmi dan doa terhadap kesembuhan pasien.
5. Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung adalah:
a. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan
b. Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung terus
meningkat dan berkembang
c. Tercapainya produktifitas pelayanan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun
Bandung
d. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki
integritas, komitmen yang kuat melalui pendidikan dan pelatihan sebagai upaya
peningkatan kualitas pelayanan.
R. Ruang R. R.
Gudang Wc Wc
isolasi Tunggu Pentri
Isolasi
Masjid
24 24
K Ruang VI
23 23
K E
22 22 Ruang III
E L
21 21
20
L 20
A
Ruang II
A S
19 19
T
18 S 18
A Ruang I
17 T 17 M D
16 16 A
I U
N RuanganTindakan
15 15
G A
14 14
A Ruangan Perawat
13 13
Ruang
Ruangobat
Perawat Ruangan Karu
Kamar V
E. RUANGAN RAWAT GELATIK
Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung memiliki ruang rawat
inap bedah salah satunya adalah ruang Gelatik sebagai ruang perawatan bedah umum
(Bedah Umum, Bedah Urologi, Bedah Mulut, Bedah THT dan Bedah Ginekologi).
Haralkes
Bagan 3.1 Tata Hubungan Ruangan Rawat Inap Gelatik Dengan Unit Lain
b) Hubungan Ruang Rawat Inap Gelatik dengan Kepala RSAU dr. M. Salamun
Kaur Ruang Gelatik bertanggung jawab kepada kepala/direktur rumah
sakit. Di satu pihak, kepala/direktur rumah sakit berkewajiban untuk
menyediakan segala sumber daya agar Ruang Rawat Inap Gelatik dapat
berfungsi dengan baik untuk menyelenggarakan profesionalisme staf medis
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan. Di lain pihak,
Kaur Ruang Gelatik memberikan laporan tahunan dan laporan berkala tentang
kegiatan keprofesian yang dilakukan kepada kepala/direktur rumah sakit
melalui Kepala Unit Rawat Inap.
STRUKTUR ORGANISASI
URUSAN RAWAT INAP RUANG PERAWATAN GELATIK
(PERAWATAN BEDAH)
KEPALA RUANGAN
DPJP
WAKIL KEPALA RUANGAN WAKIL KEPALA RUANGAN
AN
TIM I TIM II KELOMPOK LOGISTIK
PENDUKUNG
KETERANGAN :
Tabel 3.2
Tenaga Keperawatan di Ruang Perawatan Gelatik
Tenaga Perawat di Ruang
No.
Pendidikan Jumlah
1. Sarjana Keperawatan Ners 2 orang
2. Diploma Keperawatan 15 orang
3. Diploma Kebidanan 2 orang
Total 19 orang
2) Jumlah Tenaga Non Keperawatan di Ruang Gelatik
Tabel 3.3
Tenaga Non Keperawatan di Ruang Perawatan Gelatik
Tenaga Perawat di Ruang
No.
Kualifikasi Jumlah
1. Tata Usaha/Administrasi 1 orang
2. Cleaning Service 3 orang
Total 4 orang
Tabel 3.4
BOR Pasien di Ruang Perawatan Gelatik Tahun 2016
No BULAN BOR
1 Januari 75
2 Februari 78
3 Maret 80
4 April 74
5 Mei 62
6 Juni 66
7 Juli 40
8 Agustus 60
9 September 65
10 Oktober 28
11 November 53
12 Desember 67
Jumlah 748
Berdasarkan data rekam medis didapatkan hasil BOR di Ruang Gelatik sebesar
748 tahun 2016 dengan nilai BOR Rata-rata perbulan sebesar 62,3 .
104 + 12 + 14
x 12,31
235
= 6,8 (7 orang)
Tabel 3.8
Fasilitas untuk Pasien di Ruang Perawatan Gelatik Kelas III
No Nama Barang/Inventaris Jumlah Satuan Keterangan
1 Bad/Tempat Tidur Kelas III 20 Unit Baik
2 Bad/Tempat Tidur Kelas III bedah khusus 2 Unit Baik
3 Bad/Tempat Tidur Kelas II 3 Unit Baik
4 Bad/Tempat Tidur Kelas III Isolasi 1 Unit Baik
5 Tiang Infus 28 Buah Baik
6 Bantal 28 Buah Baik
7 Meja 21 Buah Baik
8 Lemari 20 Buah Baik
9 Kursi 23 Buah Baik
10 Sentral Oksigen 22 Unit Baik
11 Ruang Dispensi 1 Ruangan Baik
12 Ruang Nurs Station 1 Ruangan Baik
13 Westafel 1 Buah Baik
14 Televisi diruang Kelas II 1 Buah Baik
15 WC diruang Kelas II 1 Unit Baik
16 Tempat Sampah Non Medis 6 Buah Baik
17 Tempat Sampah Medis 3 Buah Baik
18 Troly Emergency 1 Unit Baik
19 Lemari Alat Tenun 1 Buah Baik
20 Alat Penetralisir Infeksi 1 Buah Kurang Baik
21 Toilet Umum Laki-laki 1 Unit Baik
22 Toilet Umum Perempuan 1 Unit Baik
23 Troly Pakaian Bersih & Kotor 1 Buah Baik
Tabel 3.9
Fasilitas untuk Pasien di Ruang Perawatan Gelatik Kelas II
No Nama Barang/Inventaris Jumlah Satuan Keterangan
1 Bad/Tempat Tidur Kelas II 12 Unit Baik
2 Bad/Tempat Tidur Kelas II Isolasi 1 Unit Baik
3 Tiang Infus 12 Buah Baik
4 Bantal 12 Buah Baik
5 Meja 12 Buah Baik
6 Lemari 12 Buah Baik
7 Kursi 12 Buah Baik
8 Sentral Oksigen 12 Unit Baik
9 Westafel 4 Buah Baik
10 Televisi 4 Buah Baik
11 Toilet 4 Unit Baik
12 Tempat Sampah Non Medis 6 Buah Baik
13 Tempat Sampah Medis 1 Buah Baik
14 Ruang Tindakan 1 Unit Baik
15 Ruang Perawat 1 Unit Baik
16 Ruang Kepala Ruangan 1 Unit Baik
17 Ruang Konsultasi 1 Unit Baik
b. Alat Kesehatan
Tabel 3.10
Alat Kesehatan untuk Pasien di Ruang Perawatan Gelatik
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Ambu Bag Dewasa 1 Baik
2 Bak kecil instrument 2 Baik
3 Bak spuit 2 Baik
4 Bak tindakan 7 Baik
5 Baskom Mandi 33 Baik
6 Bed said table Baik
7 Blangkar 4 1 rusak lagi dibawa
8 Buli-buli panas 2 Baik
9 Central O2 28 Baik
10 EKG 1 Baik
11 Eskap Baik
12 Gliserin spuit 3 1 rusak
13 Gunting jaringan 6 Baik
14 Hamer reflrks 2 Baik
15 Irrigator Baik
16 Kom alcohol 3 1 tidak ada tutup
17 Kom bethadine/besar 10 Baik
18 Korentang + 3 Baik
19 Gunting verban 2 Baik
20 Klem 4 2 klem bengkok
21 Kursi roda 4 Baik
22 Laringoskop dewasa 1 Baik
23 Mandrain ETT 1 Baik
24 Masker simple 3 Baik
25 Masker rebrithing 1 Baik
26 Nirbeken 8 Baik
27 Nebulizer 1 Baik
28 Pinset anatomis 10 Baik
29 Pinset cirugis 5 Baik
30 Pispot sodok 10 Baik
31 Pen light/senter 1 Baik
32 Regulator central 25 Baik
33 Syringe pump 1 Baik
34 Standar infuse bed 8 Baik
35 Standar infuse mobilik 15 Baik
36 Stetoskop dewasa Baik
37 Sterilisator basah Baik
38 Suction 1 Baik
39 Thermometer akcila 1 Baik
40 Thermometer dewasa 3 Baik
41 Timbangan dewasa 1 Baik
42 Tonge spatle 1 Baik
43 Turinal 2 Baik
44 Tempat tidur elektrik 6 Baik
45 Urinal 10 Baik
46 Auto davc 1 Baik
47 Botol WSD 4 Baik
48 Gunting hecting up / lancip lurus 4 Baik
49 Tabung O2 kecil 1 Baik
50 Sandaran tempat tidur 1 Baik
51 Gunting plester/ biasa 1 Baik
52 Selang O2 10 Baik
53 Kronometer tubak/ hubdic 1 Baik
54 Saturasi O2 2 Baik
55 Kassa decubitus 1 Baik
56 Monitor TTV 3 Baik
57 Kotak emergency 1 Baik
58 Kotak laboratorium 1 Baik
59 Kotak PA 1 Baik
60 Kotak penyimpanan spuit 2 Baik
61 Speculum/ 2 Baik
62 Probe. Cover loader 1 Baik
63 Trakeostomy 1 Baik
64 Tempat gerus obat 1 Baik
65 Busur combastio 1 Baik
66 Spignomanometer 2 1 Rusak, 1 Tidak berfungsi
dengan baik
c. Obat-obatan Emergency
Tabel 3.10
Obat-obatan Emergensi untuk Pasien di Ruang Perawatan Gelatik
No Nama BEKKES Satuan Jumlah Expire date
A. OBAT
1. Adrenalin Inj 1 mg/ml Ampul 4 03-17
2. Dopamin HCL Inj 20 mg/ml Ampul 3 10-17
3. Dobutamine Inj 50 mg/ml Ampul 3
4. Lidocain HCL 2% Inj 40 mg/ 2ml Ampul 4 10-18
5. Atrofin Sulfas Inj 5 mg/ml Ampul 3 11-18
6. Dexamethasone inj Ampul 4 12-17
7. Furosemide Inj 10 mg/ml Ampul 4 18-18
8. Aminophyline inj 24 mg/ml Ampul 4 04-18
9. Diazepam inj 5 mg/2 ml Ampul 3 12-16
10. Calcii Gluconas inj 100 mg/ 10 ml Ampul 4 09-18
11. Fargoxin Inj 0,25 mg/ml Ampul 2 12-16
12. Isorbid Dinitrat Inj Ampul 2 01-19
13. Natrium Bicarbonat (Meylon) Kolf Kecil 2 07-18
14. RL infuse Flaboth 2 03-17
15. NaCl 0,9 % Infuse Flaboth 2 01-18
B. Alkes Habis Pakai
1. Nasal Canul Pcs 2 10-19
2. Masker Oksigen Pcs 2 08-18
3. Spuit 3 cc Pcs 4 04-20
4. Spuit 5 cc Pcs 4 04-19
5. Abocath 20 Pcs 2 08-19
6. Infuse set Pcs 2 09-17
d. Administrasi penunjang-RM.
1. Buku Injeksi.
2. Buku Observasi.
3. Lembar Dokumentasi.
4. Buku Observasi Suhu dan Nadi.
5. Buku Timbang Terima.
6. SOP.
7. SAK.
8. Buku visite.
9. Leaflet.
A. Hasil Kajian Analisis Internal Dan Eksternal
1. Kekuatan (Strength)
1. Lulus Akreditasi KARS Paripurna Tahun 2015
2. Terdapat visi, misi, dan falsafah Rumah Sakit
3. Ruang Gelatik merupakan ruang perawatan bedah kelas III dan II untuk
perempuan dan laki-laki
4. Terdapat 266 Standar Prosedur Operasional
5. Terdapat tenaga keperawatan Sarjana Keperawatan Ners sebanyak 2 orang,
Diploma Keperawatan 16 orang, Diploma Kebidanan 2 orang dan Cleaning service
3 orang, tenaga administrasi 1 orang.
6. Adanya sistem pengembangan/ kebijakkan seperti pelatihan-pelatihan yang dapat
diikuti oleh siapapun (PPGD, EKG, dan pemadam kebakaran)
7. Telah mengikuti pelatihan BHD dan Wound Care
8. Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman, dengan masa kerja 1 tahun sampai
32 tahun
9. Pendanaan ruang rawat inap bedah umum dikelola oleh RS dan ruangan.
10. Ada pendapatan insentif dan jasa
11. Diadakan sharing setiap pagi sebagai bentuk evaluasi dan laporan secara intern
maupun ekstern di ruangan
12. Mempunyai standar asuhan keperawatan
13. Mempunyai protap setiap tindakan
14. Tempat ibadah (masjid) berada didekat Ruang Perawatan Gelatik
15. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan, antara lain:
a. Tersedia nurse station.
b. Alat kesehatan yang memadai.
c. Memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 39
d. Terdapat poster untuk langkah-langkah cuci tangan dibeberapa tembok
e. Terdapat administrasi penunjang (misal: buku injeksi, SPO, SAK dan lainnya)
f. Terdapatnya handscrub disetiap pintu kamar pasien dan disisi kamar pasien
g. Terdapatnya ventilasi udara di kamar pasien
h. Pemasangan gelang nama sebagai identitas pasien yang memudahkan tindakan
keperawatan.
i. Lingkungan bersih dan Ners Station terlihat tidak ada sampah yang dibuang
sembarangan
j.
2. Kelemahan (Weakness)
1. Tenaga perawat di ruang sebagian besar masih berpendidikan diploma
2. Kurangnya poster peringatan tentang bahaya penyebaran infeksi.
3. Belum tersedianya penyimpanan alat kesehatan
4. Penataan tempat penyimpanan obat yang belum teratur (Loker penyimpanan obat)
5. Belum tersedianya ruang dispensing (tempat meracik obat)
6. Belum tersedianya rak penyimpanan alat diruangan spoelhock seperti baskom,
urinal,pispot )
7. Terdapat beberapa kamar yang sulit terjangkau oleh Nurse station yaitu Kamar
Perawatan Kelas II Kamar I-IV dan Ruang Isolasi.
8. Belum ada ruangan khusus untuk pendidikan.
9. Belum optimalnya pelaksanaan 5 moments untuk pencegahan infeksi
10. Belumoptimalnyanya penerapan 6 benar pemberian obat
11. Tempat sampah yang belum memadai antara tempat sampah infeksius, non
infeksius dan plabot serta pemilahan sampah oleh perawat dan pasien yang belum
pada tempatnya
12. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
pembuangan dan pemilahan sampah medis dan non medis, mencuci tangan, etika
batuk, fungsi gelang identitas dan jalur evakuasi
13. Belum dilaksanakannya pengkajian pasien dengan resiko jatuh dan pemberian pin
pada pasien alergi obat, resiko jatuh serta do not resusitation (DNR)
3. Peluang (Opportunity)
1. Rumah sakit memiliki hubungan kerjasama dengan poltekes ciumbeuleuit
2. Adanya mahasiswa-mahasiswa yang praktek dirumah sakit
3. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang habis atau rusak
4. Adanya suatu kebijakan bersifat militer yang dapat menunjang tingkat kedisiplinan
pegawai.
5. Adanya kerjasama antar Rumah Sakit Dr. M. Salamun dengan Rumah Sakit Santo
Yusuf, Rumah Sakit Advent, serta Rumah Sakit Santo Borromeus
6. Adanya kesempatan bagi perawat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan perawat
diluar rumah sakit
7. Adanya organisasi PPNI yang menaungi profesi keperawatan
4. Ancaman (Treathened)
1. Masyarakat semakin kritis terkait dengan pelayanan kesehatan.
2. Adanya undang-undang perlindungan konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun
2009 tentang perlindungan konsumen.
3. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih pofesional
11. Tempat sampah yang belum memadai antara tempat sampah 0.04 3 0.12
infeksius, non infeksius dan plabot serta pemilahan sampah
oleh perawat dan pasien yang belum pada tempatnya
12. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada pasien dan 0,05 3 0.15
keluarga tentang pembuangan dan pemilahan sampah medis
dan non medis, mencuci tangan, etika batuk, fungsi gelang
identitas dan jalur evakuasi
13. Belum dilaksanakannya pengkajian pasien dengan resiko 0.04 3 0.12
jatuh dan pemberian pin pada pasien alergi obat, resiko jatuh
serta do not resusitation (DNR)
Jumlah 049 35 1.33
TOTAL 1,0 86 2,48
Keterangan :
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai 1 = sangat
lemah, 2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat. Jadi, rating mengacu pada
kondisi Ruang Perawatan di Gelatik, sedangkan bobot mengacu pada pelayanan
keperawatan dimana rumah sakit berada.
a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai
skornya
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi rumah sakit yang dinilai. Nilai
rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal,
rumah sakit adalah lemah, sedangkan nilai yang berada diatas 2,5 menunjukkan posisi
internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup
banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena
selalu berjumlah 1,0.
Tabel 3. Matriks EPE
No. Faktor Bobot Rating Skor
Peluang (Opportunity)
1. Rumah sakit memiliki hubungan kerjasama
0,12 3 0,36
dengan poltekes ciumbeuleuit
2. Adanya mahasiswa-mahasiswa yang praktek
0,11 2 0,22
dirumah sakit
3. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang
0,11 2 0,22
habis atau rusak
4. Adanya suatu kebijakan bersifat militer yang
0,11 3 0,33
dapat menunjang tingkat kedisiplinan pegawai.
5. Adanya kerjasama antar Rumah Sakit Dr. M.
Salamun dengan Rumah Sakit Santo Yusuf,
0,09 2 0,18
Rumah Sakit Advent, serta Rumah Sakit Santo
Borromeus
6. Adanya kesempatan bagi perawat untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan perawat diluar 0,11 3 0,33
rumah sakit
7. Adanya organisasi PPNI yang menaungi
0,09 3 0,27
profesi keperawatan
Jumlah 0,74 18 1,91
Ancaman (Treathened)
1. Masyarakat semakin kritis terkait dengan
0,13 4 0,52
pelayanan kesehatan.
2. Adanya undang-undang perlindungan
konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun 0,11 4 0,44
2009 tentang perlindungan konsumen.
3. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
0,12 3 0,36
pelayanan yang lebih pofesional
Jumlah 0,36 11 1,32
TOTAL 1,0 29 3,23
Keterangan:
Rating setiap critical succes factors antara 1 sampai 4, dimana 1 = dibawah rata-rata, 2 =
rata-rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = sangat bagus. Rating ditentukan berdasarkan efektifitas
strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.
a. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor critical succes factors
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor 4,0
mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap
peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industri.
Sementara itu, skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak
memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman
eksternal.
Tabel 3.3
Tabel Matrik SPACE
Faktor-faktor Stategis Internal (IFAS) Bobot
Kekuatan (Strenght/ IS)
1. Lulus Akreditasi KARS Paripurna Tahun 2015
2. Terdapat visi, misi, dan falsafah Rumah Sakit
3. Ruang Gelatik merupakan ruang perawatan bedah kelas III dan II untuk perempuan dan
laki-laki
4. Terdapat 266 Standar Prosedur Operasional
5. Terdapat tenaga keperawatan Sarjana Keperawatan Ners sebanyak 2 orang, Diploma
Keperawatan 16 orang, Diploma Kebidanan 2 orang dan Cleaning service 3 orang,
tenaga administrasi 1 orang.
6. Adanya sistem pengembangan/ kebijakkan seperti pelatihan-pelatihan yang dapat diikuti
oleh siapapun (PPGD, EKG, dan pemadam kebakaran)
7. Telah mengikuti pelatihan BHD dan Wound Care
8. Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman, dengan masa kerja 1 tahun sampai 32
tahun
9. Pendanaan ruang rawat inap bedah umum dikelola oleh RS dan ruangan.
10. Ada pendapatan insentif dan jasa
11. Diadakan sharing setiap pagi sebagai bentuk evaluasi dan laporan secara intern maupun
ekstern di ruangan
12. Mempunyai standar asuhan keperawatan
13. Mempunyai protap setiap tindakan
14. Tempat ibadah (masjid) berada didekat Ruang Perawatan Gelatik
15. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan, antara lain:
a. Tersedia nurse station.
b. Alat kesehatan yang memadai.
c. Memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 39
d. Terdapat poster untuk langkah-langkah cuci tangan dibeberapa tembok
e. Terdapat administrasi penunjang (misal: buku injeksi, SPO, SAK dan lainnya)
f. Terdapatnya handscrub disetiap pintu kamar pasien dan disisi kamar pasien
g. Terdapatnya ventilasi udara di kamar pasien
h. Pemasangan gelang nama sebagai identitas pasien yang memudahkan tindakan
keperawatan.
i. Lingkungan bersih dan Ners Station terlihat tidak ada sampah yang dibuang
sembarangan
Jumlah
Kelemahan (Weakness/CA)
Jumlah
X aksis= CA+IS
X aksis=
Faktor-faktor Stategis Internal (IFAS) Bobot
Peluang (Opertunity/ FS)
1. Rumah sakit memiliki hubungan kerjasama dengan poltekes ciumbeuleuit
2. Adanya mahasiswa-mahasiswa yang praktek dirumah sakit
3. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang habis atau rusak
4. Adanya suatu kebijakan bersifat militer yang dapat menunjang tingkat kedisiplinan
pegawai.
5. Adanya kerjasama antar Rumah Sakit Dr. M. Salamun dengan Rumah Sakit Santo Yusuf,
Rumah Sakit Advent, serta Rumah Sakit Santo Borromeus
6. Adanya kesempatan bagi perawat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan perawat diluar
rumah sakit
7. Adanya organisasi PPNI yang menaungi profesi keperawatan
Jumlah
Ancaman (Thearts/ ES).
1. Masyarakat semakin kritis terkait dengan pelayanan kesehatan.
2. Adanya undang-undang perlindungan konsumen terdapat dalam UU No. 8 tahun 2009
tentang perlindungan konsumen.
3. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih pofesiona
Jumlah
Total
Y aksis= FS+ES
E. Diagram Kartesius
FS/O
CA/W IS/S
ES/T
NB : kami tidak tahu ibu soal pengisian IFAS dan diagram kartesius jadi gmna ya ibu ? mohon bimbinganya
F. Analisis Fish Bone
1. Belum optimalnya penerapan prinsip 5 benar obat dalam pemberian obat dan cairan infus.
MATERIAL
MEN :
- Belum optimalnya
- Pembagian pemberian obat pemberian lembar label
dilakukan oleh 1 orang perawat identitas
MONEY
- Jumlah perawat tiap shift siang dan - Identitas pasien ditulis
malam sebanyak 3-4 Pembiayaan diatur di bungkus spuit dan
- Jumlah pasien per hari rata-rata 15- oleh Rumah Sakit plabot infus
20 orang
-
MATERIAL :
MEN :
- Jumlah TT 39 buah
- Jumlah pasien rata-rata 15-20 MONEY : - Jumlah tempat sampah non
orang
Pembiayaan diatur oleh infeksius 10 buah dan sampah
- Pasien tidak mengerti tentang
Rumah Sakit infeksius 3 buah di ruang perawatan
pemilahan sampah infeksius dan
kelas II dan III
non infeksius
-
Kurangnya penyediaan
tempat sampah infeksius dan
non infeksius di sekitar
kamar pasien kelas II dan
kelas III
METHODE :
MACHINE ENVIRONTMEN :
Belum optimalnya pemberian
edukasi tentang pemilahan - Kurangnya lahan untuk
sampah dan Belum adanya penempatan tempat
lembar pemberian edukasi terkait sampah di ruang
pemilahan sampah infekius dan perawatan kelas II dan
non infeksius pada pasien kelas III
3. Belum optimalnya pemberian edukasi hand hygiene, etika batuk efektif dan pemilihan sampah infeksi dan non
infeksius pada pasien baru.
MATERIAL :
- Hanya Terdapat
MONEY:
MEN : poster edukasi hand
Pembiayaan diatur hygiene, dan batuk
- Jumlah perawat tiap shift siang dan oleh Rumah Sakit efektif Belum optimalnya
malam sebanyak 3-4
- Jumlah pasien per hari rata-rata 15-20 pemberikan edukasi tentang
orang orientasi ruangan, jam
kunjungan, hand
hygiene,tanda pengenal,
batuk efektif dan pemilihan
pembuangan sampah
METHODE : MACHINE ENVIRONTMEN :
infeksi dan non infeksius.
Belum adanya lembar pemberian
Kurangnya lahan
edukasi terkait pemilahan sampah
untuk penempatan
infekius dan non infeksius, hand
tempat sampah di ruang
hygiene, gelang identitas, orientasi
perawatan kelas II dan
ruangan,etika batuk efektif
kelas III
4. Kurangnya kesadaran perawat dalam penggunaan dan penggantian APD (handscoon) saat melakukan tindakan keperawatan.
MEN : MATERIAL
MONEY Tersedianya APD
- Jumlah perawat tiap shift pagi, siang dan
malam sebanyak 3-4 Pembiayaan diatur (Handscoon, masker, gaun,
- Jumlah pasien per hari rata-rata 15-20 oleh Rumah Sakit boot, penutup kepala) di
- Jumlah pasien partial rata-rata 5-10 orang ruangan Gelatik
- Jumlah pasien total care rata-rata 3-5 orang
- Kurangnya motivasi Terdapat mesin autoclav Jarak antara bed pasien yang
perawat dalam penerapan (mesin sterilisasi alat) satu dengan yang lain
pemakaian dan penggantian yang tidak berfungsi berdekatan
APD dalam pelaksanaan optimal
tindakan invasif
5. Kurang optimalnya pengelolaan tata ruang dispensing obat di ruangan.
MEN :
MONEY :
MATERIAL :
- Jumlah pasien per hari rata-rata
15-20 orang Pembiayaan
- Lemari penyimpanan obat
- Tidak adanya petugas inventaris diatur oleh
yang kecil
yang mengatur ruangan Rumah Sakit
Kurang optimalnya
pengelolaan tata ruang
dispensing obat di ruangan.
Belum adanya tata kelola Tidak adanya lemari - Kurangnya lahan untuk
penyimpanan obat yang khusus penyimpanan ruang dispensing obat
baik dan benar obat pasien - Ruang penyimpanan obat
berdekatan dengan lemari
alat tenun
-
G. Prioritas Masalah
1. Perumusan Masalah
a. Sarana dan prasarana kurang memadai
b. Asuhan keperawatan kurang optimal
2. Prioritas Masalah
Proses untuk memprioritaskan masalah dengan metode pembobotan yang memperhatikan aspek :
1. Sangat penting :5
2. Penting :4
3. Cukup penting :3
4. Kurang penting :2
5. Sangat kurang penting :1
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6