Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Keadaan masyarakat Indonesia yang beragam sangat dipengaruhi
oleh perkembangan masyarakat dari usia dini. Pemerintah telah memperhatikan
kelangsungan pekembangan usia dini ini dengan mengoptimalkan berbagai bentuk
pengembangan di usia muda, seperti peningkatan mutu pendidikan, pengembangan
pola-pola intelektual, pola pendidikan moral dan banyak aspek lainnya. Hal ini tentu saja
menggembirakan, meskipun tidak bisa menjadi jaminan bahwa upaya tersebut dapat
meningkatkan kualitas generasi selanjutnya. Lansia sering dianggap sebagai golongan
yang lemah, tetapi sesungguhnya lansia memiliki peran yang berarti bagi masyarakat.
Lansia memiliki penalaran moral yang bagus untuk generasi dibawahnya. Lansia
memiliki semacam gairah yang tinggi karena secara alami, manusia akan cenderung
memanfaatkan masa-masa akhirnya secara optimal untuk melakukan pewarisan nilai
dan norma. Hal ini justru mempermudah kita untuk membina moral anak-anak.
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan,
integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan ketimpangan
dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit kejiwaan (Latifah,
2010). Jika ini terjadi maka keadaan masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai
penguat transformator nilai dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas.
Banyak contoh yang terjadi dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang sopan
atau bahkan kurang beradab sehingga secara tidak langsung akan mengganggu
ketentraman kehidupan bermasyarakat. Badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun
2015 menyatakan estimasi populasi penduduk lansia antara tahun 2015 hingga tahun
2050 akan meningkat dari (12%) menjadi (22%) dari populasi penduduk dunia. Di
Indonesia sendiri, pada tahun 2020 diprediksi jumlah lansia mencapai 28,8 juta (11,34%)
dengan usia harapan hidup 71,1 tahun, sedangkan lansia yang terlantar mencapai 1,7
juta sampai 2 juta orang(Efendi, 2009).
Wujud dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkannya pelayanan bagi lansia
melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan ditingkat masyarakat adalah
Posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Selain itu untuk memudahkan
pemantauan kesehatan lansia, maka dikeluarkan Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia
sebagai wujud dari kepedulian pemerintah terhadap lansia. Dengan adanya KMS
Lansia diharapkan kesehatan lansia dapat lebih diperhatikan dan segala keluhan yang
dialami lansia dapat segera ditangani dengan adanya deteksi berdasarkan catatan yang
terdapat dalam KMS Lansia.
b. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan ini kader lansia di RW 07 Kelurahan Lowokwaru
mampu melakukan pengisian KMS.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilaksanakan penyuluhan selama 1 x 60 menit diharapkan kader dapat :
1. Menyebutkan pengertian KMS Lansia
2. Menyebutkan tujuan dan manfaat Pengisian KMS Lansia
3. Melakukan Pengisian KMS Lansia
c. Rincian Kegiatan
Metode : Ceramah, Tanya jawab
Media : KMS Lansia
Hari/tanggal : Rabu/ 22Juni 2016
Tempat : Paud KB Nada Jl. Selorejo Blok B No.1-3
Jam : 09.00-10.00 WIB
Materi : Cara Pengisian KMS
Pemateri : Kadek Sela Septiana dan Kadek Lina Kurnia
Sasaran : Kader Lansia RW 07 Kelurahan Lowokwaru Malang
B. MATERI
a. Judul :
Mengenal Pentingnya Pengisian KMS Lansia dengan Benar
b. Tujuan umum :
Pengenalan dan penanaman pentingnya pengisian KMS lansia dengan baik dan benar
c. Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakanpenyuluhan selama 1 x 60 menit diharapkan kader Lansia dapat :
1. Menyebutkan pengertian KMS Lansia
2. Menyebutkan tujuan dan manfaat Pengisian KMS Lansia
3. Melakukan Pengisian KMS Lansia
4. Durasi :
Pembukaan : 10 menit
Penyajian materi : 40 menit
Penutup : 10 menit
5. Deskripsi Acara :
6. Isi Materi :
a. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan KMS
b. Menjelaskan manfaat, tujuan dan pentingnya pengisian KMS dengan benar dan
lengkap.
c. Menjelaskan cara pengisian KMS
- Mengisi identitas lansia (nama, umur, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan,
status, tinggal dengan)
- Mencatat tanggal dan bulan kunjungan lansia dan menannyakan keluhan yang
dirasakan dan menuliskan tindakan yang diberikan.
- Mencatat tanggal pemeriksaan pada kolom Catatan Pemantauan
- Memulai pencatatan pemantauan lansia
1. Kegiatan sehari-hari
Kategori A : Kegiatan sehari harisangat tergantung pada orang lain
Kategori B : Kagiatan sehari-hari kadang-kadang perlu bantuan orang lain
Kategiri C : mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari tanpa bantaun
orang lain.
4. Tekanan Darah
- Ukur tekanan darah lansia (Sistol dan Diastol) dan Nadi
- Sesuaikan hasil tekanan darah dengan nilai normal Sistol : 120-160
mmHg, Diastol : 90 mmHg.
- Catat hasil sistol, diastole dan nadi pada table.
- Jika menggunakan obat beri tanda centang ()
- Centang hasil tekanan darah sesuai kategori Tekanan darah pada
lansia
5. Hemoglobin
Jika pada posyandu lansia diadakan tes Hb maka
- Catat hasil cek Hb di table hemoglobin
- Nilai normal Hb laki-laki = 13 g% dan perempuan = 12 g%.
- Centang hasil kategori hemoglobin lansia pada kolom normal atau
kurang.
8. Asam Urat
Jika posyandu lansia mengadakan tes asam urat maka:
- Catat hasil cek asam urat di table Asam Urat
- Nilai normal Asam Urat Laki-laki : 3.0 7.2 dan perempuan: 6
- Centang hasil kategori asam urat lansia pada kolom tinggi atau
normal.
C. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini disusun sebagai acuan menuju idealism penyampaian
materi dalam kegiatan Mengenal Pentingnya Pengisian KMS Lansia dengan Benar
dalam rangka mewujudkan kader lansia yang aktif dan memiliki pengetahuan yang semakin
luas dan mengaplikasikan pada kegiatan posyandu lansia di RW 07 Kelurahan Lowokwaru
Kota Malang.