Вы находитесь на странице: 1из 5

KOMENTAR.

Tentunya jika saya menjadi warga Jakarta dan belum mememiliki rumah akan merasa senang
sekali mendengar program tersebut dan berharap Anies Sandi dapat mewujudkan janjinya .
akan tetapi ,dibalik hingar bingarnya masyarakat terhadap janji program KPR nol persen ini,saya
melihat ketidak mungkinan atau kesulitnya tercapai program yang di tawarkan Anies Sandi
tersebut. .

Perdebatan sengit mengenai program DP 0 persen dari Anies-Sandi menuai banyak kontroversi .
dari awal sudah banyak yang menyangka bahwa program DP 0 persen ini tidak masuk akal dan
seakan akan ingin membodohi warga Jakarta hanya umtuk memenangkan pilkada DKI . bahkan
pakar ekonomi juga berkomentar mengenai bias tidaknya program ini di lakukan

Beberapa bank menilai dp rumah 0% dapat terapkan seperti contohnya Bank Bukopin yang
menilai program uang muka atau Down Payment (DP) nol persen untuk kredit pemilikan rumah
(KPR) masih masuk akal. DP nol persen merupakan salah satu program yang dijanjikan
Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan

Pada dasarnya menerapan ini harus ada ketentuan atau aturan yang dibuat oleh otoritas terkait
program tersebut ,yakni aturan Bank Indonesia (BI) dan aturan Otoritas Jasa Pebankan (OJK).

BI memiliki aturan soal pembayaran KPR dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 17/10/PBI?
2015 yang diubah terakhir bulan Agustus 2016 , BI mengharuskan tiap orang yang ingin
mengambil rumah harus membayar uang DP sebesar 15 persen.

BI memastikan pengukuran DP ini merupakan kebijakan peloggaran Loan To Value (LTV) dan
Financing To Value (FTV) untuk kredit pemilik rumah .kebijakan bank sentral ini sekaligus
mendukung paket kebijakan ekonomi jilid XIII yang dirilis pemerintah salah satu isinya :
reformasi dalam perizinan pembangunan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah(MBR).

Bank Indonesia (BI) tidak akan pernah merelaksasi atutan Loan To Value (LTV) hinggan 100
persen dengan kata lain ,bank secara penuh membiayai KPR tanpa ada uang muak atau DP . hal
ini BI akan tetap menjaga likuiditas dan solvabilitas perbankan , khususnya KPR.
Bank secara natural harus memitigasi resiko missmatch Antara sumber pendanaan dari DPK
(Dana Pihak Ketiga ) yang bertenor kurang dari satu tahun ,sedangkan pembiayaan KPR dengan
tenor 10-15 tahun .

Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan Kami bisa
masuk kalau memang sesuai aturan perbankannya. Jika memang aturan perbankan
memungkinkan ya kenapa tidak

Untuk saat ini program DP rumah nol persen belum dapat direalisasikan ,karena belum ada
aturan yang mengatur tentang program tersebut terlebih lagi, Bank Indonesia sudah mengatur
mengenai loan to value (LTV) untuk pembiayaan properti. Dalam aturan tersebut diatur besaran
minimum uang muka untuk penyaluran kredit properti.

Para bank tidak cukup sinting untuk ikut program yang DPnya benar benar dihilangkan dan tidak
di bebankan ke pembeli rumah .mereka memodifikasi programnya agar bisa masuk akal .

Bayangkan membeli rumah tanpa resiko apapun.kredit macet siap siap membludak dan bisnis
property akan mengalami krisis seperti tahun 2008 . yang kena ya perbankan juga . Dengan
adanya DP Maka pembeli tidak bisa serta membeli rumah diluar kemampuannya . ini tujuan dari
DP ,menghindari kredit macet

DP nol persen itu sebenarnya itu hal yang mustahil .apabila DP pertama kali dibayarkan oleh
pemda lalu dibayarkan oleh masyarakat kembali itu mungkin akan masuk akal . angsuran terdiri
dari angsuran pokok dan Bunga ,pada program tersebut apabila ditambah angsuran DP ,skema
seperti itu masih masuk akal.tapi itu sama saja dengan bohong

Pemda harus berkerja sama dengan perbankan jika ingin menjalankan program nol persen
tersebut dan harapan masyarakat Jakarta dari perbankan adalah bantuan agar DP tersebut tidak
berbunga . kemungkinan program tersebut dapat dijalankan . karena, Pemda DKI Jakarta
memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai
Bank Permata ,Josua Pardede mengatakan DP rumah nol rupiah terlalu beresiko dan dapat
menimbulkan bubble pada sector property . selain itu ,dapat juga membahayakan sector
perbankan akibat kredit bermasalah ( Non Performing Loan /NPL ) yang meningkat.

Jika bubble property terjadi dan tidak diikuti oleh kualitas debitur yang baik, tentunya akan
meningkatan kembali rasio NPL dan berpotensi mengganggu stabilitas system perbankan.

Dari kacamata ekonomi perbankan . program Anies- Sandi ini bias sangat beresiko . salah satu
resikonya adalah resiko kredit atau yang dalam Bahasa inggris disebut credit risk . resiko ini
adalah suatu resiko kerugian yang disebabkan oleh ketidak mamapuan (gagal bayar) dari debitur
atas kewajiban membayar utangnya baik utang pokok maupun Bunga atau keduanya.

Proyek pembangunan perumahan memang mampu menciptakan gelembung ekonomi (ecconic


bubble) yang baru jika dijalankan dengan kredityang murah atau dalam kasus ini tanpa uang
muka pembayaran permintaan akan sangat tinggi .sehingga pelaku pengembang akan berusaha
memenuhi permintaan ini .

Hanya saja yang perlu diperhitungkan kembali adalah resiko gagal bayar dari debitur. Kasus
kredit subprime yang menimpa Amerika Serikat di tahun 2008 cukup menjadi bukti bahwa
permintaan yang tinggi namun tak diikuti kemampuan pengembalian yang baik akan
menciederai perekonomian secara serius

Belajar dari krisis moneter negara AS di karenakan oleh macetnya kredit perumahan , dimana
industry perbankan dana keuangan diintruksikan oleh pemerintahannya saat itu supaya
menyetujui KPR tanpa harus melihat latarbelakang ekonomi debiturnya. Juga, belajar dari
bagaimana pemerintah Prancis memberikan kemudahan kepada masyarakatya yang
berpenghasilan rendah padad tahun 1965 1984 . Mempelajari wacana dari Anies- Sandi dimana
KPR tanpa DP dapat dilakukan . kemudian , mereka membuat pertnyataan kembali dimana
program KPR tersebut , adalah untuk warga DKI Jakarta yang berpenghasilan RP. 7 juta
perbulan dengan beberapa persyaratan yang saya sendiri tidak mengerti tentang asal muasal
acuan seperti KPR tanpa DP . jika ingin berkiblat ke prancis dan AS jelas tidak mungkin.
Dari PBI No 18/16/PBI/2016 tentang rasio LTV untuk KPR pertama, saya melihat bahwa
program yang disampaikan oleh Anies- Sandi melanggar ketentuan PBI, karena Anies - Sandi
sudah memberikan pernyataan bahwa DP 10% untuk KPR. Sedangkan besarnya rasio LTV untuk
KPR pertama sudah ditentukan yaitu 15% dari total harga rumah yang akan dikredit. Bank DKI
Jakarta, menurut saya juga tidak mungkin berani melanggar ketentuan yang sudah diatur oleh
PBI. Jika tetap nekad maka bank sentral akan memberikan peringatan. Bisa pula dikatakan
bahwa biaya DP 15% akan dibebankan ke APBD, maka akan ada pemangkasan penganggaran
sekian persen untuk setiap program kesejahteraan masyarakat. Tapi, mekanismenya sendiri
masih belum jelas.

Dengan jumlah deposito selama 6 bulan yang tidak cukup untuk melunasi DP sebesar 15%. Saya
tidak yakin bahwa pihak perbankan akan mengambil resiko dengan memberikan subsidi sisanya
kepada calon debitur yang status kepegawaiannya masih belum jelas. Meskipun jelas, resiko
yang diambil Bank DKI terlalu tinggi. Jika terjadi kredit macet karena beberapa factor seperti
status kepegawaian debitur tidak diperpanjang, perusahaan merugi kemudian menutup usahanya
maka warga DKI Jakarta yang sudah membayar cicilan sekian tahun akan mengalami krisis
keuangan. Apabila keadaan ekonomi tidak menentu dan mereka tidak bisa membayar cicilan
KPR, maka pihak bank akan mengambil hak kepemilikan KPR. Ketika kredit macet
berkelanjutan, maka imbasnya terhadap kelanjutan ekonomi juga akan tersendat.

Dengan demikian kita dapat mengetahui siapa yang akan dirugikan dalam KPR dengan DP nol
persen, yaitu bukan siapa-siapa lagi melainkan warga DKI Jakarta sendiri. Oleh karena itu, saya
berharap siapapun yang mencalonkan sebagai pemimpin daerah pada umumnya dan khususnya
kepada AB dan SU, silahkan paparkan program KPR ini secara detil dan transparan sehingga
warga DKI Jakarta menjadi lebih terdidik oleh wacana-wacana yang akan dan sedang
dikampenyekan. Sebagai tambahan, saya berharap supaya warga DKI Jakarta dapat berpikir
lebih kritis terutama terhadap program yang menyangkut kesejahteraan sosial.

Вам также может понравиться