Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
wanita yang hamil, tidak semua persalinan dilakukan secara normal. Dalam
janin dengan membuka dinding abdomen dan dinding uterus dan merupakan
Sectio caesarea merupakan suatu cara melahirkan janin dengan insici abdominal
dan dinding uterus (Tatang Bisri, 1998). Tindakan operasi atau pembedahan baik
keadaan pasien akan mengalami nyeri pada pasca pembedahan, karena pada saat
pembedahan dokter telah melakukan pembiusan. Pengaruh obat bius biasanya akan
menghilang sekitar 2 jam setelah proses pembedahan selesai. Setelah efek obat bius
habis, rasa nyeri pada bagian perut mulai terasa. Rasa nyeri yang dirasakan berasal
dari luka yang terdapat pada bagian perut. Selain itu, terjadinya kontraksi dan
pengerutan rahim juga menimbulkan rasa nyeri selama beberapa hari (cunningham
2005). Nyeri juga merupakan respon langsung terhadap suatu kejadian atau
peristiwa yang tidak menyenangkan. Nyeri juga dapat dikatakan sebagai perasaan
atau pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya
perlukaan jaringan.ambang nyeri tiap orang berbeda satu dengan yang lain.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat dimana nyeri dirasakan pertama kali.
tahun 2004 mencatat angka persalinan dengan Sectio caesarea secara nasional
berjumlah kurang lebih 4 % dari jumlah persalinan total. Secara umum jumlah
sectio caesarea dirumah sakit pemerintah adalah sekitar 20-25 % dari total
persalinan, dirumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar 30-80 % dari
total persalinan (Depkes RI, 2006). Angka jumlah ibu yang melahirkan dengan
sectio caesarea di propinsi jawa timur adalah 28,98 % dengan indikasi medis,
40,43 % akibat faktor partus dengan komplikasi, dan kegagalan 0,9 % (Mutiara,
2004). Berdasarkan data dari catatan rekam medik RSUD Dr Soeroto ngawi
didapatkan tindakan operasi pada bulan september 2016 sampai dengan bulan
oktober 2016 sebesar 361dengan kasus sectio caesarea sebesar 165 pasien.
dari trauma jaringan,bukan saja respon sensorik dari suatu proses nosisepsi, harus
dipercaya apa yang dikatakan pasien tetapi juga merupakan respon emosional yang
didasari atas pengalaman nyeri terdahulu (Doso Sutiyono, 2010). Selain itu nyeri
nyeri post operasi kurang, sehingga pasien tidak mampu beradadptasi dengan nyeri.
Pada post operasi hampir semua mengalami nyeri baik ringan sampai dengan berat.
Namun belum tentu nyeri yang sama menghasilkan efek yang sama pada orang
yang berbeda (Soenarjo 2003). Nyeri operasi memicu respon neuroendokrin yang
dikemudian hari (Doso Sutiyono, 2010). Jika nyeri tidak tertangani secara
darah karena homeokonsentrasi yang terjadi pada ibu paska melahirkan yang
apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan sumbatan pada pembuluh
darah yang dapat menyebabkan otak kekurangan O2 yang akhirnya dapat terjadi
dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi dengan tujuan untuk mengobati
farmakologi dengan obat obatan analgetik, steroid, NSAID, Opioid obat obatan
mengobservasi pasien post operasi termasuk nyeri, sehingga angka mortalitas dan
cara salah satunya yaitu pemberian distraksi secara pernafasan, bernafas ritmik
menganjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan
mata dan melakukan inhalasi perlahan dengan penghitungan satu sampai empat dan
memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri dapat menjadi
strategi yang berhasil dan mungkin merupakan mekanisme yang bertanggung
jawab terhadap tehnik kognitif efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari
adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit terganggu
oleh nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi
sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang
pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Tehnik
menghambat aktifasi nyeri. Jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan
dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak
dirasakan oleh klien). Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat
merangsang sekresi endofrin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien
partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat
individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan
sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi
satu indera saja (Tamsuri, 2007). Untuk itu tenik distraksi dipandang merupakan
terapi yang sangat baik pada penanganan nyeri secara non farmakologi, dipandang
dari segi biaya dan manfaat, penggunaan managemen non farmakologi tehnik
distraksi lebih ekonomis dan tidak ada efek sampingnya serta tidak memerlukan
alat jika dibandingkan dengan penggunaan manajemen nyeri farmakologi dan non
distraksi pada pasien yang mengalami nyeri khususnya pasien post operasi sectio
analgetik sehingga pasien masih merasakan nyeri dan tidak mampu beradaptasi
dengan nyeri yang dirasakan setelah efek dari analgetik telah hilang. perawat
menggunakan tehnik non farmakologi. Pemberian terapi analgesik pun harus sesuai
dengan yang diresepkan dokter, analgesik dalam jangka panjang juga dapat
farmakologi dan non farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk
menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung
selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari (Smaltze dan Bare, 2002). Menurut
tingkat nyeri melalui mekanisme yaitu dengan tehnik nafas ritmik otot otot skelet
terjadi fase dilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah
yang mengalami spasme dan iskemik, tehnik nafas ritmik dipercaya mampu
enkefalit. Pernyataan lain menyatakan bahwa penurunan nyeri oleh tehnik nafas
kadar hormonal kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat
stres seorang pasien sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan membuat klien
merasa tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur. Hal ini akan
sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen (O2) dalam darah. Mengingat betapa
Pernafasan Dalam Menurunkan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea
B. RUMUSAN MASALAH
Menurunkan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea diruang Pulih Sadar
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Soeroto ngawi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi nyeri sebelum dilakukan tehnik distraksi pernafasan
ngawi.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat menjelaskan efektifitas tehnik distraksi
post operasi.
2. Manfaat Praktis
Tehnik distraksi pernafasan diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu cara yang efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien
post operasi.
E. KEASLIAN PENULISAN
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar. Dengan harapan