Вы находитесь на странице: 1из 3

PROSPEK AGRIBISNIS DOMBA/KAMBING

DENGAN DUKUNGAN SMD


(Ir.H.Rukmantoro Salim.MM)

Kendala dalam usaha agribisnis peternakan domba/kambing masih menghadapi sejumlah


kendala. Di antaranya ketidak tersediaan industri perbibitan domba/kambing yang dapat
diandalkan. Padahal, upaya pembibitan sangat penting untuk menghasilkan ternak yang
berkualitas. Selama ini, upaya pembibitan yang tidak kredibel telah menyebabkan kualitas
genetik domba/kambing semakin menurun. Perilaku peternak yang cenderung menjual
domba/kambing jantan berkualitas karena harganya relatif mahal, juga menjadi faktor penyebab
kualitas domba/kambingyang berada di kalangan peternak rendah, menyebabkan keturunan
domba/kambing generasi selanjutnya menjadi kurang baik, yang akhirnya menghilangkan
kesempatan para peternak di Jabar untuk memperoleh manfaat ekonomi yang lebih baik,
peternakan domba/kambing ditinjau dari sudut
ekonomi relatif telah menghidupkan
perekonomian pedesaan, perluasan lapangan
kerja dan usaha terutama di daerah-daerah basis
populasi domba/kambing. Peternakan
domba/kambing di wilayah yang masih memiliki
lahan penggembalaan dapat dijadikan komoditas
alternatif pengentasan kemiskinan, sehubungan
dengan kemampuan reproduksi domba/kambing yang relatif cepat.
H Rali, sebagai KTNA dan peternak
yang mempunyai anggota bina cukup banyak
dan rata memilik ternak domba 25 – 50
peranggota mengatakan, jika kemudian jadi
dilakukan pengembangan agribisnis domba, di
Jabar harus mengutamakan kemandirian para
peternak. Ini sebagai langkah membangun
keseriusan usaha para peternak domba dalam
menggenjot populasi dan kualitas. Namun ia
mengingatkan, hal lebih penting, yaitu
jaminan ketersediaan pakan, terutama dari rumput-rumputan segar. Ini disebabkan belakangan
sumber pasokan rumput kini terus berkurang
karena tingginya alih fungsi dan kepemilikan
lahan, kalau pun peternak domba
menggunakan pakan alternatif dari konsentrat,
umumnya kini sudah keberatan karena
harganya sudah melonjak dari Rp 900/kg
menjadi Rp 2.500/kg, mengembangkan
agribisnis peternakan akan ikut ditentukan
pula oleh keberhasilan Pemprov Jabar dalam
melakukan rehabilitasi lingkungan, karena dapat menjadi sumber pakan ternak dari rumput-
rumputan. Kalau kondisinya masih seperti
sekarang, rata-rata seorang peternak hanya
mampu memelihara lima ekor domba, itu pun
untuk memperoleh pakan rumput harus
rebutan dan tak jarang kucing-kucingan
dengan petugas saat mencari rumput di hutan
dan perkebunan,
Sarjana Membangun Desa (SMD) yang
berada dilapangan berupaya membuat
terobosan dalam budidaya ternak domba/
kambing dengan memafaatkan teknologi dan
pengetahuan kesarjanaannya untuk
mendukung ketersediaan hijauan pakan
ternak sepanjang tahun agar dapat
meringakan peternak didalam mencari pakan
ternak alternatif dalam budidaya ternak
domba/kambing. Sedangkan dalam
memdukung pemasaran hasil dengan
membuat produk olahan baso berbahan baku
daging domba mulai dipromosikan di Jabar, sebagai inovasi produk makanan sekaligus
mengembangkan bisnis industri agro produk olahan. Promosi produk baso berbahan baku daging
domba di antaranya dilakukan pada Ekspose Agrosbisnis Domba yang diselenggarakan Dinas
Peternakan Jabar di Mall Metro Indah
Bandung, yang dihadiri Gubernur Jabar,
H Ahmad Heryawan. Produksi baso
berbahan baku daging domba dirintis
dan diperkenalkan oleh Asosiasi
Sarjana Membangun Desa (ASMD)
Jabar-Banten, sebagai upaya
membangun dan mengembangkan
agribisnis domba, berkaitan
memperluas pangsa pasar ternak
domba. Ketua ASMD Jabar, Hafid, mengatakan, sosialisasi pengembangan agrobisnis ternak
domba dilakukan pada 18 titik wilayah di Jabar, terutama Sumedang, Garut, Bandung, dan
Majalengka, saat ini jumlah sarjana
membangun desa, khususnya pada
operasional di Jabar masih berkisar 121
orang dari angkatan pertama tahun 2008-
2009 lalu.

Namun dari jumlah tersebut, sudah


terlihat indikasi sejumlah langkah mereka
dalam membuka peluang usaha bagi
masyarakat, terutama melalui
pemanfaatan potensi lokal di sekitar, misalnya melalui pengembangan produksi baso berbahan
baku daging domba berkaitan agroindustri ternak domba.

Dinas Peternakan Jabar membantu penyempurnaan teknik pengolahan produksi baso


berbahan baku daging domba, untuk mendukung promosi dan pemasaran produk baru tersebut di
pasaran Kota Bandung dan sekitarnya. Produksi baso berbahan daging domba, merupakan
inovasi produk yang dibuat Asosiasi Sarjana Membangun Desa (ASMD) sebagaiupaya
pengembangan agroindustri usaha peternakan domba.

Вам также может понравиться