Вы находитесь на странице: 1из 18

RESUM MATERI

DISTRIBUSI FREKUENSI DAN HIMPUNAN PELUANG

Nama : Syaifudin Zuhri

NIM : 201210370311221

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014/2015
DISTRIBUSI FREKUENSI

1. Pengertian Distribusi Frekuensi


Adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan
banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke
dalam dua atau lebih kategori. Distribusi frekuensi adalah susunan data dalam bentuk
tunggal atau kelompok menurut kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar. Tujuan
distribusi frekuensi ini yaitu :
a. Memudahkan dalam penyajian data, mudah dipahami, dan dibaca sebagai bahan
informasi.
b. Memudahkan dalam menganalisa/menghitung data, membuat tabel, grafik.

2. Jenis-Jenis Distribusi Frekuensi


a. Distribusi frekuensi tunggal
Distribusi frekuensi tunggal merupakan urutan tiap-tiap skor, satuan-satuan
unit dalam suatu data tertentu.
b. Distribusi frekuensi kelompok
Digunakan untuk data yang banyak jumlahnya. Karena data tidak lagi setiap
skor tetapi dikelompokkan pada interval tertentu.

3. Distribsi Komulatif dan Proporsi


a. Distribusi frekuensi tunggal
Kumulasi frekuensi adalah jumlah frekuensi untuk sejumlah data, baik secara
keseluruhan atau sebagian. Bentuk kumulasi frekuensi ada dua yaitu kumulasi ke
bawah (kumulasi dari data terkecil secara bertahap ke data yang terbesar) dan
kukulasi ke atas (kumulasi yang dihitung mulai dari data terbesar secara bertahap
ke data yang terkecil).

b. Distribusi frekuensi proporsi


Proporsi data diperoleh dari pembagian frekuensi suatu data dengan frekuensi
total. Proporsi dapat berbentuk pecahan diantara 0 sampai 1 dan juga berbentuk
persentase dari 0% sampai 100%.

4. Langkah-Langkah Menyelesaikan Distribusi Frekuensi


a. Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya. Tujuannya
untuk memudahkan dalam melakukan penghitungan pada langkah ketiga.
b. Membuat kategori atau kelas yaitu data dimasukkan ke dalam kategori yang sama,
sehingga data dalam satu kategori mempunyai karakteristik yang sama.

Berikut dalah cara menyusun distribusi frekuensi menurut (Sturgess: 1986):


a. Menentukan Jumlah Kelas (K)
Rumus :
K = 1 + 3,3 log n dimana n = banyaknya data
b. Menghitung Range (R)
Rumus :
R = Nilai Tertinggi Nilai Terendah

c. Menentukan Panjang Kelas


Rumus :
i=R/K
dimana : R = Range
K = Jumlah Kelas

5. Penyajian Data/Grafik
Data yang sudah dikelompokkan dalam bentuk table distribusi frekuensi dapat
disajikan dalam bentuk grafik supaya menjadi lebih menarik dan informative.
a. Batas kelas dalam suatu interval kelas atau kategori terdiri dua macam yaitu :
- Batas kelas bawah (lower class limit) yaitu nilai terendah dalam suatu interval
kelas.
- Batas kelas atas ( upper class limit) yaitu nilai tertinggi dalam suatu interval
kelas.
b. Nilai tengah kelas adalah tanda atau penciri dari suatu interval kelas dan
merupakan suatu angka yang dapat dianggap mewakili suatu interval kelas. Nilai
tengah kelas letaknya berada ditengah-tengah pada setiap interval kelas. Nilai
tengah kelas diperoleh dengan menjumlahkan batas bawah dan batas atas kelas
kemudian dibagi 2.
c. Nilai tepi kelas (class boundaries) adalah nilai batas antara kelas (border) yang
memisahkan nilai antara kelas satu dengan kelas lainnya. Nilai tepi kelas diperoleh
dari penjumlahan nilai atas kelas dengan nilai bawah kelas diatasnya dan kemudian
dibagi dua. Nilai tepi kelas ada dua macam nilai tepi kelas bawah (lower class
boundaries) dan nilai tepi kelas atas (upper class boundaries).
d. Frekuensi kumulatif menunjukansebera[a besar jumlah frekuensi pada tingkat
kelas tertentu. Frekuensi kumulatif diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi pasa
kelas tertentu dengan frekuensi kelas selanjutnya. Frekuensi kumulatif dibedakan
dalam dua bentuk yaitufrekuensi kumulatif kurang dari yang merupakan
penjumlahan dari mulai frekuensi kelas terendah sampai kelas tertinggi dan jumlah
akhirnya merupakan jumlah data (n). frekuensi kumulatif lebih dari merupakan
pengurangan dari jumlah.

Sedangkan dalam pemuatan grafiknya dapat dilakukan dengan macam-macam grafik


yang ada, namun yang sering digunakan adalah :
a. Histogram
b. Poligon dan
c. Ogive
6. Ukuran Nilai Pusat
Merupakan ukuran data yang dapat mewakili data secara keseluruhan. Berikut adalah
macam-macam ukuran nilai pusat :
1. Rata Hitung (Mean)
Adalah nilairata-rata dari data yang ada (tersedia). Rumus :
a. Data Tnggal

b. Data Berkelompok

2. Rata Ukur Geometrik


Rata-rata ukur (geometrik) adalah rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan
semua data dalam suatu kelompok sampel, kemudian diakarpangkatkan dengan
jumlah data sampel tersebut. Rumus :
a. Data Tunggal

kemudian dicari antilog dari G.


b. Data Berkelompok

kemudian dicari antilognya.

3. Rata Harmonis
Rata-rata harmonik (harmonic average) adalah rata-rata yang dihitung dengan
cara mengubah semua data menjadi pecahan, dimana nilai data dijadikan sebagai
penyebut dan pembilangnya adalah satu, kemudian semua pecahan tersebut
dijumlahkan dan selanjutnya dijadikan sebagai pembagi jumlah data. Rata-rata
harmonik ini sering disebut juga dengan kebalikan dari rata-rata hitung (aritmatik).
Rumus :
a. Data Tunggal

b. Data Berkelompok
4. Modus
Modus (mode) adalah penjelasan tentang suatu kelompok data dengan
menggunakan nilai yang sering muncul dalam kelompok data tersebut. Rumus:
a. Data Tunggal
Untuk data tunggal, kita dapat mencari modus dengan mengaamati data
yang ada, dimana kita amati mana data yang paling sering muncul, berarti
itulah modusnya. Modus dari sebuah data juga lebih dari satu modus.
b. Data Berkelompok

Diman :

5. Median
Median adalah nilai tengah dari data yang telah disusun berurutan mulai dari
yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Rumus mencari median :
a. Data Tunggal
- Untuk jumlah data ganjil

- Untuk Jumlah data genap

Keterangan :
Me = Median
n = jumlah data
x = nilai data
b. Data Berkelompok

Keterangan : Me = median
xii = batas bawah median
n = jumlah data
fkii = frekuensi kumulatif data di bawah kelas median
fi = frekuensi data pada kelas median
p = panjang interval kelas
6. Kuartil
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan ke dalam 4
bagian yang sama besar.
a. Data Tunggal

b. Data Berkelompok

7. Desil
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan ke dalam 10
bagian yang sama besar.
a. Data Tunggal
Contoh pada d1 dan d9

b. Data Berkelompok
8. Persentil
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan ke dalam
100 bagian yang sama besar.
a. Data Tunggal

b. Data Berkelompok

9. Rentang Antar Kuartil (RAK)


Rentang antar kuartil didapat dari selisih antara nilai kuartil teratas (Q3) dan
kuartil terbawah (Q1). Nilainya tidak terpengaruh oleh nilai ekstrim.
Rumus :
RAK = Q3 - Q1

10. Simpangan Kuartil (SK)


Nilai setengah dari selisih antara kuartil teratas dan terbawah. Rumusnya
adalah :
Rumus : SK = (Q3 - Q1)

11. Simpangan Rata-Rata (SR)


Simpangan rata-rata merupakan suatu simpangan nilai untuk observasi
terhadap rata-rata. Simpangan rata-rata adalah jumlah nilai mutlak dari selisih
semua nilai dengan nilai rata-rata dibagi dibagi dengan banyaknya data.
a. Data Tunggal
X-X
SR
n
b. Data Berkelompok

f X - X
SR
f
12. Simpangan Baku
Simpangan Baku/deviasi baku sering digunakan untuk menyatakan derajat
dispersi (penyebaran). Simpangan baku merupakan ukuran penyebaran yang paling
baik, karena menggambarkan besarnya penyebaran tiap-tiap unit observasi.
Rumus :

13. Varians
Varians adalah rata rata dari simpangan kuadrat setiap data terhadap rata-
rata hitung.
Rumus :

14. Koevisien Variasi


Koefisien variasi adalah perbandingan antara simpangan standar dengan nilai
rata-rata yang dinyatakan dengan persentase. Koefisien variasi berguna untuk
melihat sebaran data dari rata-rata hitungnya.
Rumus :
Sd
kv 100%
x
HIMPUNAN PELUANG
(Probabilitas)

1. Probabilitas dan Kejadian


a. Konsep Probabilitas
- Banyaknya kejadian yang sulit diketahui dengan pasti.
- Akan tetapi kejadian tersebut dapat kita ketahui akan terjadi dengan melihat
fakta-fakta yang ada.
- Dalam statistika fakta-fakta tersebut digunakan untuk mengukur derajat
kepastian atau keyakinan yang disebut dengan Probabilitas atau Peluang dan
dilambangkan dengan P.
b. Karakteristik Probabilitas
- Probabilitas dapat diartikan sebagai kemungkinan (likelihood) terjadinya suatu
kejadian (event) relatif terhadap kejadiannya lainnya. Dalam arti, dapat terjadi
lebih dari satu kejadian.
- Secara kuantitative, probabilitas adalah pengukuran numerik terhadap
kemungkinan terjadinya suatu kejadian dalam rangkaian alternatif kejadian
yang akan dapat terjadi.
c. Perumusan Probabilitas
Bila kejadian E terjadi dalam m cara dari seluruh n cara yang mungkin terjadi
dimana masing-masing n cara tersebut mempunyai kesempatan atau kemungkinan
yang sama untuk muncul, maka probabilitas kejadian E adalah :

PE
m
n
2. Kejadian dan Rangkaian Kejadian
a. Bilangan Faktorial
Bilangan faktorial ditulis n!
Rumus :
n! = n(n-1)(n-2)3.2.1
dimana : 0! = 1 dan 1! = 1
b. Permutasi
Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu himpunan dengan
mengambil seluruh atau sebagian anggota himpunan dan memberi arti pada urutan
anggota dari masing-masing susunan tersebut. Permutasi ditulis dengan P.
Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil sebanyak r, maka banyaknya
susunan yang dapat dibuat adalah :

n!
Pn,r =Pnr
n-r !
Bila himpunan tersebut mempunyai anggota yang sama, maka banyak
permutasi yang dapat dibuat adalah :

n
n1 , n 2 , n 3 ,..., n k n ! n ! nn!!... n !
1 2 3 k

dimana n1+n2+n3++nk = n

c. Kombinasi
Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu himpunan dengan
mengambil seluruh atau sebagian dari anggota himpunan itu tanpa memberi arti
pada urutan anggota dari masing-masing susunan tersebut. Kombinasi ditulis
dengan C.
Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil sebanyak r, maka banyaknya
susunan yang dapat dibuat adalah :

n Cr r!nn!- r !
n
r

3. Ruang Sampel dan Kejadian


a. Difinisi Penting
- Ruang sampel (sample space) adalah himpunan yang unik dari semua hasil
yang mungkin muncul atau terjadi pada suatu percobaan kondisi acak. Ruang
sampel dilambangkan dengan S dan anggota-anggotanya disebut titik sampel.
- Kejadian sederhana (simple event): satu hasil dari ruang sampel atau hasil
yang dimungkinkan dari suatu kondisi acak.
- Kejadian (event) adalah himpunan dari hasil yang muncul atau terjadi pada
suatu percobaan acak. Kejadian dilambangkan dengan A dan anggota-
anggotanya disebut juga titik sampel.
b. Ruang Sample dan Diagram Venn

Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang sampel S yang terjadi dalam
n cara maka probabilitas kejadian A adalah :
n A m
PA
n S n

dimana :
n(A) = banyak anggota A
n(S) = banyak anggota S
4. Matematika Probabilitas
a. Sifat Probabilitas Kejadian A
- Bila 0<P(A)<1, maka n(A) akan selalu lebih sedikit dari n(S)
- Bila A = 0, himpunan kosong maka A tidak terjadi pada S dan n(A)=0
sehingga P(A) = 0
- Bila A = S, maka n(A)=n(S)=n sehingga P(A) = 1

b. Perumusan Probabilitas Kejadian Majemuk


Untuk dua kejadian :

- Maka banyak anggota himpunan gabungan A dan B adalah :


n(AB) = n(A) + n(B) n(AB)
- Kejadian majemuk adalah gabungan atau irisan kejadian A dan B, maka
probabilitas kejadian gabungan A dan B adalah:
P(AB) = P(A) + P(B) P(AB)
Untuk tiga kejadian :

- Maka Probabilitas majemuknya adalah :


P(AB C) = P(A) + P(B) + P(C) P(AB) P(AC) P(BC) +
P(AB C)

c. Dua Kejadian Saling Lepas


-
maka A dan B dikatakan dua kejadian yang saling lepas.
- Dua kejadian tersebut tidak mungkin terjadi secara bersamaan.

Dengan demikian probabilitas AB adalah :


d. Dua Kejadian Saling Komplementer
-

Dengan demikian,
A A' 0 dan A A' S sehingga diperoleh rumus PA' 1 PA

e. Dua Kejadian Saling Bebas


- Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S dikatakan saling bebas jika
kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan sebaliknya kejadian B juga
tidak mempengaruhi kejadian A.
- Rumusnya : PA B PA .PB

f. Probabilitas Bersyarat
- Kejadian A terjadi dengan syarat kejadian B lebih dulu terjadi, dikatakan
kejadian A bersyarat B dan ditulis A/B.
- Probabilitas terjadinya A bila kejadian B telah terjadi disebut probabilitas
bersyarat P(A/B).
- Rumusnya :
PA B
PA/B , PB 0
PB

g. Probabilitas Bersyarat untuk kejdian saling bebas


Bila A dan B dua kejadian dalam ruang sampel S yang saling bebas dengan
P(A)=0 dan P(B)=0 maka berlaku : PA/B PA dan PB/A PB
Dan bila :
PA B
PA/B , maka
PB
PA B PA/B .PB
Untuk kejadian A, B, dan C maka : PA B C PA/B C.PB/C.PC

h. Rumus Bayes
A1, A2, A3 adalah tiga kejadian yang saling lepas. Maka kejadian B dapat
ditentukan :

B B A1 B A2 B A3
maka probabilit as B adalah
PB PB A1 PB A2 PB A3
PB/A1.PA1 PB/A2 .PA2 PB/A3.PA3
3
PB/Ai .PAi
i 1

Probabilitas Kejadian Bersyarat :


PB A1 PB/A1.PA1
PA1/B
PB PB/Ai .PAi
PB A2 PB/A2 .PA2
PA2/B
PB PB/Ai .PAi
PB A3 PB/A3.PA3
PA3/B
PB PB/Ai .PAi

Secara umum bila A1,A2,,An kejadian saling lepas dalam ruang sampel S dan
B adalah kejadian lain yang sembarang dalam S, maka probabilitas kejadian
bersyarat Ai/B adalah :

PB Ai PB/Ai .PAi
PAi/B n
PB
PB/Ai .PAi
i 1
Contoh Soal
1. Distribusi Frekuens
Beikut adalah 80 sempel data nomer sepatu yang dijual disebuah toko sepatu :
15 15 16 17 18 20 19 23 22 34
36 36 36 30 33 31 31 31 32 33
27 33 18 36 36 25 24 37 26 33
28 33 19 37 38 41 31 39 24 35
30 35 20 38 41 44 33 40 23 34
21 22 20 39 41 40 31 40 22 15
30 21 41 40 41 42 13 41 22 16
34 36 43 44 42 40 14 41 20 20
Carilah ukuran nilai pusat untuk data tersebut!

Penyelesaian :

a. Data Terurut
13 14 15 15 15 16 16 17 18 18
19 19 20 20 20 20 20 21 21 22
22 22 22 23 23 24 24 25 26 27
28 30 30 30 31 31 31 31 31 32
33 33 33 33 33 33 34 34 34 35
35 36 36 36 36 36 36 37 37 38
38 39 39 40 40 40 40 40 41 41
41 41 41 41 41 42 42 43 44 44
o Data Terkecil : 13
o Data Terbesar : 44
o Jumlah Data : 80
b. Pengelompokan
o Jumlah Kelas
K = 1 + 3,3* log n
K = 1 + 3,3* log 80
K = 7,280 dibulatkan keatas menjadi : 8

o Range
R = DB BT
R = 44 13
R = 31

o Panjang Kelas
I = R/K
I = 31/8
I = 3,875 dibulatkan keatas menjadi : 4
c. Tabel
Tabel distribusi frekuensi
Interval x f f f.x log x f*log f/x f* (xi - )2 fi (xi -
Kelas kom x |x- X | )2
13 16 14,5 7 7 101,5 1,16 8,12 0,48 109,55 244,9225 1714,458
17 20 18,5 10 17 185 1,26 12,67 0,54 116,5 135,7225 1357,225
21 24 22,5 10 27 225 1,35 13,52 0,44 76,5 58,5225 585,225
25 28 26,5 4 31 106 1,42 5,69 0,15 14,6 13,3225 53,29
29 32 30,5 9 40 274,5 1,48 13,35 0,29 3,15 0,1225 1,1025
33 36 34,5 17 57 586,5 1,53 26,14 0,49 73,95 18,9225 321,6825
37 40 38,5 11 68 423,5 1,58 17,44 0,28 91,85 69,7225 766,9475
41 44 42,5 12 80 510 1,62 19,54 00,28 148,2 152,5225 1830,27
Jumlah: 80 2412 116,49 2,97 634,3 693,78 6630,2

d. Nilai Pusat
1. Mean

= 2412 / 80
= 30,15
2. Rata Ukur

Log RU =

= 116,49 / 80
= 1,456
RU = 28,59

3. Rata Harmonis

RH =

RH = 80 / 2,97
RH = 26,93

4. Modus
-b = 32,5
- p atau i = 4
- b1 = 17 9 = 8
- b2 = 17 11 = 6
Maka dari data tersebut kita dapat mencari modusnya sebagai berikut.
Mo = 32,5 + ( 8 / ( 8 + 6 ) ) * 4
Mo = 34,785

5. Median
o xii = 29,5
o n/2 = 80 / 2 = 40
o p =4
o fkii = 31
o fi =9

Me = 29,5 + ( (40 - 31) / 9 ) * 4


Me = 33,5

6. Kuartil
o Kuartil 1
Letak k1 = 1(n) / 4 1(80) / 4 = 20
di frekuensi kumulatif ke 20
Tb = 20,5
C/i =4
F = 10
Fk = 17
Kuartil 1 = 20,5 + ( ( 20 17 ) / 10) * 4
= 21,7
o Kuartil 2
Letak k2 = 2 (n) / 4 2 (80) / 4 = 40
di frekuensi kumulatif ke 40
Tb = 28,5
C/i =4
F =9
Fk = 31
Kuartil 2 = 28,5 + ( (40 - 31 ) / 9) * 4
= 32,5
o Kuartil 3
Letak k2 = 3 (n) / 4 3 (80) / 4 = 60
di frekuensi umulatif ke 60
Tb = 36,5
C/i =4
F = 11
Fk = 57
Kuartil 2 = 36,5 + ( (60 - 57 ) / 11) * 4
= 37,59

7. Desil
Contoh mencari desil ke 7
Letak D7 = 7 (n) / 10 7 (80) / 10 = 56
di frekuensi kumulatif ke 56
Tb = 32,5
C/i =4
F = 17
Fk = 40
Desil 7 = 32,5 + ( (56 - 40 ) / 17) * 4
= 36,26
8. Persentil
Contoh mencari persentil ke 80
Letak p80 = 80 (n) / 100 80 (80) / 100 = 64
di frekuensi kumulatif ke 64
Tb = 36,5
C/i =4
F = 11
Fk = 57
Persentil 80 = 36,5 + ( (64 - 57 ) / 11) * 4
= 39,04

9. Rentang Antar Kuartil


RAK = kuartil 3 kuartil 1
= 37,59 21,7
= 15,89

10. Simpangan Kuartil


SK = (Q3-Q1) atau RAK
= 15,89
= 7,945

11. Simpangan Rata-Rata


SR = 634,3 / 80
= 7,928
12. Simpangan Baku
SB = 6630,2 / 80
= 82,8775 diakarkan menjadi = 9,103

13. Varians
Varians = SB2
= 9,103 * 9,103 =82,864
14. Koevisien Variasi
KV = 82,864 / 30,15 * 100%
= 274,8 %

2. Himpunan Peluang
o Contoh 1 :
Berapa banyaknya susunan yang berbeda bila ingin membuat
rangkaian lampu hias dari 3 lampu merah, 4 kuning dan 2 biru:
Jawaban :

o Contoh 2 :
Dari 4 orang anggota Partai X dan 3 orang Partai Y. Hitunglah
banyaknya komisi yang terdiri dari 3 orang dengan 2 orang dari partai
X dan 1 orang dari partai Y:
Jawaban :
Banyaknya cara memilih 2 orang dari 4 orang di Partai X

Banyaknya cara memilih 1 orang dari 3 orang partai Y

Dari data diatas, maka ditemukan komisi yang bisa dibentuk


adalah (6)(3) = 18

Вам также может понравиться