Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Defenisi
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat
modern yang meliputi terhadap semu aspek manusia dalam hubngannya dengan
ligkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan memepertahankan nilai-nilai
kesehatan manusia pada tingkat setinggi-tingginya dengan jalan memodifisir tidak hanya
factor social dan lingkungan fisik semata-mata, tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan
kelakuan-kelakuan lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap ketenangan,
kesehatan dan keselamatan organism umat manusia. (Mulia Ricky M, 2005)
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
Upaya penyehatan lingkungan juga menunjukkan keberhasilan yang cukup
bermakna. Berdasarkan data riset (Riskesdas dan Susenas) persentase penduduk yang
memiliki akses terhadap air minum berkualitas meningkat dari 47,7 % pada tahun 2009
menjadi 55,04% pada tahun 2010. Angka ini mengalami penurunan menjadi 43.10 %
pada tahun 2011 dan 41,66% pada tahun 2012, akan tetapi kemudian meningkat lagi
menjadi 66,8% pada tahun 2013. Kondisi membaik ini mendekati angka target 67% pada
tahun 2014.
Sedangkan persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi dasar yang layak
mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai pada tahun 2010 sebesar 55.50 % sampai
dengan tahun 2014 sebesar 60.91 %. Demikian juga dengan pengembangan desa yang
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai upaya peningkatan
penyehatan lingkungan, capaiannya terus mengalami peningkatan sebesar 2.510 desa
pada tahun 2010 hingga 20.497 desa pada tahun 2014. Namun upaya-upaya keberhasilan
tersebut ternyata belum dapat menyelesaikan permasalahan air dan sanitasi di Indonesia
sebagai negara dengan sanitasi terburuk peringkat kedua di dunia.
Selain dipermukiman, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit melalui
penyehatan lingkungan juga terdapat pada tempat tempat umum (TTU) dan tempat
pengelolaan makanan (TPM). Pada tahun 2014 tercatat sebanyak 68,24% TTU yang
memenuhi syarat kesehatan dan sebanyak 75,21% TPM yang memenuhi syarat
kesehatan.
Disamping permasalah lingkungan yang bersifat tradisional risk (air minum dan
sanitasi), masih terdapat permasalahan lingkungan yang bersifat modern risk. Antara lain
pengelolaan limbah medis yang merupakan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Pada tahun 2014 hanya 76,71% kabupaten kota yang melaksanakan pembinaan
pengelolaan limbah medis di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Pada tahun 2015,
pengelolaan limbah medis tidak lagi terfokus pada upaya kabupaten/kota dalam membina
fasyankes tetapi rumah sakit. Hal ini terkait dengan rumah sakit sebagai lini utama pelaku
dalam upaya pengendalian modern risk di fasyankes.
d. Pengendalian Vektor
Vektor adalah Arthropoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu
infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentang
(susceptible host).
Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau
menurunkan populasi vektor dengan maksud mencegah atau pemberantas penyakit
yang ditularkan vektor atau gangguan yang diakibatkan oleh vektor. Tujuan
pengendalian vector adalah untuk menurunkan kepadatan populasi vektor pada
tingkat yang tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat.
h. Pengendalian Radiasi
Dalam ilmu fisika, radiasi dideskripsikan sebagai proses dimana energi bergerak
melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam
sering menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada
senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada
radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak,
sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas.
Apa yang membuat radiasi adalah bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke
luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber. geometri ini secara alami
mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua
jenis radiasi..
Medan elektromagnetik adalah medan listrik dan medan magnet yang dihasilkan
oleh alam maupun peralatan elektronik yang bermuatan listrik. Manusia sebagai satu
sistem biologi di antara system biologi lainnya, selalu terpajan oleh medan
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik mempunyai spektrum sangat luas, namun
yang terpenting berasal dan listrik, yaitu frekuensi 60 Hz . Berbagai penelitian
epidemiologi telah dilakukan untuk mengetahui efek medan elektromagnetik terhadap
kesehatan. Medan elektromagnetik berpotensi menimbulkan berbagai gangguan,
antara lain terhadap sistem darah, sistem kardiovaskular, sistem saraf maupun sistem
reproduksi serta bersifat karsinogenik. Tetapi hasil penelitian tersebut masih
kontroversial, karena pemilihan populasi dan metodologi penelitian yang tidak
konsisten. Upaya pengendalian radiasi medan elektromagnetik dapat dilakukan
dengan cara pengendalian kuat medan listrik dan kuat medan magnet maupun
pengaturan jarak dan lama pemaparan dan peralatan yang bermuatan listrik.
i. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah hal yang sangat penting didalam dunia kerja khusus nya
dunia industri yang bergerak dibidang produksi, kesehatan kerja hendaknya dapat
dipahami betapa penting nya kesehatan kerja tersebut di dalam bekerja
kesehariannya. Hal ini memiliki kepentingan yang besar, baik untuk kepentingan diri
sendiri maupun dikarenakan aturan perusahaan yang meminta untuk menjaga hal-hal
tersebut dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi
perusahaan. Namun, seberapa penting kah perusahaan wajib menjalankan prinsip
kesehatan kerja dilingkungan perusahaannya? Patut diketahui pula bahwa ide tentang
kesehatan telah ada sejak dua puluh tahun yang lalu, namun hingga saat ini, masih
ada pekerja dan perusahaan yang belum memahami korelasi antara kesehatan dengan
peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui eksistensi aturan tersebut.
Sehingga para pengusaha tidak mementingkan kesehatan para pekerja an menjadikan
hal tersebut menjadi hal yang mahal dan dapat mengganggu proses para pekerja.
j. Pengendalian Kebisingan
Kebisingan sampai pada tingkat tertentu bisa menimbulkan gangguan pada fungsi
pendengaran manusia. Risiko terbesar adalah hilangnya pendengaran (hearing loss)
secara permanen. Dan jika risiko ini terjadi (biasanya secara medis sudah tidak dapat
diatasi/"diobati"). Sudah barang tentu akan mengurangi efisiensi pekerjaan si
penderita secara signifikan.
4. Rumah Sehat
Berdasarkan pada pengertian sebelumnya maka rumah sehat :
Sebagai tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat
sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, sosial maupun
mental.
5. Pemukiman
Menurut WHO :
Suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya unt t4 berlindung, dimana
lingk dari struktur tersebut termaksud juga semua fasilitas dan pelayanan yg
diperluhkan, perlengkapan yg berguna untuk kes jasmani dan rohani dan keadaan
sosialnya yang baik untuk kel dan individu
l. Aspek Kesling dan Transportasi Udara
Sebenarnya bukan hanya pencemaran lingkungan yang terlihat secara kasat
mata saja yang dapat membahayakan dan menimbulkan penyakit, pencemaran suara
juga dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Apabila
tidak segera ditanggulangi, mungkin pencemaran suara ini dapat sangat menggangu
kehidupan. Masih jarang orang yang mengetahui bahwa pencemaran suara sangat
berbahaya karena kebanyakan orang tidak mengetahui tentang dampak dari
pencemaran suara tersebut sehingga orang menganggap pencemaran suara tidak
berbahaya.
Pencemaran suara ini sebenarnya dapat ditanggulangi apabila setiap manusia
yang hidup di dunia sadar akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan.
Mungkin pencemaran suara dampaknya tidak terlihat secara kasat mata, namun
dampaknya dapat di rasakan langsung oleh organ tubuh. Untuk menanggulangi
pencemaran suara tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu misalnya
apabila ingin membangun suatu bandara di dalam suatu negara, pemerintah harus
dapat memperhitungkan dampak dari pembangunan bandara tersebut. Pembangunan
bandara dapat di dilakukan di daerah yang jarang pemukiman penduduk agar tidak
mengganggu penduduk yang tinggal disekitar bandara dan bagi seorang pengusaha
yang ingin membangun suatu pabrik, agar dapat membangun pabrik mereka di
wilayah yang memang benar benar hanya untuk kawasan industri. Selain
pencemaran suara yang ditimbulkan oleh suatu pabrik ada pencemaran lainnya yang
dapat ditimbulkan, yaitu pencemaran udara dan lingkungan dari limbah pabrik
tersebut. Maka dari itu agar lingkungan dan bumi kita tetap terlindung dari
pencemaran, manusia harus sangat memperhatikan lingkungan dan kesehatan. Cara
lain yang dapat dilakukan oleh manusia agar lingkungan tetap sehat adalah dengan
menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan dan melakukan penghijauan
khususnya untuk di kota kota yang padat akan penduduk dan kegiatan industri.
Selain itu, pembangunan bangunan peredam kebisingan dan meminimalisasi
penggunaan kendaraan bermotor dapat membantu menanggulangi pencemaran suara
agar pencemaran suara dapat berkurang dan semua makhluk hidup yang hidup di
dunia dapat hidup dengan sehat.
m. Perencanaan Daerah dan Perkotaan
Pengertian Perencanaan memiliki banyak definisi. Menurut Dror (1963),
perencanaan merupaka suatu proses yang mempersiapkan seperangkat keputusan
unutk melakukan tindakan dimasa depan. Dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Perencanaan Kota, Gallion dan Eisner menuliskan bahwa perencanaan adalah suatu
upaya untuk menciptakan perkembangan yang teratur di daerah perkotaan dan
mengurangi konflik-konflik sosial dan ekonomi yang akan membahayakan kehidupan
dan hak milik.
Pola Perencanaan Kota Sebuah kota harus dibangun berdasarkan empat dasar.
Dasar fisik sebuah kota adalah wujud yang kelihatan berupa bangunan-bangunan,
jalan, taman, dan benda-benda lain yang menciptakan bentuk kota tersebut. Dasar
ekonomi sebuah kota memberikan alasan bagi eksistensinya. Dasar politik sebuah
kota sangat penting bagi ketertiban. Dasar sosial sangat penting supaya kota ada
artinya.
Elemen perancangan kota :
i. Land Use : cerminan hubungan dan keterkaitan antara sirkulasi dan kepadatan
aktivitas pada suatu kawasan
ii. Building Form and Massing : bentuk dan massa bangunan dapat menunjukan
ciri kawasan yang mencakup ketinggian, rasio luas lantai, coverage, skala, dan
lain-lain
iii. Activity support : Pendukung kegiatan terdiri dari semua kegiatan yang
memperkuat penggunaan ruang publik
iv. Open space : Lahan kosong di kota untuk dijadikan taman sehingga harus
dilakukan secara integral dengan perencanaan bangunan dan saling
menunjang
v. Pedestrian ways : Jalur pejalan kaki, untuk mendukung aktivitas kawasan, juga
untuk estetika terutama pada pusat kota
vi. Circulation and parking : Sistem pergerakan dan elemen utama yang dapat
memberi bentuk lingkungan kota
vii. Signage : Menunjukan arah dan fungsi bangunan serta kawasan tertentu,
penandaan tidak hanya dilakukan dengan pemberian papan nama tetapi dpaat
dilakukan dengan berntuk atau ciri visual lainnya
viii. Preservation : upaya pelestarian harus mampu melindungi kelestarian
lingkungan yang telah ada dan ruang-ruang kawasan yang sudah terbentuk
seperti kawasan bersejarah
n. Pencegahan Kecelakaan
Upaya pengendalian lingkungan kerja yang ditujukan terhadap faktor
lingkungan adalah pemikiran standart persyaratan kualitas lingkungan dan
pemeliharaan rumah tangga industri yang aman, yang dilakukan melalui :
Melaksanakan program pengelolaan lingkungan perusahaan dengan mengacu pada
standar pemeliharaan rumah tangga perusahaan / industri yang aman
Melaksanakan program keselamatan kerja di industri / perusahaan dengan
menerapkan model manajemen keselamatan kerja yang sesuai
Melaksanakan program pengendalian lingkungan dengan mengacu pada model
manajemen pengendalian factor fisisk tempat kerja yang sesuai.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien,
dan produktif. (Lientje Setyawati, 2000). Sasaran Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah Manusia atau pekerja, Mesin mekanik dan
Lingkungan pekerja.
Tujuan dilaksanakannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah menciptakan suatu sistem Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
o. Rekreasi Umum dan Pariwisata
Potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya tersebut, perlu
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat
tanpa melupakan upaya konservasi sehingga tetap tercapai keseimbangan antara
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.
Pemanfaatan potensi sumberdaya alam Flora dan fauna serta jasa lingkungannya
di kawasan Pelestarian Alam dan Hutan Lindung mengacu kepada prinsip-prinsip
social forest management yang dalam pemanfaatannya berazaskan kelestarian
ekologi, social dan ekonomi.
Pemanfaatan yang tidak memperhatikan faktor kelestarian fungsi hutan, akan
menimbulkan laju degradasi hutan. Sebagai illustrasi angka deforestrasi mencapai 1,6
juta hektar per tahun.
Potensi jasa lingkungan hutan baik langsung ataupun tidak langsung dapat
dimanfaatkan secara terukur dan tidak terukur oleh manusia antara lain untuk : wisata
alam, pemanfaatan sumberdaya air, supply oksigen, perlindungan system hidrologis
dan carbon offset (Pedoman Inventarisasi Jasa Lingkungan, Ditjen PHKA, 2003.)
p. Tindakan-Tindakan Sanitasi yang Berhubungan Dengan Keadaan Epidemi/Wabah,
Bencana Alam dan Perpindahan Penduduk
Sanitasi adalah upaya pegendalian semua faktor lingkungan fsik manusia,yang
mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan,bagi
perkembangan fisik,kesehatan,dan daya tahan hidup manusia.
Sasaran utama kegiatan sanitasi pada keadaan bencana adalah untuk
mengurangi penyakit tinja kemulut dan mengurangi penjangkitan oleh vektr dengan
melkasanakan penyuluhan raktek kebersiha yang baik,penyediaan air minum yang
aman dan pengurangan kesehtan linkungan dengan mengusahakan suatu kondisi yang
memungkinkan orang-orang untuk hidup dengan kesehatan,martabat,
kenyamanan,dan keamanan yang memadai.