Вы находитесь на странице: 1из 6

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan tinggi. Suhu
badan tinggi ini karena kelainan ekstrakranial (Lumbantobing, 2007).
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada suhu tubuh 380 C,
biasanya terjadi pada bayi dan anak atara usia 6 bulan 5 tahun yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium dan tidak terbukti adanya penyebab tertentu
(http://rsudbwi.banyuwangikab.go.id/artikel/detail/1220/kejang-demam.html, diakses
tanggal 11 Desember 2014)..

B. Etiologi
Menurut Behrman, Richard E, et.all (2007), kejang dapat disebabkan oleh
berbagai kondisi patologis, termasuk tumor otak, trauma, bekuan darah pada otak,
meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit, dan gejala putus alkohol dan obat
gangguan metabolik, uremia, overhidrasi, toksik subcutan dan anoksia serebral.
Sebagian kejang merupakan idiopati (tidak diketahui etiologinya).
1. Intrakranial
a. Asfiksia : Ensefolopati hipoksik iskemik.
b. Trauma (perdarahan) : Perdarahan subarachnoid, subdural, atau intra
ventrikular.
c. Infeksi : Bakteri, virus, parasit.
d. Kelainan bawaan : Disgenesis korteks serebri, sindrom zelluarge..
2. Ekstra kranial
a. Gangguan metabolik : Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesemia,
gangguan elektrolit (Na dan K).
b. Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat.
c. Kelainan yang diturunkan : Gangguan metabolisme asam amino,
ketergantungan dan kekurangan produksi kernikterus.
3. Idiopatik
Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fits).

1
2

C. Manifestasi Klinik
Menurut Allan H. Ropper, M.D, et.all (2005), ada 2 bentuk kejang demam, yaitu:
1. Kejang demam sedehana adalah kejang demam yang tipe kejangnya umum,
singkat dan hanya sekali dalam 24 jam.
2. Kejang demam kompleks adalah kejang demam yang memenuhi kriteria berikut :
a. Kejang demam yang tipe kejangnya fokal, artinya kejangnya tidak seluruh
tubuh misalnya kejangnya cuma tangan kiri saja atau kaki kanan saja.
b. Kejangnya berlangsung lebih dari 15 menit.
c. Kejang lebih dari satu kali dalam 24 jam.

D. Patofisiologi dan Pathway


1. Patofisiologi
Pada keadaan demam kenaikan suhu 10 C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10 15 % dan kebutuhan O 2 meningkat 20% sehingga terjadi
perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat
terjadi difusi dari ion kalium maupun natrium melalui membran tadi, dengan
akibat terjadinya pelepasan muatan listrik. Lepas muatan ini begitu besar hingga
dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan
bahan yang disebut "neurotransmiter" dan terjadilah kejang (Tumbelaka, Alan
R.,Trihono, et.all, 2005).
3

2. Pathway
Infeksi bakteri, Rangsang mekanik dan kimiawi
virus, parasit gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit
Reaksi inflamasi
Perubahan konsentrasi ion
Proses demam di ruang ekstraseluler

Hipertermia Ketidakseimbangan potensial Kelainan neurologis


Membran ATPASE Perinatal/prenatal
Metabolisme basal
meningkat 10-15% Difusi Na+ dan K+

Kebutuhan O2 Perubahan beda potensial


meningkat sampai 20% membran sel neuron

Resiko kejang berulang Pelepasan muatan listrik ke seluruh sel


dibantu dengan neurotransmitter
Pengobatan, perawatan,
kondisi, prognosis lanjut Kejang Resiko cedera

Kurang informasi Kurang dari 15 menit Lebih dari 15 menit


tentang kondisi
Tidak menimbulkan Perubahan suplai darah
Kurang pengetahuan gejala sisa ke otak
Inefektif penatalaksanaan
kejang Cemas Resiko kerusakan sel
Cemas neuron otak

Perfusi jaringan serebral


tidak efektif
4

E. Pemeriksaan Penunjang
1. EEG
Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi organik,
melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang.
2. CT Scan
Untuk mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma, edema serebral, dan
abses.
3. Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak
dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis.
4. Laboratorium
Darah tepi, lengkap ( Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit ) mengetahui
sejak dini apabila ada komplikasi dari penyakit kejang demam.
(Lumbantobing, 2007).

F. Terapi Medis
Penatalaksanaan kejang demam meliputi penanganan pada saat kejang dan
pencegahan kejang (http://hittoh.blogspot.com/2013/05/kejang-demam.html, diakses
tanggal 11 Desember 2014).
1. Penanganan Pada Saat Kejang
a. Menghentikan kejang:
Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau
0,4-0,6mg/KgBB/dosis rektal suppositoria. Bila kejang masih belum teratasi
dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.
b. Turunkan demam:
Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10
mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali perhari.
c. Pengobatan penyebab:
Antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya.
5

2. Pencegahan Kejang
a. Pencegahan berkala (intermiten)
Untuk kejang demam sederhana dengan diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis per oral
dan antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.
b. Pencegahan kontinyu
Untuk kejang demam komplikata dengan asam valproat 15-40 mg/KgBB/hari
per oral dibagi dalam 2-3 dosis.
6

DAFTAR PUSTAKA

Tumbelaka, Alan R.,Trihono, et.all. (2005). Penanganan Demam Pada Anak Secara
Profesional: Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLVII.
Cetakan Pertama. Jakara: FKUI-RSCM.
Lumbantobing, S. M. (2007). Kejang Demam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Behrman, Richard E, et.all. (2007). Ilmu Kesehatan Anak: Kejang Demam Jakarta: EGC.
Kejang Demam (dr. Hittoh Fattory, Ika, 2013, http://hittoh.blogspot.com/2013/05/kejang-
demam.html, diakses tanggal 11 Desember 2014).
Kejang Demam (dr. Redjeki, Sri, 2014,
http://rsudbwi.banyuwangikab.go.id/artikel/detail/1220/kejang-demam.html,
diakses tanggal 11 Desember 2014).

Вам также может понравиться