Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH:
NUR HAYATI
141510759
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman kehidupan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat?
2. Bagaiman pentingnya kebudayaan di masyarakat?
Dalam pandangan sosiologi, kebudayaan memiliki arti yang lebih luas dari pada itu.
Kebudayaan meliputi semua hasil cipta dan karya manusia baik yang material maupun
non-material.
1. Kebudayaan material
Adalah hasil cipta, karsa, yang berwujud benda atau barang misalnya, gedung-gedung,
jalan, rumah, alat komunikasi dan sebagainya.
2. Kebudayaan non-material
Adalah hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, kesusilaan,
ilmu pengetahuan, keyakinan, agama, dan sebagainya.
C. Unsur-unsur Kebudayaan
kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-
unsur kecil yang merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat dari kesatuan.
Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya
majelis permusyawaratan rakyat, disamping adanya unsur-unsur kecil seperti, sisir,
kancing, baju, peniti dan lainya yang dijual dipinggir jalan. Berapa orang sarjana yang
mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. misalnya, Melville J.
horskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Sedangkan Bronislaw Malinowski mengemukakan unsur-unsur pokok kebudayaan
sebagai berikut:
1. Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antara anggota masyarakat di
dalam upaya menguasai alam sekelilingnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan
4. Organisasi kekuatan[3]
Semua unsur tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam unsur-unsur pokok atau besar
kebudayaan yang biasa disebut dengan cultural universal. Unsur tersebut memiliki sifat
universal, yaitu dapat ditemui pada setiap kebudayaan. Tujuh unsur kebudayaan yang
dianggap sebagai cultural universal yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya)
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan)
4. Bahasa (lisan maupun tertulis)
5. Kesenian (seni rupa, seni suara,seni gerak dan sebagainya)
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (sistem kepercayaan)[4]
G. Masalah/Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda
menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat,
suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan
kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan
menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan
identitas dari persekutuan hidup manusia.
Dalam rangka memenuhi hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain,
masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antar
persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan
dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan.
Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan, perubahan
kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan. Bahwa dalam rangka pemenuhan hidupnya
manusia akan berinteraksi dengan sesama, masyarakat dengan masyarakat lain yang
terjadi antar persekutuan hidup manusia sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal
tersebut kita mengenal adanya tentang kebudayaan yaitu:
1. Pewaris kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan
pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan
budaya bersifat vertical artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada
generasi berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang
akan datang.
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui sosialisasi, ekulturasi, atau
pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu
dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaan. Proses ekulturasi di
mulai sejak dini, yaitu masa kanak-kanak, bermulai dari lingkungan keluarga, teman-
teman sepermainan, dan masyarakat luas. Sosialisasi atau proses pemasyarakatan
adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakatnya.
Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain sesuai atau tidaknya
budaya barisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi
penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak
lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu khusus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak
diwariskan oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan
kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-
nilai budaya baru yang diterima sekarang ini.
2. Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya
katidak- sesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi
keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup
banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang
dilaluinya. Perubahan kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan.
Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regres (kemunduran)
bukan progres(kemajuan). Perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika
dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
3. Penyebaran kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke
masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke
masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat barat masuk dan
mempengaruhi kebudayaan timur. Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai
penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee
merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut.
a. Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan
individual. Kebudayaan barat yang masuk ke dunia timur pada abad ke-19 tidak
masuk secara keseluruhan. Dunia timur tidak mengambil budaya barat secara
keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang
paling mudah di serap. Industrialisasi di Negara-negar timur merupakan pengaruh
dari kebudayaan barat.
b. Kekuatan menermbus suatu buda bebanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi
dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis
dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit di terima oleh orang timur
dibanding teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling
dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar dari budaya.
c. Jika satu unsure budaya masuk maka akan menarik unsure budaya lain. Unsure
teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing
melalui orang-orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.
d. Aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi
berbahaya bagi masyarakat yang di datangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan
contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya yang menjadi
sebab tumbuhnya Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah
belah system kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di
Timur tengah.
Berdasrkan hasil pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa setiap manusia memiliki
kebudayaan yang melekat pada diri mereka yang kita tentu harus hargai karena setiap
perbedaan itulah yang menghasilkan keragaman. Dan dari pemaparan itu jugalah kita dapat
mengetahui makna dan isi dari masyarakat yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan
budaya.
Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu
yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sedangkan interaksi sosial adalah interaksi
sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan
kelompok.
Dan perubahan sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia
yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar
kelompok maupun atar individu dan kelompok. Jadi, didalam sebuah masyarakat terdapat
interaksi sosial yang membuat mereka terhubung antara satu dengan yang lainya dan
masyarakat dapat berubah sesuai dengan faktor-faktor lingkungan.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatankesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
\
Referensi:
1. Prof. Dr. Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Wali Pers, 2013.
2. Bruce J. Kohen. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Bina Aksara Anggota IKPI. 1983.
3. Harwantioko Neltje F. Katuuk. Pengantar sosiologi dan ilmu sosial dasar. Penerbit
GunaDarma.
4. Hermanto.,Winarno. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, jakarta:Penerbit Bumi Aksara.