Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
240210140088
lamela tengah, 20% karbohidrat berupa xylan, resin dan tanin. Jenis kayu dan
lembaran akhir kertas yang di inginkan sangat menentukan cara pembuatan kertas.
Pembuatan kertas dengan bahan baku berupa kayu terlebih dahulu dibuat menjadi
pulp (Julianti & Mimi, 2007).
Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan bukan serat kayu dan bukan kayu
dapat dilakukan dengan berbagai proses, yaitu proses mekanik, proses semi-kimia
dan proses kimia. Proses mekanik kayu, gelondongan dihancurkan dengan gilingan
batu sambil menyemprotkan air ke permukaan gilingan batu untuk mengeluarkan
bahan yang sudah digiling. Metode ini hanya digunakan untuk jenis kayu lunak yaitu
jenis kayu yang berasal dari pohon berdaun jarum. Proses mekamik ini tidak ada
bagian kayu yang terbuang. Proses kimia, pada metode ini serpihan kayu dimasukkan
ke dalam bahan kimia untuk mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses
kimia yang digunakan yaitu
1. Proses soda
Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan komponen kayu
yang tidak diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida) dan soda abu (sodium
karbonat). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp dari kayu keras yaitu kayu
yang berasal dari pohon yang daunnya lebar, mempunyai panjang serat lebih kecil
0,25 cm.
2. Proses Kraft
atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium sulfat sebagai pengganti
sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp kraft yang keras tetapi berwarna
coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan pulp soda berwarna lebih putih dan
teksturnya halus.
3. Proses sulfit
Proses ini menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium atau magnesium bisulfit
dan asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan dihasilkan pulp yang
berwarna lebih terang., kekuatannya lebih tinggi dari pulp soda api tidak sekuat pulp
kraft (Smook, G.A., 1992)
Proses semi kimia, proses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat
mekanis dalam pembuatan pulp kayu. Lignin dan karbohidrat yang terikat dengan
serat, maka kayu direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral agar lunak
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
kemudian digiling dalam piringan penghalus. Metode semi kimia digunakan untuk
kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung
sebagian besar lignin. Pulp semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya
rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi
kimia sukar diputihkan, dan jika terkena sinar matahari akan berwarna kuning.
Biasanya digunakan untuk bahan yang membutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti
media kardus. Kayu yang dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang tipis dan
kecil yang disebut dengan chips, dimasak beberapa jam dengan menggunakan alat
penghancur yang dioperasikan pada suhu 150oC dengan tekanan 4-5 atm, pencucian,
dilakukan pemutihan (bleaching) dengan menggunakan kalsium hipoklorit, hidrogen
peroksida atau kalsium dioksida. Proses pemutihan dapat menurunkan kekuatan pulp,
sehingga perlu diperhatikan hubungan antara derajat putih pulp dan kekuatan kertas
yang dihasilkan (Smook, G.A., 1992)
Pulp yang mengandung air 96% dan bahan padat 4% dimasukkkan ke dalam
alat pengaduk, sehingga terjadi pemisahan antara serat dan fibril yang disebut proses
fibrilisasi, yaitu proses pecahnya lapisan kambium yang mengelilingi serat karena
serat - serat membesar dan fibril membuka. Pengadukan yang sedikit akan
menghasilkan kertas dengan daya serap tinggi dan daya robek tinggi, dan jika
pengaduan dilanjutkan maka kertas menjadi lebih padat tapi tapi daya robek
menurun. Penambahan bahan perekat seperti resin, pati dan tawas ke dalam alat
pengaduk bertujuan untuk meningkatkan daya tahan air dan daya ikat tinta dari kertas
sehingga kertas dapat dicetak, serta mempengaruhi sifat adhesif yang berperan dalam
pembuatan kemasan. Bahan - bahan lain yang ditambahkan dalam pewarna, bahan
untuk kecerahan dan kekakuan, seperti titanium dioksida, sodium silikat, tanah
diatom, kasein, lilin, dan kapur. Setelah dari pengaduk, maka campuran pulp dan
bahan - bahan tambahan tadi dijernihkan pada refiner jordan, kemudian di bawa ke
silinder penyadap yang terdiri dari seperangkat pisau - pisau tertutup rapat berputar
dengan cepat bersama - sama memecah serat. Campuran ini kemudian dimasukkan ke
dalam headbox untuk dimasukkan pada mesin pembuat kertas dan karton (Julianti &
Mimi, 2007).
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
13 Kraft extensible Tebal, kasar, agak lentur, sulit sobek +++, coklat,
berserat +++
menyerap bahan seperti yang mengandung minyak. Kertas serap dapat digunakan
sebagai alas makanan yang berminyak seperti goreng-gorengan namun membutuhkan
kemasan sekunder lagi karena dikhawatirkan kertas akan sobek karena terlalu banyak
menyerap minyak.
Kertas emas memiliki karakteristik berwarna emas (luar), abu muda (dalam),
tipis, mudah dibentuk, licin, kasar. Kertas emas merupakan salah satu jenis kertas
lapis aluminium, biasa digunakan pada produk cokelat. Sifat-sifat dari aluminium foil
adalah hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk
mengemas bahan-bahan yang berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya
(Rahimah, 2010)
Kertas karton berdasarkan hasil pengamatan memiliki karakteristik, terdapat
dua jenis karton yang diamati. Karton tersebut memiliki karakteristik kasar, kaku,
sulit sobek, kuning pudar, berserat. Namun karton 1 lebih tebal daripada karton 2.
Berdasarkan Rahimah (2010), kotak karton digunakan untuk kemasan sekunder
contohnya untuk wadah susu dalam kaleng. Karton merupakan kemasan sekunder
yang mudah dicetak. untuk bahan pangan yang harus selalu dalam keadaan segar
yang disimpan dalam lemari es, maka digunakan karton tipis yang dilapisi plastik
(PE coated) atau dilapisi lilin (wax coated).
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas kraft terdiri dari 4 macam, ada kertas
kraft biasa, kertas kraft medium, extensible, dan regular. Keempat jenis kertas kraft
tersebut sama-sama berwarna cokelat namun berbeda diketebalan dan kehalusan.
Dimana kertas kraft medium merupakan kraft yang paling tebal bergelombang dan
kasar namun mudah disobek, sementara kertas kraft biasa dan reguler lebih tipis dan
halus dan agak sulit disobek. Sementara kertas extensible itu tebal dan susah disobek.
Kemudahan atau tidaknya kertas tersebut untuk dapat disobek dapat dikarenakan ada
atau tidaknya bahan pelapis pada kertas tersebut. Kertas kraft terbuat dari kayu lunak
dengan proses sulfat dan juga pemucatan (bleaching) sehingga menghasilkan warna
kecoklatan, kuat, dan banyak digunakan untuk kemasan, harganya relatif murah,
diproduksi sebagai lembaran satu lapis, berlapis-lapis dan bergeombang, memiliki
ketebalan 10-180 gram/m2 (Herudiyanto, 2008). Kemasan yang tergolong jenis kertas
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
kraft adalah kemasan lilin lampu. Kertas kraft banyak digunakan untuk mengemas
bahan-bahan dengan BJ yang besar, selain itu juga biasanya digunakan sebagai
kemasan sekunder dalam bentuk kantung, sak, pembungkus, tabung kaleng komposit,
amplop, dan dapat dibuat karung dan sebagai pelapis papan bergelombang.
Kertas kraft ada dua tipe. Keduanya sama-sama berwarna coklat dan tipis.
Kertas kraft tipe 1 memiliki sisi-sisi yang halus, sedangkan kertas kraft tipe 2 salah
satu sisinya lebih kasar. Kertas ini merupakan jenis kertas yang tidak mengkilap
karena dalam proses pembuatannya dilakukan pemucatan san sulfatasi. Harga kertas
kraft relatif murah. Ketebalan kertas 0,084-0,086 mm yang dibuat melalui proses
sulfat dan pemucatan (bleaching) sehingga menghasilkan warna coklat.Kedua kertas
kraft ini biasa digunakan untuk membuat amplop surat. Industri pangan menggunakan
kertas kraft untuk kantung bubuk kopi giling, teh, dan kantung belanja penggantik
kantung plastik. Bentuk kemasan sak, kantung, pembungkus, tabung, kaleng
komposit. Kertas ini untuk mengemas bahan-bahan dengan BJ yang besar (Arta,
2013)
Berdasarkan pengamatan, kertas lainer memiliki karakteristik sangat tebal,
kasar, kaku, sulit sobek, berwarna coklat, dan berserat. Kertas lainer merupakan
kertas industri yang digunakan untuk kemasan, dengan sifat ketahanan retak dan
ketahanan tekan lingkar(ring crush) yang tinggi (Sugesty dan Kardiansyah, 2014).
Kertas lainer merupakan jenis kertas industri yang digolongkan sebagai karton.
Kertas ini digunakan sebagai pelapis dan penyekat antar kertas medium
bergelombang pada karton gelombang (KG). Salah satu sifat penting kertas lainer
adalah ketahanan tekan (Considine, 2010)
Berdasarkan hasil pengamatan kertas koran memiliki karakteristik berwarna
kuning kecoklatan, buram, tidak kilap, tipis, mudah sobek, cukup tembus cahaya,
mudah menyerap air, tidak kaku, mudah dilipat, kasar. Kertas Koran tidak baik untuk
mengemas makanan secara langsung,. Menurut Hindustan Times (10/12), kotak
berbahan kertas atau karton yang terbuat dari kertas daur ulang mungkin bisa saja
terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya seperti ftalat yang dapat menyebabkan
masalah pencernaan dan juga keracunan parah..
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
Kertas nasi adalah kertas yang memiliki dua sisi yang berbeda. Kertas ini
biasanya berwarna coklat dan digunakan untuk membungkus nasi. Sisi pertama kertas
ini permukaannya kasar sedangkan sisi lainnya halus karena dilapisi oleh plastic tipis.
Pelapisan dengan plastic tersebut, menyebabkan kertas ini tidak mudah disobek dan
sedikit tahan air.
Kertas tissue memiliki karakteristik berwarna putih, tipis, halus, lentur, sangat
mudah disobek, transparan. Menurut Rahimah (2010) kertas tissue merupakan salah
satu kertas yang dapat digunakan untuk menvegah gesekan antara bahan. Beberapa
bahan pangan misalnya buah-buahan yang segar, telur dan biskuit merupakanproduk
yang sangat mudah rusak dan memerlukan tingkat perlindungan yang lebih tinggi
untukmencegah gesekan antara bahan.
Berdasarkan hasil pengamatan kertas perkamen memiliki karakteristik
berwarna putih kekuningan buram, kasar, cukup tebal, mudah sobek, lentur,
transparan. Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti :
mentega, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau
digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak). Sifat - sifat kertas perkamen
adalah : mempunyai ketahanan lemak yang baik, mempunyai kekuatan basah (wet
strength) yang baik walaupun dalam air mendidih, permukaan bebas serat, tidak
berbau, tidak terasa dan transparan (Sinuhaji, 2010) sesuai dengan pengamatan kertas
perkamen.
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas glasin memiliki karakterstik berwarna
kuning cerah, tekstur halus, licin, tipis, lentur, agak sulit disobek, dan agak
transparan. Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang
waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan
bahan - bahan lain seperti plastizier bertujuan untuk menambah kelembutan dan
kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan - bahan yang
lengket. Penambahan antioksidan bertujuan untuk memperlambat ketengikan dan
menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai
permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan
bahan tahan air seperti lak dan lilin (Sinuhaji, 2010
Berdasarkan hasil pengamatan kertas roti memiliki karakteristik berwarna
putih buram, kasar, tipis, lentur, mudah disobek, dan transparan. Kertas roti
merupakan jenis kertas sifat tidak mudah lengket pada bahan pangan, maka kertas
jenis ini sering digunakan sebagai alas ataupun sebagai pembungkus. Kertas roti
biasanya digunakan untuk membungkus roti dan juga dapat sebagai alas untuk
mencetak kue agar tidak lengket. Kertas roti biasanya digunakan sebagai pelapis
dalam pembuatan roti atau kue.
Kertas stensil memiliki karakteristik berwarna kekuningan, buram, tidak kilap,
tipis (lebih tebal dari koran), mudah sobek, tidak terlalu tembus cahaya, kasar, mudah
menyerap air, tidak kaku, mudah dilipat. Sementara kertas fotokopi memiliki
karakteristik berwarna putih, tidak buram, tidak kilap, tebal, agak sulit sobek, tidak
tembus cahaya, halus, agak sulit menyerap air, lebih kaku, mudah dilipat.Kertas-
kertas ini merupakan kertas industri dan tidak dapat digunakan sebagai pengemas
pangan.
Begitu pula dengan jenis kertas 1 7 yang merupakan kertas jenis asturo
berwarna. Setiap kertas tersebut memiliki perbedaan di warna, ketebalan dan
kehalusan. Kertas ini mudah menyerap air dan mudah sobek apabila ditaruh bahan
pangan yang berminyak atau berair. Kertas map, sampul, sertifikat dan label pun
merupakan kertas yang digunakan untuk keperluan alat kantor. Kertas-kertas ini
merupakan kertas industri dan tidak dapat digunakan sebagai pengemas pangan.
Berdasarkan hasil pengamatan kertas bond memiliki karakteristik bertekstur
halus, agak tebal, tidak mengilap, tidak transparan, tidak mempunyai daya serap air,
dan mudah dirobek. Kertas bond yang diamati ada 5 buah, perbedaannya ada pada
warna dan ketebalan. Kertas bond adalah jenis kertas yang realtif mulus, namun
masih memiliki serat untuk memungkinkan penggunaan pensil warna. Kertas bond
biasa digunakan untuk surat, menggambar, dll (Doyle, 2003). Kertas bond ini
merupakan kertas industri dan tidak dapat digunakan sebagai pengemas pangan.
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
Ketebalan jenis kemasan kertas perlu di ukur untuk memperkecil ragam pada
setiap operasi pembuatannya. Ketebalan kertas dapat mempengaruhi kecepatan kerja
mesin pengemas. Ketebalan dapat pula menjadi faktor yang sangat penting jika bahan
pengemas akan diberi dekorasi warna karena alat pencetak warna hanya berkerja pada
ketebalan tertentu. Pengukuran ketebalan berbagai jenis kertas kemasan ini penting
untuk mengukur laju transmisi uap air (Donhowe & Fenemma, 1994).
Sampel kertas diukur dengan menggunakan mikrometer sekrup yang memiliki
ketelitian 0,001 mm dan jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka
sorong adalah alat ukur yang mempunyai keteloitian tinggi yaitu 0,1 mm atau 0,001
cm dapat digunakan untuk mengukur diameter dan ketebalan sedangkan micrometer
sekrup merupakan alat ukur panjang yang paling teliti mempunyai ketelitian 0,01 mm
atau 0,001 cm dapat mengukur ketebalan dan diameter benda yang mempunyai
ukuran kecil dan tipis (Utomo, 2007). Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali/ 5 titik.
Hal ini dikarenakan ketebalan permukaan pada satu lembar kertas tidak merata,
sehingga dilakukan pengukuran pada lima titik. Pengukuran pun dilakukan lebih dari
satu kali (pada kertas yang berbeda) dimaksudkan untuk mendapatkan nilai/data yang
cukup valid, karena setiap lembar kertas yang diproduksi memiliki ketebalan yang
berbeda-beda. Ketidakteraturan ketebalan lembaran kertas sangat berhubungan
dengan bahan baku dan proses produksi kertas itu sendiri (Nurminah, 2002). Sampel
kertas diukur pada praktikum ini adalah kertas karton, kertas nasi, kertas kraft, kertas
minyak dan kertas sampul. Berikut adalah hasil pengamatan dari pengukuran
ketebalan kertas.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengukuran Ketebalan Berbagai Jenis Kemasan
Kertas
Karton Nasi Minyak Kraft Sampul
Pengukura
J J
n JS MS JS MS MS JS MS MS
S S
0,04
6 0,2 0,12 0,17 0,09 - 0,1 0,04 - 0,05
8
0,18 0,12 0,09
7 0,17 0,13 0,116 - 0,14 - 0,044
6 3 6
0,10 0,04 0,01
8 0,2 0,12 - 0,08 0,05 - 0,016
2 6 2
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
luas tertentu dapat dibuat dengan berat yang berbeda-beda, biasanya makin berat
lembaran kertas maka makin mahal harganya. (Syarief, 1989).
Bahan pengemas dengan densitas rendah cocok untuk produk-produk yang
tidak terlalu memperhatikan kadar airnya seperti buah-buahan; sedangkan bahan
pengemas dengan densitas tinggi cocok untuk produk-produk yang memperhatikan
kadar airnya seperti kue kering, biskuit. Berikut merupakan tabel hasil pengukuran
berat berbagai sampel kertas yang diamati pada praktikum.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Berat Berbagai Jenis Kemasan
Pengukura
Karton Nasi Minyak Kraft Sampul
n
6 1,5433 0,9580 0,2917 0,7526 0,3395
7 1,5190 0,7702 0,2811 0,7611 0,3342
8 1,5108 0,9669 0,2836 0,7576 0,3416
9 1,5221 0,7791 0,2833 0,7599 0,3457
10 1,5235 0,7828 0,2767 0,7455 0,3352
Rata-rata 1,5237 0,8514 0,2833 0,7553 0,3392
Konversi Berat Rata-rata
g/cm2 0,0015 0,0009 0,0003 0,0008 0,0003
kg/cm2 0,0031 0,0017 0,0001 0,0002 0,0001
2
lb/ft 0,0003121 0,0001744 0,0000579 0,00015473 0,00006949
Vol (cm3) 1,5 0,73 0,22 0,56 0,38
Densitas
1,0158 1,1663 1,28772 1,34875 0,89263
(g/cm3)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)
Berdasarkan tabel hasil pengamatan, kertas minyak dan sampul memiliki berat
yang paling ringan dengan berat sebesar 1 x 10-4 kg/cm2, sedangkan kertas karton
memiliki berat yang paling berat yaitu dengan berat sebesar 3,1 x 10-3 kg/cm2. Berat
suatu kemasan ditentukan oleh bahan pembuatnya, lapisan yang melapisinya dan
kegunaannya dalam mengemas bahan pangan. Semakin berat suatu kemasan
menandakan bahan penyusunnya semakin banyak dan semakin dapat menahan
benturan dan goncangan dibandingkan dengan kemasan yang ringan. Umumnya
kemasan yang berat tergolong kaku karena komponen yang dikandungnya.
Berat/satuan luas harus dihitung menggunakan persamaan berat sampel dibagi
dengan luas sampel dan dikonversi kedalam satuan SI serta satuan British. Hal
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Kertas yang biasa diguanakan sebagai kemasan pangan adalah karton, kertas
kraft, kertas perkamen, kertas glasin , kertas roti, kertas bungkus nasi, kertas
lapis, karton Bergelombang, aluminium foil dan kertas emas.
Kertas serap, kertas 1- kertas 5, kertas tisu, kertas sampul, kertas sertifikat,
koran stensil kertas fotokopi,, kertas sigaret, kertas map kertas sembahyang,
kertas label merupakan kertas-kertas yang digunakan untuk keperluan industri
dan bukan untuk mengemas bahan pangan.
Kertas yang memiliki ketebalan paling besar berdasarkan pengukuran adalah
kertas karton yaitu 0,204 cm dan yang memiliki ketebalan paling rendah
adalah kertas minyak yaitu 0,022 cm
Hasil pengamatan menunjukkan kertas yang paling berat adalah karton dan
yang paling ringan adalah kertas sampul
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
DAFTAR PUSTAKA
Arta, P. 2013. Bahan Pengemas. Terdapat pada :
http://www.scribd.com/doc/93446127/Tetra-Pack-Ok#scribd (Diakses pada 24
April 2017)
Bahri, Syamsul. 2015. Pembuatan Pulp dari Batang Pisang. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal 4: 2 36-50
Casey, J.P. 1961. Pulp and Paper, vol.II Second Ed. International Publisher
Inc. NewYork.
Donhowe, I.G. dan O. Fennema. 1994. Edible Films and Coatings Characteristics,
Formation, Definitions, and Testing Methods. Academic Press Inc. London
Hardiani, henggar, susi sugesty, judi tjahjono. 2009. Aplikasi teknologi produksi
kertas sembahyang (joss paper) ramah lingkungan skala industry. Jurnal riset
industry. 3(3): 179-18
Nurminah, Mimi. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas
Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas. Jurusan Teknologi
Pertanian. Faperta USU.
Rahimah, Souvia. 2010. Kemasan Kertas dan Karton. Handout Pengemasan Bahan
Pangan Universitas Padjadjaran.
Sinuhaji, Perdinan. 2010. Interaksi Serat Limbah Industri Pulp Dengan Serat Nanas,
Pisang Dan Rami Pada Pembuatan Karton. Disertasi. Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuanalam Universitas Sumatera Utara, Medan
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
Sugesty,Susi dan Kardiansyah, Teddy. 2014. Karakteristik Pulp Kimia Mekanis dari
Kenaf (Hibiscus cannabicus L.) untuk Kertas Lainer. Jurnal Selulosa, Vol. 4,
No. 1, Juni 2014 : 37 46
Wini, Heriani. 1992. Penggunaan Pulp Kenaf (Hibiscus Cannabinus) Sebagai Bahan
Baku Pada Pembuatan Kertas Sigaret. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088
JAWABAN PERTANYAAN