Вы находитесь на странице: 1из 25

Vina Fitriani Pratiwi

240210140088

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Praktikum pengemasan pangan kali ini membahas mengenai identifikasi salah


satu bentuk kemasan yaitu kertas. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan
biasanya adalah alami dan mengandung selulosa dan hemiselulosa (Bahri,2015)
Menurut Herudiyanto (2008) kemasan kertas memiliki dua jenis kertas utama yang
digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas yang digunakan sebagai
kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas halus digunakan untuk kertas
tulis berupa buku dan kertas sampul
Kertas banyak digunakan sebagai pembungkus utama. Keuntungan
penggunaan kemasan dari kertas adalah harga murah dan mudah diperoleh.
Kelemahan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifatnya yang sensitif
terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan, hal ini
menyebabkan makanan yang dikemas dengan kertas akan sangat mudah mengalami
penurunan mutu, selain itu mudah robek dan terbakar, tidak dapat untuk mengemas
cairan, dan tidak dapat dipanaskan, akan tetapi sampah kertas dapat didegradasi
secara alami (Junaedi, 2003).
Dalam pengemasan produk pangan dengan menggunakan kertas, kita perlu
memperhatikan kesesuaian pemilihan kemasan dan produk yang akan dikemas,
kesesuaian berat terukur dengan berat yang tertera pada kemasan serta kesesuaian
dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Persyaratan yang telah ditetapkan dalam
menentukan pilihan bentuk dan bahan kemasan yang akan digunakan antara lain
adalah tidak toksik (untuk kemasan primer) serta tidak inert. Untuk itu penting
mengetahui karakteristik jenis kertas yang akan digunakan sebagai alat pengemasan
pangan. Agar kesesuaian antara bahan pengemasan dengan bahan yang dikemas baik
kesesuaian berat terukur, bentuk maupun sifat kimia bahan yang akan dikemas.
Bahan baku pembuatan kertas adalah selulosa yang diberi perlakuan kimia,
dibilas, diuraikan, dipucatkan, dibentuk menjadi lembaran setelah pressing dan
dikeringkan. Kayu terdiri dari 50% selulosa, 30% lignin dan bahan bersifat adhesif di
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

lamela tengah, 20% karbohidrat berupa xylan, resin dan tanin. Jenis kayu dan
lembaran akhir kertas yang di inginkan sangat menentukan cara pembuatan kertas.
Pembuatan kertas dengan bahan baku berupa kayu terlebih dahulu dibuat menjadi
pulp (Julianti & Mimi, 2007).
Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan bukan serat kayu dan bukan kayu
dapat dilakukan dengan berbagai proses, yaitu proses mekanik, proses semi-kimia
dan proses kimia. Proses mekanik kayu, gelondongan dihancurkan dengan gilingan
batu sambil menyemprotkan air ke permukaan gilingan batu untuk mengeluarkan
bahan yang sudah digiling. Metode ini hanya digunakan untuk jenis kayu lunak yaitu
jenis kayu yang berasal dari pohon berdaun jarum. Proses mekamik ini tidak ada
bagian kayu yang terbuang. Proses kimia, pada metode ini serpihan kayu dimasukkan
ke dalam bahan kimia untuk mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses
kimia yang digunakan yaitu
1. Proses soda
Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan komponen kayu
yang tidak diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida) dan soda abu (sodium
karbonat). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp dari kayu keras yaitu kayu
yang berasal dari pohon yang daunnya lebar, mempunyai panjang serat lebih kecil
0,25 cm.
2. Proses Kraft
atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium sulfat sebagai pengganti
sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp kraft yang keras tetapi berwarna
coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan pulp soda berwarna lebih putih dan
teksturnya halus.
3. Proses sulfit
Proses ini menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium atau magnesium bisulfit
dan asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan dihasilkan pulp yang
berwarna lebih terang., kekuatannya lebih tinggi dari pulp soda api tidak sekuat pulp
kraft (Smook, G.A., 1992)
Proses semi kimia, proses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat
mekanis dalam pembuatan pulp kayu. Lignin dan karbohidrat yang terikat dengan
serat, maka kayu direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral agar lunak
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

kemudian digiling dalam piringan penghalus. Metode semi kimia digunakan untuk
kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung
sebagian besar lignin. Pulp semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya
rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi
kimia sukar diputihkan, dan jika terkena sinar matahari akan berwarna kuning.
Biasanya digunakan untuk bahan yang membutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti
media kardus. Kayu yang dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang tipis dan
kecil yang disebut dengan chips, dimasak beberapa jam dengan menggunakan alat
penghancur yang dioperasikan pada suhu 150oC dengan tekanan 4-5 atm, pencucian,
dilakukan pemutihan (bleaching) dengan menggunakan kalsium hipoklorit, hidrogen
peroksida atau kalsium dioksida. Proses pemutihan dapat menurunkan kekuatan pulp,
sehingga perlu diperhatikan hubungan antara derajat putih pulp dan kekuatan kertas
yang dihasilkan (Smook, G.A., 1992)
Pulp yang mengandung air 96% dan bahan padat 4% dimasukkkan ke dalam
alat pengaduk, sehingga terjadi pemisahan antara serat dan fibril yang disebut proses
fibrilisasi, yaitu proses pecahnya lapisan kambium yang mengelilingi serat karena
serat - serat membesar dan fibril membuka. Pengadukan yang sedikit akan
menghasilkan kertas dengan daya serap tinggi dan daya robek tinggi, dan jika
pengaduan dilanjutkan maka kertas menjadi lebih padat tapi tapi daya robek
menurun. Penambahan bahan perekat seperti resin, pati dan tawas ke dalam alat
pengaduk bertujuan untuk meningkatkan daya tahan air dan daya ikat tinta dari kertas
sehingga kertas dapat dicetak, serta mempengaruhi sifat adhesif yang berperan dalam
pembuatan kemasan. Bahan - bahan lain yang ditambahkan dalam pewarna, bahan
untuk kecerahan dan kekakuan, seperti titanium dioksida, sodium silikat, tanah
diatom, kasein, lilin, dan kapur. Setelah dari pengaduk, maka campuran pulp dan
bahan - bahan tambahan tadi dijernihkan pada refiner jordan, kemudian di bawa ke
silinder penyadap yang terdiri dari seperangkat pisau - pisau tertutup rapat berputar
dengan cepat bersama - sama memecah serat. Campuran ini kemudian dimasukkan ke
dalam headbox untuk dimasukkan pada mesin pembuat kertas dan karton (Julianti &
Mimi, 2007).
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

4.1 Pengenalan Jenis Kemasan Kertas

Praktikum kali ini mengidentifikasi kemasan kertas yaitu adalah pengenalan


berbagai jenis kemasan kertas, mengukur ketebalan berbagai jenis kemasan kertas,
dan pengukuran berat berbagai jenis kemasan kertas. Berikut hasil pengamatan untuk
deskripsi setiap jenis-jenis kertas.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Jenis Kemasan Kertas
No. Jenis Kemasan Kertas Deskripsi
1 Alumunium foil Perak, mengkilap, kasar, mudahsobek, lentur,
tipis

2 Kertas Karton Cokelat (dalam), putih (luar), keras, kaku, tebal


Bergelombang (Single
Wall Tebal)

3 Kertas Karton Cokelat, tipis, agak kaku, kasar, sulit dibentuk


Bergelombang (Single
Wall Tipis)

4 Kertas lapis Cokelat kekuningan bergaris, tipis, mudah sobek,


mudah dibentuk

5 Kertas serap Cokelat kuning berserat, tebal, mudah dibentuk

6 Kertas emas Emas (luar), abu muda (dalam), tipis, mudah


dibentuk, licin, kasar

7 Karton 1 Tebal +++, kasar, kaku, sulit sobek, kuning pudar,


berserat ++++

8 Karton 2 Tebal ++, kasar, halus, kaku, sulit sobek, hijau


tua, berserat ++
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

9 Kertas sampel Tipis, halus, licin, lentur, mudah sobek, cokelat,


berserat +
10 Kertas 4 Tipis, kasar, lentur, mudah sobek, merah, berserat
++++
11 Kertas 5 Tebal, halus, licin, agaklentur, mudah sobek,
cokelat kekuningan, berserat
12 Kraft regular Tebal, agak halus, agak lentur, sulit sobek +,
cokelat ++++, berserat

13 Kraft extensible Tebal, kasar, agak lentur, sulit sobek +++, coklat,
berserat +++

14 Kertas kraft Tebal +, halus, licin, agak kasar, lentur, sulit


sobek +++, coklat kekuningan, tidak berserat

15 Kraft medium Tebal +++, kasar +, kaku, mudah disobek, coklat


+, berserat ++++, bergelombang

16 Kertaslainer Tebal ++++, kasar, kaku, sulit sobek ++++, coklat


+++, berserat ++

17 Kertas Nasi Cokelat, mengkilap, bertekstur licin pada satu sisi


dan sisi lain bertekstur kasar, cukup tebal, lentur,
mudah disobek, tidak transparan
18 Tisu Putih, tipis, halus, lentur, sangat mudah disobek,
transparan (+)

19 Kertas Roti Putih buram, kasar, tipis, lentur, mudah disobek,


transparan (+++)

20 Kertas Perkamen Putih kekuningan buram, kasar, cukup tebal,


mudah sobek, lentur, transparan (++)

21 Kertas Glasin Kuning cerah, tekstur halus, licin, tipis, lentur,


agak sulit disobek, transparan (+++)
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

22 Karton 1 Coklat susu muda, tekstur berserat ++, kaku +,


bagian depan halus, bagian belakang kasar, tebal
+, sulit disobek +
23 Karton 2 Coklat agak kehijauan, berserat +++, kaku ++,
bagian depan halus, bagian belakang kasar ++,
tebal ++, silit disobek ++
24 Kertas sampul Coklat muda, bagian depan halus +++, bagian
belakang kasar, berserat, lentur, tipis, mudah
disobek

25 Krep tipis Merah, kasar +++, berserat, lentur +, tipis +,


mudah disobek +

26 Kertassertifikat Putih kecoklatan dan terdapat bercak garis biru


coklat, licin, halus ++, kaku, tebal, sulit disobek

27 Kraft regular Coklat +, sedikit kasar, kaku, tebal +, susah


disobek

28 Kraft extensible Coklat susu, kasar berserat, agak timbul, lentur,


tipis, sedikit sulit disobek +

29 Kertaskraft Coklat ++ agak kekuningan, halus, licin, agak


lentur, tebal, sedikit sulit disobek

30 Kraft medium Coklat susu muda, kasar +, berserat,


bergelombang, kaku +, tebal ++, mudah disobek

31 Kertaslainer Coklat ++, bagian depan licin halus, bagian


belakang kasar, berserat, kaku ++, tebal +++,
sangat sulit disobek
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

32 Koran Kuning kecoklatan, buram, tidak kilap, tipis,


mudah sobek, cukup tembus cahaya, mudah
menyerap air, tidak kaku, mudah dilipat, kasar.

33 Stensil Kekuningan, buram, tidak kilap, tipis (lebih tebal


dari koran), mudah sobek, tidak terlalu tembus
cahaya, kasar, mudah menyerap air, tidak kaku,
mudah dilipat.
34 Kertas fotokopi Putih, tidak buram, tidak kilap, tebal, agak sulit
sobek, tidak tembus cahaya, halus, agak sulit
menyerap air, lebih kaku, mudah dilipat.

35 Kertas 1 Berwarna ungu, sedikit kaku, bagian depan


bertekstur kasar sementara bagian belakang lebih
halus, tidak mengkilap, tidak transparan, tebal ++
+, kemudahan disobek +++, kemampuan
menyerap air ++
36 Kertas 2 Berwarna hijau keemasan, tekstur lebih halus dari
kertas 1, tebal ++++, kilap ++++, tidak
transparan, kemudahan disobek ++++,
kemampuan menyerap air +
37 Kertas 3 Berwarna biru muda bercorak, lebih halus dari
kertas 1 tetapi lebih kasar dari kertas 2, tebal +++
++, tidak mengkilap, tidak transparan,
kemudahan disobek +, kemampuan menyerap air
+++
38 Kertas 4 Berwarna hijau tua, bertekstur lebih kasar dari
kertas 1, tidak mengkilap, tidak transparan, kaku
++, tebal +++, kemudahan disobek +++++,
kemampuan menyerap air ++
39 Kertas 5 Berwarna hitam, kasar ++++, tebal +++, kilap +
+, tidak transparan, kemudahan disobek ++++,
kemampuan menyerap air +++

40 Kertas 6 Berwarna kuning, halus +++, tebal +++, kilap ++


+++, transparan +, kemudahan disobek +++,
kemampuan menyerap air +
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

41 Kertas 7 Berwarna kuning muda, tekstur seperti kertas 4,


tebal +++, transparan +, kemudahan disobek ++,
kemampuan menyerap air +

42 Kertas Bond 1 Berwarna putih +, tekstur halus ++, ketebalan ++,


tidak mengilap, tidak transparan, tidak
mempunyai daya serap air, kemudahan dirobek +
++
43 Kertas Bond 2 Berwarna putih ++, tekstur halus +, ketebalan +,
tidak mengilap, tidak transparan, daya serap air +,
kemudahan dirobek ++

44 Kertas Bond 3 Berwarna putih berbintik biru, tekstur halus +++,


ketebalan +, tidak mengilap, tidak transparan,
daya serap air +, kemudahan dirobek +++++++

45 Kertas Bond 4 Berwarna kuning kehijauan, tekstur halus +,


ketebalan +, mengilap, tidak transparan, daya
serap air +, kemudahan dirobek ++++++

46 Kertas Bond 5 Berwarna krem, tekstur halus +, ketebalan +,


tidak mengilap, tidak transparan, daya serap air +,
kemudahan dirobek +

47 Kertas Kraft 1 Berwarna kuning ++, tekstur halus ++, ketebalan


+, +, tidak mengilap, tidak transparan, daya serap
air +++, kemudahan dirobek ++++

48 Kertas Kraft 2 Berwarna kuning +, tekstur halus ++, tidak


mengilap, tidak transparan, daya serap air +++,
kemudahan dirobek +++++

49 Kertas Sigaret Berwarna putih, tekstur halus, ketebalan sangat


tipis, tidak mengkilap, transparan ++, mudah
menyerap air, kemudahan dirobek +++++
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

50 Kertas Sembahyang Berwarna coklat muda, tekstur kasar, ketebalan +,


tidak mengkilap, tidak transparan, tidak mudah
menyerap air, kemudahan dirobek ++++

51 Kertas Map Berwarna pink, tekstur pada bagian depan halus


pada bagian belakang kasar, ketebalan ++, tidak
mengkilap, tidak transparan, mudah menyerap air
++, kemudahan dirobek +++

52 Kertas Label Berwarna putih tulang dibagian depan dan kuning


dibagian belakang, tekstur halus dan licin,
ketebalan +++, bagian depan kilap +++, tidakt
ransparan, bagian depan tidak mudah menyerap
air tetapi bagian belakang mudah menyerap air +
+, kemudahan dirobek ++
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017)

Berdasarkan hasil pengamatan, kertas aluminium memiliki karakteristi Perak,


mengkilap, kasar, mudahsobek, lentur, dan tipis. Aluminium foil adalah bahan
kemasan berupa lembaran logam aluminum yang padat dan tipis dengan ketebalan
<0.15 mm. Kemasan ini mempunyai tingkat kekerasan dari 0 yaitu sangat lunak,
hingga H-n yang berarti keras. Semakin tinggi bilangan H-, maka aluminium foil
tersebut semakin keras. Ketebalan dari aluminium foil menentukan sifat protektifnya.
Jika kurang tebal, maka foil tersebut dapat dilalui oleh gas dan uap. Pada ketebalan
0.0375 mm, maka permeabilitasnya terhadap uap air= 0, artinya foil tersebut tidak
dapat dilalui oleh uap air. Foil dengan ukuran 0.009 mm biasanya digunakan untuk
permen dan susu, sedangkan foil dengan ukuran 0.05 mm digunakan sebagai tutup
botol multitrip (Arta, 2013)
Sifat-sifat dari aluminium foil adalah hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya
sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berlemak dan bahan-
bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarin dan yoghurt.. Kombinasi
aluminium foil dengan bahan kemasan lain dapat menghasilkan jenis kemasan baru
yang disebut dengan retort pouch.
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

Berdasarkan hasil pengamatan, kertas karton bergelombang terdapat dua jenis


yaitu tebal dan tipis. Kertas karton bergelombang tipis memiliki karakteristik
berwarna cokelat (dalam), putih (luar), keras, kaku, dan tebal. Semerntara kertas
karton bergelombang tebal memiliki karakteristik berwarna cokelat, tipis, agak kaku,
kasar, sulit dibentuk.
Menurut Rahimah (2010), karton bergelombang (corrugated box) ada
beberapa macam, yaitu single wall : satu lapis dengan ketebalan 3 mm (B/Flute)
dan 4 mm (C/Flute) dan Double wall : 2 lapis dengan ketebalan 7 mm (CB/Flute)
Di Indonesia jenis yang lazim digunakan adalah single wall dan double wall.
Penggunaan corrugated box ditentukan oleh berat bahan, sifat bahan (self stacking
atau tidak), fragile atau tidak, menggunakan inner karton atau tidak dan lain-lain.
Kertas karton bergelombang dapat digunakan untuk pengemasan buah atau sayuran
segar, maka pada dinding kotak harus diberi lubang ventilasi. Kertas karton
bergelombang, berlapis dan tebal digunakan untuk pengepakkan barang terutama saat
distribusi. Kertas jenis ini lebih kuat dibandingkan dengan jenis kertas yang lain
sehingga sering digunakan sebagai kemasan sekunder.
Bahan kertas selanjutnya adalah kertas lapis. Berdasarkan hasil pengamatan
kertas lapis memiliki karakteristik berwarna cokelat kekuningan bergaris, tipis,
mudah sobek, mudah dibentuk. Kertas lapis adalah kertas yang permukaannya
dilaminasi dengan menggunakan bahan lain. Bahan untuk melaminasi yang biasanya
digunakan adalah plastik, alumunium foil, lilin, dll. Kertas ini mempunyai warna
kecoklatan. Pada penggunaannya sebagai kemasan, kertas lapis biasanya direkatkan
dengan menggunakan panas dan terdapat dalam bentuk kantung ataupun kotak.
Contoh kemasan yang terbuat dari bahan kertas lapis adalah tetra pack yang terdiri
dari lilin, karton, alumunium foil, dan polietilen. Kemasan ini digolongkan sebagai
kemasan aseptik. Prinsip dasar pembuatan dan pengemaan aseptik dari tetrapack
adalah dengan memastikan produk pangan maupun kemasannya bebas dari bakteri
berbahaya dan saat produk dikemas. (Herudyanto, 2008).
Selanjutnya, kertas serap memiliki karakteristik berwarna cokelat kuning
berserat, tebal, dan mudah dibentuk. Kertas serap biasanya digunakan untuk
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

menyerap bahan seperti yang mengandung minyak. Kertas serap dapat digunakan
sebagai alas makanan yang berminyak seperti goreng-gorengan namun membutuhkan
kemasan sekunder lagi karena dikhawatirkan kertas akan sobek karena terlalu banyak
menyerap minyak.
Kertas emas memiliki karakteristik berwarna emas (luar), abu muda (dalam),
tipis, mudah dibentuk, licin, kasar. Kertas emas merupakan salah satu jenis kertas
lapis aluminium, biasa digunakan pada produk cokelat. Sifat-sifat dari aluminium foil
adalah hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk
mengemas bahan-bahan yang berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya
(Rahimah, 2010)
Kertas karton berdasarkan hasil pengamatan memiliki karakteristik, terdapat
dua jenis karton yang diamati. Karton tersebut memiliki karakteristik kasar, kaku,
sulit sobek, kuning pudar, berserat. Namun karton 1 lebih tebal daripada karton 2.
Berdasarkan Rahimah (2010), kotak karton digunakan untuk kemasan sekunder
contohnya untuk wadah susu dalam kaleng. Karton merupakan kemasan sekunder
yang mudah dicetak. untuk bahan pangan yang harus selalu dalam keadaan segar
yang disimpan dalam lemari es, maka digunakan karton tipis yang dilapisi plastik
(PE coated) atau dilapisi lilin (wax coated).
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas kraft terdiri dari 4 macam, ada kertas
kraft biasa, kertas kraft medium, extensible, dan regular. Keempat jenis kertas kraft
tersebut sama-sama berwarna cokelat namun berbeda diketebalan dan kehalusan.
Dimana kertas kraft medium merupakan kraft yang paling tebal bergelombang dan
kasar namun mudah disobek, sementara kertas kraft biasa dan reguler lebih tipis dan
halus dan agak sulit disobek. Sementara kertas extensible itu tebal dan susah disobek.
Kemudahan atau tidaknya kertas tersebut untuk dapat disobek dapat dikarenakan ada
atau tidaknya bahan pelapis pada kertas tersebut. Kertas kraft terbuat dari kayu lunak
dengan proses sulfat dan juga pemucatan (bleaching) sehingga menghasilkan warna
kecoklatan, kuat, dan banyak digunakan untuk kemasan, harganya relatif murah,
diproduksi sebagai lembaran satu lapis, berlapis-lapis dan bergeombang, memiliki
ketebalan 10-180 gram/m2 (Herudiyanto, 2008). Kemasan yang tergolong jenis kertas
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

kraft adalah kemasan lilin lampu. Kertas kraft banyak digunakan untuk mengemas
bahan-bahan dengan BJ yang besar, selain itu juga biasanya digunakan sebagai
kemasan sekunder dalam bentuk kantung, sak, pembungkus, tabung kaleng komposit,
amplop, dan dapat dibuat karung dan sebagai pelapis papan bergelombang.
Kertas kraft ada dua tipe. Keduanya sama-sama berwarna coklat dan tipis.
Kertas kraft tipe 1 memiliki sisi-sisi yang halus, sedangkan kertas kraft tipe 2 salah
satu sisinya lebih kasar. Kertas ini merupakan jenis kertas yang tidak mengkilap
karena dalam proses pembuatannya dilakukan pemucatan san sulfatasi. Harga kertas
kraft relatif murah. Ketebalan kertas 0,084-0,086 mm yang dibuat melalui proses
sulfat dan pemucatan (bleaching) sehingga menghasilkan warna coklat.Kedua kertas
kraft ini biasa digunakan untuk membuat amplop surat. Industri pangan menggunakan
kertas kraft untuk kantung bubuk kopi giling, teh, dan kantung belanja penggantik
kantung plastik. Bentuk kemasan sak, kantung, pembungkus, tabung, kaleng
komposit. Kertas ini untuk mengemas bahan-bahan dengan BJ yang besar (Arta,
2013)
Berdasarkan pengamatan, kertas lainer memiliki karakteristik sangat tebal,
kasar, kaku, sulit sobek, berwarna coklat, dan berserat. Kertas lainer merupakan
kertas industri yang digunakan untuk kemasan, dengan sifat ketahanan retak dan
ketahanan tekan lingkar(ring crush) yang tinggi (Sugesty dan Kardiansyah, 2014).
Kertas lainer merupakan jenis kertas industri yang digolongkan sebagai karton.
Kertas ini digunakan sebagai pelapis dan penyekat antar kertas medium
bergelombang pada karton gelombang (KG). Salah satu sifat penting kertas lainer
adalah ketahanan tekan (Considine, 2010)
Berdasarkan hasil pengamatan kertas koran memiliki karakteristik berwarna
kuning kecoklatan, buram, tidak kilap, tipis, mudah sobek, cukup tembus cahaya,
mudah menyerap air, tidak kaku, mudah dilipat, kasar. Kertas Koran tidak baik untuk
mengemas makanan secara langsung,. Menurut Hindustan Times (10/12), kotak
berbahan kertas atau karton yang terbuat dari kertas daur ulang mungkin bisa saja
terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya seperti ftalat yang dapat menyebabkan
masalah pencernaan dan juga keracunan parah..
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

Kertas nasi adalah kertas yang memiliki dua sisi yang berbeda. Kertas ini
biasanya berwarna coklat dan digunakan untuk membungkus nasi. Sisi pertama kertas
ini permukaannya kasar sedangkan sisi lainnya halus karena dilapisi oleh plastic tipis.
Pelapisan dengan plastic tersebut, menyebabkan kertas ini tidak mudah disobek dan
sedikit tahan air.
Kertas tissue memiliki karakteristik berwarna putih, tipis, halus, lentur, sangat
mudah disobek, transparan. Menurut Rahimah (2010) kertas tissue merupakan salah
satu kertas yang dapat digunakan untuk menvegah gesekan antara bahan. Beberapa
bahan pangan misalnya buah-buahan yang segar, telur dan biskuit merupakanproduk
yang sangat mudah rusak dan memerlukan tingkat perlindungan yang lebih tinggi
untukmencegah gesekan antara bahan.
Berdasarkan hasil pengamatan kertas perkamen memiliki karakteristik
berwarna putih kekuningan buram, kasar, cukup tebal, mudah sobek, lentur,
transparan. Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti :
mentega, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau
digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak). Sifat - sifat kertas perkamen
adalah : mempunyai ketahanan lemak yang baik, mempunyai kekuatan basah (wet
strength) yang baik walaupun dalam air mendidih, permukaan bebas serat, tidak
berbau, tidak terasa dan transparan (Sinuhaji, 2010) sesuai dengan pengamatan kertas
perkamen.
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas glasin memiliki karakterstik berwarna
kuning cerah, tekstur halus, licin, tipis, lentur, agak sulit disobek, dan agak
transparan. Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang
waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan
bahan - bahan lain seperti plastizier bertujuan untuk menambah kelembutan dan
kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan - bahan yang
lengket. Penambahan antioksidan bertujuan untuk memperlambat ketengikan dan
menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai
permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan
bahan tahan air seperti lak dan lilin (Sinuhaji, 2010
Berdasarkan hasil pengamatan kertas roti memiliki karakteristik berwarna
putih buram, kasar, tipis, lentur, mudah disobek, dan transparan. Kertas roti
merupakan jenis kertas sifat tidak mudah lengket pada bahan pangan, maka kertas
jenis ini sering digunakan sebagai alas ataupun sebagai pembungkus. Kertas roti
biasanya digunakan untuk membungkus roti dan juga dapat sebagai alas untuk
mencetak kue agar tidak lengket. Kertas roti biasanya digunakan sebagai pelapis
dalam pembuatan roti atau kue.
Kertas stensil memiliki karakteristik berwarna kekuningan, buram, tidak kilap,
tipis (lebih tebal dari koran), mudah sobek, tidak terlalu tembus cahaya, kasar, mudah
menyerap air, tidak kaku, mudah dilipat. Sementara kertas fotokopi memiliki
karakteristik berwarna putih, tidak buram, tidak kilap, tebal, agak sulit sobek, tidak
tembus cahaya, halus, agak sulit menyerap air, lebih kaku, mudah dilipat.Kertas-
kertas ini merupakan kertas industri dan tidak dapat digunakan sebagai pengemas
pangan.
Begitu pula dengan jenis kertas 1 7 yang merupakan kertas jenis asturo
berwarna. Setiap kertas tersebut memiliki perbedaan di warna, ketebalan dan
kehalusan. Kertas ini mudah menyerap air dan mudah sobek apabila ditaruh bahan
pangan yang berminyak atau berair. Kertas map, sampul, sertifikat dan label pun
merupakan kertas yang digunakan untuk keperluan alat kantor. Kertas-kertas ini
merupakan kertas industri dan tidak dapat digunakan sebagai pengemas pangan.
Berdasarkan hasil pengamatan kertas bond memiliki karakteristik bertekstur
halus, agak tebal, tidak mengilap, tidak transparan, tidak mempunyai daya serap air,
dan mudah dirobek. Kertas bond yang diamati ada 5 buah, perbedaannya ada pada
warna dan ketebalan. Kertas bond adalah jenis kertas yang realtif mulus, namun
masih memiliki serat untuk memungkinkan penggunaan pensil warna. Kertas bond
biasa digunakan untuk surat, menggambar, dll (Doyle, 2003). Kertas bond ini
merupakan kertas industri dan tidak dapat digunakan sebagai pengemas pangan.
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

Berdasarkan hasil pengamatan kertas sigaret memiliki karakteristik berwarna


putih, tekstur halus, ketebalan sangat tipis, tidak mengkilap, agak transparan , mudah
menyerap air, dan mudah dirobek. Kertas sigaret adalah kertas yang digunakan
sebagai pembungkus tembakau pada rokok (Wini, 1992). Kertas sigaret juga
merupakanan kertas industri dan tidak dapat digunakan sebagai pengemas pangan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil pengamatan, kertas sembahyang memiliki
karakteristik berwarna coklat muda, tekstur kasar, tipis, tidak mengkilap, tidak
transparan, tidak mudah menyerap air, dan mudah dirobek. Kertas sembahyang
termasuk kedalam kelompok kertas budaya yang digunakan pada upacara
kepercayaan tertentu. Kertas tersebut harus mudah dibakar (Hardiani dkk, 2009).
Kertas sembahyang tidak dapat digunakan untuk mengemas bahan pangan.
Kertas 1-7, kertas tisu, kertas sampul, kertas sertifikat, koran stensil kertas
fotokopi, kertas asturo berbagai warna, kertas sigaret, kertas bond, kertas map kertas
sembahyang, kertas label merupakan kertas-kertas yang digunakan untuk keperluan
industri dan bukan untuk mengemas bahan pangan.
Menurut Wills et al. (1981) kemasan yang memenuhi syarat untuk
pengemasan bahan pangan adalah yang mempunyai sifat :
1. Kuat untuk melindungi bahan selama penyimpanan, transportasi dan
penumpukan,
2. Tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas,
3. Bentuk sesuai dengan cara penanganan dan pemasarannya,
4. Sifat permeabilitas film kemasan sesuai dengan laju kegiatan respirasi bahan
yang dikemas dan biaya kemasman sesuai dengan bahan yang dikemas.
Kertas emas, kertas 1-7, kertas tisu, kertas sampul, kertas sertifikat, koran stensil
kertas fotokopi, kertas asturo berbagai warna, kertas sigaret, kertas bond, kertas map
kertas sembahyang, dan kertas label tidak dapat menjadi pengemas untuk bahan
pangan karena tidak mengikuti syarat-syarat untuk pengemasan bahan pangan.

4.2 Pengukuran Ketebalan Berbagai Jenis Kemasan Kertas


Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

Ketebalan jenis kemasan kertas perlu di ukur untuk memperkecil ragam pada
setiap operasi pembuatannya. Ketebalan kertas dapat mempengaruhi kecepatan kerja
mesin pengemas. Ketebalan dapat pula menjadi faktor yang sangat penting jika bahan
pengemas akan diberi dekorasi warna karena alat pencetak warna hanya berkerja pada
ketebalan tertentu. Pengukuran ketebalan berbagai jenis kertas kemasan ini penting
untuk mengukur laju transmisi uap air (Donhowe & Fenemma, 1994).
Sampel kertas diukur dengan menggunakan mikrometer sekrup yang memiliki
ketelitian 0,001 mm dan jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka
sorong adalah alat ukur yang mempunyai keteloitian tinggi yaitu 0,1 mm atau 0,001
cm dapat digunakan untuk mengukur diameter dan ketebalan sedangkan micrometer
sekrup merupakan alat ukur panjang yang paling teliti mempunyai ketelitian 0,01 mm
atau 0,001 cm dapat mengukur ketebalan dan diameter benda yang mempunyai
ukuran kecil dan tipis (Utomo, 2007). Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali/ 5 titik.
Hal ini dikarenakan ketebalan permukaan pada satu lembar kertas tidak merata,
sehingga dilakukan pengukuran pada lima titik. Pengukuran pun dilakukan lebih dari
satu kali (pada kertas yang berbeda) dimaksudkan untuk mendapatkan nilai/data yang
cukup valid, karena setiap lembar kertas yang diproduksi memiliki ketebalan yang
berbeda-beda. Ketidakteraturan ketebalan lembaran kertas sangat berhubungan
dengan bahan baku dan proses produksi kertas itu sendiri (Nurminah, 2002). Sampel
kertas diukur pada praktikum ini adalah kertas karton, kertas nasi, kertas kraft, kertas
minyak dan kertas sampul. Berikut adalah hasil pengamatan dari pengukuran
ketebalan kertas.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengukuran Ketebalan Berbagai Jenis Kemasan
Kertas
Karton Nasi Minyak Kraft Sampul
Pengukura
J J
n JS MS JS MS MS JS MS MS
S S
0,04
6 0,2 0,12 0,17 0,09 - 0,1 0,04 - 0,05
8
0,18 0,12 0,09
7 0,17 0,13 0,116 - 0,14 - 0,044
6 3 6
0,10 0,04 0,01
8 0,2 0,12 - 0,08 0,05 - 0,016
2 6 2
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

0,16 0,06 0,00 0,03


9 0,15 0,25 - 0,26 - 0,038
7 2 5 8
0,19 0,05 0,01 0,05
10 0,3 0,15 - 0,25 - 0,043
5 3 4 7
0,19 0,12 0,09
Maks. 0,3 0,25 0,116 - 0,26 - 0,05
5 3 6
0,10 0,05 0,00 0,03
Min. 0,15 0,12 - 0,08 - 0,016
2 3 5 8
0,20 0,16 0,07 0,02 0,16 0,05
Rata-rata 0,115 - - 0,038
4 4 3 2 6 6
(Sumber :Dokumentasi Pribadi, 2017)

Berdasarkan hasil pengamatan, ketebalan kertas hasil pengukuran


menggunakan jangka sorong dan menggunakan micrometer sekrup memiliki hasil
yang berbedda. Hal ini kemungkinan dikarenakan titik yang diukur pada kertas
berbeda-beda dan ketelitian dari alat tersebut berbeda. Kertas yang memiliki
ketebalan paling besar berdasarkan pengukuran adalah kertas karton yaitu 0,204 cm
dan yang memiliki ketebalan paling rendah adalah kertas minyak yaitu 0,022cm
sehingga apabila diurutkan berdasarkan ketebalan kertas dari yang terendah adalah
kertas minyak, kertas sampul, kertas kraft, kertas nasi, kertas karton.
4.3 Pengukuran Berat Berbagai Jenis Kemasan Kertas
Pengukuran berat yang dilakukan pada praktikum kali ini menggunakan
timbangan analitik. Berdasarkan perhitungan berat pada praktikum ini juga dilakukan
pengukuran volume untuk mengetahui volume maksimum bahan pangan yang dapat
di kemas oleh bahan pengemas tersebut dalam hal ini bahan kertas.Selain itu,
dighitung pula massa jenis kertas. Massa jenis dihitung agar mengetahui jarak antar
molekul kertas yang dapat mempengaruhi permeabilitas terhadap udara. Semakin
tinggi densitas suatu bahan pengemas maka semakin kecil permeabilitas tehadap
udaranya. Dengan demikan dapat diketahui kesesuaian bahan pengemas dengan
bahan yang akan dikemas.
Penimbangan kertas penting untuk dilakukan karena pada umumnya kertas
diperdagangkan dalam ukuran berat menggunakan satuan tonese, sedangkan
konsumen kertas menggunakannya berdasarkan ukuran luas kertas. Kertas dengan
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

luas tertentu dapat dibuat dengan berat yang berbeda-beda, biasanya makin berat
lembaran kertas maka makin mahal harganya. (Syarief, 1989).
Bahan pengemas dengan densitas rendah cocok untuk produk-produk yang
tidak terlalu memperhatikan kadar airnya seperti buah-buahan; sedangkan bahan
pengemas dengan densitas tinggi cocok untuk produk-produk yang memperhatikan
kadar airnya seperti kue kering, biskuit. Berikut merupakan tabel hasil pengukuran
berat berbagai sampel kertas yang diamati pada praktikum.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Berat Berbagai Jenis Kemasan
Pengukura
Karton Nasi Minyak Kraft Sampul
n
6 1,5433 0,9580 0,2917 0,7526 0,3395
7 1,5190 0,7702 0,2811 0,7611 0,3342
8 1,5108 0,9669 0,2836 0,7576 0,3416
9 1,5221 0,7791 0,2833 0,7599 0,3457
10 1,5235 0,7828 0,2767 0,7455 0,3352
Rata-rata 1,5237 0,8514 0,2833 0,7553 0,3392
Konversi Berat Rata-rata
g/cm2 0,0015 0,0009 0,0003 0,0008 0,0003
kg/cm2 0,0031 0,0017 0,0001 0,0002 0,0001
2
lb/ft 0,0003121 0,0001744 0,0000579 0,00015473 0,00006949
Vol (cm3) 1,5 0,73 0,22 0,56 0,38
Densitas
1,0158 1,1663 1,28772 1,34875 0,89263
(g/cm3)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, kertas minyak dan sampul memiliki berat
yang paling ringan dengan berat sebesar 1 x 10-4 kg/cm2, sedangkan kertas karton
memiliki berat yang paling berat yaitu dengan berat sebesar 3,1 x 10-3 kg/cm2. Berat
suatu kemasan ditentukan oleh bahan pembuatnya, lapisan yang melapisinya dan
kegunaannya dalam mengemas bahan pangan. Semakin berat suatu kemasan
menandakan bahan penyusunnya semakin banyak dan semakin dapat menahan
benturan dan goncangan dibandingkan dengan kemasan yang ringan. Umumnya
kemasan yang berat tergolong kaku karena komponen yang dikandungnya.
Berat/satuan luas harus dihitung menggunakan persamaan berat sampel dibagi
dengan luas sampel dan dikonversi kedalam satuan SI serta satuan British. Hal
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

tersebut perlu dilakukan karena dalam perdangangan internasional, kertas dijual


dalam satuan british dan pada saat kegiatan ilmiah internasional, kertas digunakan
dengan menggunakan sistem SI sebagai satuannya.
Selain ketebalan, faktor lain yang mempengaruhi kualitas kemasan kertas
adalah densitas dan gramatur. Gramatur adalah nilai yang menunjukkan bobot bahan
per satuan luas bahan. Densitas adalah nilai yang menunjukkan bobot bahan per
satuan volume. satuan gramatur yaitu satuan massa kertas yang dinyatakan dalam
gram di dalam satu meter persegi luas kertas. Menurut Casey, dkk (1961), besarnya
gramatur dapat menentukan tinggi rendahnya sifat kertas atau karton, misalnya dalam
standar FEFCO untuk karton gelombang penekanan lebih diutamakan pada sifat
karton gelombang yang diperlukan (misalnya ketahanan retak) sedangkan gramatur
ditentukan kemudian berdasarkan nilai numerik sifat karton gelombang yang
diinginkan. Dalam pengukuran gramatur, pengukuran tebal dilakukan pada beberapa
titik yang berbeda dan dilakukan lebih dari satu kali pengukuran. Hal ini disebabkan
karena dalam satu lembar kertas nilai ketebalannya tidak merata, sehingga dilakukan
pengukuran pada beberapa titik. Sedangkan pengukuran dilakukan lebih dari satu kali
(pada kertas yang berbeda) dimaksudkan untuk mendapatkan nilai/data yang cukup
valid, karena setiap lembar kertas yang diproduksi memiliki ketebalan yang berbeda-
beda. Ketidakteraturan ketebalan lembaran kertas sangat berhubungan dengan
bahan baku dan proses produksi kertas itu sendiri.
Melalui densitas dan gramatur, dapat diketahui nilai permeabilitas dari suatu
kemasan. Adanya keragaman dalam gramatur mengidentifikasikan pada fluktuasi
pemakaian bahan baku kertas per satuan luas. Semakin kecil gramatur maka
penggunaan bahan bakunya semakin sedikit, konsumsi energi untuk pengolahan
kemasan kertas lebih rendah dan efisiensi ruangan penyimpanan yang baik.
Menurut literatur, densitas suatu kemasan memiliki hubungan berbanding
terbalik dengan permeabilitasnya. Semakin tinggi densitasnya, maka semakin rendah
pula permeabilitasnya. Menurut data diatas, didapatkan hasil bahwa densitas kertas
karton paling tinggi sehingga dapat dinyatakan bahwa permeabilitas kemasan kertas
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

tersebut paling rendah. Semakin rendah suatu permeabilitas, maka kemampuan


kemasan untuk menahan udara masuk kedalam kemasan semakin tinggi.
Massa jenis atau densitas adalah berat pervolume yang diperoleh berdasarkan
hasil perhitungan dari berat yang diperoleh dibagi dengan volume bahan tersebut.
Massa jenis kemasan berbeda tergantung dari volume dan luas dari kertas dan karton
tersebut. Satuan dari densitas adalah g/cm3. kertas yang memiliki densitas yang paling
besar adalah kertas karton sedangkan kertas yang memiliki densitas yang paling kecil
adalah kertas roti.
Nurminah, dkk (2002) yang menyebutkan gramatur karton sebesar 339.133
g/m2. Densitas kertas diperoleh dengan membagi gramatur contoh bahan dengan tebal
bahan. Densitas kertas karton sebesar 0.0073 g/cm 3 berbeda dengan penelitian
Nurminah, dkk (2002) yang menyebutkan densitas karton sebesar 0.507 g/cm3
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Kertas yang biasa diguanakan sebagai kemasan pangan adalah karton, kertas
kraft, kertas perkamen, kertas glasin , kertas roti, kertas bungkus nasi, kertas
lapis, karton Bergelombang, aluminium foil dan kertas emas.
Kertas serap, kertas 1- kertas 5, kertas tisu, kertas sampul, kertas sertifikat,
koran stensil kertas fotokopi,, kertas sigaret, kertas map kertas sembahyang,
kertas label merupakan kertas-kertas yang digunakan untuk keperluan industri
dan bukan untuk mengemas bahan pangan.
Kertas yang memiliki ketebalan paling besar berdasarkan pengukuran adalah
kertas karton yaitu 0,204 cm dan yang memiliki ketebalan paling rendah
adalah kertas minyak yaitu 0,022 cm
Hasil pengamatan menunjukkan kertas yang paling berat adalah karton dan
yang paling ringan adalah kertas sampul
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

DAFTAR PUSTAKA
Arta, P. 2013. Bahan Pengemas. Terdapat pada :
http://www.scribd.com/doc/93446127/Tetra-Pack-Ok#scribd (Diakses pada 24
April 2017)

Bahri, Syamsul. 2015. Pembuatan Pulp dari Batang Pisang. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal 4: 2 36-50

Casey, J.P. 1961. Pulp and Paper, vol.II Second Ed. International Publisher
Inc. NewYork.

Considine, J.M., dkk, 2010, Z-Direction Fiber Orientation In Paperboard, Tappi


Journal Vol. 9 No. 10, p. 25-32

Donhowe, I.G. dan O. Fennema. 1994. Edible Films and Coatings Characteristics,
Formation, Definitions, and Testing Methods. Academic Press Inc. London

Doyle, Michael E. 2003. Teknik pembuatan gambar berwarna: keterampilan dan


teknik menggambar desain untuk arsitek, arsitek lansekap, dan desainer
interior. Erlangga, Jakarta

Hardiani, henggar, susi sugesty, judi tjahjono. 2009. Aplikasi teknologi produksi
kertas sembahyang (joss paper) ramah lingkungan skala industry. Jurnal riset
industry. 3(3): 179-18

Herudiyanto, M.S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Widya Padjajaran,


UNPAD, Bandung.

Nurminah, Mimi. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas
Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas. Jurusan Teknologi
Pertanian. Faperta USU.

Rahimah, Souvia. 2010. Kemasan Kertas dan Karton. Handout Pengemasan Bahan
Pangan Universitas Padjadjaran.

Sinuhaji, Perdinan. 2010. Interaksi Serat Limbah Industri Pulp Dengan Serat Nanas,
Pisang Dan Rami Pada Pembuatan Karton. Disertasi. Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuanalam Universitas Sumatera Utara, Medan
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

Sugesty,Susi dan Kardiansyah, Teddy. 2014. Karakteristik Pulp Kimia Mekanis dari
Kenaf (Hibiscus cannabicus L.) untuk Kertas Lainer. Jurnal Selulosa, Vol. 4,
No. 1, Juni 2014 : 37 46

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.


Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB: Bogor

Utomo, Pristiadi. 2007. Fisika Interaktif. Azka Press, Jakarta

Wills, RBH, TH Lee , D Graham, WBM Glasson, EG Hall. 1981.Postharvest


intoduction to the physiology and handling offruits and vegetables. The AVI
Pub Co. Inc. Westport, Connecticut.

Wini, Heriani. 1992. Penggunaan Pulp Kenaf (Hibiscus Cannabinus) Sebagai Bahan
Baku Pada Pembuatan Kertas Sigaret. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan kelebihan dan kelemahan pengemasa kertas untuk produk pangan!


Jawab :Keuntungan penggunaan kemasan dari kertas yaitu harga murah dan
mudah diperoleh. Kelemahan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah
sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara
lingkungan. Hal ini menyebabkan makanan yang dikemas dengan kertas akan
sangat mudah mengalami penurunan mutu, selain itu mudah robek dan terbakar,
tidak dapat untuk mengemas cairan, dan tidak dapat dipanaskan, akan tetapi
sampah kertas dapat didegradasi secara alami (Junaedi, 2003).
2. Sebutkan dan jelaskan karakteristik 2 jenis kertas lain selain yang ada pada
tabel A! (tiap kelompok harus berbeda)
Jawab :
Paper Cup
Paper Cup adalah Gelas Kertas yang digunakan sebagai tempat untuk
minuman panas atau dingin. Terbuat dari kertas dan bahan laminasi yang food
grade, sehingga aman digunakan sebagai wadah minuman panas. Mayoritas
penggunaannya adalah untuk tempat minuman kopi, sehingga sering disebut juga
sebagai Gelas Kopi. Karena terbuat dari bahan dasar kertas, Paper Cup merupakan
produk yang ramah lingkungan, mudah hancur bila dibuang di tanah sehingga
tidak mengotori bumi. Berarti secara tidak langsung kita ikut menjaga kelestarian
lingkungan. Paper cup termasuk kedalam jenis kertas berlapis (Laminated paper).
Kertas Berlapis ini dilapisi atau laminasi dengan bahan lain seperti plastik,
almuniom foil dengan berbagai bentuk. Contoh penggunaan kertas berlapis
(laminated paper) adalah tetrapack yang terdiri dari lilin, karton alufo dan
polietelen.
Cone sleeves wrapper
Vina Fitriani Pratiwi
240210140088

Cone sleeves wrapper adalah kertas untuk mengemas es krim berbentuk


cone. Cone sleeves wrapper kertas bersifat lebih kaku dan sulit untuk
mengertiting sehingga penampilan kemasan terlihat rapi namun segelnya tidak
terlalu kuat apabila dibandingkan dengan cone yang terbuat dari logam foil.

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemilihan jenis kertas untuk


mengemas produk pangan?
Jawab :Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kertas untuk
mengemas produk pangan adalah kemasan kertas relatif lebih mudah dan lebih
murah, kemudahan untuk pemakaian, kemudahan pelabelan atau untuk dihias.
Bersifat tidak toksik, misalnya kertas yang digunakan bukan berasal dari kertas
daur ulang yang umumnya tidak higienis dalam pembuatannya. Ketebalan kertas,
gramatur, densitas dan berat dari kertas tersebut mempengaruhi pemilihan jenis
kertas untuk mengemas produk pangan.

Вам также может понравиться