Вы находитесь на странице: 1из 7

TUGAS IPS

TENTANG

DRAMA BANDUNG LAUTAN API

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KETUA : RESTA SUHERLIANI
ANGGOTA : NIKITA P
NEPI N
REPA L G
PUPUT P L
ANISA D
M RAPII DWI

SDN 2 NAGRI KIDUL


PURWAKARTA
DRAMA Bandung Lautan Api

Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12
Oktober 1945. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada ditangan penduduk
kecuali TKR diserahkan. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan
melakukan tindakan yang mengganggu keamanan. Benrtokan senjata antara sekutu dan
TKR tidak dapat dihindari. Kota Bandung terbelah menjadi dua, Bandung utara dan
Bandung selatan. Persenjataan yang tidak memadai mengakibatkan dengan terpaksa
Bandung utara dikuasai oleh tentara sekutu. Pada tanggal 21 November 1945, TKR dan
badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan
Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka
gunakan sebagai markas.Tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota
Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Republik Indonesia selambat-lambatnya
tanggal 29 November 1945. Namun ultimatum itu tidak dihiraukan, maka pada tanggal
23 Maret 1946 tentara sekutu kembali mengeluarkan ultimatum yang kedua. Mereka
menuntut agar semua masyarakat dan pejuang TKR mengosongkan kota Bandung
bagian selatan. Ultimatum tersebut melahirkan politik bumi hangus, hal ini dilakukan
untuk mencegah tentara sekutu dan tentara NICA menggunakan kota bandung sebagai
markas srtategi militer dalam perang kemerdekaan Indonesia. Dalam pertempuran
sekutu dengan TKR di Desa Dayeuhkolot melibatkan Muhammad Toha dan Muhammad
Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk
menghancurkan gudang amunisi milik sekutu. Muhammad Toha berhasil meledakkan
gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama
kedua milisi tersebut di dalamnya.
Penduduk Bandung melakukan aktivitasnya. Mereka hilir mudik untuk memenuhi apa
yang mereka butuhkan, ada yang berdagang, berbelanja, atau pun sekedar jalan-jalan.
Maryani (pribumi) : Sooook atuh ini teh sayuran masih pada seger. mangga neng,
teteh dibeli sayurannya.
Niki (pribumi) : euleuh-euleuh dikira sayuran situ aja yang seger-seger,
sayuran abdi teh gak kalah seger sama sayuran maneh
Rina (pribumi) : Ini menih pada pamer sayuranya seger-seger, sayuran saya
Juga tidak kalah pisan sama sayuran kalian.
Dian (pribumi) : eleh-eleh kunaon meni gandeng teing (ini ada apa pada ribut-
ribut)
Maryani dan Niki saling pandang kemudia tersenyum bersamaan.
Dian (pribumi) : Iyeu seberaha (ini harganya berapa).
Maryani (pribumi) : murah teh, dipilih-pilih aja dulu
Sinta dan Fikri keluar dari sudut kiri dengan menenteng tas kemudian berjalan ke
sudut kanan sambil cekikikan lalu berhenti. Keduanya berbisik-bisik. Kemudian
pasukan sekutu datang, mereka menuntut agar semua senjata api yang ada ditangan
penduduk kecuali TKR diserahkan.
Diva (sekutu) : senjata yang kalian dapatkan dari Jepang harus kalian serahkan
kepada kami!
Awa (sekutu) : yuhuuuu thats right. Kalian orang tidak usah banyak omong!
Cepat serahkan senjata kalian!
Maryani (pribumi) : senjata apa yah, saya cuma punya sayuran
Fikri (pribumi) : meni orang mah aneh teing, kita perempuan mana punya
senjata.
Dian (pribumi) : kamu orang teh ayak-ayak wae.
Sinta (pribumi) : Sudah- sudah mending akang-akang ini teh pada pergi dari sini!
Awa (sekutu) : Berrraini-berraininya kamu mengusir kami, rupanya
kalian memang belum pernah dikasih pelajaran (mengangkat
tangan untuk menampar perempuan-perempuan pribumi).
TKR datang karena mendapat laporan jika pasukan sekutu memaksa meminta senjata
yang diambil penduduk dari Jepang.
Bima (TKR) : Berhentiiii! Kalian itu tampang emang bule tapi mental Cuma
kaya kebo bule
Ayub(TKR) : Benar, beraninya Cuma sama perempuan!
Bima (TKR) : Seranggggggg!
Semua TKR: Ayub, Bima, Simbul, Tifa, Lifta menyerang sekutu. Antara TKR dan sekutu
bertanding namun, TKR berhasil memukul mundur pihak sekutu. Kemudian
melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara,
termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas.
***
Datanglah orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan melakuka
tindakan yang mengganggu keamanan.
Guntur (Belanda) : finally im free, hahahhaaa
Hardiana (Belanda) : oh bos you look very happy today..
Guntur (Belanda) : yes honey.. karena kita bisa bebas dan bisa melihat pribumi
-pribumi bodoh ini! (mengobrak-abrik dan menendang barang-
Barang milik pribumi)
Merlika (Belanda) : hahaha.. benar, dasar pribumi-pribumi bodoh!
Hardian (Belanda) : Apa ini (mengambil sayuran milik mariyani kemudian
membuangnya)hikss menjijikkan, sana jangan dekat-dekat.
Dian (pribumi) : biarpun seperti ini, tapi ini teh hasil bumi kami sendiri, tidak
Seperti kalian! Cari rempah-rempah di negeri orang! Katanya
cari rempah rempah malah jadi menjajah! (lalu menangis)
Shinta (pribumi) : apa kalian tidak malu mengambil rempah-rempah di negeri
Orang secara paksa. Memakmurkan negeri kalian dengan hasil
rempah- rempah dari bumi kami.
Ayub (TKR) : Heeei Belanda kalian harus mengentikan perbuatan
Meresahkan ini!
Guntur (Belanda) : are you kidding me?! This is fun! See? This is fun!!
(mengambil sayuran lalu melemparkan ke wajah ayub)
Latifah (TKR) : wa,.. dia sudah kurang ajar komandan. Dia harus diberi
pelajaran. Kita harus memperjuangkan hak kita yang sudah
mereka injak injak.
Merlika (Belanda) : kalian itu memang pantas diinjak-injak!
Tifa (TKR) : Hey. noni berani-beraninya kamu bicara seperti itu. Kayanya
Mulut kamu itu harus diberi pelajaran!
Hardian (Belanda) : Diam kamu pribumi (memotong kalimat tifa)
Lifta (TKR) : Punya nyali juga ya kamu.! Asal kalian pikir sedikit pun kami
Tidak gentar terhadap kalian!

Sementara itu sekutu kembali datang. Mereka untuk pertama kalinya mengultimatum
agar Bandung segera dikosongkan guna keamanan selambat-lambatnya pada tanggal 29
Nopember 1945.
Awa (sekutu) : Perhatian-perhatian, kamu-kamu orang harus pergi dari
Bandung, paling lambat 29 Nopember, yaa, untuk keamanan
gitu,
Niki (pribumi) : keamanan? Kalian itu penjajah nggak usah sok-sokan mau
melindungi kami!
Fikri (pribumi) : nanti kalian PHP? Bilangnya mau melindungi nanti malah
memperbudak?!Kami tidak bisa dibohongi!
Awa (sekutu) : how dare you! Beraninya kamu marah pada kompeni! Dasar
pribumi! (menodongkan senapan)
Bima (TKR) : eehh, apa itu? Kamu itu beraninya sama perempuan?! Sini sama
saya kalau berani! (meyingsingkan lengan)
Diva (sekutu) : sudah kalian pribumi pergi saja sana! Kalian itu gak pantas
Tinggal disini, kami yang lebih berhak memiliki kota ini
Awa (sekutu) : Hey bro, kamu sudah bebas rupanya..
Guntur (Belanda) : ini semua berkat kalian.. thanks my friend (berjabat tangan)
Diva (sekutu) : hahahahahah, kita harus bekerja sama merebut Paris Van Java
bersama, kita bersatu untuk bandung yang lebih maju!
(kampanye)
Guntur (Belanda) : Dat klopt (Benar) all of you have to leave this city!
Latifah (TKR) : kalian itu tak pantas bilang begitu. Kami terlahir disini, disini
Tempat tinggal kami. Kami yang berhak tinggal disini. Bukan
kalian pendatang yang membuat kerusakan
Awa : Saya tidak mau tahu pokoknya kalian harus mengosongkan
Bandung secepat mungkin!
Bima : Kalau kami tidak mau memangnya kalian mau apa. Hah.?!
Serrraaaaaaannng!
Untuk kedua kalinya TKR dan Sekutu bentrok, kemudian TKR berhasil memukul
mundur Sekutu dan Belanda. Sementara keadaan kembali aman meski keadaan porak-
poranda akibat perbauatan Balanda dan Sekutu.
***
Niki : Aduh. Aduh. Semuanya jadi berantakan kaya begini
Dian : iya ini teh. Gara-gara sekutu sama si belanda teak
Sinta : tadi teteh pada denger gak ultimatumnya sekutu, saya jadi
takut ini
Fikri : sekutu sama belanda pasti gak bakalan tinggal diam, terus
gimana nasib kita kalau mereka sampai datang lagi
kesini?
Maryani : ya ga tau. Kita kan cuman rakyat biasa, yang biasanya cuma
jualan sayur gak punya kekuatan buat lawan mereka. (sambil
memperlihatan sayuran)
Rina : sudah sudah, gak usah membicarakan sekutu sama belanda.
Kita lanjutkan saja jualan ini daripada bicara yang bikin kita
tambah takut
Dian : nah bener itu, andai saja sekutu sama belanda datang ke sini
kita pasrah aja sama Gusti.
Karena penduduk tidak juga mengindahkan ultimatum sekutu, maka pada tanggal 23
Maret 1946 tentara sekutu kembali mengeluarkan ultimatum kedua. Ultimatum
tersebut melahirkan politik bumi hangus. Rakyat tidak rela jika Bandung dimanfaatkan
sekutu dan belanda sebagai markas militer perang kemerdekaan Indonesia.
Diva : sekali lagi kami memerintahkan kalian untuk meninggalkan
kota Bandung saat ini juga, ingat ini yang terakhir kalinya kami
mengingatkan kalian.
Awa : jika kalian memang bukan orang-orang bodoh maka kalian
Pasti meninggalkan Bandung dengan segera
Maryani : ta.tata.pi kami harus pergi kemana.
Rina : Benar kami harus pergi kemana, hanya disini tempat tinggal
kami
(TKR datang)
Bima : kami tidak akan meninggalkan kota tercinta ini!
Diva : Kalau kalian tidak menuruti perintah kami, maka lihat saja
nanti apa yang akan kami perbuat. Kalian akan tanggung
resikonya

Ayub : Kalian memang tidak tahu diuntung! Perlu berapa kali lagi
Kami mengatakannya heh? KAMI TIDAK AKAN
MENINGGALKAN KOTA INI!
Awa : Kami tidak mau tahu.. Ingat ini yang terakhir kalinya! Kalau
kalian tidak juga menuruti perintah kami, maka kami pastikan
tidak ada lagi kehidupan disini. (menunjuk ke Ayub sambil
membalikan badannya lantas pergi).
Bima : Kalian tahu bahwa kekuatan kita tidak sebanding dengan
kekuatan pihak sekutu dan NICA belanda, maka untuk
menghindari kerugian yang sangat besar dari pihak kita
kolonel Abdul Nasution memerintahan kita untuk
meninggalkan kota Bandung dan membumi hanguskannya.
Ayub : Kalian kemasi barang-barang kalian dan segera pergi ke
selatan menuju pegunungan.
Dian : Kalau memang harus begitu kami rela meninggalkan bandung
dan membumi hangusknnya demi kemrdekaan Indonesia!
Karena perjuangan memang butuh pengorbanan.
Fikri : Benar kami siap.! Mari kita berjuang! (Dian, Rina, Maryani,
Fikri, Niki, Sinta memberesi barang-barang mereka sambil menangis tersedu-
sedu.Sementara itu TKR : Ayub, Bima, Latifah, Tifa, dan Lifta melemparkan dinamit
untuk membumi hanguskan kota Bandung).
Tifa : Untuk negaraku tercinta! (sembari melempar dinamit)
Latifah : Merdeka! (sembari melempar dinamit)
Lifta : Untuk bangsa Indonesia! (Sembari melempar dinamit)
Kemudian Muhammad Toha(Bima) dan Muhammad Ramdan(Ayub) terjun dalam misi
untuk menghancurkan gudang amunisi milik sekutu. Muhammad Toha berhasil
meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar
bersama kedua milisi tersebut di dalamnya.
Ayub : Kami tidak sudi jika harus menyerahkan bandung dalam
keadaan utuh untuk rencana kotor kalian! (sembari melempar
dinamit ke gudang amunisi milik sekutu)
Bima : MERDEKA.! (meledakkan gudang amunisi milik sekutu )
Kobaran api ada dimana-mana, asap tebal membumbung tinggi, inilah kota Bandung
yang dibumi hanguskan, memang perjuangan butuh pengorbanan.(dibaca dilematis).
Diringi lagu Halo-Halo Bandung

Вам также может понравиться