Вы находитесь на странице: 1из 17

GAMBARAN CT SCAN PADA PASIEN BATU GINJAL

Proposal

Oleh :

Aprillia.G.C.Pongsapan

13011101029

Dosen Pembimbing :

dr.Vonny N. Tubagus, Sp.Rad (K)

dr .Elvie Loho Sp.Rad

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2016
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana

ditemukannya batu yang mengandung komponen Kristal dan matriks organik yang

merupakan penyebab terbanyak kelainan saluran kemih.1 Prevalensi penyakit ini di

perkirakan sebesar 7% pada perempuan dewasa dan 13% pada laki laki dewasa.

Empat dari 5 pasien adalah laki laki,sedangkan usia puncak adalah dekade ke tiga

sam pai ke empat.3 Di Indonesia sendiri, penyakit ginjal yang paling sering di temui

adalah gagal ginjal dan nefrolitiasis. Prevalensi tertinggi penyakit nefrolitiasis yaitu

di daerah DI Yogyakarta (1,2%), diikuti Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa Tengah, Dan

Sulawesi Tengah masing-masing (0,8%).4

Pravelensi penyakit nefrolitiasis, di dunia 10 15% pada pria dan wanita 3

5%, dan 12% pria dan 5% wanita berkembang menjadi gejala. Di Amerika Serikat

8,8% atau 1 dari 11 orang pada umur 15 tahun, peningkatan pravelensi hampir 70%.5 -
7

Pemeriksaan penunjang yang sering di pakai untuk penyakit batu ginjal yaitu

pemeriksaan CT Urografi tanpa kontras yang merupakan pemeriksaan paling efektif


yang dapat di lakukan saat ini. Melalui pemeriksaan ini letak batu dapat

diidentifikasikan secara langsung dan jelas.8

B.Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

sebagai berikut: Bagaimna gambaran CT SCAN penyakit batu ginjal pada pria dan

wanita di Bagian Radiologi FK UNSRAT/SMF BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou

Periode

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari gambaran CT

SCAN batu ginjal di bagian Radiologi FK UNSRAT/SMF BLU RSUP

Prof.Dr.R.D.Kandou Manado periode Agustus 2015-Agustus 2016.

D.Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui jumlah penderita batu ginjal di Bagian Radiologi FK

UNSRAT/SMF BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado periode Agustus 2015-

Agustus 2016

2. Dapat mengetahui gambaran CT SCAN pada penderita dengan diagnosis batu

ginjal
3. Dapat menambah pemahaman mengenai keunggulan pemeriksaan CT SCAN

dibanding dengan pemeriksaan radiologi lain untuk penyakit batu ginjal

4. Dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan gambaran CT SCAN

5. Dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca mengenai

gambaran CT SCAN pada diagnosis batu ginjal

6. Dapat menjadi usaha sosialisasi pada masyarakat mengenai angka kejadian

maupun faktor resiko batu ginjal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Ginjal

Ginjal merupakan suatu organ yang terletak di retroperitoneal pada dinding

abdomen di kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga

L3.Ginjal kanan terletak lebih rendah dari kiri karena besarnya lobus hepar.Ginjal

dibungkus oleh 3 lapisan jaringan.jaringan terdalam adalah kapsula renalis,jaringan

pada lapisan kedua adalah adiposa,dan jaringan terluar adalah fascia renal. Ketiga

lapisan jaringan ini berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memfiksasi ginjal.

Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat gelap.korteks

ginjal mengandung jutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari

glomerulus dan tubulus.Medula ginjal terdiri dari beberapa massa-massa triangular

disebut piramida ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian apeks yang

menonjol ke medial. Piramida ginjal berguna untuk mengumpulkan hasil ekskresi

yang kemudian di salurkan ke tubulus kolektivus menuju pelvis ginjal.


Etiologi Dan Faktor Resiko

Faktor resiko nefrolitiasis (batu ginjal) umumnya biasanya karena adanya

riwayat batu diusia muda, riwayat batu pada keluarga,adanya penyakit asam urat,

kondisi medis lokal dan sistemik, predisposisi genetik, dan komposisi urin itu sendiri.

Komposisi urin menentukan pembentukan batu berdasarkan tiga faktor, berlebihnya

komponen pembentukan batu, jumlah komponen penghambat pembentukan batu

(seperti sitrat,glikosaminoglikan) atau pemicu (seperti natrium,sitrat). Anatomis

traktus juga turut menentukan kecendrungan pembentukan batu.

Nefrolitasis berdasarkan komposisinya terbagi menjadi batu kalsium, batu

struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xanthine, batu triamteren, dan batu silikat.
Pembentukan batu pada ginjal umumnya membutuhkan keadaan

supersaturasi. Namun pada urin normal, ditemukan adanya zat inhibitor pembentuk

batu. Pada kondisi-kondisi tertentu, terdapat zat reaktan yang dapat menginduksi

pembentukan batu. Adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada pelvikalises,

hiperplasia prostat benigna striktura, dan buli bulineurogenik diduga ikut berperan

dalam proses pembentukan batu.

Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun

anorganik yang terlarut dalam urinkristal kristal tersebut akan tetap berada pada

posisi metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan yang

menyebabkan presipitasi kristal. Apabila kristal mengalami presipitasi membentuk

inti batu, yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan yang

lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar.kristal akan mengendap pada epitel

saluran kemih dan membentuk batu yang cukup besar untu menyumbat saluran kemih

sehinggah nantinya dapat menimbulkan gejalah klinis.

Terdapat beberapa zat yang dikenal mampu menghambat pembentukan batu.

Diantaranya ion magnesium (Mg), sitrat, protein Tamm Horsfall (THP) atau

uromukoid, dan glikosaminoglikan. Ion magnesium ternyata dapat menghambat batu

karena jika berikatan dengan oksalat, akan membentuk garam oksalat sehingga

oksalat yang akan berikatan dengan kalsium menurun. Demikian pula sitrat jika

berikatan dengan ion kalsium (Ca) untuk membentuk kalsium sitrat,sehinggah

jumlah kalsium oksalat akan menurun.


Terdapat beberapa variasi dari batu ginjal yaitu : batu kalsium, batu struvit, batu

asam urat,dan batu jenis lain. Batu kalsium adalah batu yang sering pada kasus batu

ginjal. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau

campuran dari kedua unsur tersebut. Batu struvit, batu yang terbentuk akibat adanya

infeksi saluran kemih. Batu asam urat biasanya di derita pada pasien pasien gout,

penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi anti kanker, dan yang

banyak menggunakan obat urikosurik seperti sulfipirazon,thiazid,salisilat. Batu jenis

lain seperti batu sistin, batu xanthine, batu silikat sangat jarang di jumpai.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan lab yang dapat di lakukan pada

penderita batu ginjal antara lain : darah lengkap (Hb,Ht), Urinalisis. hormon

paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH merangsang reabsorbsi

kalsium dari tulang,meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine)

Diagnosis batu ginjal dapat di tegakkan berdasarkan pemeriksaan radiologis,

terutama pemeriksaan CT SCAN.pemeriksaan radiologis lainnya yang dapat

dilakukan adalah foto polos abdomen, Pielografi Intra Vena (IVU), Ultrasonografi

(USG)

a. CT Scan Urologi

CT Scan tanpa kontras adalah modalitas diagnostik sebagai pilihan dalam evaluasi

radiografi didiuga nefrotiliasis. Semua batu yang terdeteksi pada CT Scan kecuali

batu yang sangat langka yang terdiri dari residu obat tertentu dalam Turin seperti, dari
indinavir. 60% beberapa batu jika dilihat di CT Scan adalah bentuk radioopak.

Sedangkan batu asam urat berbentuk biasanya radioulsen. Pyelogram adalah alat

pemeriksaan yang dibantu dengan CT Scan untuk menentukan nefrolitiasis.

b. Foto Polos Abdomen

Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan

adanya batu radio-opak di saluran kemih. Batu batu jenis kalsium oksalat dan

kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai Siantar batu jenis lain.

Sedangkan batu asam urat bersifat non-opak (radio-lusen).


c. Pielografi Intra Vena (IVU)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan anatomi dan fungsi

ginjal.selain itu ibu dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak

yang tidak dapat terlihat oleh oto polos perut.jika ivu belum dapat menjelaskan

keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal,sebagai

penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.


d. Ultrasonografi

USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVU,yaitu

pada keadaan keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan

pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di

ginjal atau di uli-buli (yang ditunjukan sebagai echoic shadow), hidronefrosis,

pionefrosis, atau pengerutan ginjal.


Penatalaksanaan Nefrolitiasis

A. Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5

mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan

untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran Turin dengan pemberian diuretikum,

dan minum banyak supaya dampar mendorong batu keluar dari saluran kemih.

B. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

Alat ESWL adalah pemecah batu yang di perkenalkan pertama kali oleh

caussy pada tahun 1980.alat ini dapat memecah batu ginjal,pada ureter proksimal,

atau batu buli buli tanpa melalui tindakan invasif tanpa pembiusan. Batu di pecah

menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga muda di keluarkan melalui saluran kemih.

Tidak jarang pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan

menyebabkan hematuria.
C. Endurologi

Tindakan andrologi adalah tindakan invasi minimal untuk mengeluarkan batu

saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari

saluran kemih melalui alat yang dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil

pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat di lakukan secara

mekanik,dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan

energi laser. Beberapa tindakan andrologi yaitu :

1. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu yang

berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem

kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian di keluarkan atau di pecah terlebih

dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.

2. litotripsi adalah memecah batu buli uli atau batu uretra dengan memasukkan alat

pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli uli. Pecahan batu di keluarkan dengan

evakuator ellik.

3. ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukkan alat

ureteroskopi per-uretram guna melihat keadaan ureter sistem pielo kalis ginjal.

Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam reter maupun sistem

pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/ureterenoskopi ini.

4.ekstraksi formika adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui

alat keranjang dormia


Bedah laparoskopi

Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang

berkembang. Cara ini banyak di pakai untuk mengambil batu ureter

Bedah terbuka

Diklinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk tindakan

tindakan endourologi, laparoskopi, maupun ESWL, pengambilan batu masih

dilakukan melalui pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka antara lain adalah:

pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk batu di ureter.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat retrospektif deskriptif dengan memanfaatkan data

sekunder berupa catatan medik yang terdapat di Bagian/SMF Radiologi FK UNSRAT

BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado periode Agustus 2015-Agustus 2016.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di bagian Radiologi BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado

dan di laksanakan mulai bulan Agustus 2015-Agustus 2016.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua data dari catatan medic dan diagnosis klinis yang

ada pada formulir permintaan CT SCAN di bagian/SMF Radiologi RSUP

Prof.Dr.R.D. Kandou manado periode Agustus 2015-Agustus 2016.

Sampel penelitian adalah semua data dari catatan medik dan diagnosis klinis yang

ada pada formulur permintaan CT SCAN pada pasien penyakit batu ginjal di bagian

Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Agustus 2015-

Agustus 2016
D. Variabel penelitian

Jenis kelamin, umur, CT scan, batu ginjal pada pasien dengan diagnosis klinis batu

ginjal di Bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode

agustus 2015-Agustus 2016

E. Instrumen penelitian

Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah catatan medik dan

diagnosis klinis yang ada pada formulir permintaan CT SCAN di bagian Radiologi

BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Agustus 2015-Agustus 2016

F. Definisi Operasional

1. Jenis kelamin : perempuan dan laki laki

2.Umur penderita dewasa waktu pertama kali dating berobat.

Dalam penelitian umur dewasa menurut Depkes RI (2009) dibagi menjadi :

a) Remaja awal (< 17 tahun)

b) Remaja akhir (17 25 tahun)

c) dewasa awal (26 35 tahun)

d) dewasa akhir (36 45 tahun)

e) lansia awal (46 55 tahun)

f) lansia akhir (56 65 tahun)

g) Manula (> 65 tahun)


3. CT SCAN adalah jenis pemeriksaan radiologi yang di gunakan untuk membantu

menegakkan penyakit batu ginjal

G. Cara kerja

Mengumpulkan data-data dari catatan medik dan diagnosis klinis yang ada pada

formulir permintaan CT Scan di bagian/SMF Radiologi RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou

Manado periode tahun 2015

Mengelola dan menganalisis data kasus berdasarkan variabel penelitian secara

manual dan menggunakan komputer. Data tersebut di hitung dan disajikan dalam

bentuk teks dan tabel, kemudian di analisis berdasarkan hasil presentase.

Вам также может понравиться