Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
48
maupun masyarakat, serta terjangkaunya pelayanan kesehatan yang
bermutu.
Adapun tujuan puskesmas :
1) Masyarakat memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
2) Masyarakat mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Masyarakat hidup dalam lingkungan sehat; dan
4) Masyarakat memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga,kelompok dan masyarakat
d. Motto,Visi , Misi Puskesmas Boja 01
1) Motto : Bersama Kami dengan Kualitas Prima Menuju Sehat dan
Mandiri
2) Visi :Menjadi Puskesmas yang lebih berkualitas, professional dan
komunikatif dalam memberikan pelayanan.
3) Misi :
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
- Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
- Membangun suasana kerja yang nyaman, aman dan kondusif
- Meningkatkan profesionalisme pegawai
- Menjalin kerjasama lintas sektor yang harmonis dan saling
mendukung
- Mendorong masyarakat wilayah kerja pusat kesehatan
masyarakat Boja 01 untuk hidup sehat dan mandiri
- Transparasi disegala bidang
49
e. Kondisi Geografis Puskesmas Boja 01
50
Ketinggian dari permukaan laut 350 m sampai dengan 1000 m
3) Desa di Wilayah Puskesmas Boja 01
Puskesmas Boja di bagi menjadi 2 yaitu Puskesmas Boja 01
dan Puskesmas Boja 02, wilayah kerja Puskesmas Boja 01 meliputi
10 Desa dari 18 Desa di Kecamatan Boja, yaitu :
a) Desa Purwogondo : 929 per Km2
b) Desa Kaligading : 1.403 per Km2
c) Desa Salamsari : 784 per Km2
d) Desa Blimbing : 627 per Km2
e) Desa Boja : 3.157 per Km2
f) Desa Bebengan : 1.651 per Km2
g) Desa Meteseh : 1.212 per Km2
h) Desa Trisobo : 565 per Km2
i) Desa Campurjo : 1.784 per Km2
j) Desa Tampingan : 1.888 per Km2
4) Tempat Rujukan
Sebagai tempat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Puskesmas
Boja 01 yang saat ini sebagai Puskesmas Rawat Inap terbesar di
Eks Kawedanan Boja, menjadi tempat rujukan dari Puskesmas-
Puskesmas sekitarnya, terutama dari Puskesmas Singorojo 01,
Singorojo 02, Puskesmas Boja 02.
51
Luas wilayah, Jumlah penduduk dan Kepadatan Penduduk
Menurut Desa sebagai berikut;
k) Desa Purwogondo : 929 per Km2
l) Desa Kaligading : 1.403 per Km2
m) Desa Salamsari : 784 per Km2
n) Desa Blimbing : 627 per Km2
o) Desa Boja : 3.157 per Km2
p) Desa Bebengan : 1.651 per Km2
q) Desa Meteseh : 1.212 per Km2
r) Desa Trisobo : 565 per Km2
s) Desa Campurjo : 1.784 per Km2
t) Desa Tampingan : 1.888 per Km2
2) Sex Ratio Penduduk
a) Jumlah penduduk total : 50.464 jiwa
b) Laki-laki : 25.426 jiwa
c) Perempuan : 25.038 jiwa
g. Keadaan Sosial Ekonomi
Banyaknya keluarga Pra Sejahtera, Sejahtera I,II,III,III Plus untuk
tiap desa sebagai berikut :
- Desa Purwogondo : 935
- Desa Kaligading : 1117
- Desa Salamsari : 591
- Desa Blimbing : 721
- Desa Bebengan : 1848
- Desa Boja : 2835
- Desa Meteseh : 2833
- Desa Trisobo : 655
- Desa Campurjo : 1506
- Desa Tampingan : 1153
h. Tingkat Pendidikan
- Tidak Tamat SD : 5459
- Tamat SD/SMP : 25651
- Tamat SMA : 5459
52
- Tamat Akademi/PT : 727
i. Fasilitas Kesehatan
Banyaknya fasilitas kesehatan :
a) Poliklinik :3
b) Puskesmas :1
c) BPS : 20
d) Praktek Dokter Umum : 5
e) Praktek Dokter Gigi :2
53
Untuk biaya operasional Pelayanan Rawat Jalan Umum,
Puskesmas menggunakan dana yang berasal dari 2 sumber dana,
yaitu:
APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kabupaten
Kendal
APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Nasional) yang terdiri
dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional).
c. Material
Puskesmas Boja 01 memiliki sarana fasilitas untuk
pemeriksaan fisik sederhana antara lain : timbangan berat badan,
pengukuran panjang badan, stetoskop, tensimeter, thermometer.
d. Metode
Pelayanan Rawat jalan Umum memiliki 25 SOP yang
terdiri dari SOP pelayanan umum dan SOP tindakan. SOP yang
dipakai untuk survey adalah SOP yang telah dimodifikasi dan
telah dikonfirmasikan dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
e. Marketing
Kerjasama Lintas Program : Farmasi, KIA dan KB, Gizi, Gigi,
dan Promkes.
Kerjasama Lintas Sektor : Sekolahan, Pos Kesehatan Desa dan
Pabrik.
f. Environment (Lingkungan)
1) Kondisi Fisik
Kondisi ruang pelayanan rawat jalan umum sudah baik, bersih,
luas, memiliki 2 pintu untuk masuk dan keluar pasien,
penempatan alat-alat medis dan non medis sudah sesuai
tempatnya, ada komputer dan printer untuk menunjang pelayanan.
2) Lingkungan Non-fisik
Adanya komitmen dari Kepala Puskesmas, penanggung jawab
dan koordinator pelayanan rawat jalan umum untuk
melaksanakan pelayanan pasien di pelayanan rawat jalan umum
sesuai SOP.
2. Proses
P1 (Perencanaan)
54
Mempersiapkan sumber daya manusia, tempat, sarana
prasarana yang terdiri dari material medis untuk pelayanan
pemeriksaan pasien antara lain adalah timbangan berat badan,
pengukur panjang badan, stetoskop, tensimeter, Thermometer.
Material non medis antara lain ruang pemeriksaan Pasien, meja
periksa, Catatan Medis.
P2 Penggerakan dan Pelaksanaan
Kegiatan pelayanan pemeriksaan Pelayanan rawat jalan
umum dilaksanakan setiap hari senin s/d sabtu, dengan rincian :
Senin Kamis : 7.00 14.00
Jumat : 7.00 11.00
Sabtu : 7.00 13.00
Kegiatan ini dilaksanakan oleh dokter umum, perawat, dan bidan.
P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian)
Pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Boja 01 terdiri
atas pelaporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Pelaporan
dilakukan oleh setiap pemegang program dan dikumpulkan setiap
bulan sebelum tanggal 10.
Adanya komitmen petugas terhadap SOP yang telah
dimodifikasi.
3. Output
Cakupan kunjungan pasien rawat jalan ruang pemeriksaan umum
pasien lama dan baru Puskesmas Boja 01 pada tahun 2016 sudah tercapai
10% dari jumlah penduduk. Jumlah rata-rata kunjungan pasien rawat jalan
ruang Pemeriksaan Umum 80 Pasien/hari.
4. Outcome
Kepuasan pasien terhadap pelayanan di ruang pelayanan rawat jalan
umum
5. Impact
Meningkatnya status kesehatan masyarakat dengan indikator
kesakitan dan status gizi.
55
Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian dengan indikator
mortalitas.
C. Analisis Masalah dan Upaya Pemecahan
1. Identifikasi Masalah
Hasil Observasi menggunakan daftar tilikan penilaian kepatuhan
petugas terhadap SOP pelayanan rawat jalan umum oleh petugas
Puskesmas Boja 01 didapatkan 50 responden dalam kurun waktu 17 juni-
2 Juli 2016.
Nilai Complience Rate (CR) atau tingkat kepatuhan petugas dikatakan
baik jika CR diatas 80%. Hasil perhitungan nilai CR yaitu:
56
a. Perawat belum melakukan pemeriksaan vital sign dengan lengkap
(40%)
Tabel 4.1 Tingkat kepatuhan dokter terhadap prosedur pelayanan rawat jalan
umum.
No Prosedur Pelayanan rawat jalan umum Ya Tidak Tidak CR (%)
Berlaku
1 Dokter belum melakukan anamnesis 32 18 - 65%
riwayat penyakit secara lengkap
2 Dokter belum melakukan anamnesis 14 36 - 28%
riwayat penyakit keluarga
3 Dokter belum melakukan anamnesis 24 26 - 48%
riwayat pribadi
4 Dokter belum memastikan kembali 0 50 - 0%
pemeriksaan vital sign
5 Dokter belum melakukan inform 13 37 - 26%
concent setiap melakukan
pemeriksaan
6 Dokter belum mempersilahkan pasien 13 37 - 26%
berbaring ditempat tidur yang telah
disediakan
7 Dokter belum melakukan cuci tangan 0 50 - 0%
sebelum melakukan pemeriksaan
8 Dokter belum melakukan pemeriksaan 0 50 - 0%
fisik status generalis secara
menyeluruh
9 Dokter belum melakukan cuci tangan 13 37 - 26%
setelah melakukan pemeriksaan
57
2) Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit keluarga
3) Dokter belum melakukan anamnesis riwayat pribadi
4) Dokter belum memastikan kembali pemeriksaan vital sign
5) Dokter belum melakukan inform concent setiap melakukan
pemeriksaan
6) Dokter belum mempersilahkan pasien berbaring ditempat tidur
yang telah disediakan
7) Dokter belum melakukan cuci tangan sebelum melakukan
pemeriksaan
8) Dokter belum melakukan pemeriksaan fisik status generalis secara
menyeluruh
9) Dokter belum melakukan cuci tangan setelah melakukan
pemeriksaan
b. Kepatuhan perawat
1) Perawat belum melakukan pemeriksaan vital sign dengan lengkap.
2. Prioritas Masalah
a. Prioritas Masalah
Masalah yang ditemukan dikonfirmasikan ulang kepada Kepala
Puskesmas Untuk dicari Prioritas Masalah yaitu :
1) Kepatuhan dokter
i. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit
sekarang secara lengkap (A)
ii. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit
keluarga (B)
iii. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat pribadi (C)
iv. Dokter belum memastikan kembali pemeriksaan vital
sign (D)
v. Dokter belum melakukan inform concent setiap
melakukan pemeriksaan (E)
vi. Dokter belum mempersilahkan pasien berbaring
ditempat tidur yang telah disediakan (F)
vii. Dokter belum melakukan cuci tangan sebelum
melakukan pemeriksaan (G)
viii. Dokter belum melakukan pemeriksaan fisik status
generalis secara menyeluruh (H)
ix. Dokter belum melakukan cuci tangan setelah melakukan
pemeriksaan (I)
2) Kepatuhan perawat
58
i. Perawat belum melakukan pemeriksaan vital sign dengan
lengkap (A)
b. Metode Matriks Problem
Matrik prioritas masalah merupakan alat dalam menyusun
urutan prioritas dari sejumlah masalah. Caranya setiap masalah di
rangking manfaat atau kegunaannya kalau berhasil diatasi dan
rangking usaha atau upaya yang dilakukan untuk penyelesaiannya.
Kriteria yang dinilai manfaat dan usaha dengan menggunakan skala 1-
10 , yaitu :
Angka 10 melambangkan kemampuan riil istimewa
Angka 9 melambangkan kemampuan riil baik sekali
Angka 8 melambangkan kemampuan riil baik
Angka 7 melambangkan kemampuan riil cukup
Angka 6 melambangkan kemampuan riil sedang
Angka 5 melambangkan kemampuan riil kurang
Angka 4 melambangkan kemampuan riil kurang sekali
Angka 3 melambangkan kemampuan riil rendah
Angka 2 melambangkan kemampuan riil sangat rendah
Angka 1 melambangkan kemampuan riil sangat rendah sekali
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha
sebagai extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil
dapat dipilih prioritas masalah.
Tabel.4.3 Prioritas masalah kepatuhan dokter ditentukan dengan Matriks
Prioritas Masalah
Masalah Rangking Rangking Extended Urut
Manfaat Usaha Value Prioritas
Dokter belum melakukan anamnesis 9 2 18 II
riwayat penyakit sekarang secara
lengkap.
Dokter belum melakukan anamnesis 8 3 24 V
riwayat penyakit keluarga.
Dokter belum melakukan anamnesis 8 3 24 VI
riwayat pribadi.
59
Dokter belum memastikan kembali 4 4 16 I
pemeriksaan vital sign .
Dokter belum melakukan inform 7 3 21 IV
concent setiap melakukan
pemeriksaan.
Dokter belum mempersilahkan pasien 6 3 18 III
berbaring ditempat tidur yang telah
disediakan.
Dokter belum melakukan cuci tangan 7 7 49 VIII
sebelum melakukan pemeriksaan
Dokter belum melakukan pemeriksaan 8 6 48 VII
fisik status generalis secara
menyeluruh
Dokter belum melakukan cuci tangan 8 7 56 IX
setelah melakukan pemeriksaan
60
3. Identifikasi Penyebab Paling Potensial
Identifikasi penyebab masalah kurangnya kepatuhan Dokter dan
kepatuhan perawat belum melakukan pemeriksaan vital sign sesuai
Standar Pelayanan Rawat Jalan Umum ditinjau dengan analisis pendekatan
sistem melalui wawancara dengan Kepala Puskesmas serta dokter di klinik
umum, yaitu:
Tabel. 4.4 Pendekatan Sistem Analisis Penyebab Masalah
Komponen Kekurangan
Man Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital
sign
Petugas harus melayani jumlah pasien 80 pasien/hari
Money -
Method SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital
sign lengkap
Material -
Marketing SOP sudah di modifikasi tetapi belum sosialisasi SOP
Lingkungan -
Man
- Kebiasaan dokter tidak
melakukan pemeriksaan
vital sign
- Petugas harus melayani
jumlah pasien 80
pasien/hari
Material
Rendah nya
kepatuhan
Dokterdan
Lingkungan perawat
belum
melakukan
pemeriksaan
vital sign
61
Marketing
Method
Money SOP yang lama SOP sudah di
modifikasi tetapi
tidak ada
belum sosialisasi
pemeriksaan vital SOP
sign lengkap
62
1. Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign : 3
2. Petugas harus melayani jumlah 80 pasien/hari : 0
3. SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital sign lengkap : 2
4. SOP sudah dimodifikasi tetapi belum sosialisasi SOP : 1
b. Distribusi frekuensi penyebab masalah
Tabel 4.6. Tabel Tally Hasil (Paired Comparasion)
No Penyebab Masalah Tally Jumlah
1 Kebiasaan petugas tidak melakukan III 3
pemeriksaan vital sign
2 SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital II 2
sign lengkap
3 SOP sudah dimodifikasi tetapi belum I 1
sosialisasi SOP
4 Petugas harus melayani jumlah 80 pasien/hari - 0
63
Gambar 4.3 Diagram frekuensi penyebab masalah
Keterangan :
A. Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign
B. SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital sign lengkap
C. SOP sudah dimodifikasi tetapi belum sosialisasi SOP
d. Membuat tabel pareto
Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan
tabel Pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah dimulai dari
frekuensi terbesar ke frekuensi yang terkecil.
64
Gambar 4.4 Diagram Analisis Pareto
Keterangan :
1. Petugas harus melayani jumlah 80 pasien/hari
2. SOP sudah dimodifikasi tetapi belum sosialisasi SOP
3. SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital sign lengkap
4. Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign
Diagram pareto untuk memilih faktor masalah berdasarkan fakta
dan data. Pareto mengungkapkan bahwa dengan mengendalikan yang
sedikit 20%, maka dengan cepat menguasai yang lebih besar (80%).
Berdasarkan perhitungan dengan analisis pareto dalam
menyelesaikan suatu masalah maka dipilih satu masalah dengan
persentase kumulatif kurang dari 80% dan berupa persentase
kumulatif terendah (50%) yaitu Kebiasaan petugas tidak melakukan
pemeriksaan vital sign.
5. Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini didapatkan penyebab masalah yang paling
mungkin yaitu Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign
dari empat penyebab masalah yang didapatkan. Beberapa alternatif
pemecahan masalah diusulkan lewat curah pendapat dan persetujuan
dengan Kepala Puskesmas Boja 01. Adapun beberapa alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Memodifikasi SOP pelayanan rawat jalan Umum dan membuat media
edukasi berupa poster.
2. Kepala Puskesmas mengingatkan dan memotivasi petugas secara
langsung melalui lokakarya mini bulanan tentang Mematuhi SOP.
3. Sosialisasi SOP Revisi kepada petugas.
6. Keputusan pemecahan masalah (cost benefit)
Dari 3 (3) alternative pemecahan masalah yang diusulkan maka
selanjutnya akan diambil pengambilan keputusan pemecahan masalah
dengan matriks cost benefit (manfaat dibanding biaya) sebagaiberikut :
Penilaian dapat dibuat dengan skala 1 -10
a. Angka 10 melambangkan kemampuan riil istimewa
b. Angka 9 melambangkan kemampuan riil baik sekali
c. Angka 8 melambangkan kemampuan riil baik
d. Angka 7 melambangkan kemampuan riil cukup
e. Angka 6 melambangkan kemampuan riil sedang
65
f. Angka 5 melambangkan kemampuan riil kurang
g. Angka 4 melambangkan kemampuan riil kurang sekali
h. Angka 3 melambangkan kemampuan riil rendah
i. Angka 2 melambangkan kemampuan riil sangat rendah
j. Angka 1 melambangkan kemampuan riil sangat rendah sekali
Alternatif yang di pilih dengan ratio yang paling besar
Alternatif I 9 3 3 I
Alternatif II 8 4 2 III
66
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 14 pertanyaan pada setiap unsur.
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden (50)
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.071 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Jumlah Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku).
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan pasien pelayanan rawat jalan
umum di klinik umum Puskesmas Boja 01 dengan menggunakan nilai
Indeks
Tabel.4.9 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai standar, yaitu :
Nilai Nilai Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi Interval Konversi IKM pelayanan Pelayanan
IKM
1 1,00 - 1,75 25 43, 75 D Tidak Baik
2 1,76 - 2,50 43,76 62,50 C Kurang Baik
3 2,51 - 3,25 62,50 82, 26 B Baik
4 3,26 - 4,00 82,27 100,00 A Sangat Baik
67
Pelayanan dapat disimpulkan bahwa kinerja unit pelayanan rawat jalan
umum di ruang rawat jalan umum Puskesmas Boja 01 adalah baik.
68