Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Boja 01


Puskesmas adalah Unit Organisasi fungsional di bidang pelayanan
kesehatan dasar yang berfungsi sebagai :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
a. Kedudukan
Kedudukan Puskesmas Boja 01 dalam sistem pemerintahan
daerah kabupaten Kendal adalah sebagai unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Kendal bidang kesehatan yang merupakan
unit struktur pemerintahan daerah kabupaten Kendal bidang
kesehatan di tingkat kecamatan. Disamping itu di wilayah kerja
Puskesmas Boja 01 terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
seperti dokter umum, prektek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik
dan balai kesehatan masyarakat, upaya kesehatan dan sumber daya
masyarakat seperti posyandu, maka kedudukan Puskesmas Boja 01
adalah sebagai pembina.
b. Tugas Pokok
Puskesmas Boja 01 Kabupaten Kendal mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagaian teknis operasional Dinas Kesehatan di
bidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
secara peripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Tujuan Puskesmas Boja 01


Sebagai penjabaran visi Puskesmas Boja 01, maka tujuan yang
akan dicapai adalah tercapainya masyarakat yang sehat baik dalam
perilaku hidup sehari-hari, dalam lingkungan keluarga, kelompok

48
maupun masyarakat, serta terjangkaunya pelayanan kesehatan yang
bermutu.
Adapun tujuan puskesmas :
1) Masyarakat memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
2) Masyarakat mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Masyarakat hidup dalam lingkungan sehat; dan
4) Masyarakat memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga,kelompok dan masyarakat
d. Motto,Visi , Misi Puskesmas Boja 01
1) Motto : Bersama Kami dengan Kualitas Prima Menuju Sehat dan
Mandiri
2) Visi :Menjadi Puskesmas yang lebih berkualitas, professional dan
komunikatif dalam memberikan pelayanan.
3) Misi :
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
- Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
- Membangun suasana kerja yang nyaman, aman dan kondusif
- Meningkatkan profesionalisme pegawai
- Menjalin kerjasama lintas sektor yang harmonis dan saling
mendukung
- Mendorong masyarakat wilayah kerja pusat kesehatan
masyarakat Boja 01 untuk hidup sehat dan mandiri
- Transparasi disegala bidang

49
e. Kondisi Geografis Puskesmas Boja 01

Puskesmas Boja 01 terletak di wilayah Kecamata Boja Kab.


Kendal, dengan jumlah penduduk 54.989 jiwa, sebagian besar bermata
pencaharian sebagai buruh pabrik, petani, pegawai dan pedagang.
Berlokasi di Jl. Raya Bebengan No.201C Bebengan Boja.
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Boja 01 yaitu 37,61 Ha yang
terdiri atas:
- Tanah tegalan : 788,63 Ha
- Sawah : 310 Ha
- Hutan : 291,48Ha
- Lain-lain : 1.344,11Ha
1) Batas Wilayah kerja
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kaliwungu
Selatan
b) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singorojo
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Limbangan
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Semarang
2) Ketinggian

50
Ketinggian dari permukaan laut 350 m sampai dengan 1000 m
3) Desa di Wilayah Puskesmas Boja 01
Puskesmas Boja di bagi menjadi 2 yaitu Puskesmas Boja 01
dan Puskesmas Boja 02, wilayah kerja Puskesmas Boja 01 meliputi
10 Desa dari 18 Desa di Kecamatan Boja, yaitu :
a) Desa Purwogondo : 929 per Km2
b) Desa Kaligading : 1.403 per Km2
c) Desa Salamsari : 784 per Km2
d) Desa Blimbing : 627 per Km2
e) Desa Boja : 3.157 per Km2
f) Desa Bebengan : 1.651 per Km2
g) Desa Meteseh : 1.212 per Km2
h) Desa Trisobo : 565 per Km2
i) Desa Campurjo : 1.784 per Km2
j) Desa Tampingan : 1.888 per Km2
4) Tempat Rujukan
Sebagai tempat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Puskesmas
Boja 01 yang saat ini sebagai Puskesmas Rawat Inap terbesar di
Eks Kawedanan Boja, menjadi tempat rujukan dari Puskesmas-
Puskesmas sekitarnya, terutama dari Puskesmas Singorojo 01,
Singorojo 02, Puskesmas Boja 02.

f. Kondisi Demografis Puskesmas Boja 01


1) Pertumbuhan dan Kepadatan penduduk

51
Luas wilayah, Jumlah penduduk dan Kepadatan Penduduk
Menurut Desa sebagai berikut;
k) Desa Purwogondo : 929 per Km2
l) Desa Kaligading : 1.403 per Km2
m) Desa Salamsari : 784 per Km2
n) Desa Blimbing : 627 per Km2
o) Desa Boja : 3.157 per Km2
p) Desa Bebengan : 1.651 per Km2
q) Desa Meteseh : 1.212 per Km2
r) Desa Trisobo : 565 per Km2
s) Desa Campurjo : 1.784 per Km2
t) Desa Tampingan : 1.888 per Km2
2) Sex Ratio Penduduk
a) Jumlah penduduk total : 50.464 jiwa
b) Laki-laki : 25.426 jiwa
c) Perempuan : 25.038 jiwa
g. Keadaan Sosial Ekonomi
Banyaknya keluarga Pra Sejahtera, Sejahtera I,II,III,III Plus untuk
tiap desa sebagai berikut :
- Desa Purwogondo : 935
- Desa Kaligading : 1117
- Desa Salamsari : 591
- Desa Blimbing : 721
- Desa Bebengan : 1848
- Desa Boja : 2835
- Desa Meteseh : 2833
- Desa Trisobo : 655
- Desa Campurjo : 1506
- Desa Tampingan : 1153
h. Tingkat Pendidikan
- Tidak Tamat SD : 5459
- Tamat SD/SMP : 25651
- Tamat SMA : 5459

52
- Tamat Akademi/PT : 727
i. Fasilitas Kesehatan
Banyaknya fasilitas kesehatan :
a) Poliklinik :3
b) Puskesmas :1
c) BPS : 20
d) Praktek Dokter Umum : 5
e) Praktek Dokter Gigi :2

Proses Manajemen Puskesmas


1. Input ( 5M )
Input yaitu sumber daya atau masukan yang dikonsumsi oleh suatu
sistem. Sumber daya dari suatu sistem adalah man, money, material,
method, dan marketing, disingkat dengan 5M. Melalui proses akan diubah
input menjadi output. Output yaitu hasil langsung (keluaran) suatu sistem
effect yaitu hasil tidak langsung yang pertama dari proses suatu sistem.
a. Man
Dokter Umum sebagai petugas kesehatan yang bertanggung
jawab dalam pelaksana SOP pelayanan Rawat jalan Umum di
Ruang Pemeriksaan Rawat Jalan Umum. Jumlah Dokter 4
orang, yang bertugas di Ruang Pemeriksaan rawat jalan umum
dan IGD secara bergantian tiap harinya. Namun 1 orang dokter
sedang cuti hamil, 1orang dokter sedang mengikuti pelatihan
sehingga tersisa 2 orang dokter yang bertugas diruang rawat
jalan umum dan IGD secara bergantian tiap harinya.
Perawat dan bidan sebagai petugas kesehatan yang membantu
dokter dalam melaksanakan SOP pelayanan Rawat Jalan
Umum. Jumlah Perawat 3 orang dan bidan 1 orang yang
bertugas membantu dokter umum di Ruang Pemeriksaan
Rawat jalan Umum.
b. Money

53
Untuk biaya operasional Pelayanan Rawat Jalan Umum,
Puskesmas menggunakan dana yang berasal dari 2 sumber dana,
yaitu:
APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kabupaten
Kendal
APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Nasional) yang terdiri
dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional).
c. Material
Puskesmas Boja 01 memiliki sarana fasilitas untuk
pemeriksaan fisik sederhana antara lain : timbangan berat badan,
pengukuran panjang badan, stetoskop, tensimeter, thermometer.
d. Metode
Pelayanan Rawat jalan Umum memiliki 25 SOP yang
terdiri dari SOP pelayanan umum dan SOP tindakan. SOP yang
dipakai untuk survey adalah SOP yang telah dimodifikasi dan
telah dikonfirmasikan dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
e. Marketing
Kerjasama Lintas Program : Farmasi, KIA dan KB, Gizi, Gigi,
dan Promkes.
Kerjasama Lintas Sektor : Sekolahan, Pos Kesehatan Desa dan
Pabrik.
f. Environment (Lingkungan)
1) Kondisi Fisik
Kondisi ruang pelayanan rawat jalan umum sudah baik, bersih,
luas, memiliki 2 pintu untuk masuk dan keluar pasien,
penempatan alat-alat medis dan non medis sudah sesuai
tempatnya, ada komputer dan printer untuk menunjang pelayanan.
2) Lingkungan Non-fisik
Adanya komitmen dari Kepala Puskesmas, penanggung jawab
dan koordinator pelayanan rawat jalan umum untuk
melaksanakan pelayanan pasien di pelayanan rawat jalan umum
sesuai SOP.
2. Proses
P1 (Perencanaan)

54
Mempersiapkan sumber daya manusia, tempat, sarana
prasarana yang terdiri dari material medis untuk pelayanan
pemeriksaan pasien antara lain adalah timbangan berat badan,
pengukur panjang badan, stetoskop, tensimeter, Thermometer.
Material non medis antara lain ruang pemeriksaan Pasien, meja
periksa, Catatan Medis.
P2 Penggerakan dan Pelaksanaan
Kegiatan pelayanan pemeriksaan Pelayanan rawat jalan
umum dilaksanakan setiap hari senin s/d sabtu, dengan rincian :
Senin Kamis : 7.00 14.00
Jumat : 7.00 11.00
Sabtu : 7.00 13.00
Kegiatan ini dilaksanakan oleh dokter umum, perawat, dan bidan.
P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian)
Pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Boja 01 terdiri
atas pelaporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Pelaporan
dilakukan oleh setiap pemegang program dan dikumpulkan setiap
bulan sebelum tanggal 10.
Adanya komitmen petugas terhadap SOP yang telah
dimodifikasi.

3. Output
Cakupan kunjungan pasien rawat jalan ruang pemeriksaan umum
pasien lama dan baru Puskesmas Boja 01 pada tahun 2016 sudah tercapai
10% dari jumlah penduduk. Jumlah rata-rata kunjungan pasien rawat jalan
ruang Pemeriksaan Umum 80 Pasien/hari.
4. Outcome
Kepuasan pasien terhadap pelayanan di ruang pelayanan rawat jalan
umum
5. Impact
Meningkatnya status kesehatan masyarakat dengan indikator
kesakitan dan status gizi.

55
Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian dengan indikator
mortalitas.
C. Analisis Masalah dan Upaya Pemecahan
1. Identifikasi Masalah
Hasil Observasi menggunakan daftar tilikan penilaian kepatuhan
petugas terhadap SOP pelayanan rawat jalan umum oleh petugas
Puskesmas Boja 01 didapatkan 50 responden dalam kurun waktu 17 juni-
2 Juli 2016.
Nilai Complience Rate (CR) atau tingkat kepatuhan petugas dikatakan
baik jika CR diatas 80%. Hasil perhitungan nilai CR yaitu:

CR = 986 / (986+595) x 100% = 62,36%


Total nilai CR kepatuhan petugas pelayanan rawat jalan umum adalah
62,36% yang berarti bahwa secara keseluruhan tingkat kepatuhan petugas
pelayanan pelayanan rawat jalan umum kurang baik. Data observasi
mengenai kepatuhan petugas terhadap SOP dapat dilihat pada lampiran.
Nilai CR setiap item yang belum baik (80%) yaitu:
1) Kepatuhan Dokter :
a. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit sekarang
secara lengkap (65%)
b. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit keluarga
(28%)
c. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit pribadi (48%)
d. Dokter belum memastikan kembali pemeriksaan vital sign (0%)
e. Dokter belum melakukan inform concent setiap melakukan
pemeriksaan (26%)
f. Dokter belum mempersilahkan pasien berbaring ditempat tidur yang
telah disediakan (26%)
g. Dokter belum melakukan cuci tangan sebelum melakukan
pemeriksaan (0%)
h. Dokter belum melakukan pemeriksaan fisik status generalis secara
menyeluruh (0%)
i. Dokter belum melakukan cuci tangan setelah melakukan
pemeriksaan (26%)
2) Kepatuhan Perawat :

56
a. Perawat belum melakukan pemeriksaan vital sign dengan lengkap
(40%)
Tabel 4.1 Tingkat kepatuhan dokter terhadap prosedur pelayanan rawat jalan
umum.
No Prosedur Pelayanan rawat jalan umum Ya Tidak Tidak CR (%)
Berlaku
1 Dokter belum melakukan anamnesis 32 18 - 65%
riwayat penyakit secara lengkap
2 Dokter belum melakukan anamnesis 14 36 - 28%
riwayat penyakit keluarga
3 Dokter belum melakukan anamnesis 24 26 - 48%
riwayat pribadi
4 Dokter belum memastikan kembali 0 50 - 0%
pemeriksaan vital sign
5 Dokter belum melakukan inform 13 37 - 26%
concent setiap melakukan
pemeriksaan
6 Dokter belum mempersilahkan pasien 13 37 - 26%
berbaring ditempat tidur yang telah
disediakan
7 Dokter belum melakukan cuci tangan 0 50 - 0%
sebelum melakukan pemeriksaan
8 Dokter belum melakukan pemeriksaan 0 50 - 0%
fisik status generalis secara
menyeluruh
9 Dokter belum melakukan cuci tangan 13 37 - 26%
setelah melakukan pemeriksaan

Tabel 4.2 Tingkat kepatuhan perawat terhadap prosedur pelayanan rawat


jalan umum.
No Prosedur pelayanan rawat jalan umum Ya Tidak Tidak CR (%)
berlaku
1 Perawat belum melakukan 20 30 - 40%
pemeriksaan vital sign dengan lengkap

Sehingga berdasarkan hasil pada daftar tilik sebelumnya didapatkan


hasil CR kurang dari 80% sebagai berikut:
a. Kepatuhan dokter
1) Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit sekarang
secara lengkap

57
2) Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit keluarga
3) Dokter belum melakukan anamnesis riwayat pribadi
4) Dokter belum memastikan kembali pemeriksaan vital sign
5) Dokter belum melakukan inform concent setiap melakukan
pemeriksaan
6) Dokter belum mempersilahkan pasien berbaring ditempat tidur
yang telah disediakan
7) Dokter belum melakukan cuci tangan sebelum melakukan
pemeriksaan
8) Dokter belum melakukan pemeriksaan fisik status generalis secara
menyeluruh
9) Dokter belum melakukan cuci tangan setelah melakukan
pemeriksaan
b. Kepatuhan perawat
1) Perawat belum melakukan pemeriksaan vital sign dengan lengkap.

2. Prioritas Masalah
a. Prioritas Masalah
Masalah yang ditemukan dikonfirmasikan ulang kepada Kepala
Puskesmas Untuk dicari Prioritas Masalah yaitu :
1) Kepatuhan dokter
i. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit
sekarang secara lengkap (A)
ii. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat penyakit
keluarga (B)
iii. Dokter belum melakukan anamnesis riwayat pribadi (C)
iv. Dokter belum memastikan kembali pemeriksaan vital
sign (D)
v. Dokter belum melakukan inform concent setiap
melakukan pemeriksaan (E)
vi. Dokter belum mempersilahkan pasien berbaring
ditempat tidur yang telah disediakan (F)
vii. Dokter belum melakukan cuci tangan sebelum
melakukan pemeriksaan (G)
viii. Dokter belum melakukan pemeriksaan fisik status
generalis secara menyeluruh (H)
ix. Dokter belum melakukan cuci tangan setelah melakukan
pemeriksaan (I)
2) Kepatuhan perawat

58
i. Perawat belum melakukan pemeriksaan vital sign dengan
lengkap (A)
b. Metode Matriks Problem
Matrik prioritas masalah merupakan alat dalam menyusun
urutan prioritas dari sejumlah masalah. Caranya setiap masalah di
rangking manfaat atau kegunaannya kalau berhasil diatasi dan
rangking usaha atau upaya yang dilakukan untuk penyelesaiannya.
Kriteria yang dinilai manfaat dan usaha dengan menggunakan skala 1-
10 , yaitu :
Angka 10 melambangkan kemampuan riil istimewa
Angka 9 melambangkan kemampuan riil baik sekali
Angka 8 melambangkan kemampuan riil baik
Angka 7 melambangkan kemampuan riil cukup
Angka 6 melambangkan kemampuan riil sedang
Angka 5 melambangkan kemampuan riil kurang
Angka 4 melambangkan kemampuan riil kurang sekali
Angka 3 melambangkan kemampuan riil rendah
Angka 2 melambangkan kemampuan riil sangat rendah
Angka 1 melambangkan kemampuan riil sangat rendah sekali
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha
sebagai extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil
dapat dipilih prioritas masalah.
Tabel.4.3 Prioritas masalah kepatuhan dokter ditentukan dengan Matriks
Prioritas Masalah
Masalah Rangking Rangking Extended Urut
Manfaat Usaha Value Prioritas
Dokter belum melakukan anamnesis 9 2 18 II
riwayat penyakit sekarang secara
lengkap.
Dokter belum melakukan anamnesis 8 3 24 V
riwayat penyakit keluarga.
Dokter belum melakukan anamnesis 8 3 24 VI
riwayat pribadi.

59
Dokter belum memastikan kembali 4 4 16 I
pemeriksaan vital sign .
Dokter belum melakukan inform 7 3 21 IV
concent setiap melakukan
pemeriksaan.
Dokter belum mempersilahkan pasien 6 3 18 III
berbaring ditempat tidur yang telah
disediakan.
Dokter belum melakukan cuci tangan 7 7 49 VIII
sebelum melakukan pemeriksaan
Dokter belum melakukan pemeriksaan 8 6 48 VII
fisik status generalis secara
menyeluruh
Dokter belum melakukan cuci tangan 8 7 56 IX
setelah melakukan pemeriksaan

Tabel.4.4 Prioritas masalah kepatuhan perawat ditentukan dengan


Matriks Prioritas Masalah

No Prosedur pelayanan rawat jalan umum Ranking Ranking Extended Unit


manfaat usaha Value prioritas
1 Perawat belum melakukan 4 4 16 I
pemeriksaan vital sign dengan
lengkap

60
3. Identifikasi Penyebab Paling Potensial
Identifikasi penyebab masalah kurangnya kepatuhan Dokter dan
kepatuhan perawat belum melakukan pemeriksaan vital sign sesuai
Standar Pelayanan Rawat Jalan Umum ditinjau dengan analisis pendekatan
sistem melalui wawancara dengan Kepala Puskesmas serta dokter di klinik
umum, yaitu:
Tabel. 4.4 Pendekatan Sistem Analisis Penyebab Masalah
Komponen Kekurangan
Man Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital
sign
Petugas harus melayani jumlah pasien 80 pasien/hari
Money -
Method SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital
sign lengkap
Material -
Marketing SOP sudah di modifikasi tetapi belum sosialisasi SOP
Lingkungan -

Fish Bone Analyzed

Man
- Kebiasaan dokter tidak
melakukan pemeriksaan
vital sign
- Petugas harus melayani
jumlah pasien 80
pasien/hari
Material

Rendah nya
kepatuhan
Dokterdan
Lingkungan perawat
belum
melakukan
pemeriksaan
vital sign
61
Marketing
Method
Money SOP yang lama SOP sudah di
modifikasi tetapi
tidak ada
belum sosialisasi
pemeriksaan vital SOP
sign lengkap

Gambar 4.2.Fish Bone Analisis


4. Menentukan Penyebab Paling Mungkin
a. Paired Comparison
Pada Perbandingan Berpasangan (Paired Comparasion)
membandingkan empat penyebab masalah dibandingkan dengan sisa
jumlah masalah, pada penelitian ini terdapat empat penyebab
masalah, sehingga digunakan hanya tiga pada sisi horizontal. Telah di
bandingkan dimenangkan dengan cara dalam kurung .
Berdasarkan analisa penyebab masalah dengan Metode Paired
Comparison didapatkan urutan prioritas penyebab masalah sebagai
berikut:

Tabel.4.5. Perbandingan Berpasangan (Paired Comparasion).

NO Penyebab Masalah I II III


1 Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan (1) (1) (1)
vital sign 2 3 4

2 Petugas harus melayani jumlah pasien 80 2 2


pasien/hari (3) (4)
3 SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital sign (3)
lengkap 4
4 SOP sudah di modifikasi tetapi belum sosialisasi
SOP
Keterangan jumlah :

62
1. Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign : 3
2. Petugas harus melayani jumlah 80 pasien/hari : 0
3. SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital sign lengkap : 2
4. SOP sudah dimodifikasi tetapi belum sosialisasi SOP : 1
b. Distribusi frekuensi penyebab masalah
Tabel 4.6. Tabel Tally Hasil (Paired Comparasion)
No Penyebab Masalah Tally Jumlah
1 Kebiasaan petugas tidak melakukan III 3
pemeriksaan vital sign
2 SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital II 2
sign lengkap
3 SOP sudah dimodifikasi tetapi belum I 1
sosialisasi SOP
4 Petugas harus melayani jumlah 80 pasien/hari - 0

Dari data diatas dapatkan nilai tertinggi pada penyebab masalah


yaitu Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign.
Masalah yang tidak mendapat tally tidak dimasukkan dalam diagram
frekuensi penyebab masalah, karena frekuensinya adalah 0 (nol).

c. Membuat digram frekuensi penyebab masalah


Langkah berikutnya adalah membuat diagram frekuensi penyebab
masalah berdasarkan hasil dari tally.

63
Gambar 4.3 Diagram frekuensi penyebab masalah
Keterangan :
A. Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign
B. SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital sign lengkap
C. SOP sudah dimodifikasi tetapi belum sosialisasi SOP
d. Membuat tabel pareto
Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan
tabel Pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah dimulai dari
frekuensi terbesar ke frekuensi yang terkecil.

Tabel. 4.7.Tabel Pareto


No Penyebab Masalah Frekuensi Jumlah Prosentase
kumulatif kumulatif
1 Kebiasaan petugas tidak melakukan 3 3 50%
pemeriksaan vital sign
2 SOP yang lama tidak ada pemeriksaan 2 5 83%
vital sign lengkap
3 SOP sudah dimodifikasi tetapi belum 1 6 100%
sosialisasi SOP
4 Petugas harus melayani 80 pasien/hari 0 6 100%
Total 6

e. Membuat diagram Analisis Pareto

64
Gambar 4.4 Diagram Analisis Pareto
Keterangan :
1. Petugas harus melayani jumlah 80 pasien/hari
2. SOP sudah dimodifikasi tetapi belum sosialisasi SOP
3. SOP yang lama tidak ada pemeriksaan vital sign lengkap
4. Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign
Diagram pareto untuk memilih faktor masalah berdasarkan fakta
dan data. Pareto mengungkapkan bahwa dengan mengendalikan yang
sedikit 20%, maka dengan cepat menguasai yang lebih besar (80%).
Berdasarkan perhitungan dengan analisis pareto dalam
menyelesaikan suatu masalah maka dipilih satu masalah dengan
persentase kumulatif kurang dari 80% dan berupa persentase
kumulatif terendah (50%) yaitu Kebiasaan petugas tidak melakukan
pemeriksaan vital sign.
5. Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini didapatkan penyebab masalah yang paling
mungkin yaitu Kebiasaan petugas tidak melakukan pemeriksaan vital sign
dari empat penyebab masalah yang didapatkan. Beberapa alternatif
pemecahan masalah diusulkan lewat curah pendapat dan persetujuan
dengan Kepala Puskesmas Boja 01. Adapun beberapa alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Memodifikasi SOP pelayanan rawat jalan Umum dan membuat media
edukasi berupa poster.
2. Kepala Puskesmas mengingatkan dan memotivasi petugas secara
langsung melalui lokakarya mini bulanan tentang Mematuhi SOP.
3. Sosialisasi SOP Revisi kepada petugas.
6. Keputusan pemecahan masalah (cost benefit)
Dari 3 (3) alternative pemecahan masalah yang diusulkan maka
selanjutnya akan diambil pengambilan keputusan pemecahan masalah
dengan matriks cost benefit (manfaat dibanding biaya) sebagaiberikut :
Penilaian dapat dibuat dengan skala 1 -10
a. Angka 10 melambangkan kemampuan riil istimewa
b. Angka 9 melambangkan kemampuan riil baik sekali
c. Angka 8 melambangkan kemampuan riil baik
d. Angka 7 melambangkan kemampuan riil cukup
e. Angka 6 melambangkan kemampuan riil sedang

65
f. Angka 5 melambangkan kemampuan riil kurang
g. Angka 4 melambangkan kemampuan riil kurang sekali
h. Angka 3 melambangkan kemampuan riil rendah
i. Angka 2 melambangkan kemampuan riil sangat rendah
j. Angka 1 melambangkan kemampuan riil sangat rendah sekali
Alternatif yang di pilih dengan ratio yang paling besar

Tabel 4.8 matriks cost benefit

Alternatif Manfaat Biaya Ratio Rangking

Alternatif I 9 3 3 I

Alternatif II 8 4 2 III

Alternatif III 7 3 2,3 II

1. Alternatif I = Memodifikasi SOP pelayanan rawat jalan Umum dan


Membuat media edukasi berupa poster.
2. Alternatif II = Sosialisasi SOP Revisi kepada petugas
3. Alternatif III = Kepala Puskesmas mengingatkan dan memotivasi
petugas secara langsung melalui lokakarya mini bulanan tentang
Mematuhi SOP.
7. Rencana Penerapan POA
Bedasarkan keputusan tetap yang telah kami ambil, maka kami susun
Plan Of Action. POA yang saya ambil adalah Memodifikasi SOP pelayanan
rawat jalan Umum dan Membuat media edukasi berupa poster yang
digunakan sebagai pedoman kerja di bagian Pelayanan Pemeriksaan Umum
Puskesmas Boja 01.
A. Complex Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara dengan responden penerima pelayanan rawat jalan umum di ruang
rawat jalan umum yaitu sebanyak 50 responden. Wawancara dilakukan dengan
menanyakan 14 buah pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian
indeks kepuasan masyarakat. Setelah semua pertanyaan dari 50 responden
selesai diwawancarai, maka data diolah dengan cara :

66
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 14 pertanyaan pada setiap unsur.
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden (50)
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.071 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Jumlah Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku).
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan pasien pelayanan rawat jalan
umum di klinik umum Puskesmas Boja 01 dengan menggunakan nilai
Indeks
Tabel.4.9 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai standar, yaitu :
Nilai Nilai Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi Interval Konversi IKM pelayanan Pelayanan
IKM
1 1,00 - 1,75 25 43, 75 D Tidak Baik
2 1,76 - 2,50 43,76 62,50 C Kurang Baik
3 2,51 - 3,25 62,50 82, 26 B Baik
4 3,26 - 4,00 82,27 100,00 A Sangat Baik

Nilai per item pertanyaan kuesioner kepuasan pelanggan tidak ada


yang dibawah 2,51. Nilai minimal 2,80 dengan nilai 2 ada 10 pasien pada
pertanyaan ke-3 yaitu pertanyaan apakah pasien mengenal dengan jelas
bahwa yang melayani rawat jalan adalah dokter dan perawat maupun
bidan puskesmas dengan alasan pasien menrupakan pasien baru dan 2,82
dengan nilai 2 ada 9 pasien pada pertanyaan ke-12 yaitu pertanyaan
apakah petugas melayani tepat jam 8 dengan alasan pasien baru
mendapatkan pelayanan jam 9. Setelah dikonversi, nilai IKM yang
didapatkan adalah 3,07, diasumsikan dengan interval nilai indeks kepuasan
masyarakat 2,51-3,25 (Baik). Nilai Mutu pelayanan rawat jalan umum di
Ruang Pemeriksaan umum Puskesmas Boja 1 adalah B. Nilai Indeks
Kepuasan Masyarakat setelah di konversi menjadi nilai Kinerja Unit

67
Pelayanan dapat disimpulkan bahwa kinerja unit pelayanan rawat jalan
umum di ruang rawat jalan umum Puskesmas Boja 01 adalah baik.

B. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas)

Identifikasi pemilihan media komunikasi yang sesuai dengan masalah


Pelayanan Rawat Jalan Umum menggunakan poster tentang pemeriksaan
vital sign.
Adapun latar belakang pemilihan media komunikasi tersebut diatas
adalah berdasarkan nilai skala intensitas media komunikasi. Dasar-dasar
komunikasi ini diharapkan dapat merubah kebiasaan petugas dan pesan yang
disampaikan dapat terus di ingat sehingga petugas Puskesmas Boja 01 dapat
ikut berpartisipasi dalam mensukseskan ketercapaian pesan tersebut.
Ciri-ciri skala intensitas metoda dan media komunikasi yang terpilih
dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor situasi ( waktu yang dibutuhkan, keterlibatan staff dan ruang yang
dibutuhkan ) (intensitas 1)
2. Faktor efisiensi dilihat dari segi biaya (intensitas 1)
3. Faktor efisiensi dilihat dari ongkos petugas awal (intensitas 2)
4. Faktor efisiensi dilihat dari pemeliharaan (intensitas 1)
5. Faktor efisiensi dilihat dari luas ruang yang dibutuhkan (intensitas 1)
6. Faktor efisiensi dilihat dari perbaikan alat penggantian (intensitas 1)
7. Faktor efektifitas dilihat dari interaksi,identitas dan repetisi (intensitas 1)
8. Faktor efektifitas dilihat dari retensi (intensitas 2)
9. Faktor efektifitas dilihat dari warna (intensitas 3)
10. Faktor tujuan pendidikan mengenai fakta, prosedur, prinsip, dan konsep
(intensitas 2)
11. Faktor sikap dan pendapat (intensitas 2)
Seacara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan membuat media
poster sebagai salah satu penyelesaian masalah kepatuhan petugas adalah
cukup baik, karena memiliki rata-rata skala intensitas 2.

68

Вам также может понравиться