Вы находитесь на странице: 1из 19

A.

KONSEP DEMOGRAFI
1. Pengertian Demografi
Demografi, secara etimology (kebahasaan) berasal bahasa Latien, kata
demograhie terdiri dari dua kata yaitu demos dan graphien, demos artinya
penduduk dan graphien berarti catatan, bahasan tentang sesuatu.
Secara etimology makna demografi adalah catatan atau bahasan mengenai penduduk
suatu daerah pada waktu tertentu. Secara epistemology (berdasarkan ilmu
pengetahuan), pengertian demografi tidak sesederhana seperti dalam
perspektif etimology, kata demorafi diberi makna lebih spesifik tentang penduduk,
menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan (1959) demografi didefinisikan sebagai
berikut:
Demografi mempelajari jumlah, persebaran wilayah, dan komposisi penduduk,
perubahan dan sebab perubahan itu yang biasanya timbul karena kelahiran,
perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial

Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi


demografi sebagai berikut:
Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk terutama yang
terkait dengan jumlah, struktur, komposisi dan perkembangan (perubahan)
penduduk
Menurut D.V. Glass pengertian demografi adalah sebagai berikut:
Dua definisi tersebut menunjukkan demografi sebagai sebuah ilmu yang
mempelajari penduduk yang berkenaan dengan struktur penduduk dan
prosesnya. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi
penduduk. Struktur penduduk di suatu wilayah selalu berubah ubah dan
perubahan tersebut disebabkan leh karena adanya proses demografi yaitu
kelahiran (natalitas= natality), kematian (mortalitas = morality) dan perpindahan
penduduk (migrasi= migration).
Demografi sering diidentifikasi menjadi beberapa bagian misalnya (i)
demografi formal, demografi dengan analisis matematis tentu dengan pendekatan
kuantitatif atau orang menyebut statistik penduduk. Analisis demografi ini dapat
dengan mudah melakukan peramalan variabel variabel demografi berdasarkan
data sensus penduduk. (ii) demografi sosial, analitisnya berdasarkan kualitatif.
2. Ukuran Dasar Demografi
Definisi ukuran yang tepat dalam sudut pandang ilmu demografi adalah bilangan
yg menunjukkan besar satuan ukuran suatu fenomena demografi. Fenomena
demografi tersebut yakni fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), perkawinan, dan
migrasi (perpindahan). Tujuan dari pengukuran fenomena tersebut adalah dinamika
yang terjadi dalam penduduk dapat diketahui, dipelajari secara sistematis, dianalisis
dan dibandingkan.
Jenis-jenis ukuran dalam ilmu demografi dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:
1) Bilangan
Ukuran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah absolut/mutak suatu
penduduk atau suatu kejadian/peristiwa demografi yang terjadi di daerah
tertentu dalam suatu periode tertentu. Contohnya, jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2010 adalah 237.641.326 orang.
2) Rate/Angka
Rate/ angka adalah jumlah kejadian/peristiwa demografi dalam suatu
penduduk dalam periode tertentu (biasanya 1 tahun) dibagi penduduk at
risk selama periode tersebut.
Penduduk at risk adalah jumlah penduduk yang menanggung resiko (yang
mengalami akibat langsung) peristiwa demografi tersebut.
Rate sering diekspresikan per 100 atau per 1000 penduduk, agar lebih
muda dimengerti artinya.
Rate ada 2 macam, yaitu angka kasar dan angka spesifik.
o Angka kasar (Crude Rate) adalah angka yang dipakai untuk
menghitung peristiwa demografi penduduk total, termasuk yang tidak
menanggung resiko dari peristiwa demografi tersebut. Contohnya:
CBR (Crude Birth Rate) pada tahun 2013 di Provinsi XYZ adalah 25,
artinya pada tahun 2013 ada 25 kelahiran di Provinsi XYZ tiap 1000
penduduk.
o Angka Spesifik (Specified Rate) adalah angka yang dipakai hanya
untuk menghitung peristiwa demografi penduduk yang menanggung
resiko dari peristiwa demografi tersebut. Contohnya: ASFR 20-24
(Age Specified Fertility Rate usia 20-24 tahun) pada tahun 2013 di
Provinsi XYZ adalah 0,015, artinya pada tahun 2013 ada 15 kelahiran
di provinsi XYZ tiap 1000 wanita subur usia 20-24 tahun.
3) Ratio/ Rasio
Ukuran perbandingan satu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau
perbandingan antara dua bilangan, misalnya satu subgrup penduduk dengan
subgrup penduduk lainnya. Contoh: Sex Ratio adalah jumlah laki-laki per 100
perempuan. Sex Ratio di provinsi XYZ pada tahun 2013 adalah 105, artinya
pada tahun 2o13 ada 100 orang perempuan, ada 105 orang laki-laki.
4) Proporsi/Persentase
Ukuran perbandingan antara dua bilangan, dimana pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut atau jumlah satu subgrup penduduk dibagi
dengan jumlah seluruh penduduk. Bila proporsi ini dinyatakan dalam per 100
(persen), maka proporsi pun berganti nama menjadi persentase. Oleh karena
itu, proporsi/persentase penduduk analoginya mirip dengan Crude Rate yang
telah dibahas sebelumnya.
5) Konstanta/Bilangan Konstan
Bilangan tetap -biasanya 100, 1000 atau 100.000- dimana rate , ratio, atau
proporsi dapat dikalikan untuk menggambarkan ukuran-ukuran dalam suatu
bentuk yang mudah dimengerti. Dalam rumus, bilangan konstan biasanya
ditulis sebagai k.
6) Kohor, Prevalensi, dan Insidence
Kohor adalah sekelompok penduduk yang mempunyai pengalaman waktu
yang sama dari suatu peristiwa demografi tertentu. Yang paling sering
digunakan adalah kohor kelahiran. Contoh: Kohor kelahiran
menggambarkan penduduk di suatu daerah yang lahir pada tahun yang
sama.
Tingkat Prevalensi Kontrasepsi adalah jumlah perempuan usia reproduksi
yang menggunakan kontrasepsi per 100 perempuan usia reproduksi.
Insidence Rate biasanya ukuran rate yang digunakan untuk analisis
morbiditas (kesakitan/penyakit). Contoh: Insidence Rate penyakit TBC di
Kenya pada tahun 1996 adalah 97 per 100.000 penduduk, artinya pada
tahun 1996 ada 97 orang menderita TBC tiap 100.000 penduduk Kenya.

3. Dinamika Populasi
1) Populasi
Populasi adalah kumpulan individu yang sejenis yang hidup pada suatu
daerah dan waktu tertentu. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa
individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun
tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau
pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang
hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan
sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu
kelompok yang disebut populasi
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam
kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan
yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi
geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak
dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik.
Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh,
populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu
terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang
lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat
Pulau Jawa. Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali
tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang
satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi
alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang
memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi
genetik dapat berlangsung.

2) Ciri-Ciri Dasar Populasi


Ada dua ciri dasar populasi, yaitu : ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang
dimiliki oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik,
yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu
yang berinteraksi satu dengan lainnya.
a. Ciri- ciri Biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi,
antara lain :
a) Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang
konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b) Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh,
berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati)
c) Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap
perubahan lingkungan
d) Mempunyai hereditas
e) Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor herediter
(genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan
beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi). Persistensi dalam hal
ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunan untuk
waktu yang lama.
b. Ciri- ciri Statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan
pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri-ciri individu
itu sendiri, antara lain:
a) Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter-
parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi,
imigrasi, emigrasi.
b) Sebaran (agihan, struktur) umur
c) Komposisi genetik (gene pool = ganangan gen)
d) Dispersi (sebaran individu intra populasi)

3) Parameter Utama Populasi


a. Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk meningkatkan
jumlahnya, melalui produksi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan
dari telur melalui aktivitas perkembangan. Laju natalitas : jumlah individu
baru per individu atau per betina per satuan waktu. Ada dua aspek yang
berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a) Fertilitas
Tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalam populasi,
dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di
ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
b) Fekunditas
Tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
c) Mortalitas
Menunjukkan angga kematian individu dalam populasi. Dapat dibedakan
dalam dua jenis yakni:
a. Mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya
individu dibawah kondisi lingkungan tertentu.
b. Mortalitas minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi
lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia
tua.
d) Densitas ( Kepadatan )
Menunjukkan jumlah individu suatu spesies per satuan luas atau volume.
Cara mengukur kepadatan populasi:
c. Menghitung langsung
d. Teknik sampling (petak contoh)
e. Indikator tidak langsung (feses,sarang,jejak dll)

4) Dinamika Populasi
Merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi sepanjang waktu.
Dinamika populasi membahas cara populasi spesies tertentu berkembang dan
menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah populasi tersebut.
Penelitian yang cermat terhadap gerakan fluktuasi populasi mengungkapkan
bahwa bahkan dalam system alam yang tampaknya sangat stabil itu, ada
kekuatan-kekuatan dinamis yang dapat menimbulkan efek dramatis dan
menghasilkan perubahan drastis dalam jumlah populasi. Contohnya pada
lemming, binatang pengerat yang kecil ini hidup di wilayah yang sangat dingin
dibelahan bumi utara. Setiap tiga atau empat tahun jumlah lemming menjadi amat
banyak, lalu terlihat binatang ini melakukan migrasi besar-besaran. Diduga ini
terjadi karena persediaan makanan yang ada telah habis. Cerita-cerita mengenai
lemming yang bunuh diri muncul berdasarkan fakta bahwa binatang ini akan
menyeberangi sungai untuk mencari makan. Ketika mencapai laut, mereka juga
mencoba menyeberangi laut tersebut dan akibatnya mereka mati tenggelam.
Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam
pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme density dependent
(mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) : faktor yang mengendalikan
populasi lebih berpengaruh pada populasi yang besar dibandingkan populasi yang
kecil. Contohnya : kompetisi, predasi dan parasitisme. Dan mekanisme density
independent (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan) : faktor yang
mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi. Contohnya :
kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.
Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
a) Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
b) Perubahan jumlah individu dalam populasi.
c) Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang
menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.
d) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam
populasi.

4. Transisi Demografi
1) Definisi Transisi Demografi
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah
Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050 Sumber : World Population
Prospect, Economic and Social Affairs, UN
Garis yang berwarna biru itu menggambarkan angka kelahiran.
Garis yang berwarna merah itu menunjukkan angka kematian.
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat
kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.

a. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya
masih alami tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi
yang rendah, sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung.
Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematian
pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).
b. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan
teknologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain.
Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan
penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat
kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat
kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju
pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun
1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
c. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian
penduduk, maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya
anak sedikit, maka turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat
kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan
tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980
sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.
d. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus,
maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah
indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk
bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan.
Demikianlah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan,
dan kb.

2) Tahap-tahap Transisi Demografi


Menurut blacker (1947) ada 5 tahap dalam teori transisi demografi,dimana
khususnya phase 2 dan 3 adalah tahap transisi. Tahap-tahap dalam transisi
demografi yaitu :
a. Tahap stasioner tinggi
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: Eropa abad 14
b. Tahap awal perkembangan
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: India sebelum pd ii
c. Tahap akhir perkembangan
Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: Australia, selandia baru tahun 30an.
d. Tahap stasioner rendah
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: Perancis sebelum pd ii
e. Tahap menurun
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negatif
Contoh: Jerman Timur & Barat tahun 75

Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi


bagi negara-negara berkembang. Bila di Eropa, penurunan mortalitas lebih
dikarenakan pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan
fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor
lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian
pemerintah, modernisasi, pembangunan, tingkat kesehatan, keadaan geografis,
kebijakan politis, kemajuan iptek, perubahan pola pikir masyarakat dan
lainnya.

5. Sumber Data Demografi


Sumber data Demografi yang paling pokok adalah:
1) Sensus Penduduk
2) Registrasi Penduduk
3) Survai Sampel
4) Sumber lain, seperti catatan-catatan atau dokumen-dokumen pada instansi-
instansi pemerinta

1) Sensus Penduduk
a) Pengertian
Merupakan keseluruhan dari proses pengumpulan (collecting), pengolahan,
penilaian, penganalisaan, penyajian, dan penerbitan data kependudukan yang
antara lain meliputi ciri-ciri demografi, sosial, ekonomi, kesehatan, dan
lingkungan hidup.

b) Kriteria:
Semua orang:
Mencakup semua orang atau penduduk yang tinggal dalam wilayah
pencacahan.
Waktu tertentu:
Dilaksanakan pada waktu tertentu sesuai dengan yang telah ditentukan dan
dilakukan secara serentak di seluruh wilayah .pencacahan.
Wilayah tertentu:
Ruang lingkup sensus meliputi seluruh wilayah geografis dengan batas-
batas yang jelas, misalnya batas negara.
Unit cacah sensus adalah individu secara perorangan, bukan rumahtangga
atau keluarga.
c) Cara Pelaksanaan Sensus:
Dilakukan dengan dua cara:
o De jure:
pendataan penduduk menurut tempat tinggal penduduk yang
bersangkutan.
o De facto:
pendataan penduduk menurut tempat penduduk yang bersangkutan
ditemui oleh petugas pada saat sensus dilaksanakan
d) Registrasi Penduduk
Pengertian:
Merupakan sistem pencatatan data kependudukan yang dilaksanakan oleh
petugas pemerintahan setempat yang meliputi pencatatan peristiwa
kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengangkatan anak
(adaopsi), perubahan tempat tinggal (migrasi), perubahan pekerjaan, serta
segala kejadian penting yang merubah status sipil seseorang sejak dia lahir
sampai mati.
e) Perbedaan Sensus Penduduk VS Registrasi Penduduk
Dalam pelaksanaan sensus penduduk, para petugas mendatangi penduduk
yang akan dicacah, sedangkan pada registrasi, penduduk atau anggota
keluarga yang melaporkan adanya kejadian peristiwa vital kepada para
petugas. Sensus penduduk dilaksanakan pada suatu periode waktu tertentu,
sedangkan registrasi dilaksanakan secara terus menerus.

Survai Penduduk
Adalah proses pencatatan data kependudukan berdasarkan kekhususan
bidang kajian, serta ditujukan untuk mengumpulkan informasi secara lebih
terperinci dan mendalam tentang aspek-aspek tertentu berkaitan dengan
perilaku penduduk. Survai penduduk dilakukan karena Sensus dan
Registrasi Penduduk memiliki kelemahan dan keterbatasan.
Survai-survai besar di Indonesia:
o Survai Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
o Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
o Survai Sosial Ekonomi Indonesia (SUSENAS).
o Survai Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

B. Konsep Penduduk
1. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia
selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam
bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga
komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.
a. Fertilitas (Kelahiran)
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata
dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang
sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut
peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup
peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
b. Mortalitas (Kematian)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen
demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang
kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta,
yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah
keadaan menghilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen, yang
bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Data kematian sangat diperlukan
antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan pembangunan. Misalnya,
perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa jasa lainnya
untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan
evaluasi terhadap program program kebijakan penduduk.
c. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk
ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi
penduduk yang tidak merata, adanya faktor faktor pendorong dan penarik bagi
orang orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk
transportasi semakin lancar.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas
administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan
sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam
menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa
negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik
alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antarnegara
boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan peraturan atau undang
undang yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi
seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di
suatu negara lain.

2. Teori Teori Kependudukan


Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian di dunia ini
menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Di beberapa bagian di
dunia ini telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini
menggelisahkan para ahli, dan masing masing dari mereka berusaha mencari faktor
faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut.
Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama
terdiri dari penganut aliran Malthusian. Aliran Malthusian dipelopori oleh Thomas
Robert Malthus, dan aliran Neo Malthusian dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul
Ehrlich. Kelompok kedua terdiri dari penganut aliran Marxist yang dipelopori oleh
Karl Marx dan Friedrich Engels. Kelompok ketiga terdiri dari pakar pakar teori
kependudukan mutakhir yang merupakan reformulasi teori teori kependudukan
yang ada.
a. Aliran Malthusian
Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta Inggris,
hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat
karangannya yang berjudul: Essai on Principle of Populations as it Affect the
Future Improvement of Society, with Remarks on the Specculations of Mr.
Godwin, M.Condorcet, and Other Writers, menyatakan bahwa penduduk (seperti
juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang
biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan
bumi ini. Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan
kelamin antar laki laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu
Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan bahan makanan,
sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap
pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan
makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia.
Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan tersebut,
pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus pembatasan tersebut
dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu Preventive Checks, dan Positive
Checks. Preventive Checks adalah pengurangan penduduk melalui kelahiran.
Positive Checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila
di suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan,
maka tingkat kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan,
wabah penyakit dan lain sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai
jumlah penduduk seimbang dengan persediaan bahan pangan.
b. Aliran Neo-Malthusians
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus mulai
diperdebatkan lagi. Kelompok yang menyokong aliran Malthus tetapi lebih
radikal disebut dengan kelompok Neo-Malthusianism. Menurut kelompok ini
(yang dipelopori oleh Garrett Hardin dan Paul Ehrlich), pada abad ke-20 (pada
tahun 1950-an), dunia baru yang pada jamannya Malthus masih kosong kini sudah
mulai penuh dengan manusia. dunia baru sudah tidak mampu untuk menampung
jumlah penduduk yang selalu bertambah.
Paul Ehrlich dalam bukunya The Population Bomb pada tahun 1971,
menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai
berikut. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan
makanan sangat terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia di dunia ini
lingkungan sudah banyak yang tercemar dan rusak
c. Aliran Marxist
Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Tatkala
Thomas Robert Malthus meninggal di Inggris pada tahun 1834, mereka berusia
belasan tahun. Kedua duanya lahir di Jerman kemudian secara sendiri sendiri
hijrah ke Inggris. Pada waktu itu teori Malthus sangat berpengaruh di Inggris
maupun di Jerman. Marx dan Engels tidak sependapat dengan Malthus yang
menyatakan bahwa apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan
penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan pangan. Menurut Marx tekanan
penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap
bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja.
Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu
cepat, tetapi kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara
negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagaian pendapatan dari
buruh sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.
Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin mesin untuk
menggantikan pekerjaan pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk
yang melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan pangan, tetapi karena
kaum kapitalis mengambil sebagian dari pendapatan mereka. Jadi menurut Marx
dan Engels sistem kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk
mengatasi hal hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem
kapitalis ke sistem sosialis.
d. Teori John Stuart Mill
John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan
Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk
melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun
demikian ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat
mempengaruhi perilaku demografinya. Selanjutnya ia mengatakan apabila
produktifitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil.
Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Tidaklah benar bahwa kemiskinan
tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis.
Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan,
maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua
kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian
penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.
Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh
manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat
golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka
secara rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah
anak sesuai dengan karir dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat
bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila
kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.

3. Piramida Penduduk
1) Konsep
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan
dalam bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk adalah cara penyajian lain
dari struktur umur penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah
penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan
banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan menurut umur.
2) Kegunaan
Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok
umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah
perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa
yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran,
kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini
akan menentukan perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Indonesia
telah mengalami perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh penurunan
kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang lalu.

4. MACAM MACAM PIRAMIDA PENDUDUK


Berdasarkan bentuknya, piramida penduduk dibedakan sebagai berikut :
Population Pyramid year 2000

a. Piramida penduduk bentuk kerucut atau limas. Bentuk piramida ini


menggambarkan pertumbuhan penduduk yang cepat karena terjadi penurunan
tingkat kelahiran bayi dan anak-anak, tetapi tingkat fertilitas masih tinggi.
b. Piramida penduduk bentuk pucuk granat. Bentuk piramida ini menggambarkan
angka kelahiran dan tingkat kelahiran yang rendah
c. Piramida penduduk bentuk kepala nisan. Bentuk piramida ini menggambarkan
tingkat kelahiran mengalami penurunan yang tajam dan tingkat kematian yang
sangat rendah.

Piramida penduduk dapat dibedakan pula atas tiga macam, yaitu ekspansif,
konstruktif, dan stasioner. Piramida ekspansif adalah piramida yang terjadi apabila
sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia muda. Adapun piramida
konstruktif adalah piramida yang terjadi apabila kelompok usia muda jumlahnya
sedikit, sedangkan piramida stasioner adalah piramida yang terjadi apabila banyaknya
penduduk dalam setiap kelompok usia relatif sama.
Adapun yang dimaksud dengan komposisi penduduk adalah susunan atau tata
susun penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria tertentu.
Komposisi penduduk dapat dikaji dengan tujuan sebagai berikut.
1) Setiap penduduk memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang berbeda pula.
2) Menata sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa
sesuai dengan perkembangan penduduk.
3) Mengendalikan dan memantau pemanfaatan sumber daya alam agar dapat hidup
berkelanjutan.

Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :


1. Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak
dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi,
contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
2. Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia
dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat,
Belanda, Norwegia, Finlandia.
3. Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih
besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya:
negara-negara yang baru dilanda perang.

Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk


berbentuk limas, sedangkan negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu
nisan.

Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :


1) Piramida Penduduk Expansif (Muda) memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
2) Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
3) Piramida Penduduk Constructive (Tua) memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang

5. Hubungan Piramida Penduduk dengan Kesehatan


Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit
untuk masalah kesehatan dalam masyarakat di suatu wilayah. Misalnya : di suatu
RS diketahui terjadi kasus INOS akibat ruangan kotor, ventilasi tidak teratur
dengan baik, kamar mandi kurang bersih, dapur dan penyedian makanan yang
kurang hygiene. Untuk itu perlu disusun rencana pemecahan masalah di RS
tersebut berdasarkan berbagai faktor penyebab masalah.
Dapat menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan dalam menanganinya.
Membantu melakukan evaluasi program kesehatan yang dianggap tidak berhasil
maka dapat dihentikan atau dirubah dengan program lain setelah mengetahui
penyebab yang sebenarnya. Misalnya : program fogging untuk memberantas
nyamuk. Dapat diganti dengan program 3 M. Setelah diketahui penyebabnya
karena perilaku penduduk.
Untuk mengembangkan metodelogi dalam menganalisis keadaan suatu penyakit.

Вам также может понравиться