Вы находитесь на странице: 1из 7

IMPAIRMENTS, DISABILITIES AND HANDICAPS

1.1 Definisi

World Health Organization (WHO) pada tahun 1980 mempublikasikan Internasional

Classification of Impairments, Disabilities and Handicaps (ICIDH) dan direvisi pada

tahun 1999.

a. Impairment

Impairment adalah abnormalitas/hilangnya fungsi atau struktur anatomis,

fisiologis, atau psikologis. Impairment menggambarkan gangguan pada

tingkat jaringan dan organ. Contoh : adanya kelemahan atau ROM yang

terbatas dan juga rasa nyeri.

b. Disability

Disability adalah keterbatasan atau ketidakmampuan akibat kehilangan

kemampuan untuk melakukan aktivitas yang normalnya dapat dilakukan.

Disability menggambarkan gangguan pada tingkat perseorangan.

c. Handicap

Handicap adalah keadaan merugikan bagi seseorang yang dihasilkan oleh

impairment/disability dengan membatasi/menghalangi pemenuhan kegiatan

yang normalnya dapat dilakukan untuk individu tersebut (bergantung pada

1
usia, jenis kelamin, faktor sosial dan budaya). Handicap menggambarkan

gangguan pada tingkat lingkungan dan sosial.

1.2 Hubungan Impairment, Disability, dan Handicap

Impairment dan disability memiliki hubungan yang bersifat timbal balik atau dua

arah. Hubungan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keadaan emosional,

motivasi, kelelahan dan nyeri. Handicap merupakan akibat yang ditimbulkan dari

impartment/disability. Sebagai contoh dapat dijelaskan pada bagan berikut :

Tidak mampu Otot lemah dan


berjalan timbul kontraktur
(disability) (impairment)

Terbatasnya pemenuhan
kegiatan normal
(handicap)

1.3 Activities of Daily Living (ADL)

a. Definisi

ADL adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari atau aktivitas

pokok pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain : ke toilet, makan,

berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat. (Hardywinito & Setiabudi,

2005).

2
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth (2002) ADL adalah aktifitas

perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan

tuntutan hidup sehari-hari.

b. Klasifikasi

1. ADL dasar, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk

merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi,

berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan

buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain

juga disertakan kemampuan mobilitas (Sugiarto,2005)

2. ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan penggunaan

alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan

makanan, menggunakan telefon, menulis, mengetik dan mengelola uang.

3. ADL vokasional, yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau

kegiatan sekolah.

4. ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan

mengisi waktu luang.

c. Cara pengukuran ADL

Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau

besarnya bantuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran

kemandirian ADL salah satunya menggunakan Functional Independence Measure

(FIM) seperti pada tabel berikut :

3
Domain Contoh
Locomotion Berjalan, bersepeda, menaiki tangga
Transport Menyetir, menggunakan kendaraan umum
Pergerakan di tempat tidur, kasur-kursi roda, duduk-
Transfers
berdiri
Personal hygiene Mandi, bercukur, berhias, menggunakan toilet
Berpakaian, memakai sepatu, memakai alat orthoses
Dressing
atau prostheses
Feeding Menelan makanan, cairan, pil
Environmental control Kontrol cahaya (lampu), suhu, televisi,
Communication Berbicara, menulis, mengetik, menggunakan telepon
Recreation Menjahit, bermain kartu, olahraga
Belanja, membereskan tempat tidur, membersihkan
Homemaking
rumah, memasak
Work Menaiki lift, mengoprasikan alat

Evaluasi untuk menilai secara klinis kemampuan fungsional seseorang dapat

dilakukan dengan :

1. Penentuan tingkat fungsi yang ada saat ini dan memperkirakan fungsi apa

saja yang akan dibutuhkan.

Dalam setiap ADL terdapat beberapa subtasks. Contoh: locomotion

dapat dilakukan dengan berbagai teknik (berjalan, merayap, hopping,

atau menggunakan kursi roda) termasuk mobilisasi melalui permukaan

yang licin, kasar, melewati pintu, jalan menanjak atau menurun, dan

naik tangga.

Dokter harus bisa menyimpulkan kesulitan yang dihadapi oleh pasien

dalam ADL itu apa.

Contoh : seorang penderita osteoarthritis pada panggul mungkin dapat

bangkit dari sofa atau kloset duduk walaupun dengan kesulitan, namun

dia tidak dapat bangkit dari bak mandi saat mandi berendam.

4
2. Identifikasi seberapa berat keterbatasan yang ada.

Derajat Definisi Keterangan

Tidak mampu secara fisik atau verbal


0 Dependent
membantu dalam melaksanakan tugas
Memerlukan satu atau lebih pengawas atau
1 Assisted penolong untuk mengerjakan tugas, keamanan,
dan masih dalam periode waktu fungsional.
Komplet mengerjakan tugas tanpa penolong,
2 Independent
aman, dan dalam periode waktu fungsional.

3. Mengidentifikasi faktor keterbatasan.

Faktor keterbatasan adalah segala faktor yang menghalangi fungsi tubuh

untuk melakukan fungsinya yang jauh lebih tinggi. Faktor keterbatasan

dibagi menjadi dua, yaitu :

Faktor intrinsik adalah kondisi gangguan yang terjadi karena adanya

penyakit. Contoh: kelemahan otot, keterbatasan gerak.

Faktor ekstrinsik adalah kondisi keterbatasan karena kondisi

lingkungan. Contoh: keadaan konstruksi rumah yang menghambat

pergerakan, kondisi keluarga yang kurang mendukung.

d. Pengelolaan keterbatasan ADL

Disability merupakan gambaran dari adanya ketidaksesuaian dari current

functional capacity (CFC) dan normal functional capacity (NFC). True disability

(TD) dapat diturunkan dengan meningkatkan CFC, karena NFC tidak dapat diubah.

TD= (NFC-CFC)/NFC X 100%

5
Significant disability (SD) adalah ketidaksesuaian antara kebutuhan

fungsional dan actual capabilities. SD dapat diturunkan dengan meningkatkan CFC

(seperti untuk TD) atau dengan menurunkan required functional capacity (RFC),

SD = (RFC-CFC)/ RFC X 100%

Pengelolaan kecacatan atau keterbatasan dapat dilakukan dengan

membaginya kedalam 3 kelompok, yaitu :

1. Pastikan derajat kecacatan pada pasien sudah sesuai.

Kita harus bisa membedakan antara kecacatan true dan significant.

Pada keadaan seseorang yang hanya bisa berbaring di tempat tidur

tanpa bisa melakukan aktivitas yang lain dibandingkan dengan

seseorang dengan penyakit progresif seperti artritis akan mendapat

penanganan yang berbeda.

6
2. Meminimalisir faktor keterbatasan intrinsik dan ekstrinsik

Intrinsik : Modalitas terapi dapat berupa edukasi pasien, pendekatan

perilaku, obat-obatan, penilain fisik, dan pembedahan.

Ekstrinsik : Dalam hal ini dibutuhkan koordinasi kerja tim mulai dari

pekerja sosial, konselor dan juga keluarga dan lingkungan tempat

pasien tinggal.

3. Memodifikasi beban sehari-hari

Pasien yang biasanya mampu mengerjakan sesuatu hambatan kini

membutuhkan alat bantu agar beban yang harus dikerjakan tidak terlalu

berat. Tetapi pada awalnya pasien harus dilatih sebelum benar-benar

dinilai membutuhkan alat bantu. Setelah itu baru kemudian dibuat alat

bantu dengan desain yang disesuaikan dengan kebutuhan mulai dari

yang sederhana sampai dengan menggunakan teknologi tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

WHO. International classification of impairments, disabilities and handicap. [Online].


Geneva: World Health Organization; 2004. [Diakses tanggal 13 Oktober 2013]. Tersedia
pada: http://www.aihw.gov.au/WorkArea/DownloadAsset.aspx?id=6442455478

Konsep activity daily living. [Online] Diakses tanggal 13 Oktober 2013. Tersedia pada :
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/02/kionsep-adl-activity-daily-living.html

CDC. International classification of functioning, disability and health. USA: Centers for
Disease Control and Prevention; 2011. [Diakses tanggal 13 Oktober 2013]. Tersedia pada :
http://www.cdc.gov/nchs/icd/icf.htm

Вам также может понравиться