Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PADA suatu hari di bulan Mei 1212, seorang anak gembala berusia dua
belas tahun muncul di Saint-Denis. Dia menghadap Raja Philip II di
istananya, membawa sepucuk surat untuk raja Prancis itu, dan
mengatakan bahwa surat tersebut diantarkan sendiri oleh Yesus, yang
datang menemuinya saat dia sedang menggembalakan ternak dan
memintanya untuk pergi ke Jerusalem guna memimpin Perang Salib
karena orang-orang dewasa telah gagal menjalankan urusan mereka.
Raja tak memedulikan ucapan bocah itu, tetapi Stephen, si anak gembala,
begitu meluap gairahnya setelah perjumpaan dengan lelaki misterius di
padang gembalaan dan kini menganggap dirinya sebagai pemimpin
perang suci yang akan membawa kejayaan bagi agamanya. Dia
berkhotbah dari satu tempat ke tempat lainnya dan para pengikutnya terus
bertambah, semuanya kanak-kanak di bawah dua belas tahun.
Cerita itu adalah versi Childrens Crusade yang ada di dalam buku A
History of the Childrens Crusade (1951) yang disusun Steven Runciman.
Kebenarannya masih terus diteliti. Para ilmuwan saat ini beranggapan
bahwa pasukan kanak-kanak itu bukanlah bagian dari Perang Salib,
meskipun mereka juga mengucapkan sumpah sebagaimana yang
diucapkan tentara-tentara salib. Tetapi, mereka tidak bergerak atas
perintah Paus.
Sekarang pilkada DKI sudah rampung, Ahok sudah kalah, dan kegilaan
terus berlanjut. Mereka terus berteriak dan saya merasa ngeri terhadap
pesan tersembunyi di balik seruan itu, pesan yang tak muncul di dalam
teriakan tetapi terasa menggiriskan.
Pesan tak terucapkan itu adalah bahwa mereka sudah menyiapkan kader
sejak dini, bahwa mereka sanggup membuat anak-anak menjadi monster,
bahwa mereka sanggup melakukan apa yang tidak terpikirkan oleh orang-
orang dewasa yang waras.
Jika Anda dewasa dan Anda waras, Anda tidak akan memiliki cita-cita
untuk membuat anak-anak Anda menjadi pembunuh. Jika Anda dewasa
dan Anda waras, tidak mungkin Anda akan mengizinkan anak-anak Anda
ikut berpawai dan menyanyikan lagu seperti itu. Jika Anda dewasa dan
pikiran Anda sehat, Anda akan lebih suka anak-anak Anda pergi ke
museum, membaca buku di perpustakaan, menyirami tanaman bunga di
pekarangan, atau bermain sundah mandah dengan teman-teman sebaya.
http://budisansblog.blogspot.co.id/2017/05/kanak-kanak-yang-bengis.html
3152017 818