Вы находитесь на странице: 1из 42

TUGAS KOMUNIKASI POLITIK

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK CALON WALI KOTA


MATARAM

OLEH

EDY CHANDRA
14121106

KEMENTERIAN AGAMA
PROGRAM MAGISTER (S2) PASCA SARJANA
ILMU KOMUNIKASI HINDU
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI
GDE PUDJA MATARAM
2016

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi


Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, atas asung kertha wara nugrahanyalah sehingga
penyusun makalah ini yang berjudul Strategi Komunikasi Politik Calon Wali
Kota Mataram ini dapat terselesaikan dengan baik pada batas waktu yang sudah
ditentukan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menghadapi kendala, baik


dari segi penyusunan kata-kata maupun dari segi penyajiannya, penulis juga
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman yang sifatnya kontraktif, khususnya bagi Dosen pembimbing mata
kuliah ini, sekiranya dapat memberikan masukan demi pencapaian kesempurnaan
makalah ini.

Tidak lupa penulis menyampaikan, ucapan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya, kepada dosen pembimbing serta pihak-pihak yang dapat membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini, akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Om Santih, Santih, Santih Om

Mataram, 09 Januari 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi........................................................... 3

2.2 Pengertian Perencanaan .......................................................... 5

2.3 Pengertian Komunikasi Politik ............................................... 7

2.4 Komunikasi Politik ................................................................. 7

2.5 Pola-pola Komunikasi Politik................................................. 9

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Pola Komunikasi Politik ........... 9

2.7 Saluran Komunikasi Politik .................................................... ` 9

2.8 Komponen-Komponen Sistem Komunikasi Politik ............... 9

2.9 Perencanaan Komunikasi ....................................................... 10

2.10 Konten Dalam Perencanaan Komunikasi ............................. 14

2.11 Gambar Kampanye Calon Wali Kota Mataram ................... 33

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ................................................................................. 36

3.2 Saran ....................................................................................... 36

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari berbagai
bidang aktivitas yang kita geluti sehari-hari. Termasuk dalam aktifitas politik baik
dalam peran yang kecil atau besar, komunikasi memainkan peranan yang sangat
penting dan bahkan dominan. Komunikasi adalah hubungan antar manusia dalam
rangka mencapai saling pengertian (mutual understanding).
Komunikasi politik adalah proses penyampaian pesan, proses dimana
informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik pada
bagian lainnya, dan diantara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik.
Proses ini berlangsung disemua tingkat masyarakat disetiap tempat yang
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara individu-individu dengan
berbagai kelompok juga. Sebab dalam kehidupan bernegara setiap individu
memerlukan informasi terutama mengenai kegiatan masing-masing pihak.
Tetapi sering juga timbul keluhan-keluhan yang berupa kurangnya
memahami dan mendefinisikan komunikasi politik, terutama dipengaruhi oleh
keragaman sudut pandang atau paradigma terhadap kompleksitas realitas sehari-
hari, padahal perlu diketahui bahwa pengetahuan terhadap komunikasi dan politik
merupakan suatu peranan yang sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Dan perlu diketahui bahwa politik menyangkut prilaku penguasa dan berupa
lahirnya partai politik-partai politik baru yang kita hanya menganggap persaingan-
persaingan kegiatan berupa pemilu merupakan sebuah pesta politik untuk
kalangan elit tetapi pemilu merupakan kegiatan yang amat penting dalam
menegakkan kedaulatan rakyat dan karena melalui pemilu seleksi kepemimpinan
dan perwakilan dapat dilakukan secara lebih fear.
Kebesaran suatu bangsa bergantung pada kemampuan rakyat, masyarakat
umum, dan massa untuk menemukan simbol dalam orang pilihan, karena orang
pilihanlah yang mampu membimbing massa. Setiap pemimpin dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi, membentuk komunikasi, membentuk sikap dan

1
prilaku khalayak, masyarakat yang mendukung terhadap aktivitas
kepemimpinannya.
Oleh karena itu penulis mengangkat tema perencanaan komunikasi politik
untuk dibahas lebih lanjut karena perencanaan komunikasi politik memainkan
peranan penting dalam sistem politik dan menjadi bagian menentukan dari
sosialisasi politik, partisipasi politik, dan perekrutan politik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah penulis mengambil rumusan masalah
terkait perencanaan komunikasi politik sebagai berikut:
1. Apakah arti perencanaan dalam komunikasi politik?
2. Bagaimana perencanaan komunikasi politik yang baik untuk digunakan?
3. Apa sajakah yang mempengaruhi perencanaan komunikasi politik?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah
orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,
informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Tidak ada kelompok
yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-
anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain
informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar
menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).
a. Fungsi Komunikasi adalah :
1. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota
dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis
panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
2. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan
menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana
mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki
kinerja jika itu di bawah standar.
3. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka
merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi
di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana
anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh
karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan
pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu
dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna
mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).

3
b. Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Komunikasi vertikal. Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas
ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke
bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
2. Komunikasi horisontal. Komunikasi horisontal adalah komunikasi
secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan
karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang
berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
3. Komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan
komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan
yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara
vertikal atau lateral (menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu
kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah.
Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan,
memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan
prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi
dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan
balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke
arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara
kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja
pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama
(Robbins, 2002 : 314-315).

4
2.2 Pengertian Perencanaan
Dalam ilmu menejemen menjelaskan bahwa salah satu fungsi pokok
manajemen adalah perencanaan, dimana dalam ilmu manajemen menjelaskan
bahwa fungsi pokok manajemen terdiri dari perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan merupakan salah satu
fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam
melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi
perusahaan adalah dengan membuat perencanaan.
Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai
berikut: Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi
(perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-
strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi
(tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Definisi
perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan menggunakan
beberapa aspek yakni :
1. Penentuan tujuan yang akan dicapai.
2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan
atas dasar alternatif yang dipilih.
3. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan
atas dasar alternative yang dipilih.
Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan
sebagai berikut:
1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan
dengan efektif dan efisien.
2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat
dicapai dan dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan
yang timbul seawal mungkin.
3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan
mengatasi hambatan dan ancaman.

5
4. Dapat menghindari adanya kegiatan pertumbuhan dan perubahan yang
tidak terarah dan terkontrol.
c. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan
keputusan sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan
sumber daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang
memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan
hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.
Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan
koreksi atas penyimpangan sedini mungkin, mengidentifikasi hambatan-
hambatan yang timbul menghindari kegiatan, pertumbuhan dan perubahan
yang tidak terarah dan terkontrol.

2.3 Pengertian Komunikasi Politik


Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah
komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau
berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan
pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang
baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang
memerintah dan yang diperintah.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya
telah dilakukan oleh siapa saja: mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung,
dan seterusnya. Tak heran jika ada yang menjuluki Komunikasi Politik sebagai
neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih dari istilah belaka.
Dalam praktiknya, komuniaksi politik sangat kental dalam kehidupan
sehari-hari. Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak
berkomunikasi, dan kadang-kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian
komunikasi politik. Berbagai penilaian dan analisis orang awam berkomentar
sosal kenaikan BBM, ini merupakan contoh kekentalan komunikasi politik.
Sebab, sikap pemerintah untuk menaikkan BBM sudah melalui proses komunikasi
politik dengan mendapat persetujuan DPR.

6
2.4 Komunikasi Politik
Gabriel Almond (1960): komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang
selalu ada dalam setiap sistem politik. All of the functions performed in the
political system, political socialization and recruitment, interest articulation,
interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication,are
performed by means of communication.
Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang
terjadi pada saat keenam fungsi lainnya itu dijalankan. Hal ini berarti bahwa
fungsi komunikasi politik terdapat secara inherent di dalam setiap fungsi sistem
politik.
Process by which a nations leadership, media, and citizenry exchange and
confer meaning upon messages that relate to the conduct of public policy.
(Perloff). Communication (activity) considered political by virtue of its
consequences (actual or potential) which regulate human conduct under the
condition of conflict (Dan Nimmo). Kegiatan komunikasi yang dianggap
komunikasi politik berdasarkan konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang
mengatur perbuatan manusia dalam kondisi konflik. Cakupan: komunikator
(politisi, profesional, aktivis), pesan, persuasi, media, khalayak, dan akibat.
Communicatory activity considered political by virtue of its consequences,
actual, and potential, that it has for the funcioning of political systems (Fagen,
1966). Political communication refers to any exchange of symbols or messages
that to a significant extent have been shaped by or have consequences for the
political system (Meadow, 1980).
Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni
menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya
sedemikian rupa penggabungan kepentingan (interest aggregation dan
perumusan kepentingan (interest articulation) untuk diperjuangkan menjadi
public policy. (Miriam Budiardjo)
Jack Plano dkk. Kamus Analisa Politik: penyebaran aksi, makna, atau pesan
yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur-unsur
komunikasi seperti komunikator, pesan, dan lainnya. Kebanyakan komunikasi
politik merupakan lapangan wewenang lembaga-lembaga khusus, seperti media

7
massa, badan informasi pemerintah, atau parpol. Namun demikian, komunikasi
politik dapat ditemukan dalam setiap lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua
orang hingga ruang kantor parlemen.
Political communication is a field of communications that is concerned with
politics. Communication often influences political decisions and vice versa.
The field of political communication concern 2 main areas:
1. Election campaigns - Political communications deals with campaigning
for elections.
2. Political communications is one of the Government operations. This role
is usually fullfiled by the Ministry of Communications and or Information
Technology.

Mochtar Pabotinggi (1993): dalam praktek proses komunikasi politik sering


mengalami empat distorsi.
a. Distorsi bahasa sebagai topeng; ada euphemism (penghalusan kata);
bahasa yang menampilkan sesuatu lain dari yang dimaksudkan atau
berbeda dengan situasi sebenarnya, bisa disebut seperti diungkakan
Ben Anderson (1966), bahasa topeng.
b. Distorsi bahasa sebagai proyek lupa; lupa sebagai sesuatu yang
dimanipulasikan; lupa dapat diciptakan dan direncanakan bukan hanya
atas satu orang, melainkan atas puluhan bahkan ratusan juta orang.
c. Distorsi bahasa sebagai representasi; terjadi bila kita melukiskan
sesuatu tidak sebagaimana mestinya. Contoh: gambaran buruk kaum
Muslimin dan orang Arab oleh media Barat.
d. Distorsi bahasa sebagai ideologi. Ada dua perspektif yang cenderung
menyebarkan distoris ideologi. Pertama, perspektif yang
mengidentikkan kegiatan politik sebagai hak istimewa sekelompok
orang --monopoli politik kelompok tertentu. Kedua, perspektif yang
semata-mata menekankan tujuan tertinggi suatu sistem politik. Mereka
yang menganut perspektif ini hanya menitikberatkan pada tujuan
tertinggi sebuah sistem politik tanpa mempersoalkan apa yang
sesungguhnya dikehendaki rakyat.

8
2.5 Pola-pola Komunikasi Politik
1. Pola komunikasi vertikal (top down, dari pemimpin kepada yang
dipimpin)
2. Pola komunikasi horizontal (antara individu dengan individu, kelompok
dengan kelompok)
3. Pola komunikasi formal (komunikasi melalui jalur-jalur organisasi formal)
4. Pola komunikasi informal ( komunikasi melalui pertemuan atau tatap
muka, tidak mengikuti prosedur atau jalur-jalur organisasi).

2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola-pola komunikasi politik


1. Faktor fisik (alam)
2. Faktor teknologi
3. Faktor ekonomis
4. Faktor sosiokultural (pendidikan, budaya)
5. Faktor politis

2.7 Saluran Komunikasi Politik


1. Komunikasi Massa yaitu komunikasi satu-kepada-banyak
Contoh : komunikasi melalui media massa.
1. Komunikasi Tatap Muka yaitu dalam rapat umum, konferensi pers, dan
Komunikasi Berperantara yaitu ada perantara antara komunikator dan
khalayak, contoh TV.
2. Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi satu-kepada-satu contohnya
door to door visit, temui publik atau Komunikasi Berperantara yaitu
pasang sambungan langsung hotline buat publik.
3. Komunikasi Organisasi yaitu gabungan komunikasi satu-kepada-satu dan
satu-kepada-banyak: Komunikasi Tatap Muka, contohnya diskusi tatap
muka dengan bawahan/staf dan Komunikasi Berperantara contohnya
pengedaran memorandum, sidang, konvensi, buletin, newsletter,
lokakarya.
2.8 Komponen-komponen Sistem Komunikasi Politik
1. Lembaga-lembaga politik dalam aspek-aspek komunikasinya

9
2. Institusi-institusi media dalam aspek-aspek politiknya
3. Orientasi khalayak terhadap komunikasi politik
4. Aspek-aspek budaya politik yang relevan dengan komunikasi. (Gurevitch
dan Blumler)
Sumber (komunikator) dalam komunikasi politik

Individual Kolektif

Pejabat (birokrat) Pemerintah (birokrasi)

Politisi Partai politik

Pemimpin opini Organisasi kemasyarakatan

Jurnalis Media massa

Aktivis Kelompok penekan

Lobbyist Kelompok elite

Pemimpin Badan/perusahaan komunikasi


(media massa)

Komunikator profesional

Komunikator Politik
1. Politisi, komunikator profesional, atau aktivis merupakan komunikator
kunci dalam komunikasi politik
2. Para politisi mewakili aktor yang berusaha memajukan kelompoknya.

2.9 Perencanaan Komunikasi Politik


Perencananan komunikasi yang baik dapat menentukan keberhasilan
program yang akan diimplementasikan ke masyarakat. Menurut Middleton,
perencanaan komunikasi yang baik memiliki beberapa tahapan yaitu, 1)
pengumpulan data base line dan need assessment; 2) perumusan objective
komunikasi; 3) analisis perencanaan dan pengembangan strategi; 4) analisis dan

10
segmentasi khalayak; 5) pemilihan media; 6) mendesain dan pengembangan
pesan; 7) perencanaan manajemen; 8) pelaksanaan pelatihan; 9) implementasi
atau pelaksanaan; 10) Evaluasi program. Berikut ini penjelasan masing-masing
tahapan tersebut:
1. Pengumpulan data base line dan need assessment
Pengumpulan data base line menjadi hal yanng sangat penting
dalam perencanaan komunikasi. Setiap aspek perencanaan akan
mengacu pada data base line atau penelitian. Kegiatan penelitian ini
akan dihasilkan data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data
dari masyarakat yang langsung berhadapan dengan masalaha yang akan
dihadapi. Data primer didapat dari interview, polling, ataupun focus
group discussion (FGD). Sedangkan data sekunder adalah data
pendukung yang bisa menjadi rujukan pelaksanaan program. Data
pendukung ini bisa berupa informasi dari media cetak ataupun
elektronik serta kebijakan-kebijakan yang berlaku atau berhubungan
dengan program. Isu-isu strategis juga harus menjadi perhatian dalam
pengumpulan data ini.
Sedangkan need assessment adalah mendata apa saja yang
dibutuhkan selama proses akan berlangsung. Mendata sumberdaya apa
saja yang bisa digunakan dalam program.
2. Perumusan objective komunikasi
Penentuan tujuan bisa dilakukan dengan memperhatikan masalah
yang dihadapi dan akhirnya merumuskan bagaimana keadaan masalah
tersebut setelah program dilaksanakan. Penentuan tujuan harus spesifik
supaya dengan jelas dan komprehensif bisa dilaksanakan. Kemudian
objective dari sebuah program haruslah terukur apalagi saat dilakukan
evaluasi. Kemudian objective harus bisa dijangkau dengan sumberdaya
yang ada. Objective kemudian harus realistis sesuai dengan waktu yang
tersedia dan budget yang ada beserta sumber daya lain.
3. Analisis perencanaan dan pengembangan strategi

11
Strategi adalah cara yang disusun seefektif dan seefisien mungkin
untuk mencapai objective yang ditentukan. Strategi ini merupakan dasar
dari taktik yang akan dibuat dalam setiap keadaan di lapangan.
4. Analisis dan segmentasi khalayak
Analisis dan segmentasi khalayak juga harus dilaksanakan dengan
menentukan siapa target sasaran program yang sedang dijalankan.
Analisis ini sangat penting karena bentuk perencanaan akan sangat
bergantung pada tipe publik yang dihadapi. Pemrogram komunikasi
setidaknya harus memilah publik menjadi tiga kelompok. Pertama,
Latent Public yaitu kelompok yang menghadapi masalah dan tetapi tidak
mempunyai perhatian lebih. Kedua, adalah aware public, yaitu
kelompok yang bertanggung jawab terhadap masalah. Sedangkan yang
terakhir adalah active public yaitu kelompok yang melakukan tindakan
terhadap masalah.
5. Pemilihan media
Pemilihan media sangat penting dilakukan dengan memperhatikan
tiap tahap berikut ini.Pertama mendaftar media yang sudah ada. Semua
media yang mungkin mendukung program komunikasi di data dan bila
perlu dikelompokkan menurut keperluan program. Setelah pendataan
dilakukan evaluasi, media mana saja yang sesuai dari segi waktu,
jangkauan segment, biaya, dan efektifitas.
6. Mendesain dan pengembangan pesan.
Pendesainan dan pengemasan pesan harus dilakukan sesuai dengan
penelitian yang dilakukan, segment dan berpanduan pada teori-teori dan
keilmuan yang ada.
7. Perencanaan manajemen
Perencanaan manajemen bisa bisa perancangan struktur manajerial
beserta job deskripsi masing-masing. Mekanisme-mekanisme perlu
disiapkan dalam hal ini misal, bagaimana alur dana berjalan. Selain itu
bagaimana koordinasi dilakukan dilapangan, dan sebagainya.
8. Pelaksanaan pelatihan

12
Pelatihan diperlukan dalam membangun kesiapan dalam
pelaksanaan program. Perlu diadakan replikasi sebelum eksekusi
program dilaksanakan. Selain itu juga pelatihan penguatan konsep
program. Fasilitator juga butuh untuk dilatih supaya pelaksanaan
berjalan lebih lancar tanpa kendala yang berarti. Selain itu penyiapan
konsultan juga diperlukan untuk mengawasi berjalannya program.
Lokakarya dan diseminasi juga perlu diadakan untuk menyaipkan
semuanya sebelum pelaksanaan
9. Implementasi atau pelaksanaan
Implementasi bisa dilakukakan sesuai dengan program yang telah
ditentukan. Beberapa hal yang umum dilakukan adalah melakukan
lobby-lobby, silaturahmi, dan sosialisasi. Pembentukan sistem
pengontrol di lapangan juga biasanya dilakukan dengan menggunakan
sumber daya masyarakat sendiri. Tentunya hal ini bergantung pada
lobby-lobby yang telah dilakukan tersebut.
10. Evaluasi program
Evaluasi Program dibutuhkan untuk melihat apa saja tindakan
dalam program yang tepat dan mana yang tidak sehingga ke depannya
bisa dilakukan program yang lebih baik. Evaluasi bisa dibagi menjadi
dua yaitu evaluasi ongoing dan end review. Evaluasi ongoing
dilaksanakan selama proses berlangsung dan akan menjaga fleksibilitas
sebuah program. Sedangkan end review mencakup semua evaluasi dari
awal sampai akhir yang akan merangkum semua evaluasi ongoing dan
perbaikannya sehingga bisa dijadikan pijakan untuk pelaksanaan
program berikutnya.
Contoh kegiatan perencanaan komunikasi yang sangat bagus diterapkan
adalah program KB. Program KB di masa orde baru telah diakui keberhasilannya
oleh dunia. Pada sekitar tahun 2000 efeknya terasa di berbagai sekolah dasar yang
mulai tutup dan butuh penyatuan administrasi dengan sekolah lain karena
kekurangan murid. Program KB sukses pada orde baru karena adanya koordinasi
kuat dari pemerintah pusat hingga jajaran pemerintahan terendah. Pemerintahan
yang tersentralisasi mendasari hal itu. Pada masa orde baru semangat pelaksanaan

13
program sangat tinggi karena merupakan ukuran kesuksesan seorang kepala
daerah. Otonomi daerah melemahkan program KB yang ada saat ini.
Berkurangnya motivasi pelaksanaan program KB secara signifikan membuat
jumlah petugas KB dilapangan sangat berkurang. Berkurangnya motivasi ini
adaah akibat tidak adanya kesatuan pemahaman konsep tentang KB yang tidak
seragam.
Semua hal tentang program KB pada masa orde baru sangat direncanakan
dengan baik. Misal tagline yang sangat jelas dan kuat Dua Anak Cukup. Tagline
ini dibuat sedemikian rupa sehingga penafsiran keliru seminimal mungkin tidak
terjadi. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah membaca tagline pertama pun
bisa dijawab dengan tagline kedua dengan jelas dan kuat. Misal pertanyaan saya
belum punya anak laki-laki/perempuan?, terjawab dengan laki-laki perempuan
sama saja. Tagline KB sekarang lemah dengan membuka tafsiran keliru yang
lebih besar. Tagline Dua Anak Lebih Baik bisa ditafsirkan Dua Anak Lebih,
Itu Baik.
Pesan-pesan KB pun diperkuat dengan menempatkan pengingat di
berbagai media. Seperti patung tangan di setiap pemukiman warga, gambar di
pagar-pagar pemukiman, iklan media elektronik, dan media cetak.

2.10 Konten dalam Perencanaan Komunikasi


Sebelum kita melihat lebih jauh, Mari kita melihat secara umum tentang
perencanaan komunikasi. Disini kami menggunakan dalam inisiatif perencanaan
komunikasi, dalam keadaan terdesak, kita dapat menggunakan pendekatan
berikut. Perlu untuk diperhatikan, bahwa tidak semua dari pendekatan ini selalu
digunakan. Berikut macam pendekatan tersebut:
KONTEKS (apakah yang terjadi sebelumnya? Bagaimana
sejarahnya?)
PENGAMATAN LINGKUNGAN (apakah faktor kunci yang akan
memberikan dampak kesuksesan anda? Apakah yang media katakan?)
STAKEHOLDERS (siapa saja yang terlibat dalam perencanaan dan
bagaimana reaksinya? Bagaimana kita memenejemennya?)

14
TUJUAN (apa yang menjadi tujuan komunikasi? {harus jelas, relevan,
terukur, menggunakan pendekatan keilmuan jika menginginkan})
STRATEGI (bagaimana dan kemana arah komunikasi?)
PENDENGAR (siapakah sasaran kunci dari para pendengar?)
PENGUMUMAN (strategi apa yang diberikan, apakah terdapat
pemberitahuan? Apa yang anda beritakan?)
PESAN (apa yang akan disampaikan tentang pemberitahuan?)
TAKTIK (bagaimana cara yang akan digunakan untuk menerapkan
strategi, baik sebelum, selama dan setelah pengumuman, (asumsinya
harus ada satu yang digunakan)?
ISU (apakah masalah yang datang dan harus diselesaikan?)
ANGGARAN (berapa besar anggaran yang diperlukan?)
EVALUASI (bagaimana kita akan mengukur tingkat keberhasilan
rencana komunikasi tersebut)

1. KONTEKS
Bagian pertama dari rencana komunikasi terfokuskan pada adalah konteks.
Karena di dalam konteks kita akan melakukan dua hal dasar pemikiran yang kuat
yaitu:
Mematangkan rencana komunikasi secara singkat dan baik.
Fokus terhadap rencana komunikasi yang telah tersusun.
- Pengaturan Skema
Pada bagian ini, rencana haruslah telah berfokus pada pengaturan skema
komunikasi. Yang dimaksudkan bukanlah rincian tentang pengumuman,
namun bagaimana bagian dari perencanaan tujuan komunikasi atau
strategi telah tercapai atau belum. Pada bagian ini adalah semua tentang
latar belakang inisiatif kita.
- Menyiapkan Diri
Pada bagian ini , dimulai dengan melakukan penelitian latar belakang
inisiatif kita yang dilanjutkan dengan aspek-aspek lain dari rencana
komunikasi. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatiakan ketika
kita berpikir konteks inisiatif :

15
- Perhatikan fokus internal dari inisiatif
- Inisiatif
- Pengumuman terkait yang kita buat
- Jadwal
- Siapa saja yang terlibat
- Apakah organisasi lain terlibat

2. PENGAMATAN LINGKUNGAN
Pengamatan lingkungan merupakan suatu proses atau kegiatan
memonitoring, mengevaluasi dan menyebarkan informasi dari lingkungan
eksternal maupun internal. Pengamatan lingkungan terbagi menjadi 2, yaitu
pengamatan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Pengamatan
lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang dimiliki suatu organisasi. Sedangkan pengamatan
lingkungan eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang-peluang dan
ancaman-ancaman yang dihadapi oleh organisasi. Hal ini sejalan dengan Jauch &
Gilueek (1999:87) yang menyatakan bahwa analisis lingkungan adalah suatu
proses yang digunakan perencanaan strategis untuk memantau sektor lingkungan
dalam menentukan peluang dan ancaman.
Selanjutnya, Milles & Dess (1996:57) mengemukakan bahwa lingkungan
memainkan peranan penting dalam menentukan nasib seluruh industri sama
seperti bisnis perorangan. Pada bagian ini, kita lebih melihat pada faktor eksternal
apa yang orang lain lakukan dan katakan. Pengamatan lingkungan lebih dari
sekedar pengamatan media. Untuk itu, kita harus lebih menggali dalam dan lebih
luas. Mulailah dengan pengamatan cara analisis PEST (POLITIK, EKONOMI,
SOSIAL DAN TEKNOLOGI) dan dilanjutkan dengan format SWOT (Kekuatan,
Kelemahan, Peluang, dan Ancaman).
3. ANALISIS STAKEHOLDER
Analisis stakeholder merupakan bagian terakhir dari bagian pengaturan
panggung. Dibagian awal terdahulu kita sudah melihat konteks dan pengamatan
lingkungan yang luas. Sekarang saatnya untuk mempertimbangkan orang-orang
dan organisasi yang memiliki kepentingan dalam inisiatif kita. Analisis pemangku

16
kepentingan harus mencakup semua orang yang benar-benar terpengaruh oleh
inisiatif kita. Seluruh rencana kita harus logis dan jelas dalam menghubungkan
bagian yang berbeda. Analisis pemangku kepentingan secara khusus akan
dihubungkan ke berbagai bagian lain dari rencana komunikasi kita. Berikut ini
hal-hal yang harus kita perhatikan dalam menganalisis pemangku kepentingan,
yaitu :
- Posisi masing-masing pemangku kepentingan atas inisiatif kita
- Aksi pemangku kepentingan terhadap inisiatif kita
- Ekspresi keprihatinan mereka secara pribadi atau melalui media
- Cara menanggapi keprihatinan mereka
Kesenjangan yang paling umum yang terlihat dalam rencana komunikasi
adalah kegagalan untuk mengidentifikasi reaksi potensial negatif. Mungkin hal ini
disebabkan karena ketidaktahuan perasaan pemangku kepentingan terhadap
inisiatif kita. Atau mungkin itu hanya angan-angan kita yang berharap tidak akan
ada seorangpun yang bereaksi negatif terhadap inisiatif kita. Satu hal yang pasti ,
jika kita telah mengetahui seseorang atau kelompok akan bereaksi negatif
terhadap kita , jangan pernah mengabaikan hal tersebut karena itu merupakan ide
yang buruk. Ingatlah bahwa didalam melakukan segala sesuatunya sebagian kecil
dari pemangku kepentingan akan sangat mendukung kita dan sebagian kecil
lainnya akan menentang kita.

4. DEFINISI OBJEKTIVITAS
Westerstahl (McQuail, 2000), pernah menyatakan bahwa yang dinamakan
objektif setidaknya mengandung faktualitas dan imparsialitas. Faktualitas berarti
kebenaran yang didalamnya memuat akurasi (tepat dan cermat), dan mengkaitkan
sesuatu yang relevan untuk diberitakan. Sementara itu, imparsialitas
mensyaratkan adanya keseimbangan (balance) dan kenetralan dalam mengungkap
sesuatu.
Beberapa hal penting yang harus dipenuhi untuk mendapatkan objektivitas.
a. Spesifik
b. Pengukuran
c. Pencapain

17
d. Realistis
e. Waktu yang terfokus
Dalam prakteknya manajemen objektivitas untuk menyampaikan sesuatu
harus memiliki pilihan agar tidak salah dalam menyampaikan pesan, maka dari itu
pastikan tujuan sudah terukur dengan waktu yang terfokus, karakteristik spesifik,
dapat dicapai dan realistis agar semua tujuan dilaksanakan dengan baik.

5. STRATEGI DAN TAKTIK


Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan dalam
kampanye, atau untuk lebih mudahnya dapat disebut sebagai guiding principle,
atau the big idea. Guiding principle atau the big idea ini dapat diartikan sebagai
pendekatan yang diambil untuk menuju pada suatu kondisi tertentu dari posisi saat
ini, yang dibuat berdasarkan analisis masalah dan tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi ini kemudian dituangkan secara lebih kongkret dalam bentuk taktik.
Untuk lebih mudah memahaminya, perhatikan contoh berikut:
Kasus 1 Kasus 2
Tujuan Membawa partai untuk Mengajak target pasar untuk
memenangkan pemilu dua beralih menggunakan produk
periode mendatang baru yang akan dikampanyekan
Strategi Merekrut kader yang loyal dan Mengajak khalayak untuk
tetap bertahan hingga pemilu mencoba produk yang kampanye
dua periode mendatang dengan menggunakan iklan lini
bawah
Taktik 1. Iklan lini bawah berupa stiker,
1. Pamflet dan poster
kalender, kaos dll 2. Membuka stand uji coba di
2. Persuasi personal dan direct mall dan supermarket
selling 3. Menyebarkan sampel atau
3. Pendidikan politik tester
4. Pembuatan kartu anggota
4. Mengadakan event-event
partai promosi di berbagai kota
5. Melibatkan simpatisan dan
kader dalam berbagai kegiatan

18
partai
6. Selalu menyiarkan laporan
transparan kepada publik
mengenai kebijakan dan
keuangan

Taktik sangat bergantung pada tujuan dan sasaran yang akan dibidik
program kampanye. Semakin kompleks tujuan dan sasaran bidik maka taktik yang
digunakan harus semakin kreatif dan variatif. Namun demikian, pemilihan taktik
bukanlah hal yang sangat rumit, karena pemilihan taktik sebenarnya hanya
didasarkan pada dua fungsi yaitu fungsi menghubungkan dan fungsi meyakinkan.
Pertama, taktik mengidentifikasi dan menghubungkan program kampanye dengan
sasaran melalui media komunikasi tertentu. Selanjutnya, taktik meyakinkan
sasaran melalui kekuatan pesan komunikasi hingga membuat sasaran berpikir,
percaya dan bertindak sesuai dengan tujuan program kampanye.
Supaya taktik yang dipilih dapat menjalankan fungsi menghubungkan dan
meyakinkan, maka harus dilihat tingkat ketepatan dan daya penyampaiannya.
Ketepatan taktik maksudnya adalah: sejauh mana taktik dapat mencapai sasaran
yang dituju? akankah dampaknya sesuai? apakah taktik ini cukup kredibel untuk
membawa pesan kampanye? akankah pesan tersampaikan? apakah taktik ini
sejalan dengan taktik-taktik lain yang juga digunakan? Sementara daya
penyampaian melihat kepada: dapatkah taktik ini dilaksanakan dengan sukses?
bisakah taktik ini dilaksanakan dengan anggaran dan batas waktu yang tersedia?
adakah orang yang mempunyai keahlian untuk mengimplementasikan taktik
tersebut?
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penetapan strategi dan taktik
agar kampanye dapat berjalan efektif.
a. Gunakan strategi sebagai pembimbing lahirnya ide-ide cerdas untuk taktik.
Taktik yang dituntun oleh strategi akan membuat kegiatan menjadi lebih
sistematis dan ringan, serta tidak melenceng dari tujuan kampanye.
Strategi dibuat berdasarkan kepada tujuan kampanye.

19
b. Jauhi semua taktik yang ber sifat nonstrategis. Taktik yang banyak namun
tidak terfokus kepada strategi akan memecahkan konsentrasi tim
kampanye. Karenanya usahakan tintuk berfokus secara maksimal pada
taktik yang sejalan dengan strategi.
c. Selalu hubungkan taktik pada strategi, dan strategi pada tujuan. Ketiga hal
ini merupakan rangkaian yang harus dijalin dengan erat. Tujuan
memberikan arah secara keseluruhan tentang hasil akhir yang ingin
dicapai melalui kampanye. Strategi merupakan kekuatan yang mendorong
bagaimana menuju hasil akhir tersebut, sementara itu taktik memetakan
kegiatan dengan langkah-langkah tertentu dalam rentang waktu yang
tersedia.
d. Ujilah taktik bila memungkinkan. Pengujian taktik ini merupakan hal yang
sangat disarankan untuk mengetahui kemungkinan tingkat
keberhasilannya. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa taktik yang
digunakan ternyata kurang efektif maka tidak ada salahnya mengubah
taktik tersebut dengan taktik lain yang lebih efektif. Lebih jauh, pengujian
dan pengubahan taktik merupakan hal yang wajib dilakukan sebelum tim
kampanye memutuskan untuk mengubah strategi kampanye. Salah satu
cara sederhana untuk menguji taktik adalah dengan menyebarkan angket
kepada beberapa sasaran untuk dimintai pendapatnya sehubungan dengan
taktik yang akan digunakan.

Untuk memudahkan pengukuran atau pengujian taktik, perencana kampanye


perlu membuat performance indicators yaitu pernyataan yang jelas dan tidak
ambigu mengenai hasil yang diharapkan dari penggunaan sebuah taktik. Di
dalamnya tercantum kriteria yang tepat dan teliti untuk mengukur hasil aktual,
siapa yang diharapkan melakukannya, dan pada kondisi apa hasil itu terjadi
(Kaufman dalam Ferguson, 1999). Contoh performance indicator ini adalah "25%
sasaran yang diberikan sampel produk pada kegiatan pembagian sampel di mall-
mall langsung membeli produk saat itu juga".

6. KHALAYAK (Audience)

20
Setelah selesai analisis tentang situasi, tujuan, dan memutuskan strategi.
Sekarang saatnya untuk memutuskan audiens kami - dengan kata lain, lawan
berbicara. Analisis khalayak Aktivitas proses pemeriksaan seluruh faktor
objektif atau empiris (dapat diamati) yang berhubungan dengan khalayak, untuk
memperoleh pemahamantentang mereka sebagai penerima pesan.
Dalam komunikasi politik,khalayak yang menerima pesan-pesan politik
adalah khalayak politik. Jadi khalayak atau masyarakat luas atau publik yang
menerima, memaknai dan terpengaruh dengan berita dan infoirmasi atau
pesanyang mempunyai muatan politik dalam bentuk apapun adalah khalayak
politik.
Khalayak politik juga dapat berubah menjadi komunikator politik dalam
situasi dan kepentingan tertentu, juga sebaliknya. Tipe Khalayak Politik Hennesy
(dalam Nasution 1990), membedakan publik sebagai berikut:
publik umum (general public)
publik yang penuh perhatian (the attentive public)
elit opini dan kebijakan (the leadership public)
Di antara semuanya, elit opini dan kebijakan merupakan kalangan yang
paling aktif minatnya dalam masalah kepemerintahan dan seringkali sebagai
pelaku politik. Sedangkan publik attentive merupakan khalayak yang menaruh
perhatian terhadap diskusi-diskusi antar elit politik dan seringkali termobilisasi
untuk bertindak dalam kaitan suatu permasalahan politik. Publik umum terdiri
dari hampir separuh penduduk, dalam kenyataannya jarang berkomunikasi dengan
para pembuat kebijakan.
Posisi Publik Attentive. Publik attentive menempati posisi penting dalam
proses opini. Pentingnya posisi tersebut menurut Nimmo (1978) didasarkan pada
kenyataan:
Lapisan publik inilah yang berperan sebagai saluran komunikasi antar
pribadI dalam arus pesan timbal balik antara pemimpin politik dengan
publik umum. Publik attentive merupakan khalayak utama (key audience)
dalam komunikasi politik.
Publik attentive menyertai para pemimpin politik sebagai pembawa
konsensus politik. Yakni orang-orang yang digambarkan dalam bagian

21
terakhir yang besar kemungkinannya daripada orang lain menunjang
aplikasi spesifik aturan dan nilai-nilai umum demokrasi.
Publik attentive membentuk surrogate electorate atau pemilih bayangan
dalam periode antara masa pemilihan. Arus opini di kalangan publik
attentive menjadi pertimbangan bagi politisi sebagai representasi dari apa
yang diyakini, dinilai, dan diharapkan oleh publik umum.
Khalayak politik adalah khalayak yang mempunyai perhatian terhadap
perkembangan keadaan politik, memiliki informasi mengenai perkembnangan
tersebut, dan mau aktif berpartisipasi, merupakan kebutuhan sistem politik.
Menurut pandangan aktifis-rasional, suatu demokrasi yang sukses
membutuhkan warga negara yang mau melibatkan diri dan aktif dalam politik,
mempunyai dan memperoleh informasi politik, dan mempunyai pengaruh.
Selanjutnya jika warga negara itu mengambil keputusan, khususnya
keputusan penting tentang bagaimana memberikan suara, mereka harus
mendasarkan pada penilaian yang cermat atas dasar bukti-bukti dan pertimbangan
yang diteliti mengenai alternatif-alternatif dari keputusan tersebut.
Berpikir Kembali
Sudah waktunya untuk memutuskan siapa yang ingin anda capai dalam
berkomunikasi. Dengan menganalisis kelompok kunci atau orang-orang yang
ingin anda jangkau dan apa yang mereka butuhkan.
Anda perlu untuk mengetahui siapa saja stakeholeder yang terlibat dan
dengan siapa anda harus berhgubungan agar komunikasi anda sukses. Dalam hal
ini berkaitan dengan strategi dan rencana awal anda. Apakah anda ingin mencapai
kelompok yang sedikit atau kolompok yang luas?

Teliti
Menganalisis stakelholder merupakan langkah awal yang dapat ditempuh.
Karena dengan begitu anda dapat dengan muda menarik penonton atau audience
dari kelompok. Ada beberapa sumber yang menjadi potensial khalayak, yaitu:
Opini Pemimpin
Profesional kelompok / bisnis

22
Pemerintah (yurisdiksi lain jika Anda bekerja di sektor publik)
Analisis Industri
Karyawan Anda
pemirsa online (kelompok dalam jaringan sosial, komunitas niche
atau blogger, misalnya)
Bunga / kelompok advokasi
Media
Tepat
Dalam membahas ketepatan komunikasi eletronik, Shannon den Weaver
memperkenalkan konsep "noise" yang diartikan mereka sebagai faktor-fektor
yang mengganggu kualitas sebuah signal. Merujuk konsep tersebut, Berlo
mendefinisikan "noise" dalam proses komunikasi sebagai faktor-faktor dalam
unsur-unsur komunikasi yang dapat mengurangi keefektifan komunikasi. Menurut
Berlo, "noise" dan "fidelty" merupakan dua sisi dari mata uang yang sama.
Mengurangl "noise" (keributan) berarti meningkatkan "fidelity" (ketepatan),
demikian sebaliknya. Adapun faktor-faktor yang menentukan efektif tidaknya
komunikasi tersebut meliputi :
1. The Source-Encoder.
Dalam hal ini terdapat empat faktor yang meleket dalam diri sumber,
yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yakni:
keterampilan berkomunikasi
sikap mental
tingkat pengetahuan dan
posisinya dalam sistem sosial kultural.
Tingkat keterampilan berkomunikasi sumber menentukan ketepatan
komunikasi dalam dua cara. Pertama, mempengaruhi kemampuan dalam
berbicara, dan yang kedua mempengaruhi kemampuan menyampaikan
pessn seperti yang kita maksudkan. Mengenai sikap mental, ada tiga tipe
sikap sumber yang dapat mempengaruhi proses komunikasi, yakni terhadap:
diri sumber sendiri
Subject matter
terhadap penerima pesan (receiver).

23
Tingkat pengetahuan sumber juga akan menentukan seberapa jauh dia
memahami sikap mentalnya sendiri, kerakteristik receiver, dengan cara
bagaimana dia menyampaikan pesannya, jenis-jenis saluran yang dipilihnya,
dan sebagainya. Faktor yang keempat adalah sistem sosial budaya yang
melatar belakangi sumber. Faktor ini sangat mempengaruhi perilaku
komunikail sumber.
2. The Decoder-Receiver.
Pada prinsipnya, faktor-faktor yang melekat dalam diri penerima pesan
sama dengan sumber. Dengan kata lain, receiver juga harus mempunyai
keterampilan berkomunikasi, sehingga dapat menerima pesan. Begitu pula
dengan sikap mental, tingkat pengetahuan dan sistem sosial budaya receiver,
mempengaruhinya dalam menerima pesan yang disampaikan sumber.

7. PENGUMUMAN (Annoucement)
Pengumuman merupakan bagian yang singkat atau lebih tepatnya dibuat
sesingkat mungkin. Pengumuman merupakan ringkasan tentang apa yang anda
lakukan dan mengapa anda melakukan hal itu.
Membuatnya sesederhana mungkin. Anda harus dapat menangkap
seringkas mungkin apa yang dilontarkan khalayak. Kita membuat pengumuman
hanya dengan satu atau dua kalimat saja dengan sangat simple.
Membuat link. Buatlah link yang berhubungan dengan komunikasi yang
akita lakukan sehingga kita tidak perlu panjang lebar berbeciara.

8. PESAN (Messages)
Analisis Kita selesai, Kita sudah tahu strategi komunikasi Kita dan Kita tahu
siapa yang Kita targetkan. Pesan berkaitan tentang apa yang ingin kita sampaikan.
Kunci pesan Kita harus:
Berkomunikasi apa yang Kita lakukan dan mengapa Kita
melakukannya
Beberapa petunjuk sederhana:
1. Fokus pada poin-poin utama - Kita tidak perlu masuk ke detail di sini
2. Jadilah singkat

24
3. Kau manusia; menulis seperti
4. Sorot sisi positif dari apa yang Kita lakukan, tapi jangan menyesatkan
5. Tentukan apa yang ingin cerita menjadi sekitar. Fokus pada hal itu.

Jenis-jenis Pesan Politik


Pada kenyataannya ada beberapa jenis pesan politik menurut Dan
Nimmo yaitu:
Retorika : menurut dan nimmo, retorika adalah penggunaan seni
berbahasa untuk berkomunikasi secara persuasive dan efektif.
retorika juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi dua
arah, bisa dalam bentuk komunikasi antar personal atau dalam
bentuk komunikasi kelompok bahkan publik, yang tujuannya
adalah untuk mempengaruhi lawan bicara demi mempersamakan
persepsi si komunikator.
Iklan Politik : pada dasarnya, iklan politik hamper sama
tujuannya dengan iklan komersial yaitu memperkenalkan sesuatu
dengan tujuan si khalayak mau mempercayai untuk
mengkonsumsi/memilih produk tersebut (parpol). Sehingga inti
dari iklan politik adalah bagaimana caranya sebuah parpol dapat
merekrut suara terbanyak demi kepentingan kekuasaan golongan
parpol itu sendiri.
Propaganda : salah satu bentuk komunikasi yang paling ekstrim
dalam dunia politik adalah propaganda. Karena pesan yang
disampaikan dalam kegiatan ini bersifat terus menerus demi
menciptakan sebuah opini public yang baru dan diharapkan
menjadi kuat, sehingga dalam hal ini khalayak dapat disetir oleh
pemberitaan yang disampaikan oleh komunikator pesan tersebut.
9. TAKTIK
Plans are only good intentions unless they immediately degenerate into hard
work.
Peter Drucker

25
Kita mengetahui tujuan kita; Kita mengetahui apa yang kita bicarakan; Kita
mengetahui kita berbicara dengan siapa. Kita membutuhkan itu menentukkan
bagaimana kita berbicara. Bagaimana Kita akan mendapatkan perhatian dari
masyarakat yang kita tuju? Tahapan Ini akan membantu jika kita berpikir
tentang pengumuman kita dalam tiga tahap:
1. Pra- pemberitahuan : Bagaimana prasyarat stakeholder / pemegang saham
/ konsumen / orang Media menjelang pemberitahuan?
2. Pemberitahuan : Bagaimana meluncurkan inisiatif?
3. Pasca pemberitahuan : Bagaimana akan mempertahankan masyarakat yang
ada setelah pemberitahuan?
Strategi.
Sama seperti dari semua bagian rencana yang ada, taktik harus sesuai
dengan strategi. Jika telah memilih untuk menghadapi profil tinggi (pejabat
tinggi Negara) memakai strategi proaktif, taktik sangat jelas berbeda dengan
jika memilih profil rendah, dengan memakai pendekatan reaktif. Apakah
memutuskan untuk berkomunikasi melalui media, ke atau melalui stakeholder
atau langsung ke konsumen?
Juga pertimbangkan konteks dan lingkungan. Apakah perlu untuk
meningkatkan tema pembicaraan sebelum membuat pemberitaan? Jika
mengikuti proses perencanaan dengan baik, proses itu sendiri akan membantu
untuk melakukan hal ini. Dengan menempatkan proses taktik, dengan
memaksa diri untuk mempertimbangkan inisiatif dari setiap sudut yang
memungkinkan. Itu berarti cenderung sedikit mendapatkan kegagalan
(mungkin) rilis berita yang tidak pantas dan / atau acara media yang tidak
rasional.
Komprehensif
Pastikan menangani semua rencana di masyarakat. Periksa bahwa kita
tidak kehilangan kelompok penting. yaitu dengan selalu mendengarkan
keluhan masyarakat yang nantinya akan menjadi masukan.
Tip sangat berguna: Buat tabel dengan masyarakat di sisi kiri dan
taktik yang diusulkan di bagian atas. Memeriksa taktik yang mengenai sasaran

26
masyarakat. Pastikan selalu mengatasi setiap permasalahan masyarakat
dengan dua atau tiga taktik.
Pilihan Taktis
Berikut adalah beberapa tahapan pilihan yang dipertimbangkan. Ingat
bahwa banyak dari ini mungkin memerlukan rencana mereka sendiri:
a. tempat bercerita; melempar proaktif;
b. Menyebutkan dalam pengumuman lainnya / peristiwa
c. Media acara
d. Pengumuman daerah
e. Pidato
f. media cetak, rilis berita (dan / atau siaran pers media sosial), latar
belakangnya, lembar fakta
g. Brosur
h. Laporan resmi
i. Tindak lanjut pengumuman, tonggak, hasil, bukaan
j. Konsultasi stakeholder atau peristiwa
k. Surat kepada pemangku kepentingan
l. Iklan - TV / radio / cetak / keluar dari rumah / interaktif
m. Laporan email
n. Hubungan Blogger
o. Pencapaian jaringan sosial
p. Pengembangan komunitas online / outreach
10. ISU
Isu-isu manajemen adalah mengatur semua masalah yang ada di
masyarakat sebelum mereka menjadi lebih krompleks. Rencana komunikasi akan
membantu untuk mempersiapkan penyelesaian isu-isu yang ada di masyarakat.
Ini diperlukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin muncul
dengan beberapa pemikiran yang cermat biasanya dapat menangkap banyak hal
sehingga permasalahan yang mungkin timbul dapat diatasi.
Dalam format rencana komunikasi bagian masalah sering digunakan
sebagai dasar dari media Q, sedangkan jawaban atas masalah yang ada biasanya

27
memakai format A. Dengan demikian, kita biasanya menulis mereka dalam
format Q & A.
Ini memiliki manfaat tambahan untuk membuat masalah lebih mudah
untuk diatasi dan dipahami:
Q: Bagaimana dengan X?
A: Berikut tanggapan kami.
Mengidentifikasi isu
Agar timbul jawaban yang inovatif perlu adanya tanyakan pada diri
beberapa pertanyaan untuk mempersiapkan jawaban dari permasalahan yang ada:
a. Apa yang berubah?
b. Bagian-bagian yang kontroversial?
c. Apakah ada kelompok advokasi memperhatikan ini?
d. Yang mungkin tidak seperti itu, dan apa yang mungkin mereka tidak
suka?
e. Apakah pemangku kepentingan apapun mengharapkan sesuatu yang
berbeda?
f. Apakah ada aspek ini menarik perhatian media di masa lalu?
g. Blog yang menulis tentang topik ini? Apa yang mereka katakan di
masa lalu?
h. Ini akan memiliki dampak emosional pada orang-orang?
i. Apa pun yang Kita lakukan mempengaruhi orang lain secara
langsung? Apakah Kita (sebagai organisasi) berbicara dengan mereka
tentang hal ini?
j. Apakah ada bagian ini sulit dimengerti? Apa yang mungkin perlu
menjelaskan lebih lanjut?
Dengan banyaknya pertanyaan yang sudah dipersiapkan ini akan
membantu dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Selain dengan
membuat pertanyaan, pahami juga konteksnya, lingkungan sekitar dan analisis
dari pemangku kepentingan khususnya, dengan begitu akan membuat banyak
pengetahuan untuk menghadapi permasalahan masyarakat. Dan perlu berbicara
dengan ahlinya, orang-orang sekitar sekaligus meminta memberikan masukan atas
permasalahan.

28
Seperti dengan beberapa bagian lain dari rencana komunikasi, harus
berpikir tentang masalah pada bagian manajemen selama proses perencanaan,
bukan hanya pada akhir. Jika memikirkan sesuatu yang mungkin muncul,
menuliskannya sehingga dapat menjadi masukan nanti
Menanggulangi Isu
Sekali telah mengidentifikasi isu-isu potensial, berpikir tentang bagaimana
mungkin bisa menanggulanginya. Kadang-kadang Q & A sederhana akan cukup
untuk menjadi masalah. Lain kali mungkin meninjau kembali bagian-bagian dari
rencana pemberitaan (strategi, pesan, penonton, taktik dll) dan kelemahan dari
lawan. Dalam beberapa kasus mungkin membutuhkan lebih dari sekedar
komunikasi untuk menyelesaikan permasalahan, mungkin mendekati para ahli dan
tokoh penting yang ada bagi masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan
sebelum pemberitaan.
Isu-isu manajemen yang ada dengan dasar yang kuat dapat menjadi acuan
untuk membangun dan membantu untuk mengurangi kemungkinan terjadi sesuatu
yang salah di kemudian hari.

11. ANGGARAN
Sayangnya, bahkan pendekatan komunikasi yang paling dasar datang
dengan biaya terpasang. Dalam rencana komunikasi perusahaan, bagian anggaran
detail ini.
Catharine Montgomery menunjukkan bahwa Kita harus menjaga anggaran
yang tersedia dalam pikiran seluruh proses perencanaan dan mengusulkan sesuai
kegiatan. Namun, untuk tujuan rencana komunikasi perusahaan, bagian ini
berfokus pada detail dan membenarkan pengeluaran yang kita diusulkan.
Banyak Untuk Mempertimbangkan. Jika Kita menggunakan pendekatan
reaktif low-profile untuk komunikasi Kita, maka anggaran untuk inisiatif Kita
mungkin sangat rendah/terbatas. Namun, jika Kita mengadopsi strategi high-
profile, biaya Kita mungkin jauh lebih tinggi .
Perhatikan, misalnya, pengumuman yang relatif sederhana direncanakan
pada awal 2008. Biaya termasuk:
Media acara pementasan

29
Pencahayaan , audio , lokasi
On- situs video & produksi audio dan editing
Penyewaan mobil untuk memajukan lokasi dan menghadiri acara
tersebut
Produksi bahan Media dan kawat biaya
Bahan komunikasi lain
kampanye pendidikan publik
Semua ini untuk pengumuman bahwa, meskipun profil tinggi, memiliki
nol biaya sewa tempat, tidak ada media interaktif atau baru yang signifikan, tidak
ada pemasaran nyata, tidak ada riset pasar dan tidak ada iklan.
Berbuat salah di sisi of detail
Jika Kita ajukan peluncuran dengan biaya yang signifikan (terutama jika
Kita ajukan untuk memasukkan iklan sebagai bagian dari campuran), cobalah
untuk membuat kasus yang kuat untuk pengeluaran tersebut. Kita akan merasa
jauh lebih mudah untuk mendapatkan proposal Kita disetujui jika Kita
memberikan rincian secara rinci dari biaya dan membuat kasus untuk mereka.
Kadang-kadang Kita mungkin ingin menawarkan beberapa pilihan untuk
pendekatan dalam rencana Kita . Sebagai contoh, Kita mungkin ingin mengajukan
profil tinggi pilihan rollout rendah, sedang dan bersama dengan rekomendasi. Jika
demikian , pastikan Kita menawarkan perkiraan biaya untuk setiap opsi . Dimana
dana tersebut akan berasal? Apakah itu cocok dalam anggaran komunikasi yang
telah ditentukan atau akan dana tambahan diperlukan ? Jika demikian, apa
persetujuan yang diperlukan ?

12. EVALUASI
Ini dia tahap terakhir kita mempersiapkan rencana komunikasi yaitu
evaluasi. Saya sarankan Kita untuk mempertimbangkan analisis Kita dan tujuan (
Kita perlu tahu apa yang Kita ukur), tetapi di luar titik bahwa itu sebagian besar
terserah Kita.
Evaluasi merupakan daerah yang sulit untuk diatasi , dan salah satu yang
sering diabaikan dalam public relations. Ada banyak alasan untuk ini :

30
Mencoba tantangan untuk menemukan sistem pengukuran yang
bertanggung jawab atas berbagai taktik mungkin dalam kampanye public
relations
Keengganan klien, baik itu internal atau eksternal, untuk
mendedikasikan anggaran untuk evaluasi
Kurangnya kriteria mapan untuk mengukur keberhasilan media
sosial
Bergerak cepat kecepatan komunikasi yang menggerakkan kita ke
pengumuman berikutnya segera setelah yang terakhir selesai .
Tujuan Kita
Tujuan Kita dalam bagian evaluasi Kita adalah untuk lay out bagaimana Kita akan
mengukur keberhasilan komunikasi Kita. Dalam inisiatif profil tinggi ini mungkin
melalui berbagai tahap pengumuman Kita ( kami mengidentifikasi tiga - pra -
pengumuman, pengumuman dan pasca - pengumuman - ketika kita melihat taktik
sebelumnya ); pada orang lain, hal itu mungkin memiliki lingkup yang lebih kecil.
Pengukuran
Jika Kita merencanakan peluncuran bertahap program komunikasi Kita,
cobalah untuk mengukur hasil Kita dari waktu ke waktu. Di samping memberikan
hasil yang lebih kredibel, ini memiliki manfaat tambahan yang memungkinkan
Kita untuk mengambil tindakan korektif jika Kita merasa aktivitas Kita tidak
mendapatkan hasil yang diinginkan. Lihatlah tonggak yang berbeda yang telah
diidentifikasi untuk proyek dan mempertimbangkan mana yang cocok poin di
mana untuk mengukur.
Jika memungkinkan, cobalah untuk menetapkan patokan untuk mengukur.
Entah itu penjualan, kesadaran, volume korespondensi, sikap atau ukuran lain,
Kita dapat membuat kasus yang jauh lebih menarik bahwa Kita telah berhasil jika
Kita dapat menunjukkan sebelum / setelah perbandingan. Tentu saja bahwa Kita
juga harus mengukur pada akhir inisiatif untuk melihat apakah Kita sudah
berhasil. Idealnya, Kita akan dapat merujuk pada hasil yang menunjukkan apakah
tujuan bisnis yang dicapai juga berhasil.
Metriks Potensial

31
Kita pasti tidak ahli dalam taktik pengukuran tapi di sini ada beberapa
metrik untuk mempertimbangkan, tergantung pada tujuan Kita:
liputan media
Berapa banyak cakupan yang kita terima?
Apa nada cakupan yang ( positif / negatif) ?
media yang liputan di ? Dimana pada mereka outlet ? Apa
penonton penempatan ?
Apakah Kita mencapai visual yang diinginkan ?
Apakah mereka mengambil pesan-pesan kunci Kita ?
Apakah juru bicara Kita dikutip ?
Apakah menyebutkan inisiatif Kita fokus liputan, atau catatan ?
Metode untuk mencapai metrik ini bervariasi. Sementara saya
belum menggunakannya secara pribadi, Media Relations Penilaian
sistem Points telah mencapai beberapa traksi ( lihat posting Satu
Gelar Ben Boudreau untuk studi kasus ).
interaktif
Berapa banyak pengunjung melihat konten Kita ?
Berapa lama mereka menghabiskan waktu di situs tersebut ?
Halaman Apa yang mereka kunjungi ?
Apakah mereka memukul halaman arahan tertentu?
Apa tingkat bouncing mereka ?
Apa tingkat konversi mereka ( mengidentifikasi tujuan bagi
pengunjung - pembelian / pendaftaran / download , dll ) ?
pengukuran Sosial media bahkan lebih diperdebatkan dari PR
biasa. tetapi pada mereka hanya proxy terbaik untuk pengukuran
lebih bermakna .
Untuk pemula, Joseph Thornley juga bekerja pada sebuah kertas
pengukuran media sosial setelah penyelenggaraan Social Media
Pengukuran Roundtable di Toronto pada awal tahun 2008 .
Stakeholder
o Bagaimana stakeholder Kita bereaksi ?
pertanyaan publik

32
o Berapa banyak surat / email / panggilan yang Kita terima tentang
topik ini ? Apakah itu lebih tinggi atau lebih rendah dari biasanya ?
o Apa nada korespondensi masuk ?
o Apa yang wartawan katakan / bertanya?
2.11 Foto Kegiatan Kampanye Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Mataram

Gambar 1 ; Ketepatan dalam memilih singkatan untuk nama pasangan yaitu


AMAN

33
Gambar 2 ; Memberikan Semangat dan Motivasi Saat Kampanye
dilaksanakan

Gambar 3 ; Mampu Beradaptasi dengan Segala lapisan Masyarakat

34
Gambar 4 ; Berkumpul Bersama di Posko Pemenangan

35
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perencanaan Komunikasi politik merupakan suatu proses dimana
meletakkan dasar-dasar yang akan menjadi materi yang akan dikonsumsi
oleh masyarakat. Pada dasarnya komunikasi politik sangatlah lekat dengan
peran media massa dan perang aktor komunikan. Perencanaan komunikasi
politik sering juga digambarkan sebagai strategi dalam mengambil alih
perbincangan politik. Perbincangan politik yang dimaksudkan disini adalah
segala isu atau kabar yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak komunikan.
Perencanaan komunikasi politik yang baik digunakan, adalah
perencanaan politik yang dapat secara langsung mengena pada masyarakat.
Maksudnya pada saat pelaksanaanya rencana yang dijalankan dapat
dipahami oleh masyarakat secara luas. Sehingga dampak yang diinginkan
dari perencanaan komunikasi tersebut dapat dicapai sesuai target.
Dalam pencapaian tujuan dari perencanaan politik, faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara lain: Konteks, Lingkungan, Stakeholders, Tujuan,
Strategi, Pendengar, Pengumuman, Pesan, Taktik, Isu, Anggaran, Evaluasi.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi adanya perubahan dalam
implementasi komunikasi politik yang telah disiapkan.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis terhadap perencaaan
komunikasi politik antara lain:
1. Kepada Stakeholders agar lebih tanggap mengenai isu-isu dan
memperhatikan permasalahan yang terjadi pada masyarakat.
2. Kepada Masyarakat agar dapat mengetahui bagaimana proses
komunikasi politik mulai dari perencanaannya hingga
implementasinya. Hal tersebut dapat digunakan sebagai antisipasi
terhadap ketidak-pahaman masyarakat atas komunikasi yang
diberikan oleh para pemangku kepentingan.

36
3. Kepada mahasiswa/pelajar agar lebih giat dalam mengkritisi
perencanaan-perencanaan komunikasi politik yang out of date dan
tidak lagi relefan dengan keadaan politik saat ini.

37
Daftar Pustaka
Assegaff, Djaffar, H. 1982. Jurnalistik Masa Kini Jakarta : Ghalia Indonesia.

___________. 1991. Jurnalistik Masa Kini Pengantar Ke Praktek Wartawan.


Jakarta : Ghalia Indonesia.

Dagun M. Save..1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Golo Riwu.

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung. :


Alumni.

___________. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung : Remaja Pusdakarya.

___________. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya
Bakti.

___________. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT


Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti.

Hikmat, Kusumaningrat 2005. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Junaedhi, Kurniawan. 1991. Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia


Pustaka Utama.

M.Romli, Asep Syamsul. S.IP. 2001. Jurnalistik Praktis. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Miriam, Budiarjo Prof,. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Muhtadi, Asep Saipul. 1999. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. Jakarta:
Logos.

Rakhmat, Jalaludin.1989. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda


Karya.

Sastro, Poetro,R.A. 1990. Pendapat, Publik, Khalayak, Komunikasi Sosial.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Stempel, H. Guido. 1983. Seri Penelitian Komunikasi dan Analisis Isi, Penyunting
Jalaludin Rakhmat dan Arko K. Suka. Bandung : Arai Komunikasi.

Suandy, Erly, 2003, Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Penerbit : Salemba Empat,
Jakarta

38
39

Вам также может понравиться