Вы находитесь на странице: 1из 17

MAKALAH SEDIMENTASI

Assalamu Alaikum Wr. Wb.


Hai, Sahabat Blogger!! Apa kabar?? Semoga baik-baik saja yach!!
Postingan ini, postingan ketujuh saya, semoga bermanfaat!!
Amiin

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu


Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul SEDIMENTASI.
Dan tak lupa juga sholawat serta salam kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW. karena Beliaulah yang membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Suatu kebahagiaan bagi kami karena dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, tanpa halangan dan kesulitan.
Terimah kasih atas partisipasi anda untuk membaca makalah
dari kami, serta teriring doa semoga kita semua sukses. Amin.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

Watampone, 4 Februari 2013

Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

1
DAFTAR ISI

... 2
BAB I PENDAHULUAN

.3
A. LATAR BELAKANG

3
B. TUJUAN

3
BAB II PEMBAHASAN

. 4
A. PENGERTIAN SEDIMENTASI
.. 4
B. TIPE-TIPE SEDIMENTASI

4
C. PROSES TERJADINYA SEDIMENTASI
.5
D. PROSES PENGANGKUTAN SEDIMENTASI
.. 8
E. HASIL DARI SEDIMENTASI
. 9
F. CIRI BENTANG ALAM AKIBAT PROSES SEDIMENTASI
. 13
G. UPAYA PENGENDALIAN SEDIMENTASI
. 16
BAB III PENUTUP

..17
A. KESIMPULAN

17
B. SARAN

..17
DAFTAR PUSTAKA
..
. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan,
melayangnya (suspensi) atau mengendapnya material fragmentasi
oleh air. Sedimentasi merupakan akibat adanya erosi, dan memberi
banyak dampak di sungai, saluran, waduk, bendungan atau pintu-
pintu air, dan di sepanjang sungai.
Sedimentasi merupakan proses terakhir dalam aktivitas tenaga
eksogen yang meliputi pelapukan, erosi, dan masswasting. Proses
ini dapat terjadi di daratan, danau, sekitar sungai ataupun dipantai.
Pengendapan batuan atau tanah terjadi jika zat yang mengangkatnya
mengalami penurunan kecepatan gerak atau bahkan berhenti sama
sekali.
B. TUJUAN
Ada beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sedimentasi.
2. Bisa mengetahui tipe-tipe sedimentasi.
3. Mengetahui bagaimana proses terjadinya sedimentasi.
4. Agar mengetahui bagaimana proses pengangkutan
sedimentasi.
5. Mengetahui hasil dari sedimentasi.
6. Apa saja ciri bentang alam akibat proses sedimentasi.
7. Dapat mengetahui upaya pengendalian sedimentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SEDIMENTASI
Sedimentasi merupakan pengendapan material yang dibawah
oleh angin, air, atau gletser. Semua hasil erosi akan diendapkan
disuatu tempat, baik di sungai, lembah, lereng pegunungan ataupun
dasar laut yang dangkal. Kadang kala hasil sedimentasi kembali
mengalami erosi. Jika ini terjadi, akan terbentuk peneplain.
Foster dan Meyer (1977) berpendapat bahwa erosi sebagai
penyebab timbulnya sedimentasi yang disebabkan oleh air terutama
meliputi proses
pelepasan (detachment), penghanyutan (transportation),dan
pengendapan (depotition) dari partikel-partikel tanah yang terjadi
akibat tumbukan air hujan dan aliran air.
B. TIPE-TIPE SEDIMENTASI
Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan pertikel
untuk berinteraksi, sedimentasi dapat diklasifikasikan kedalam
4 tipe (dapat dilihat pada gambar V.1), yaitu:
1. Settling tipe I: merupakan pengendapan partikel
diskret, partikel mengendap secara individual dan
tidak ada interaksi antar-partikel.
2. Settling tipe II: merupakan pengendapan partikel
flokulen, terjadi interaksi antar-partikel sehingga
ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan
bertambah.
3. Settling tipe III: merupakan pengendapan pada
lumpur biologis, dimana gaya antar-partikel saling
menahan partikel lainnya untuk mengendap.
4. Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikelyang
telah mengendap yang tejadi karena berat partikel.

C. PROSES TERJADINYA SEDIMENTASI


Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaga yang
mengendapkannya, proses sedimentasi dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu:
1. Sedimentasi fluvial, merupakan proses prngendapan materi
yang diangkut oleh sungai dan diendapkan disepanjang
aliran sungai , danau, waduk, atau muara sungai. Hasil
bentuknya antara lain delta dan bantaran sungai.
2. Sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial, )merupakan
proses pengendapan materi yang diangkut oleh angin.
Bentuknya antara lainberupa gugus pasir (sand dunes) atau
gundukan pasir yang seringkali ditemukan di pantai.
3. Sedimentasi laut (marine sedimentation), merupakan hasil
abrasi pantai yang kemudian diendapkan kembali
disepanjang pantai. Contoh hasil bentukannya, antara lain
endapan puing karang (beach), endapan gosong pasir (bar),
dan endapan pasir yang menghubungkan dua pulau
(tombolo).
Sedimen di dalam sungai, terlarut atau tidak terlarut,
merupakan produk dari pelapukan batuan induk yaitu partikel-
partikel tanah. Begitu sedimen memasuki badan sungai, maka
berlangsunglah pengangkutan sedimen. Kecepatan
pengangkutan sedimen merupakan fungsi dari kecepatan
aliran sungai dan ukuran partikel sedimen. Partikel sedimen
ukuran kecil seperti tanah liat dan debu dapat diangkut aliran
air dalam bentuk terlarut (wash load). Pasir halus bergerak
dengan cara melayang (suspended load), sedang partikel yang
lebih besar antara lain, pasir kasar cenderung bergerak dengan
cara melompat (saltation load). Partikel yang lebih besar dari
pasir, misalnya kerikil (gravel) bergerak dengan cara merayap
atau menggelinding di dasar sungai (bed load) seperti tampak
pada gambar V.2. Karenabed load senantiasa bergerak, maka
permukaan dasar sungai kadang-kadang naik (agradasi), tetapi
kadang-kadang turun (degradasi) dan naik turunnya dasar
sungai disebut alterasi dasar sungai (river bed
alterasion). Wash load dan suspended loadtidak berpengaruh
pada alterasi dasar sungai, tetapi dapat mengendap di dasar-
dasar waduk atau muara-muara sungai. Penghasil sedimen
terbesar adalah erosi permukaan lereng pegunungan, erosi
sungai (dasar dan tebing alur sungai) dan bahan-bahan hasil
letusan gunung berapi yang masih aktif.

GAMBAR V.2
Proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
:
a. Proses sedimentasi secara geologis
Sedimentasi secara geologis merupakan proses erosi
tanah yang berjalan secara normal, artinya proses
pengendapan yang berlangsung masih dalam batas-batas
yang diperkenankan atau dalam keseimbangan alam dari
proses degradasi dan agradasi pada perataan kulit bumi
akibat pelapukan.
b. Proses sedimentasi yang dipercepat
Sedimentasi yang dipercepat merupakan proses
terjadinya sedimentasi yang menyimpang dari proses
secara geologi dan berlangsung dalam waktu yang cepat,
bersifat merusak atau merugikan dan dapat mengganggu
keseimbangan alam atau kelestarian lingkungan hidup.
Kejadian tersebut biasanya disebabkan oleh kegiatan
manusia dalam mengolah tanah. Cara mengolah tanah
yang salah dapat menyebabkan erosi tanah dan
sedimentasi yang tinggi.
D. PROSES PENGANGKUTAN SEDIMENTASI
Proses pengangkutan sedimen (sediment transport) dapat
diuraikan meliputi tiga proses sebagai berikut :
a. Pukulan air hujan (rainfall detachment) terhadap bahan
sedimen yang terdapat diatas tanah sebagai hasil dari erosi
percikan (splash erosion) dapat menggerakkan
partikelpartikel tanah tersebut dan akan terangkut bersama-
sama limpasan permukaan (overland flow).
b. Limpasan permukaan (overland flow) juga mengangkat
bahan sedimen yang terdapat di permukaan tanah,
selanjutnya dihanyutkan masuk kedalam alur-
alur (rills), dan seterusnya masuk kedalam selokan dan
akhirnya ke sungai.
c. Pengendapan sedimen, terjadi pada saat kecepatan aliran
yang dapat mengangkat (pick up velocity) dan mengangkut
bahan sedimen mencapai kecepatan pengendapan (settling
velocity)yang dipengaruhi oleh besarnya partikel-partikel
sedimen dan kecepatan aliran.
Macam-Macam Pengangkutan Sedimen
Besarnya ukuran sedimen yang terangkut aliran air
ditentukan oleh interaksi faktor-faktor sebagai berikut: ukuran
sedimen yang masuk ke badan sungai, karakteristik saluran,
debit dan karakteristik fisik partikel sedimen. Besarnya
sedimen yang masuk sungai dan besarnya debit ditentukan
oleh faktor iklim, topografi, geologi, vegetasi dan cara
bercocok tanam di daerah tangkapan air yang merupakan asal
datangnya sedimen. Sedang karakteristik sungai yang penting,
terutama bentuk morfologi sungai, tingkat kekasaran dasar
sungai dan kemiringan sungai. Interaksi dari masing-masing
faktor tersebut akan menentukan jumlah dan tipe sedimen
serta kecepatan pengangkutan sedimen.
E. HASIL DARI SEDIMENTASI
a. Pengendapan oleh Air
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen
akuatis. Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain,
meander, dataran banjir, tanggul alam, dan delta.
1. Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok-kelok yang
terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-
keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian
hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil.
Akibatnya, sungai mulai menghindari penghalang dan mencari
rute yang paling mudah dilewati. Sementara itu, pada bagian
hulu belum terjadi pengendapan.
Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran
air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander
terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar.
Di bagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan,
sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan
terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-
menerus, akan membentuk meander.
Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, di
mana pengikisan dan pengendapan terjadi secara berturut-
turut. Proses pengendapan yang terjadi secara terus-menerus
akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari
aliran sungai, sehingga terbentuk oxbox lake.
2. Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau
laut, kecepatan alirannya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi
pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan
sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh
aliran air. Setelah sekian lama, akan terbentuk lapisan-lapisan
sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen membentuk
dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati
muaranya dan membentuk delta.
Pembentukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,
sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan
masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di sepanjang
pantai tidak terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh
bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali
Brantas.
GAMBAR DELTA
Contoh lain dari delta, yaitu:
a. Delta runcing, contoh: delta sungai tiber di pantai Italia.
b. Delta cembung atau delta busur seperti kipas. Contoh:
delta sungai Nil di Mesir.
c. Delta pengisi estuarium. Estuarium adalah muara sungai
yang berbentuk corong. Contoh: delta sungai seine di
Prancis.
d. Delta kaki burung atau delta lobben. Contoh: delta
sungai Mississippi di teluk Meksiko.
3. Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara
cepat. Akibatnya, terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke
tepi sungai. Pada saat air surut, bahan-bahan yang terbawa
oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya,
terbentuk suatu dataran di tepi sungai. Timbulnya material
yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya,
tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang
terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.
b. Pengendapan oleh Air Laut
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen
marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya
gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut,
antara lain, pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai.
Biasanya terdiri atas material pasir. Ukuran dan komposisi
material di pantai sangat bervariasi tergantung pada perubahan
kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut.
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang
pantai. Jika terjadi perubahan arah, arus pantai akan tetap
mengangkut material-material ke laut yang dalam. Ketika
material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan
material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material
yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu
disebut tepi. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin
panjang. Kadangkadang spit terbentuk melewati teluk dan
membentuk penghalang pantai (barrier beach). Apabila di
sekitar spit terdapat pulau, biasanya spit akhirnya tersambung
dengan dataran, sehingga membentuk tombolo.
GAMBAR

TOMBOLO

c. Pengendapan oleh Angin


Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen
aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat
berupa gumuk pasir (sand dune).
Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun
gurun. Gumuk pasir terjadi jika terjadi akumulasi pasir yang
cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut
dan mengendapkan pasir di suatu tempat secara bertahap
sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir
(sand dunes).
Bentukan alam hasil pengendapan angin selain dari gumuk
pasir, antara lain:
1. Tanah Loss, yaitu debu yang dibawah oleh angin dari
gurun yang mengendap disekitarnya.
2. Barchan, yaitu gumuk pasir yang berbentuk seperti tapal
kuda. Terdapat disekitar Pantai Parangritis Yogyakarta.
3. Beach ridge, yaitu beting pantai yang berupa gundukan
pasir atau puing-puing batu karang di sekitar Pantai
Cliff.
4. Moraine, kettles, esker, dan drumline, yaitu gundukan
batuan yang tertinggal diujung gletser.
d. Pengendapan oleh Gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen
glasial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah
bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat
musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang
meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil
pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah.
Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi
berbentuk U.
F. CIRI BENTANG ALAM AKIBAT PROSES SEDIMENTASI
Material-material yang dibawah dari wilayah kikisan akan
diendapkan pada wilayah-wilayah pengendapan. Hal ini terjadi
karena tenaga yang membawah hasil kikisan telah berkurang,
sehingga sebagia atau seluruh material yang dibawahnya
diendapkan. Tentu saja material-material yang berukuran lebih
besar akan diendapkan terlebih dahulu disbanding material yang
lebih halus. Kerena proses tersebut, maka ciri-ciri wilayah endapan
adalah sebagai berikut:
1. Daerah cekungan dan daratan merupakan daerah endapan
dari bentuk muka bumi disekitarnya yang lebih tinggi.
2. Berdasarkan hal tersebut, maka lungkungan tertentu dapat
menjadi petunjuk bahwa daerah tersebut merupakan
wilayah endapa. Misalnya danau, kipas alluvial, dataran
sekitar sungai (dataran alluvial), bukit pasir (barkhan), dan
ujung gletser. Di daerah sekitar pesisir ditemukan
beberapa wilayah endapan, seperti delta, laut dangkal,
laguna, dan dataran pasang.
3. Karena material tanah banyak diendapkan pada wilayah
endapan, maka wilayah ini memiliki kedalaman tanah
relatif tebal atau dalam.
4. Biasanya, tanah yang dibawa dari wilayah kikisan
merupakan tanah yang subur. Akibatnya, pada wilayah
endapan akan terbentuk endapan tanah yang subur pula.
5. Biasanya ditemukan struktur pelapisan atau stratifikasi
pada lapisan tanahnya sebagai akibat dari pengendapan
material yang tidak sama ukurannya atau karena proses
pemilihan (butiran kasar berada di bawah butiran halus).
6. Kadang ditemukan fosil makhluk hidup, baik tumbuhan
maupun hewan yang terkubur pada saat pengendapan.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat kita sebutkan
beberapa bentukan hasil proses pengendapan, antara lain
berupa delta, tanggul sungai, tanggul pantai, beting, gosong,
meander, dan sungai mati.
Delta merupakan hasil pengendapan sungai. Adanya delta
juga menunjukkan aliran air di daerah tersebut adalah
tenang.
GAMBAR DELTA
Tanguul sungai, terdapat di tepi sungai dan arahnya
sejajar dengan sungai.
Tanggul pantai, merupakan hasil pengendapan material
yang dibawaoleh sungai tetapi dibantu oleh arus laut
dengan arah tegak lurus terhadap tanggul sungai.
Beting, merupakan endapan di tengah sungai. Atau di
muara karena menurunnya daya angkut air sungai dengan
tiba-tiba.
Gosong sama dengan beting, hanya saja permukaan
gosong kadang-kadang tampak di permukaan air, kadang-
kadang tidak.
Meander, merupakan belokan sungai hingga 180 derajat
atau lebih.
Sungai mati (oxbow lake), yaitu bagian sungai yang
terpotong yang berbentuk bulan sabit dan merupakn
sungai mati, sehingga tampak seperti danau.
G. UPAYA PENGENDALIAN SEDIMENTASI
Cara pengendalian sedimen yang terbaik adalah
pengendalian sedimen yang dimulai dari sumbernya, yang
berarti merupakan pengendalian erosi. Upaya pengendalian
sedimen untuk memperkecil akibat-akibatnya antara lain
berupa:
a. Pengendalian sungai (river training)
b. Perencanaan bangunan inlet yang baik untuk penyadapan
air ke saluran
c. Pemilihan lokasi bendungan yang tepat
d. Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen (chek dam)
di hulu waduk
e. Membuat alur pintas atau sudetan
f. Perencanaan outlet waduk yang baik
g. Perencanaan bangunan (structures) yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sedimentasi merupakan proses terakhir dalam aktivitas tenaga
eksogen yang meliputi pelapukan, erosi, dan masswasting. Proses
ini terjadi di daratan, pantai, danau, sungai, maupun lautan.
Sedimentasi menghasilkan ciri dan alam yang berbeda-beda.
B. SARAN
Marilah kita bersama-sama menjaga alam ini dengan baik agar
kekayaan di alam tidak berkurang dan semakin membaik.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/architecture/2311418-
pengertian sedimentasi/#ixzz2JdUdfxZO
http://www.scribd.com/doc/48859285/PROSES-SEDIMENTASI
http://tugasgeografi.wordpress.com/2011/03/10/sedimentasi/isi
Meurah, Cut, dkk. Geografi. Jakarta : PT. Phibeta Aneka Gama,
2006
Uli H, Marah dan Asep Mulyadi. Geografi. Jakarta : Erlangga, 2007
Gatot Sulistyanto, Iwan. Geografi. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009
Soegimo, Dibyo dan Ruswanto. Geografi. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009
Tambahin juga alamat blogku!! Wajib!!!

Вам также может понравиться