Вы находитесь на странице: 1из 41

ARSITEKTUR BENTANG LEBAR

1. MACAM-MACAM STRUKTUR BENTANG LEBAR

May 24

Posted by adampriyadi

A. Pengertian Bangunan Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar
dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secara umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana dan
bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan
langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan
bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar,
bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas
kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung
pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul
dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.

Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu :

Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.

Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung

Struktur Plan dan Grid

Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jarring)

Struktur Cangkang

Sedangkan Sutrisno 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu :

Struktur ruang, yang terdiri atas :

- Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)

- Struktur rangka ruang

Struktur permukaan bidang, terdiri atas :

- Struktur Lipatan

- Struktur Cangkang

- Membran dan Struktur Membran


- Struktur Pneumatik

Struktur Kabel dan Jaringan

B. Pengelompokan Struktur Bentang Lebar

Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :

a. Form Active Structure System

1. Cable System (Sistem Struktur Kabel)

Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah elemen yang berfungsi sebagai penarik.
Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan gaya horizontal dengan asumsi bahwa kabel selalu berada
dalam keadaan miring. Gaya vertikal yang bekerja pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai bentangan
yang sama dan tinggi yang berada adalah selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya akan selalu berubah
tergantung tingginya. Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka semakin
kecil gaya horizontalnya.

2. Tent System (Sistem Struktur Tenda)

Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan mengalami terutama
tegangan tarik. (Sumber: Struktur. Daniel L. Schodek:431)

Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan angin yang dapat mengakibatkan kibaran pada permukaan dan
perubahan bentuk yang terjadi.

Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan cara dengan memberikan tekanan dari dalam membran (internal rigid
structures) dengan cara memberikan volume dalam membran sampai pada batas maksimal yang juga didukung oleh
sistem- sistem peregangan sehingga sifat permukaan struktur membrann menjadi kaku.

3. Pneumatic System

Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus yang digunakan pada gedung. Ada dua
kelompok utama pada struktur pneumatik: struktur yang ditumpu udara (air-suported structure) dan struktur yang
digelembungkan udara (air-infalated structure). Struktur yang ditumpu udara terdiri atas satu membran (menutup
ruang yang beguna secara fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan tekanan internal kecil.

Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh kandungan udara bertekanan yang menggelembungkan elemen-
elemen gedung. Volume internal udara gedung tetap sebesar tekanan udara Struktur yang digelembungkan udara
mepunyai mekanisme pikul beban yang lain. Uadara yang ditekan digunakan untuk menggelembungkan bentuk-
bentuk (misalmya pelengkung, dinding, ataukolom) yang digunakan untuk penutup gedung.

Ada dua jenis utama dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak digunakan, yaitu struktur rib
tergelembung dan struktur dinding rangkap. Untuk mendapat kestabilan, struktur yang digelembungkan udara
biasanya memerlukan tekanan tekanan yang lebih besar dari pada yang dbutukkan oleh struktur yang ditumpu
udara. Hal ini karena karena tekanan internal tidak dapat langsung digunakan untuk mengimbangi beban eksternal,
tetapi harus digunakan untuk memberi bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang ditumpu udara
dapat mempunyai bentang lebih besar daripada struktur yang digelembungkan.
4. Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah digunakan bangsa Romawi dan Yunani,
terutama untuk membuat bangunan yang memerlukan bentangan yang besar/luas. Pada zaman itu maupun saat ini
sistem struktur busur dibuat dengan bahan padat yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga dikembangkan
dengan menggunakan bahan bangunan yang modern dari kayu, besi/baja.

Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil laggi dan dapat mengakibatkan keruntuhan. Oleh karena
itu jika ingin memperoleh struktur busur dengan kekuatan struktur yang baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat
digunakan pengikat (bracing) pada bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari dimensi ketebalan busur dan
luas bentang busur dapat dibuat dari kabel, baja, besi, kayu maupun beton.

b. Bulk Active Structure System

1. Beam System

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen kaku vertikal. Elemen
horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut
ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan
beban tersebut ke tanah. Balok akan melentur sebagai kibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga
balok sering disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada
umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan balok tungga di atas
tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus merupakan struktur yang lebih
menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di atas dua tumpuan sederhana.

2. Frame System

Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari batang-batang yang panjangnya
jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran penampangnya Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari
pertentangan antara gaya tarik bumi dan kekokohan; dan kontruksi rangka yang modern adalah hasil penggunaan
baja dan beton secara rasional dlm bangunan.

Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal, berfungsi sebagai penyalur
beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media
pembagian lentur. Kemudian kebutuhan-kebutuhan terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk melengkapi
kebutuhan bangunan untuk hidup manusia, dapat diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan
tsb diatas.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan dan dinding-dinding atau elemen
lainnya yg menempel padanya merupakan elemen yg tidak struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur
ini adalah kayu, baja, beton atau lain-lain bahan yg tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa
kini banyak digunakan baja dan beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar.

3. Beam Grid and Slab System

Struktur balok grid terdiri atas balok-balok yang saling bersilangan, dengan jarak yang relatif rapat, yang menumpu
pelat atas yang tipis. Sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi berat sendiri pelat, sehingga lendutan dari pelat
yang besar dapat dikurangi. Sistem ini dinilai efisien untuk bentangan besar dan juga dapat didesain sesuai selera.
a) Struktur Plat

(1) Struktur Plat Satu Arah

Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam pembahasan struktur plat satu arah, yaitu:

Beban Merata

Struktur plat berperilaku hampir sama dengan struktur grid. perbedaannya adalah bahwa pada struktur plat, berbagi
aksi terjadi secara kontinu melalui bidang slab, bukan hanya pada titik- titik tumpuan. Plat tersebut dapat
dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan terhubung satu sama lain
di seluruh bagian panjangnya.

Beban Terpusat

Plat yang memikul beban terpusat berperilaku lebih rumit. Plat tersebut dapat dibayangkan sebagai sederetan jalur
balok yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan terhubung satu sama lain di seluruh bagian panjangnya.
Karena adanya beban yang diterima oleh jalur balok, maka balok cenderung berdefleksi ke bawah. Kecenderungan
itu dikurangi dengan adanya hubungan antara jalurjalur tersebut. Torsi juga terjadi pada jalur tersebut. Pada jalur
yang semakin jauh dari jalur dimana beban terpusat bekerja, torsi dan geser yang terjadi akan semakin berkurang di
jalur yang mendekati tepi plat. Hal ini berarti momen internal juga berkurang. Jumlah total reaksi harus sama dengan
beban total yang bekerja pada seluruh arah vertikal. Jumlah momen tahanan internal yang terdistribusi di seluruh sisi
plat juga harus sama dengan momen eksternal total. Hal ini didasarkan atas tinjauan keseimbangan dasar.

Plat Berusuk

Plat berusuk adalah sistem gabungan balok-slab. Apabila slab mempunyai kekakuan yang relatif kaku, maka
keseluruhan susunan ini akan berperilaku sebagai slab satu arah, bukan balok- balok sejajar. Slab transveral
dianggap sebagai plat satu arah menerus di atas balok. Momen negatif akan terjadipada slab di atas balok.

(2) Struktur Plat Dua Arah

Bahasan atas struktur plat dua arah akan dijelaskan berdasarkan kondisi tumpuan yang ada, yaitu sebagai berikut:

Plat sederhana di atas kolom

Plat yang ditumpu sederhana di tepi-tepi menerus

Plat dengan tumpuan tepi jepit menerus

Plat di atas balok yang ditumpu kolom

b) Struktur Grid

Pada struktur grid, selama baloknya benar-benar identik, beban akan sama di sepanjang sisi kedua balok. Setiap
balok akan memikul setengah dari beban total dan meneruskan ke tumpuan. Apabila balok-balok tersebut tidak
identik maka bagian terbesar dari beban akan dipikul oleh balok yang lebih kaku. Apabila balok mempunyai panjang
yang tidak sama, maka balok yang lebih pendek akan menerima bagian beban yang lebih besar dibandingkan
dengan beban yang diterima oleh balok yang lebih panjang. Hal ini karena balok yang lebih pendek akan lebih kaku.
Kedua balok tersebut akan mengalami defleksi yang sama di titik pertemuannya karena keduanya dihubungkan pada
titik tersebut. Agar defleksi kedua balok itu sama, maka diperlukan gaya lebih besar pada balok yang lebih pendek.
Dengan demikian, balok yang lebih pendek akan memikul bagian beban yang lebih besar. Besar relatif dari beban
yang dipikul pada struktur grid saling tegak lurus, dan bergantung pada sifat fisis dan dimensi elemen-elemen grid
tersebut. Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi dua arah maupun torsi dapat terjadi. Semua elemen berpartisipasi
dalam memikul beban dengan memberikan kombinasi kekuatan lentur dan kekuatan torsi. Defleksi yang terjadi pada
struktur grid yang terhubung kaku akan lebih kecil dibandingkan dengan defleksi pada struktur grid terhubung
sederhana.

C. Vector Active Structure System

1. Flat Truss System (rangka batang bidang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan berada
di dalam satu bidang tunggal.

2.Curved Truss System

Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lengkungan. Sistem struktur rangka bentang
lengkung ini sering disebut juga sistem fame work. Sistem ini dapat mendukung beban atap smpai denganbentang
75 meter, seperti pada hanggar bangunan pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

3. Space Truss System (rangka batang ruang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan
membentuk volume 3 dimensi (ruang).Sering disebut juga sebagai space frame.

Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga dimensi yang membentang dua arah, di
mana batang-batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja. Sistem tersebut merupakan salah satu
perkembangan sistem struktur batang.

Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun berbalikan antara modul satu dengan
modul lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi menjalar mengikuti modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama
lain saling mengatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah goyah.

D. Surface Active Structure System

1.Prismatic Folded Structure System

Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu arah yang diperbesar dengan
menghilagkan permukaan planar sama sekali dan membuat deformasi besar pada pelat sehingga tinggi struktural
pelat semakin besar.

Karakteristik suatu struktur bidang lipat adalah masing- masing elemen pelat berukuran relatif rata (merupakan
sederetan elemen tipis yang saling dihubungkan sepanjang tepinya).

Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak jauh dari bidang tengah stuktur.
Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul beban besar hanya jika tekuk lateral daerah yang tertekan dapat
dicegah sehingga daerah tekan pada setiap pelat akan selalu dapat dikekang pelat sebelahnya.
Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang lebih besar dari bidang datar karena momen energinya lebih besar.

2.Pyramidal Folded Structure System

Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang terdiri dari bidang lipatan yang berbentuk segitiga.

3.Rotational Shell System

Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung yang datar diputar terhadap
suatu sumbu. Shell dengan permukaan ratisional dapat dibagi tiga yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface,
Parabolic Surface.

4.Anticlastic Shell System

Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana dengan arah lengkungan yang
berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan dapat dibagi menjadi beberapa
macamtipe.

2. STUDY KASUS : CONTOH-CONTOH BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN STRUKTUR BENTANG


LEBAR

a) ANALISA STRUKTUR ATAP BENTANG LEBAR KEONG MAS

Dipublikasikan oleh Bagus Bgoezarch

Analisa Struktur Atap Bangunan The Golden Snail TMII ( Keong Mas,TMII )

Apabila dilihat dari tampak potongan bangunan , pada posisi atap dibagian bioskop, atapKeong Mas berbentuk
setengah ligkaran. Untuk interior didalam bioskopnya berbentuk kotak-kotak. Dan sudut pandang orang ditribunnya
atau penonton sekitar 30-45
STRUKTUR ATAP BANGUNAN

Teater Imax Keong Emas mengaplikasikan atap berStruktur Cangkang yakni bentuk structuraltiga dimensional yang
kaku dan tipis yang mempunyai permukaan lengkung. Permukaancangkang dapat mempunyai sembarang bentuk.
Bentuk yang paling umum adalah permukaanyang berasal dari kurva yang diputar terhadap satu sumbu (misalnya,
permukaan bola, elips,kerucut, dan parabola)Menurut pihak Humas TeaterImax Keong Emas, bangunantersebut
menggunakanpondasi tiang pancang daribeton prategang dandihubungkan oleh ring,sehingga sangat cocok
untuk menahan gempa.

Gambar Samping Kiri :Gambar Bagian Rongga Dalam :

Sedangkan bangunan kubah menggunakansistem struktur shell yang merupakan kubahbeton terbesar di Indonesia
dengan diameter46 m dan ketebalan 20 cm untuk bagianbawah serta 15 cm untuk bagian atasnya.Menurut data
yang diperoleh, pembukaan dari struktur shell disanggaholeh busur-busur beton secara tiga dimensi.Tes
pembebanan dilakukan dengan tespembebanan penuh dan tes pembebanananti-simetri dengan beban 1,275 kali
lebihbesar dari beban rencana atau dengan beban300 ton. Selain itu, sistem kanopimenggunakan konstruksi beton
tekan tigadimensi dengan rib baja tarik serta pengisibidang kaca khusus.
Pada dasarnya shell diambil dari beberapa bentuk yang ada dialam seperti kulittelur,tempurung buah kelapa,
cangkang kepiting, cangkang keong, dan sebagainya(CurtSiegel).Shell adalah bentuk struktural tiga dimensional
yang kaku dan tipis yangmempunyaipermukaan lengkung. Shell harus didirikan dari material yang
dapatdilengkungkanseperti beton bertulang, kayu, logam, bata, batu, atau plastik.Cara yang baik untuk mempelajari
perilaku permukaan shell yang dibebani adalah denganmemandangnya sebagai analogi dari membran, yaitu elemen
permukaanyang sedemikiantipisnya hingga hanya gaya tarik yang timbul padanya. Membranyang memikul beban
tegak lurus dari permukaannya akan berdeformasi secara tigadimensional disertai adanya gaya tarik pada
permukaan membran. Yang terpentingadalah adanya dua kumpulan gaya internal padapermukaan membran
yangmempunyai arah saling tegak lurus. Hal yang juga penting adalahadanya tegangangeser tangensial pada
permukaan membran yang juga berfungsi memikulbeban.Pada shell, gaya-gaya dalam bidang yang berarah
mereditional diakibatkan olehbeban penuh.Pada shell, tekanan yang diberikan oleh gaya-gaya melingkar
tidakmenyebabkan timbulnyamomen lentur dalam arah meredional. Dengan demikiancangkang dapat memikul
variasibeban cukup dengan tegangan-tegangan bidang.Variasi pola beban yang ada, bagaimanapun, harus
merupakan transisi perlahan(perubahanhalus dari kondisi beban penuh kekondisi sebagian agar momen lenturtidak
timbul).
Pada pelengkung, beban seperti ini dapat menimbulkan lentur yangbesar, sedangkan padacangkang lentur dengan
cepat dihilangkan dengan aksimelingkar. Cangkang adalah strukturyang unik. Cangkang dapat bekerja
secarafunicular untuk banyak jenis beban yang berbedameskipun bentuknya tidak benar-benar funiculaPersyaratan
Struktur ShellSuatu struktur shell harus mempunyai tiga syarat, yaitu sebagai berikut:Harus memiliki bentuk
lengkung, tunggal, maupun ganda (single or doublecurved)harus tipis terhadap permukaan atau bentangannyaharus
dibuat dari bahan yang keras, kuat, ulet dan tahan terhadap tarikan dantekanan.

1 Single Curved Shell

Shell dengan single curvature yang arah lengkungannya dalam satu arahsertapermukaannya tidak diputar/digeser,
dan dibentuk oleh konus yangsama.Single curved dibentuk oleh:1. Konus2. SilinderContoh : Lengkung Barrel

2 Double Curved Shell

Yaitu shell dengan double curvature yang arah lengkungannya dalam duaarah.Terdiri dari 2 macam:1. Double
Curved Shells yang arah lengkungnya kesatu arah (Synclastic shells)Contoh: Spherical Dome Shell2. Double Curved
Shellsyang arah lengkungnya ke arah yang berbeda (Anticlastic)Contoh : Conoid

SHELL SILINDRIS

Shell silindris dengan lengkungaan tunggal dapat tersusun dari berbagai tipekurvayang berbeda. Kurva dasar mulai
dari bentuk geometri tertentu daritemberenglingkaran, parabola, elips, hiperbola dan cycloid sampai dengan
bentuk geometriyang luwes dari garis funicular. Bentuk-bentuk dasar ini dapatdigabungkan denganbanyak cara
untuk menghasilkan potongan melintang daribentuk-bentuk yangbervariasi, yang mana dapat dikenali sebagai
berikut :

Shell tunggal yang dikonstruksi dari segmen tunggal atau banyak segmen

Shell tunggal melawan banyak shell (bentuk berombak)

Bertulang melawan unit yang tidak bertulang


Cembung melawan cekung melawan bentuk berombak-ombak

Menerus melawan bentuk terputus (bentuk Y, bentuk S miring, dll)

Shell simetris melawan shell asimetrisUnit-unit shell silindrisdapat disusun secaraparallel, radial atausaling
menyilangsatusama lain, shelllbisa lurus, berlipat,atau dibengkokkan.Perilaku dari sebuahunit silindris linear
sederhana tergantung dari geometrinya,materialnya, keadaan muatan (beban), dantipe dan letak
penyokongnya.Pengarah dari letak penyokong sungguh tampak nyata . sebaiknyadidukung secara
menerussepanjang sisi longitudinal (membujur)-nya oleh balok-balok yang kuat, rangka-rangka, dinding-dinding atau
pondasi-pondasi, gaya-gaya dialirkan secara langsung pada arah transversal (melintang) menujupenyokongnya.
Perilakunya dapatdigambarkan sebagai reaksi lingkungan paralel,masing-masing selebar satu kaki. Lingkungan ini
harus relatif tebal sebagairespon terhadap gaya-gaya dengan melengkung mengikuti aksi gaya aksial.Karena
lengkungan merupakan pertimbangan desain dasar, strukturpermukaan dengan lengkungan tunggal ini tidak betul-
betul dipertimbangkansebagai shell, karena respon structural dasar mereka bukan merupakan aksi tipemembrane.
Mereka disebut kubah, dan mungkin didesain kira-kira sebagaimanalengkungan.Di sisi lain jika tidak terdapat
penyokong pada arah longitudinal, tetapi hanyapada arah transversal, shell tentunya berperilaku seperti balok yang
merentangpada arah longitudinal, gaya-gaya tidak bisa terlalu lama diteruskan pada aksilengkungan secara
langsung ke arah penyokong longitudinal. Untuk shellsilindris dengan lebarchord kecil bila dibandingkan dengan
bentangnya, respondasarnya akan menjadi aksi balok. Jenis shell seperti ini disebut shell panjang atau shellbalok,
mereka bisadigambarkan sebagai balok dengan perpotongan kurvilinear.Mereka disumsikan untuk tidak mengubah
dibawah aksi muatan sehingga distribusitekanan linear bisadigunakan.

Daftar Pustaka

http://www.tamanmini.com/wisata/WSarana/315431762119/Teater-Imax-Keong-Emas

http://www.scribd.com/doc/38158522/Struktur-Shell

http://sisaharch.blogspot.com/2011/01/analisis-bangunan-publik-dengan.html

http://expeditionaissance.blogspot.com/2011/12/teater-imax-keong-mas.html

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=19282

http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah

http://id.wikipedia.org/wiki/Teater_IMAX_Keong_Emas

http://syi-architecture.blogspot.com/2010/01/keong-emas-nama-bangunan-teater-keong.html

http://syi-architecture.blogspot.com/2010/01/keong-emas-nama-bangunan-teater-keong.html

http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1016941

http://www.fotografer.net/galeri/galerix.php?id=1220538&text=keong%20mas&ref=4
b) Struktur Kabel
jembatan Bob Graham Sunshine Skyway di St. Petersburg (Floride), Inggris Raya.

Dalam membuat sebuah jembatan pasti hal yang paling utama adalah kita berbicara tentang bagaimana teknik
pembuatannya, dan apa teknologi yang aman untuk dipakai dalam pembuatan jembatan itu sendiri disamping itu
juga kita pasti memperhatikan faktor yang tidak kalah penting yaitu faktor keamanan yang merupakan hal yang
sangat penting dalam pembuatan fasilitas umum dalam hal ini adalah jembatan karena jika kita berbicara fasilitas
umum maka kita bertanggung jawab atas keselamatan orang banyak. Dalam pembuatan sebuah jembatan ada 2 hal
yang harus diperhatikan yaitu dalam tahap perancangan dan kebutuhan bahan dasar dalam pembuatan sebuah
jembatan dimana itu semua tergantung pada muatan dan juga lokasi dimana jembatan tersebut akan dibuat. Ada
beberapa jenis jembatan berdasarkan teknik dan strukturnya yaitu sebagai berikut: Log Bridge, Arch Bridge, Beam
Bridge, Truss Bridge, Compression Arch Bridge, Suspension Bridge, Cable-Stayed Bridge, Cantiveller Bridge,
Bascule Bride, dan lain sebagainya.

Salah satu teknologi yang banyak digunakan dari berbagai macam teknologi yang ada dalam pembuatan sebuah
jembatan adalah Cable-Stayed. Cable-Stayed merupakan salah satu teknologi yang sangat baik dalam membuat
sebuah jembatan yang terbentang panjang, yang sudah banyak dipakai diberbagai lapisan negara salah satunya
adalah Indonesia. Jembatan Cable-Stayed adalah struktur yang mempunyai sederetan kabel linear dan memikul
elemen horisontal kaku (misalnya balok atau rangka batang).

(Gambar Diagram Cable-Stayed : Sumber)

Jembatan Cable-Stayed terdiri atas sistem struktur yang meliputi suatu dekorthotropik dan balok girder menerus
yang didukung oleh penunjang yang sangat kokoh, dan juga bentuk kabel yang dibentang miring dan dihubungkan
ke menara sebagai pondasi utamanya. Kabel-kabel tersebut umumnya menyebar dari satu atau lebih tiang tekan
penyangga. Keseluruhan sistem pada sebuah jembatan dapat mempunyai bentang besar tanpa harus
menggunakan kabel lengkung yang rumit seperti yang kita lihat, banyak struktur jembatan yang dibangun dengan
cara demikian, begitu pula dengan gedung-gedung yang ada pada daerah perkotaan.

(Harp Cable-Stayed : Sumber)


Untuk jembatan dengan bentang yang cukup panjang diperlukan struktur kabel (Cable-Stayed) yang berfungsi
sebagai pilar-pilar penghubung dalam memikul sebagian besar dari beban jembatan yang kemudian dilimpahkan ke
pondasi atau menara. Maksud pengembangan teknologi kabel ialah merangkai bentang-bentang pendek menjadi
satu bentang panjang yang dapat menghasilkan kekuatan penopang yang lebih kuat untuk memikul berat jembatan
itu sendiri ataupun lalu lintas yang melewati jembatan tersebut.

(Fan Cable-Stayed : Sumber)

Teknologi Cable-Stayed mempunyai beberapa keunggulan yaitu, jembatan akan tahan terhadap hempasan angin,
konstruksi jembatan terlihat lebih kokoh dan kuat dibanding dengan jembatan gantung biasa dan juga lebih ringan,
mudah untuk dikerjakan karena sistem komponen baja (pra fabrikasi), jika kabel putus maka tidak serta merta
jembatan akan runtuh, dan murah dalam pemeliharaannya karena menggunakan bahan baja dalam pembuatannya.
Tentu Cable-Stayed ini pun mempunyai kelemahan yaitu, dalam metode pengerjaannya diperlukan ketelitian,
Bentang main span terbatas karena keterbatasan sudut kabel. Untuk menambah panjang span, diperlukan pilon
yang makin tinggi dengan konsekuensi gaya tekan pada deck makin besar.

(Bob Graham Sunshine Skyway, UK - Sumber)

Salah satu negara yang juga memakai teknologi Cable-Stayed adalah jembatan Bob Graham Sunshine Skyway di
St. Petersburg (Floride), Inggris Raya. Dengan panjang 365,8 meter dibangun pada tahun 1987. Dengan teknologi
Cable-Stayed jembatan dengan panjang 365,8 yang juga menjadi salah satu jembatan yang terpanjang dinegaranya
menjadikan jembatan Bob Graham Sunshine Skyway ini menjadi jembatan yang cukup kokoh dan juga dapat
membantu masyarakat disana dalam melakukan segala kegiatan dan aktifitas bagi mereka yang ingin pergi dari St.
Petersburg menuju Terra Ceia ataupun sebaliknya.

Menurut Redrik Irawan, menjelaskan mengapa jembatan itu penting untuk dibangun, jawabannya ada tiga faktor
yang membuat jembatan menjadi sebuah fasilitas umum yang sangat penting. Yang pertama, karena jembatan
dapat mengatur kapasitas sistem trasnportasi. Kedua dari sektor biaya, jembatan mempunyai biaya per meter yang
paling tinggi. Ketiga, jika jembatan mengalami kegagalan dalam sistem transportasi maka sistem secara keseluruhan
juga dinyatakan gagal. Redrik merupakan peneliti terbaik Pusjatan (Pusat Litbang Jalan dan Jembatan) tahun 2012
dengan bidang keahlian konstruksi jembatan.

Jembatan di Atas Awan : Le Viaduc De Millau

Posted on March 9, 2011 by budisuanda

Sensasi berjalan menembus awan di angkasa, hanya dapat dinikmati di Jembatan Le


Viaduc de Millau, jembatan tertinggi di dunia yang berlokasi di Millau, Perancis. Jembatan ini menghubungkan Paris
dan Barcelona. Jembatan ini juga dilengkapi dengan kaca transparan yang aerodinamis yang berfungsi melindungi
mobil dari hembusan angin.

Jembatan Millau (le Viaduc de Millau) adalah sebuah jembatan jalan bersanggahkan kabel yang menyeberangi
lembah Sungai Tarn di pegunungan Massif Central dekat Millau di selatan Perancis, yang pada pagi hari selalu
diselimuti oleh embun pagi. Orang yang berkendaraan melintasi awan-awan yang mengambang rendah di
pegunungan dapat dengan mudah menggapainya, sambil melihat pemandangan yang luar biasa menakjubkan di
bawahnya serta tanpa perlu khawatir gangguan angin yang kuat. Jika Anda melintasi jembatan ini, maka Anda
laksana berjalan di langit dengan menembus atau diiringi awan yang berarak. Sungguh sensasi yang luar biasa..!
Jembatan unik ini kini bukan hanya jadi sarana transportasi tapi juga ajang wisata. Banyak wisatawan yang ingin
menjajal berkendaraan bersamaan dengan awan yang berarak di sekelilingnya serta mengambil foto cantik jembatan
ini. Menurut Chirac, pembangun jembatan ini merupakan keajaiban dan menjadi lambang kemajuan teknik sipil
Prancis. Jembatan ini juga berfungsi sebagai simbol dari kemoderan Prancis.

Millau mulai dibangun pada tanggal 16 Oktober 2001 dan dibuka resmi pada 14 Desember 2004, lebih lambat dari
waktu yang dijadwalkan, yakni tiga tahun. Hal ini salah satu sebabnya adalah faktor cuaca, selain memang tingkat
kesulitan yang tinggi. Maklum, jembatan ini selain luar biasa tinggi juga dibangun di lokasi yang tidak biasa. Struktur
tanah yang tak rata, maklum wilayah pegunungan.Digunakan sistem hidrolik untuk menyorong geladak kembatan ke
dalam tempat seharusnya. Sistem ini disediakan oleh Enerpac Hydraulic Systems perusahaan yang juga
mengangkat Golden Gate Bridge. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Jacques Chirac berkuasa (sekarang
Sarkozy) dalam sebuah upacara yang megah.

Dirancang oleh teknisi jembatan Perancis Michel Virlogeux dalam kerja sama dengan arsitek Britania, Lord Foster.
Millau merupakan jembatan tertinggi di dunia, dengan tonggak puncak pada 343 meter (1.118 kaki), sedikit lebih
tinggi dari Menara Eiffel dan hanya 40 m (132 kaki) lebih pendek dari Gedung Empire State. Viaduc de Millau
memperoleh penghargaan atas konstruksi yang unggul dari Internasional Asosiasi untuk Jembatan dan tanah
Konstruksi IABSE.
Jembatan ini dibangun dengan menggunakan metode pelaksanaan Incremental Launching Method / ILM. ILM adalah
suatu metode erection pada jembatan bentang panjang yang sudad diimplementasikan sejak tahun 1962 yaitu di Rio
Caroni Bridge di Venezuela. Metode ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ing. F. Leonhardt dan partnernya Willi Baur. Metode
ini telah dipatentkan sejak tahun 1967.

Design Jembatan

Viaduc de Millau memiliki total panjang 2460 m dan lebar adalah 32 m.

Terdiri atas 8 bentang atau spans dan 7 buah tiang jembatan / piers.

Terpanjang bagian antara kolom diukur 342 m.

Tinggi tiang tertinggi adalah 343 m. Tinggi pylon adalah 87 m.

Tebal jalan 4.20 m dan lebar deck adalah 27,35 m.

Total beton yang digunakan adalah 227.000 ton dan baja yang digunakan 39.700 ton.

Fakta-fakta mengenai jembatan ini:


Tiang kaki-kakinya tertinggi di dunia: tiang P2 setinggi 244,96 meter dan P3 221,05 meter, mematahkan rekor
Perancis yg sebelumnya dipegang oleh Tulle and Verrieres Viaducts (141 meter), dan rekor dunia yg sebelumnya
dipegang oleh Kochertal Viaduct (jerman) yg berketinggian 181 meter.

Tiang jembatannya tertinggi di dunia: puncaknya mencapai tinggi 343 meter berdiri di atas tiang P2.

Jalan raya jembatan tertinggi di dunia: terletak pada ketinggian 270 meter di atas permukaan laut pada titik
tertingginya. Hanya jembatan gantung Royal Gorge Bridge (321 meter) di Colorado, Amerika, yg lebih tinggi, itupun
hanya digunakan untuk pejalan kaki.

c) Aplikasi struktur membran pada bangunan stadion Tokyo Dome

Gbr. Tampak atas Tokyo Dome yang memperlihatkan S istem Membranyang diaplikasikan pada atap stadion

Gbr. Tampak depan Tokyo Dome

Deskripsi Objek :

Nama bangunan:TOKYO DOME


Lokasi:Tokyo, JepangDesain:Nikken Sekkei Ltd, TakenakaCorporation Total luas lantai:115.221 m

Jumlah Lantai:6 Lt ( 2 lantai basement ) Tahun:1988 ( selesai dibangun )Sistem Struktur:Campuran antara system
strukturmembran pada atap stadion dan systemstruktur rangka takenaka pada atapbagian depan ( hall )
stadion.Material:Khusus material atap stadionmenggunakan material membranfiberglass yang diperkuat dengan
kabelbaja pra tegang. Untuk atap hall digunakan system struktur takenaka membentuk rangka ruang yang
tetrahedraldengan penutup atap dari material kaca

TOKYO DOME STADION BASE BALL BERATAP PERTAMA di JEPANG

Tokyo Dome merupakan jawaban atas harapan agar tetap dapat menonton pertandingan base ball , meskipun dalam
keadaan hujan.Takenaka corporation berperan penting untuk merealisasikan The big egg sebagai bangunan
bentang lebar struktur membran yang pertamakali dibangun di Jepang. Terobosan teknologi sangat diperlukan untuk
mensukseskan proyek ini. Teknologi tersebut meliputi system struktur,material-material baru, pencegahan gempa,
perlawanan terhadap beban angin, penghawaan buatan, pencahayaan, akustik, salju yang mencair dan
pemeliharan. Terdapat dua tipe struktur membran yaitu :

air-support type:membran dibuat membengkak ( menggelembung ) dengan meningkatkan tekanan


udara di dalamruangan ( indoor ) lebih 0,3 % terhadap tekanan udara di luar ruang.
Suspension membrane type :dimana penguatan/penegangan dimasukan ke dalam membran, yang
prinsipnya menyerupai payung.

Gbr. Suspension membrane type Gbr. Membran yang dipertegang

Keistimewaan
1. Ruang terbuka tanpa kolom memiliki aplikasinya terhadap ruang latihan yang luas, termasuk fasilitas-
fasilitas olahragaseperti stadion olah raga dan senam2. Struktur membran yang diaplikasikan pada Tokyo
Dome terbukti mengurangi biaya dari struktur atap bentang lebar yangdikatakan dua kali lipat proporsi
bangunan berbentang sejenis3. Struktur membran ini memiliki keuntungan ekonomis karena pencahayaan
buatan tidak diperlukan di siang hari.
Gbr. Pencahayaan langsung dari atap membran yang tidak menimbulkan baying

Material-material Membran
Material-material membran melindungi bangunan dari sinar yang menyilaukan mata, namun memungkinkan cahaya
menyinari ruangterbuka yang dapat dicapai tanpa bayang-bayang.Permukaan material membran dilapisi
dengan teflon yang membuatnya bertahan terhadap kotoran, memungkinkan penampilannyamenarik
untuk diutamakan

Gambar Material membrane yang mampu melindungi bangunandari silau dan dilapisi Teflon sebagai
penahan kotor.

PermukaanAtap
Kabel kabel dari kawat baja terpasang pada permukaan atap dengan dua arah yang tegak lurus satu dengan yang
lain, dan teflon pelapismaterial membran fiberglass diletakkan/dibubuhi terbentang diantara kabel-kabel.

Gambar Kabel yang terpasang tegak lurus dan membentang pada permukaan atap
Tekanan udara
Udara dipompakan ke sisi dalam kubah, untuk meningkatkan tekanan udara dalam menjadi 0,003 atm lebih besar
terhadap sisi luar danmembuat membran membengkak di bagian luar. Perbedaan tekanan ini
berbanding lurus dengan perbedaan antara permukaan tanah dengan lantai 4 bangunan.

Gbr. Perbedaan tekanan udara dalam dan luar kubah yang datamenggelembungkan kubah.

Gbr. 11 Simulasi pergerakan membran pada Tokyo Dome

ANALISA SISTEM STRUKTUR dan utilitas PADA STADION TOKYO DOME


PENYALURAN BEBAN
Untuk menyesuaikan dengan tuntutan fungsi ruang stadion dimana tidak memungkinkan
menempatkan kolom pada tengah-tengah bangunan maka sistim struktur yang dapat diplikasikan adalah
sistem struktur membran. Permasalahan teknis yang dimiliki oleh bentang lebar adalah bagaimana menjaga
keseimbangan antara beban-beban yang dipikul dengan berat sendiri struktur tersebut.Pada struktur ini, bidang
menerima beban, membentuk ruang dan sekaligus memikul beban. Kekuatan utamanya terletak pada bebasnyaarah
gaya-gaya yang bekerja padanya. Namun arah penyaluran gaya pada bangunan Tokyo Dome disesuaikan dengan
geometri ruang yangdinaunginya. Hal ini mempengaruhi penempatan arah labran yang yang berfungsi sebagai
penyalur beban ke dua kolom penumpu utama, yangmenuju ke pondasi rakitan. Penggunaan pondasi rakit
merupakan pilihan yang lebih ekonomis daripada penggunaan pondasi tiang pancang.

Gbr. PotonganTokyo Dome yang memperlihatkan hubungan antara labran, kolom dan pondasi
DETAIL STRUKTUR

Gbr. Detail Struktur pada fasade Tokyo bangunan

Gbr. Hubungan labran dengan bangunan

Gambaran situasi di dalam stadion


d) Struktur membran pada bangunan Stadion Madya Tanggarong

Gambar ,Stadion Madya Tenggarong

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk.

1.1.1 Analisa
Design Arsitek
Elemen yang terlihat menonjol dari desain arsitektur Stadion Madya Tenggarong adalah bentuk atap busur. Atap
simetris dengan lengkungan busur seperti pelangi dengan membrane yang membungkus lengkungan tampak
elegan. Design arsitek Stadion Madya Tenggarong sangat menarik, dibalik raga yang begitu mengadopsi modernitas
dan kekinian secara utuh, terdapat sejumput lokalitas yang menjadi jiwanya. Bentuk bangunan dibuat dari
transformasi simbol-simbol seni karya Tenggarong. Perisai merupakan alat penangkis dalam peperangan melawan
musuh. Selain itu perisai juga dapat menjadi alat penolong saat waktu kebakaran dan melindungi diri dari nyala api,
perlengkapan menari dalam tari perang, dan juga sebagai perlengkapan untuk upacara. Penutup atap diambil dari
transformasi simbol
perisai, yang melambangkan pertahanan dan ketahanan dalam olah raga khususnya sepak bola. Sedangkan struktur
atap merupakan simbol dari tombak yang melambangkan penyerangan dan kekuatan. Bangunan ini menyimbulkan
suatu pertahanan dan kekuatan. Kedua simbol itu tidak dapat dipisahkan, karena merupakan suatu komponen yang
saling melengkapi. Dari transformasi nilai-nilai seni karya masyarakat Tenggarong dan menggabungkan kedua unsur
pertahanan dan kekuatan tersebut diwujudkan dalam suatu bangunan modern, sportif dengan mencerminkan
tendon, tidak melupakan acuan berasal dari perisai dan tombak yang ditransform ke dalam bahasa bangunan.
Design Struktur Atap
Atap Stadion Madya Tenggarong simetris terhadap sumbu x dan sumbu y. Bentang busur atap yang membentuk
lengkung pelangi memiliki panjang 232,93 m dan ketinggian puncaknya pada tengah bentang adalah 37,98 m.
Terdapat 30 Rafter dengan struktur kantilever, mulai axis 1 30 dengan bentang paling panjang adalah 36,7 m di
tengah bentang. Rafter ini berfungsi mendukung beban dari busur pelangi. Masing masingnrafter ini menyalurkan
bebannya ke kolom beton bertulang yang menyatu denganmportal beton bertulang dan pondasi bangunan stadion.
Diantara 2 rafter terdapat 4 purlin yang berbentuk busur, purlin ini yang berfungsi memberikan bentuk seperti ombak
pada membrane.Total berat baja atap adalah 430 Ton, dan total permukaan membrane adalah 6300 m2. Tegangan
leleh untuk material baja, fy = 345 Mpa.

Gambar,Layout rangka atap Stadion Madya Tenggarong

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Gambar,Potongan Melintang Axis 15 Kolom Pondasi Rafter Atap


Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk
Elemen Penyusun Rangka Atap

Komponen utama rangka atap stadion madya tenggarong terdiri dari


1. Bearing
Bearing berguna selain untuk memikul beban konstruksi, baik beban vertikal maupun beban horizontal arah
longitudinal dan transversal, juga untuk mengakomodasi pergerakan struktur (movement) serta rotasi.Pemilihan tipe
ditentukan sejak perencanaan, berdasarkan data dari perhitungan beban, movement, maupun rotasi.Jenis bearing
yang digunakan di Stadion Madya Tenggarong ini adalahspherical bearing.

Gambar,Spherical Bearing
Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Berdasarkan kapasitas gayanya, ada 3 tipe spherical bearing yang digunakan di Stadion Madya Tenggarong, terlihat
dalam tabel berikut:

Tabel, Tipe Spherical Bearing


Gambar,Spherical bearing yang digunakan di Stadion Madya Tenggarong

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Spherical bearing mampu berotasi dengan kapasitas besar (0.02~0.03 Rad), sehingga konsep perletakan sendi
sesuai konsep perencanaan dapat diaplikasin dengan baik di lapangan.Spherical Bearing juga berotasi konsisten di
segala arah, sehingga sangat cocok jika digunakan untuk perletakan struktur rangka busur ruang yang lebar dan
membentuk lengkungan kurva.
2. Kolom pendek
Kolom pendek berada di antara bearing dengan rafter atap

Gambar, Kolom Pendek

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

3. Rafter (CHJ)
Potongan tipikal rafter chj section 1 dan
section 15, terlihat seperti berikut
Gambar,Rafter Chj Section 1 (Bentang Terpendek)
Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Gambar, Rafter Chj Section 15 (Bentang Terpanjang)


Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk
4. Busur (AHJ)
Potongan tipikal busur , seperti berikut

Gambar,Potongan tipikal busur Ahj Section 1, 6, dan 12

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

5. Purlin (GHJ)

Elemen rangka atap yang berfungsi memberikan bentuk seperti ombak pada membrane.
Gambar ,Potongan tipikal purlin Ghj
Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Gambar 2.9.Stadion Madya Tenggarong, Indonesia


Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Membrane
Tipe struktur Atap membrane Stadion Madya Tenggarong merupakan rangka struktur baja yang diselimuti
membrane (Frame Membrane Structure).Membrane menggunakan tipe PVC dengan base fabric polyester tipeT2 ex
Ferrari dengan treatment coating PVDF ex. Ferrari 1002S Naizil pada permukaan atasnya. Ketebalan material
membrane 0,78 mm, coating 100% PVDF dengan ketebalan coating 350 microns, tingkat tembus cahaya (
Translucency 15%). Membran harus diproduksi dengan material dasar PVC yang dilapisi dengan PVDF. PVC
membran dengan lapisan PVDF sulit dibandingkan dengan bermacam-macam produk perusahaan lain, meskipun
mereka sama-sama mengklaim melapisi dengan PVDF. Hal yang penting adalah bagaimana bahan di las. PVDF
dengan kandungan tinggi tidak dapat di las langsung karena dapat melekat pada material yang mempunyai PVDF
tinggi. T2 Fluotop dari Ferrari mempunyai tingkat PVDF yang tinggi. Proses tambahan akan dibutuhkan untuk
overlap welding. Sebagai alternatif, dapat dipakai cara pengelasan dengan meletakkan plat pada bagian bawah di
antara membran. Hanya PVC dengan dengan kandungan PVDF yang rendah dapat di las secara langsung. Ini
adalah cara untuk menguji kandungan PVDF dari membran.

1.1.2 Pelaksanaan
Fabrikasi Atap
Fabrikasi atap dilakukan oleh subkontraktor yang telah ditunjuk oleh Kontraktor Utama, yaitu PT. Bangun
Sarana Baja (PT. BSB). Pelaksanaan fabrikasi atap dilakukan di workshop dengan luas lahan 75000 m2 di Gresik
Jawa Timur. Fabrikasi yang dilakukan terhadap material baja meliputi proses pemotongan (cutting),
pembengkokan (bending), pengelasan, sand blasting, dan galvanizing. Penggunaan teknologi CNC atau Computer
Numerical Control menjamin ketelitian dan akurasi yang baik sesuai dengan shop drawing yang telah dibuat.
Gambar ,. Fabrikasi material pipa untuk busur Ahj

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Pemasangan Rangka Atap Sebelum pemasangan rangka atap baja, beberapa pekerjaan persiapan
dilakukan antara lain perbaikan tanah dasar, pembuatan pondasi telapak beton dilokasi dudukan shoring
penyangga atap, pemasangan angkur atap dan bearing di atas kolom beton bertulang KR1 dan KR 2.
Memposisikan rangka atap pada lahan sesuai dengan sequence pemasangannya dan pengelasan di
lapangan untuk penggabungan rafter rafter Chj.

Gambar , Pengelasan di lapangan dan Pemasangan bearing Rafter Chj

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Komponen komponen shoring disusun terlebih dahulu (prefab) sehingga membentuk tiang tiang penyangga dan
siap angkat untuk ditempatkan di posisi yang telah ditentukan sebelumnya. Dua tipe shoring yang digunakan
merupakan kategory heavy duty shoring, yaitu. King shore dengan beban ijin untuk 1 kolomnya adalah 180 kN
dan Peri PD-8 dengan beban ijin untuk 1 kolomnya adalah 80 kN.

Gambar ,Pemasangan shoring dan Pemasangan bearing Busur Ahj

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Pemasangan rangka atap / erection dimulai dari ujung-ujung busur Ahj di sisi utara dan selatan, yaitu busur Ahj
section 1 dan Ahj Section 24.

Gambar , Start Erection Busur Ahj section 1

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk


Ketika pemasangan busur Ahj section 4 sampai dengan section 12, rafter Chj harus dipasang terlebih dahulu,
demikan juga berlaku untuk sisi simetrisnya.

Gambar , Erection Busur Ahj section 3,4, dan 5

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Untuk mencegah gerakan horisontal rafter rafter Chj yang sudah terpasang, maka diberi pengaku horisontal
dengan memasang 1 atau 2 buah purlin.

Gambar , Erection Rafter Chj

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Hasil pengelasan yang baik mutlak diperoleh dalam pekerjaan ini, sehingga inspeksi dan pengujian yang ketat
harus dilakukan. Berbagai uji kualitas pengelasan yang dilakukan pada proyek ini antara lain, inspeksi las secara
visual oleh tenaga ahli, Penetrant Inspection, Magnetic Particle Inspection (MPI) dan Xray.
Gambar ,. Penetrant Inspection

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Pemasangan dari kedua sisi ujung utara dan selatan pada akhirnya bertemu di tengah tengah bentang.
Setelah dilakukan pengujia las pada semua join rangka atap, maka secara bertahap shoring dibongkar.

Gambar , Erection di tengah bentang


Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

2. Pemasangan Membran

Pemasangan membrane dilakukan setelah rangka atap selesai dipasang. Rangka atap harus dibersihkan dulu
dari sisa-sisa pengelasan yang tajam atau besi-besi yang digunakan sebagai alat bantu saat pemasangan rangka
atap. Hal ini dilakukan untuk menghindarirobeknya membranesaat proses pemasangan. Proses pemasangan
membrane terdiri dari proses proses berikut:

1. Melipat membrane

Pelipatan membran sesuai dengan lipatan yang direncanakan untuk memudahkan saat proses menggelar
membrane di atas rangka atap.

2. Menggelar seling

Seling ini diperuntukkan sebagai landasan membrane saat di atas rangka atap, sehingga memudahkan saat
menggelar membrane.

Gambar ,Lipatan

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Gambar ,Menggelar Seling


Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk
3. Mengangkat Membran

Tahap selanjutnya membrane yang sudah dilipat sesuai rencana, diangkat ke atas rangka atp menggunakan
bracket yang sudah disiapkan sebelumnya. Membrane kemudian digelar memanjang ke depan dan ke
belakang. Standard clamp yang berbentuk seperti rel gordyn dipasang pada satu sisi membrane.Gambar
prinsip koneksi membrane seperti pada

Gambar , Menggelar Seling Gambar , Standar Clamp

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Gambar , Koneksi Membrane ke pipa bagian atas dari Rafter Chj

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk


Gambar,. Prinsip Koneksi Membrane dan rel membrane

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

4. Membuka Lipatan membrane

Setelah salah satu sisi samping membrane sudah dibautkan pada pipa bagian atas rafter CHj, tahapan
berikutnya adalah menggelar membrane melintang ke sisi disebelahnya, dan memasukkan standard clamp seperti
yang sudah dilakukan pada sisi yang satunya.

5. Memasukkan kabel baja di sisi depan dan di belakang membrane

6. Pengencangan kedua sisi membran

Setelah itu tarikan standard clamp di kedua sisi dikencangkan dengan dengan mur baut.

Gambar , Menggelar membrane

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk


Gambar ,Edge Cable, sisi depan dan belakang

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Gambar , Membrane sebelum dan sesudah dikencangkan pada kedua sisinya

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

7. Penutupan rongga dengan membrane

Gambar ,Rongga pada pertemuan membrane


Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Rongga yang muncul pada tiap tiap lokasi pertemuan membrane ditutup dengan membrane yang direkatkan
pada membrane utama.Teknik perekatannya, umumnya disebut hot air welded seam, yaitu dengan
memanaskan kedua sisi membrane yang akan direkatkan dengan udara panas yang dihasilkan dari heat gun / hot
air blower, kemudian diberikan tekanan dengan menggunakan pressure roller, seperti terlihat pada

Gambar , Proses hot air welded seam dengan hot air gun dan pressure rolle

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Gambar , Rongga ditutup dengan membran yang direkatkan pada membran utama di kedua sisi

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk


Gambar , Hasil akhir pemasangan membrane

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk

Gambar , Stadion Madya Tenggarong pada malam hari

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbk


antara kabel berkurang membran terus olom) atau lengkungan Tenda adalah membran, ketegangan tipis antission

atau tianme
rupaka strukt ur Gambar stadadion madya tenggaronag

Sumber : Edy Nugraha/ PT. PP (Persero) Tbkruang antara kabel berkurang membran terus olom) atau
lengkungan Tend

a
e) Study Kasus struktur lipat pada perancangan terminal 2 bandar udara internasional juanda surabaya

Lokasi site terminal 2


bandar udara
internasional juanda
surabaya

Aspek Fasilitas Bandar Udara


A. Air Side
1. Runway
2. Dimensi runway
3. Element runway
4. Taxiway
5. Apron

6. Alat bantu navigasi


7. PKP-PK
B. Land Side
1. Terminal Penumpang
2. Security Station
3. Office Management
4. Climate Control Station
c.Fasilitas Penunjang
A. Utilitas Bangunan
B. Cargo Station
C. Shelter
D. Coffe Shop (Restoran)
E. Wartel
f. ATM Center
g. Rental Office

Вам также может понравиться