Вы находитесь на странице: 1из 12

A.

Pengertian

Chronic Kidney Desease (CKD) yaitu kelainan pathologis ginjal atau adanya
kelainan urin (umumnya jumlah protein urin dan sedimen urin) selama tiga bulan atau lebih
yang tidak tergantung pada laju filtrasi glomerulus. Penyakit ginjal kronik terjadi apabila laju
filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m2, meskipun tidak ditemukan kelainan pada
urin. Fase akhir dari CKD adalah terjadinya gagal ginjal kronis. (Susalit E., 2003). CKD
merupakan gangguan ginjal yang progresif dan dapat bersifat irreversibel di mana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Ardaya,
2003).

B. Etiologi
CKD dapat disebabkan oleh penyakit sistemik diantaranya adalah :

1. DM.
2. Hipertensi yang tidak terkontrol
3. Glomerulonefrtitis kronis
4. Obstruksi traktus urinalisis
5. Pielonefritis
6. Infeksi
7. Agen toksis
8. Gangguan vaskuler

Terdapat 8 kelas penyakit penyebab gagal ginjal, yaitu sebagai berikut :


Klasifikasi penyakit Penyakit
Infeksi Pielonefritis kronik
Penyakit peradangan Glomerulonefritis
Penyakit vascular Nefrosklerosis benigna
Hipertensif Nefrosklerosis maligna
Stenosis arteri renalis
Gangguan jaringan Lupus eritematosus sistemik Poliarteritis
Penyambung nodus
Skelrosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter Penyakit ginjal polikistik

1
Asidosis tubulus ginjal
Penyakit metabolic Diabetes mellitus, Gout
Hiperparatiroidisme, Amiloidosis
Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesik
Nefropati timbale
Nefropati obstruktif Saluran kemih atas : kalkuli, neoplasma
fibrosis retroperitoneal
Saluran kemih bawah : hipertropi prostat,
striktur uretra, anomaly congenital pada leher
kandung kemih dan uretra

C. Patofisiologi
CKD dibagi menjadi 5 stadium berdasarkan hasil CCT (Clirent Creatinin Test)
1. Stadium 1
Kerusakan ginjal dengan LFG normal. LFG 90 (ml/mn/1,73m2)
2. Stadium 2
Penurunan ringan. LFG 60-89 (ml/mn/1,73m2)
3. Stadium 3
Penurunan LFG sedang. LFG 30-59 (ml/mn/1,73m2)
4. Stadium 4
Penurunan berat. LFG 15-29 (ml/mn/1,73m2)
5. Stadium 5
Stadium gagal ginjal. LFG < 15 (ml/mn/1,73m2)
Berdasarkan hipotesis nefron yang utuh, dikatakan bahwa bila nefron terserang
penyakit maka seluruh unitnya akan hancur. Namun sisa nefron yang masih utuh tetap
bekerja normal. Uremia timbul jika jumlah nefron sudah berkurang sehingga keseimbangan
cairan dan elektrolit tidak dapat dipertahankan lagi. Sisa nefron yang ada beradaptasi dengan
mengalami hipertensi dalam usahanya untuk melaksanakan seluruh beban ginjal.
Peningkatan solute, filtrasi dan reabsorbsi tubulus dalam setiap nefron terjadi
meskipun GRF untuk seluruh massa nefron yang terdapat dalam ginjal turun di bawah nilai
normal, namun akhirnya jika kurang lebih 75% massa nefron telah hancur maka kecepatan
filtrasi dan beban solut bagi setiap nefron demikian tinggi sehingga keseimbangan
glomerulus tubulus tidak dapat lagi dopertahankan. Hilangnya kemampuan memekatkan atau

2
mengencerkan kemih menyebabkan BJ urin tetap pada nilai 1,010 atau 285mOsmot (sama
dengan konsentrasi plasma) dan merupakan penyebab gejala poliuria dan nokturia.
Retensi cairan danan natrium yaitu ginjal yang tidak mampu mengkonsentrasikan dan
mengencerkan urin. Respon ginjal yang tersisa terhadap masukan cairan dan elektrolit sehari-
hari tidak terjadi. Pasien sering menahan cairan dan natrium, sehingga meningkatkan risiko
terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat
aktivasi aksis renin angiotensin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron.
Episode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium yang menyebabkan
memepreberat stadium uremik.
Dengan berkembangnya penyakit renal terjadi asidosis metabolic seiring dengan
ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan. Penurunan
sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus ginjal mengekskresikan amonia dan
mengabsorbsi natrium bikarbonat. Penurunan ekskresi fosfat dan asam organik lain yang
terjadi. Anemia. Terjadinya anemia sebagai akibat terjadi produksi erytropoitin yang tidak
adekuat, memendekkan usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk
mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutamam dari saluran gastrointertinal.
Erytropoitin adalah suatu substansi normal yang diprosuksi oleh ginjal, menstimulus
sum-sum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Pada gagal ginjal produksi erytropoitin
menurun dan anemia berat terjadi disertai keletihan, angina dan sesak nafas.
Pada CKD terjadi gangguan metabolisme kalsium dan fosfat. Kedua kadar serum
tersebut memiliki hubungan yang saling berlawanan. Dengan menurunnya filtrasi melalui
glomerulus ginjal, terdapat peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan kadar serum
kalsium.
Penyakit tulang uremik (osteodistrofi renal) terjadi perubahan kompleks kalsium,
fosfat dan keseimbangan parathormon. Laju penurunan fungsi ginjal dan perkembangan
CKD berkaitan dengan gangguan yang mendasari yaitu ekskresi protein dalam urin dan
adanya hipertensi. Pasien yang mengekskresikan sejumlah protein atau mengalami
peningkatan tekanan darah cenderung akan cepat memburuk daripada mereka yang tidak
mengalami kondisi ini.
D. Pathway
Terlampir

3
E. Manifestasi klinik
1. Sistem kardiovaskuler : hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron), aritmia dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan
perikardial oleh toksin uremik), gagal jantung kongestif dan edema pulmoner (akibat
cairan berlebih),.
2. Sistem pulmoner: sputum mengental, krekels, nafas dalam dan nafas kusmaul.
3. Sistem gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah.
4. Sistem integrumen: rasa gatal yang parah (pruritus). Butiran uremik merupakan suatu
penumpukan kristal urin di kulit, rambut tipis dan kasar
5. Sistem neurovaskuler: penurunan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi, kedutan
otot dan kejang.
6. Sistem reproduktif: amenore, atrifi testikuler.

F. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
1) Hematologi analizer, Hemopoesis : Hb, erithrosit, trombosit, fibrinogen, faktor
pembekuan
2) Kimia klinik
a) Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal : ureum, kreatinin, asam urat serum
b) Identifikasi perjalanan penyakit : progresifitas penurunan fungsi ginjal,
ureum, kreatinin, Creatinin Clearence Test/CCT :
CCT = (140 umur ) X BB (kg)
72 X kreatinin serum
Wanita = 0,85 X CCT, Laki-laki = 1 x CCT
c) Elektrolit
d) Endokrin : PTH, T3,T4, Gula darah sewaktu, Gula darah 2 jam post prandia.
e) Tri Gliserida, asam urat, cholesterol
f) Liver Function Test

4
3) Blood Gas Analize untuk menilai terjadinya asidosis, tekanan oksigen dan
tekanan karbindioksida.
b. Pemeriksaan urin
1) Fisik/karakteristik makroskopis urin seperti warna, volume, bau
2) Kimia : proteinuria, sedimen, Ca Oxalat, erithrosit
2. Radio Diagnostik
a. Etiologi GGK dan terminal
1. BNO, Foto polos abdomen, IVP
2. USG dan/ CT Scan Abdomen
3. Nefrotogram
4. Pielografi retrograde
5. Pielografi antegrade
6. Mictuating Cysto Urography (MCU)
b. Diagnosis fungsi ginjal
1. Renogram
c. Cardiac Studies
1. EKG
2. Echocardiografy

G. Penatalaksanaan
CKD
Terapi konservatif
Penyakit ginjal terminal
Peritoneal dialisis
Dialisis di RS, Rumah, CAPD
Hemodialisa
Terapi operatif : salah satunya tranplantasi
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama
mungkin.

Intervensi diit. Protein dibatasi karena urea, asam urat dan asam organik merupakan hasil
pemecahan protein yang akan menumpuk secara cepat dalam darah jika terdapat gangguan

5
pada klirens renal. Protein yang dikonsumsi harus bernilai biologis (produk susu, telur,
daging) di mana makanan tersebut dapat mensuplai asam amino untuk perbaikan dan
pertumbuhan sel. Biasanya cairan diperbolehkan 300-600 ml/24 jam. Kalori untuk mencegah
kelemahan dari karbohidrat dan lemak. Pemberian vitamin juga penting karena pasien
dialisis mungkin kehilangan vitamin larut air melalui darah sewaktu dialisa.

Hipertensi ditangani dengan medikasi antihipertensi kontrol volume intravaskuler. Gagal


jantung kongestif dan edema pulmoner perlu pembatasan cairan, diit rendah natrium,
diuretik, digitalis atau dobitamine dan dialisis. Asidosis metabolik pada pasien CKD
biasanya tanpa gejala dan tidak perlu penanganan, namun suplemen natrium bikarbonat pada
dialisis mungkin diperlukan untuk mengoreksi asidosis.

Anemia pada CKD ditangani dengan epogen (erytropoitin manusia rekombinan). Anemia
pada pasaien (Hmt < 30%) muncul tanpa gejala spesifik seperti malaise, keletihan umum dan
penurunan toleransi aktivitas. Abnormalitas neurologi dapat terjadi seperti kedutan, sakit
kepala, dellirium atau aktivitas kejang. Pasien dilindungi dari kejang.

Pada prinsipnya penatalaksanaan terdiri dari tiga tahap :

1. Penatalaksanaan konservatif : Pengaturan diet protein, kalium, natrium, cairan


2. Terapi simptomatik : Suplemen alkali, transfusi, obat-obat lokal & sistemik, anti
hipertensi
3. Terapi pengganti : HD, dialisis peritoneal, CAPD, transplantasi

H. Komplikasi
1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan masukan
diit berlebih.
2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik dan
dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-angiotensin-
aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah,
metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.

6
6. Asidosis metabolic
7. Osteodistropi ginjal
8. Sepsis
9. Neuropati perifer
10. Hiperuremia

I. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Intoleransi aktivitas b.d keletihan/kelemahan, anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialysis.
2. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, pneumonitis, perikarditis
3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluan urin, retensi cairan dan natrium.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang
inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan cara perawatan b.d kurangnya informasi
kesehatan.
6. Risiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh primer, tindakan invasive
7. PK: Insuf Renal
8. PK : Anemia
9. Defisit self care b.d kelemahan, penyakitnya.

J. Pengkajian Fokus
Adapun fokus pengkajian pada klien dengan CKD diantaranya (2) :
1. Aktivitas dan istirahat
Gejala : Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia)
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama / berat, palpitasi, nyeri dada
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki dan telapak
tangan, disritmia jantung, nadi lemah, hipotensi, kecenderungan perdarahan
3. Integritas ego
Gejala : Stres, perasaan tak berdaya, tak ada harapan
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah

7
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria, abdomen kembung, konstipasi, diare
Tanda : Perubahan warna urin (kuning pekat, merah, coklat).
5. Makanan / cairan
Gejala : Peningkatan BB (edema), penurunan bb, anoreksia, mual, muntah
Tanda : Edema, asites, perubahan turgor kulit
6. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, kram otot, kesemutan, kelemahan khususnya ekstremitas bawah
Tanda : Gangguan status mental (penurunan lapang perhatian, kehilangan memori),
penurunan tingkat kesadaran, coma, kejang.
7. Pernafasan
Gejala : Tachipnea, pernafasan kusmaul, dispnea, batuk produktif dengan sputum merah
muda encer (edema paru)
8. Keamanan
Gejala : Kulit gatal
Tanda : Pruritus.

K. Rencana keperawatan
N Diagnosa Tujuan/KH Intervensi Rasional
o
1 Intoleransi Klien dapat NIC: Toleransi aktivitas
aktivitas B.d menoleransi - Menentukan penyebab Menentukan penyebab dapat
ketidakseimba aktivitas & intoleransi membantu menentukan
ngan suplai & melakukan ADL aktivitas&menentukan apakah intoleransi
kebutuhan O2 dgn baik penyebab dari fisik,
Kriteria Hasil: psikis/motivasi
- Berpartisipasi - Kaji kesesuaian Terlalu lama bedrest dapat
dalam aktivitas aktivitas&istirahat klien sehari- memberi kontribusi pada
fisik dgn TD, HR, hari intoleransi aktivitas
RR yang sesuai - Tingkatkan aktivitas secara Peningkatan aktivitas
- Warna kulit bertahap, biarkan klien membantu mempertahankan
normal,hangat&k berpartisipasi dapat perubahan kekuatan otot, tonus
ering posisi, berpindah&perawatan
- Memverbalisasika diri
n pentingnya - Pastikan klien mengubah posisi Bedrest dalam posisi supinasi
aktivitas secara secara bertahap. Monitor gejala menyebabkan perubahan
bertahap intoleransi aktivitas volume plasmahipotensi
- Mengekspresikan postural & syncope
pengertian - Ketika membantu klien berdiri, TV & HR respon terhadap
pentingnya observasi gejala intoleransi spt ortostatis sangat beragam

8
keseimbangan mual, pucat, pusing, gangguan
latihan & istirahat kesadaran & tanda vital
- toleransi - Lakukan latihan ROM jika Ketidakaktifan berkontribusi
aktivitas klien tidak dapat menoleransi terhadap kekuatan otot &
aktivitas struktur sendi
2 Pola nafas Setelah dilakukan Monitor Pernafasan:
tidak efektif askep 3x24 jam - Monitor irama, kedalaman dan Klien bisa bernafas spontan
b.d pola nafas klien frekuensi pernafasan. dan adekuat, serta dengan
hiperventilasi, menunjukkan - Perhatikan pergerakan dada. segera diatasi masalah bila
penurunan ventilasi yg adekuat - Auskultasi bunyi nafas terjadi kelainan.
energi, dg kriteria : - Monitor peningkatan
kelemahan - Tidak ada dispnea ketdkmampuan istirahat,
- Kedalaman nafas kecemasan dan seseg nafas.
normal Pengelolaan Jalan Nafas
- Tidak ada retraksi - Atur posisi tidur klien untuk
dada / maximalkan ventilasi
penggunaan otot - Lakukan fisioterapi dada jika
bantuan perlu
pernafasan - Monitor status pernafasan dan
oksigenasi sesuai kebutuhan
- Auskultasi bunyi nafas
- Bersihhkan skret jika ada
dengan batuk efektif / suction
jika perlu.

3 Kelebihan NOC: Fluid manajemen:


volume cairan Setelah dilakukan - Monitor status hidrasi Status hidrasi sangat penting
b.d. askep 3x24 jam (kelembaban membran untuk diketahui secara dini
mekanisme pasien mengalami mukosa, nadi adekuat) agar tidak terjadi overlod
pengaturan keseimbangan - Monitor tnada vital cairan
melemah cairan dan - Monitor adanya indikasi
elektrolit. overload/retraksi
Kriteria hasil: - Kaji daerah edema jika ada
- Bebas dari edema Fluit monitoring:
anasarka, efusi - Monitor intake/output cairan
- Suara paru bersih - Monitor serum albumin dan
- Tanda vital protein total
dalam batas - Monitor RR, HR
normal - Monitor turgor kulit dan
adanya kehausan
- Monitor warna, kualitas dan BJ
urine
4 Ketidakseimba Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi Manajemen nutrisi dan
ngan nutrisi askep selama 3x24 - kaji pola makan klien monitor nutrisi yang adekuat
kurang dari jam klien - Kaji adanya alergi makanan. dapat membantu klien
kebutuhan menunjukan status - Kaji makanan yang disukai mendapatkan nutrisi sesuai
tubuh nutrisi adekuat oleh klien. dengan kebutuha tubuhnya.
berhubungan dibuktikan dengan - Kolaborasi dg ahli gizi untuk
dengan tidak BB stabil tidak penyediaan nutrisi terpilih
seimbangnya terjadi mal nutrisi, sesuai dengan kebutuhan klien.
asupan nutrisi tingkat energi - Anjurkan klien untuk
dengan adekuat, masukan meningkatkan asupan
kebutuhan nutrisi adekuat nutrisinya.
- Yakinkan diet yang dikonsumsi
mengandung cukup serat untuk
mencegah konstipasi.

9
- Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi dan
pentingnya bagi tubuh klien.

Monitor Nutrisi
- Monitor BB setiap hari jika
memungkinkan.
- Monitor respon klien terhadap
situasi yang mengharuskan
klien makan.
- Monitor lingkungan selama
makan.
- Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak bersamaan
dengan waktu klien makan.
- Monitor adanya mual muntah.
- Monitor adanya gangguan
dalam proses mastikasi/input
makanan misalnya perdarahan,
bengkak dsb.
- Monitor intake nutrisi dan
kalori.
5 Kurang
pengetahuan NOC: Pengetahuan NIC: Pengetahuan penyakit
tentang tentang penyakit, Aktifitas:
penyakit dan setelah diberikan - Kaji pengetahuan klien tentang Mempermudah dalam
pengobatannya penjelasan selama 2 penyakitnya memberikan penjelasan pada
b.d. kurangnya x pasien mengerti - Jelaskan tentang proses klien
sumber proses penyakitnya penyakit (tanda dan gejala), Meningkatan pengetahuan
informasi dan Program identifikasi kemungkinan dan mengurangi cemas
perawatan serta penyebab.
Therapi yg - Jelaskan kondisi klien Mempermudah intervensi
diberikan dg: - Jelaskan tentang program
Indikator: pengobatan dan alternatif
Pasien mampu: pengobantan
- Menjelaskan - Diskusikan perubahan gaya
kembali tentang hidup yang mungkin digunakan
penyakit, untuk mencegah komplikasi
- Mengenal - Diskusikan tentang terapi dan Mencegah keparahan
kebutuhan pilihannya penyakit
perawatan dan - Eksplorasi kemungkinan Memberi gambaran tentang
pengobatan tanpa sumber yang bisa digunakan/ pilihan terapi yang bisa
cemas mendukung digunakan
- Instruksikan kapan harus ke
pelayanan
- Tanyakan kembali pengetahuan
klien tentang penyakit,
prosedur perawatan dan
pengobatan
6 Resiko infeksi NOC:
b.d. tindakan Kontrol infeksi dan NIC: proteksi infeksi:
invasive, kontrol resiko, - Monitor tanda dan gejala Proteksi diri dari infeksi
penurunan setelah diberikan infeksi Mencegah infeksi sekunder
daya tahan perawatan selama - Pantau hasil laboratorium dan infeksi nosokomial
tubuh primer 5x24 jam tidak - Amati faktor-faktor yang bisa

10
terjadi infeksi Meningkatkan infeksi
sekunder dg: - Monitor TTV
Indikator:
- Bebas dari tanda-
tanda infeksi NIC: Kontrol infeksi
- Angka leukosit - Ajarkan tehnik mencuci tangan
normal - Ajarkan tanda-tanda infeksi
- Ps mengatakan - Laporkan dokter segera bila ada
tahu tentang tanda infeksi
tanda-tanda dan - Batasi pengunjung
gejala infeksi - Cuci tangan sebelum dan
sesudah merawat ps
- Tingkatkan masukan gizi yang Meningkatkan daya tahan
cukup tubuh
- Anjurkan istirahat cukup
- Pastikan penanganan aseptic Membantu proteksi infeksi
daerah IV
- Berikan PEN-KES tentang Meningkatkan
resiko infeksi pengetahuan ps
7 PK: Perawat akan - Pantau tanda dan gejala insuf Mencegah jangan sampai
Insufisiensi menangani atau renal ( peningkatan TD, urine terjadi insuf yang lebih berat
Renal mengurangi <30 cc/jam, peningkatan BJ
(Doenges, komplikasi dari urine, peningkatan natrium
2002) insuf renal urine, BUN Creat, kalium,
pospat dan amonia, edema).
- Timbang BB jika Mengetahui pemasukan
memungkinkan cairan dalam tubuh, bila
- Catat balance cairan pemasukan cairan berlebihan
- Sesuaikan pemasukan cairan akan memperberat kerja
setiap hari = cairan yang keluar jantung dan terjadi edema.
+ 300 500 ml/hr
- Berikan dorongan untuk
pembatasan masukan cairan
yang ketat : 800-1000 cc/24
jam. Atau haluaran urin / 24
jam + 500cc
- Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian diet, rendah
natrium (2-4g/hr)
- pantau tanda dan gejala asidosis
metabolik ( pernafasan dangkal
cepat, sakit kepala, mual
muntah, Ph rendah, letargi)
- Kolaborasi dengan timkes lain
dalam therapinya
- Pantau perdarahan, anemia,
hipoalbuminemia
- Kolaborasi untuk hemodialisis
8 PK: Anemia Setelah dilakukan - Monitor tanda-tanda anemia Mengatasi anemia dengan
(Doenges, askep 3x24 jam - Anjurkan untuk meningkatkan segera agar tidak terjadi
2002) perawat akan dapat asupan nutrisi klien yg bergizi komplikasi.
meminimalkan - Kolaborasi untuk pemeberian
terjadinya terapi initravena dan tranfusi
komplikasi anemia : darah
- Hb >/= 10 gr/dl. - Kolaborasi kontrol Hb, HMT,

11
- Konjungtiva tdk Retic, status Fe
anemis - Observasi keadaan umum klien
- Kulit tidak pucat
- Akral hangat
9 Kurang Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri
perawatan diri askep 3x24 jam - Monitor kemampuan pasien Bantuan perawatan diri dapat
berhubungan klien mampu terhadap perawatan diri membantu klien dalam
dengan kurang Perawatan diri - Monitor kebutuhan akan beraktivitas dan melatih
energi Self care : Activity personal hygiene, berpakaian, pasien untuk beraktivitas
Daly Living (ADL) toileting dan makan kembali.
dengan kriteria : - Beri bantuan sampai klien
- Pasien dapat mempunyai kemapuan untuk
melakukan merawat diri
aktivitas sehari- - Bantu klien dalam memenuhi
hari (makan, kebutuhannya.
berpakaian, - Anjurkan klien untuk
kebersihan, melakukan aktivitas sehari-hari
toileting, sesuai kemampuannya
ambulasi) - Pertahankan aktivitas
- Kebersihan diri perawatan diri secara rutin
pasien terpenuhi - Evaluasi kemampuan klien
dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
- Berikan reinforcement atas
usaha yang dilakukan dalam
melakukan perawatan diri
sehari hari.

12

Вам также может понравиться

  • Ispa
    Ispa
    Документ8 страниц
    Ispa
    Mega
    Оценок пока нет
  • Breascare Puting Lecet
    Breascare Puting Lecet
    Документ3 страницы
    Breascare Puting Lecet
    Mega
    Оценок пока нет
  • Breascare Puting Lecet
    Breascare Puting Lecet
    Документ3 страницы
    Breascare Puting Lecet
    Mega
    Оценок пока нет
  • Leaflet Hipertensi
    Leaflet Hipertensi
    Документ2 страницы
    Leaflet Hipertensi
    Mega
    Оценок пока нет
  • Askep Kasus 3 Sinusitis
    Askep Kasus 3 Sinusitis
    Документ8 страниц
    Askep Kasus 3 Sinusitis
    Mega
    Оценок пока нет
  • LP CKD HD
    LP CKD HD
    Документ34 страницы
    LP CKD HD
    Mega
    100% (1)
  • Pemberian Makanan Tambahan
    Pemberian Makanan Tambahan
    Документ3 страницы
    Pemberian Makanan Tambahan
    Mega
    Оценок пока нет
  • Tumbang Balita 4-5 Tahun
    Tumbang Balita 4-5 Tahun
    Документ3 страницы
    Tumbang Balita 4-5 Tahun
    Herry Wahyudhi
    Оценок пока нет
  • AKDR
    AKDR
    Документ3 страницы
    AKDR
    Mega
    Оценок пока нет
  • Askep SC
    Askep SC
    Документ14 страниц
    Askep SC
    Mega
    Оценок пока нет
  • Leaflet KRR
    Leaflet KRR
    Документ2 страницы
    Leaflet KRR
    Mega
    Оценок пока нет
  • LK SNH
    LK SNH
    Документ36 страниц
    LK SNH
    Mega
    Оценок пока нет
  • LP Bumil Resti
    LP Bumil Resti
    Документ15 страниц
    LP Bumil Resti
    Mega
    Оценок пока нет
  • Igd Bronko
    Igd Bronko
    Документ15 страниц
    Igd Bronko
    Mega
    Оценок пока нет
  • SOP Perawatan Kateter
    SOP Perawatan Kateter
    Документ2 страницы
    SOP Perawatan Kateter
    Mega
    Оценок пока нет
  • Endrometriosis
    Endrometriosis
    Документ7 страниц
    Endrometriosis
    Mega
    Оценок пока нет
  • LK SNH
    LK SNH
    Документ36 страниц
    LK SNH
    Mega
    Оценок пока нет
  • Mankep MG 1
    Mankep MG 1
    Документ30 страниц
    Mankep MG 1
    Mega
    Оценок пока нет
  • Askep Hemodialisis
    Askep Hemodialisis
    Документ37 страниц
    Askep Hemodialisis
    Mega
    Оценок пока нет
  • Makalah Evidence Base Povidone
    Makalah Evidence Base Povidone
    Документ51 страница
    Makalah Evidence Base Povidone
    Mega
    Оценок пока нет
  • Aplikasi Jurnal Pengaruh Pembidaian Terhadap Penurunan Rasa Nyeri
    Aplikasi Jurnal Pengaruh Pembidaian Terhadap Penurunan Rasa Nyeri
    Документ17 страниц
    Aplikasi Jurnal Pengaruh Pembidaian Terhadap Penurunan Rasa Nyeri
    Mega
    Оценок пока нет
  • Endrometriosis
    Endrometriosis
    Документ7 страниц
    Endrometriosis
    Mega
    Оценок пока нет
  • Gizi Ibu Nifas
    Gizi Ibu Nifas
    Документ2 страницы
    Gizi Ibu Nifas
    Mega
    Оценок пока нет
  • Anemia Dalam Hamil
    Anemia Dalam Hamil
    Документ3 страницы
    Anemia Dalam Hamil
    Mega
    Оценок пока нет
  • Pathway Kejang Demam
    Pathway Kejang Demam
    Документ1 страница
    Pathway Kejang Demam
    Mega
    Оценок пока нет
  • Asi Eksklusif A
    Asi Eksklusif A
    Документ5 страниц
    Asi Eksklusif A
    Mega
    Оценок пока нет
  • Gizi Seimbang Untuk Anak
    Gizi Seimbang Untuk Anak
    Документ3 страницы
    Gizi Seimbang Untuk Anak
    Mega
    Оценок пока нет
  • Pemberian Makanan Tambahan
    Pemberian Makanan Tambahan
    Документ3 страницы
    Pemberian Makanan Tambahan
    Mega
    Оценок пока нет
  • Alat Kontrasepsi Lembar Balik
    Alat Kontrasepsi Lembar Balik
    Документ12 страниц
    Alat Kontrasepsi Lembar Balik
    Mega
    Оценок пока нет
  • Askep SC
    Askep SC
    Документ11 страниц
    Askep SC
    Mega
    Оценок пока нет