Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 4.
METODOLOGI / RENCANA KERJA
4 -1
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
2. Referensi Hukum
Acuan pedoman pelaksanaan pekerjaan meliputi semua aturan perundang-
undangan yang berlaku seperti :
4 -2
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -3
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -4
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -5
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
5. Studi Potensi Banjir Sedimen Di Pulau Lombok Bagian Utara (Kontrak No.
PR.01.04-AS/SAT.BWS-NT.I/SPK-PP/1978/2011, tanggal 16 Juni 2011).
7. Detail Desain 2 (DUA) Buah Bangunan Sabo Dam Di Pulau Lombok (PR.01.04-
AS/SAT.BWS-NT.I/SPK-PP/1963/2011).
Dari hasil pengumpulan data-data studi terdahulu dilakukan kajian awal. Kajian
awal ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas kondisi lapangan
maupun analisa-analisa yang telah dilakukan. Kajian studi terdahulu sebagai
masukan didalam penyusunan Draft Laporan Pendahuluan.
Studi yang terkait dengan pekerjaan ini (bila ada), akan disiapkan oleh pihak Satuan
Pelaksanaan Kegiatan O & P SDA NT I. Apabila pihak Konsultan mendapatkan studi-
studi terdahulu lainnya untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan ini, harus
dikumpulkan atas biaya konsultan. Satuan Pelaksanaan Kegiatan O & P SDA NT I
akan membantu sebatas yang tersedia di lingkungan Satuan kegiatan dan jika
diperlukan dari instansi terkait, maka Satuan Kegiatan akan membantu sebatas
pada surat perjanjian pinjam.
4 -6
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
I. INVENTARISASI LAPANGAN
4 -7
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
Sabo Dam diklasifikasikan dalarn Sabo Dam tipe tertutup dan tipe terbuka (slit).
Setiap tipe tersebut memiliki fungsi spesifik, namun fungsi utama dam tetap
sama.
Kegiatan inventarisasi bangunan harus dilaksanakan terpadu, terkoordinasi antar
instansi atau bagian yang menangani perencanaan dan desain bangunan,
maupun bagian yang menangani pelaksanaan pembangunan.
Formulir yang dipergunakan adalah formulir model INVENT.1, INVENT.2 dan
INVENT.3, berisi informasi dasar bangunan, yaitu:
1. Nomor lembar
2. Kode inventaris
3. Nama sungai atau jalan
4. Panjang (m)
5. Tipe bangunan
4 -8
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -9
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -10
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -11
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -12
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -13
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -14
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
1. Informasi bangunan
Sebelum ke lapangan, dilakukan pengumpulan informasi bangunan dan Daftar
Inventarisasi Bangunan (formulir model INVENT. 1 s/d 3) dan laporan
kerusakan yang telah dibuat sebelumnya dan diverifikasi. Informasi bangunan
yang dikumpulkan dan diverifikasi tersebut meliputi:
4 -15
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
6) Tanggal pembangunan
7) Nama kontraktor
8) Data terakhir perbaikan
9) Panjang kerusakan
Data tersebut harus dicocokkan dengan laporan desain, gambar rencana
bangunan (as-built drawings) dan survei lapangan. Bila temyata data
inventarisasi tidak benar maka harus diperbaiki oleh personil yang
manangani inventarisasi tersebut.
b. Daerah tangkapan
Daerah tangkapan dengan batas-batasnya digambarkan pada peta wilayah
untuk menghitung luas wilayah hulu bangunan yang rusak.
d. Desain
Untuk menganalisa penyebab kerusakan bangunan dan menetapkan
tindakan perbaikannya, bagian bangunan yang rusak dikopi dan gambar
desain yang ada pada as-built drawing dan laporan desain bangunan yang
terkait.
e. Informasi lain-lain
Dilakukan pengumpulan data ukuran butiran material dan elevasi atau
kemiringan di lokasi bangunan yang mengalami kerusakan untuk dilakukan
analisa dan evaluasi.
2. Informasi bencana
Informasi yang berkaitan dengan kejadian bencana perlu dikumpulkan dan
berbagai sumber instansi terkait, meliputi:
a. Data banjir dan cuaca yang mempengaruhi dari instansi terkait (BMG)
b. Data hujan
Data curah hujan dan berbagai instansi terkait di wilayah bersangkutan,
termasuk Balai Wilayah Sungai Departemen PU dan PR, Badan
Meteorologi dan Geofisika, instansi pertanian, kehutanan dan lembaga
lain yang mempunyai stasiun penakar curah hujan.
4 -16
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
Investigasi lapangan
Investigasi lapangan dilakukan sesaat setelah terjadi banjir yang
menimbulkan kerusakan. Tim investigasi terdiri atas para teknisi bidang
perencanaan, desain, pelaksanaan dan pemeliharaan, melakukan diskusi di
lapangan tentang kerusakan dan perbaikan yang paling sesuai. Tindakan
yang dilakukan meliputi:
4 -17
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -18
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -19
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -20
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -21
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -22
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
f). Walktrought
Walk Through survey adalah survei untuk mendapatkan informasi monitoring yang relatif
sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang relatif singkat sehingga diperlukan
upaya pengumpulan data untuk kepentingan penilaian secara umum dan analisa
sederhana.
Walk Through Survey dan Check list Walk through survey merupakan teknik utama yang
penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi terkini sarana dan prasarana
bangunan pengendali lahar / sedimen.
Walk Trought Dilaksanakan untuk mendapatkan datadata yang sesuai dengan kondisi
lapangan dan hasilnya dikumpulkan pada tim audit teknis.
Persiapan kegiatan ini antara lain meliputi:
Mengisi form-form survey, sesuai dengan jenis bangunan konstruksi yang dijumpai
pada saat penelusuran.
Mencatat kondisi patok BM, hilang/tidak.
Mencatat posisi (menggunakan GPS) titik awal dan akhir setiap jenis konstruksi.
Mendokumentasikan seluruh kegiatan survey, terkait dengan pengamatan langsung
atau pemenuhan dokumentasi dalam rangka pengisian form survey.
4 -23
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
Pada setiap prasarana dilakukan Penilaian Kondisi yang merupakan hasil evaluasi
atas kondisi terkini
Kekerapan pemantauan
Berdasarkan pada kekerapan atau frekuensi kegiaatan pemantauan bangunan, ada
tiga (3) tipe kegiatan pemantauan bangunan, yaitu:
4 -24
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
b. Bagian alur sungai dan bangunan yang paling prioritas harus dipantau
terlebih dahulu.
2. Jadwal pemantauan
Jadwal pemantauan dibuat berdasarkan pada:
a. Pemahaman terhadap karakteristik lapangan yang ada
b. Anggaran dan personil yang tersedia.
3. Tim pemantau
Komposisi dan banyaknya tim pemantau ditentukan berdasarkan rute perjalanan
pemantauan dan banyaknya bangunan yang dipantau.
4. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi antar personil maupun melalui organisasi radio komunikasi
resmi harus dipersiapkan dengan baik sebelumnya, terutama kesiapan
komunikasi pada saat kondisi darurat.
5. Laporan kegiatan pemantauan
Hasil kegiatan pemantauan dicatat dalam formulir hasil pemantauan dengan
jelas dan ditandatangani penanggungjawab kegiatan.
4 -25
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
a. Lantai bawah (apron), sangat rawan terhadap kerusakan akibat jatuhan material
sedimen dengan batu-batu besar ketika terjadi banjir. Untuk itu lantai bawah
harus dibuat cukup tebal
b. Sub-dam, rusak akibat gerusan lokal di ujung bangunan atau penurunan dasar
sungai (degrdasi). Bentuk kerusakan sub-dam bervariasi seperti patah atau
terguling
c. Mercu dam, rusak akibat gerusan oleh aliran sedimen dengan batu-batu besar
yang terbawa aliran
d. Sayap dam utama, kerusakan seringkali terjadi pada sambungan antara bagian
bangunan
e. Lobang alir, kerusakan terjadi ketika lobang alir belum tertutup material,
sehingga aliran air dan sedimen terkonsentrasi melewati lobang alir menggerus
sisi bawah lobang.
4 -26
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
Pelaksanaan Pemantauan
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan menggunakan formulir model MON. 1. Pengisian
formulir dilakukan langsung pada sasaran di lapangan. Data yang tercantum di dalam
formulir pelaksanaan pemantauan meliputi:
4 -27
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
Beberapa contoh Kerusakan dan klasifikasi tingkat kerusakan bangunan adalah sebagai
berikut:
Tingkat kerusakan (urgency) A, terjadi pada tanggul atau perkuatan tebing:
a. Melimpas (overflow)
b. Badan tanggul patah / jebol
c. Perkuatan tebing (revetment) rusak akibat tanah dibelakang dinding berongga atau
rusak akibat gerusan lokal (scouring)
d. Kerusakan revetment yang meliputi bidang permukaan luas
e. Rembesan (seepage / leekage).
4 -28
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -29
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -30
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -31
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -32
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
4 -33
LAPORAN PENDAHULUAN (Draft)
Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan AKNOP
Semua data hasil inventarisasi dimasukkan kedalam formulir-formulir yang sesuai dan
diisi di lapangan. Sebelum dimasukkan kedalam komputer terlebih dahulu diadakan
pengecekan antara lain:
Penyusunan file-file foto serta keterangannya, jangan sampai tertukar satu dengan
lainnya.
Rekapitulasi dan serangkaian analisa. Rekapitulasi yang dilakukan ini akan menggunakan
perangkat lunak excel.
Perhitungan biaya baik untuk taksiran bila membangun baru, maupun biaya yang
diperlukan untuk perbaikan, meskipun tingkatannya masih kasar namun sebaiknya file
perhitungannya disimpan secara rapi sehingga bila diperlukan revisi mudah untuk
menemukan kembali.
Pada saat survey bagian-bagian bangunan dilakukan dengan menggunakan roll meter.
Dari pengukuran tersebut diperkirakan volume pekerjaan dan kemudian akan
didapatkan besar biaya perbaikan atau pembuatan bangunan baru.
Setelah validasi data, dilanjutkan dengan pemasukan data kedalam komputer dengan
menggunakan software pembuatan Data Base yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Kegiatan ini akan dilaksanakan segera setelah kegiatan Rekapitulasi Hasil Survey &
Inventarisasi Data selesai dilaksanakan. Batasan validasi ini dimana data yang telah
terekap telah memenuhi standar sebagai berikut :
Data berupa nama-nama bangunan antara formulir satu dengan lainnya telah
konsisten
Data berupa angka-angka desain dalam hubungan bangunan satu dan lainnya telah
konsisten
Lokasi hidrologis
Lokasi administratif
Lokasi geografis
Jenis layanan
Potensi, dan
Kinerja
Ketersediaan air
Data ketersediaan air adalah data debit dari sumber air berupa sungai atau air
tanah. Data yang dikumpulkan adalah data tahun-tahun yang lalu sebaiknya lima
tahun kebelakang.
Skema Sungai, irigasi dan skema bangunan SDA yang digunakan untuk melihat
kinerja masing-masing saluran dan bangunan.
Data data ini diperlukan untuk menghitung perkiraan biaya nilai asset
pengganti (bila dibangun baru) atau biaya perbaikan masing-masing saluran dan
bangunan.
Data lahan
Data lahan irigasi yang bukan termasuk dalam aset irigasi namun dapat dijadikan
tingkat pelayanan dari irigasi, Data lahan rawa, dan Data Lahan Gambut.
Data sungai yang diperlukan antara lain dimensi, kondisi, fungsi, nilai dan
dokumentasi foto mutahir.
Data bangunan SDA yang diperlukan antara lain dimensi, kondisi, fungsi, nilai dan
dokumentasi foto mutahir/terkini.
Umum
Air yang bercampur dengan material padat berupa pasir dan batu-batu besar
dalam konsentrasi sangat tinggi, bergerak bersama dengan cepat menuruni alur
curam di daerah gunungapi (Vulcanic) disebut aliran lahar. Aliran lahar
merupakan pergerakan sedimen bersifat kolektif (mass movement), dapat pula
terjadi di daerah bukan gunungapi (Non- Vulcanic) Secara teknis, pergerakan
sedimen semacam ini disebut sebagai aliran debris (debris flow). Aliran debris
memiliki kekuatan daya rusak yang besar, sehingga seringkali menimbulkan
ancaman bencana sepanjang pengalirannya dari hulu ke hilir.
Pengendalian aliran debris dilakukan dengan menerapkan sistem Sabo mulai dari
bagian hulu, tengah dan hilir, melalui berbagai macam bangunan pengendali
sedimen atau bangunan Sabo. Setiap bangunan Sabo memiliki fungsi masing-
masing yang harus bekerja didalam satu sistem pengendalian.
Fungsi utama banguna tanggul yang bekerja dalam sistem Sabo adalah:
2. Kemiringan sisi hilir tubuh dam utama (main dam) Sabo sangat kecil (hampir
tegak) dibandingkan sisi hulu, dengan tujuan untuk menghindari benturan
batu-batu besar yang terbawa aliran banjir.
3. Lubang alir dibuat pada tubuh dam sebagai saluran pengelak ketika
pelaksanaan pembangunan. Saat bangunan selesai dibuat, lubang alir
berfungsi mengalirkan sedimen saat terjadi banjir kecil.
Kerusakan bangunan dam pengendali sedimen atau Sabo Dam pada umumnya
terjadi pada bagian apron, sub-dam, tanggul, lubang alir, mercu dan sayap.
Operasi atau eksploitasi ialah usaha untuk pendayagunaan sesuatu sumber daya,
sedangkan pemeliharaan ialah usaha yang ditujukan untuk menjamin kelestarian
phisik sesuatu benda sehingga terjamin kelestarian fungsinya. Adanya hubungan
yang erat dan saling ketergantungan antara operasi dan pemeliharaan, maka
kedua kegiatan tersebut dapat disatukan menjadi satu kebulatan usaha yang
disebut dengan operasi dan pemeliharaan. Jadi pengertian operasi dan
pemeliharaan ialah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
kelestarian fungsi dan keberadaan bangunan.
Agar manfaat bangunan selalu terjaga sesuai yang direncanakan, perlu dilakukan
pemeliharaan dan pemantauan bangunan (see).
PLAN DO
(Perencanaan) (Pelaksanaan)
Suvey Untuk Perencanaan Suvey Pelaksanaan
& Desain dst Konstruksi dst
SEE
(PEMELIHARAAN)
Monitoring Fungsi
Bangunan & Perubahan
Bentuk Bangunan
Aspek operasi pada bangunan pengendali sedimen lebih berorientasi pada usaha
memperoleh manfaat tambahan bangunan untuk berbagai keperluan, seperti
intake irigasi, jembatan pelintas, dan lain-lain.
Untuk itu perlu dilakukan usaha yang terus menerus agar masyarakat memahami
manfaat bangunan pengendali sedimen bagi keselamatan manusia dan
lingkungan.
Pemeiharaan Bangunan
Tingkat
Kerusakan C 2. Pemantauan
Kerusakan B
Tingkat Kerusakan A
Tingkat
3. Penanganan Darurat
LAPORAN SELESAI
3. Penanganan darurat
3. Penanganan Darurat
5. Daftar Prioritas
1. Kode inventarisasi
2. Nama bangunan
4. Panjang bangunan
10. Catatan atau keterangan, diisi jika ada informasi lainnya terutama yang
berkaitan dengan kerusakan bangunan.
Prioritas bangunan
Kedua formulir tersebut bila perlu dilengkapi dengan gambar denah ( Plan
view) dan tampak samping (Plan side) bangunan.
Kedua formulir tersebut bila perlu dilengkapi dengan gambar denah ( Plan
view) dan tampak samping (Plan side) bangunan.
5. Pemeliharaan preventif.
6. Pemeliharaan korektif.
7. Pemeliharaan berat.
5. Pemanfaatan bantaran.
6. Pemanfaatan sempadan.
7. Papan larangan.
8. Kegiatan fisik :
- Pembersihan sampah/gulma;
- Penstabilan tebing.
9. Pengelolaan hidrologi.
2. Sumber Dana
a. Biaya O&P
- Anggaran Pemerintah
dan finalisasi Rencana Mutu Kontrak (RMK). Acara ini menghadirkan direktur dan
team leader yang pelaksanaannya paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
enandatanganan kontrak.
Konsultan harus menyerahkan draft laporan pendahuluan yang antara lain memuat
konsep dasar/general plan, kriteria teknis dan metode pelaksanaan.
Konsultan harus menyerahkan draft Laporan Akhir yang memuat seluruh hasil
kajian yang telah dilakukan.
3. Laporan Pendahuluan
Laporan ini adalah merupakan penyempurnaan dari draft laporan pendahuluan yang
telah disetujui oleh pihak Direksi dan Tim Teknis di Lingkungan Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara I. Laporan harus diserahkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
4. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan, berisi : bahasan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, realisasi
fisik masing-masing kegiatan, masalah yang ada, Program kerja bulan berikutnya,
personil dan peralatan yang dikerahkan, Daftar hadir personil, Jadwal pelaksanaan
disertai ploting realisasi kemajuan fisik, dan Kesimpulan. Laporan harus diserahkan
setiap bulannya paling lambat pada minggu pertama di bulan berikutnya sebanyak
5 (lima) buku laporan.
7. Laporan Dokumentasi
Laporan ini berisi secara rinci tentang dokumenasi dalam penyusunan AKNOP.
Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
9. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan pemutakhiran dari draft laporan akhir yang telah direvisi dan
dilengkapi sesuai rekomendasi hasil diskusi akhir. Laporan harus diserahkan
sebanyak 5 (lima) buku laporan.
Semua Laporan tersebut di atas (kecuali gambar dan peta) diketik dengan huruf
Arial font 11, alenia block dan dicetak dengan ukuran kertas A4. Naskah asli, peta,
photo dan skema dalam bentuk full colour. Pada bagian punggung cover, dituliskan
judul pekerjaan yang dimaksud.
Ketua Tim
Ahli Operasi dan Pemeliharaan
Ahli Sistem Informasi Geografi (GIS)
Tenaga Pendukung
Peralatan yang disediakan, kantor, meja kursi, meja rapat, kendaraan R-4,
computer, printer.
Waktu yang diperlukan untuk mobilisasi tersebut diatas adalah 1 (satu) minggu.
Menyiapkan rencana kerja dilakukan kolektif antara ketua tim dan tenaga ahli yang
terlibat. Untuk kegiatan ini membutuhkan waktu 2 (dua dua) minggu.
Penyusunan general plan dilakukan kolektif antara ketua tim dan tenaga ahli. Untuk
kegiatan ini membutuhkan waktu 2 (dua) minggu.
5). Menyiapkan Kriterian Disain/Kajian Teknis
Penyusunan kriteria desain dilakukan kolektif antara ketua tim dan tenaga ahli.
Untuk kegiatan ini membutuhkan waktu 2 (dua) minggu.
1. Kickoff meeting
Laporan dan produk pekerjaan lainnya yang harus dibuat dan diserahkan oleh Penyedia
Jasa kepada Pengguna Jasa adalah sbb :
3) Laporan Pendahuluan
4) Laporan Bulanan
7) Laporan Dokumentasi
9) Laporan Akhir
Ketua Tim bertanggungjawab penuh terhadap kinerja tim dan hasil pekerjaan yang akan
diserahkan kepada pengguna jasa, dibantu oleh segenap anggota tim. Dengan
mempertimbangkan Tim Konsultan yang akan dipakai, yakin bahwa kecukupan tenaga
ahli yang diusulkan sudah memadai untuk memberikan hasil yang terbaik untuk
pekerjaan Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan
Penyusunan AKNOP .
Adapun Bagan Organisasi Konsultan yang menggambarkan hubungan kerja antara Tim
Konsultan, Perusahaan selaku penyedia jasa dan Direksi Pekerjaan selaku pengguna jasa
disajikan pada Gambar di bawah ini. Sedangkan untuk personil yang ditugaskan beserta
jadwal penugasannya dapat dilihat pada Tabel Jadwal Penugasan Tenaga Ahli.
PT. RANCANG
Direksi Pekerjaan
MANDIRI
Ahli Operasi dan Pemeliharaan 2.00 Ahli Sistem Informasi Geografi (GIS) 1.50
(Erwien Haryanta, ST) MM (Ali Swastanta Hadijaya, ST) MM
Staf Pendukung
Gambar 4.10. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Audit Teknis Sarana/Prasarana Pengendali Lahar/Sedimen dan Penyusunan
AKNOP
MULAI
REFERENSI : OUTCOME:
1. KAK 1. RMK
2. Kontrak Kerja PEKERJAAN PENDAHULUAN :
3. SPMK
4. Hasil Asistensi a. Mobilisasi tenaga ahli/personil dan alat
b. Menyiapkan rencana kerja
c. Mengumpulkan data dasar dan studi terdahulu (jika ada) KICKOFFMEETING
KICKOFF MEETING
d. Menyiapkan general plan/konsep
e. Menyiapkan Kriterian Disain/Kajian Teknis
YA
A B C
A B C
REFERENSI : OUTCOME:
1. KAK. 1. Analisis Fungsi : Dilaksanakan untuk mengetahui
2. Kontrak Kerja. kondisi fungsi dari sistem bangunan pengendali sedimen
3. SPMK. 2. Klasifikasi dan rencana pemulihan
4. Data Dasar. KAJIAN TEKNIS a) Terhadap kondisi dilakukan klasifikasi, yaitu :
- Peta Dasar Rupa Bumi Skala 1:25.000 - Kondisi baik.
(BAKOSURTANAL). - Kondisi rusak ringan : apabila fungsi tidak terganggu.
- As Built Drawing Bangunan Eksisting - Kondisi rusak sedang : apabila tidak segera dilakukan
Pengendali Sedimen (Sabodam). a. Rekapitulasi Hasil Survey & Inventarisasi Data perbaikan fungsi akan terganggu.
5. Standar Teknis - Kondisi rusak berat : fungsi terganggu.
- Literatur-literatur yang terkait pekerjaan. b. Validasi / Pemutakhiran Data b) Menyusun rencana pemulihan / perbaikan, mencakup :
- Peraturan perundangan. c. Pemasukan Data ke Komputer & Pengolahan - jenis dan titik kerusakan,
- Standar SNI & ISPM - besaran atau volume, serta
(International Standards For d. Analisis Fungsi dan AKNOP - jumlah biaya yang diperlukan
Phytosanitary Measures). (Angka Kebutuhan Nyata OP) - jadwal target penyelesaiannya
6. Studi-Studi Terdahulu
- Studi terdahulu pada 4 bangunan
pengendali sedimen PENYUSUNAN DRAFT AKHIR
(Sabo Belanting, Sabo Pakendangan, -
Sabo Buani, Sabo Meloang).
7. Referensi Hukum
- Semua aturan perundang-undangan REVISI
yang berlaku terkait dengan pekerjaan.
TIDAK
Dikusi DISKUSIAKHIR
DISKUSI AKHIR
YA
REFERENSI : OUTCOME:
1. KAK 1. Laporan Pendahuluan (Draft)
PENYUSUNAN LAPORAN 2. Laporan Pendahuluan (Final)
2. Kontrak Kerja
3. Laporan Bulanan @ 3 Buku
3. SPMK
4. Laporan Akhir (draft)
4. Hasil Asistensi / Diskusi I, II, III 5. Laporan Akhir (final)
6. Laporan Penunjang :
LAPORAN UTAMA LAPORAN PENUNJANG - Rencana Mutu Kontrak
- Hidrologi
- Hidrolika dan Struktur
- Penyelidikan Geologi dan Mekanika Tanah
- Laporan Pengukuran
- BOQ, RAB dan Analisa Ekonomi
- Executive Summary
SELESAI 7. Gambar
- Cetak Gambar kalkir A1
- Gambar Blue Print A1
- Gambar A3
Gambar 4.11. Bagan Alir (Flow Chart) Pelaksanaan Pekerjaan AUDIT TEKNIS SARANA/PRASARANA PENGENDALI LAHAR/SEDIMEN DAN PENYUSUNAN AKNOP