Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Typphus Abdominalis atau yang lebih dikenal dengan demam tifoid
atau tifes dalam bahasa kita adalah suatu penyakit infeksi akut yang
menyerang usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa dan orang tua, laki-laki maupun wanita.
Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia.
Tetapi lebih banyak di negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti
Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini
termasuk penyakit menular, yang mudah menyerang banyak orang, sehingga
dapat menimbulkan wabah.
Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300
810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada
anak-anak. Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh
sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 13
tahun ( 70% 80% ), pada usia 30 40 tahun (10%-20%) dan diatas usia
pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10%) .
Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang
musim, baik musim kemarau maupun penghujan. Penularan penyakit ini
melalui makanan yang tercemar. Kadang kebersihan makanan kurang
terjamin. Oleh karena itu kita harus memperhatikan kualitas makanan. bukan
dari segi harga, tapi dari susunan menu, kehigienisan dan sanitasi makanan.
1.2 Rumusan Masalah
Menganalisis kasus tentang demam typoid ?
1.3 Tujuan Penulisan
Menganalisis secara menyeluruh kasus yang telah di berikan, dan
mengetahui tindakan asuhan keperawatan yang tepat.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus
Kasus demam typoid
An. T usia 8 tahun dibawa ke RS I oleh ibunya dengan keluhan demam sejak
5 hari yang lalu, demam naik turun terutama pada sore hari disertai nyeri
kepala, anoreksia, mual, muntah, diare hingga 6 kali perhari. Hasil anamnesa
dari ibu An. T sebelum sakit senang makannan jajanan di luar kantin sekolah
dan jarang cuci tangan sebelum makan. Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan suu 40 C, nadi 110x/menit, Respirasi : 28x/menit. Lidah kering,
kotor dan dilapisi selaput tebal keputihan. Di bagian belakang lidah tampak
lebih pucat, dibagian ujung dan tepi lidah lebih kemerahan. Hasil
pemeriksaan abdomen didapatkan splenomegali positif, uji widal teter O lebih
dari 1/60, teter H lebih dari 1/60. An.T mendapatkan terapi kloramfenikol, pct
3x1, infus RL per 6 jam. Perawat akan melakukan konseling ke ibu tentang
pola hidup sehat.

2.2 Analisi Kasus

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
I. Data Demografi
1. Identitas Klien
Nama : An. T
Jenis Kelamin :-
Umur : 8 tahun
Alamat :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :
Status Perkawinan : belum kawin
Agama :-

2
Suku/Bangsa :-
Tanggal Masuk RS :-
Diagnosa Medis : Demam Typoid
Tanggal Pengkajian :-

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
Hubungan dengan Klien : Ibu

II. Riwayat Kesehatan


1. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian ibu klien mengatakan bahwa anaknya demam
sejak 5 hari yang lalu.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Riwayat penyakit sekarang, ibu klien mengatakan anaknya demam
sejak 5 hari yang lalu, terutama demam naik turun pada sore hari
disertai nyeri kepala, anoreksia, mual muntah, diare hingga 6x/hari.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

4. Riwayat Penyakit Keluarga

3
III. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
- TTV
TD : -
N : 110 x/m
RR : 28 x/m
T : 40 oC
- Tingkat kesadaran : Composmentis
- Data antropometri : BB = - TB = -
- Klien terlihat lemah

2. Kulit
Kulit klien terlihat warna kulit sawo matang, tekstur kulit teraba
kasar, turgor kulit tidak baik (bila dicubit kembali dalam >2 detik),
kulit teraba kering, kulit teraba hangat.

3. Kepala dan Leher


Struktur kepala normal, keadaan kulit kepala terlihat bersih,
distribusi rambut merata, warna rambut kehitaman. Pada leher tidak
terlihat pembesaran vena jugularis, tidak teraba pembesaran
kalenjar tiroid, tidak terdapat keterbatasan gerak pada leher.

4. Penglihatan dan Mata


Struktur mata terlihat simetris antara kanan dan kiri, kebersihan
mata terlihat bersih, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
dan pergerakan bola mata dapat bergerak ke segala arah.

5. Penciuman dan Hidung


Struktur dan keadaan hidung terlihat normal, lubang hidung dextra
dan sinistra terlihat simetris, tidak adanya sekret, tidak terdapat

4
sumbatan pada hidung, tidak terdapat perdarahan dan peradangan
pada hidung.

6. Pendengaran dan Telinga


Bentuk telinga terlihat simetris antara kiri dan kanan, tidak terlihat
adanya serumen keluar dari lubang telinga, tidak terdapat
peradangan dan sumbatan pada lubang telinga. Fungsi pendengaran
baik karena klien merespon saat di ajak bicara.

7. Mulut dan Gigi


Tidak terlihat kelainan pada mulut, gigi lengkap, mukosa bibir
kering, tidak terdapat perdarahan pada gusi, tidak ada kesulitan
menelan, mukosa lidah kering, kotor dan dilapisi selaput tebal
keputihan, bagian belakang lidah tampak lebih pucat dan dibagian
ujung dan tepi lebih kemerahan.

8. Dada
a. Jantung (IPPA)
Sirkulasi : Warna ujung jari normal, bibir kering.
Inspeksi (ictus cordis tak tampak)
palpasi tidak ada nyeri tekan
perkusi tidak ada pembesaran jantung,
auskultasi bunyi jantung S1 dan S2 tunggal.
b. Paru (IPPA)
inspeksi bentuk dada simetris dan klien tidak menggunakan
alat bantu pernafasan.
palpasi tidak ada nyeri tekan pada dada
Perkusi bunyi paru sonor
auskultasi tidak terdengar bunyi nafas tambahan

5
9. Abdomen (IAPP)
Inspeksi : Bentuk abdomen normal, kebersihan abdomen cukup
bersih, tidak terdapat benjolan pada abdomen.
Palpasi : terdapat splenomegali dan nyeri tekan pada kuadran
kiri atas
perkusi : abdomen hipertympani
Auskultasi : bising usus lebih dari normal

10. Genetalia dan Reproduksi


Klien berusia 8 tahun, tidak terpasang kateter, dan nyeri pada saat
BAB.

11. Ekstremitas Atas dan Bawah


Struktur ekstremitas atas dan bawah terlihat simetris antara kanan
dan kiri, tidak ada kelainan bentuk tulang, tidak terlihat sianosis
pada ujung ujung ekstremitas. Tidak ada pitting edem. Klien
terpasang infus di ekstrimitas atas bagian kanan.

IV. Pola Fungsi Kesehatan


1. Aktivitas dan latihan
Dirumah :
Klien mengakatan klien mampu melakukan aktivitas setiap harinya
untuk pergi bekerja dari pagi sampai siang menjelang sore.
Di RS :
Klien hanya berbaring dan duduk. Klien melakukan aktivitas
diawasi dan dibantu oleh istri.

2. Istirahat dan tidur


Dirumah :
Klien mengatakan malam tidur nyanyak 6-7 jam
Di RS

6
Klien mengatakan tidur siang hari dan malam hari klien tidur
dengan nyenyak.

3. Personal Hygine
Ibu klien mengatakan bahwa klien mandi 2x sehari dan ketika mau
makan klien jarang cuci tangan.
Di RS :
Klien diseka ibu klien dan perawat.

4. Nutrisi
Dirumah :
Ibu klien mengatakan klien makan 3x sehari dan dalam
kesehariannya klien sering jajan di lua kantin sekolah.
Di RS :
Kl ien mengalami penurunan nafsu makan.

5. Eliminasi
Dirumah :
Ibu Klien mengatakan klien BAB 6x sehari, dan tidak ada nyeri
saat BAK.
Di RS :
Klien mengalami frekuensi sering BAK.

6. Seksual
-
7. Psikologis :
-
8. Sosial
-
9. Spiritual
-

7
V. Data Fokus
Data Subjektif
1. Ibu klien mengatakan anaknya demam naik turun terutama pada
sore hari sejak 5 hari yang lalu.
2. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya nyeri kepala
3. Ibu klien mengatakan bahwa nafsu makan anaknya berkurang
4. Ibu klie mengatakan bahwa anaknya mual dan muntah.
5. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami diare hingga 6
kali.

Data Objektif
1. Klien terlihat tampak lemah.
2. Klien terlihat memegangi kepalanya.
3. Turgor kulit klien buruk
4. Mukosa lidah atas kering, kotor dan dilapisi selaput tebal
keputihan, bagian belakang lidah lebih pucat dan bagian ujung dan
tepi lebih kemerehan.
5. Abdomen (IAPP)
Inspeksi : Bentuk abdomen normal, kebersihan abdomen cukup
bersih, tidak terdapat benjolan pada abdomen.
Palpasi : terdapat splenomegali dan nyeri tekan pada kuadran
kiri atas
perkusi : abdomen hipertympani
Auskultasi : bising usus lebih dari normal
6. TTV : :
N : 110 x/m
RR : 28 x/m
T : 40 oC.

VI. Pemeriksaan Diagnostik

8
Uji widal : teter O lebih dari 1/160 dan teter H lebih dari 1/160

VII. Terapi Farmakologi


No Obat Dosis Via Indikasi
1 Kloramfenikol - - Antibiotok dengan spektrum
luas. Kegunaan obat
kloramfenikol
(chloramphenicol) adalah
untuk pengobatan demam
tifus, paratifus,
infeksi Salmonella sp
sp, H.influenzae, terutama
infeksi meningeal,
Rickettsia, Lympogranulloma
psitatacosis, bakteri gram
negatif penyebab bakteria
meningitis, infeksi kuman
yang resisten terhadap
antibiotik lain, tidak untuk
hepatobilier dan gonorrhoea
2 Paracetamol 3x1 Indikasi utama paracetamol
yaitu digunakan sebagai obat
-
penurun panas (analgesik)
dan dapat digunakan sebagi
obat penghilang rasa sakit
dari segala jenis seperti sakit
kepala, sakit gigi, nyeri pasca
operasi, nyeri sehubungan
dengan pilek, nyeri otot
pasca-trauma, dll.
Paracetamol dapat digunakan
pada anak-anak. Ini
merupakan alternatif yang
lebih disukai ketika aspirin
(asam asetilsalisilat)
merupakan kontraindikasi

9
(misalnya karena riwayat
ulkus atau infeksi virus pada
anak).

3 Inf. RL Per 6 IV Mengembalikan


jam keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi

VIII. Perencanaan Pulang


Diascharge Planning
1. Hindari tempat yang tidak sehat.
2. Hidari daerah endemis demam tifoid.
3. Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih.
4. Makanlah makanan bernutrisi lengkap dan seimbang dan
masak/panaska sampai suhu 570C beberapa menit dan secara
merata.
5. Salmonellatyphio didalam air akan mati apabila dipanasi
setinggi 570C untuk beberapa menit atau dengan proses
iodinasi /klorinasi.
6. Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi.
7. Mintalah minuman tanpa es kecuali air es sudah didihkan atau
dari botol
8. Lalat perlu dicegah menghinggapi makanan dan minuman.
9. Istirahat cukup dan lakukan oleh raga secara teratur.
10. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, dan efek samping.
11. Ketahui gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus
dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut.
12. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang
ditentukan.
13. Vaksin demam tifoid
14. Buang sampah pada tempatnya.

10
A. Analisis Data
Nama klien : An.A
No RMK :-
Hari/tanggal : -
No. Data Masalah Etiologi
1. DS : Ketidakefektifan Proses Penyakit
Ibu klien mengatakan anaknya Termogulasi
demam naik turun terutama pada
sore hari sejak 5 hari yang lalu.
DO :
- Keadaan klien tampak lemah
- Badan teraba hangat
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit klien buruk
- T : 40 C
Farmakologi :
- Paracetamol 3x1
2. DS : Kekurangan Intake yang tidak
- Ibu klie mengatakan bahwa volume cairan adekuat dan
anaknya mual dan muntah. peningkatan suhu
- Ibu klien mengatakan bahwa tubuh.
anaknya mengalami diare hingga
6 kali.
DO :
- Klien terlihat tampak lemah
- Turgor kulit klien buruk
- Mukosa lidah atas kering,
kotor dan dilapisi selaput tebal
keputihan, bagian belakang

11
lidah lebih pucat dan bagian
ujung dan tepi lebih
kemerehan.
Farmakologi :
- Inf RL per 6 jam
3. DS : Ketidakseimbangan Intake yang tidak
- Ibu klien mengatakan bahwa nutrisi kurang dari adekuat.
nafsu makan anaknya berkurang kebutuhan tubuh

- Ibu klie mengatakan bahwa


anaknya mual dan muntah.
- Ibu klien mengatakan bahwa
anaknya
- mengalami diare hingga 6 kali.

DO :
- Klien terlihat tampak lemah
- Turgor kulit klien buruk
- Abdomen (IAPP)
perkusi : abdomen
hipertympani
Auskultasi : bising usus lebih
dari normal
-

Prioritas Masalah :

1. Ketidakseimbangan termogulasi b.d proses penyakit


2. Kekurangan volume cairan b.d Intake yang tidak adekuat dan
peningkatan suhu tubuh.

12
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Intake
yang tidak adekuat.
B. Intervensi Keperawatan
Nama Klien : An.A
Usia : 8 tahun
NO RMK :-
Diagnosa Medis : Typoid
Hari Tanggal :-
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Setelah 1. Monitor suhu 1. Suhu yang tinggi
termogulasi dilakukan sesering menandakan
keperawatan mungkin per-2 keadaan klien
DS : selama 1x30 jam panas
Ibu klien mengatakan menit, klien 2. Kompres klien 2. Di daerah
anaknya demam naik akan pada lipatan tersebut banyak
turun terutama pada menunjukkan paha dan aksilla pembuluh darah
sore hari sejak 5 hari kriteria hasil : 3. Anjurkan klien 3. Mempermudah
yang lalu. - Klien menggunakan proses hilangnya
DO : terlihat pakaian tipis panas
- Keadaan klien segar dan menyerap
tampak lemah - Tubuh klien keringat 4. Tirah baring
- Badan teraba hangat tidak teraba 4. Anjurkan klien untuk
- Mukosa bibir kering hangat istirahat di mengurangi
- Turgor kulit klien - T : 36- tempat tidur metabolism
buruk 37,5C 5. Kolaborasi 5. Mempercepat
T : 40 C - N : 80-90 dengan dokter panas turun
x/m dalam
pemberian obat
antipiretik

13
2. Kekurangan volume Setelah 1. Petahankan 1. Mencegah dan
cairan b.d Intake yang dilakukan catatan intake memantau
tidak adekuat dan keperawatan dan output kekurangan
peningkatan suhu selama 1x30 yang akurat. cairan.
tubuh. menit, klien 2. Monitor status 2. Memantau
DS : akan hidrasi perubahan status
- Ibu klie mengatakan menunjukkan (kelembapan, fisik .
bahwa anaknya mual kriteria hasil : membran
dan muntah. - Klien mukosa, nadi
- Ibu klien terlihat segar adekuat,
mengatakan bahwa - Tubuh tekanan darah
anaknya mengalami klien tidak ortostatik),
diare hingga 6 kali. teraba hangat jika
DO : - T : 36- diperlukan.
- Klien terlihat 37,5C 3. Monitor vital 3. Memantau
tampak lemah - N : 80- sign. perubahan ttv.
- Turgor kulit 90 x/m 4. Monitor 4. Memantau
klien buruk masukan pemasukan
- Mukosa lidah makanan/ makanan dalam
atas kering, cairan dan pemenuhan
kotor dan hitungan kalori.
dilapisi selaput intake kalori
tebal keputihan, harian.
bagian belakang 5. Kolaborasikan 5. Membantu
lidah lebih pucat pemberian pemenuhan
dan bagian ujung cairan IV. cairan.
dan tepi lebih 6. Monitor status 6. Mantau nutrisi
kemerehan. nutrisi. klien.

14
3. Ketidakseimbangan Setelah 1. Kaji makanan 1. Menambah nafsu
nutrisi kurang dari dilakukan kesukaan klien makan klien
kebutuhan tubuh b.d tindakan 2. Anjurkan 2. Agar nutrisi
Intake yang tidak keperawatan makan sedikit tetap terpenuhi
adekuat. ditandai selama 1x24 namun sering 3. Mual dan
dengan : jam, klien akan 3. Monitor mual muntah bisa
DS : menunjukkan dan muntah menyebabkan
- Ibu klien kriteria hasil : 4. Kolaborasi dehidrasi
mengatakan bahwa dengan ahli gizi 4. Menjaga asuhan
nafsu makan - Klien nutrisi klien
anaknya berkurang menghabisk
- Ibu klie an 1 porsi
mengatakan bahwa makanan
anaknya mual dan yang
muntah. disediakan
- Ibu klien RS
mengatakan bahwa - Klien
anaknya terlihat
- mengalami diare segar
hingga 6 kali.
DO :
- Klien terlihat
tampak lemah
- Turgor kulit klien
buruk
- Abdomen (IAPP)
perkusi :
abdomen
hipertympani

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demam tifoid, enteric fever ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Ngastiyah,
2005, Edisi II, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC )
Diascharge Planning
1. Hindari tempat yang tidak sehat.
2. Hidari daerah endemis demam tifoid.
3. Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih.
4. Makanlah makanan bernutrisi lengkap dan seimbang dan
masak/panaska sampai suhu 570C beberapa menit dan secara merata.
5. Salmonellatyphio didalam air akan mati apabila dipanasi setinggi 570C
untuk beberapa menit atau dengan proses iodinasi /klorinasi.
6. Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi.
7. Mintalah minuman tanpa es kecuali air es sudah didihkan atau dari
botol
8. Lalat perlu dicegah menghinggapi makanan dan minuman.
9. Istirahat cukup dan lakukan oleh raga secara teratur.
10. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, dan efek samping.
11. Ketahui gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus
dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut.
12. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan.
13. Vaksin demam tifoid
14. Buang sampah pada tempatnya.

3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan makalah ini menjadi
salah satu alternatif ilmu pengetahuan bagi para pembaca, baik dirumah sakit
maupun di institusi-institusi resmi.

16

Вам также может понравиться