Вы находитесь на странице: 1из 43

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-

negara maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertensi masih rendah

presentasinya.Walaupun demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi

diabaikan begitu saja.Bagi masyarakaat golongan atas hipertensi benar-benar menjadi

momok yang menakutkan (Sri Rahayu : 2000).

Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata

20 %.Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Di

negara Indonesia rata-rata 6-15 %.Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah

anak dibawah 15 tahun di negara Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu :

2000).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo bahwa di Indonesia

1,8-28,6 % penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita Hipertensi dan pada

umumnya berkisar antara 6 10 % .Di provinsi Jawa Timur angka kesakitaan

penyakit hipertensi tahun 1998 1999 : 12,42 % (Data Provil). Sedangkan dari laporan

bulanan puskesmas Mojo terhitung dari bulan Januari 1998 sampai bulan Desember

tahun 1999 yang berkunjung ke Puskesmas Mojo adalah 19,13 % .dan tahun 2000 :

47,1%. Mengamati data tersebut dapat memberikan gambaran bahwa masalah penyakit

hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu mendapat pengamatan, pengawasan

serta perawatan yang komprehensip.


Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit

jantung dan stroke.Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent Disease karena tidak

ditemukan tanda tanda fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 1991).

Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai

Heterogenus Group of Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak tekontrol

akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan jantung serta

kelumpuhan anggota gerak. Namun kerusakan yang paling sering adalah gagal

jantung dan stroke serta gagal ginjal (Susi Purwati : 2000).

Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi

sering ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas (Sri Rahayu : 2000 : 7).

Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan

pengawasan yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit

kardiovaskuler dapat dicegah jika seorang merubah perilaku kebiasaan yang kurang

sehat dalam mengkonsumsi makanan yang menyebabkan terjadinya hipertensi, selalu

berolah raga secara teratur serta merubah kebiasan hidup lainnya yang dapat mencetus

terjadinya penyakit hipertensi seperti merokok, minum-minuman beralkohol. Adapun

factor dietik dan kebiasaan makan yang mempengaruhi tekanan daran yang meliputi,

cara mempertahankan berat badan ideal, natrium klorid, Kalium, Kalsium,

Magnesium, lemak dan alcohol. (Dr. Wendra Ali 1996 : 3, 20, 21).

Apabila dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit

hipertensi, maka mungkin dapat timbul beberapa masalah seperti :

1. Ketidak patuhan diit rendaah garam dan rendah lemak.

2. Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita .


3. Sumber daya keluarga kurang .

4. Perubahan fisiologi (mudah marah dan tersinggung)

5. Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran dan berkurangnya pendapatan.

Keluarga).

Dalam pelaksanaan tugastugas kesehatan keluarga mempunyai peranan yang

sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita

penyakit hipertensi. Freedmen (1981) membagi lima (5) peran yang dilakukan

keluarga yaitu : mengenal gejala hipertensi, mampu mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan yang tepat untuk menolong klien hipertensi, mampu memberikan

asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam

mengatasi masalahnya dan meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan

mutu hidup anggota keluarga, yang menderita penyakit hipertensi.

Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan keluarga yang optimal, sangatlah

penting peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Adapun peran perawat dalam membantu keluarga yang anggota keluarganya

menderita penyakit hipertensi antara lain : mampu mengenal asuhan keperawatan

pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi, sebagai pengamat masalah dan

kebutuhan keluarga, sebagai koordinator pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator,

sebagai pendidik kesehatan, sebagai penyuluh dan konsultan dalam asuhan perawatan

dasar pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut :

1. Mengapa prevalensi penyakit hipertensi tiap tahun meningkat.


2. Bagaimana peran keluarga dalam membantu mengatasi masalah yang salah satu

anggotanya menderita penyakit hipertensi.

3. Bagaimana peran perawat puskesmas dalam mengarahkan dan membantu keluarga

yang anggotanya menderita penyakit hipertensi.

4. Bagaimana perawat membuat asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita

penyakit hipertensi.

B. Batasan Masalah

Oleh karena begitu banyak aspek dan ruang lingkup yang dapat ditemukan dari

masalah diatas serta keterbatasan penulis dalam hal tenaga, kemampuan, pengalaman,

keterampilan, waktu dan pengetahuan, maka penulis membatasi permasalahannya

hanya pada Bagaimana Asuhan Keperawatan yang baik dan benar pada keluarga yang

salah satu anggota keluarganya menderita penyakit hipertensi dengan masalah

Nutrisi melalui proses pendekatan keperawatan .

Ruang lingkup pembahasan penulis terbatas pada :

1. Penulis hanya mengasuh pada satu keluarga saja.

2. Dalam asuhan keperawatan penulis hanya mengambil satu penyebab masalah

hipertensi yaitu : Masalah Nutrisi

3. Keluarga yang terpilih berdasarkan penunjukan kepala puskesmas Mojo.

4. Lebih menitikberatkan pada aspek keperawatan

Dengan pembatasan masalah tersebut penulis menyusun karya tulis ini dengan

judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn IS yang anggota keluarganya menderita


hipertensi dengan masalah nutrisi didusun sengkol 4 desa sengkol kecamatan pujut

Lombok tengah.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan

keperawataan keluarga tuan IS. di RT V, RW VI dengan penyakit hipertensi yang

disebabkan oleh akibat nutrisi melalui pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini agar penulis mampu :

a. Mengumpulkan data pada keluarga tuan IS.dengan penyakit hipertensi.

b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.

c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.

d. Menentukan prioritas masalah.

e. Menentukan diagnosa keperawatan .

f. Menentukan rencana tindakan keperawatan .

g. Melaksanakan tindakan keperawaatan.

h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.

i. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.


TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Defenisi Keluarga

a. Menurut Depkes. RI. 1988

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap

dalam keadaan saling ke tergantungan.

b. Menurut S .G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1989

Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yangtergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama

dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya

masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Nasrul

Effendi ,1998 : 33

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :

a. Unit terkecil dari masyarakat.

b. Terdiri atas dua orang atau lebih.

c. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.

d. Hidup dalam satu rumah tangga.

e. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.

f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

g. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.

h. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan


c. Keperawaatan kesehatan keluarga

1. Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1978

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat

yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan

yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana

penyalur (Nasrul Effendi,1998:39)

2. Tipe keluarga

Terdiri dari :

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,

anak-anak.

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan

sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .

c. Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga

inti.

d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya

berpoligami dan hidup secara bersamasama.

f. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga .


d. Keluarga sebagai unit keperawatan

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (R.B freedman, 1981) adalah sebagai

berikut :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat .

2. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau

memperbaiki masalah masalah dalam kelompoknya

3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah

satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh

terhadap anggota keluarga yang lain.

4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien )

keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara

kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.

5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya

kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.

e. Factor yang mempengaruhi sehat sakit

Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut H. L

Bloom yaitu

1. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah

dengan cara menghindari adanya stres


2. Faktor social budaya

a. Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

adalah :

1. Kebiasaan merokok

2. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam

3. Pola diet tidak teratur

4. Bila sakit tidak segera berobat

b. Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada kasus

hipertensi adalah :

1. Menghindari kebiasaan merokok.

2. Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam .

3. Menjaga berat badan dan olah raga yang terratur

4. Melakukan konril yang teratur

5. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian akibat hipertensi

3. Faktor keturunan

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic

2. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan

Menurut Freedman (1981) keluarga mempunyai lima (5) tugas memelihara

kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit

hipertensi yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

tentang gejala hipertensi

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap angota

keluarga yang menderita penyakit hpertensi

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepada anggota keluarganya

e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat

mengatasi penyakit hipertensi.

f. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang

menderita penyakit hipertensi.

Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran

perawat diperlukan sebagai berikut :

a. Pengenal tentang gejala hipertensi

Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi

b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi

Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit

hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan dan

memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota keluarga

yang menderita hipertensi.

c. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit

hipertensi . Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga


yang menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah

dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang

sedang dihadapi

d. Fasilitator

Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah pada

keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif pemecahanya

e. Pendidik kesehatan

Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari

perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi

f. Penyuluh dan konsultasi

Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap

keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

B. Konsep Penyakit Hipertensi

1. Pengertian

Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolic

serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt kardiovaskuler

(Soekarsohardi,1999 : 151)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas standar

dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 : 191).

Dari definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :


Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas

normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya kompilkasi

penyakit kardiovaskuler.

2. Etiologi

Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :

a. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.

Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti

berrtambahnya usia , factor psikologis, dan keturunan. Sekitar 90 % hipertensi

tidak diketahui penyebabnya .

b. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis,

penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan

pemakaian oral kontrasepsi. Adapun factor pencetus hipertensi seperti,

keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok,

alcohol dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25)

3. Patofisiologi.

Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah

keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan

peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan

tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer

menurun . Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan

meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput.

Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi,

glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormone.
Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I

menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE) Angiotensin II

mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang mengaktifkan

sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat . Disamping

itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk

vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan

aldosteron yang akan meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan

natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan

cardiac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 )

4. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit jntung

koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh darah

otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr

Soetomo,1997).

5. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Pengaturan diit

b. Berolah raga

c. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur

d. Menghilangkaan rasa takut

1) Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.

2) Betabloker :Proparnolol, dll.

3) Alfabloker : Prazosin dll.

4) Penghambat ACE : Kaptopril dll.


5) Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)

6. Nutrisi

Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa

factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas

dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi,

diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan.

Makan biasa (untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 6000 mg per hari).

Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.

Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan

darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat)

macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah

yaitu :

a. Diet rendah garam

Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi

makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium.

Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking

powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), Pengawet makanan atau natrium

bensoat biasanya terdapat dalam saos, kecap, selai, jelli, makanan yang terbuat

dari mentega. Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet

pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :

1) Jangan menggunakan garam dapur

2) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis,

biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.


3) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan

tambahan atau penyedap rasa seperti saos.

4) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.

5) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait

b. Diet rendah kolesterol / lemak.

Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan

pospolipid. Sekitar 25 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi

oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang

mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur,

ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan

kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :

1) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.

2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.

3) Gunakan susu full cream.

4) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.

5) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.

6) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.

7) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah buahan.

c. Diet kalori bila kelebihan berat badan.

Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian

orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah

satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar
berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu

diperhatikan hal berikut :

1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori

untuk penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.

2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

3) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.

Contoh menu untuk penderita hypertensi :

1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130

gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu,

2000 ).

7. Dampak masalah.

a. Terhadap individu.

1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.

Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh

penderita. Kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit hypertensi,

sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.

2) Pola nutrisi dan metabolisme.

Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan bila

berlangsung lama disertai mual-mual dan muntah.

3) Psikologi.

Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.

4) Pola tidur dan istirahat


Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun karena

sering sakit kepala dan tegang pada leher bagian belakang.

5) Pola persepsi dan pengetahuan.

Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan yang

lama ,diet, olah raga, merokok, minuman beralkohol.

6) Pola tata nilai dan kepercayaan

Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa tidak

berdaya dengan keberadaan sekarang.

b. Terhadap keluarga

1. Merepotkan dalam memberikan perawatan ,pengaturan diet, mengantar

kontrol dan manambah beban biaya hidup yang terus menerus.

2. Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang

berperan sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan keluarga ,maka akan

menghambat kegiatannya sehari-hari untuk kegiatan seperti semula.

3. Psikologi .

Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.

c. Terhadap masyarakat

Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi perubahan

peran dalam masyarakat Selain itu akan menimbulkan kecemasan terhadap

masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah satu anggotanya. .

d. Pelayanan kesehatan

Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat,maka akan

terjadi beban pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.


C. Konsep Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk

mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,melaksanakan

asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana

yang telah direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah

dilaksanakan .

1. Pengkajian

a. Penjajakan pertama

Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang

dihadapi oleh keluarga.

1. Pengumpulan data

Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan

,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada

anggota keluarga .

2. Struktur dan sifat anggota keluarga

a. Anggota anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.

b. Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.

c. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,

3. Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau

menyebar.

a. Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.

b. Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang

nyata ataupun tidak nyata.


c. Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan

penggunaan waktu senggang

4. Faktor sosial budaya dan ekonomi

a. Pekerjaan

b. Penghasilan

c. Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer

d. Jam kerja ayah dan ibu

e. Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya

5. Faktor lingkungan

a. Perumahan

b. Luas rumah

c. Pengaturan dalam rumah

d. Persediaan sumber air

e. Adanya bahan kecelakaan

f. Pembuangan sampah

g. Macam lingkungan / daerah rumah

h. Fasilitas social dan lingkungan

i. Fasilitas transportasi dan kesehatan

6. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga

b. Upaya pencegahan terhadap penyakit

c. Sumber pelayanan kesehatan

d. Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.


e. Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.

7. Cara pengumpulan data

a. Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.

Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.

Komunikasi dari tiap anggota keluarga

Peran dari tiap anggota keluarga

Keadaan rumah dan lingkungan

b. Wawancara

Dapat mengetahui hal-hal :

Aspek fisik

Aspek mental

Sosial budaya

Ekonomi

Kebiasaan

Lingkungan

c. Studi dokumentasi antara lain

Perkembangan kesehatan anak

Kartu keluarga

Catatan kesehatan lainnya

d. Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

dan keperawatan antara lain :

Tanda-tanda penyakit

Kelainan organ tubuh


8. Analisa data

Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh

keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah

dalam family healt care. Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan

terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi

kesehatan.

Contoh :

1. Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi

2. Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet

b. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.

Contoh:

1. Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi

2. Siapakah yang menderita penyakit hipertensi

c. Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu

atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.

Contoh :

Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.

9. Penentuan prioritas masalah

Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan

sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut


K riteria Score Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat 2
diubah 2
Skala : Dengan mudah 1
Hanya sebagian 0
Tidak dapat
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus 2
ditangani
Ada masalah tapi tidak perlu 1
segera ditangani 0
Masalah tidak dirasakan

Skoring :

1. Tentukan skor untuk tiap criteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

Skor X bobot

Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria , skor tertinggi 5 sama dengan

seluruh bobot

b. Penjajakan pada tahap kedua

Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-

tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat


dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap

pertama.

Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk

melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang

dihadapi .

2. Diagnosa keperawatan

Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan

keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada

keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara lain :

1. Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi berhubungan

dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi

2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan

tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena

hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang

manfaat berobat kesarana kesehatan

3. Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat

penykit hipertensi .

4. Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi

kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan

manfaat pemeliharaan lingkungan serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan

penyakit hipertensi.
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna memelihara

kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga

tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami

manfaatnya. Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet

pada klien hipertensi adalah :

a. Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya

hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan

diet yang benar.

b. Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet

bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

cara pengaturan diet yang benar.

c. Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makanan dalam

jumlah yang tepat.

d. Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang

mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam

e. Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga berhubungan dengan

kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman obat tersebut.

3. Perencanaan

Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang

ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan

dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )


Rencana tindakan dari masing masing diagnosa keperawatan khusus diet pada klien

hipertensi adalah :

a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab

terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara

pengaturan diet yang benar.

Tujuan

Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang

menderita penyakit hipertensi.

Kriteria hasil

Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet bagi

anggota kelurga yng menderita hipertensi.

Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.

Rencana tindakan

1. Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi

penderita hipertensi.

R/ Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang

rendah garam.

2. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya menyediakan

makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .

R/ Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang

rendah garam.
b. Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap

anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet

Tujuan

Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien

hipertensi

Kriteria hasil

Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien

hiperetensi

Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi

Rencana tindakan

1. Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk

klien hipertensi.

R/ Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan

cara pengaturan diet untuk klien hipertensi

2. Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.

R/ Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita

hipertensi.

c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita

hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan

makanan dalam jumlah yang benar .

Tujuan

Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.


Kriteria hasil

Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita

hipertensi.

Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien

hipertensi.

Rencana tindakan

1. Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan

untuki klien hipertensi.

R/ Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara

pengolahan makanan untuk klien hipertensi.

2. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang

dikonsumsi oleh klien hipertensi.

R/ Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang

dianjurkan.

3. Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat

makanan dengan jumlah yang tepat.

R/ Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam

jumlah yang tepat kilen dan keluarga mampu menjalankan

/melaksanakaannya sendiri.

d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita

hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari

yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.

Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi

makanan yang rendah garam.

Kriteria hasil

Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah

garam

Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak

mengandung garam.

Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan

yang banyak mengandung garam.

Rencana tindakan

1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap

klien hipertensi.

R/ Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang

pengaruh garam terhadap klien hipertensi

2. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak

mengandung garam.

R/ Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang

banyak mengandung garam.

3. Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk

merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan

keinginan untuk merubah.

R/ Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah

sikapnya dari yang tidak sehat menjadi sehat


e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat keluarga

berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman obat keluarga.

Tujuan

Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman

obat keluarga.

Kriteria hasil

Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu

untuk pengobatan hipertensi

Rencana tindakan

1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.

R/ Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.

2. Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan

/tanaman yang dapat membantu menurunkan tekanan darah

R/ Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat

menurunkan tekanan darah.

3. Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha memiliki

tanaman obat keluarga .

R/ Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman obat

tersebut kapan saja diperlukan.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi

sesuai rencana yang telah disusun.

Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain :


a. Deteksi dini kasus baru.

b. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral

c. Melakukan rujukan

d. Bimbingan dan penyuluhan. ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :

5. Evaluasi

Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan

penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input

dan porses. Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;

a. Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan

keperawatan.

b. Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat

dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.

c. Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.

d. Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt Care , 1989 :

97 )
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Proses penyusunan tinjauan kasus dengan asuhan keperawatan keluaraga yang

menderita hipertensi dengan masalah nutrisi pada Tuan IS .di dusun sengkol 4 desa sengkol

kec. Pujut di wilayah kerja puskesmas sengkol melalui proses pendekatan keperawatan

sebagai berikut

I. Pengkajian

A. Pengumpulan data

Pengumpulaan data dimulai tanggal 6 maret 2017. Data yang diperoleh sebagai

berikut :

a. Struktur dan sifat keluarga

1. Identitas kepala keluarga

Nama tuan Is. umur 65 tahun ,pendidikan SD, pekerjaan petani, agama Islam,

keadaan fisik sehat tidak pernah menderita penyakit kronis.

2. Identitas anggota keluarga

Nama Sunarsih 62 tahun istri , pendidikan SLTP, pekerjaan ibu rumah tangga,

agama Islam , penyakit yang diderita yaitu hipertensi sejak tahun 1990 sampai

sekarang. Anak pertama ahmad senaim 37 tahun,pendidikan SD, pekerjaan

petani, tinggal pisah dengan orang tua. Anak kedua Kusmiati 31 tahun ,

pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, status kawin, tinggal pisah.

Anak ketiga Sugeng 20 tahun, pendidikan SLTA, pekerjaan wiraswasta, belum

menikah , tinggal bersama orang tua.


Tipe keluarga adalah keluarga inti . Yang paling dominan dalam pengambilan

keputusan adalah ayah. Hubungan antar anggota keluarga harmonis.

3. Kegiatan keluarga sehari hari

a. Kebiasaan tidur anggota keluarga sehari kira-kira 7 sampai 8 jam per hari.

Sedangkan nyonya Sunarsih bila tekanan darahnya naik rata-rata tidur

sehari 5 sampai 6 jam .

b. Kebiasaan makan

Makan 3 (tiga ) kali sehari dengan makan pokok beras.Keadaan fisik

anggota keluarga tidak terlalu gemuk kecuali nyonya S. Dalam

menyiapkan dan menyajikan makan dilakukan oleh nyonya S. yang

menderita penyakit hipertensi. Dalam makanan yang disajikan cukup

banyak mengandung garam.

c. Kebiasaan penggunaan waktu senggang.

Penggunaan waktu senggang oleh Tuan Is dan nyonya S ,hanya duduk

nonton tv dan jarang berolah raga sedangkan anak-anak sibuk dengan

pekerjaannya.

d. Situasi social budaya dan ekonomi.

Penghasilan tn Is setiap panen kurang lebih 4 ton dari hsil sawah yang dia

garap dan semua kebutuhannya sehari-hari di ambil dari sana. Kadang-

kadang diberikan sama anak-anaknya.

b. Faktor situasi lingkungan.

1. Rumah
Ukuran 6 X 8 m2 terdiri dari dua kamar tidur, dapur, ruang tamu,ruang makan dan

kamar mandi serta kamar wc.

2. Sarana sanitasi .

Sumber air minum PDAM, ada saluran pembuangan air limbah, ada tempat

sampah.

c. Riwayat kesehatan keluarga

1. Tn .Is dan ny.S. tidak ingat lagi jenis imunisasi yang didapatkan oleh anaknya.

2. Ibu tidak pernah mengikuti program KB.buatan tapi menggunakan KB alamiah.

3. Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga.

Ny.S.menderita penyakit hipertensi sejak tahun 1990 sampai sekarang sedangkan

anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit kronis.

4. Ny.S pergi berobat kesarana kesehatan bila timbul gejala kepala pusing dan susah

tidur.

d. Peran petugas kesehatan

Saran petugas kesehatan agar selalu berobat teratur dan mengikuti diet yang telah

dianjurkan.

B. Analisa data

Masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga tuan Is. disebabkan oleh factor

ketidaktahuan dan kurang pengetahuan tentang manfaat diet bagi klien hipertensi. Dari

factor tersebut menimbulkan ketidakmampuan keluarga untu mengatasi masalah

kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh keluarga. Kondisi seperti ini

mengakibatkan masalah kesehatan yang berkepanjangan dan berlarut-larut bagai suatu

siklus yang tidak ada habisnya dalam hidup keluarga.


Dari hasil pengumpuan data masalah yang dihadaapi oleh keluarga adalah sebagai

berikut.

1. Keluarga tidak mengetahui cara pengaturan diet bagi klien hipertensi.

2. Keluarga dan klien mengkonsumsi makanan yang cukup memngandung garam .

3. Cara pengolahan makan disatukan antara klien dan anggota keluarga yang lain.

4. Klien jarang kontrol kesarana kesehatan.

5. Ketidaksanggupan merawat klien hipertensi.

Dari masalah tersebut diatas akan timbul hal antara lain :

1. Ancaman kesehatan (keluarga tidak mengetahui cara pengaturan diet untuk klien

hipertensi ).

2. Kurang atau tidak sehat (adanya klien hipertensi dalam keluarga)

Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis sebagai berikut:

1. Kelompok data pertama

a. Data subyektif : Klien dan keluarga mengatakan tidak mengetahui cara pengaturan

diet bagi klien hipertensi.

b. Data obyektif :-

c. Kemungkinan penyebab : kurang pengetahuan tentsng cara pengaturan diet untuk

klien hipertensi

d. Masalah kesehatan :ancaman kesehatan yaitu cara pengaturan diet yang salah

2. Kelompok data kedua

a. Data subyektif : Klien dan keluarga mengatakan mengkonsumsi makanan yang

cukup mengadung garam.

b. Data obyektif : Tekanan darah 180/110 mmhg.BB. 68 kg, TB,164 cm.


c. Kemungkinan penyebab :kurang pengetahuan klien dan keluarga akibat kelebihan

natrium dalam tubuh.

d. Masalah kesehatan :ancaman kesehatan bagi klien hipertensi.

3. Kelompok data ketiga

a. Data subyekti klien dan keluarga mengatakan pengolahan makan disatukan dengan

klien hipertensi dan anggota keluarga yang lain

b. Data obyektif : Jumlah dan jenis makan sama dengan anggota keluarga

yang lain

c. Kemugkinan penyebab :Kurang penegetahuan klien dan keluarga cara pengoalahan

makanan untuk klien hipertensi.

d. Msalah kesehatan : Ancaman kesehatan

4. Kelopok data keempat

a. Data subyektif : Klien mengatakan pergi kontrol kesarana kesehatan bila timbul

gejala pusing dan tengkuk terasa tegang.

b. Data obyektif : Klien berobat rata-rata satu kali sebulan

c. Kemungkinan penyebab masalah : Kekurang tahuan klien dan keluarga tentang

komplikasi yang akan terjadi akibat hipertensi.

d. Masalah kesehatan : ancaman kesehatan bagi klien hipertensi.

C. Proritas masalah

Untuk mengatasi masalah keluarga tuan Is. secara keseluruham tidak mungkin, oleh

karena itu perlu dilakukan proritas masalah kesehatan, mana masalah kesehatan dan

keperawatan yang mengancam kehidupan dan mengancam kesehatan keluarga . Untuk

membuat prioritas masalah tersebut berdasarkan scoring.


1. Mengetahui cara pengaturan diet untuk klien hipertensi.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 2/2 x 1 1 Ancaman kesehatan.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Sumber-sumber dan tindakan
masalah dapat untuk dapat memecahkan
diubah masalah kesehatan dapat
dijangkau keluarga.
3. Potensi untuk 3/3 x 1 1 Untuk menghindari terjadinya
mencegah hipertensi dapat dicegah dengan
masalah makan makanan yang rendah
garam dan mengiuti diet
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari dan segera
masalah mengatasi masalah tersebut.
Total Skor 5

2. Klien mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup garam

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Kurang/tidak sehat.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Sumber daya perawatan
masalah dapat diantaranya pengetahuan dapat
diubah memecahkan kesehatan.
3. Potensi untuk 3/3 x 1 1 Untuk menghindari terjadinya
mencegah peningkatan tekanan darah salah
masalah satu faktornya dengan diet rendah
garam
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari dan perlu
masalah segera diatasi .
Total Skor 5

3. Pengolahan makanan disatukan dengan klien

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Kurang/tidak sehat.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Kurangnya pengetahuan klien
masalah dapat dan keluarga cara pengolahan
diubah makanan
3. Potensi untuk 2/3 x 1 2/3 Tingkat pengetahuan dan
mencegah kesadaran klien dan keluarga
masalah masih kurang
4. Menonjolnya 0x1 0 Tidak mengikuti anjuran yang
masalah diberikan dan tidak dianggap
suatu masalah.
Total Skor 2 2/3

II. Diagnosa Keperawatan

Dimulai tanggal 6 maret 2017 sampai 11 Maret 2017

Dari hasil analisa data diagnosa yang ada yaitu :

1. Ketidaktahuan keluarga masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinyan

hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang cara

pengaturan diet yang benar.

2. Ketidak sanggupan keluarga untuk memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan

diet bagi klien hipertensi dan selalu mengkonsumsi makan yang cukup mengandung

garam

3. Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makan yang benar

untuk klien hipertensi

III. Perencanaan

Dari diagnosa diatas dapat dirumuskan untuk mendapatkan perencanaan selanjutnya

untuk diintervensi sesusai diagnosa.

1. Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab

terjadinya hipertensi

Tujuan

Keluarga mampu mengenal adaanya maslah cara pengaturan diet bagi klien hipertensi

Kriteria hasil
Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batasan pengaturan diet bagi

klien hipertensi.

Keluarga dapat memahami dan mampu mengambil tindakan sesuai anjuran

Rencana tindakan

a. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi

penderita hipertensi

R/ Dengan diberikan penjelasan menimbulkan persepsi yang positip sehingga

diharapkan dapat memberi motivasi kepada keluarga untuk mengenal masalah

nutrisi

R/ Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga mengerti sehingga

menyajikan makanan yang rendah garam.

b. Mengukur tekanan darah klien

R/ Mengevaluasi keadaan klien.

2. Ketidak saanggupan keuarga untuk memilih tindakan yang tepat dalam pengturan diet

bagi ,klien hipertensi.

Tujuan :

Klien dan keluarga dapat memahami manfaat pengaturan diet untuk penderita

hipertensi

Kriteria hasil

Keluarga mampu menjelaskan mamnfaat pengaturan diet bagi klien hipertensi.

Keluarga dapat menyiapkan makanan khusus untuk klien hipertensi.

Rencana tindakan
a. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat pengaturan diet bagi klien

hipertensi.

R/ Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara

pengaturan diet untuk klien hipertensi

b. Beri penjelasan kepada keluarga jenis makanan untuk klien hipertensi

R/ Diharapkan keluarga mengetahui jenis makanan untuk klien hipertensi

3. Ketidaksanggupan keluarga untuk penyediaan diet khusus bagi klien.

Tujuan

Klien dan keluarga mampu mengolah makanan dalam jumlah yang tepat.

Kriteria hasil

Klien dan keluarga mampu menyebut jumlah makanan yang dikonsumsi oleh

klien

Keluarga menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat untuk klin.

Rencana tindakan

a. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang cara pengolahan makanan

untuk klien .

R/ Diharapkan klien dan keluarga dapat memahami cara pengolahan makanan

untuk klien.

b. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang jumlah makanan yang

dikonsumsi oleh klien

R/ Klien mengkonsumsi makanan sesuai diet yang dianjurkan.

c. Berikan contoh sederhana kepada klien dan keluarga tentang cara membuat

makanan dalam jumlah yang tepat


R/ Dengan diberikan contoh yang sederhana cara membuat makanan dalam

jumlah yang tepat,klien dan kelaurga dapat melaksanakannya dengan sendiri.

IV. Implementasi / Pelaksanaan

Pelaksanaan intervensi keperawatan sesuai rencana yang telah disusun

1. Diagnosa pertama

Tanggal 4 maret 2017

a. Memberi penjelasan kepada keluarga dan klien tantang cara pengaturan diet yang

benar bagi klien hipertensi,seperti :

Untuk sarapan pagi : satu piring nasi putih (100 gr ),satu potong ikan panggang

(50 gr),satu potong tahu goring isi sayur (50 gr),empat senduk capcay dan satu

buah pisang ambon.

Untuk makan siang : Satu piring nasi putih (100 gr),satu potong daging (50

gr),satu mangkok sup (130 gr),satu potong tempe (50 gr),satu potong

pepaya(100 gr)

Untuk makan malam : Satu piring nasi putih (100 gr),satu potong ikan (100

gr),satu mangkok sayur (130 gr),satu potong tempe (100 gr),satu buah pisang

ambon (125 gr).

Jumlah zat gizi : Kalori :1,701 kal,protein 79 gr,karboidrat 25 gr,lemak 57,1

gr,vitamin A 1757 RE,vitamin C 90,7 mg,Calsium 793 mg,Ferum 21,3 gr dan

natrium 528mg.

b. Mengukur tekanan darah klien (ny.S) : TD

2. Diagnosa kedua
a. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang manfat pengaturan diet

bagi klien hipertensi

b. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang

dikonsumsi oleh klien.

3. Diagnosa ketiga

a. Menberi penjelasan kepada klien dan keluarga tentang cara pengolahan makanan

untuk klien hipertensi.

b. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang dikonsumsi

oleh klien.

c. Memberi contoh sederhana kepada klien dan keluarga,cara membuat makanan

dalam jumlah yang tepat bagi klien.

V. Evaluasi

Untuk menilai suatu keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan,perlu dilakukan evaluasi yang mempunyai batas waktu tertentu. Evaluasi

dari hasil asuhan keperawatan pada keluarga tuan Is. ini dilaksanakan pada tanggal 15

maret 2017. Adapun hasil dari asuhan keperawatan tersebut dapat dilihat pada perubahan

sikap dan perilaku serta pengetahuan klien dan keluarga. Pada tanggal 15 maret 2017

1. klien dan keluarga mengatakan klien telah mengkonsumsi makanan rendah garam

dengan jumlah 9500 kalori per hari. Pengolahan makanan sudah terpisah dengan klien

dan anggota keluarga lain. Tekanan darah 160/100 mmHg.

2. klien dan keluarga mengatakan telah mengkonsumsi makanan yang dianjurkan oleh

tenaga kesehatan.Klien dan keluarga telah memahami manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi dan berusaha untuk mengikuti anjuran yang telah dianjurkan oleh

petugas kesehatan. Tensi 170/100 mmHg ,

3. klien juga mengatakan ingin berobat secara teratur serta kontrol yang terus menerus

dan perawatan selanjutnya dirujuk ke puskesmas sengkol.


DAFTAR PUSTAKA

Ni Luh Gede Yasmin SKp. Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim
kardiovasculer. Penerbit buku kedokteran EGC I
1993 Jakarta

Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung RSUD.Dr.Soetomo 1997 Surbaya

Jurnalistik Guedilines for the management hipertention 1997

Jurnalistik International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and patology 1997

Farmakologi dan terapi .Edisi IV FKUI 1995 Jakarta

Nutrisi untuk klien hipertensi Ir.Sri Rahayu dkk.2000 Jakarta

Marcia Stanhope dan Ruth N. Knollmueler. Keperawatan Komunitas dan kesehatan


rumah ,pengkajian intervensi dan penyuluhan .
Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1997

Yasmin Asih. Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II Nasrul Effendi penerbit
buku kedokteran EGC Jakarta 1998

Вам также может понравиться