Вы находитесь на странице: 1из 8

KONSEP HUKUM DALAM ISLAM

A. Konsep Hukum Dalam Islam

A) Pengertian

Hukum (peraturan/norma) adalah suatu hal yang mengatur tingkah laku manusia

dalam suatu masyarakat, baik peraturan tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik

peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuhdan berkembang dalam masyarakat

maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh

penguasa.

Hukum Islam adalah hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang

dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah)

maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).

Dengan adanya Hukum dalai slam berarti ada batasan-batasan yang harus dipatuhi

dalam kehidupan. Kerena tidak bisa dibayangkan jika hokum, seseorang akan semaunya

melakukan sesuatu perbuatan termasuk perbuatan maksiat.

B) Ruang Lingkup Hukum Islam

Hukum Islam dibagi ke dalam dua bagian :

1. Bidang Ibadah (ibadah mahdah)

Ibadah mahdah adalah tata cara beribadah yang wajib dilakukan seorang muslim

dalam berhubungan dengan Allah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

2. Muamalah ( ibadah ghairu mahdah)

Muamalat adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan

sosial manusia. Yang sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtiad manusia

yang memenuhi syarat untuk melakukan usaha itu.


Dengan adanya hukum ibadah mahdah dan muamalah ini jika diamalakan oleh manusia

akan dapat terpelihara Agama, jiwa, dan akalnya.

c) Tujuan Hukum Islam

Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan dan

mendatangkan kemaslahatan. Mengarahkan manusia kepada kebenaran untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat kelak . Menurut Abu Ishak al-shatibi :

1. Memelihara agama
2. Memelihara jiwa
3. Memelihara akal
4. Memelihara keturunan
5. Memelihara harta
d) Sumber hukum islam

Pembahasan sumber-sumber Syariat Islam, termasuk masalah pokok (ushul) karena

dari sumber-sumber itulah terpancar seluruh hukum/syariat Islam. Oleh karenanya untuk

menetapkan sumber syariat Islam harus berdasarkan ketetapan yang qathi (pasti)

kebenarannya, bukan sesuatu yang bersifat dugaan (dzanni). Berikut sumber hukum islam :

1. Al-Quran

Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril

kepada Rasulullah saw dengan menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran agar

dijadikan hujjah(argumentasi) dalam hal pengakuannya sebagai rasul dan agar dijadikan

sebagai pedoman hukum bagi seluruh ummat manusia, di samping merupakan amal ibadah

bagi yang membacanya.

Al-Quran diriwayatkan dengan cara tawatur (mutawatir) yang artinya diriwayatkan oleh

orang sangat banyak semenjak dari generasi shahabat ke generasinya selanjutnya secara

berjamaah. Jadi apa yang diriwayatkan oleh orang per orang tidak dapat dikatakan sebagai

Al-Quran. Orang-orang yang memusuhi Al-Quran dan membenci Islam telah berkali-kali

mencoba menggugat nilai keasliannya. Akan tetapi realitas sejarah dan pembuktian ilmiah
telah menolak segala bentuk tuduhan yang mereka lontarkan. Al-Quran adalah kalamullah,

bukan ciptaan manusia, bukan karangan Muhammad saw ataupun saduran dari kitab-kitab

sebelumnya.

Al-Quran tetap menjadi mujizat sekaligus sebagai bukti keabadian dan keabsahan

risalah Islam sepanjang masa dan sebagai sumber segala sumber hukum bagi setiap bentuk

kehidupan manusia di dunia.

2. As-Sunnah

Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir (ketetapan / persetujuan / diamnya)

Rasulullah saw terhadap sesuatu hal/perbuatan seorang shahabat yang diketahuinya. Sunnah

merupakan sumber syariat Islam yang nilai kebenarannya sama dengan Al-Quran karena

sebenarnya Sunnah juga berasal dari wahyu.

3. Al-Ijtihad

Al-Ijtihad sebagai sumber hukum Islam yang ketiga berdasar pada QS. 4 : 59 yang berisi

perintah kepada orang-orang yang beriman agar patuh, taat kepada ketentuan-ketentuan Rasul

(sunah/hadits) serta taat mengikuti ketentuan-ketentuan Ulil Amri (Ijtihad). Al-Ijtihad yaitu

berusaha dengan keras untuk menetapkan hukum suatu persoalan yang tidak ditegaskan

secara langsung oleh Al-Quran dan atau Hadits dengan cara istinbath (menggali

kesesuaiannya pada Al-Quran dan ataupun Hadits) oleh ulama-ulama yang ahli setelah

wafatnya Rasulullah.Ijtihad dapat dilakukan dengan menggunakan Ijma, Qiyas, Istihsan,

Istishab, Mashalah Mursalah, Urf (tadisi). Syarat Mujtahid:

Umum: Islam, balligh dan berakal

Pokok: mengetahui al-Quran, sunnah, maqasid syariyah dan qawaid al- fiqhiyah

Penting: menguasai bahasa Arab, ushul fiqh dan logika, mengetahui khilafiyah dan

masalah-masalah yang sudah diijmakan.

B. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Bermasyarakat


Sebagaimana sudah dikemukakan dalam pembahasan ruang lingkup hukum Islam,

bahwa ruang lingkup hukum Islam sangat luas. Yang diatur dalam hukum Islam bukan hanya

hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan antara manusia dengan dirinya

sendiri, manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, manusia dengan benda, dan antara

manusia dengan lingkungan hidupnya. Dalam Al Quran cukup banyak ayat-ayat yang terkait

dengan masalah pemenuhan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia serta larangan bagi

seorang muslim untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Bagi tiap orang ada

kewajiban untuk mentaati hokum yang terdapat dalam Al Quran dan Hadits. Peranan hokum

Islam dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya cukup banyak, tetapi dalam pembahasan

ini hanya akan dikemukakan peranan utamanya saja, yaitu :

a. Fungsi Ibadah

Fungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum Islam

adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah

yang sekaligus juga merupakan indikasi keimanan seseorang.

b. Fungsi Amar Maruf Nahi Munkar

Hukum Islam sebagai hokum yang ditunjukkan untuk mengatur hidup dan kehidupan

umat manusia, jelas dalam praktik akan selalu bersentuhan dengan masyarakat. Sebagai

contoh, proses pengharaman riba dan khamar, jelas menunjukkan adanya keterkaitan

penetapan hokum (Allah) dengan subyek dan obyek hokum (perbuatan mukallaf). Penetap

hokum tidak pernah mengubah atau memberikan toleransi dalam hal proses pengharamannya.

Riba atau khamar tidak diharamkan sekaligus, tetapi secara bertahap.

Ketika suatu hukum lahir, yang terpenting adalah bagaimana agar hukum tersebut

dipatuhi dan dilaksanakan dengan kesadaran penuh. Penetap hokum sangat mengetahui

bahwa cukup riskan kalau riba dan khamar diharamkan sekaligus bagi masyarakat pecandu
riba dan khamar. Berkaca dari episode dari pengharaman riba dan khamar, akan tampak

bahwa hokum Islam berfungsi sebagai salah satu sarana pengendali sosial.

Hukum Islam juga memperhatikan kondisi masyarakat agar hokum tidak dilecehkan

dan tali kendali terlepas. Secara langsung, akibat buruk riba dan khamar memang hanya

menimpa pelakunya. Namun secara tidak langsung, lingkungannya ikut terancam bahaya

tersebut. Oleh karena itu, kita dapat memahami, fungsi kontrol yang dilakukan lewat tahapan

pengharaman riba dan khamar. Fungsi ini dapat disebut amar maruf nahi munkar. Dari

fungsi inilah dapat dicapai tujuan hokum Islam, yakni mendatangkan kemaslahatan dan

menghindarkan kemudharatan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

c. Fungsi Zawajir

Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang disertai dengan

ancaman hokum atau sanksi hokum.Qishash, Diyat, ditetapkan untuk tindak pidana terhadap

jiwa/ badan, hudud untuk tindak pidana tertentu (pencurian , perzinaan, qadhaf, hirabah,

dan riddah), dan tazir untuk tindak pidana selain kedua macam tindak pidana tersebut.

Adanya sanksi hokum mencerminkan fungsi hokum Islam sebagai sarana pemaksa yang

melindungi warga masyarakat dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang

membahayakan. Fungsi hokum Islam ini dapat dinamakan dengan Zawajir.

d. Fungsi Tandhim wa Islah al-Ummah

Fungsi hukum Islam selanjutnya adalah sebagai sarana untuk mengatur sebaik

mungkin dan memperlancar proses interaksi sosial, sehingga terwujudlah masyarakat yang

harmonis, aman, dan sejahtera. Dalam hal-hal tertentu, hukum Islam menetapkan aturan yang

cukup rinci dan mendetail sebagaimana terlihat dalam hokum yang berkenaan dengan

masalah yang lain, yakni masalahmuamalah, yang pada umumnya hokum Islam dalam

masalah ini hanya menetapkan aturan pokok dan nilai-nilai dasarnya.


Perinciannya diserahkan kepada para ahli dan pihak-pihak yang berkompeten pada

bidang masing-masing, dengan tetap memperhatikan dan berpegang teguh pada aturan pokok

dan nilai dasar tersebut. Fungsi ini disebut dengan Tanzim wa ishlah al-ummah. Ke empat

fungsi hokum Islam tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk bidang hokum

tertentu, tetapi satu dengan yang lain saling terkait. (Ibrahim Hosen, 1996 : 90).

C. Konsep Hak Asasi Manusia Dalam Islam

Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang menjadi

keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya. Melalui deklarasi

universal ham 10 desember 1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak

mengenai manusia sebagai manusia. Sejarah HAM dimulai dari magna charta di inggris pada

tahun 1252 yang kemudian kemudian berlanjut pada bill of rights dan kemudian berpangkal

pada DUHAM PBB. Dalam konteks keIndonesiaan penegakan HAM masih bisa dibilang

kurang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan penegakan HAM di Indonesia

terhambat seperti problem politik, dualisme peradilan dan prosedural acara (kontras,

2004;160).

Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah sebagai way of

life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para penganutnya merupakan konsep yang

lengkap mengatur segala aspek kehidupan manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai

hak asasi manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah

agama rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan dalam

ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep kaum mustadhafin yang

harus dibela.

Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai tempat tersendiri

dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam sebenarnya yang
telah mendorong adanya wacana HAM dalam Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan

terhadap hak asasi manusia mendapat tempat yang spesial.

D. Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan dan Penegakan Hukum

Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan dan Penegakan Hukum di Indonesia

Sebagai hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, hukum Islam telah menjadi

bagian dan kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Kontribusi umat

Islam dalam perumusan dan penegakan hukum perundang-undangan.

Hak Asasi Manusia dan Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut

pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara

maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Maka negara bukan saja menahan diri dari

menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin

hak-hak ini.
KESIMPULAN

Hukum Islam adalah hukum yangditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya dalam Al

Quran dan dijelaskan dalam sunnah Rasul. Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk

mencegah kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan. Mengarahkan manusia kepada

kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat kelak .

Sumber hukum islam terdiri atas: Al-Quran, As-Sunnah, Al-Ijtihad. Al-Quran

adalah kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasulullah

saw dengan menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran agar dijadikan hujjah

(argumentasi) dalam hal pengakuannya sebagai rasul dan agar dijadikan sebagai pedoman

hukum bagi seluruh ummat manusia. Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir

(ketetapan / persetujuan / diamnya) Rasulullah saw terhadap sesuatu hal/perbuatan seorang

shahabat yang diketahuinya.

Sedangkan Al-Ijtihad yaitu berusaha dengan keras untuk menetapkan hukum suatu

persoalan yang tidak ditegaskan secara langsung oleh Al-Quran dan atau Hadits dengan cara

istinbath (menggali kesesuaiannya pada Al-Quran dan ataupun Hadits) oleh ulama-ulama

yang ahli setelah wafatnya Rasulullah.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki oleh setiap manusia yang

melekat pada dirinya sejak ia dilahirkan. HAM berlaku secara universal.

DAFTAR PUSTAKA

http://hmibecak.wordpress.com/2007/02/14/hak-asasi-manusia-dalam-islam/

Вам также может понравиться