Вы находитесь на странице: 1из 14

A.

CUCI TANGAN

1. Konsep Cuci Tangan


Cuci tangan merupakan tindakan pencegahan dan penanggulangan
penyakit yang menjadi program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
Sekolah (Kemenkes RI, 2011). PHBS merupakan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran. Sehingga secara mandiri mampu
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat. Munculnya berbagai penyakit yang sering
menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata umumnya berkaitan
dengan PHBS. Oleh karena itu, pemahaman nilai-nilai PHBS di sekolah
merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan UKS.
(Kemenkes RI, 2011).
2. pengertian Cuci Tangan
Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting.
Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun
secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
yang kemudian dibilas dibawah air yang mengalir (Potter, 2005) Menurut
Garner dan Fayero (1986) dalam Potter dan Perry (2005), mencuci tangan
paling sedikit 10-15 detik akan memusnahkan mikroorganisme transient
paling banyak dari kulit, jika tangan tampak kotor, dibutuhkan waktu yang
lebih lama.
Menurut depkes (2009), cuci tangan pakai sabun adalah salah
satutindakan sanitasi dengan membersihkan tangandan jari jemari
menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan
memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga
sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Mencuci tangan dengan air
saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain membantu singkatnya waktu cuci
tangan, dengan menggosok jemari dengan sabun menghilangkan kuman
yang tidak tampak minyak/ lemak/ kotoran di permukaan kulit, serta
meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan
segar merupakan hal positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan kebiasaan yang
bermanfaat untuk membersihkan tangan dari kotoran dan membunuh kuman
penyebab penyakit yang merugikan kesehatan.mencuci tangan yang baik
membutuhkan beberapa peralatan berikut : sabun antiseptic, air, bersih, dan
handuk atau lap tangan bersih. Untuk hasil maksimal disarankan untuk
mencuci tangan selama 20-30 detik (PHBS-UNPAD, 2010). Menurut WHO
(2005) dalam Depkes RI (2006), terdapat 2 teknik mencuci tangan yaitu
mencuci tangan dengan sabun dan mencuci tangan dengan larutan berbahan
dasar alkohol.

3. Waktu Yang Tepat Untuk Cuci Tangan


a. Sebelum dan setelah makan
b. Sebelum memegang makanan
c. Sebelum melakukan kegiatan jari-jari ke dalam mulut atau mata
d. Setelah bermain/berolahraga
e. Setelah BAK dan BAB
f. Setelah buang ingus
g. Setelah buang sampah
h. Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan
i. Sebelum mengobati luka

4. Cara Cuci Tangan yang Benar


Mencuci tangan yang benar menggunakan sabun dan di bawah air yang
mengalir. Sedangkan menurut Depkes (2009), langkah-langkah teknik
mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :
a. Basahi tangan dengan air dibawah kran atau air mengalir
b. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan
c. Gosokan kedua telapak tangan dan gosokan sampai ke ujung jari
d. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau
sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara
tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
e. Letakan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling
mengunci
f. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerkan
berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri
g. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan
gerakan ke depan, ke belakang dan berputar. Lakukan sebaliknya
h. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan
gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri
i. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir
j. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunakan
kran, tutup kran dengan tissue.

5. Hubungan cuci tangan dengan kesehatan


Menurut Depkes (2009) penyakit penyakityang dapat dicegah dengan
mencuci tangan dengan sabun adalah :
a. Diare
Diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-
anak balita. Sebuah alasan yang membahas sekitar 30 penelitian
terkaitmenemukan bahw cuci tangan dengan sabun dapat memangkas
angka penderita diarehingga separuh, penyakit diare sring diasosiasikan
dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan
juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena
kuman-kuman penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-
kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut
melalui tngan yang telah menyentuh tinja, air minum yang
terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci
terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makan yang kotor.
b. Infeksi saluran pernapasan

adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci

tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini

dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan

yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dengan

menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus

entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga


gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan

bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti

mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau buang air

besar/kecil dapat mengurangi tingkat infeksi.

c. Infeksi Cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.

Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi

saluran nafas penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi

kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan

khususnya untuk ascaris lumbricoides.

6. Hubungan Cuci Tangan dengan jenis Kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang, antara laki-laki dan

perempuan terdapat perbedaan kebiasaan mengenai pola hidup bersih (Cupuwatie, 2010).

Penelitian yang dilakukan di tujuh kota korea selatan dengan 2800 responden yang

diobservasi, jeong et al (2007) menemukan bahwa 63,4 % responden mencuci tangannya

setelah menggunakan kamar mandi umum dan yang lebih sering mencuci tangan setelah

menggunakan kamar mandi adalah yang berjenis kelamin perempuan. Penelitian

lain oleh Johnson, et al (2003) mengemukakan bahwa tingginya angka

cuci tangan pada wanita dibanding pria dipengaruhi oleh perilaku

penglihatan. Pada penelitian yang dilakukan, Johnson, et al memasang

tanda peringatan yang mengingatkan orang untuk mencuci tangan di

kamar mandi umum, hasil observasi pada 175 responden (95 wanita dan

80 pria) didapatkan 61% wanita dan 37% pria mencuci tangan pada

keadaan ada tanda peringatan.

7. Hubungan Cuci tangan dengan sumber Informasi

Sumber informasi dapat mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang, disebabkan karena

sumber informasi tertentu dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang untuk cuci

tangan dengan benar (Cupuwatie, 2010). Salah satu sumber informasi yang dapat
meningkatkan tingkat kepatuhan cuci tangan adalah orangtua. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Catalina Lopez, et al kepada anak-anak dengan jumlah sampel 645

menunjukan bahwa anak-anak mencuci tangan setelah mendapat informasi dari orangtua

sebesar 88,5%, dari sekolah 66,7%, dari media 56,8%. Selain itu, siswa yang mendapat

informasi dari orangtua cenderung dua kali lebih benar dalam mencuci tangan

dibandingkan dengan tidak mendapat informasi dari orangtua (Nutbeam, 1998).

B. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu, ini


terjadi setelah orang melakukan pengindraan suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman orang lain.16

2. Tingkat Pengetahuan

Untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara terperinci terdiri


dari 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat
kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan


secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu
materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap
objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi lain.

d. Analisis (Analilysis)

Kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa


untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya untuk menjabarkan suatu materi
dalam struktur organisasi.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi


atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian lain berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah
ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo cara memperoleh kebenaran pengetahuan


sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Cara Tradisional
Cara-cara penemuan pengatahuan pada periode ini antara lain:
1) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lama.
2) Cara kekuasaan (otoritas)
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik otoritas
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, maupun otoritas ahli ilmu
pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang


diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Menusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh


pengetahuan.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis danilmiah, cara ini disebut dengan metode penelitian
ilmiah atau lebih populer lagi metodologi penelitian.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian


kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung secara seumur
hidup, pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi maka seseorang
akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun
dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak
pula informasi yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan
tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
pengetahuannya rendah pula, peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
di pendidikan non formal.

b. Media massa / informasi

Informasi diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal


dapat memberi pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau meningkatan pengetahuan. Majunya teknologi
akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,
media massa membawa pula pesan-pesan yang beri sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap
hal tersebut.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui


penalaran pakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang
akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik


lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah sesuatu cara untuk


memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan menifestasi serta keterpaduan menalar
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerjanya.
f. Usia (Umur)

Mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.


Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya
upaya menyesuaikan dari menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecah masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak
ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya
perkembangan selama hidup.17

5. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto mengemukakan bahwa untuk mengetahui secara kualitas


tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi :
a. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai >75%
b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75%.
c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai <56%.18

C. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Perilaku adalah aktifitas yang dilakukan oleh organisme atau makhluk


hidup.Manusia sebagai salah satu makhluk hidup banyak melakukan berbagai
kegiatan mulai dari berjalan, duduk, berdiri, makan, minum, berpikir, berkhayal
dan lain sebagainya.Secara singkat aktifitas manusia dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu aktifitas yang dapat diamati (berjalan, menangis, tertawa, dan
sebagainya) dan aktifitas yang tidak terlihat (berpikir, berkhayal, dan
sebagainya).15

Perilaku kesehatan dalam promosi kesehatan merupakan hasil pengalaman


dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga diperoleh keadaan seimbang antara
kekuatan pendorong dan kekuatan penahan. Adanya pendekatan perubahan
perilaku bertujuan mengubah sikap dan perilaku individual masyarakat sehingga
mengadopsi gaya hidup bersih dan sehat.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup (Covert Behavior)

Merupakan bentuk respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk


terselubung atau tertutup (Covert). Respon ataupun reaksi terhadap stimulus
ini hanya terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, serta
sikap yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, sehingga
belum dapat diamati dengan jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (Overt Behavior)

Respon seorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata


ataupun terbuka. Respon dalam stimulus tersebut telah jelas terlihat dalam
bentuk tindakan ataupun praktik,dapat dengan mudah diamati oleh orang
lain.19

2. Pengukuran perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melaui du acara, secara
langsung dengan pengamatan (observasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek
dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung
menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui
pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan
berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005).
3. Domain Perilaku
Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar), berarti
meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk responnya berbeda tiap orangnya.
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan
perilaku. Menurut Notoatmodjo (2007) domain perilaku dapat dibedakan menjdai dua
yaitu :
a. Faktor Internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan bersifat guven
atau bawaan misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin
dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal yaitu lingkungan baik fisik, ekonomi maupun politik.
Faktor lingkungan ini menjadi faktor yang dominan yang mewarnai
perilaku seseorang.
4. Proses Terjadinya Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2007), terjadi proses yang berurutan untuk
membentuk perilaku:
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
b. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
e. Adoption, subjek telah berperilakubaru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku
baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi
kebiasaan atau bersifat langgeng.

5. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya


Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan
memerlukan waktu yang relatif lama. Menurut Notoatmodjo (2007), secara teori
perubahan perilaku seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam
kehidupannya melalui 3 tahap :
a. Pengetahuan
Sebelum sseseorang menghadapi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu
terlebih dahulu apa arti manfaat perilaku bagi dirinya atau keluarganya. Indikator
yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran
terhadap kesehatan.
1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:
a) Penyebab penyakit
b) Gejala dan tanda-tanda penyakit
c) Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan
d) Bagaimana cara penularannya
e) Bagaimana cara pencegahannya
2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,
meliputi:
a) Penyakit atau bahaya merokok, minuman keras, narkoba dan sebagainya.
b) Pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi
c) Jenis makanan yang bergizi
3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
a) Manfaat air bersih
b) Cara-cara pembuangan limbah yang sehat
c) Manfaat pemberdayaan
d) Akibat polusi
b. Sikap
Sikap adlah penilaian (dapat berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus
atau objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses
selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan
tersebut. Oleh sebab itu indikator terhadap sikap kesehatan sejalan dengan
pengetahuan kesehatan, yakni :
1) Sikap terhadap sakit dan penyakit
2) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
3) Sikap terhadap kesehatan lingkungan
c. Praktik/Tindakan
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik kesehatan,

atau dapat juga disebut perilaku kesehatan. Oleh karena itu indikator praktik

kesehatan mencakup hal-hal yakni :

1) Tindakan sehubungan dengan penyakit

2) Tindakan pemliharaan dan peningkatan kesehatan

3) Tindakan kesehatan lingkungan


D. Perilaku Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah sesuatu respon
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penykit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari
batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari 3 aspek :
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari sakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.
c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman
Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010),
mengemukakan bahwa untuk mencoba menganalisa perilaku manusia dari
tingkat kesehatan orang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari
dalam perilaku (behavioral factors) dan faktor dari luar perilaku (non-
behavioral). Perilaku terbentuk dari tiga faktor yaitu:
Faktor predisposisi (disposing factor), yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,
antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai
tradisi dan sebagainya.
Faktor pemungkin (enabling factor), adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, seperti
sarana dan prasaran atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,
misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Tempat pembuangan
air, tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi,
uang dan sebagainya.
Faktor penguat (reinforcing factor), adalah faktor-faktor yang
mendorong atau terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun
seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya.
d.

Вам также может понравиться

  • Pengertian
    Pengertian
    Документ7 страниц
    Pengertian
    priska
    Оценок пока нет
  • TIROID
    TIROID
    Документ7 страниц
    TIROID
    priska
    Оценок пока нет
  • Modul II Uro
    Modul II Uro
    Документ4 страницы
    Modul II Uro
    priska
    Оценок пока нет
  • Fe Hamil Dan Putri
    Fe Hamil Dan Putri
    Документ3 страницы
    Fe Hamil Dan Putri
    priska
    Оценок пока нет
  • Ginekologi
    Ginekologi
    Документ37 страниц
    Ginekologi
    priska
    Оценок пока нет
  • Revaskularisasi
    Revaskularisasi
    Документ2 страницы
    Revaskularisasi
    priska
    Оценок пока нет
  • ANEMIA
     ANEMIA
    Документ8 страниц
    ANEMIA
    priska
    Оценок пока нет
  • Modul 1 Uro
    Modul 1 Uro
    Документ3 страницы
    Modul 1 Uro
    priska
    Оценок пока нет
  • F. Brugia Timori
    F. Brugia Timori
    Документ3 страницы
    F. Brugia Timori
    priska
    Оценок пока нет
  • Word SP Tropis Modul I
    Word SP Tropis Modul I
    Документ1 страница
    Word SP Tropis Modul I
    priska
    Оценок пока нет
  • Word Modul II Uro
    Word Modul II Uro
    Документ3 страницы
    Word Modul II Uro
    priska
    Оценок пока нет
  • Word SP Tropis Modul II
    Word SP Tropis Modul II
    Документ1 страница
    Word SP Tropis Modul II
    priska
    Оценок пока нет
  • Lap Modul 1 Uro
    Lap Modul 1 Uro
    Документ4 страницы
    Lap Modul 1 Uro
    priska
    Оценок пока нет
  • PBL Trauma
    PBL Trauma
    Документ3 страницы
    PBL Trauma
    priska
    Оценок пока нет
  • Word
    Word
    Документ3 страницы
    Word
    priska
    Оценок пока нет
  • Word SP Tropis Modul I
    Word SP Tropis Modul I
    Документ1 страница
    Word SP Tropis Modul I
    priska
    Оценок пока нет
  • Trauma
    Trauma
    Документ2 страницы
    Trauma
    priska
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Berdasarkan JNC VII
    Klasifikasi Berdasarkan JNC VII
    Документ1 страница
    Klasifikasi Berdasarkan JNC VII
    priska
    Оценок пока нет
  • Terapeutik
    Terapeutik
    Документ1 страница
    Terapeutik
    priska
    Оценок пока нет
  • PBL Trauma
    PBL Trauma
    Документ1 страница
    PBL Trauma
    priska
    Оценок пока нет
  • Interpretasi
    Interpretasi
    Документ3 страницы
    Interpretasi
    priska
    Оценок пока нет
  • PBL Terapeutik Modul III
    PBL Terapeutik Modul III
    Документ2 страницы
    PBL Terapeutik Modul III
    priska
    Оценок пока нет
  • PBL
    PBL
    Документ2 страницы
    PBL
    priska
    Оценок пока нет
  • PPT
    PPT
    Документ3 страницы
    PPT
    priska
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Abortus
    Klasifikasi Abortus
    Документ7 страниц
    Klasifikasi Abortus
    Sahlan Abadi
    Оценок пока нет
  • Word Modul II Repro
    Word Modul II Repro
    Документ2 страницы
    Word Modul II Repro
    priska
    Оценок пока нет
  • Word
    Word
    Документ3 страницы
    Word
    priska
    Оценок пока нет
  • PBL Terapeutik
    PBL Terapeutik
    Документ3 страницы
    PBL Terapeutik
    priska
    Оценок пока нет
  • Persalinan Abnormal (Distosia)
    Persalinan Abnormal (Distosia)
    Документ13 страниц
    Persalinan Abnormal (Distosia)
    priska
    Оценок пока нет
  • Word Modul 4
    Word Modul 4
    Документ6 страниц
    Word Modul 4
    priska
    Оценок пока нет