Вы находитесь на странице: 1из 7

KAJIAN PENENTUAN PEMBATAS DOSIS PEKERJA RADIASI

DI PSTA BATAN YOGYAKARTA

Ajeng Sarinda Yunia Putri

Program Studi Fisika, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir.Sutami 36A Surakarta 57126

Email : ajeng.sarinda@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan pengukuran dosis efektif pekerja radiasi di PSTA BATAN Yogyakarta untuk
kajian penentuan pembatas dosis. Dalam studi ini dosis efektif terikat dari paparan internal hanya
dihitung dari pernapasan saja. Dosis internal dihitung dari Kadar Radioaktifitas Udara (KRU)
dianalisis kualitatif dengan spektrometer gamma, didapatkan dosis internal sebesar 0,729 mSv.
Dosis eksternal didapat dari pembacaan dosimetri perorangan (TLD), dari rata-rata dosis tertinggi
tiap tahun ditambah standar deviasinya yaitu sebesar 11,43 mSv. Dosis efektif didasarkan pada
akumulasi penerimaan dosis yang berasal dari paparan radiasi eksternal dan paparan radiasi
internal sehingga besarnya pembatas dosis adalah 12,2 mSv. Pembatas dosis merupakan bagian
dari proses optimisasi proteksi radiasi, yang menempatkan perhatian pada dosis individu.

Kata kunci : Dosis efektif, Pembatas dosis, KRU

PENDAHULUAN

Radiasi adalah pancaran energi Dosis radiasi adalah jumlah radiasi


melalui suatu materi atau ruang dalam yang terdapat dalam medan radiasi atau
bentuk panas, partikel atau gelombang jumlah energi radiasi yang diserap /
elektromagnet/ cahaya dari sumber radiasi. diterima oleh materi yang dilaluinya.
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang Dalam studi ini dosis efektif terikat dari
dapat menyebabkan proses ionisasi apabila paparan internal hanya dihitung dari
berinteraksi dengan materi. Yang termasuk pernapasan saja. Pemasukan melalui
dalam jenis radiasi pengion antara lain pernapasan berasal dari Kadar
partikel alfa, partikel beta, sinar gamma, Radioaktifitas Udara (KRU), yang
sinar-X dan neutron. Semua radiasi dihitung dengan sampling udara serta
berbahaya bagi jaringan hidup, jika dianalisis kualitatif spektrometer gamma
kerusakannya sedikit, jaringan tersebut dan analisis kuantitatif gross beta.
masih dapat memperbaiki dirinya sendiri Sedengkan dosis eksternal didapat dari
sehingga tidak ada pengaruh yang pembacaan dosimetri perorangan (TLD)
permanen[1]. Dosis efektif dapat dihitung dengan
rumus[2]:
= (10) + (). . (1) spektrometer gamma dan analisis
kuantitatif gross beta.
= Dosis Efektif (Sv)
a. Pengambilan Cuplikan Udara
(10)= Dosis Ekivalen dari hasil Dibuat dua gambar lingkaran pada
filter dengan diameter 3,5 cm. Filter
pembacaan dosimetri
dipasang pada pompa hisap vakum
perorangan (Sv)
tinggi, kemudian pompa hisap vakum
(). =Dosis Efektif terikat per satuan tinggi diletakkan di atas tiang
penyangga. Pompa hisap vakum tinggi
masukan melalui Pernapasan dihubungkan dengan sumber tegangan
(Sv/Bq) dan dinyalakan. Diukur debit pompa
(Q) pada pompa hisap vakum tinggi.
. = masukan melaui pernapasan
Penghisapan udara dilakukan selama
dari radionuklida j (Bq) 20 menit. Kertas filter dilepas dari
pompa hisap vakum tinggi dan
Proteksi Radiasi adalah tindakan digunting menjadi dua lingkaran filter
yang dilakukan untuk mengurangi untuk kemudian dianalisis.
pengaruh radiasi yang merusak akibat b. Analisis Mengunakan Detektor Geiger-
paparan radiasi. Salah satu persyaratan Muller
proteksi radiasi dalam pemanfaatan tenaga Sebelumnya dicari tegangan kerja dan
nuklir ialah optimisasi, semua paparan efisiensi detektor dengan sampel KCl
harus diusahakan serendah yang dapat yaitu 500 KV dan 22 %. Dilakukan
dicapai. Berdasarkan PerKa BAPETEN pencacahan background/ latar selama
No.4 tahun 2013, optimisasi dapat 10 menit dengan pengulangan
dilaksanakan melalui penetapan pembatas sebanyak 3 kali. Sampel (filter yang
dosis. Pembatas dosis merupakan nilai berisi cuplikan udara) yang masukkan
dosis perorangan yang diharapkan tidak ke dalam shielding detektor. Dilakukan
dilampaui dalam distribusi dosis pencacahan selama 10 menit dengan
perorangan terkira. Nilai pembatas dosis pengulangan sebanyak 3 kali. Dicatat
harus berada dibawah Nilai Batas Dosis hasil cacahan dan dihitung kadar
(NBD untuk pekerja radiasi sebesar 20 radioaktifitas udara dengan
mSv per tahun dalam periode 5 tahun ). persamaan:
Nilai pembatas dosis dapat ditentukan dari
( )
nilai dosis efektif ekivalen seluruh = ..(2)
(1 )
tubuh[3].
c. Analisis Mengunakan Spektrometer
METODE PELAKSANAAN
Pencacahan latar / background
Untuk mengetahui Kadar dilakukan selama 60 menit. Data cacah
Radioaktifitas Udara (KRU) dilakukan yang dihasilkan disimpan dan dicatat
sampling udara (pengambilan cuplikan untuk tiap tenaga yang dianalisa.
udara) di 16 ruang kerja / laboratorium di Sampel yang masukkan ke dalam
lingkungan PSTA-BATAN Yogyakarta. shielding detektor. Sampel dilakukan
nilai KRU kemudian dianalisis kualitatif pencacahan selama 60 menit.
Ditentukan nuklida yang terdapat pada Pengukuran Kadar Radioaktifitas Udara
sampel dari tabel isotop dan dihitung (KRU) dilakukan dengan pengambilan
besarnya KRU dengan persamaan cuplikan udara di 16 ruang kerja /
sebagai berikut: laboratorium di lingkungan PSTA-
BATAN Yogyakarta. Dalam penentuan
= KRU digunakan dua metode analisis

( ) yaitu analisis kuantitatif Gross Beta

. .. dengan Geiger Muller dan analisis


..(3) kualitatif dengan spektrometer gamma.

Besarnya dosis efektif yang masuk Sebelum melakukan analisis


melalui pernapasan dihitung menggunakan Geiger Muller terlebih
menggunakan persamaan : dahulu dicari tegangan kerja detektor,
dosis efektif = KRU V e(g) inh yaitu 500 Volt dan juga dicari nilai
(4) efisiensi detektor Geiger Muller
d. Analisis Penentuan Pembatas Dosis digunakan serbuk KCl sebagai sampel
Pekerja radioaktifitas. Sehingga didapatkan
Dosis eksternal didapat dari efisiensi detektor Geiger Muller 22,82
pembacaan dosimetri TLD, dilakukan %. Dari cacah netto dan efisiensi
penjumlahan nilai maksimum dosis detektor GM menggunakan persamaan 2
ekivalen rata-rata per tahun dengan diperoleh nilai KRU pada masing-
nilai standar deviasi dari nilai masing tempat sebagaimana terlihat pada
maksimum dosis ekivalen per tahun. tabel 1 Gedung 13 Gudang Bahan
Dosis internal didapat dari hasil Limbah memiliki kadar radioaktifitas
spektrometri gamma, yaitu dipilih nilai tertinggi yaitu 1,95 101 Bq/cc
dosis efektif tertinggi. Pembatas dosis
KRU
ditentukan dari nilai kumulatif dosis No. Lokasi
(Bq/cc)
internal (dari nilai dosis efektif
Gd. 02.I.17
tertinggi) dan dari dosis eksternal (dari 2,12 E-02
1 Laboratorium
TLD).
Gd. 02.I.22
1,97 E-02
+ 2 Laboratorium
Gd. 02.II.13
1,47 E-02
3 Laboratorium
.(5)
Gd. 04 Hole
5,57 E-02
HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Reaktor
Gd. 04
Dosis ekivalen seluruh tubuh
Lab.bagian 5,43 E-03
merupakan kumulatif dari dosis ekivalen
5 selatan
perorangan dari paparan eksternal dan
Gd. 04 Lab.
dosis efektif terikat dari paparan internal. 7,39 E-03
6 Preparasi AAN
Nilai pembatas dosis ditentukan dari
Gd. 04 Ruang
nilai dosis ekivalen seluruh tubuh. 1,45 E-02
7 Pneumatik
Radioaktifitas udara dapat berasal dari
8 Gd. 06 Hole 1,20 E-02
radionuklida alam dan buatan.
Timur energi menggunakan sumber standar Eu-
Gd. 07.I.05 152 untuk mencari efisiensi pada
8,83 E-02
9 Ruang proses masing-masing energi dan dilakukan
Gd. 07.I.06 pencacahan latar (background). Hasil
6,04 E-02
10 Ruang proses pencacahan spektrometer gamma
Gd. 08 ditampilkan sebagai suatu grafik
Pengolahan 1,16 E-01 hubungan jumlah radiasi (sumbu Y)
11 limbah terhadap energi radiasi (sumbu X) yang
Gd. 08 Lab. sering disebut sebagai spektrum radiasi.
2,68 E-02 Setiap cuplikan udara pada filter
12 Preparasi Limbah
Gd. 13 Gudang ditentukan Roi, yaitu dengan memilih
1,95 E-01 range puncak pada grafik spektrometer
13 Bahan Limbah
Gd. 16 Lab. gamma dan mencocokkan dengan data
2,62 E-02 base komputer. Range puncak yang
14 Preparasi
Gd. 22, sesuai dengan data base nantinya akan
Laboratorium 4,58 E-03 digunakan untuk menentukan
15 aktif radionuklida yang terkandung cuplikan
Gd. 22, udara. Besarnya KRU dihitung
Laboratorium 3,78 E-03 mengunakan persamaan 3 dari nilai
16 Non-aktif KRU besarnya dosis efektif dapat
dihitung dengan persamaan 4 sehingga
didapatkan:
Analisis kualitatif dilakukan dengan
spektrometer gamma. Sebelum
digunakan untuk mencacah cuplikan
udara terlebih dahulu dilakukan kalibrasi

dosis
No Lokasi pengukuran Unsur radioaktif efektif
(mSv)
1 Gd. 02.I.17 Laboratorium Pb-214, Bi-214 2,34E-05
2 Gd. 02.I.22 Laboratorium Pb-212, Bi-214, Ac-228,K-40 5,59E-05
3 Gd. 02.II.13 Laboratorium Bi-214, Ac- 228, K-40 9,11E-05
4 Gd. 04 Hole Reaktor Pb-212, Pb-214, Bi-214, Ac-228, K-40 1,63E-04
5 Gd. 04 Lab.bagian selatan Pb-214, Ac-228 1,09E-05
6 Gd. 04 Lab. Preparasi AAN Pb-214, Bi-214, Ac-228, K-40 3,83E-05
7 Gd. 04 Ruang Pneumatik Pb-212, Pb-214, Bi-214, K-40 4,45E-05
8 Gd. 06 Hole Timur Pb-212, Bi-214, Bi-212, K-40 3,22,E-05
9 Gd. 07.I.05 Ruang proses Pb-214, Bi-214, Bi-212, Ac-228, K-40 1,32E-04
Pb-212, Pb-214, Bi-214, Bi-212, Ac-
Gd. 07.I.06 Ruang proses 2,75E-04
10 228, K-40
11 Gd. 08 Pengolahan limbah Pb-212, Pb-214, Bi-214, Bi-212, K-40 3,91E-04
12 Gd. 08 Lab. Preparasi Limbah Pb-212, Pb-214, Bi-214, K-40 4,64E-05
13 Gd. 13 Gudang Bahan Limbah Pb-212, Pb-214, Bi-214, K-40 7,29E-01
14 Gd. 16 Lab. Preparasi Pb-212, Pb-214, Bi-214, Ac-228, K-40 1,27E+05
15 Gd. 22, Laboratorium aktif Pb-212, Pb-214, Bi-212, Ac-228, K-40 9,90E-05
Gd. 22, Laboratorium Non-
Pb-214, Bi-214, Ac-228 2,08E-05
16 aktif

Dosis efektif terbesar ialah di Gb. 13 Dosis radiasi eksternal per tahun
Gudang bahan limbah, sebesar 7,29 diperoleh dari rata-rata dosis tertinggi tiap
101mSv. Sedangan dosis efektif tahun ditambah standar deviasinya yaitu
terkecil di Gd. 04 Lab.bagian selatan, sebesar 11,43 mSv, diambil dosis tertinggi
sebesar 1,09 105mSv. untuk tujuan proteksi radiasi (diambil
kemungkinan resiko yang paling besar).
Dosis ekivalen perorangan dari Pembatas Dosis adalah batas atas dosis
paparan eksternal dapat diketahui pekerja radiasi dan anggota masyarakat
nilainya dari pembacaan TLD yang tidak boleh melampaui Nilai Batas
(Termoluminisensi Dosimetry) 120 Dosis. Dari perhitungan yang telah
pekerja radiasi pada periode waktu 2005- dilakukan didapatkan dosis internal
2014. Pemakaian TLD bertujuan untuk sebesar 0,729 mSv dan dosis eksternal
mengetahui dosis radiasi eksternal, sebesar 11,43 mSv/ tahun, sehingga
memantau agar dosis radiasi eksternal besarnya pembatas dosis adalah 12,2 mSv.
tidak melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) Nilai ini berada dibawah nilai batas dosis
yang telah ditetapkan. Berikut dosis (NBD).
radiasi eksternal dari TLD:
Pembatas dosis merupakan bagian
Dosis Dosis dari proses optimisasi proteksi radiasi,
No. Tahun tertinggi terendah yang menempatkan perhatian pada dosis
(mSv) (mSv) individu. Optimisasi pada prinsipnya juga
1 2005 8,63 0,23 berlaku dalam prosedur yang didesain
2 2006 2,63 0,27 untuk mencegah atau mengurangi
3 2007 4,38 0,42 konsekuensi dari insiden yang tidak
4 2008 2,64 0,65 diharapkan di tempat kerja yang mungkin
5 2009 2,70 0,08 dapat menuju kepada pemaparan radiasi.
6 2010 21,92 0,26
7 2011 2,38 0,32 KESIMPULAN
8 2012 3,15 0,29 Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan
9 2013 2,07 0,28 dapat disimpulkan bahwa:
10 2014 2,21 0,23 1. Analisis kuantitatif Gross Beta
Rata2 : 5,27 0,30 dengan Geiger Muller dihitung
6,1666278 0,148477 aktivitas total pada masing-masing
Standar sampel udara. Gedung 13 Gudang
38 5
deviasi Bahan Limbah memiliki kadar
radioaktifitas tertinggi yaitu 1,95
101 Bq/cc..
2. Analisis kualitatif dengan
spektrometer gamma, dilakukan
analisis unsur-unsur radionuklida
yang terkandung pada masing-
masing sampel udara. sebagian besar
lokasi sampling mengandung unsur
radioaktif Pb-212, Pb-214, Bi-214,
Bi-212, Ac-228, K-40. Dosis efektif
terbesar ialah di Gb. 13 Gudang
bahan limbah, sebesar 7,29
101mSv.
3. Dari perhitungan yang telah
dilakukan didapatkan dosis internal
sebesar 0,729 mSv dan dosis
eksternal sebesar 11,43 mSv/ tahun,
sehingga besarnya pembatas dosis
adalah 12,2 mSv. Pembatas dosis
merupakan bagian dari proses
optimisasi proteksi radiasi, yang
menempatkan perhatian pada dosis
individu.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adiwardojo, Ruslan, Eko Madi


Parmanto. 2010. Fakta seputar
radiasi. Jakarta : BATAN
[2] BATAN. 2011. Pengenalan
Proteksi Radiasi. Yogyakarta :
BATAN
[3] BAPETEN. 2013. Peraturan
Kepala Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (PerKa BAPETEN) Nomer
4 Tahun 2013, Tentang Proteksi
Dan Keselamatan Radiasi Dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir.

Вам также может понравиться