Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tinea Kapitis
Jamur yang bersifat antropofilik atau hanya mentransmisikan penyakit antar manusia
antara lain adalah Trichophyton violaceum yang banyak ditemukan pada orang Afrika,
Trichophyton schoenleinii, Trichophyton rubrum, Trichophyton megninii,
Trichophyton soudanense, Tricophyton yaoundei, Microsporum audouinii, dan
Microsporum ferrugineum.
Jamur geofilik merupakan jamur yang hidup di tanah dan dapat menyebabkan radang
yang moderat pada manusia. Golongan jamur ini antara lain adalah Microsporum
gypseum dan Microsporum fulvum.
Jamur zoofilik merupakan jamur yang hidup pada hewan, namun dapat
mentransmisikan penyakit pada manusia. Jamur zoofilik penyebab tinea kapitis antara
lain Microsporum canis yang berasal dari kucing, Microsporum nanum yang
berasal dari babi, Microsporum distortum yang merupakan varian dari Microsporum
canis, Tricophyton verrucosum yang berasal dari sapi dan Tricophyton
mentagrophytes var. equinum yang berasal dari kuda.
2. Patofisiologi tinea kapitis
Tinea capitis berhubungan dengan Pityrosporum orbiculare dan Pityrosporum ovale
yaitu flora normal pada kulit kepala yang dapat berubah sesuai dengan keadaan
lingkungan seperti suhu, media, dan kelembapan. Selain itu, adanya zat fungistatik
berupa berupa asam lemak rantai pendek dari secret yang dihasilkan oleh kelenjar
sebacea pada masa post pubertal juga menjadi factor yang berperan dalam terjadinya
tinea kapitis.
Hifa jamur bertumbuh secara sentrifugal dari tempat inokulasi awalnya ke lapisan
stratum korneum, kemudian mencernakan keratin yang terdapat pada rambut.
Dermatofit ektotrik (diluar rambut) infeksinya khas di stratum korneum perifolikulitis,
menyebar sekitar batang rambut dan dibatang rambut bawah kutikula 1 dari
pertengahan sampai akhir anagen saja sebelum turun ke folikel rambut untuk
menembus kortek rambut. Hifa-hifa intrapilari kemudian turun ke batas daerah keratin,
dimana rambut tumbuh dalam keseimbangan dengan proses keratinisasi, tidak pernah
memasuki daerah berinti.
Anatomi rambut
Folikel rambut
Ujung-ujung hifa-hifa pada daerah batas ini disebut Adamsons fringe, dan dari sini
hifa-hifa berpolifrasi dan membagi menjadi artrokonidia yang mencapai kortek rambut
dan dibawa keatas pada permukaan rambut. Rambut-rambut akan patah tepat
diatas fringe tersebut, dimana rambutnya sekarang menjadi sangat rapuh sekali. Secara
mikroskop hanya artrokonidia ektotrik yang tampak pada rambut yang patah,
walaupun hifa intrapilari ada juga. Patogenesis infeksi endotrik (didalam rambut) sama
kecuali kutikula tidak terkena dan artrokonidia hanya tinggal dalam batang rambut
menggantikan keratin intrapilari dan meninggalkan kortek yang intak. Akibatnya
rambutnya sangat rapuh dan patah pada permukaan kepala dimana penyanggah dan
dinding folikuler hilang meninggalkan titik hitam kecil (black dot). Infeksi endotrik
juga lebih kronis karena kemampuannya tetap berlangsung di fase anagen ke fase
telogen.
Berdasarkan bentuk yang khas, tinea kapitis dibagi dalam empat bentuk:
Penyakit ini dimulai dengan papul merah kecil yang melebar ke sekitarnya dan
membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut menjadi abu-
abu dan tidak mengkilat lagi dan mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga
menimbulkan alopesia setempat. Dengan pemeriksaan dengan sinar Wood tampak
flourosensi kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melalui batas gray pacth
tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon dan trikofiton.
3. Kerion
Bentuk ini adalah bentuk yang serius, karena disertai radang yang hebat yang bersifat
lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan
kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan
mudah dicabut. Bila kerion ini menyembuh akan meninggalkan suatu daerah yang
botak permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk ini disebabkan oleh M. kanis,
M.gipseum , T. tonsuran dan T.Violaseum.
4. Tinea favosa
Kelainan dikepala dimulai dengan bintik-bintik kecil dibawah kulit yang bewarna
merah kekuningan dan berkembangan menjadi krusta yang berbentuk cawan
(skutula), serta memberi bau busuk seperti bau tikus moussy odor. Rambut diatas
skutula putus-putus dan mudah lepas dan tidak mengikat lagi.
4. Pengobatan tinea kapitis pada anak: