Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
disusun oleh :
KELOMPOK 5
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah keperawatan keluarga dengan judul Asuhan Keperawatan
Keluarga pada Remaja.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan, demi kelancaran penulisan selanjutnya.
Wassalam,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Remaja adalah bagian dari aset negara yang harus dibina dan dibimbing
untuk pada akhirnya menjadi tonggak perubahan bangsa yang lebih baik dihari
depan. Remaja juga merupakan salah satu proses dari perkembangan makhluk
hidup, yang dimiliki oleh manusia yang pada akhirnya akan kembali pada proses
kematian. Namun, banyak berbagai masalah yang dialami oleh seseorang untuk
memasuki masa remajanya yang disebut dengan masa pubertas.
Banyaknya perubahan-perubahan tingkah laku seseorang dalam rangka
mengisi dirinya untuk memasuki masa pubertas, termasuk perubahan yang terjadi
dalam segi fisik, psikis, dan sosial pada diri remaja. Banyaknya permasalahan-
permasalahan yang dimiliki seorang anak ketika menginjak usia remaja mereka
seperti : masalah penyesuaian diri, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, seks
bebas, keinginan untuk putus sekolah, terlebih lagi akan hal perkembangan seksual
pada diri remaja, yang berakibatkan tersebarnya virus HIV/ AIDS yang dalam jangka
panjang menimbulkan berbagai kerugian bahkan kematian, dan juga penyebab
terjadinya Married By Accident (MBA) yang sering disebut dengan pernikahan dini.
Masalah remaja bukan hanya berasal dari pembawaan remaja itu sendiri,
sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan. Secara umum sebab-sebab masalah
remaja dipengaruhi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang berasal dari dalam diri remaja yang dipengaruhi oleh perkembangan
seksualitas, emosi, kemauan dan pikiran. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang berasal dari luar diri remaja, seperti : lingkungan keluarga, sekolah dan
lingkungan pergaulan.
Masa remaja juga merupakan masa transisi diri periode anak ke dewasa.
Apabila kita perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar,
akan didapatilah bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan
dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan
identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya berbagai
pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga
sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.
Masa remaja, dianggap sebagai masa topan badai dan stress
(stormanDstress), karena telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib
diri sendiri. Disinilah peran penting keluarga dalam membimbing & mengarahkan
remaja menuju masa depan yang cerah.
Pada diri remaja terjadi perkembangan fisik dan mental yang cepat, sehingga
membutuhkan kemampuan penyesuaian diri untuk menghadapi perubahan
tersebut. Perubahan yang cepat pada diri remaja juga melahirkan energi besar yang
harus disalurkan oleh remaja (Whandie, 20 Februari 2008). Pada masa remaja juga
terjadi beberapa perubahan psikis yang cukup drastis, antara lain perubahan peran
dari masa anakanak ke masa remaja, penyesuaian terhadap lingkungan sosial,
interaksi dengan teman sebaya, rasa sosial dan tanggung jawab, serta
perkembangan identitas diri
(Yudianto, 20 Februari 2008).
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18
tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun.
Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23
tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa
mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat
bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang,
dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi
Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa
remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang
masih banyak dikutip orang.
Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda
awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy &
Herman, 1999; Thompson et al).
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang
sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk
memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang
untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang
dewasa daripada percintaan remaja.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya
berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara
berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan
dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun
kenakalan remaja.
Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan
terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap
hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar
remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun
guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.
Dalam bukunya, "Helping The Struggling Adolescent", Les Parrot III menguraikan konsep diri
remaja yang terdiri dari empat aspek.
1. DIRI SUBJEKTIF
Yaitu pandangan pribadi remaja tentang siapakah dirinya. Ada remaja yang menilai
dirinya tampan,tapi ada pula yang menganggap dirinya tidak menarik. Ada remaja yang
melihat dirinya supel, namun ada pula yang "kuper" (alias kurang pergaulan). Konsep
diri subjektif bersumber dari penilaian orangtua, guru, dan teman yang telah menjadi
konsep diri si remaja.
2. DIRI OBJEKTIF
Yakni pandangan orang lain tentang diri si remaja. Pandangan orang lain bersifat
mandiri dan beragam, dalam arti pandangan ini merupakan pandangan pribadi
seseorang tentang si remaja dan pandangan tiap orang tidak harus sama dengan yang
lainnya. Si remaja mungkin berpikir bahwa ia adalah seseorang yang ramah dan ringan
tangan (diri subjektif), namun beberapa temannya menganggap bahwa ia adalah
seseorang yang mau tahu urusan orang lain (diri objektif).
3. DIRI SOSIAL
Yaitu pandangan si remaja akan dirinya berdasarkan pemikirannya tentang pandangan
orang lain terhadap dirinya. Di sini si remaja melihat dirinya dengan menggunakan
kacamata orang lain. Ia mereka-reka apa penilaian orang lain terhadap dirinya dan
sudah tentu rekaan ini dapat tepat tapi dapat pula keliru. Ia mungkin menganggap
bahwa orang lain melihatnya sebagai seseorang yang berani (diri sosial) namun dalam
kenyataannya beberapa temannya memandangnya sebagai seseorang yang kurang
ajar(diri objektif). Ia sendiri mungkin menilai dirinya bukan sebagai seseorang yang
berani melainkan sekadar sebagai pembela keadilan(diri subjektif).
4. DIRI IDEAL
Yakni sosok dirinya yang paling ia dambakan atau ia cita-citakan. Diri ideal adalah diri
yang belum terjadi atau terbentuk sehingga si remaja terus berusaha mencapainya. Ia
mungkin melihat dirinya sebagai seseorang yang tidak stabil (diri subjektif), oleh
karena itu ia senantiasa berupaya menjadi seseorang yang sabar (diri ideal).
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya prilaku menyimpang ( free sex, tindakan kekerasan,
alkoholik, penyalahgunaan obat-obatan/penderita NAPZA )
DAFTAR PUSTAKA