Вы находитесь на странице: 1из 17

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH PADA REMAJA

disusun oleh :

KELOMPOK 5

1. ARIF BUDI PURWANTO


2. HARTUM
3. L. AHMAD QODRI
4. NURMAYA SOPIANI
5. YENI HARYANTI

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah keperawatan keluarga dengan judul Asuhan Keperawatan
Keluarga pada Remaja.

Sebelumnya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang telah


membimbing dalam penyelasain tugas ini. Dan kami juga mengucapkan terimakasih kepada
rekan rekan yang telah membantu.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan, demi kelancaran penulisan selanjutnya.

Wassalam,

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Remaja adalah bagian dari aset negara yang harus dibina dan dibimbing
untuk pada akhirnya menjadi tonggak perubahan bangsa yang lebih baik dihari
depan. Remaja juga merupakan salah satu proses dari perkembangan makhluk
hidup, yang dimiliki oleh manusia yang pada akhirnya akan kembali pada proses
kematian. Namun, banyak berbagai masalah yang dialami oleh seseorang untuk
memasuki masa remajanya yang disebut dengan masa pubertas.
Banyaknya perubahan-perubahan tingkah laku seseorang dalam rangka
mengisi dirinya untuk memasuki masa pubertas, termasuk perubahan yang terjadi
dalam segi fisik, psikis, dan sosial pada diri remaja. Banyaknya permasalahan-
permasalahan yang dimiliki seorang anak ketika menginjak usia remaja mereka
seperti : masalah penyesuaian diri, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, seks
bebas, keinginan untuk putus sekolah, terlebih lagi akan hal perkembangan seksual
pada diri remaja, yang berakibatkan tersebarnya virus HIV/ AIDS yang dalam jangka
panjang menimbulkan berbagai kerugian bahkan kematian, dan juga penyebab
terjadinya Married By Accident (MBA) yang sering disebut dengan pernikahan dini.
Masalah remaja bukan hanya berasal dari pembawaan remaja itu sendiri,
sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan. Secara umum sebab-sebab masalah
remaja dipengaruhi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang berasal dari dalam diri remaja yang dipengaruhi oleh perkembangan
seksualitas, emosi, kemauan dan pikiran. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang berasal dari luar diri remaja, seperti : lingkungan keluarga, sekolah dan
lingkungan pergaulan.
Masa remaja juga merupakan masa transisi diri periode anak ke dewasa.
Apabila kita perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar,
akan didapatilah bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan
dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan
identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya berbagai
pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga
sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.
Masa remaja, dianggap sebagai masa topan badai dan stress
(stormanDstress), karena telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib
diri sendiri. Disinilah peran penting keluarga dalam membimbing & mengarahkan
remaja menuju masa depan yang cerah.
Pada diri remaja terjadi perkembangan fisik dan mental yang cepat, sehingga
membutuhkan kemampuan penyesuaian diri untuk menghadapi perubahan
tersebut. Perubahan yang cepat pada diri remaja juga melahirkan energi besar yang
harus disalurkan oleh remaja (Whandie, 20 Februari 2008). Pada masa remaja juga
terjadi beberapa perubahan psikis yang cukup drastis, antara lain perubahan peran
dari masa anakanak ke masa remaja, penyesuaian terhadap lingkungan sosial,
interaksi dengan teman sebaya, rasa sosial dan tanggung jawab, serta
perkembangan identitas diri
(Yudianto, 20 Februari 2008).
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KELUARGA DAN REMAJA


Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh suatu
turunan lalu mengerti dan berdiri sebagai suatu gabungan yang hakiki,esensial,dan
berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untukmemuliakan masing-
masing anggotanya(Ki Hajar Dewantara).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan olehikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota(Duvall).

Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18
tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun.
Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23
tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa
mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat
bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang,
dan remaja yang diperpendek.

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi
Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa
remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang
masih banyak dikutip orang.

Tugas keluarga di bidang kesehatan :

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas yang


perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :
a. Mampu mengenal masalah kesehatan keluarga

Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang


dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun keluarga harus
memahami adanya perubahan tersebut sehingga tugas keluarga dapat
berfungsi optimal.

b. Mampu memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
c. Mampu merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga diharapkan mampu merawat anggota keluarga yang sakit walaupun
dengan bantuan tenaga kesehatan, dan diharapkan pula seminimal mungkin
dapat melakukan pertolongan pertama
d. Mampu memodifikasi lingkungan keluarga.

Dengan kemampuan memodifikasi lingkungan keluarga mampu


melakukan tindakan preventif maupun rehabilitatif dalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga.

e. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi


keluarga.
Kemampuan keluarga dalam pemanfaatan tenaga / tempat kesehatan
diharapkan sudah mampu dilakukan oleh keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan.

2. STATUS PERKEMBANGAN KELUARGA DAN TUGASNYA


a. Keluarga baru (begaining family)
Yaitu pasangan yang belum mempunyai anak
Tugas perkembangannya :
Membina hubungan dan kepuasaan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Membina hubungan dengan keluarga lain,teman atau kelompok sosial
Merencanakan anak KB
Prenatal Care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)
b. Child bearing
Yaitu keluarga yang mempunyai anak kurang dari 30 bulan
Tugas perkembangannya:
Membagi peran dan tanggungjawab
Menata ruang untuk anak
Menyediakan dana
Bertanggung jawab merawat anak
Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
Memfasilitasi role learing anggota keluarga
c. Keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Yaitu keluarga dengan usia anak antara 30 bulan sampai dengan 6 tahun
Tugas perkembangannya:
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah,ruang
bermain,privasi dan keamanan.
Mensosialisasikan anak
Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak anak yang lain
Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Yaitu keluarga dengan anak usia 6 sampai 13 tahun
Tugas perkembangan :
Membantu sosialisasi anak:tetangga,sekolah dan lingkungan
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin menaik
termasuk kebutuhan untuk menaikkan anggaran kebutuhan kesehatan
keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Yaitu keluarga yang mempunyai anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir 5/6-7 tahun kemudian yaitu saat anak meninggalkan rumah orang
tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggungjawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan dri
menjadi lebih dewasa.
Tugas perkembangannya :
Memberi kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah berpositif dewasa dan menaikkan otonominya
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan,kecurigaan dan permusuhan
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat yang terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap
ini tergangtung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika anak ada yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan :
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan RT
g. Keluarga usia pertengahan
Tugas perkembangan:
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak anak
Menaikkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tugas perkembangan :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenagkan
Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan,teman,kekuatan fisik
dan pendapatan.
Mempertahankan dengan anak dan sosial masyarakat
Melakukan live review
3. PERUBAHAN FISIK PADA REMAJA
Karakteristik Perubahan Fisik Remaja:
Pada wanita
Pertumbuhan payudara
Pertumbuhan rambut
kemaluan
Pertumbuhan badan/tubuh
Menarche
Bulu ketiak
Pubic hair (rambut kemaluan)
Pada laki - laki
Pertumbuhan testis
Pubic hair
Pertumbuhan badan/tubuh
Pertumbuhan penis, kelenjar
prostat
Ejakulasi pertama dengan
mengeluarkan semen
Tumbuh rambut wajah dan
ketiak
Tumbuhnya bulu ketiak

4. MASALAH MASALAH PADA REMAJA

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat


menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-
pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi
semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
berkelompok.

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat


terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental
dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja
mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi
mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa
permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan
karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa
permasalahan utama yang dialami oleh remaja.

Permasalahan Fisik dan Kesehatan

Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal


ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa
pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi
berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan
fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan.

Remaja juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain


ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan
mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70%
remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian
tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam
sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami
ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998).
Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran
yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset
merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice &
Whitenton, 2002).

Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda
awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy &
Herman, 1999; Thompson et al).

Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit


kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan,
maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan
kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka
bereksperimentasi dan berskplorasi.

Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang

Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat


memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi
kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan
mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka
menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock
(2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu
karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi
dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang
tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua,
ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-
obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada
tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif,
orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan
koping yang buruk, dll.
Cinta dan Hubungan Heteroseksual
Permasalahan Seksual
Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama

Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006),


menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai
bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering
dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Rey, 2002).
Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan
narkoba pada remaja.

Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi


oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara
remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang
lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada
seseorang atau orang yang sering menyebutnya jatuh cinta.

Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romantis menandai kehidupan


percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta
romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut,
marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid & Fei ditemukan bahwa cinta
romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi
dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.

Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang
sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk
memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang
untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang
dewasa daripada percintaan remaja.

Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan


mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual
pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual,
konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan,
adanya ketidaknormalan yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ
reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan
sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).

Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat


mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran
logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak
tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan
pergaulan menuju kebebasan.

Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya
berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara
berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan
dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun
kenakalan remaja.

Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan


mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak
memahami kepentingan remaja.
Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir
bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara
remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja
merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya.
Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja
akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut
sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun
di lingkungan yang berbeda.

Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan
terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap
hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar
remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun
guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.

Konsep Diri Pada Remaja

Dalam bukunya, "Helping The Struggling Adolescent", Les Parrot III menguraikan konsep diri
remaja yang terdiri dari empat aspek.
1. DIRI SUBJEKTIF
Yaitu pandangan pribadi remaja tentang siapakah dirinya. Ada remaja yang menilai
dirinya tampan,tapi ada pula yang menganggap dirinya tidak menarik. Ada remaja yang
melihat dirinya supel, namun ada pula yang "kuper" (alias kurang pergaulan). Konsep
diri subjektif bersumber dari penilaian orangtua, guru, dan teman yang telah menjadi
konsep diri si remaja.
2. DIRI OBJEKTIF
Yakni pandangan orang lain tentang diri si remaja. Pandangan orang lain bersifat
mandiri dan beragam, dalam arti pandangan ini merupakan pandangan pribadi
seseorang tentang si remaja dan pandangan tiap orang tidak harus sama dengan yang
lainnya. Si remaja mungkin berpikir bahwa ia adalah seseorang yang ramah dan ringan
tangan (diri subjektif), namun beberapa temannya menganggap bahwa ia adalah
seseorang yang mau tahu urusan orang lain (diri objektif).
3. DIRI SOSIAL
Yaitu pandangan si remaja akan dirinya berdasarkan pemikirannya tentang pandangan
orang lain terhadap dirinya. Di sini si remaja melihat dirinya dengan menggunakan
kacamata orang lain. Ia mereka-reka apa penilaian orang lain terhadap dirinya dan
sudah tentu rekaan ini dapat tepat tapi dapat pula keliru. Ia mungkin menganggap
bahwa orang lain melihatnya sebagai seseorang yang berani (diri sosial) namun dalam
kenyataannya beberapa temannya memandangnya sebagai seseorang yang kurang
ajar(diri objektif). Ia sendiri mungkin menilai dirinya bukan sebagai seseorang yang
berani melainkan sekadar sebagai pembela keadilan(diri subjektif).
4. DIRI IDEAL
Yakni sosok dirinya yang paling ia dambakan atau ia cita-citakan. Diri ideal adalah diri
yang belum terjadi atau terbentuk sehingga si remaja terus berusaha mencapainya. Ia
mungkin melihat dirinya sebagai seseorang yang tidak stabil (diri subjektif), oleh
karena itu ia senantiasa berupaya menjadi seseorang yang sabar (diri ideal).

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian yang berhubungan dengan anak remaja Pengkajian


Pengkajian yang berhubungan dengan Keluarga yaitu :
a. Identitas
b. Riwayat & tahap perkembangan keluarga
c. Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga

a. Status kesehatan ekarang dan masa lalu
b. Pola persepsi
c. Pemeliharaan kesehatan
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola nutrisi
Perawat perlu memperoleh riwayat diet secara rinci untuk menentukan
masukan kalori yang adekuat. Selain itu perawat akan berfokus pada riwayat untuk
menentukan apakah remaja baru mengalami perubahan berat badan atau selera
makan serta adanya masalah diet. Informasi ini meliputi tingkat aktivitas fisik
remaja , ukuran dan jumlah makanan yang biasa dimakan dan juga pola makanan
ringan.
f. Pola eliminasi
g. Pola istirahat
h. Pola kognitif
i. Persepsual
j. Pola toleransi
k. stress/koping
l. Pola seksualitas dan reproduksi
m. Pola peran dan hubungan
n. Pola nilai dan kenyakinan
o. Penampilan umum
p. Perilaku selama wawancara Pola komunikasi &
q. Pola asuh orang tua
r. Kemampuan interaksi
s. Stresor jangka pendek & jangka panjang

2. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya prilaku menyimpang ( free sex, tindakan kekerasan,
alkoholik, penyalahgunaan obat-obatan/penderita NAPZA )
DAFTAR PUSTAKA

Вам также может понравиться