Вы находитесь на странице: 1из 25

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Analisis industri merupakan salah satu bagian dalam analisis fundamental.


Analisis industri biasanya dilakukan setelah kita melakukan analisis ekonomi.
Dalam analisis industri, investor mencoba membandingkan kinerja dari berbagai
industri untuk mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek
paling menjanjikan ataupun sebaliknya. Masalah pengelompokan industri menjadi
semakin rumit ketika berhadapan dengan banyak perusahaan yang mempunyai
sekian banyak ragam lini bisnis.

Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor baik
untuk meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi industri yang
mempunyai prospek yang menguntungkan.
Analisis industri perlu diikuti analisis perusahaan agar investor dapat
menentukan saham perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang
mempunyai kombinasi return-risiko yang terbaik.
Analisis perusahaan diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu
perusahaan layak dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis perusahaan harus bisa
memberikan gambaran tentang nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas dan
kinerja manajemen, serta prospek perusahaan di masa datang.
Perusahaan dan Industri memiliki perbedaan dalam cara melakukan
analisisnya, untuk itu dalam makalah ini kami akan menjelaskan mengenai hal-
haal yang menjadi pembeda dalam analisis tersebut.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Industri?


2. Apa Pentingnya Analisis Industri?
3. Apa yang dimaksud dengan Analisis Perusahaan?

1
4. Bagaimana Analisis Lingkungan Pekerjaan dan Industri?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Industri
2. Untuk mengetahui Pentingnya Analisis Industri
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Perusahaan
4. Untuk mengetahui bagaimana Analisis Lingkungan Pekerjaan dan Industri

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Industri

Analisis industri merupakan salah satu bagian dalam analisis fundamental.


Analisis industri biasanya dilakukan setelah kita melakukan analisis ekonomi.
Dalam analisis industri, investor mencoba membandingkan kinerja dari berbagai
industri untuk mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek
paling menjanjikan ataupun sebaliknya. Masalah pengelompokan industri menjadi
semakin rumit ketika berhadapan dengan banyak perusahaan yang mempunyai
sekian banyak ragam lini bisnis.

Sistem klasifikasi industri yang telah dikenal dan digunakan secara luas
adalah sistem Standard Industrial Classification (SIC) yang didasarkan pada data
sensus dan pengklasifikasian perusahaan berdasarkan produk dasar yang
dihasilkan. Standar yang dipakai untuk mengkelompokkan industri bagi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah
Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classfification (JASICA). Klasifikasi
JASICA ini terdiri dari 9 divisi, dan masing-masing divisi tersebut dibagi lagi
menjadi kelompok industri utama dan diberi kode dua digit.

II.2 Pentingnya Analisis Industri


Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor baik
untuk meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi industri yang
mempunyai prospek yang menguntungkan.
Analisis industri perlu diikuti analisis perusahaan agar investor dapat
menentukan saham perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang
mempunyai kombinasi return-risiko yang terbaik.

Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis industri menghasilkan


kesimpulan:

3
1. Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda pula.

2. Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya.

3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama,


terlihat cukup beragam.

4. Tingkat risiko berbagai industri juga beragam.

5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu.

Daur Hidup Industri

Tahap perkembangan industri umumnya dibagi menjadi lima yaitu:

1. Tahap permulaan (introduction).


Tahap permulaan merupakan masa-masa awal perkembangan sebuah
industri. Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan sangat kecil dan profit
yang dihasilkan kemungkinan akan menunjukkan angka negatif karena
perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menutupi

4
biaya promosi dan pengembangan produk di awal-awal pertumbuhan
industri.

2. Tahap pertumbuhan (growth).


Pada tahap pertumbuhan, penjualan tumbuh sangat cepat. Permintaan
semakin meningkat sedangkan persaingan belum begitu ketat sehingga
profit pada tahap pertumbuhan akan tumbuh tinggi. Pertumbuhan industri
pada tahap ini akan cenderung lebih besar dari pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan

3. Tahap kedewasaan (mature).


Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan mulai menurun, karena
banyaknya pesaing yang mulai masuk dan permintaan yang sudah relatif
stabil. Oleh karena itu, profit pada tahap mature akan mengalami
pertumbuhan yang mulai menurun dan menuju tingkat keuntungan yang
normal. Pertumbuhan industri pada tahap ini sedikit lebih besar dari
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

4. Tahap stabil.
Tahap stabil mungkin merupakan tahap yang paling panjang dalam
daur hidup industri. Pertumbuhan industri akan cenderung sama dengan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau segmen ekonomi di mana
industri tersebut berada. Meskipun penjualan terkait erat dengan kondisi
ekonomi, tetapi besarnya pertumbuhan penjualan masing-masing
perusahaan secara individual dalam suatu industri akan berbeda-beda satu
dengan yang lain, tergantung dari kemampuan manajerial dari masing-
masing perusahaan.

5. Tahap penurunan.

5
Pada tahap penurunan, tingkat penjualan dan profit industri semakin
menurun. Pada tahap ini ada perusahaan yang mulai keluar dari industri
dan investor pun mulai berpikir untuk mencari alternatif industri lain yang
lebih menguntungkan. Pertumbuhan industri pada tahap ini akan jauh di
bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Analisis Input-Output

Analisis input-output adalah suatu cara alternatif untuk mengetahui gambaran


prospek penjualan suatu industri di masa yang akan datang dengan cara
mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen dari suatu industri.

Dengan melakukan analisis tersebut, kita dapat mengestimasi permintaan


konsumen di masa datang, serta kemampuan pemasok untuk menyediakan
barang dan jasa yang diperlukan dalam suatu industri.

Informasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat


penjualan dan keuntungan suatu industri di masa depan.

Hubungan Industri dan Ekonomi

Teknik analisis ini membandingkan tingkat penjualan industri dengan kondisi


perekonomian secara keseluruhan yang berhubungan dengan barang dan jasa
yang diproduksi oleh industri tersebut. Teknik ini didasari oleh asumsi bahwa
kondisi perekonomian di mana suatu industri beroperasi akan terkait dengan
penjualan dan keuntungan suatu industri.

Persaingan dan Return yang Diharapkan

Faktor penting lain yang mempengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh
suatu industri adalah intensitas persaingan dalam industri tersebut.

Intensitas persaingan dalam suatu industri akan menentukan kemampuan industri


untuk tetap memperoleh tingkat return di atas rata-rata.

6
Lima faktor yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri tersebut
adalah:

Pemain
baru
potensial

PESAING
INDUSTRI
Persaingan
Pemasok antara
Pembeli
perusahaan
dalam industri

Barang
substitusi

1. Persaingan antara perusahaan yang ada dalam industri.

Persaingan dalam suatu industri akan semakin meningkat jika terdapat banyak
perusahaan yang ukurannya relatif sama bersaing dalam industri tersebut.
Persaingan juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan biaya tetap,
serta hambatan untuk keluar dari industri.
Tingginya biaya tetap akan mendorong peningkatan persaingan karena dengan
tingginya biaya tetap akan mengharuskan perusahaan untuk memproduksi
dengan kapasitas penuh. Hal itu akan membuat penawaran di pasar akan semakin
meningkat yang kemudian akan menyebabkan harga barang semakin menurun,
sehingga persaingan akan semakin ketat.

7
2. Ancaman adanya pemain baru, Meskipun sebuah industri mempunyai jumlah
pesaing yang sedikit, investor juga perlu mengidentifikasi perusahaan-
perusahaan yang potensial menjadi pemain baru dalam industri.
Besarnya ancaman pemain baru ini akan dipengaruhi oleh adanya hambatan-
hambatan masuk (barriers to entry) dalam suatu industri, seperti tingginya biaya
investasi, peraturan pemerintah, dan harga barang yang relatif kecil dibandingkan
dengan biaya produksi.
Jika hambatan masuk suatu industri relatif tinggi maka kemungkinan adanya
pemain baru yang masuk dalam industri tersebut akan semakin kecil.

3. Daya tawar (bargaining power) pembeli, Daya tawar pembeli di pasar yang kuat
bisa mempengaruhi profitabilitas industri. Hal ini terjadi jika konsumen dapat
menawar harga atau meminta kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan
pilihan dari produk yang diberikan oleh pesaing lain. Bila jumlah konsumen
lebih banyak dari jumlah industrinya maka bargaining power konsumen akan
rendah. Sebaliknya jika jumlah industri lebih banyak dari konsumen maka
bargaining power konsumen akan besar.

4. ancaman adanya barang atau jasa substitusi, Produk substitusi akan membatasi
profit potensial suatu industri karena barang subtitusi akan memunculkan
alternatif bagi produk perusahaan. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan
perusahaan untuk menentukan harga produk akan semakin berkurang, karena
dibatasi adanya produk substitusi Artinya, jika harga produk perusahaan terlalu
tinggi, konsumen bisa saja berpindah ke produk substitusi yang ditawarkan di
pasar.

5. daya tawar (bargaining power) pemasok, Pemasok dapat mempengaruhi return


industri di masa yang datang karena mereka mempunyai kekuatan untuk
menentukan harga dan kualitas dari produknya. Jika jumlah pemasok lebih

8
sedikit dibandingkan dengan jumlah industrinya, maka pemasok memiliki
bargaining power yang besar. Begitu juga sebaliknya, jika pemasok lebih banyak
dari industrinya maka bargaining power pemasok akan berkurang.
Lima kekuatan persaingan akan menentukan profitabilitas industri karena lima
faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap komponen return on investment
(ROI) dalam suatu industri.

II.3 Analisis Perusahaan

Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental, setelah


analisis variabel ekonomi dan pasar, serta analisis industri. Analisis perusahaan
terkait dengan pertanyaan-pertanyaaan:

Saham-saham perusahaan manakah dalam industri terpilih yang paling


menguntungkan bagi investor?
Atau, saham-saham manakah yang undervalued, sehingga layak dibeli, dan
saham-saham manakah yang overvalued, sehingga menguntungkan untuk
dijual?
Analisis perusahaan diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu
perusahaan layak dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis perusahaan harus bisa
memberikan gambaran tentang nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas dan
kinerja manajemen, serta prospek perusahaan di masa datang.
Dua komponen (earning per share, EPS dan price earning ratio, P/E)
diutamakan dalam analisis perusahaan karena tiga alasan:

1. Kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik


saham.

2. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning.

Adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham

9
EPS dan Informasi Laporan Keuangan

Earning per share (EPS) diperoleh dengan menghitung perbandingan antara


jumlah earning (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham)
dengan jumlah lembar saham perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS
merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa
menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Informasi (termasuk
EPS) yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian perusahaan adalah laporan
keuangan perusahaan.

Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan


seberapa besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh
perusahaan serta transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan
perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan.

Berdasarkan informasi yang dikandungnya, ada tiga laporan utama dalam laporan
keuangan, yaitu:

1. Neraca.

Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi


finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu. Neraca memberikan gambaran
aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan hanya pada saat laporan tersebut
disusun. Penyusunan pos-pos yang terdapat dalam neraca disusun
berdasarkan urutan likuiditas (untuk aktiva) dan jangka waktu jatuh temponya
(untuk pasiva). Laporan posisi keuangan disebut juga sebagai neraca karena
antara sisi aktiva dan sisi pasiva (kewajiban + ekuitas), masing-masing harus
sama jumlahnya atau dalam posisi seimbang.

2. Laporan Rugi Laba.

10
Laporan rugi laba (income statement) adalah ringkasan profitabilitas
perusahaan selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun. Laporan rugi
laba ini menunjukkan penghasilan (revenues) yang diperoleh selama satu
periode, biaya (expenses) yang dikeluarkan dalam satu periode, dan elemen-
elemen lain pembentuk laba. Unsur biaya yang tercantum dalam laporan rugi
laba:

Biaya produksi.
Biaya administrasi dan umum.
Biaya bunga.
Buaya pajak penghasilan.

3. Laporan Aliran Kas.

Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang
berasal dari tiga sumber aktivitas: (1) operasi perusahaan, (2) investasi dan (3)
aktivitas finansial yang dilakukan perusahaan. Ada dua perbedaan antara
laporan arus kas dengan laporan rugi laba dan neraca perusahaan:

Neraca dan laporan rugi laba disusun atas dasar metode akrual
akuntansi, sedangkan laporan arus kas hanya mencatat transaksi yang
menyebabkan aliran kas secara nyata.
Laporan rugi laba memasukkan pos depresiasi untuk
menghaluskan pengeluaran modal yang terlalu besar dalam laporan
rugi laba.

Kelemahan Pelaporan EPS dalam Laporan Keuangan

Permasalahan dalam pelaporan earning ini terkait dengan kemungkinan


munculnya konflik kepentingan antara investor di satu sisi sebagai pengguna laporan

11
keuangan, dan manajemen di sisi lainnya sebagai penyaji laporan keuangan. Cara
mengurangi konflik ini, antara lain dengan:

1. Peran prinsip-prinsip dan kode etik akuntansi

2. penggunaan tenaga auditor eksternal yang netral.

Kelemahan laporan keuangan yang lainnya, adalah: Karena laporan tersebut


dibuat di akhir periode (pada umumnya tahunan), maka hal itu hanya
menggambarkan kondisi perusahaan pada saat laporan dibuat, dan tidak mampu
menggambarkan kondisi perusahaan yang terkini.

Analisis Rasio Profitabilitas Perusahaan

Di samping bisa dengan melihat laporan keuangan, analisis perusahaan juga


dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Indikator penting
untuk melihat prospek perusahaan di masa datang adalah pertumbuhan profitabilitas
perusahaan. Dua rasio profitabilitas utama yang umumnya dipakai saat analisis ini
adalah ROE dan ROA.

Apakah dan bagaimanakah mengukur ROE dan ROA?

1. Return on Equity (ROE): menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan


menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.

Laba bersih setelah bunga dan pajak


ROE
Jumlah modal sendiri

2. Return on Asset (ROA): menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset


yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba.

12
EBIT
ROA
Perhitungan ROE & ROA Jumlah aset

Contoh: Data laba bersih, EBIT, ekuitas, dan total aset PT Semen Gresik pada akhir
Tahun 2006 dan 2007 seperti disajikan pada tabel berikut ini. Berapakah ROE dan
ROA perusahaan tersebut untuk Tahun 2006 dan 2007?

Jawab: ROE dan ROA PT Semen Gresik untuk Tahun 2006 dan 2007, adalah:

Laba bersih setelah bunga dan pajak


ROE
Jumlah modal sendiri
1.295,52
ROE 2006 0,2356
5.499,61
ROE 2007 0,2679
EBIT
ROA
Jumlah aset

13
Earning Per Share (EPS) 1.779,38
ROA 2006 0,2374
7.496,42
ROA 2007 0,2815
Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

Rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut:

Laba bersih setelah bunga dan pajak


EPS
Jumlah saham beredar

Kita juga bisa menghitung EPS perusahaan dengan menggunakan rumus berikut
ini:

Jumlah modal sendiri


EPS ROE X
Jumlah saham beredar
Laba bersih setelah bungadan pajak Jumlah modal sendiri
EPS X
Jumlah modal sendiri Jumlah saham beredar
Perhitungan EPS

Contoh: Berdasarkan data PT Semen Gresik tahun 2006 dan 2007 sebelumnya,
jika jumlah saham yang beredar di Tahun 2006 dan 2007 sama sebanyak 5,93
miliar, maka EPS dapat dihitung dengan:

Laba bersih setelah bunga dan pajak


EPS
Jumlah saham beredar

EPS2006 = Rp1.295,52 / 5,93

14
= Rp218

EPS2007 = 1.775,41 / 5,93

= Rp299

EPS PT Semen Gresik tersebut juga dapat dihitung dengan:


Laba bersih setelah bungadan pajak Jumlah modal sendiri
EPS X
Jumlah modal sendiri Jumlah saham beredar

EPS2006 = (Rp1.295,52 / Rp5.499,61) x (Rp5.499,61 / 5,93)


= Rp218
EPS2007 = (Rp1.775,41 / Rp6.627,26) x (Rp6.627,26 / 5,93)

= Rp299

Price Earning Ratio (PER)

Informasi PER (earning multiplier) mengindikasikan besarnya rupiah yang


harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.

Rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:

dalam hal ini:

D1/E1
EPS
k-g

D1/E1 = tingkat dividend payout ratio yang diharapkan

k = tingkat return yang disyaratkan

g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan

Komponen PER

15
1. Dividend payout ratio (DPR) merupakan perbandingan antara dividen yang
dibayarkan perusahaan terhadap earning yang diperoleh perusahaan.

2. Tingkat return yang disyaratkan (k) diperoleh dengan menjumlahkan


tingkat return bebas risiko (risk-free rate) dan premi risiko yang disyaratkan
investor.

k = RF + RP

= tingkat return bebas risiko + premi risiko

3. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g), merupakan fungsi dari


besarnya ROE dan tingkat laba ditahan perusahaaan (retention rate).

g = ROE X tingkat laba ditahan

Laba bersih setelah bunga dan pajak


X (1- DPR)
Jumlah modal sendiri
Analisis Perusahaan Menggunakan Ringkasan Laporan Keuangan

Informasi secara lengkap laporan keuangan perusahaan diperoleh pada


laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan.

Sumber-sumber lain umumnya menyajikan laporan keuangan perusahaan dengan


format ringkasan, misalnya Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang
dikeluarkan oleh Institute for Economics and Financial Research (ECFIN).

Contoh:

Pada tahun 2002, PT Kedaung Indah Can Tbk mempunyai total aktiva sebesar
Rp203 milyar dan total kewajiban sebesar Rp76 milyar. Berapakah ekuitas pemegang
sahamnya?

16
Jawab:

Mengikuti identitas akuntansi, ekuitas pemegang saham Kedaung Indah Can


adalah Rp203 milyar Rp76 milyar = Rp127 milyar.

Data Per Lembar saham dan Rasio Kinerja

Earning per Share (EPS) = Laba setelah pajak / Lembar saham beredar

atau EPS = ROE x BVPS

Book Value per Share (BVPS) = Ekuitas pemegang saham / Lembar sahan
beredar
Dividend per Share (DPS) = Dividen / Lembar saham beredar
Price Earning Ratio (PER atau P/E) = Harga saham / EPSPrice to Book
Value (PBV atau P/B) = Harga saham / BVPS

Dividend Payout = DPS / EPS


Dividend Yield = DPS / Harga saham
Net Profit Margin = Laba setelah pajak / Pendapatan.
Return on Investment/ Return on Asset (ROI atau ROA) = Laba setelah
pajak / Total aktiva.
Return on Equity (ROE) = Laba setelah pajak / Ekuitas pemegang saham.

Analisis Persaingan dan Industri Oleh: Harry Andrian Simbolon SE., M.Ak., QIA

Ada dua lingkungan utama yang menjadi bahan pertimbangan dalam


penyusunan strategi yaitu:
1. Perubahan lingkungan ekstern perusahaan yang mencakup lingkungan pekerjaan
atau industri dan lingkungan social (societal environment).
2. Perubahan lingkungan intern perusahaan.

17
Ada hubungan yang sangat erat antara perubahan lingkungan dengan
perubahan aspek-aspek penting keberhasilan misi perusahaan. Perubahan lingkungan
perusahaan yang signifikan jelas akan merubah pula key success perusahaan.
Perusahaan yang dapat berkembang dengan baik, pada umumnya adalah perusahaan
yang selalu melakukan inovaasi tiada henti.

Lingkungan Sosial

Sejumlah variable penting dalam lingkungan sosial yang perlu mendapat


perhatian adalah antara lain ekonomi, teknologi, hukum-politik, sosial budaya.
Masing-masing perubahan tersebut saling berinteriaksi satu sama lain. Dihadapkan
dengan situasi lingkungan yang makin tidak pasti dan didasarkan atas tingginya
keinginan untuk mengubah perusahaan dan atau untuk mengubah lingkungan,
seorang manajer bisa mengambil sikap dari salah satu empat sikap berikut:
1. Menghindar terhadap perubahan dengan bersembunyi.
2. Mencoba mempengaruhi perubahan lingkungan dengan melakukan promosi,
lobby atau kerjasama dengan pesaing.
3. Mengikuti perubahan lingkungan seperti seperti menyesuaikan dengan trend pasar
dan melakukan reorganisasi.
4. Mengantisipasi perubahan dengan menyusun rencana strategis.

II.4 Analisis Lingkungan Pekerjaan dan Industri

Analisis terhadap lingkungan industri dimana perusahaan berada akan


menentukan bagaimana arah dan tujuan strategi yang disusun perusahaan untuk
menangkap berbagai peluang yang tersembunyi dalam lingkungan ynag dihadapi,
sehingga analisis ini harus dibuat secara sistematis untuk memperoleh gambaran
yang sesungguhanya tentang fakta lingkungan usaha yang dihadapi perusahaan.
Beberapa contoh pertanyaan untuk mengungkap sejumlah informasi penting sebagai
berikut:

18
Apakah karakteritik ekonomi yang dominan dalam industri yang bersangkutan
Bagaimanakah peta persaingan dalam industri tersebut dan kekuatan masing-
masing pihak.
Apakah yang menjadi pemicu perubahan dalam industri dan bagaimana
dampaknya.
Analisis Peta Kekuatan
Dalam analisis peta kekuatan persaingan adalah upaya untuk mengidentifikasi
sumber utama tekanan persaingan dan seberapa kuat tekanan tersebut. Menurut
Porter, pola umum peta persaingan dalam pasar biasanya melibatkan lima kekuatan
yang masing-masing saling memperoleh keuntungan yang maksimal berasal dari:
1. Persaingan diantara sesame penjual dalam merebut dan mempertahankan pasar.
2. Adanya barang subtitusi.
3. Adanya potensi tekanan masuknya pendatang baru.
4. Kekuatan tawa- menawar para supplier dan
5. Kekuatan tawar-menawar pihak pembeli.
Persaingan di antara sesama penjual
Persaingan yang timbul diantara sesama penjual karena mereka saling
berlomba untuk saling mengalahkan satu sama lain untuk menarik hati konsumen
atau beberapa penjual yang saling bertentangan. Ada sejumlah kondisi umum yang
tampaknya mempengaruhi tempo persaingan antar penjual dalam suatu industri
tertentu yaitu Intensitas persaingan makin meningkat apabila:
Jumlah pelaku bisnis bertambah banyak dan kemampuan maupun ukuran mereka
relative seimbang.
Permintaan menunjukkan tanda-tanda melambat.
Adanya kondisi industri tertentu mendorong perusahaan untuk melakukan
pemotongan harga atau taktik untuk mendongkrak volume penjualan.
Biaya pindah ke merek lain tidak mahal.
Satu atau dua pesaing berusaha melakukan gerakan strategis yang agresif untuk
memperbaiki posisinya dengan memanfaatkan kelemahan pesaing lain.

19
Biaya keluar dari pasar lebih besar daripada biaya bertahan dan tetap bersaing di
arena tersebut.
Situasi yang dihadapi agak sulit diramalkan.

Faktor Penyebab Perubahan Lingkungan Bisnis dan Startegi Perusahaan

Hampir seluruh industry akan dipengaruhi oleh arah dan perkembangan baru yang
secara perlahan atau cepat akan menghasilkan berbagai perubahan cukup penting
yang selalu mendapat respon yang memadai dari perusahaan di dalamnya. Seorang
penyusun strategi, harus mampu memisahkan factor-faktor mana yang dominan dan
yang sedikit mempengaruhi perubahan dan operasional suatu industri.

Peta Posisi Kekuatan Perusahaan Kuat dan Lemah

Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun peta persaingan
suatu kelompok usaha strategis dan menentukan perusahaan mana yang termasuk
didalamnya, yaitu:
1. Identifikasi karakteristik persaingan yang dapat membedakan satu perusahaan
dengan perusahaan yang lain.
2. Plot perusahan-perusahaan tersebut atas dasar peta dua variable yang dipilih
dengan menggunakan dua macam karakteristik yang berbeda.
3. Tandai perusahan-perusahaan yang masuk dalam era dan kelompok yang
menggunakan strategi yang sama.
4. Buatlah lingkaran pada tiap-tiap kelompok strategis, luas lingkaran proporsional
dengan ukuran pangsa pasar terhada total penjualan industry keseluruhan.
Analisis Kemungkinan Strategi Pesaing
Cara cepat untuk memprediksi kemungkinan langkah-langkah yang akan
dilakukan perusahaan pesasing dengan mempelajari dalam industri mana perusahaan
berada, maka perusahaan harus mengelompokkan tujuan dan strategi perusahaan
pesaing, sebagai berikut:

20
1. Skope persaingan: local, regional, nasional, global.
2. Maksud dan tujuan strategi: Pemimpin pasar, berada dalam 5 besar, menjaga
posisi, sekedar hidup.
3. Tujuan pangsa pasar: Ekspansi eksternal-akuisisi, ekspansi internal, pertahankan
pasar, lepaskan pasar.
4. Posisi/situasi persaingan: lebih kuat, bertahan, pindah posisi, menarik diri dll.
5. Bagaimana strategi dijalankan: ofensif, defensif, kombinasi, agresif, konservatif-
pengikut.
6. Strategi bersaing: Biaya rendah, focus, diferensiasi, kombinasi.

Faktor-Faktor Penting Kunci Keberhasilan Pesaing

Menentukan factor-faktor key sukses secara akurat menempati prioritas yang


tinggi bagi top manajemen karena organisasi harus dibangun atas dasar factor-faktor
keberhasila tersebut. Key success factor merupakan variable-variabel lingkungan
penting dalam industry atau bisnis tertentu, internal maupun eksternal, yang harus
dipenuhi dan mendapat perhatian terus menerus oleh manajemen. Secara spesifik,
factor-faktor key sukses dapat berasal dari beberapa sumber berikut:
Karakteristik industri Ada persyaratan umum tertentu untuk dapat meraih
sukses pada masing-masing industri.
Strategi persaingan Pilihan strategi yang ditetapkan perusahaan akan
menentukan factor-faktor kesuksesan yang harus terus menerus dimonitor dan
mendapat perhatian yang serius.
Persoalan spesifik Setiap industry atau bidang usaha mempunyai persoalan-
persoalan spesifik dengan pihak-pihak tertentu seperti terhadap konsumen,
supplier, kreditur, atau pemegang saham.

Prospek Industri dan Daya Tarik Keseluruhan

21
Langkah terkahir analisis industry dan persaingan adalah mereview situasi
industry secara keseluruhan dan mengambil kesimpulan mengenai prospek
pertumbuhan industry tersebut (daya tarik), dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Penilaian tentang daya tarik suatu industry tertentu bersifat relative dan
bukan dalam arti absolute. Artinya bahwa sangat mungkin beberapa investor punya
penilaian yang berbeda-beda tentang daya tarik suatu industry karena mereka punya
sudut penilaian dan pertimbangan yang berbeda.

22
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan
investor baik untuk meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi
industri yang mempunyai prospek yang menguntungkan. Analisis industri
perlu diikuti analisis perusahaan agar investor dapat menentukan saham
perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai
kombinasi return-risiko yang terbaik.
Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,
setelah analisis variabel ekonomi dan pasar, serta analisis industri. Analisis
perusahaan diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu perusahaan
layak dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis perusahaan harus bisa
memberikan gambaran tentang nilai perusahaan, karakteristik internal,
kualitas dan kinerja manajemen, serta prospek perusahaan di masa datang.
Persaingan dalam suatu industri akan semakin meningkat jika terdapat
banyak perusahaan yang ukurannya relatif sama bersaing dalam industri
tersebut. Persaingan juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan
biaya tetap, serta hambatan untuk keluar dari industri.
Tingginya biaya tetap akan mendorong peningkatan persaingan karena
dengan tingginya biaya tetap akan mengharuskan perusahaan untuk
memproduksi dengan kapasitas penuh. Hal itu akan membuat penawaran di
pasar akan semakin meningkat yang kemudian akan menyebabkan harga
barang semakin menurun, sehingga persaingan akan semakin ketat.

23
3.2 SARAN
Investor yang baik akan melakukan analisis terlebih dahulu sebelum
melakukan investasi dan mengambil keputusan. Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui prospek tidaknya suatu industri atau perusahaan untuk menentukan
penanaman modal.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://febrineldiko.wordpress.com/kuliah-2/materi/manajemen-investasi/ (diakses
pada tanggal 5 Maret 2015)

Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (edisi keempat)

25

Вам также может понравиться