Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DI SUSUN OLEH :
ASEP AHMAD
YUDI HANDADI
YOGI. A
DANI PRAJA
UNIVERSITAS SUBANG
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami lantunkan kepada Dzat yang maha kuasa atas segala
rahmat dan karunianya kepada kami, hamba-Nya yang penuh dengan ketidak
sempurnaan ini, namun dengan rahmat-Nya kami yang tidak sempurna dapat
menyeleseikan tugas ini dengan lancar dan tidak ada hambatan yang begitu
berarti.
Kesadaran kami akan ketidak sempurnaan diri kami sehingga berdampak juga
pada ketidak sempurnaan makalah ini, maka dari itu kata maaf juga sudah
selayaknya menjadi pengantar dalam sistematika makalah ini dengan harapan
pembaca dapat memaklumi atas ketidak sempurnaan ini.
Terimakasih juga tak lupa kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih ini juga
didasari atas ketidak sempurnaan kami sehingga kami harus dibantu oleh banyak
pihak.
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG .
DAFTAR ISI .
BAB I PENDAHULUAN .
1.1 Latar Belakang .
1.2 Rumusan masalah .
1.3 Tujuan .
1.4 Sistematika Makalah
BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DAN
KONSELING
2.1 Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Bimbingan .
2.2 Model-model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan konseling.
2.3 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan konseling.
2.4 Teknik-Teknik Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan konseling.
2.5 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan konseling.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Berangkat dari sebuah fenomena, fakta serta realita yang terjadi di dunia
pendidikan. Fakta yang menyaratkan adanya sebuah kesenjangan antara system
pembelajaran serta metode dengan pribadi seorang siswa secara psikologi.
System serta model pembelajaran seperti itulah yang sudah seharusnya kita kritisi,
system serta model pembelajaran yang tidak mensyaratkan keberpihakannya
terhadap kondisi psikologi siswa. Karena system itu sudah jelas-jelas tidak sesuai
dengan kondisi kemanusian saat ini. Kondisi kemanusiaan yang saat ini menjadi
lebih komplek dan dihadapakan pada permasalahan sosial yang begitu kompleks
pula.
Ini bukanlah tugas pemerintah, guru, atau lembaga-lembaga pendidikan saja. Ini
merupakan tugas kita semua. Apalagi kita adalah mahasiswa Pendidikan
Akuntansi UPI yang notabene disiapkan untuk menjadi pendidik. Maka dari itu
jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama dengan menerapkan model
pembelajaran seperti itu. Kita harus menjadi generasi pelurus memberikan
kontribusi positif untuk dunia pendidikan
Dari latar belakang diatas muncul pertanyaan besar, lalu bagaimana dan seperti
apa model pembelajaran yang berpihak pada kondisi psikologi siswa?. Sebuah
pertanyaan itulah yang menjadi latar belakang kami membahas tentang Model
Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Konseling pada makalah ini.
Hal lain yang menjadi alasan perlunya bimbingan adalah kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Peserta didik memerlukan bantuan dari pembimbing
untuk menyesuaikan minat dan kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia
kerja yang cenderung semakin berubah dan meluas.
Secara harfiah istilah guidance dari akar kata guide berarti : (1) mengarahkan
(to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir
(to steer). Banyak pengertian bimbingan dikemukakan oleh para ahli diataranya
sebagai berikut.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu
proses berkesinambungan sebagai upaya membantu untuk memfasilitasi individu
agar berkembang secara optimal.
Membantu merupakan sesuatu yang tidak dirasakan sebagai paksaan, dan makna
bantuan dalam bimbingan menunjukan bahwa yang aktif dalam mengembangkan
diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu atau peserta
didik sendiri, pembimbing hanya sebagai fasilitator. Istilah bantuan dalam
bimbingan juga dapat dimaknai sebagai upaya untuk :
1. Empati
2. Keterbukaan
3. Kehangatan Psikologis
4. Realistis
c) Bersifat memfasilitasi
d) Berorientasi pada:
Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan
alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi
sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta
sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru
untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang
penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu,
belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling
berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling
membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah
miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan
kelebihan masing-masing.
5. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin,
belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau
menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma).
Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa
berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan,
siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya
menemukan solusi.
6. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah
dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-
bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan
keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative,
menyusun soal-pertanyaan.
8. Probing-prompting
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk
siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif,
siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa
dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang,
namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru
hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara
menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana
menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa
yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah
berpartisipasi.
Tugas guru di sekolah tidak hanya mengajar, banyak tugas yang yang harus
dikerjakan, ia harus membuat perencanaan pengajaran yang sistematis untuk
setiap pelajaran yang akan diberikan. Kemudian dari rencana itu ia melaksanakan
pengajaran dan membuat evaluasi dari proses dan hasil pengajaran yang
dilaksanakan. Didalam pelaksanannya itu, guru tidak hanya memberikan
pengajaran, akan tetapi guru juga harus memberikan bimbingan kepada siswanya
agar mereka mencapai perkembangan yang sesuai dengan kemampuannya.
Bimbingan ketika mengajar yang dapat dilakukan oleh guru berupa menjelaskan
tujuan dan manfaat pelajaran, cara belajar, mata pelajaran yang diberikan,
dorongan untuk berprestasi, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi
individu, penyelesaian tugas, memberikan fasilitas belajar, dan lain-lain.
Berikut ini ada bebrapa prinsip-prinsip bimbingan yang harus diketahui oleh guru
sebagai pengajar sekaligus pembimbing.
1. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik yang
pandai, cukup, ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab
secara potensial semua siswa bisa mempunyai masalah.
2. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha
memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang
melatarbelakangi kesulitan tersebut.
3. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan
masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya, bantuan hendaknya
disesuaikan dengan jenis masalah serta tingkat kerumitan masalah.
4. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.
Karena perbedaan individual siswa, perbedaan jenis dan kerumitan
masalah yang dihadapi siswa, perbedaan individual guru serta kondisi
sesaat, maka dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya
menggunakan teknik bimbingan yang bervariasi.
5. Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja sama
dengan staf sekolah lain. Bimbingan belajar merupakan tanggung jawab
semua guru serta staf sekolah lainnya. Agar bimbingan berjalan efektif dan
efisien diperlukan kerjasama yang harmonis antara staf sekolah dalam
membantu mengatasi kesulitan siswa.
6. Orang tua adalah pembimbing belajar siswa dirumah. Penanggung jawab
utama siswa adalah orang tuanya. Karena keterbatasan kemampuannya,
orang tua melimpahkan sebagian dari tanggung jawabnya kepada sekolah,
tetapi tidak berarti mereka lepas sama sekali dari tanggung jawab tersebut.
Orang tua dituntut untuk memberikan bimbingan belajar di rumah. Agar
ada keserasian antara bimbingan belajar yang diberikan guru disekolah
dengan orang tua dirumah maka diperlukan kerjasama antara kedua belah
pihak.
7. Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas, di
laboratorium, ataupun dalam situasi-situasi khusus (konsultasi) baik di
sekolah ataupun di luar sekolah. Bimbingan belajar diberikan pada saat
pelajaran berlangsung, yaitu saat mengerjakan tugas-tugas atau latihan,
saat diskusi kelas, praktikum, dan lain-lain. Bimbingan juga dapat
diberikan diluar jam pelajaran, sebelum pelajaran dimulai, setelah
pelajaran selesai atau sore hari, disekolah ataupun di rumah.
Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan oleh guru atau dosen dalam
kegiatan mengajar di kelas adalah:
1. Konseling
Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab dan dinamis. Individu merasa
diterima dan dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor
menerima individu secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Individu
(konseli) merasakan ada orang yang mengerti masalah pribadinya, mau
mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya.
Dalam konseling berisi proses belajar yang ditujukan agar konseli (individu) dapat
mengenal diri, menerima, mengarahkan, dan menyesuaikan diri secara realistis
dalam kehidupannya di kampus ataupun luar kampus. Dalam konseling tercipta
hubungan pribadi yang unik dank has, dengan hubungan tersebut individu
diarahkan agar dapat membuat keputusan, pemilhan, dan rencana yang bijaksana,
serta dapat berkembang dan berperan lebih baik di lingkungannya. Konseling
membantu individu agar lebih mengerti dirinya sendiri, mampu mengeksplorasi
dan memimpin diri sendiri, serta menyelesaikan tugas-tugas kehidupannya. Proses
konseling lebih bersifat emosional diarahkan pada perubahan sikap, perubahan
pola-pola hidup sebab hanya dengan perubahan-perubahan tersebut
memungkinkan terjadi perubahan perilaku dan penyelesaian masalah.
1. Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh
konselor ataupun pembimbing. Pemberian nasihat hendaknya memerhatikan hal-
hal sebagai berikut.
3) Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh individu,
disertai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan
1. Konseling Kelompok
1. Diperuntukkan bagi semua peserta didik dalam arti kata merupakan suatu
kinerja yang berorientasi sepenuhnya terhadap kebutuhan individual
peserta didik
2. Sangat memperhatikan keamanan psikologis peserta didik baik dalam
proses pembelajaran atau disaat prosesi istrahat
3. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang unik dan sedang
berkembang;
4. Mengakui murid sebagai individu yang bermartabat dan berkemampuan;
5. Penuh penghargaan
6. Pemberian reward untuk semua prestasi peserta didik baik itu prestasi
yang besar ataupun yang kecil sekalipun. Contohnya disaat ada murid
yang tiba- tiba bisa menjawab pertanyaan gurunya lalu disana diberilah
reward pujian. Tujuannya agar murid mampu secara komprehensif
mengendalikan emosi semangatnya agar tetap stabil dan tidak menurun.
Karna terbukti disaat seseorang dipuji atas kebisaannya maka gelora
semangat akan muncul secara menggebu. Maka dari itu hal inilah yang
harus dimanfaatkan untuk pembimbingan anak.
7. Menghindari hukuman fisik agar tidak terjadi kecacatan mental dini dalam
dunia pendidikan. Disaat orang disentuh fisiknya tidak lebih baik dari pada
disentuh secara psikologis atau mental.
8. Demokratis bahwa disetiap pembelajaran yang berbau bimbingan
pembimmbingan wajib mendengarkan suara peserta didik terlebih
dahulu.agar terjadi komunikasi yang baik dan mendapat pemecahan
masalah yang mendalam dan runut.
9. Terarah ke pengembangan segenap aspek perkembangan anak secara
menyeluruh dan optimal; dan
10. Disertai dengan berbagai sikap guru yang positif dan mendukung
aktualisasi berbagai minat, potensi, dan kapabilitas murid sesuai dengan
norma-norma kehidupan yang dianut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun Bimbingan ketika mengajar yang dapat dilakukan oleh guru berupa
menjelaskan tujuan dan manfaat pelajaran, cara belajar, mata pelajaran yang
diberikan, dorongan untuk berprestasi, membantu mengatasi kesulitan yang
dihadapi individu, penyelesaian tugas, memberikan fasilitas belajar, dan lain-lain
Dengan demikian Individu akan lebih berhasil dalam belajar apabila guru/dosen
menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan waktu belajar.
3.2 SARAN
Belajar bukan semata-mata dalam hal kognitif, tapi banyak hal yang harus
dikembangkan melalui proses belajar tersebut seperti dalam hal kepribadian
siswa.
Mari bergerak menuju perubahan yang lebih baik lakukan yang terbaik dan
berikan yang terbaik tidak usah menjadi yang terbaik.