Вы находитесь на странице: 1из 171

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANALISIS STRUKTUR KUMPULAN PUISI


AKU INI PUISI CINTA KARYA ABDURAHMAN FAIZ
DAN KESESUAIANNYA SEBAGAI MATERI
PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI
PADA JENJANG SMP

SKRIPSI

Oleh

Ervin Hariningtyas
X1207019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ANALISIS STRUKTUR KUMPULAN PUISI


AKU INI PUISI CINTA KARYA ABDURAHMAN FAIZ
DAN KESESUAIANNYA SEBAGAI MATERI
PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI
PADA JENJANG SMP

Oleh:
ERVIN HARININGTYAS
NIM X1207019

SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar sarjana pendidikan
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji,


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Persetujuan Pembimbing:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Yant Mujiyanto, M. Pd. Dra. Raheni Suhita, M.Hum.


NIP 195405201985031002 NIP 196303091988032001

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.

Pada hari :
Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:


Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Drs. Suyitno, M. Pd.

Sekretaris : Dr. Kundharu Saddhono, M. Hum.

Anggota I : Drs. Yant Mujiyanto, M. Pd.

Anggota II : Dra. Raheni Suhita, M. Hum.

Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.


NIP 196007271987021001

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Ervin Hariningtyas. X1207019. ANALISIS STRUKTUR KUMPULAN


PUISI AKU INI PUISI CINTA KARYA ABDURAHMAN FAIZ DAN
KESESUAIANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI
PUISI PADA JENJANG SMP. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juli 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: (1) struktur fisik puisi


Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta; (2) struktur batin
puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta; dan (3)
kesesuaian puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang SMP. Bentuk
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan, yaitu: (1)
dokumen; (2) informan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling atau teknik pengambilan data berdasarkan tujuan tertentu. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengkaji dokumen dan
wawancara. Uji validitas yang dilakukan dengan cara menggunakan trianggulasi
data (sumber) dan trianggulasi teori. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis jalinan yang meliputi tiga komponen, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data. Prosedur penelitian terdiri
dari tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan; (2) pelaksanaan; (3) penyusunan
laporan. Simpulan hasil penelitian ini, yaitu (1) struktur fisik puisi Abdurahman
Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta terdiri dari: diksi dengan kata-kata
puitis dan bahasa sehari-hari, penggunaan imaji yang berupa: imaji taktil, imaji
visual, dan imaji auditif, kata konkret yang merupakan usaha penyair dalam
memperkonkret sikap kebebasannya, penggunaan majas personifikasi, metafora,
dan repetisi, penggunaan versifikasi yang berupa ritma dan rima awal, rima
tengah, dan rima akhir, serta penggunaan tipografi konvensional. (2) struktur batin
puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta terdiri dari:
tema tentang cinta dan kritik sosial, penggunaan nada serius, nada belas kasih, dan
nada santai yang bertujuan untuk menimbulkan suasana tertentu pada puisi-
puisinya, perasaan sedih penyair melihat situasi di tanah air dan kondisi yang ada
di kehidupan sekitarnya, dan amanat yang berupa himbauan kepada masyarakat
agar dapat saling mencintai dan ikut merasakan derita para saudara di tanah air.
(3) sebagian besar puisi karya Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini
Puisi Cinta dapat digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi pada
jenjang SMP sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Dimulakan dengan bismillah


Disudahi dengan alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

Hanyalah iman, amal, dan juga taqwa


Menjadi bekal dalam hidup kita

(Lirik Nasyid Raihan Bismillah)

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai rasa cinta,


sayang, dan terima kasihku kepada:
1. Kedua orang tuaku, Hari Subagiyo dan
Sunarsih yang selalu mendoakan dan
menyayangiku pagi, siang, dan malam
dengan segenap ketulusan serta keikhlasan.
2. Kakak tersayang, Ervan Hari Nugroho yang
tiada letih menyuapi hari-hariku dengan
taushiyah yang menyejukkan hati.
3. Keluarga di Ngawi dan di Surabaya yang
kucintai dan kusayangi selamanya.
4. Teman-teman seperjuanganku

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah swt yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Atas kehendak-Nya pula
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
penyusunan skripsi;
2. Drs. Amir Fuady, M. Hum. selaku Pembantu Dekan III FKIP UNS yang telah
memberikan kemudahan pada peneliti;
3. Dr. Muh. Rohmadi, M. Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang memberikan persetujuan dalam skripsi ini;
4. Dr. Andayani, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang memberikan persetujuan juga dalam skripsi ini;
5. Drs. Yant Mujiyanto, M. Pd., selaku pembimbing I dan Dra. Raheni Suhita,
M. Hum., selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan dengan begitu sabar sehingga menjadikan penulis semangat dalam
menyelesaikan skripsi;
6. Drs. Suyitno, M. Pd., selaku penasihat akademik yang telah memberikan
solusi mengenai persoalan akademik serta banyak memberikan bimbingan dan
masukan yang tidak ternilai harganya;
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu yang bermanfaat pada
penulis;
commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat
pahala dari Allah swt, amin.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................... i
PENGAJUAN ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ............................... 6
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 6
1. Hakikat Puisi ............................................................................. 6
a. Pengertian Puisi.................................................................. 6
b. Jenis-jenis Puisi ................................................................. 7
c. Struktur Puisi ..................................................................... 10
2. Hakikat Pendekatan Struktural ................................................. 16
3. Materi Pembelajaran Jenjang SMP ........................................... 17
a. Pengertian Materi Pembelajaran ....................................... 17
b. Ciri-ciri Materi Pembelajaran yang Baik .......................... 19
4. commitPuisi
Pembelajaran Apresiasi to user
di SMP ....................................... 23

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 27


C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 32
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................ 32
C. Sumber Data ..................................................................................... 33
D. Teknik Sampling .............................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 34
F. Validitas Data .................................................................................. 35
G. Analisis Data .................................................................................... 36
H. Prosedur Penelitian .......................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 39
A. Deskripsi Kumpulan Puisi Aku Ini Puisi Cinta ............................... 39
B. Analisis Data dan Pembahasan ....................................................... 41
1. Struktur Fisik yang Terdapat dalam Kumpulan Puisi Aku Ini
Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz ....................................... 41
2. Struktur Batin yang Terdapat dalam Kumpulan Puisi Aku Ini
Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz ........................................ 82
3. Kesesuaian Puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam Kumpulan
Puisi Aku Ini Puisi Cinta sebagai Materi Pembelajaran
Apresiasi Puisi Jenjang SMP ................................................... 100
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................... 105
A. Simpulan .......................................................................................... 105
B. Implikasi .......................................................................................... 106
C. Saran ................................................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 109
LAMPIRAN ....................................................................................................... 112

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama
(SMP) untuk kelas VII semester 2 ............................................................... 26
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama
(SMP) untuk kelas VIII semester 2 ............................................................. 27
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama
(SMP) untuk kelas IX semester 1 ................................................................ 27
4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan .............................................................. 32

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Alur Kerangka Berpikir ..................................................................... 31
2. Model Analisis Jalinan ..................................................................... 37
3. Prosedur Penelitian ........................................................................... 38

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz ................... 112
2. Transkrip wawancara dengan dua orang sastrawan .................................... 127
3. Transkrip wawancara dengan dua orang guru bahasa dan sastra Indonesia
jenjang SMP ................................................................................................ 131
4. Transkrip wawancara dengan tiga orang siswa SMP....................................135
5. Surat pernyataan wawancara dua orang sastrawan ..................................... 141
6. Surat pernyataan wawancara dengan dua orang guru bahasa dan sastra
Indonesia jenjang SMP ............................................................................... 143
7. Surat pernyataan wawancara dengan tiga orang siswa SMP ...................... 145

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Guru memegang peran penting dalam pengajaran atau proses belajar


mengajar. Artinya, gurulah yang bertugas dan bertanggung jawab merencanakan
dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Dalam merencanakan dan
melaksanakan pengajaran, setiap guru hendaknya memiliki kemampuan mengajar
yang baik. Sardiman menyatakan bahwa keterampilan mengajar yang dimiliki
oleh guru terbagi dalam tiga klasifikasi, yakni yang berkaitan dengan aspek materi
pembelajaran, modal kesiapan, dan keterampilan operasional (2004: 195).
Zanikhan (2009) menyatakan bahwa pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SMP belum berlangsung seperti yang diharapkan. Pendapat tersebut
sejalan dengan Effendi dalam Riris K. Toha Sarumpaet yang mengemukakan
bahwa pengetahuan dan kemampuan pengajar sastra di sekolah masih diragukan
(2002: 60). Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui adanya ketidakberesan
dalam pembelajaran bahasa dan sastra yang disampaikan oleh guru kepada siswa.
Pembelajaran sastra terdiri atas pengajaran puisi, prosa fiksi, dan drama.
Namun pembelajaran sastra di sekolah-sekolah selama ini kurang mendapat
perhatian. Rahmanto (1988: 44) berpendapat bahwa pengajaran puisi masih
menemui banyak kesulitan, tidak jarang para guru sastra sendiri cenderung
menghindarinya karena mereka kesulitan untuk mengajarkannya. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Andayani mengungkapkan bahwa apresiasi sastra dalam
banyak fenomena pembelajaran saat ini lebih banyak disajikan dengan
mengutamakan aspek ingatan serta berorientasi pada hafalan murid sebagai hasil
belajar (2008: 6).
B. Rahmanto dalam makalah seminar Konferensi Nasional Bahasa dan
Sastra II mengemukakan bahwa pengajaran sastra semakin menjauhkan anak
didik dari karya sastra (2009). Mengacu pendapat tersebut, penggunaan satu
sumber belajar dan pemberian contoh puisi-puisi para penyair lama dalam
commit
pembelajaran apresiasi puisi yang to user
monoton dapat menjauhkan anak didik dari
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

karya sastra dan membuatnya jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu,
pembelajaran dilaksanakan lebih pada pengenalan pengarang terdahulu tanpa
memperhatikan tujuan pembelajaran sastra yang sebenarnya. Akibatnya siswa
hanya mengenal para pengarang terdahulu saja dan menjauh dari karya sastra,
khususnya puisi.
Pembelajaran puisi diarahkan untuk menumbuhkan apresiasi peserta didik
terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Pengetahuan dan kemampuan guru
tentang puisi sangat menunjang keberhasilan pembelajaran puisi. Pengetahuan
tersebut dapat berupa penguasaan materi tentang puisi yang harus dimiliki oleh
para pengajar. Selain itu, pemilihan dan penyajian materi puisi harus diperhatikan
oleh para pengajar jenjang SMP.
Maria Utami mengemukakan bahwa materi ajar yang akan disampaikan
kepada peserta didik harus sesuai dengan kemampuan peserta didik pada suatu
tahapan tertentu (2010: 5). Mengacu pendapat tersebut, dalam pemilihan bahan
ajar guru hendaknya memperhatikan kesesuaian antara bahan ajar dengan tingkat
perkembangan peserta didiknya. Pemilihan puisi sebagai materi ajar harus
diklasifikasikan tingkat kesukarannya dengan kriteria tertentu.
Moody dalam Maria Utami mengungkapkan bahwa ada tiga aspek yang
penting dalam memilih bahan pengajaran sastra, yaitu bahasa, psikologi siswa,
dan latar budaya (2010: 6). Mengacu pendapat tersebut, guru hendaknya memilih
puisi-puisi yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya.
Selain itu pemahaman terhadap tingkat perkembangan kejiwaan siswa dan latar
belakang budaya siswa juga harus dipertimbangkan agar tidak terjebak dalam
kemonotonan yang membosankan siswa.
Maria Utami mengemukakan bahwa kriteria pemilihan puisi untuk siswa
SMP dapat dilihat dari struktur fisik puisi dan struktur batin puisi (2010: 11). Oleh
karena itu, untuk menarik minat siswa terhadap puisi diperlukan materi ajar
berupa puisi-puisi yang memiliki struktur fisik dan struktur batin yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa. Selain itu, pemilihan materi hendaknya tidak
berbeda jauh dengan kehidupan mereka sekarang ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

Berkaitan dengan hal tersebut, puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam


kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta merupakan puisi-puisi yang merefleksikan
kehidupan saat ini. Aku Ini Puisi Cinta merupakan kumpulan dari puisi-puisi
terpilih Faiz yang diambil dari buku kesatu (Untuk Bunda dan Dunia) dan buku
kedua (Guru Matahari) yang dikemas secara khusus. Faiz memulai menulis
karya-karyanya sejak ia berusia lima tahun dan dituangkan ke dalam kata-kata
indah berupa puisi. Puisi-puisi Abdurahman Faiz bercerita mengenai ibu dan
ayahnya, tentang situasi sosial, dan tentang tokoh masyarakat.
Penyair cilik kelahiran Jakarta pada 15 November 1995 ini merupakan
putra dari pasangan Tomi Satryatomo dan Helvy Tiana Rosa. Faiz mampu
menciptakan puluhan puisi pada tahun 2001 di usianya yang keenam tahun.
Perjalanan Faiz dalam menulis puisi telah melahirkan dua karya fenomenal, yaitu
Untuk Bunda dan Dunia dan Guru Matahari. Kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
karya Abdurahman Faiz mendapat sambutan hangat dari para pembaca. Hal
tersebut terlihat pada buku kumpulan puisinya banyak pakar dan pemerhati sastra
memberikan tanggapan terhadap karya penyair cilik ini. Riris K. Toha Sarumpaet
menyatakan bahwa kreativitas dan keberanian Abdurahman Faiz sangat
mengagumkan.
Penyair Ahmadun Yosi Herfanda dalam kumpulan puisi Abdurahman Faiz
juga mengungkapkan bahwa beliau sejujurnya sungguh-sungguh tercengang
membaca sajak-sajak Faiz dan Faiz merupakan anak yang dikaruniai bakat
kepengarangan yang luar biasa. Hal tersebut sesuai dengan bakat Abdurahman
Faiz yang pernah menjadi juara pertama lomba menulis surat untuk Presiden
tingkat nasional yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2003.
Jamal D. Rahman seorang penyair dan pemimpin redaksi majalah sastra Horison
mengungkapkan bahwa karya-karya Abdurahman Faiz mencerminkan perasaan
dan hati yang bening.
Unsur fisik dan unsur batin puisi-puisi Faiz bertalian sangat erat sehingga
mampu membentuk satu kesatuan yang menimbulkan keindahan baik dari segi
bahasa maupun maknanya. Sebagai contoh dalam salah satu puisinya yaitu yang
berjudul Sahabatku Buku, Faizcommit to user kata Buku di setiap baitnya.
mengulang
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

Pengulangan ini dimaksudkan untuk mempertegas tentang tema dari puisi itu.
Pengulangan tersebut juga membentuk sebuah ritme dalam puisinya. Kata Buku
menjadi pengikat beberapa baris setelahnya, sehingga baris-baris tersebut seakan-
akan bergelombang menimbulkan irama.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik menganalisis struktur
puisi Abdurahman Faiz yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta.
Kumpulan puisi yang mencerminkan kehidupan masa sekarang yang dipenuhi
dengan permainan kata dan bunyi tersebut dianalisis strukturnya yang nantinya
dapat dijadikan sebagai bahan materi dalam pembelajaran apresiasi puisi pada
jenjang SMP. Melalui penelitian ini diharapkan guru dapat menggunakan hasil
penelitian ini sebagai alternatif materi pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang
SMP.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur fisik puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku
Ini Puisi Cinta?
2. Bagaimana struktur batin puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku
Ini Puisi Cinta?
3. Bagaimanakah kesesuaian puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan
puisi Aku Ini Puisi Cinta sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi pada
jenjang SMP?

C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan struktur fisik puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku
Ini Puisi Cinta.
2. Menjelaskan struktur batin puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku
Ini Puisi Cinta.
3. Mendeskripsikan kesesuaian puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan
puisi Aku Ini Puisi Cinta sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi pada
jenjang SMP. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
keilmuan dalam pembelajaran bidang Bahasa dan Sastra Indonesia jenjang
SMP, khususnya mengenai struktur yang terdapat dalam puisi.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak,
antara lain:
a. Bagi siswa:
1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang puisi-puisi karya
Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta.
2) Menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya tentang amanat
yang mendidik pada kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya
Abdurahman Faiz.
b. Bagi guru:
1) Menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya tentang struktur
puisi pada kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman
Faiz.
2) Menambah pengetahuan dalam mencari alternatif materi pembelajaran
yang tepat dalam pembelajaran puisi agar dapat meningkatkan minat
siswa dalam pembelajaran apresiasi puisi.
c. Bagi peneliti lain: hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Puisi
a. Pengertian Puisi
Puisi merupakan jenis karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai
mediumnya. Burhan Nurgiyantoro mengemukakan bahwa puisi adalah jenis karya
sastra yang bahasanya tersaring penggunaannya (2005: 312). Pemilihan bahasa
dalam puisi, terutama aspek diksi telah melewati seleksi ketat, dipertimbangkan
dari berbagai sisi baik yang menyangkut unsur bunyi, bentuk, dan makna.
Semuanya itu bertujuan untuk memeroleh efek keindahan.
Rachmat Djoko Pradopo menyatakan bahwa puisi merupakan rekaman dan
interpretasi pengalaman manusia yang penting dan digubah dalam wujud yang
paling berkesan (1990: 7). Mengacu pendapat tersebut, puisi mengungkapkan
pemikiran penyair untuk membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi
pancaindera yang dibuat dalam susunan terindah. Oleh sebab itu, bahasa dalam
puisi lebih didayagunakan untuk memberikan efek keindahan. Efek tersebut
sering kali lebih menyentuh, memesona, merangsang, menyaran, serta
membangkitkan imajinasi dan suasana tertentu.
Suminto A. Sayuti menyatakan bahwa puisi merupakan hasil kreativitas
manusia yang diwujudkan lewat susunan kata yang mempunyai makna. Susunan
kata tersebut memiliki pola rima (persajakan) tertentu (1985: 12-13). Mengacu
pendapat tersebut, penyair dalam mencipta puisi tak lepas dari unsur-unsur yang
membangun sebuah puisi. Herman J. Waluyo (2003: 4) mengungkapkan bahwa
puisi dibangun oleh dua unsur pokok, yaitu struktur fisik berupa bahasa yang
digunakan dalam puisi dan struktur batin atau struktur makna yang merupakan
pikiran dan perasaan yang diungkapkan oleh penyair.
Pendapat di atas sejalan dengan Ibrahim dalam Suminto A. Sayuti yang
menjelaskan bahwa unsur-unsur yang membangun sebuah puisi meliputi
imajinasi, emosi, dan bentuk yang khas. Mengacu pendapat tersebut dapat
commit tounsur
dikatakan bahwa dalam puisi memiliki user yang merupakan kesatuan yang
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

saling menjalin satu sama lain. Oleh sebab itu, penyair dalam menulis sebuah
puisi lebih banyak mendayakan imajinasi dan emosi dalam susunan kata dan
bentuk yang menarik yang telah disusun sedemikian rupa dengan maksud tertentu.
Selain itu, penyair juga mendayakan pengekspresian lewat berbagai ungkapan
kebahasaan seperti berbagai bentuk pemajasan, pencitraan, dan permainan bentuk-
bentuk kebahasaan yang lain.
William Worsworth dalam Atar Semi mengemukakan bahwa poetry is the
best words in the best order. Puisi adalah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik
(1993: 93). Pendapat tersebut sejalan dengan Herman J. Waluyo (2003: 1) yang
menjelaskan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata
kias (imajinatif). Kata-kata dalam puisi benar-benar padat dan terpilih sehingga
sangat indah untuk dibaca. Dalam menciptakan puisi, penyair memilih kata-kata
yang tepat kemudian disusun sebaik-baiknya. Penyair juga memadukan antara
unsur satu dengan unsur lain dan dibuat seimbang, simetris, dan sangat erat
hubungannya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah
susunan kata-kata imajinatif yang merupakan reaksi penyair terhadap dunianya
yang dibuat dalam susunan terbaik dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan
struktur batin.
b. Jenis-jenis Puisi
Puisi sebagai salah satu karya sastra mempunyai berbagai jenis. Maria
Utami (2010: 3-5) mengklasifikasikan puisi menjadi beberapa jenis.
1) Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak
disampaikan, puisi dibedakan menjadi tiga, yaitu: puisi naratif, puisi lirik, dan
puisi deskriptif.
(a) Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan
penyair. Puisi naratif menceritakan tentang sesuatu secara sederhana dan
langsung mengenai pokok cerita yang ditulis penyair dalam wujud kata-
kata. Puisi naratif terdiri atas: epik, romansa, balada, dan syair. Epik
commit to user tentang kepahlawanan. Adapun
merupakan puisi yang menggambarkan
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

romansa ialah puisi yang menggunakan bahasa romantis serta berisi kisah
percintaan. Balada merupakan puisi yang bercerita tentang tokoh pujaan
atau orang-orang yang menjadi pusat perhatian. Sedangkan syair ialah
puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir
dengan bunyi yang sama.
(b) Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadi penyair
atau aku lirik. Atar Semi menyatakan bahwa puisi lirik merupakan puisi
yang sangat pendek dan sederhana yang mengekspresikan emosi (1993:
106). Mengacu pendapat tersebut dalam penulisan puisi lirik, penyair
mengungkapkan gagasan pribadinya yang disusun dalam susunan yang
sederhana serta mengungkapkan sesuatu yang sederhana pula. Jenis puisi
lirik, antara lain: elegi, ode, dan serenada. Elegi merupakan puisi yang
mengungkapkan perasaan duka. Ode adalah puisi yang berisi pujaan
terhadap tokoh yang dikagumi, sesuatu hal, dan sesuatu keadaan.
Sedangkan serenada ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.
(c) Puisi deskriptif merupakan puisi yang mengedepankan penyair sebagai
pemberi kesan terhadap keadaan atau peristiwa, benda, dan suasana yang
dipandang menarik perhatian penyair. Jenis puisi deskriptif, antara lain:
satire, kritik sosial, dan puisi impresionistik. Satire merupakan puisi yang
mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan
dengan cara menyindir. Adapun di dalam puisi kritik sosial, penyair
menyatakan ketidaksenangan terhadap keadaan atau terhadap diri
seseorang. Sedangkan puisi impresionistik merupakan puisi yang
mengungkapkan kesan impresif penyair terhadap suatu hal.
2) Berdasarkan pada suara ataupun tempat yang cocok untuk pembacaannya dan
jumlah pembaca, puisi dibedakan menjadi dua, yaitu: puisi kamar dan puisi
auditorium. Puisi kamar merupakan puisi yang cocok dibaca sendirian atau
dengan satu atau dua pendengar saja di dalam kamar. Sedangkan puisi
auditorium ialah puisi yang cocok untuk dibacakan di auditorium atau
mimbar yang jumlah pendengarnya dapat berjumlah ratusan orang. Mengacu
commit to
pendapat tersebut, banyak puisi-puisi user Indonesia yang termasuk dalam
penyair
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

kategori puisi auditorium, misalnya beberapa puisi Rendra dan Sutardji


merupakan contoh puisi auditorium yang baru memperlihatkan keindahannya
setelah suaranya terdengar melalui pembacaan secara keras.

3) Berdasarkan sifat atau isi yang dikemukakan di dalam puisi, puisi dibedakan
atas: puisi fisikal, platonik, dan puisi metafisikal. Puisi fisikal merupakan
puisi yang bersifat realistis. Artinya, puisi tersebut menggambarkan
kenyataan apa adanya (Herman J. Waluyo, 2003: 138). Pada puisi fisikal
penyair menyampaikan kenyataan yang ada yang pernah dilihat, didengar,
dan dirasakan. Adapun puisi platonik ialah puisi yang sepenuhnya berisi hal-
hal yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Puisi yang mengungkapkan cinta
luhur kekasih atau orangtua kepada anaknya, puisi ini juga merupakan
pengungkapan ide ataupun cita-cita. Sedangkan puisi metafisikal adalah puisi
yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan serta
merenungkan Tuhan.
4) Berdasarkan cara menafsirkan makna puisinya, puisi dibedakan atas: puisi
diafan, puisi gelap, dan puisi prismatis. Herman J. Waluyo (2003: 140)
menjelaskan bahwa puisi diafan adalah puisi yang kurang sekali
menggunakan pengimajian, kata konkret, dan bahasa figuratif, sehingga
bahasa dalam puisi mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisi seperti tersebut
akan mudah dipahami maknanya. Adapun puisi gelap ialah puisi yang
mempunyai banyak majas, lambang, kiasan sehingga sulit ditafsirkan.
Sedangkan puisi prismatis, penyair mampu menyelaraskan kemampuan
menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa
sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya. Puisi
prismatis memiliki banyak makna yang dapat ditelusuri oleh pembaca.
5) Berdasarkan kandungan nilai keilmuan, puisi dibedakan menjadi dua, yaitu:
puisi parnasian dan puisi inspiratif. Puisi parnasian merupakan puisi yang
mengandung unsur atau nilai-nilai keilmuan. Puisi ini diciptakan dengan
pertimbangan ilmu atau pengetahuan dan bukan didasari oleh inspirasi karena
adanya mood dalam jiwa penyair. Sedangkan puisi inspiratif adalah puisi
commit to user
yang didasarkan pada mood atau passion penyair benar-benar masuk ke
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

dalam suasana yang hendak dilukiskan. Suasana batin penyair benar-benar


terlibat ke dalam puisi tersebut.
c. Struktur Puisi
Herman J. Waluyo mengemukakan bahwa puisi merupakan bentuk karya
sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batin (2003: 25). Mengacu pendapat
tersebut, di dalam puisi terdapat struktur yang menyusunnya. Struktur tersebut
meliputi struktur fisik dan struktur batin. struktur fisik atau yang disebut pula
sebagai struktur kebahasaan, sedangkan struktur batin puisi yang berupa ungkapan
batin pengarang.
Paul (2005) menyatakan bahwa Poets always write as poets-tuned to
rhythm, imagery, and feeling. Every phrase, every sentence, is carefully balanced
so that it is held in perfect tension with the structure as a whole. Menurut Paul,
puisi terdiri atas ritme, imajinasi, dan perasaan yang memiliki struktur seimbang
layaknya sebuah lingkaran. Mengacu pendapat tersebut di dalam puisi terdapat
struktur yang membangunnya secara seimbang. Hal tersebut bertujuan agar puisi
mempunyai keindahan sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
Herman J. Waluyo berpendapat bahwa struktur fisik puisi terdiri atas:
diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi. Sedangkan
struktur batin puisi terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan amanat (2003: 28).
1) Struktur Fisik Puisi
a) Diksi
Atar Semi mengungkapkan bahwa diksi merupakan pemilihan kata
(1993: 122). Pendapat tersebut senada dengan H. J. Waluyo yang
mengemukakan bahwa penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata
karena kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah
konteks kata lainnya dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu
(2003: 72). Mengacu pendapat tersebut, pemilihan dan pemanfaatan kata
commit
dalam puisi merupakan aspek to useryang harus diperhatikan.
penting
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Jabrohim, Suminto dan Chairul Saleh (2001, 35-58) menyatakan


bahwa diksi mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai
keefektifan dalam penulisan suatu karya sastra. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna. Hal tersebut bertujuan untuk
mengomunikasikan maksud penyair kepada pembaca. Oleh karena itu,
kata-kata yang digunakan dalam puisi harus dipilih secermat mungkin
oleh penyair. Selain itu, penyair juga mempertimbangkan kata-kata yang
dipakai dalam puisi dari berbagai aspek dan efek pengucapannya. H. J.
Waluyo mengungkapkan bahwa kata-kata yang dipilih penyair adalah
kata-kata yang puitis agar memiliki efek keindahan (2003: 73). Mengacu
pendapat tersebut, penyair menggunakan kata-kata konotatif dalam
puisinya yang memiliki makna lebih dari satu. Namun masih sering pula
dijumpai penyair yang menggunakan kata-kata dalam bahasa sehari-hari.
Semuanya itu bertujuan untuk memberi keindahan dalam puisnya serta
agar pembaca mudah memahami karyanya. Selain itu puisi juga
merupakan pengungkapan perasaan penyair yang mengalir yang
dituangkan dalam bentuk kata-kata yang indah. Oleh karena itu, tak
jarang para penyair menggunakan kata khas puisi dan juga kata-kata
yang jelas seperti bahasa sehari-hari dalam puisi-puisinya.
b) Pengimajian
Herman J. Waluyo menyatakan bahwa pengimajian adalah kata atau
susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan (2003: 78). Melalui
pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji
visual), didengar (imaji auditif), dan dirasa (imaji taktil). Atar Semi
(1993: 124) mengemukakan bahwa pengimajian adalah penataan kata
yang menyebabkan makna-makna abstrak menjadi konkret dan cermat.
Pendapat di atas sejalan dengan Effendi (dalam Herman J. Waluyo,
2003: 10) yang mengemukakan bahwa pengimajian adalah kata atau
susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa
yang dinyatakan oleh commit
penyair.toMengacu
user pendapat tersebut, penyair
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

berusaha untuk menggugah timbulnya imaji pembaca sehingga pembaca


tergugah untuk melihat benda-benda, warna, kemudian mendengar
bunyi-bunyian, serta dapat menyentuh kesejukan dan keindahan benda
dan warna. Pengimajian dalam puisi dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang
dialami oleh penyair.
c) Kata konkret
H. J. Waluyo (2003: 79) mengungkapkan bahwa setiap penyair
berusaha mengonkretkan hal yang ingin dikemukakan. Hal tersebut
bertujuan agar pembaca membayangkan dengan lebih hidup apa yang
dimaksudkan. Berkaitan dengan pendapat tersebut, setiap penyair
memiliki cara dalam penggunaan kata konkret yang berbeda.
Pengonkretan kata ini erat berhubungan dengan pengimajian,
pelambangan, dan pengiasan. Ketiga hal itu memanfaatkan gaya bahasa
untuk memperjelas apa yang ingin dikemukakan.
Kata konkret juga disebut dengan kata yang dapat ditangkap dengan
indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini
berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata konkret salju
yang melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dan lain-lain.
Sedangkan kata konkret rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor,
tempat hidup, bumi, kehidupan, dan lain-lain. Contoh kata konkret dapat
dijumpai pada puisi Chairil Anwar yang berbunyi aku ini binatang
jalang dari kumpulannya terbuang. Pengonkretan tersebut merupakan
usaha penyair dalam memperkonkret sikap kebebasannya.
d) Majas
Menurut H. J. Waluyo (2003: 83), bahasa figuratif atau majas adalah
bahasa yang digunakan penyair yang bersusun-susun atau berpigura.
Pendapat tersebut sejalan dengan Jabrohim, Suminto dan Chairul Saleh
(2001, 35-58) yang menyatakan bahwa bahasa figuratif disebut juga
sebagai majas yang biasa dipakai untuk menghidupkan lukisan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

lebih mengonkretkan dan lebih mengekspresikan perasaan yang


diungkapkan.
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa majas digunakan
penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara
tidak langsung mengungkapkan makna. Majas digunakan untuk
menyampaikan perasaan, harapan, suasana hati, dan semangat hidupnya
agar penyair terhindar dari keterbatasan kata-kata denotatif yang
bermakna lugas.
Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan suatu hal
yang lain agar sesuatu itu dapat digambarkan dengan lebih jelas.
Misalnya, untuk menggambarkan suasana hati yang gembira, senang,
mempunyai harapan besar untuk berjumpa dengan seseorang, dan lain-
lain. Adapun macam-macam majas, antara lain metafora, personifikasi,
litotes, ironi, eufemisme, repetisi, dan lain-lain.
e) Versifikasi
Versifikasi terdiri atas rima, ritma, dan metrum. Marjorie Boulton
dalam H. J. Waluyo menyebutkan rima sebagai phonetic form (2003:
90). Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
akhir baris puisi. Herman J. Waluyo (2003: 12) mengemukakan bahwa
persamaan bunyi yang berulang dapat menciptakan konsentrasi dan
kekuatan bahasa atau sering disebut daya gaib kata.
Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan
dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma dalam puisi
timbul karena perulangan bunyi berturut-turut dan bervariasi, misalnya
sajak akhir, asonansi, dan aliterasi. Ritma disebabkan juga oleh tekanan-
tekanan kata yang bergantian keras lemah, disebabkan oleh sifat-sifat
konsonan dan vokalnya atau panjang pendek kata. Herman J. Waluyo
(2003: 12) menyatakan bahwa ritma berupa pengulangan bunyi, kata,
frase, dan kalimat yang teratur suatu baris puisi menimbulkan
gelombang yang teratur dan menciptakan keindahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Herman J. Waluyo (2003: 94) menyatakan bahwa metrum dalam


puisi berupa pengulangan tekanan kata yang tetap. Pendapat tersebut
sejalan dengan Djoko Pradopo yang mengungkapkan bahwa metrum
ialah irama yang tetap. Artinya, pergantiannya sudah tetap menurut pola
tertentu (1990: 40). Hal tersebut disebabkan oleh jumlah suku kata yang
sudah tetap dan tekanannya yang tetap hingga alun suara yang menaik
dan menurun itu tetap saja. Djoko Pradopo juga mengungkapkan bahwa
yang terasa seperti mempunyai metrum, yaitu pantun. Hal tersebut
disebabkan oleh jumlah suku kata yang agak tetap dalam tiap baris
baitnya dan oleh pola persajakan (tengah atau akhir) yang tetap. Herman
J. Waluyo (2003: 96) menyatakan bahwa metrum dalam puisi sulit untuk
ditentukan.
f) Tipografi
Atar Semi mengemukakan bahwa tipografi disebut juga ukiran
bentuk (1993: 135). Tipografi diartikan sebagai tataran larik, bait,
kalimat, frase, kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik
yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana puisi. Larik-larik puisi
dibuat untuk membangun bait. Penyair berusaha menciptakan puisi
seperti gambar yang disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya
membentuk gambar yang mewakili maksud tertentu. Herman J. Waluyo
mengemukakan bahwa puisi yang tidak mengikuti aturan atau pola
disebut dengan puisi dengan tata wajah konvensional (2003: 14).
Mengacu pendapat tersebut, tata wajah puisi dibuat apa adanya, tanpa
membentuk gambar atau bentuk tertentu lainnya. Artinya, penyair
memiliki kebebasan dalam memilih bentuk yang ia sukai, atau
menciptakan bentuk yang ia sukai.
2) Struktur Batin Puisi
a) Tema
H. J. Waluyo (2003: 106) menyatakan bahwa tema adalah gagasan
pokok (subject-matter) yang dikemukakan penyair melalui puisinya.
commit
Dari pendapat tersebut dapat to user bahwa tema merupakan gagasan
diketahui
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

pokok yang dikedepankan penyair dalam puisi-puisinya. Gagasan pokok


persoalan atau pikiran tersebut begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair
sehingga menjadi landasan utama pengucapannya.
Tema merupakan gagasan pokok tersirat dalam keseluruhan isi
puisi. Perasaan-perasaan yang diungkapkan merupakan penggambaran
suasana batin. Tema dapat terbagi menjadi bermacam-macam, misalnya
Ketuhanan (religius), cinta, kesetiakawanan, patriotisme, perjuangan,
kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan lain-lain.
Untuk mengetahui suatu tema dalam puisi, pembaca sedikit banyak harus
mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema
puisi tersebut.
b) Nada
Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap
pembaca. Sikap penyair kepada pembaca disebut nada puisi. Herman J.
Waluyo menyatakan bahwa nada merupakan sikap penyair terhadap
pembaca (2003: 125). Mengacu pendapat tersebut nada dalam puisi
dibuat oleh penyair untuk menimbulkan suasana tertentu. Suasana puisi
dirasakan oleh pembaca sebagai akibat dari nada yang diambil sang
penyair. H. J. Waluyo (2003: 37) mengungkapkan bahwa terdapat puisi
yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, serius,
patriotik, belas kasih, takut, mencekam, santai, masa bodoh, pesimis,
humor, mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya.
Mengacu pendapat tersebut, dari nada belas kasih yang diciptakan
penyair dalam puisinya dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca
ketika ia membaca karya penyair, dan lain-lain. Selain itu, melalui nada,
pembaca dapat mengetahui penyampaian penyair baik terkesan
menggurui, menasihati, mengejek, santai, dan lain-lain ataupun bersikap
lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
c) Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi
commititu,
perasaan penyair. Oleh sebab to penyair
user dalam mencipta sebuah puisi
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

memiliki perasaan yang berbeda-beda. Perasaan penyair (feeling) adalah


nuansa batin penyair yang diekspresikan dengan penuh penghayatan dan
takaran yang tepat sehingga diharapkan puisi yang diciptakan penyair
terasa hidup, menyentuh rasa haru, dan menggetarkan. Perasaan tersebut
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca.
Nada dan perasaan penyair akan lebih dapat ditangkap jika puisi
tersebut dibaca keras dalam deklamasi. Herman J. Waluyo (2003: 40)
menyatakan bahwa perasaan yang menjiwai puisi dapat berupa perasaan
gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah hati, sombong,
tercekam, cemburu, kesepian, takut, dan menyesal.
d) Amanat
Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah
membaca puisi. Amanat, pesan, atau nasihat yang akan disampaikan oleh
penyair dapat ditelaah setelah tema, rasa, dan nada puisi dipahami
(Herman J. Waluyo, 2003: 130). Mengacu pendapat tersebut, amanat
dalam puisi tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan
penyair. Selain itu, amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca
setelah membaca puisi. Setelah membaca puisi, pembaca akan dapat
menyimpulkan amanat puisi. Amanat puisi juga berkaitan dengan cara
pandang pembaca terhadap suatu hal.
2. Hakikat Pendekatan Struktural
Abrams dalam Nurgiyantoro menjelaskan bahwa struktur karya sastra
dapat diartikan sebagai susunan, penegasan dan gambaran semua bahan dan
bagian yang menjadi komponennya serta secara bersama membentuk kebulatan
yang indah (1995: 36). Mengacu pendapat tersebut, setiap karya sastra
mempunyai unsur pembangun yang secara bersama-sama membentuk kesatuan
dan susunan yang indah sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
Teguh (2009) menjelaskan bahwa analisis struktural merupakan salah satu
kajian kesusastraan yang menitikberatkan pada hubungan antarunsur pembangun
karya sastra. Struktur yang membentuk karya sastra, khususnya puisi ialah
struktur fisik dan struktur batin. commit
Strukturtopuisi
user yang hadir di hadapan pembaca
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

merupakan sebuah totalitas. Puisi yang dibangun dari sejumlah unsur akan saling
berhubungan sehingga menyebabkan puisi tersebut menjadi sebuah karya yang
indah.
Atar Semi mengemukakan bahwa analisis struktural adalah analisis yang
terbatas pada karya sastra itu sendiri. Dalam pengertian yang diungkapkan Atar
Semi ini, analisis dalam karya sastra terlepas dari faktor yang berasal dari
pengarang atau pembacanya (1993: 54). Karya sastra merupakan struktur makna
atau struktur yang bermakna. Karya sastra merupakan sistem tanda yang
mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Untuk menganalisis
struktur sistem tanda inilah perlu adanya kritik struktural untuk memahami makna
tanda-tanda yang terjalin dalam sistem (struktur) tersebut.
Pendekatan struktural digunakan untuk memahami karya sastra (puisi)
dengan baik.

Praba (2003) dalam http://groups.yahoo.com menjelaskan prinsip-prinsip


analisis struktural karya sastra, khususnya puisi, yaitu:
a. makna unsur-unsur puisi membentuk makna keseluruhan puisi. Makna
unsur-unsur puisi dicari dengan terlebih dahulu mengandaikan makna
keseluruhan
puisi.
b. keberadaan suatu unsur puisi ditentukan oleh adanya unsur lainnya.
Oleh karena itu, seluruh unsur-unsur puisi tidak membentuk makna
sendiri-sendiri secara lepas, tetapi secara bersama membentuk
makna keseluruhan puisi. Maka puisi dikatakan sebagai karya sastra yang
"koheren" di mana setiap unsurnya saling terkait dan saling menentukan
dalam membentuk makna keseluruhan puisi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis


struktural adalah analisis yang didasarkan pada unsur-unsur dalam karya sastra itu
sendiri. Unsur-unsur tersebut saling membangun atau terkait satu dengan yang
lain. Keterkaitan unsur-unsur ini yaitu dalam membentuk makna keseluruhan
puisi.
3. Materi Pembelajaran Jenjang SMP
a. Pengertian Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan salah satu unsur dalam kegiatan belajar
commit to user
mengajar yang perlu mendapat perhatian oleh guru. Materi pembelajaran adalah
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (Inoe, 2008). Mengacu pendapat tersebut, materi ajar
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Materi pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa dalam mempelajari
sesuatu, menyediakan berbagai jenis pilihan materi pembelajaran, memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta agar kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik. Selain itu, materi pembelajaran memungkinkan siswa
dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan
sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu.
Jenis-jenis materi pembelajaran (instructional materials) terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai
(Admin, 2007). Mengacu pendapat tersebut, materi fakta adalah nama-nama
obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dan lain-lain.
Materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian
suatu obyek. Materi prinsip adalah dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau
hubungan antar konsep yang menggambarkan sesuatu. Materi jenis prosedur
adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau
berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Adapun contoh dari materi jenis
prosedur, antara lain langkah-langkah mengoperasikan peralatan mikroskop, cara
menyetel televisi, dan sebagainya. Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang
berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-
menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, dan lain-lain.
Berkaitan dengan materi ajar, Winkel (2007: 330), menyatakan bahwa
materi pembelajaran dapat berupa macam-macam bahan, seperti suatu naskah,
persoalan, gambar, isi audiocassette, isi videocassette, preparat, topik
perundingan dengan para siswa, jawaban dari para siswa, dan lain-lain. Mengacu
pendapat tersebut, dalam mengajarkan puisi, guru hendaknya terampil dan teliti
dalam memilih teks puisi yang sesuai bagi para siswanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

Winkel (2007: 331-332) menyatakan bahwa pemilihan bahan atau materi


pembelajaran harus sesuai dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
1) relevan terhadap tujuan instruksional yang harus dicapai, yaitu dari segi isi
maupun jenis perilaku yang dituntut siswa yang mencakup ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
2) sesuai dalam taraf kesulitannya dengan kemampuan siswa untuk menerima
dan mengolah bahan itu.
3) dapat menunjang motivasi siswa, antara lain karena relevan dengan
pengalaman hidup sehari-hari siswa.
4) membantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berpikir sendiri
maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.
5) sesuai dengan prosedur didaktis yang diikuti. Misalnya, materi
pembelajaran akan lain bila guru menggunakan bentuk ceramah,
dibandingkan dengan pelajaran bentuk diskusi kelompok.
6) sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran


adalah kumpulan materi yang digunakan oleh guru untuk merangsang siswa agar
tertarik dalam mempelajari sesuatu sehingga dapat membantu siswa dalam
mempelajari kompetensi yang diajarkan serta memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
b. Ciri-ciri Materi Pembelajaran yang Baik
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru bertanggungjawab sepenuhnya
mengenai materi atau bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Materi
ajar merupakan bagian yang penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena
itu, pemilihan materi pembelajaran perlu mendapatkan persiapan dan
pertimbangan yang cermat. Slameto menyatakan bahwa guru sebagai perancang
pengajaran hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup dalam merancang
kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih
metode, menetapkan evaluasi, dan sebagainya (1995: 98). Mengacu pendapat
tersebut, pengetahuan yang cukup dalam merancang kegiatan belajar mengajar
bertujuan untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas.
Winarno Surakhmad (2009: 354-355) mengungkapkan bahwa terdapat lima
komponen utama kualitas pembelajaran, yaitu: pembelajaran yang berkualitas
memadukan sekurang-kurangnya peserta didik sebagai pembelajar yang
berkualitas, yang difasilitasi oleh guru yang berkualitas, melalui program
pembelajaran yang berkualitas, dengan dukungan ekosistem pembelajaran
berkualitas, di dalam kontekscommit to pembelajaran
lembaga user yang berkualitas. Hanya
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

pembelajaran berkualitas yang mampu memberikan hasil pembelajaran


berkualitas.

Salah satu komponen utama kualitas pembelajaran sebagaimana telah


diungkapkan oleh Winarno Surakhmad tersebut ialah program pembelajaran
berkualitas. Program pembelajaran berkualitas mencakup dua aspek utama, yaitu
materi dan proses. Adapun kriteria materi pembelajaran yang baik menurut
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008: 171-172) sebagai berikut:
1) relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi mata pelajaran serta
kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
2) bahan ajar merupakan isi pembelajaran dan penjabaran dari standar
kompetensi serta kompetensi dasar tersebut.
3) memberikan motivasi peserta didik untuk belajar lebih jauh.
4) praktis.
5) bermanfaat bagi peserta didik.
6) menarik minat peserta didik.
7) mempertimbangkan aspek-aspek linguistik yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas, kriteria pemilihan materi pembelajaran


sangatlah beragam. Oleh karena itu, guru hendaknya berhati-hati dan teliti dalam
memilih materi pembelajaran bagi siswanya dengan memperhatikan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan. Kriteria materi pembelajaran tak hanya sebatas
yang diungkapkan di atas, tetapi ada kriteria lain dalam pemilihan materi
pembelajaran, khususnya pembelajaran karya sastra.
Riris K. Toha Sarumpaet (2002: 138-139) menyatakan bahwa kriteria
pemilihan materi pembelajaran sastra meliputi:
1) valid untuk mencapai tujuan pengajaran sastra.
2) bermakna dan bermanfaat jika ditinjau dari kebutuhan peserta didik
(kebutuhan pengembangan insting etis dan estetis, imajinasi, dan daya
kritis).
3) menarik supaya dapat merangsang minat peserta didik.
4) berada dalam batas keterbacaan dan intelektualitas peserta didik. Artinya,
bahan tersebut dapat dipahami, ditanggapi, dan diproses peserta didik
sehingga mereka merasa pengajaran sastra merupakan pengajaran yang
menarik, bukan pengajaran yang berat.
5) berupa bacaan haruslah berupa karya sastra yang utuh, bukan sinopsisnya
saja, karena karya sinopsis hanya berupa problem kehidupan tanpa
diboboti nilai-nilai estetis yang menjadi pokok atau inti karya sastra.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

Pemilihan materi ajar tidak hanya sebatas yang diungkapkan di atas, tetapi
pemilihan materi ajar ditentukan oleh berbagai macam faktor. Faktor tersebut
antara lain, kurikulum yang berlaku serta faktor lain yang dipikirkan oleh guru
yang mengajar pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang di dalamnya terdapat
kompetensi sastra di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berdasarkan hal
tersebut, Moody dalam Maria Utami (2010: 6-8) menyebutkan tiga aspek dalam
pemilihan bahan ajar, antara lain: aspek bahasa, kejiwaan, dan budaya.
1) Aspek bahasa
Bahasa merupakan alat berpikir dan berkomunikasi. Oleh karena itu,
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia selalu diajarkan dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tingkat tinggi. Pada hakikatnya, penguasaan bahasa
setiap individu berbeda-beda, tumbuh, dan berkembang melalui tahap-tahap
yang jelas. Kaitannya dengan pembelajaran apresiasi puisi, Sawali (2009)
menyatakan bahwa bahasa puisi bersifat sugestif (penyaranan), asosiatif
(pertalian), dan imajis (pembayangan). Dengan sifat bahasa puisi tersebut
siswa dapat menemukan nilai keindahan yang terkandung di dalamnya.
Melalui puisi, siswa dapat memahami nilai yang terkandung di dalamnya
yang akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertajam daya
apresiasi sekaligus menghidupkan naluri keindahannya. Oleh karena itu, agar
kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, guru perlu mengetahui
sekaligus mengembangkan penguasaan bahasa siswanya. Guru hendaknya
selalu berusaha memahami tingkat kebahasaan siswa sehingga guru dapat
memilih materi yang cocok untuk disajikan.
2) Aspek kejiwaan
Kematangan jiwa seseorang akan sangat berpengaruh pada proses belajar
mengajar. Tingkat pemahaman seseorang ditentukan oleh tingkat
perkembangan kejiwaan mereka sebagai manusia. Hal tersebut dikarenakan
secara psikologis, selama kehidupannya manusia mengalami dan melalui
tingkat-tingkat perkembangan tertentu. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
tingkat perkembangan kejiwaan siswa menjadi faktor yang sangat penting
commit
dalam proses pemilihan materi ajar.toTahap
user perkembangan jiwa juga sangat
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

besar pengaruhnya terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas,


kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan
masalah yang dihadapi.
Sawali (2009) menyatakan bahwa ada beberapa tahap perkembangan
jiwa siswa yang perlu dijadikan sebagai rujukan guru dalam menentukan
bahan ajar puisi, di antaranya tahap pengkhayal (8-9 tahun), tahap romantik
(10-12 tahun), tahap realistik (13-16 tahun), dan tahap generalisasi (16 tahun
ke atas). Pada tahap pengkhayal (8-9 tahun), imajinasi anak belum banyak
diisi hal-hal nyata, tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi
kekanakan. Tahap romantik (10-12 tahun), anak mulai meninggalkan fantasi-
fantasi dan mulai mengarah pada realitas, meskipun pandangannya tentang
dunia masih sangat sederhana. Selain itu anak juga telah menyenangi cerita-
cerita kepahlawanan, petualangan, atau kejahatan. Pada tahap realistik (13-16
tahun), anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat
berminat pada realitas atau apa yang benar-benar terjadi. Mereka mulai terus
berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk
memahami masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Sedangkan tahap
generalisasi (16 tahun ke atas), anak sudah berminat untuk menemukan
konsep-konsep abstrak dengan menganalisis sebuah fenomena. Dengan
menganalisis fenomena, mereka berusaha menemukan dan merumuskan
penyebab utama fenomena itu yang kadang-kadang mengarah ke pemikiran
falsafati untuk menemukan keputusan-keputusan moral.
Dengan demikian, pemilihan bahan ajar yang dipilih oleh guru
hendaknya disesuaikan dengan tahap psikologis siswa yang berada dalam
satu kelas. Namun tidak semua siswa dalam satu kelas memiliki tahapan
psikologis yang sama, tetapi setidaknya guru bisa memilih materi ajar yang
secara psikologis memiliki daya tarik terhadap minat siswa untuk
mengapresiasi puisi sehingga proses penyampaian dan penerimaan materi
akan berjalan dengan baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

3) Aspek budaya
Aspek budaya meliputi semua faktor kehidupan manusia dan
lingkungannya. Dalam sejarah perkembangan sastra, teks puisi sangat
beragam nada dan suasana kulturalnya. Hal ini sangat ditentukan oleh latar
belakang kehidupan dan kreativitas penyair dalam melahirkan teks-teks
puisinya. Oleh karena itu, guru perlu mempertimbangkan latar belakang
budaya siswa dalam memilih teks puisi. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya pengaburan tafsir teks puisi dan penggambaran
suasana teks di luar batas jangkauan imajinasi siswa.
Pemilihan teks puisi yang akrab dengan siswa hendaknya diperhatikan
oleh guru, misalnya sebuah puisi yang menggambarkan kehidupan sehari-hari
di lingkungan siswa dan fenomena yang terjadi di tanah air. Dengan
demikian siswa mudah menerima dan memahami puisi-puisi yang diajarkan
serta akan menarik minat siswa dalam mempelajari karya sastra. Selain itu
siswa tidak akan terjebak dalam kemonotonan yang membosankan yang
dapat menyebabkan pembelajaran apresiasi puisi tidak terlaksana dengan
baik.
4. Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMP
Pembelajaran sastra terdiri atas pengajaran puisi, prosa fiksi, dan drama
(Herman J. Waluyo, 2009: 3). Namun pembelajaran sastra di sekolah-sekolah
selama ini kurang mendapat perhatian. Rahmanto (1988: 44) berpendapat bahwa
pengajaran puisi masih menemui banyak kesulitan, tidak jarang para guru sastra
sendiri cenderung menghindarinya karena mereka kesulitan untuk
mengajarkannya. Sejalan dengan pendapat tersebut, pemerhati sastra dan pakar
sastra secara umum menyatakan kekurangpuasan dengan pelaksanaan pengajaran
sastra yang masih ditujukan untuk lebih banyak melatih keterampilan berbahasa.
Andayani mengungkapkan bahwa apresiasi sastra dalam banyak fenomena
pembelajaran saat ini lebih banyak disajikan dengan mengutamakan aspek ingatan
serta berorientasi pada hafalan murid sebagai hasil belajar (2008: 6). Pembelajaran
dilaksanakan lebih pada pengenalan pengarang terdahulu tanpa memperhatikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

tujuan pembelajaran sastra yang sebenarnya. Akibatnya siswa hanya mengenal


para pengarang terdahulu saja dan mengalami kejenuhan.
Hasanuddin W.S dalam Herman J. Waluyo yang mengungkapkan bahwa
pembelajaran sastra hendaknya diberi keleluasaan untuk memperkenalkan karya
sastra secara utuh dan holistik (2009: 3). Pendapat tersebut sejalan dengan H.L.B.
Moody (dalam Andayani, 2008:14) yang menjelaskan bahwa apresiasi sastra yang
diajarkan di sekolah hakikatnya memiliki manfaat untuk membantu keterampilan
berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan daya cipta dan
rasa, serta menunjang pembentukan watak. Mengacu pendapat tersebut,
pembelajaran sastra, khususnya apresiasi puisi seharusnya dapat membantu
pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, antara lain:
membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,
mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak (Rahmanto,
2000: 16-25).
Menurut Yant Mujiyanto, hakikat pengajaran sastra adalah apresiasi sastra
(2008: 11). Apresiasi sastra adalah suatu aktivitas dengan karya sastra secara
sungguh-sungguh sampai tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Andayani, 2008:1).
Mengacu pendapat tersebut, pembelajaran apresiasi sastra tidak hanya terbatas
pada pendalaman teori-teori sastra dan sejarah sastra, tetapi lebih pada
penghayatan nilai-nilai estetis, penghayatan dunia rasa dan imajinasi sehingga
dapat merangsang anak untuk kreatif mampu menciptakan bentuk-bentuk sastra.
Herman J. Waluyo dalam Andayani (2008:3) mengungkapkan bahwa
kegiatan apresiasi karya sastra, khususnya puisi memiliki empat tingkatan
apresiasi, yaitu tingkat menggemari, tingkat menikmati, tingkat mereaksi, dan
tingkat produktif. Mengacu pendapat tersebut, pada tingkat menggemari,
seseorang akan merasa senang jika membaca atau mendengarkan karya sastra,
khususnya puisi. Pembaca akan merasa sedih ataupun bahagia dalam membaca
puisi yang telah memasuki pada tingkat menikmati. Kemudian pada tingkat
mereaksi, pembaca memiliki sikap kritis terhadap puisi yang dibaca dan telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

mampu menilai baik-buruknya puisi. Sedangkan pada tingkat memproduksi,


seseorang mampu untuk membuat puisi.
Kegiatan apresiasi puisi juga dapat berbentuk tanggapan atau pemahaman
yang mendalam terhadap puisi. Tanggapan ini berkenaan dengan nilai-nilai yang
terkandung di dalam puisi. Mengapresiasi puisi berarti menanggapi puisi dengan
penuh perasaan. Melalui pembelajaran apresiasi puisi itulah kita dapat
mengantarkan pada tujuan akhir dan esensi pembelajaran sastra yang
mengharapkan terbinanya sikap apresiatif para siswa, dimilikinya sikap batin yang
positif terhadap karya sastra, dimilikinya kemampuan memahami makna, dan
merasakan keindahan cipta sastra yang mereka baca.
Kelly (2005) menyatakan You have to know about poetry to be a good
member of society. Belajar mengenai puisi dapat membuat seseorang mampu
menjadi anggota masyarakat yang baik. Mengacu pendapat tersebut, dalam
pembelajaran apresiasi puisi siswa diharapkan dapat memahami maksud yang
terkandung dalam puisi yang diajarkan serta merenungi hal-hal yang bermanfaat
bagi kehidupannya. Dengan demikian, melalui puisilah berbagai hal positif dapat
dipetik dan diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi anggota masyarakat
yang baik.
Ibnu Wahyudi (1990: 134) menyatakan bahwa dalam pembelajaran apresiasi
puisi hendaknya materi yang digunakan berhubungan erat dengan sekurang-
kurangnya empat hubungan kemanusiaan dasar: manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan alam, dan manusia dengan
sisi dalam diri manusia sendiri.

Selain hal di atas, materi yang digunakan dalam pembelajaran hendaknya


menyajikan puisi-puisi pilihan yang benar-benar memiliki nilai keindahan yang
tinggi. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk menyajikan materi apresiasi puisi yang
berisi kebaikan moral serta memerlukan strategi pentahapan para siswa dan
penghayatan yang menghendaki analisis, perenungan, dan kepekaan rasa agar
dapat sampai pada pesan. Selain itu, anak didik akan mempunyai minat untuk
berkarya dalam menciptakan karya sastra, khususnya puisi.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk mencapai tujuan
pembelajaran sastra, khususnyacommit to userpuisi seorang guru hendaknya
apresiasi
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

mengetahui hal-hal yang harus diberikan kepada siswanya. Kunandar


mengungkapkan bahwa seorang guru hendaknya dapat dengan tahu batas-batas
materi yang harus disajikan dalam kegiatan belajar mengajar, baik keluasan
materi, konsep, maupun tingkat kesulitannya sesuai dengan yang digariskan
dalam kurikulum (2009: 60).
Berikut ini beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di
SMP sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, serta yang menyangkut
berbagai kemampuan, baik mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang
berkaitan dengan sastra, khususnya puisi.
1) Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)
untuk kelas VII semester 2 (berdasarkan Badan Standar Nasional
Pendidikan).
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Pertama (SMP) untuk kelas VII semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan

13. Memahami pembacaan 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi


puisi
13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan

Membaca
15. Memahami wacana sastra 15.1 Membaca indah puisi dengan
menggunakan irama, volume suara,
melalui kegiatan membaca
mimik, kinesik yang sesuai dengan isi
puisi dan buku cerita anak puisi

Menulis
16. Mengungkapkan keindahan 16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan
alam dan pengalaman dengan keindahan alam
melalui kegiatan menulis 16.2 Menulis kreatif puisi berkenaan
kreatif puisi dengan peristiwa yang pernah dialami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)


untuk kelas VIII semester 2 (berdasarkan Badan Standar Nasional
Pendidikan).
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Pertama (SMP) untuk kelas VIII semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menulis 16.1 Menulis puisi bebas dengan
15. Mengungkapkan pikiran, menggunakan pilihan kata yang sesuai
dan perasaan dalam puisi 16.2 Menulis puisi bebas dengan
bebas memperhatikan unsur persajakan

3) Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)


untuk kelas IX semester 1 (berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan).
Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Pertama (SMP) untuk kelas IX semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Berbicara
6. Mengungkapkan kembali 6.2 Menyanyikan puisi yang sudah
dimusikalisasi dengan berpedoman pada
cerpen dan puisi dalam
kesesuaian isi puisi dan suasana/irama
bentuk yang lain yang dibangun

B. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Desy Ratna
Intani (2008: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret)
yang berjudul Puisi-puisi Nikah Ilalang Karya Dorothea Rosa Herliany (Sebuah
Tinjauan Struktural dan Nilai Didik). Penelitian ini mendeskripsikan keterjalinan
antarunsur struktur puisi yang membangun puisi Nikah Ilalang karya Dorothea
Rosa Herliany dan nilai didiknya yang terdapat di dalamnya. Struktur puisi itu
dibagi menjadi empat kategori besar, yaitu tema, perasaan (feeling), nada dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

suasana. Nilai didiknya juga dibagi menjadi empat kategori, yaitu nilai pendidikan
etika, nilai pendidikan estetika, nilai pendidikan religi, dan nilai pendidikan sosial.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah analisis struktur
dalam puisi. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Desy Ratna Intani menyajikan nilai didik pada puisi yang dikaji serta hanya
membatasi struktur puisi yang dikaji pada struktur batinnya. Sedangkan dalam
penelitian ini difokuskan pada analisis struktur fisik dan struktur batin dalam
puisi.
Penelitian relevan yang kedua, yaitu penelitian oleh Khoirudin Mardyan
Pamungkas (2010: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret) yang berjudul Kumpulan Puisi Siti Atmamiah dalam Buku Angin pun
Berbisik (Tinjauan Struktural dan Relevansinya sebagai Alternatif Materi Ajar
Bahasa Indonesia di SMA).Penelitian itu mendeskripsikan keterjalinan antarunsur
struktur puisi yang membangun puisi Siti Atmamiah saling terkait satu dengan
yang lain. Unsur-unsur ini saling membangun. Struktur puisi itu dibagi menjadi
enam kategori besar, yaitu diksi, imaji, bahasa figuratif, ritme, dan rima.
Kumpulan puisi Siti Atmamiah dalam buku Angin pun Berbisik dapat digunakan
sebagai alternatif materi ajar SMA sesuai standar kompetensi yang ada.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah analisis struktur
dalam puisi dan kesesuaiannya sebagai materi pembelajaran. Namun ada sedikit
perbedaan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Khoirudin Mardyan Pamungkas
mengetahui puisi yang dikaji sebagai alternatif materi ajar Bahasa Indonesia di
SMA. Sedangkan dalam penelitian ini mengetahui puisi yang dikaji sebagai
alternatif materi pembelajaran di SMP dan hanya difokuskan pada pembelajaran
apresiasi puisi.
Penelitian relevan yang ketiga, yaitu penelitian oleh Poetri Mardiana Sasti
(2010), yang berjudul Analisis Struktur Puisi Anak. Penelitian itu
mendeskripsikan struktur puisi anak terdiri atas dua unsur pokok, yaitu struktur
fisik dan batin. Puisi-puisi yang dianalisis adalah puisi-puisi anak yang masuk
nominasi lima besar pada sayembara Penulisan Puisi Siswa Sekolah Dasar Se-
commitoleh
Kota Semarang yang diselenggarakan to user
Balai Bahasa Semarang pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

2008. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) puisi anak tidak terlalu


memerhatikan bentuk tipografi, 2) tema yang ada pada umumnya menceritakan
tentang keadaan lingkungan hidup, 3) diksi dalam puisi anak sangat sederhana dan
mudah dipahami, 4) citraan yang banyak ditemukan pada puisi anak ialah citraan
penglihatan, pendengaran, dan gerak, dan 5) bahasa kiasan yang banyak
digunakan pada puisi anak yang menjadi objek kajian penelitian ini ialah
personifikasi.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah analisis struktur
dalam puisi anak. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Poetri Mardiana Sasti hanya sebatas menganalisis strukturnya saja.
Sedangkan dalam penelitian menganalisis struktur dan mengetahui puisi yang
dikaji sebagai alternatif materi pembelajaran di SMP yang hanya difokuskan pada
pembelajaran apresiasi puisi. Selain itu, puisi yang dikaji dalam penelitian ini
adalah puisi-puisi dalam kumpulan puisi yang berjudul Aku Ini Puisi Cinta karya
Abdurahman Faiz.
Penelitian relevan yang keempat, yaitu penelitian oleh Herson Kadir
(2010), yang berjudul Analisis Struktur Puisi Kita Ini Pemilik Syah Republik Ini
Karya Taufik Ismail. Penelitian itu mendeskripsikan struktur puisi Kita Ini
Pemilik Syah Republik Ini terdiri atas dua unsur pokok, yaitu struktur fisik dan
batin. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) struktur fisik puisi Kita Ini Pemilik
Syah Republik Ini meliputi: diksi, imaji, kata konkret, dan bahasa figuratif, 2)
struktur batin puisi Kita Ini Pemilik Syah Republik Ini meliputi: tema, rasa, nada,
dan amanat.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah analisis struktur
dalam puisi. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Poetri Mardiana Sasti hanya sebatas menganalisis strukturnya saja. Sedangkan
dalam penelitian ini mengetahui puisi yang dikaji sebagai alternatif materi
pembelajaran di SMP dan hanya difokuskan pada pembelajaran apresiasi puisi.
Penelitian relevan selanjutnya, yaitu penelitian oleh Muhammad Subhan
(2009), yang berjudul Analisis Struktur Novel Durdjana Tama. Penelitian itu
commit toTama
mendeskripsikan struktur Novel Durdjana user yang terdiri atas analisis terhadap
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

tokoh, alur, dan tema. Adapun tema Novel Durdjana Tama adalah tentang mistik
berupa wangsit malam Selasa kliwon.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah analisis
struktur. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Subhan menganalisis struktur novel. Sedangkan dalam penelitian ini
menganalisis struktur puisi dan mengetahui puisi yang dikaji sebagai alternatif
materi pembelajaran di SMP dan hanya difokuskan pada pembelajaran apresiasi
puisi.

C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran sastra, khususnya apresiasi puisi di sekolah-sekolah selama
ini kurang mendapat perhatian. Dalam pemilihan bahan ajar, masih banyak guru
yang kurang memperhatikan kesesuaian antara bahan ajar dengan tingkat
perkembangan peserta didiknya. Hal tersebut dapat mengakibatkan kejenuhan dan
kebosanan para siswa dalam mengikuti pembelajaran apresiasi puisi. Pemilihan
puisi sebagai materi ajar hendaknya diklasifikasikan tingkat kesukarannya sesuai
dengan aspek-aspek tertentu. Adapun aspek penting dalam memilih bahan
pengajaran sastra, yaitu harus memperhatikan aspek bahasa, kejiwaan atau
psikologi siswa, dan latar budaya. Sedangkan kriteria pemilihan puisi untuk siswa
SMP dapat dilihat dari struktur fisik dan struktur batin puisi.
Puisi tidak hanya dianalisis terbatas pada unsur-unsur formal suatu puisi
secara terpisah-pisah. Menganalisis puisi merupakan kegiatan mengambil atau
menemukan arti bias maupun arti tambahan yang dikandung puisi tersebut.
Kegiatan analisis juga berusaha untuk melihat struktur atau unsur-unsur yang
terdapat dalam puisi. Penelitian ini mengkaji tentang struktural puisi-puisi karya
Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta, yaitu struktur fisik
dan struktur batin. Hasil penelitian kemudian akan digunakan sebagai alternatif
materi pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP. Lebih jelasnya mengenai alur
berpikir tersebut dapat dilihat dalam bagan kerangka berpikir di bawah ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

Kumpulan Puisi
Aku Ini Puisi Cinta
karya Abdurahman Faiz

Analisis Struktur Fisik Puisi Analisis Struktur Batin Puisi


Karya Abdurahman Faiz Karya Abdurahman Faiz
dalam Kumpulan Puisi dalam Kumpulan Puisi
Aku Ini Puisi Cinta Aku Ini Puisi Cinta

Ciri-ciri Materi Kesesuaian Puisi-puisi


Pembelajaran Apresiasi Puisi Abdurahman Faiz
yang Baik, antara lain: dalam Kumpulan Puisi
Materi Berupa Karya Sastra Aku Ini Puisi Cinta
yang Utuh sebagai Materi Pembelajaran
(bukan sinopsisnya), Apresiasi Puisi pada
Memperhatikan Aspek Jenjang SMP
Bahasa, Kejiwaan, dan
Budaya

Kesimpulan

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan kajian pustaka,
sehingga penelitian ini tidak terikat oleh tempat, waktu, dan suatu lembaga
tertentu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai dengan Juni
2011.
Tabel 4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Jan Feb Mrt Aprl Mei Jun
1. Persiapan mengajukan
judul, pengajuan dan revisi
proposal, pengurusan izin
proposal
2. Pengumpulan data, reduksi
data, display data
3. Pengajuan dan revisi bab I,
bab II, dan bab III
4. Pengajuan revisi bab IV dan
bab V

B. Bentuk dan Strategi Penelitian


Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari berbagai informan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis struktural. Peneliti mencatat dan
meneliti kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz serta
melakukan wawancara dengan informan yang mendukung data struktur dalam
analisis struktural, seperti sastrawan serta data-data dari buku ataupun data-data
dari internet. Selain itu, data juga diperoleh dari wawancara beberapa guru mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia serta beberapa siswa jenjang SMP.
commit to user
Berdasarkan hal tersebut akan didapatkan hasil yang mampu memberikan suatu
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

simpulan tentang struktur dari puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku
Ini Puisi Cinta serta kesesuaian puisi-puisinya sebagai materi pembelajaran
apresiasi puisi jenjang SMP.

C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen dan
informan.
1. Dokumen
Dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz yang diterbitkan
oleh Dar Mizan Bandung tahun 2005.
2. Informan
Informan dalam penelitian ini, yaitu sastrawan Kusprihyanto Namma dan
MH. Iskan. Kedua informan tersebut nantinya dapat mendukung data struktur
dalam pendekatan analisis struktur puisi. Informan lain, yaitu beberapa guru
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia jenjang SMP, di antaranya Ani
Rimawati, M. Pd. selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Negeri 3
Ngawi, Yuniarti Pratiwi, S. Pd. selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMP
Muhammadyah 5 Ngawi, serta beberapa siswa jenjang SMP, antara lain:
Cristine Mila Wati selaku siswa kelas VII SMP Negeri 27 Surakarta, Hilmi
Robbihamdani selaku siswa kelas VIII SMP Muhammadyah 5 Ngawi, dan
Dyas Putri selaku siswa kelas IX SMP Negeri 14 Surakarta. Hal tersebut
nantinya digunakan untuk mengetahui kesesuaian puisi-puisi Abdurahman
Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta sebagai materi pembelajaran
apresiasi puisi jenjang SMP.

D. Teknik Sampling
Teknik sampling berkaitan dengan pemilihan dan pembatasan sumber data
yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini mengambil sampel dengan
menggunakan purposive sampling, yaitu mengacu pada tujuan penelitian. Patton
commit to user
(dalam Sutopo, 2006: 64) menyatakan bahwa purposive sampling adalah
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

pemilihan sampel yang disesuaikan dengan masalah, kebutuhan, dan kemantapan


peneliti dalam memeroleh data. Oleh karena itu, sampel dan subjek yang terpaut
erat dengan tujuan penelitian saja yang diambil, yaitu informan yang mendukung
data struktur puisi dalam pendekatan analisis struktural seperti sastrawan, data
dari buku, data dari internet, serta data wawancara beberapa guru mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia dan beberapa siswa jenjang SMP yang dapat
memperkuat kesesuaian puisi-puisi Abdurahman Faiz sebagai materi
pembelajaran apresiasi puisi serta dapat mewakili sampel secara umum dan dapat
terpaut erat dengan tujuan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Mengkaji dokumen
Pengumpulan data berupa dokumen dalam penelitian ini adalah dokumen
yang berupa kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta, data-data dari buku, internet,
dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Pengkajian
dokumen dilakukan dengan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan
penelitian, yaitu mengenai struktur fisik dan struktur batin kumpulan puisi Aku
Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz.
2. Wawancara
Sutopo (2006: 69) menyatakan bahwa wawancara di dalam penelitian
kualitatif pada umumnya tidak dilakukan secara terstruktur ketat dan dengan
pertanyaan tertutup, tetapi dilakukan secara tidak terstruktur. Wawancara
dalam penelitian ini dilakukan secara terbuka dan mengarah pada kedalaman
informasi serta dilakukan tidak secara formal terstruktur, guna menggali
pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat
untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh, lengkap,
dan mendalam. Wawancara dilakukan dengan sastrawan Kusprihyanto
Namma dan MH. Iskan. Selain itu, wawancara juga dilakukan dengan
beberapa guru mata pelajarancommit
Bahasatodan
userSastra Indonesia jenjang SMP, di
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

antaranya Ani Rimawati, M. Pd. selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia
SMP Negeri 3 Ngawi, Yuniarti Pratiwi, S. Pd. selaku guru Bahasa dan Sastra
Indonesia SMP Muhammadyah 5 Ngawi, serta Cristine Mila Wati selaku
siswa kelas VII SMP Negeri 27 Surakarta, Hilmi Robbihamdani selaku siswa
kelas VIII SMP Muhammadyah 5 Ngawi, dan Dyas Putri selaku siswa kelas
IX SMP Negeri 14 Surakarta.

F. Validitas Data
Data yang terkumpul diperiksa keabsahannya dengan trianggulasi. Sutopo
(2006: 92) menyatakan bahwa trianggulasi merupakan cara yang paling umum
digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Penelitian
ini menggunakan trianggulasi data (sumber) dan trianggulasi teori. Trianggulasi
data (sumber) adalah mengecek kebenaran data dari beberapa sumber yang
berbeda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti di dalam mengumpulkan data
menggunakan beragam sumber data yang berbeda. Artinya, data yang sama atau
sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data
yang berbeda. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan beberapa informan, yaitu
Kusprihyanto Namma dan MH. Iskan sebagai sumber data untuk memeroleh
informasi mengenai struktur kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta. Selain itu,
peneliti juga menggunakan beragam sumber, antara lain beberapa guru mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia jenjang SMP, di antaranya Ani Rimawati,
M. Pd. selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Negeri 3 Ngawi, Yuniarti
Pratiwi, S. Pd. selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Muhammadyah 5
Ngawi, serta Cristine Mila Wati selaku siswa kelas VII SMP Negeri 27 Surakarta,
Hilmi Robbihamdani selaku siswa kelas VIII SMP Muhammadyah 5 Ngawi, dan
Dyas Putri selaku siswa kelas IX SMP Negeri 14 Surakarta.
Cara penggalian data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik
pengumpulan data yang berbeda itu pun data sejenis bisa teruji kemantapan dan
kebenarannya. Sedangkan trianggulasi teori mengecek kebenaran data
berdasarkan perspektif teori yang berbeda. Dari perspektif teori tersebut akan
diperoleh pandangan yang lebihcommit to user
lengkap, tidak hanya sepihak sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Adapun
digunakannya trianggulasi data dan trianggulasi teori ini karena cara menggali
data dari sumber yang berbeda-beda akan dapat menguji kemantapan dan
kebenaran data yang diteliti serta mengingat sumber data berupa dokumen maka
digunakan trianggulasi ini dan sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan.

G. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis jalinan. Proses
analisis dengan tiga komponen analisisnya tersebut bila aktivitasnya terjadi saling
menjalain dalam bentuk arus alur kegiatan menyusun setiap komponen
analisisnya dan dilakukan secara terus menerus di dalam proses pelaksanaan
pengumpulan data. Adapun alur jalinannya adalah dari pengumpulan data yang
memperoleh catatan lengkap kemudian peneliti menyusun reduksi data lalu
dikembangkan sajian data, dan dari sajian data tersebut peneliti berusaha menarik
simpulan sementara dan diusahakan untuk diverifikasi kemantapannya dengan
melakukan pengumpulan data kembali, demikian seterusnya kegiatannya berulang
secara berkelanjutan dengan menyusun reduksi data, sajian data, dan menarik
simpulan serta verifikasinya.
1. Reduksi Data
Reduksi data sebagai komponen pertama proses analisis, dalam bentuk
penelitian terpancang bahkan sudah dilakukan sejak awal sebelum kegiatan
pengumpulan data dilakukan, yaitu sejak penyusunan proposal penelitian
(Sutopo, 2006: 118). Reduksi data dalam penelitian ini mengandung proses
seleksi atau membatasi permasalahan penelitian dan juga membatasi pada
pertanyaan-pertanyaan pokok yang perlu dijawab dalam penelitian.
Selanjutnya peneliti mengumpulkan data dengan mencatat semua data yang
telah diperoleh mengenai struktur fisik dan struktur batin puisi-puisi
Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta berdasarkan
teori-teori yang digunakan serta dari hasil wawancara sastrawan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

Peneliti juga mencatat semua data yang diperoleh dari hasil wawancara
guru Bahasa dan Sastra Indonesia, serta para siswa jenjang SMP. Hal tersebut
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian puisi-puisi Abdurahman Faiz sebagai
materi pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP. Dengan demikian hasil
tersebut akan direduksi menjadi inti temuan dengan rumusan pendek.
Kemudian proses tersebut dilanjutkan pada waktu pengumpulan data dan
secara erat saling menjalin dengan sajian data serta penarikan simpulan.
2. Penyajian Data
Dalam penyajian data, peneliti menyusun informasi atau data secara
teratur dan terperinci agar mudah dipahami dan dianalisis. Sajian data
mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan
penelitian sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi
yang rinci untuk menceritakan dan menjawab pertanyaan yang ada dengan
bahasa kalimat peneliti. Kemudian peneliti menarik simpulan awal meskipun
baru berupa unit kecil dan bersifat sementara.
3. Penyimpulan Data
Peneliti mengumpulkan segenap data yang berkaitan dengan kumpulan
puisi Aku Ini Puisi Cinta kemudian penyimpulan data dilaksanakan
berdasarkan simpulan sementara tersebut. Selanjutnya peneliti semakin
memantapkan kebenaran informasi (penarikan simpulan dan verifikasi) dari
data tersebut.
Proses analisis dengan tiga komponen analisisnya tersebut saling menjalin
dan dilakukan terus menerus di dalam proses pelaksanaan pengumpulan data.
Berikut gambar model analisis jalinan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Pengumpulan Data Penulisan Laporan

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan Simpulan/Verifikasi

Gambar 2. Model Analisis Jalinan


(Sutopo, 2006: 119)

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah rangkaian tahap demi tahap kegiatan dari awal
sampa akhir. Tahap penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Persiapan Pelaksanaan Penyusunan laporan


(1) (2) (3)

Gambar 3. Prosedur Penelitian


Keterangan:
1. Persiapan, meliputi pembuatan proposal
2. Pelaksanaan, meliputi pengambilan data dan analisis
3. Penyusunan laporan, meliputi penyusunan laporan penelitian, konsultasi
dengan pembimbing.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI KUMPULAN PUISI AKU INI PUISI CINTA


Kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta diterbitkan oleh Dar Mizan pada tahun
2005 merupakan kumpulan dari puisi-puisi terpilih Abdurahman Faiz yang
diambil dari buku kesatu dan kedua yang dikemas secara khusus. Kumpulan puisi
Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz tersebut mendapat sambutan hangat
dari beberapa pakar sastra, di antaranya Taufik Ismail yang menyatakan bahwa
puisi Abdurahman Faiz sangatlah unik dan beliau menyatakan bahwa kemampuan
Faiz dalam menulis puisi, sepuluh tahun melompati umurnya. Puisi-puisi Faiz
dikemas secara rapi dan sudah terbilang sangat bagus. Pendapat tersebut senada
dengan Agus R. Sarjono yang mengungkapkan bahwa Faiz adalah seorang
penyair. Hal tersebut bukan karena masih kecil sudah dapat menulis puisi dan
bukan pula karena puisi-puisinya mengagumkan, melainkan ia memang hidup
sebagai penyair, disadari, atau tidak disadarinya.
Faiz sudah mempunyai bakat kesastrawanan yang dapat dilihat dari
kehidupannya sehari-hari. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya enam teman
Faiz yang selalu tidur bersamanya. Mereka yang bukan sastrawan menyebutnya
boneka, tetapi Faiz yang sastrawan menyebutnya itu sebagai teman. Ia mengenal
semua sifat baik mereka. Boneka merupakan benda, tetapi imajinasi Faiz
menjadikannya hidup, lengkap dengan detail tabiat mereka seperti seorang
sastrawan menghidupkan tokoh dan cerita. Pengamatan Faiz akan kehidupan
sekitar sangatlah tajam dan membuat pembaca tercengang bahwa seorang anak
seusia itu memiliki kehalusan budi dan kepekaan yang luar biasa atas kehidupan
di sekitarnya.
Kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta juga mendapat sambutan hangat dari
pakar sastra lain, yaitu Riris K. Toha Sarumpaet yang mengungkapkan bahwa
kreativitas dan keberanian Faiz sangat mengagumkan. Kemudian Jamal D.
Rahman seorang penyair yang juga menyatakan bahwa puisi-puisi Faiz
commit
mencerminkan perasaan dan hati yangto bening.
user Selanjutnya Ahmadun Yosi
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

Herfanda seorang penyair yang memberikan tanggapan pada buku Faiz dengan
sejujurnya membaca sajak-sajak Faiz membuatnya tercengang dan Faiz
merupakan anak yang dikaruniai bakat kepengarangan yang luar biasa. Dari
berbagai sambutan tersebut tak heran jika buku ketiganya membawanya meraih
penghargaan Penulis Cilik Berprestasi dari Yayasan Taman Bacaan Indonesia
(2005).
Faiz menuangkan perasaannya menjadi karya dengan kata-kata yang
sangat indah. Ia bagaikan ketiban jutaan kata-kata dari langit saat ia membaca
buku-buku puisi. Bacaan, acara TV, obrolan, dan bahkan kenyataan, ia pandang
dengan cara yang khas. Ia mengolah semua dalam batinnya yang aktif. Ini sesuatu
yang mengagumkan mengingat pendidikan Indonesia cenderung membuat jiwa
anak-anak yang aktif perlahan dan pasti dibuat menjadi pasif.
Faiz sebagai penyair yang mengungkapkan semua perasaannya berupa
kata-kata dengan unsur fisik dan unsur batin puisi yang bertalian sangat erat
sehingga mampu membentuk satu kesatuan yang menimbulkan keindahan baik
dari segi bahasa maupun maknanya. Sebagai contoh dalam salah satu puisinya
yang berjudul Sahabatku Buku, Faiz mengulang kata Buku di setiap baitnya.
Pengulangan ini dimaksudkan untuk mempertegas tentang tema dari puisi itu.
Pengulangan tersebut juga membentuk sebuah ritme dalam puisinya. Kata Buku
menjadi pengikat beberapa baris setelahnya, sehingga baris-baris tersebut seakan-
akan bergelombang menimbulkan irama.
Faiz menuangkan segala keluh kesah, kasih sayang, kerinduan dan
kebahagiaannya di dalam puisinya. Taufik Ismail (2005) mengatakan bahwa
puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam buku Aku Ini Puisi Cinta ditulis dengan
ekspresif, sarat dengan perasaan, sekaligus mengenai ibu dan ayahnya, tentang
situasi sosial, dan tentang tokoh masyarakat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Kumpulan puisi yang dianalisis merupakan kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta karya Abdurahman Faiz. Kumpulan puisi tersebut dianalisis struktur atau
unsur-unsur puisi yang membangunnya. Penelitian ini juga membahas tentang
kesesuaian puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta sebagai alternatif materi pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP. Analisis
data selengkapnya dapat dilihat dari paparan berikut ini.
1. Struktur Fisik yang Terdapat dalam Kumpulan Puisi Aku Ini Puisi Cinta
karya Abdurahman Faiz.
Struktur fisik yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
saling terkait satu dengan yang lain. Keterkaitan ini bersifat saling membangun
untuk membentuk keutuhan puisi. Berikut ini hasil penelitian struktur fisik
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz.
a. Diksi
Diksi yang digunakan penyair dalam puisi-puisinya dilakukan dengan
menggunakan kata-kata puitis. Namun sebagian puisinya juga menggunakan
kata-kata yang jelas seperti bahasa sehari-hari. Pilihan kata yang digunakan
penyair tersebut digunakan untuk mengomunikasikan maksud penyair kepada
pembaca. Penggunaan kata-kata puitis terdapat dalam beberapa puisi yang
dikaji dalam penelitian ini, yaitu puisi yang berjudul Ayah Bundaku, Kepada
Guru, Dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush, Doa untuk Semua
Tukang Sampah di Dunia, Ayah, Anak Televisi, Balada Sri dan Nirmala,
Penyair, Sahabatku Buku, dan Sajak Anti Perang.
Kata-kata puitis tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
Bunda
engkau adalah
rembulan yang menari

Ayah
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
Ayah bunda
kucintai kau berdua
seperti aku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

mencintai surga
(AIPC: 12)

Penyair dalam kutipan puisi Ayah Bundaku di atas menggunakan kata-


kata puitis yang sangat jelas terlihat pada bait pertama, kedua, dan ketiga.
Penyair mengomunikasikan maksudnya kepada pembaca bahwa ia
mengibaratkan ayah dan bundanya seperti rembulan yang menari dan
matahari yang selalu memberi kehangatan. Penyair juga mengomunikasikan
maksudnya bahwa ia sangat mencintai ayah bundanya dengan menggunakan
kata-kata seperti aku mencintai surga. Pilihan kata mencintai surga yang
digunakan penyair tersebut sangat menyiratkan perasaan yang dimiliki oleh
penyair sehingga menambah keindahan puisinya.
Pilihan kata yang puitis juga digunakan penyair dalam puisinya yang
berjudul Kepada Guru. Kata-kata puitis tersebut dapat dilihat pada kutipan
berikut:
Aku selalu bermimpi
matahari telah melahirkan para guru
dan guru melahirkan banyak matahari
hingga matahari tak lagi sendiri

Matahari tak pernah sendiri, guru


ia selalu ada bersamamu
hangatkan cinta yang tumbuh
dan menyinari cakrawala kecilku
selalu
(AIPC: 14)

Penyair memilih kata matahari untuk mengomunikasikan kepada


pembaca bahwa betapa hebatnya matahari dalam kehidupan, seperti yang
diceritakan dalam puisinya. Maksud yang dimiliki penyair akan kehebatan
matahari dalam menyinari dunia diungkapkan dalam bait terakhir bahwa
matahari dapat menghangatkan cinta yang tumbuh dan menyinari cakrawala
kecilnya. Kalimat tersebut semakin menambah keindahan puisi penyair yang
berjudul Kepada Guru tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Kata-kata puitis juga masih digunakan penyair dalam puisinya yang


berjudul dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush. Kata-kata puitis
tersebut dapat dilihat pada bait pertama dan keempat pada kutipan berikut:
Mengapa kau biarkan anak-anak meneguk derita
peluru-peluru itu bicara pada tubuh kami
dengan bahasa yang paling perih

Kini
kami tak pernah lagi melihat pelangi
hanya api di matamu
(AIPC: 22)

Penyair memilih kata-kata puitis untuk mengomunikasikan maksudnya


kepada pembaca. Pada puisi tersebut, penyair ingin menyampaikan bahwa
derita anak-anak Irak yang terkena peluru tersebut diungkapkan dengan
kalimat yang berbunyi peluru-peluru itu bicara pada tubuh kami dengan
bahasa yang paling perih. Kalimat tersebut semakin menambah keindahan
puisi sehingga pembaca dapat ikut merasakan apa yang dimaksudkan penyair.
Selain itu, keindahan puisi semakin terlihat pada bait terakhir yang
menggunakan kalimat kami tak pernah lagi melihat pelangi, hanya api di
matamu. Dari kalimat tersebut, dapat diketahui bahwa penyair menyampaikan
keadaan yang sedang diceritakan bahwa ia tak pernah lagi melihat kedamaian
yang diungkapkan dengan kata pelangi. Selain itu, kejahatan dan keicikan ia
ungkapkan dengan menggunakan kata api.
Pemilihan kata puitis digunakan penyair dalam puisinya yang berjudul
Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia pada bait ketiga dalam kutipan
berikut:
Maka semoga
bermiliar kotoran dan aroma busuk
yang kau jauhkan dari kami
yang kau buang setiap hari
menjelma permata tak ternilai
serta wewangian abadi
di sisi Tuhan
(AIPC: 29)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

Pada kutipan puisi di atas, penyair menggunakan pilihan kata yang sangat
indah. Penyair mengungkapkan maksudnya pada bait ketiga yang
menjelaskan bahwa kotoran yang dibuang setiap hari akan menjelma permata
tak ternilai serta wewangian abadi di sisi Tuhan. Kalimat tersebut
mempunyai maksud bahwa kotoran yang dibuang oleh tukang sampah akan
berubah menjadi pahala yang besar di sisi Tuhan. Penggunaan kata-kata
permata serta wewangian abadi semakin menambah keindahan puisinya.
Pemilihan kata-kata puitis masih terlihat pada puisi yang berjudul Ayah.
Hal tersebut dapat terlihat pada bait pertama dalam kutipan berikut:
Sedalam laut, seluas langit
cinta selalu tak bisa diukur
begitulah ayah mengurai waktu
meneteskan keringat dan rindunya
untukku
(AIPC: 30)

Kata-kata yang digunakan penyair pada bait pertama dalam kutipan puisi
di atas bertujuan untuk mengomunikasikan maksudnya kepada pembaca
bahwa besarnya cinta tidak dapat diukur seperti dalamnya laut dan luasnya
langit. Oleh sebab itu, penyair menggunakan kata-kata puitis yang ditulis
pada awal bait untuk memperindah puisinya. Kata-kata puitis masih
digunakan penyair pada bait kedua dalam puisi Ayah, yaitu pada kutipan
berikut:
Ayah pergi sangat pagi
kadang sampai pagi lagi
tapi saat pulang
ia tak lupa menjinjing pelangi
lalu dengan sabar
menguraikan warnanya
satu per satu padaku
dengan mata berbinar
(AIPC: 30)

Pada kutipan puisi di atas, penyair menggunakan kata menjinjing pelangi


yang bermaksud bahwa ayahnya selalu membawa kebahagiaan untuknya.
Kebahagiaan tersebut diberikan dengan sabar dan ikhlas melalui penggunaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

kata-kata menguraikan warnanya satu per satu padaku dengan mata


berbinar.
Pada puisi yang berjudul Anak Televisi, penyair menggunakan kata-kata
puitis pada puisinya. Hal tersebut dapat dilihat pada bait ketiga dalam kutipan
berikut:
Dari pagi sampai malam
kami menghafal televisi
kami cerna kelicikan, darah
goyangan, dan semua jenis hantu
sambil mendebukan buku-buku
(AIPC: 32)

Penyair pada kutipan puisi di atas menggunakan kata-kata puitis yang


bertujuan untuk memperindah puisinya. Hal itu ditunjukkan pada penggunaan
kata kami cerna kelicikan. Dari kata-kata tersebut maka puisi terlihat lebih
hidup dan pembaca ikut merasakan apa yang diungkapkan penyair melalui
pilihan kata dalam puisinya. Kata mendebukan juga semakin menambah
keindahan puisinya yang merupakan maksud penyair bahwa sambil melihat
acara televisi, para siswa semakin melupakan buku-buku mereka tanpa
membukanya hingga debu bertumpukan di atas buku.
Pada puisi yang berjudul Balada Sri dan Nirmala, penyair menggunakan
kata-kata puitis yang mengungkapkan bahwa sudah tidak ada lagi majikan
yang memiliki hati baik. Namun penyair memilih menggunakan kata berhati
peri pada puisinya untuk mengganti maksud dari berhati baik. Hal tersebut
bertujuan untuk memperindah puisinya dengan menggunakan diksi yang
puitis.
Tak ada majikan berhati peri
yang tumbuh dari mimpi-mimpi kuli
hanya kau yang tak henti disetrika lara
dan puisi-puisi yang terus menggelepar
(AIPC: 33)

Penyair juga menggunakan diksi yang puitis pada puisinya yang berjudul
Penyair. Hal tersebut dapat dilihat pada bait keempat kutipan berikut:
Aku menaburkan kata-kata commit to user
di kepala kanak-kanak
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

sebagai hujan, sebagai pasir


yang mereka tangkap sambil bermain
(AIPC: 34)

Pilihan kata yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas sangat
memperindah puisinya. Hal tersebut terlihat pada penggunaan kata Aku
menaburkan kata-kata sebagai hujan, sebagai pasir. Kata-kata tersebut
digunakan penyair sebagai pengganti maksud bahwa puisi yang dibuat untuk
kanak-kanak dapat diterima dengan senang hati dan ada juga kanak-kanak
yang risih pada puisi yang dibuat penyair.
Pemilihan kata puitis digunakan penyair dalam puisinya yang berjudul
Sahabatku Buku. Hal tersebut dapat dilihat padabait ketiga kutipan puisi
berikut:
Terima kasih buku
kau selalu membuatku bercahaya
(AIPC: 35)

Pilihan kata puitis yang digunakan penyair pada kutipan puisi di atas
ditulis pada akhir bait. Penyair mengungkapkan bahwa buku dapat membuat
hidupnya bercahaya. Dari kalimat kau selalu membuatku bercahaya maka
semakin menambah keindahan puisnya. Keindahan puisi penyair masih
terlihat dari kata-kata puitis yang digunakan pada puisinya yang berjudul
Sajak Anti Perang. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama kutipan
berikut:
Mengapa perang tak juga berhenti?
hujan mortir peluru, gerimis darah dan airmata
kebiadaban menanti di setiap tapak jalan
di antara asap tebal dan luka yang melelehi
bangkai manusia serta puing-puing bangunan
(AIPC: 36)

Pada kutipan puisi di atas, penyair menggunakan kata-kata hujan mortir


peluru, gerimis darah dan airmata untuk memperindah puisinya. Selain itu,
pilihan kata tersebut dipilih penyair untuk mengungkapkan maksudnya bahwa
saat perang terjadi, serangan peluru bagaikan hujan yang terus-menerus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

datang dan menyebabkan beberapa orang berdarah bahkan menangis karena


kehilangan saudara-saudaranya.
Selain menggunakan kata-kata yang puitis, penyair juga menggunakan
kata-kata yang jelas seperti bahasa sehari-hari dalam puisi-puisinya yang
berjudul Harry Potter, Ode Para Semut, Siti dan Udin di Jalan, Muhammad
Rinduku, Doaku Hari Ini, Bunda ke Amerika, Jalan Bunda, Tujuh Luka di
Hari Ulang Tahunku, Siapa Mau Jadi Presiden?, Bukan Puisi tapi Surat
untuk Presiden Baruku, Mimpi di Jalan Raya, di mana Syukurku?, dan untuk
Saudara-saudara Kecilku di Aceh.
Penggunaan diksi atau pilihan kata yang digunakan penyair dalam puisi-
puisinya bertujuan untuk memperindah puisinya. Hal ini sesuai dengan
pendapat H. J. Waluyo yang mengungkapkan bahwa kata-kata yang dipilih
penyair adalah kata-kata yang puitis agar memiliki efek keindahan (2003: 73).
Selain itu pilihan kata yang digunakan penyair dalam puisinya merupakan
usaha penyair dalam mengomunikasikan perasaannya kepada pembaca.
Melalui pilihan kata yang mudah diterima dan dipahami maka pembaca akan
dapat ikut menangkap maksud penyair. Hal tersebut senada dengan pendapat
Jabrohim, Suminto dan Chairul Saleh (2001: 35) yang menyatakan bahwa
diksi mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai keefektifan
dalam penulisan suatu karya sastra, salah satunya yaitu penyampaian makna
dan isi dari puisi. Dengan demikian, ketepatan pilihan dan ketepatan
penempatan kata seolah-olah mampu memberikan sugesti kepada pembaca
untuk merasakan kesedihan, terharu, bersemangat, marah, dan sebagainya
yang dimiliki oleh penyair.

b. Imaji
Imaji dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz
terdapat beberapa macam, yaitu imaji taktil, imaji visual, dan imaji auditif.
Imaji-imaji ini dibentuk oleh diksi yang digunakan oleh penyair. Imaji ini
terdapat di setiap puisi. Penyair mengajak pembaca untuk ikut merasakan,
commit
melihat, dan mendengar seperti to dirasakan,
yang user dilihat, dan didengar oleh
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

penyair. Imaji taktil dalam kumpulan puisi tersebut dapat dilihat pada puisi
yang berjudul Ayah Bundaku, Harry Potter, Kepada Guru, Ode Para Semut,
Muhammad Rinduku, Dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush,
Tujuh Luka di Hari Ulang Tahunku, Siapa Mau Jadi Presiden?, Bukan Puisi
tapi Surat untuk Presiden Baruku, Di Mana Syukurku, Anak Televisi, Sajak
Anti Perang, serta untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh. Hal tersebut
dapat dilihat pada bait kedua kutipan berikut :
Ayah
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku
(AIPC: 12)

Kutipan dari puisi Ayah Bundaku di atas menggunakan imaji taktil.


Melalui pilihan kata yang digunakan, penyair mengajak pembaca untuk
merasakan hangatnya matahari yang dia rasakan di hatinya. Imaji taktil ini
juga terdapat dalam puisi Harry Potter, yaitu:
Sudahkah kau temukan
ramuan paling rahasia itu
agar seluruh orang di dunia
bisa saling cinta?
(AIPC: 13)

Penyair dalam kutipan tersebut mengajak pembaca ikut merasakan saling


mencintai sesama. Puisi berikutnya kata-kata pada puisi yang berjudul
Kepada Guru penyair juga membuat imaji taktil dalam angan pembaca
tentang hangatnya cinta, yaitu pada bait kedua dalam kutipan berikut:
Matahari tak pernah sendiri, guru
ia selalu ada bersamamu
hangatkan cinta yang tumbuh
dan menyinari cakrawala kecilku
selalu
(AIPC: 14)

Penyair dalam kutipan di atas seperti halnya dalam kutipan sebelumnya


mengajak pembaca ikut merasakan hangatnya matahari yang menyinari
commit
wawasan penyair. Imaji taktil yang to
lainuser
terdapat dalam puisi yang berjudul
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

Ode Para Semut. Hal tersebut dapat dilihat pada bait kedua dari kutipan
berikut:
Kami kerahkan segenap daya
sambil sesekali menyengat
musuh pemutus jalan kami
(AIPC : 15)

Penyair melalui diksinya berhasil mengajak pembaca untuk ikut


merasakan bagaimana menjadi semut yang terkadang menyengat sang musuh
apabila jalan mereka terputus. Kata yang digunakannnya mampu
membangkitkan imajinasi dalam benak pembaca. Pembentukan imajinasi ini
terdapat dalam puisi yang lain, yaitu puisi Muhammad Rinduku pada bait
pertama.
Kalau kau mencintai Muhammad
ikutilah dia
sepenuh hati
(AIPC : 18)

Penyair dalam kutipan di atas memberikan gambaran tentang rasa


cintanya pada Rasul. Melalui kata-katanya penyair mengajak pembaca untuk
ikut mencintai sang Rasul dengan sepenuh hati.
Puisi lain yang menggunakan imaji taktil, yaitu pada puisi yang berjudul
Dari Seorang Anak Irak dalam mimpiku, untuk Bush. Hal tersebut dapat
dilihat pada bait ketiga dan keempat dari kutipan berikut:
Mengapa kau koyak tubuh kami?
apa yang kau cari?
apa salah kami?
kami hanya bocah
yang selalu gemetar mendengar
keributan dan ledakan
mengapa kau perangi bapak ibu kami

kami berdarah
kami mati
(AIPC : 22)

Penyair dalam kutipan di atas memberikan gambaran tentang kekesalan


pada Bush. Penyair mengajakcommit to user
pembaca untuk turut merasakan bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

derita yang diteguk anak-anak akibat serangan peluru yang menyebabkan


mereka gemetar, berdarah dan mati. Penyair juga mengajak pembaca untuk
turut merasakan deritanya pada bait pertama dalam puisi yang berjudul Tujuh
Luka di Hari Ulang Tahunku.
Sehari sebelum ulang tahunku
aku terjatuh di selokan besar
ada tujuh luka membekas, berdarah
aku mencoba tertawa, malah meringis
(AIPC: 23)

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa penyair mengajak


pembaca untuk turut merasakan luka berdarah yang dirasakan penyair sehari
sebelum ulang tahunnya hingga ia meringis kesakitan. Imaji taktil juga
terdapat pada bait berikutnya,
Sehari sebelum ulang tahunku
negeriku masih juga begitu
lebih dari tujuh luka membekas
kemiskinan, kejahatan,
korupsi di mana-mana,
pengangguran, pengungsi
jadi pemandangan yang meletihkan mata
menyakitkan hati
(AIPC: 23)

Dari kutipan di atas, pembaca diajak untuk ikut merasakan letihnya mata
dan sakitnya hati sang penyair saat melihat kemiskinan, kejahatan, korupsi,
pengangguran, dan pengungsi di mana-mana. Imaji taktil lain juga terdapat
pada puisi selanjutnya yang berjudul Siapa Mau Jadi Presiden?.
Menjadi presiden itu
berarti melayani
dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu
(AIPC: 24)

Pada puisi di atas, penyair mengajak pembaca untuk ikut merasakan


bagaimana menjadi presidencommit
yang to user selalu melayani rakyatnya serta
harus
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

mengerahkan dukanya kepada rakyat. Imaji ini dilukiskan penyair pada puisi
selanjutnya yang berjudul Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku.
betapa berat menjadi presiden
yang tumbuh dari duka lara rakyat
(AIPC: 25)

Penyair dalam kutipan di atas memberikan gambaran tentang betapa


berat dan susahnya menjadi presiden yang muncul dari duka dan lara
rakyatnya. Dari diksi tersebut, penyair mengajak pembaca untuk turut
merasakan bagaimana suka dan duka menjadi Presiden yang harus
menanggapai aspirasi rakyatnya. Imaji taktil lain juga terdapat pada puisi
selanjutnya yang berjudul Di Mana Syukurku. Hal tersebut dapat dilihat pada
bait pertama dari kutipan berikut:
Aku sering memelihara kesal dan marah
padahal Dia memberiku kesejukan air
aku sering merasa hatiku menghitam
padahal Dia memberiku terang matahari
aku sering merasa paling malang
padahal Dia selalu mencukupiku
(AIPC: 31)

Kutipan bait pertama puisi di atas memberikan gambaran bahwa penyair


mengajak pembaca untuk turut merasakan hidup yang kurang bersyukur pada
Tuhannya sehingga ia sering merasa kesal dan marah, hatinya menghitam,
dan merasa hidupnya paling malang. Segala perasaan penyair dituangkan
dalam puisi dengan imaji taktil yang dapat menghanyutkan pembaca dalam
imajinya, misalnya pada puisi yang berjudul Anak Televisi. Hal tersebut dapat
dilihat pada bait kedua dari kutipan berikut:
Kami larut dalam kisah cinta
anak sekolah berseragam putih merah
putih biru dan putih abu-abu
(AIPC: 32)

Penyair mengajak pembaca untuk merasakan bahwa banyak sekali siswa


sekolah yang telah larut dalam kisah cinta yang ada di televisi. Imaji taktil
dalam puisi ini dapat dilihat pada bait ketiga :
commit to user
Dari pagi sampai malam
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

kami menghafal televisi


kami cerna kelicikan, darah,
goyangan, dan semua jenis hantu
sambil mendebukan buku-buku
(AIPC: 32)

Kutipan di atas digunakan penyair untuk mengajak pembaca agar ikut


merasakan bagaimana mencerna segala sajian televisi seperti yang diceritakan
dalam puisi tersebut. Selain imaji taktil tersebut, penyair juga menggunakan
imaji taktil untuk menyatakan kesedihan dan kedukaan serta rasa prihatin
yang dirasakannya, misalnya pada puisi yang berjudul Sajak Anti Perang. Hal
tersebut dapat dilihat pada bait ketiga dari kutipan berikut:
Mengapa tak ada damai ?
kami bergidik menyaksikan
peperangan pecah setiap hari
seperti menu basi di koran dan televisi
dan kami terpaksa menelannya selalu
(AIPC: 36)

Kutipan di atas merupakan luapan penyair yang mengajak pembaca


untuk ikut merasakan bahwa semua ikut menelan berita-berita duka akibat
peperangan yang didapat melalui koran ataupun televisi. Selain itu, imaji
taktil yang menyatakan kesedihan juga terdapat pada bait pertama dalam puisi
yang berjudul untuk Saudara-saudara kecilku di Aceh.
Saudaraku,
sejak gempa dan tsunami, aku tak berhenti mendoakan kalian. Doa-doa itu
menjadi tangisan kalau aku menonton tivi. Kalau aku baca koran
aku sampai tak ingin bermain. Aku susah makan kalau ingat penderitaan
kalian. Aku sempat susah tidur
(AIPC: 37)

Penyair mengajak pembaca untuk merasakan penderitaan yang dialami


saudara-saudara kecilnya yang terkena gempa dan tsunami saat itu hingga
susah untuk makan dan susah tidur. Penyair menggunakan imaji taktil untuk
menyatakan kesedihan dan kedukaan serta rasa prihatin yang dirasakannya
Imaji lain yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta adalah
imaji visual. Imaji ini terdapat di beberapa puisi yang berjudul Ayah
commit to user
Bundaku, Kepada Guru, Ode Para Semut, Tujuh Luka di Hari Ulang
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

Tahunku, Bukan puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku, Mimpi di Jalan
Raya, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia, Ayah, Balada Sri dan
Nirmala, Penyair, Sahabatku Buku, Sajak Anti Perang, serta untuk Saudara-
saudara Kecilku di Aceh. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama dari
kutipan berikut:
Bunda
engkau adalah
rembulan yang menari
(AIPC: 12)

Penyair dalam kutipan di atas menggunakan imaji visual untuk menarik


minat pembaca. Pembaca diajak untuk menggambarkan tentang apa yang
dilihatnya. Tentang rembulan yang indah yang dapat menari. Imaji ini juga
terdapat pada bait keempat.
Semoga Allah mencium ayah bunda
dalam tamanNya terindah
nanti
(AIPC: 12)

Pada baris tersebut, kata-kata yang dipilih penyair menimbulkan imaji di


angan pembaca. Penyair mengajak pembaca untuk melihat taman atau surga
Allah yang sangat indah. Imaji visual selanjutnya terdapat pada puisi yang
berjudul Kepada Guru. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama dari
kutipan berikut:
Aku selalu bermimpi
Matahari telah melahirkan para guru
dan guru melahirkan banyak matahari
(AIPC: 14)

Penyair dalam kutipan di atas mengajak pembaca untuk melihat bahwa


matahari atau bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan dapat mencetak
beberapa guru yang kemudian para guru tersebut juga dapat melahirkan para
guru-guru kecil penerus bangsa. Pembaca seolah diajak untuk melihat
matahari yang selalu bersinar menyinari dunia layaknya ilmu pengetahuan
yang selalu menyinari cakrawala.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

Pada puisi selanjutnya yang berjudul Ode para Semut, penyair juga
menggunakan imaji taktil. Hal tersebut dapat dilihat pada bait kelima dari
kutipan berikut:
Kami semut-semut ramah
hidup dengan tunuh teramat kecil
belajarlah dari kebersamaan
dan kebesaran jiwa kami
(AIPC: 15)

Melalui kata-kata dalam kutipan di atas pembaca diajak untuk


membayangkan fisik dan sifat para semut yang diceritakan oleh penyair.
Penyair menciptakan imaji visual kepada pembaca dengan menggunakan
pilihan kata yang dapat menggambarkan apa yang dilihatnya.
Pada puisi yang berjudul Tujuh Luka di Hari Ulang Tahunku, penyair
juga menggunakan imaji visual. Hal tersebut dapat dilihat pada bait kedua
dalam kutipan berikut:
Sehari sebelum ulang tahunku
negeriku masih juga begitu
lebih dari tujuh luka membekas
kemiskinan, kejahatan,
korupsi di mana-mana,
pengangguran, pengungsi
jadi pemandangan yang meletihkan mata
menyakitkan hati
(AIPC: 23)

Dari kutipan di atas, penyair mengajak pembaca turut melihat


pemandangan yang berupa pengangguran dan pengungsi di sekitar yang tidak
sedap dipandang. Imaji visual lain diungkapkan penyair pada puisi
selanjutnya yang berjudul Bukan puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku.
Bapak yang ganteng dan pintar,
betapa berat menjadi presiden

Tapi kalau Bapak salah, biarpun Bapak presiden,


doktor dan Jenderal berbadan tegap
aku boleh menegur ya?
dan Bapak jangan marah ya?
sebab itu aku lakukan karena cinta
(AIPC: 25) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

Melalui kata ganteng, pintar, dan tegap dalam kutipan di atas pembaca
diajak untuk membayangkan fisik dan sifat presiden Indonesia yang
diceritakan oleh penyair. Penyair menciptakan imaji visual kepada pembaca
dengan menggunakan pilihan kata yang dapat menggambarkan apa yang
dilihatnya.
Penyair masih menggunakan imaji visual pada bait kedua dan ketiga
dalam puisi selanjutnya yang berjudul Mimpi di Jalan Raya.
Hari ini belum dapat sepeser pun
kau ingin menangis
tapi tak ada tempat
untuk menampung air mata
adik dalam gendongan tersenyum
mengusap pipinya yang kotor
matanya berkilau sesaat
mengira kau bercanda

Tapi tak pernah ada mimpi


yang hidup lama di jalan raya
dengan lunglai kau hampiri
tong-tong sampah orang kaya
berharap ada sisa mimpi di sana
untuk kau simpan demi masa depan
(AIPC: 28)

Penyair menggunakan kata berkilau sesaat, dengan lunglai dan orang


kaya dalam puisi di atas yang mengajak pembaca untuk melihat fisik anak
jalanan yang matanya terkadang sedikit bersinar saat bernyanyi di jalanan.
Penyair juga mengajak pembaca untuk melihat anak jalanan yang lunglai saat
hidupnya menghampiri tong-tong sampah milik orang kaya demi
kelangsungan hidupnya. Imaji visual serupa terdapat pada bait kedua dalam
puisi selanjutnya yang berjudul Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia.
Sesungguhnya gajimu
yang superkecil itu
telah rinci tercatat
di buku para malaikat
(AIPC: 29)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Melalui kata superkecil dalam kutipan di atas pembaca diajak untuk


melihat gaji yang sangat sedikit yang diceritakan oleh penyair. Penyair
menciptakan imaji visual kepada pembaca dengan menggunakan pilihan kata
yang menggambarkan tentang gaji para tukang sampah di dunia.
Pada puisi selanjutnya yang berjudul Ayah, penyair juga menggunakan
imaji visual. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama dan kedua dalam
kutipan berikut:
Sedalam laut, seluas langit
cinta selalu tak bisa diukur
begitulah ayah mengurai waktu
meneteskan keringat dan rindunya
untukku

Ayah pergi sangat pagi


kadang sampai pagi lagi
tapi saat pulang
ia tak lupa menjinjing pelangi
lalu dengan sabar
menguraikan warnanya
satu per satu padaku
dengan mata berbinar
(AIPC: 30)

Penyair menggunakan kata sedalam laut dan seluas langit pada puisi di
atas bertujuan mengajak pembaca untuk melihat betapa dalamnya laut dan
luasnya langit yang tidak dapat diukur seperti besarnya cinta yang dimiliki
seseorang. Kata pelangi, dengan sabar menguraikan warnanya dan mata
berbinar digunakan penyair untuk mengajak pembaca ikut melihat sifat sabar
sang ayah yang selalu memberikan keindahan dengan berbagai warna dalam
hidup penyair seperti yang diceritakan dalam puisi tersebut.
Imaji visual juga terdapat pada bait pertama dan ketiga dalam puisi
selanjutnya yang berjudul Balada Sri dan Nirmala.
Nyalakan lagi api unggu biru
di matamu
puisi-puisi telah lama menari
di antara kepingan derita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

Tak ada majikan berhati peri


yang tumbuh dan mimpi-mimpi kuli
hanya kau yang tak henti disetrika lara
dan puisi-puisi yang terus menggelepar
(AIPC: 33)

Melalui kata menari dan berhati peri dalam kutipan di atas pembaca
diajak untuk melihat puisi-puisi yang telah lama menjamur dan menari-nari
yang menggambarkan derita manusia. Penyair menciptakan imaji visual
kepada pembaca dengan menggunakan pilihan kata yang menggambarkan
tentang sifat majikan-majikan yang tidak memiliki hati sebaik peri.
Puisi yang berjudul Penyair dan Sahabatku Buku di dalamnya juga
terdapat imaji visual. Imaji dalam kedua puisi ini dapat dilihat dari bait ketiga
dan keempat dalam kutipan berikut:
Aku memahat kata-kata
di bilik pembaca dewasa

Aku menaburkan kata-kata


di kepala kanak-kanak
sebagai hujan, sebagai pasir
yang mereka tangkap sambil bermain
(AIPC: 34)

Imaji visual yang terdapat dalam kutipan di atas merupakan ajakan


penyair kepada pembaca untuk ikut melihat bahwa kata-kata dapat dipahat
atau dipadatkan menjadi sebuah puisi yang dapat dibaca dan dinikmati oleh
orang dewasa ataupun anak-anak. Imaji visual yang lain terbentuk dari diksi
yang digunakan oleh penyair, yaitu penggunaan konotasi. Hal tersebut dapat
dilihat pada bait ketiga dari kutipan puisi yang berjudul Sahabatku.
Terima kasih, buku
Kau selalu membuatku bercahaya
(AIPC: 35)

Melalui kata bercahaya, penyair mengajak pembaca untuk ikut melihat


bahwa dengan buku, penyair mendapatkan banyak ilmu yang menjadikan
hidupnya bercahaya karena berwawasan luas. Imaji visual terakhir dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

kumpulan puisi tersebut terdapat pada bait pertama dalam puisi yang berjudul
Sajak Anti Perang dan untuk saudara-saudara Kecilku di Aceh.
Mengapa perang tak juga berhenti?
hujan mortir peluru, gerimis darah dan air mata
kebiadaban menanti di setiap tapak jalan
di antara asap tebal dan luka yang melelehi
bangkai manusia serta puing-puing bangunan
(AIPC: 36)

Imaji visual yang digunakan penyair dalam kutipan di atas mengajak


pembaca untuk melihat bentuk asap yang tebal saat terjadi perang, melihat
bangkai atau mayat yang tergeletak, serta melihat pecahan atau puing-puing
bangunan yang rusak akibat perang. Selain itu, imaji visual pada bait kedua
dan ketiga dalam puisi yang berjudul untuk saudara-saudara Kecilku di Aceh
sebagai berikut:
Saudara kecilku,
aku ingin sekali menghapus airmata kalian
bagaimana caranya ya?

Saudara kecilku yang kusayang,


yang kutahu kalau orang baik meninggal karena tenggelam itu mati syahid
(AIPC: 37)

Melalui kata saudara kecilku dalam kutipan di atas, pembaca diajak


untuk membayangkan fisik anak kecil yang diceritakan oleh penyair. Penyair
menciptakan imaji visual kepada pembaca dengan menggunakan pilihan kata
yang dapat menggambarkan apa yang dilihatnya.
Imaji yang terakhir adalah imaji auditif. Imaji ini terdapat di beberapa
puisi, antara lain puisi yang berjudul: Ode Para Semut, Siti dan Udin di
Jalan, Bunda ke Amerika, dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku, untuk
Bush dan Bukan Puisi tapi surat untuk Presiden Baruku, Mimpi di Jalan
Raya, di mana Syukurku, Anak Televisi, dan untuk Saudara-saudara Kecilku
di Aceh. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama dalam kutipan berikut:
Di kehidupan para semut
tak satupun yang tak ikhtia
tak satupun yang tak menyapa
tak satupun yang tak bergiat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

semua bergerak cepat


(AIPC: 15)

Penyair dalam kutipan tersebut mengajak pembaca ikut mendengarkan


sapaan yang diceritakan penyair. Sapaan ini adalah sapaan semut yang selalu
dilakukan setiap bertemu dengan temannya. Penyair dalam kutipan di atas
menggunakan imaji auditif untuk menarik minat pembaca. Imaji ini juga
terdapat pada bait kelima dalam puisi lain yang berjudul Siti dan Udin di
Jalan.
Bila malam tiba
mereka tidur di kolong jembatan
ditemani nyanyian nyamuk
dan suara bentakan preman
(AIPC: 16)

Pada baris tersebut, kata-kata yang dipilih penyair menimbulkan imaji di


pendengaran pembaca. Penyair mengajak pembaca untuk mendengarkan
suara nyamuk dan suara preman yang membentak anak jalanan ketika mereka
sedang tidur di kolong jembatan. Kata-kata yang menimbulkan imaji auditif
pembaca juga terdapat pada bait selanjutnya, yaitu pada bait ketujuh:
Pagi sampai malam
tersenyum dalam peluh
Menyapa om dan tante
mengharap receh seadanya
(AIPC: 17)

Dari kutipan di atas, penyair mengajak pembaca untuk ikut


mendengarkan sapaan anak jalanan yang meminta-minta pada om dan tante
yang melintas atau berhenti di jalan. Imaji auditif juga terdapat pada bait
ketiga dalam puisi yang berjudul Bunda ke Amerika.
Ia adalah muslimah ramah
dengan jilbab tak pernah lepas dari kepala
sehari-hari berbicara benar
dan tak henti membela yang lemah
(AIPC: 20)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

Pada baris tersebut, kata-kata yang dipilih penyair menimbulkan imaji di


pendengaran pembaca. Penyair mengajak pembaca untuk mendengar
perkataan sehari-hari bundanya yang selalu berbicara kebenaran.
Puisi yang berjudul dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku, untuk Bush
dan Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku di dalamnya juga terdapat
imaji auditif. Hal tersebut dapat dilihat pada bait ketiga dari kutipan berikut:
Mengapa kau koytak tubuh kami?
apa yang kau cari?
apa salah kami?
kami hanya bocah
yang selalu gemetar mendengar
keributan dan ledakan
mengapa kau perangi bapak ibu kami
(AIPC: 22)

Pada baris tersebut, kata-kata yang dipilih penyair menimbulkan imaji di


pendengaran pembaca. Penyair mengajak pembaca untuk mendengarkan
suara keributan dan ledakan bom yang terjadi saat perang yang membuat
penyair gemetar. Imaji auditif pada puisi Bukan Puisi tapi surat untuk
Presiden Baruku terdapat pada bait keenam dalam kutipan berikut:
Aku akan selalu mendoakan bapak
Tapi kalau Bapak salah, biarpun Bapak presiden,
Doktor dan Jenderal berbadan tegap
aku boleh menegur ya?
dan Bapak jangan marah ya?
sebab itu aku lakukan karena cinta
(AIPC: 27)

Penyair mengajak pembaca untuk ikut mendengar doa yang dipanjatkan


penyair kepada Tuhan untuk bapak presidennya. Penyair juga mengajak
pembaca untuk mendengar teguran penyair kepada Presiden jika suatu saat
Presiden melakukan kesalahan. Imaji auditif serupa juga terdapat pada bait
kedua dalam puisi yang berjudul untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh.
Saudara kecilku,
aku ingin sekali menghapus airmata kalian
Bagaimana caranya ya ?
Sayang aku juga masih kecil. Jadi hanya bisa berdoa
(AIPC: 37) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

Penyair dalam kutipan di atas mengajak pembaca untuk ikut


mendengarkan doa yang dipanjatkan penyair untuk para saudaranya di Aceh
seperti yang diceritakan dalam puisi tersebut. Imaji auditif lain terdapat pada
bait kedua dalam puisi yang berjudul Mimpi di Jalan Raya.
mengira kau bercanda
sebab kalian selalu bernyanyi
dalam segala musim
walau tak ada ayah ibu
(AIPC: 28)

Melalui kata bercanda dan bernyanyi, penyair mengajak pembaca untuk


ikut mendengar canda tawa anak jalanan yang diceritakan dalam puisi
tersebut. Selain itu, penyair juga mengajak pembaca untuk mendengar
nyanyian anak jalanan yang ada dalam puisi tersebut. Imaji auditif yang
menceritakan canda juga terdapat pada bait kedua dalam puisi yang berjudul
Anak televisi.
Kami larut dalam kisah cinta
anak sekolah berseragam putih merah
putih biru dan putih abu-abu
sambil menertawakan si Yoyo, Cecep
Sin Chan, dan bidadari,
lalu sibuk mendukung bintang baru
lewat SMS
(AIPC: 32)
Dari kutipan di atas, penyair mengajak pembaca untuk mendengar canda
tawa para siswa menanggapi acara televisi yang diceritakan dalam puisi
tersebut. Imaji auditif lainnya terdapat dalam puisi yang berjudul di mana
Syukurku?. Hal tersebut dapat dilihat pada bait ketiga dalam kutipan berikut:
Pada setiap musim
setelah kehadiran para nabi
terkabarkan dan terbukti
cinta abadiMu
(AIPC: 31)

Dari kutipan di atas, pembaca dapat ikut mendengar kabar yang


diceritakan dalam puisi tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan analisis di atas, penyair mengungkapkan perasaan sensoris


yang dimilikinya dengan menggunakan diksi atau pilihan kata yang
menimbulkan gambaran dalam angan-angan atau benak pembaca. Penyair
menggunakan imaji yang dikemas sekonkret mungkin dalam kumpulan
puisinya. Imaji dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta timbul karena
penggunaan diksi yang dilakukan oleh penyair. Imaji-imaji tersebut meliputi:
imaji taktil, imaji visual, dan imaji auditif. Peran dari imaji ini diungkapkan
Effendi (dalam Herman J. Waluyo, 2003: 10) yang mengemukakan bahwa
pengimajian yang berupa kata atau susunan kata-kata dapat memperjelas atau
memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.
c. Kata Konkret
Kata konkret yang digunakan penyair dalam puisi-puisinya bertujuan
agar pembaca membayangkan dengan lebih hidup apa yang dimaksudkan.
Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata konkret oleh penyair. Kata konkret
digunakan penyair pada puisi-puisinya yang berjudul Ayah Bundaku, Ode
Para Semut, Siti dan Udin di Jalan, Muhammad Rinduku, Tujuh Luka di Hari
Ulang Tahunku, Siapa Mau Jadi Presiden?, Bukan Puisi tapi Surat untuk
Presiden Baruku, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia, dan Balada
Sri dan Nirmala.
Pada puisi yang berjudul Ayah Bundaku, penyair menggunakan kata
konkret mencintai surga sebagai usahanya memperkonkret rasa cintanya yang
mendalam kepada ayah dan bundanya. Hal tersebut dapat dilihat pada bait
ketiga dalam kutipan berikut:
Ayah bunda
kucintai kau berdua
seperti aku
mencintai surga
(AIPC: 12)

Penyair juga menggunakan kata konkret dalam puisinya yang berjudul


Ode Para Semut. Dalam puisinya, penyair melukiskan bahwa manusia
merupakan raksasa dalam kehidupan semut, diperkonkret dengan ungkapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

kadang kami terinjak di negeri para raksasa. Hal ini dapat dilihat pada bait
ketiga dalam kutipan berikut:
Ini kami, para semut
makhluk kecil sering tak kau lihat
kadang kami terinjak
di negeri para raksasa
(AIPC: 15)

Kata konkret selanjutnya terdapat pada puisi yang berjudul Siti dan Udin
di Jalan. Untuk melukiskan keadaan rumah yang sebenarnya, penyair
menulis rumah berjendela. Hal tersebut dapat dilihat pada bait kedelapan
dalam kutipan berikut:
Beribu Siti dan Udin
berkeliaran di jalan-jalan
dengan suara serak
dan napas sesak oleh polusi
kalau hari ini bisa makan
sudah alhamdulillah
tapi tetap berdoa
agar bisa sekolah
dan punya rumah berjendela
(AIPC: 17)

Penyair juga melukiskan keadaan rumah yang sebenarnya dengan


menggunakan kata-kata rumah semen pada puisinya yang berjudul Balada Sri
dan Nirmala. Hal ini terlihat pada bait keempat dalam kutipan berikut:
di dusun sunyi tak bernama
orangtuamu pasrah menanti kabar
sambil menunggu rumah semen
yang tak pernah selesai dibangun
(AIPC: 33)

Pada puisinya yang berjudul Muhammad Rinduku, penyair menggunakan


kata-kata lelaki utama. Kata-kata tersebut digunakan untuk memperkonkret
gambaran tentang Nabi Muhammad yang sikap dan perbuatannya harus selalu
diikuti. Hal tersebut dapat dilihat pada bait kedua dalam kutipan berikut:
apa yang dikatakan
apa yang dilakukan
ikuti semua commit to user
jangan kau tawar lagi
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

sebab ialah lelaki utama itu


(AIPC: 18)

Kata konkret juga digunakan penyair pada puisinya yang berjudul Tujuh
Luka di Hari Ulang Tahunku. Untuk melukiskan kekesalan penyair melihat
keadaan Indonesia, diperkonkret dengan ungkapan penggangguran,
pengungsi yang meletihkan mata menyakitkan hati. Hal tersebut dapat dilihat
pada bait kedua dalam kutipan berikut:
sehari sebelum ulang tahunku
negeriku masih juga begitu
lebih dari tujuh luka membekas
kemiskinan, kejahatan,
korupsi di mana-mana,
pengangguran, pengungsi
yang meletihkan mata
menyakitkan hati
(AIPC: 23)

Kata konkret yang digunakan penyair juga terdapat pada puisinya yang
berjudul Siapa Mau Jadi Presiden?. Penyair menggunakan kata-kata
menyerahkan jutaan keranjang dukanya untuk memperkonkret gambaran
tentang banyaknya duka dan kepedihan yang diceritakan pada puisinya.
Pengonkretan tersebut digunakan penyair untuk mengemukakan hal yang
ingin disampaikan sehingga pembaca membayangkan dengan lebih hidup apa
yang dimaksudnya. Kata konkret tersebut dapat dilihat pada kutipan puisi
berikut:
menjadi presiden itu
berarti melayani
dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu
(AIPC: 23)

Kata konkret selanjutnya digunakan penyair pada puisinya yang berjudul


Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku, penyair memperkonkret
commit to Presiden
gambarannya mengenai tugas-tugas user dengan ungkapan PR-nya
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

banyak sekali. Kata PR yang digunakan penyair membuat pembaca semakin


membayangkan lebih hidup apa yang dimaksudkan penyair. Hal ini dapat
dilihat pada bait kedua dalam kutipan berikut:
Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti degdegan
soalnya menjadi Presiden itu kan susah
PR-nya banyak sekali
(AIPC: 25)

Pada puisi yang berjudul Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia,
penyair menggunakan kata konkret permata tak ternilai serta wewangian
abadi di sisi Tuhan. Kata konkret tersebut digunakan penyair untuk
melukiskan keadaan tukang sampah yang akan mendapat pahala besar dari
Tuhan atas pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat pada bait ketiga dalam kutipan
berikut:
Maka semoga
bermiliar kotoran dan aroma busuk
yang kau jauhkan dari kami
yang kau buang setiap hari
menjelma permata tak ternilai
serta wewangian abadi
di sisi Tuhan
(AIPC: 29)

Berdasarkan analisis di atas, penyair kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
memiliki cara dalam penggunaan kata konkret pada puisi-puisinya. Hal
tersebut seperti diungkapkan H. J. Waluyo (2003: 79) bahwa setiap penyair
berusaha mengonkretkan hal yang ingin dikemukakan. Pengonkretan tersebut
bertujuan agar pembaca membayangkan lebih hidup apa yang dimaksudkan
dalam puisinya.

d. Majas
Majas atau bahasa figuratif yang digunakan penyair dalam puisi-puisinya
digunakan untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara
tidak langsung mengungkapkan makna. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan
majas oleh penyair. Majas yang digunakan yaitu personifikasi, metafora, dan
commit to user
repetisi. Penyair menghidupkan puisinya dengan menggunakan majas
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

personifikasi. Penyair memasukkan sifat insani atau sifat-sifat makhluk hidup


ke dalam benda mati. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama dalam
kutipan berikut:
Bunda
engkau adalah rembulan yang menari
(AIPC: 12)

Penyair dalam kutipan puisi Ayah Bundaku di atas menyebutkan bahwa


rembulan dapat menari seperti halnya yang dilakukan manusia atau makhluk
hidup. Bahasa figuratif ini menyebabkan puisi menjadi lebih hidup. Penyair
juga menggunakan majas personifikasi pada puisi selanjutnya yang berjudul
Kepada Guru. Penyair menyebutkan bahwa matahari dapat melahirkan
layaknya manusia atau makhluk hidup. Hal ini dapat dilihat pada bait kedua
dalam kutipan berikut:
Matahari telah melahirkan para guru
(AIPC: 14)
Personifikasi yang lain terdapat dalam puisi yang berjudul dari seorang
Anak Irak dalam Mimpiku, untuk Bush. Penyair menghidupkan puisinya
dengan menceritakan kesedihan anak-anak akibat peluru-peluru yang
menembus tubuh mereka menggunakan personifikasi. Ia menyebutkan bahwa
peluru-peluru dapat berbicara seperti halnya manusia berbicara. Hal tersebut
dapat dilihat pada bait ketiga dalam kutipan berikut:
Mengapa kau biarkan anak-anak meneguk derita
Peluru-peluru itu bicara pada tubuh kami
(AIPC: 22)

Penyair menggunakan majas personifikasi pada bait ketiga dalam


puisinya yang berjudul Anak Televisi.
Kami cerna kelicikan, darah
(AIPC: 32)

Selain majas personifikasi, penyair menyegarkan puisinya menggunakan


majas metafora. Metafora tersebut sebagai lukisan yang berdasarkan
commit
persamaan atau perbandingan. to user
Kata-kata metafora dapat dilihat pada puisi-
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

puisinya yang berjudul Harry Potter, Kepada Guru, Doa untuk Semua
Tukang Sampah di Dunia, Ayah, Penyair, dan Sajak anti Perang. Hal
tersebut dapat dilihat pada kutipan puisi berikut:
Ramuan paling rahasia itu
agar seluruh orang di dunia
bisa saling cinta

(AIPC: 13)

Kata ramuan pada kutipan puisi di atas merupakan makna lain dari alat
atau cara untuk membuat seluruh manusia di dunia bisa saling cinta. Penyair
juga menggunakan majas metafora pada puisinya yang berjudul Kepada
Guru. Hal ini dapat dilihat pada bait pertama dalam kutipan berikut:
Aku selalu bermimpi
matahari telah melahirkan para guru
dan guru melahirkan banyak matahari
(AIPC: 14)

Kata matahari yang digunakan peyair merupakan kata lain dari ilmuwan
atau orang yang berilmu yang diibaratkan sebagai matahari yang selalu
menerangi kehidupan. Dari metafora yang dipakai penyair maka semakin
menyegarkan puisinya. Penyair juga menyegarkan puisinya dengan metafora
yang lain, seperti pada puisi yang berjudul Doa untuk Semua Tukang Sampah
di Dunia. Hal tersebut dapat dilihat pada bait ketiga dalam kutipan berikut:
Maka semoga
bermiliar kotoran dan aroma busuk
yang kau jauhkan dari kami
yang kau buang setiap hari
menjelma permata tak ternilai
serta wewangian abadi
di sisi Tuhan
(AIPC: 29)

Penyair menggunakan kata permata sebagai metafora pada kutipan puisi


di atas. Kata permata mempunyai pengertian lain dari pahala besar dari
Tuhan yang diberikan kepada para tukang sampah yang telah memberikan
jasanya untuk membersihkan kotoran. Penyair menyegarkan puisinya dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

menggunalan metafora lain pada puisi yang berjudul Penyair. Pada puisi
tersebut terdapat ungkapan memahat kata-kata yang digunakan penyair untuk
memberikan makna lain atas maksud yang ingin disampaikan. Memahat kata-
kata ini merupakan makna lain dari menulis puisi. Hal ini dapat dilihat pada
bait pertama dalam kutipan berikut:
Penyair memahat kata-kata
(AIPC: 34)

Metafora lain terdapat pada puisi yang berjudul Sajak anti Perang. Pada
puisi tersebut, penyair menggunakan kata-kata gerimis darah dan airmata
yang mempunyi arti tangis airmata yang tiada henti.
Selain majas personifikasi dan metafora, penyair juga menggunakan
majas repetisi pada puisinya yang berjudul Ayah Bundaku, Kepada Guru,
Ode Para Semut, Siti dan Udin di Jalan, Muhammad Rinduku, Doaku Hari
Ini, Bunda ke Amerika, dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush,
Tujuh Luka di hari Ulang Tahunku, Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden
Baruku, Mimpi di Jalan Raya, Doa untuk semua Tukang Sampah di Dunia,
Ayah, di mana Syukurku?, Anak Televisi, Balada Sri dan Nirmala, Penyair,
Sahabatku Buku, Sajak Anti Perang, dan untuk Saudara-saudara kecilku di
Aceh. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut:

Ayah Bundaku
Bunda
engkau adalah
rembulan yang menari
dalam dadaku

Ayah
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku

Ayah bunda
kucintai kau berdua
seperti aku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

mencintai surga
(AIPC: 12)

Ayah
Begitulah ayah mengurai waktu
meneteskan keringat dan rindunya

Ayah pergi sangat pagi


Kadang sampai pagi lagi

Waktu memang tak akrab


Denganku dan ayah

(AIPC:30)

Bunda ke Amerika
Untuk bundaku tercinta
dari Universitas di Amerika

Aku tahu bundaku pintar


juga amt berbudaya

Bagaimana bila bunda


tiba-tiba dianggap anggota alqaidah?

Maka aku minta kepada Allah


Agar bunda dilindungi senantiasa
(AIPC:20)

Penyair menggunakan repetisi kata ayah dan bunda pada ketiga puisi
tersebut bertujuan untuk menghasilkan pengimajian serta menjadikan subjek
puisi menjadi kuat.
Kepada Guru
Matahari telah melahirkan para guru
Dan guru melahirkan banyak matahari
Hingga matahari tak lagi sendiri

Matahari tak pernah sendiri, guru


ia selau ada bersamamu
hangatkan cinta yang tumbuh
dan menyinari cakrawala kecilku
selalu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

(AIPC: 14)

Penyair menggunakan repetisi kata matahari dan melahirkan untuk


mempertegas maksud yang disampaikan.
Ode Para Semut
Tak satu pun yang tak ikhtiar
Tak satu pun yang tak menyapa
Tak satu pun yang tak bergiat

Kami susuri bersama


Kami kerahkan segenap daya
(AIPC:15)

Penyair menggunakan repetisi kata tak satu pun yang tak dan kata kami
untuk mempertegas karakter semut yang diceritakan dalam puisi.
Siti dan Udin di Jalan
Siti dan Udin namanya
sejak pagi belum makan

Siti punya ayah


seorang tukang becak

Udin tak tahu di mana ayahnya


ditinggal sejak bayi

Siti dan Udin namanya


muka mereka penuh debu

Beribu Siti dan Udin


berkeliaran di jalan-jalan
(AIPC:17)

Penyair menggunakan repetisi kata Siti dan Udin untuk mempertegas


tokoh yang diceritakan dalam puisi.
Muhammad Rinduku
apa yang dikatakan
apa yang dilakukan
(AIPC: 18)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi Muhammad


Rinduku memberikan tekanan agar bagian tersebut mendapatkan perhatian
dari pembaca.
Doaku Hari Ini
di sepanjang jalan ayah bundaku
di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjadng jalan menujuMu
(AIPC:19)

Penyair menggunakan repetisi kata di sepanjang jalan untuk


mempertegas maksud yang disampaikan. Penyair juga menjadikan repetisi
untuk menjadikan perhatian pada bagian yang diulang.
dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush
apa yang kau cari?
apa salah kami?
(AIPC:22)

Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas memberikan


tekanan pada bagian tersebut. Penyair mempertegas pertanyaan mengenai apa
salah anak-anak Irak hingga dibunuh.

Tujuh Luka di hari Ulang Tahunku


aku terjatuh di selokan besar
ada tujuh luka membekas, berdarah
aku mencoba tertawa, malah meringis
(AIPC: 23)

Penyair menggunakan repetisi kata aku bertujuan untuk menghasilkan


pengimajian serta menjadikan subjek puisi menjadi kuat.
Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku,
Bapak, sayang, selamat ya

Bapak yang ganteng dan pintar

Aku akan selalu mendoakan Bapak


(AIPC:25) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas memberikan


tekanan pada subjek yang diceritakan penyair, yaitu Bapak Presiden.
Mimpi di Jalan Raya
Pagi ini kau tumpuk mimpimu
di sepanjang jalan raya

Hari ini belum dapat sepeser pun


Kau ingin menangis

Berharap ada sisa mimpi di sana


untuk kau simpan demi masa depan
(AIPC:28)

Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia


yang kau jauhkan dari kami
yang kau buang setiap hari
(AIPC:29)

Penyair menggunakan repetisi kata kau dalam kutipan puisi di atas


bertujuan untuk menghasilkan pengimajian yang kuat pada tokoh yang
diceritakan dalam puisi.

di mana Syukurku?

Aku sering memelihara kesal dan marah


padahal Dia memberiku kesejukan air
aku sering merasa hatiku menghitam
padahal Dia memberiku terang matahari
aku sering merasa paling malang
padahal Dia selalu mencukupiku
(AIPC : 31)

Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas memberikan


tekanan pada aku yang yang diceritakan penyair, yaitu aku yang sering
mengeluh atas segala pemberianNya.
Anak Televisi
Kami menghafal televisi
Kami cerna kelicikan, darah
(AIPC :32)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Penyair menggunakan repetisi kata kami dalam kutipan puisi di atas


bertujuan untuk menghasilkan pengimajian yang kuat pada tokoh yang
diceritakan dalam puisi.
Balada Sri dan Nirmala
Tapi siapa peduli, siapa?

(AIPC:33)

Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas memberikan


tekanan pada baris tersebut. Penyair menegaskan isi puisi bahwa banyak
orang telah mengerti betapa resahnya bumi pertiwi, tetapi penyair
mengungkapkan tidak ada yang peduli dengan menggunakan pengulangan
kata siapa.
Sahabatku Buku
Buku adalah sahabat paling setia
rela mendampingi sepanjang waktu

Buku yang kubaca


selalu memberi sayap-sayap baru

Terima kasih buku


kau selalu membuatku bercahaya
(AIPC:35)

Kata buku merupakan repetisi yang digunakan penyair dalam puisi


Sahabatku Buku untuk mempertegas subjek yang diceritakan dalam puisi.
Sajak Anti Perang
Mengapa perang tak juga berhenti?
hujan mortir peluru, gerimis darah dan air mata

Mengapa perang tak juga berhenti?


anak-anak lelah dan kehilangan segala
(AIPC: 36)

Penyair menggunakan repetisi kata mengapa dalam kutipan di atas


bertujuan untuk mempertegas pertanyaan tentang situasi perang yang tak

commit to user
kunjung selesai dalam puisi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

untuk Saudara-saudara kecilku di Aceh


Saudaraku,
sejak gempa dan tsunami, aku tak berhenti mendoakan kalian

Saudara kecilku,
akuy ingin sekali menghapus air mata kalian

Saudara kecilku sayang,


yang kutahu kalau orang baik meninggal karena tenggelam itu mati syahid
(AIPC:37)

Kata saudara merupakan repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan


di atas untuk mempertegas subjek yang diceritakan dalam puisi.
Berdasarkan analisis di atas, penggunaan majas yang digunakan oleh
penyair bertujuan untuk menghidupkan puisi-puisinya. Majas yang digunakan
yaitu personifikasi, metafora, dan repetisi. Majas tesebut dirasa efektif untuk
mengungkapkan perasaan yang dimiliki penyair. Hal ini sejalan dengan
pendapat Jabrohim, Suminto dan Chairul Saleh (2001, 35-58) yang
menyatakan bahwa bahasa figuratif disebut juga sebagai majas yang biasa
dipakai untuk menghidupkan lukisan untuk lebih mengonkretkan dan lebih
mengekspresikan perasaan yang diungkapkan.
e. Versifikasi
Kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz mempunyai
persamaan dalam hal rima. Pada umumnya puisi-puisinya menggunakan rima
akhir, tetapi ada juga puisi yang menggunakan rima lain.
Puisi-puisi yang menggunakan rima awal, antara lain yang berjudul: Ode
Para Semut, Muhammad Rinduku, Doaku Hari Ini, dari Seorang Anak Irak
dalam Mimpiku untuk Bush, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia, dan
untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh.
Ode Para Semut
Tak satu pun yang tak ikhtiar
Tak satu pun yang tak menyapa
Tak satu pun yang tak bergiat
(AIPC: 15)

Muhammad Rinduku commit to user


apa yang dikatakan
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

apa yang dilakukan


(AIPC: 18)

Doaku Hari Ini


di sepanjang jalan ayah bundaku
di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjang jalan menujuMu
(AIPC:19)

dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush


apa yang kau cari?
apa salah kami?
(AIPC:22)

Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia


yang kau jauhkan dari kami
yang kau buang setiap hari
(AIPC:29)

untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh


aku akan memasakkan makanan untuk kalian
aku akan menghibur, mengajak bermain dan apa saja
(AIPC:37)

Pengulangan bunyi pada awal baris pada setiap kutipan di atas digunakan
untuk memperindah bunyi puisi. Penyair menggunakan rima ini untuk
menegaskan permasalahan yang sedang diceritakan.
Pengulangan atau persamaan bunyi tidak hanya terdapat di awal kalimat,
melainkan juga di tengah baris. Puisi yang mempunyai rima di tengah baris,
antara lain yang berjudul Ode Para Semut, Muhammad Rinduku, dan Doaku
Hari Ini. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
Ode Para Semut
Tak satu pun yang tak ikhtiar
Tak satu pun yang tak menyapa
Tak satu pun yang tak bergiat
(AIPC: 15)

Muhammad Rinduku
apa yang dikatakan
apa yang dilakukan
(AIPC: 18) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

Doaku Hari Ini


di sepanjang jalan ayah bundaku
di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjang jalan menujuMu
(AIPC:19)

Pengulangan atau persamaan bunyi yang terdapat pada setiap kutipan di


atas terletak di tengah baris. Persamaan bunyi inilah yang disebut rima
tengah. Persamaan kata di setiap tengah baris di atas bertujuan untuk
memudahkan pelafalan. Persamaan bunyi ini menimbulkan bunyi yang ritmis.
Hal inilah yang menjadi rima dalam puisi ini.
Pengulangan atau persamaan bunyi tidak hanya terdapat di awal dan di
tengah kalimat, melainkan juga di akhir baris. Puisi yang mempunyai rima di
akhir baris, antara lain yang berjudul Ayah Bundaku, Harry Potter, Kepada
Guru, Ode Para Semut, Muhammad Rinduku, Doaku Hari Ini, Jalan Bunda,
dari Seorang Anak Irak dalam Mimipku untuk Bush, Tujuh Luka di Hari
Ulang Tahunku, Siapa Mau Jadi Presiden?, Bukan Puisi tapi Surat untuk
Presiden Baruku, Ayah, di mana Syukurku?, Balada Sri dan Nirmala,
Penyair, dan Sahabatku Buku. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
Ayah Bundaku
Ayah bunda
kucintai kau berdua
(AIPC:12)

Harry Potter
agar seluruh orang di dunia
bisa saling cinta
(AIPC:13)

Ode Para Semut


Kami susuri bersama
Kami kerahkan segenap daya
(AIPC:15)

Muhammad Rinduku
apa yang dikatakan

apa yang dilakukan


(AIPC: 18) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku


Aku boleh menegur ya?
Dan Bapak janganmarah ya?
(AIPC:25)
di mana Syukurku?
begitu sering aku melupakanNya
tapi Dia selalu menjaga
begitu sering aku durhaka padaNya
tapi udara untukku tetap ada
(AIPC:31)
Sahabatku Buku
Di manapun aku berada
Tanpa pernah memikirkan dirinya
(AIPC:35)

Persamaan bunyi vokal a dalam kutipan puisi di atas terletak di setiap


akhir baris. Persamaan bunyi inilah yang disebut rima akhir. Penggunaan
rima untuk memperindah puisi dan menegaskan hal yang sedang dibicarakan.
Kepada Guru
Matahari tak pernah sendiri, guru
ia selalu ada bersamamu
(AIPC:14)

Doaku Hari Ini


di sepanjang jalan ayah bundaku
di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjang jalan menujuMu
(AIPC:19)

Jalan Bunda
engkaulan yang menuntunku
ke jalan kupu-kupu
(AIPC:21)
Tujuh Luka di Hari Ulang Tahunku
Sehari sebelum ulang tahunku
negeriku masih juga begitu
(AIPC:23)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

Persamaan bunyi vokal u dalam kutipan puisi di atas terdapat di setiap


akhir baris. Persamaan bunyi inilah yang disebut rima akhir. Penggunaan
rima bertujuan agar puisinya mempunyai nada yang teratur dan harmonis
serta menegaskan hal yang sedang dibicarakan.
dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush
apa yang kau cari?
apa salah kami?
(AIPC:22)
Siapa Mau Jadi Presiden?
Berarti melayani
Dengan segenap hati

(AIPC:24)

Ayah
Ayah pergi sangat pagi
Kadang sampai pagi lagi

(AIPC:30)
Balada Sri dan Nirmala
Tak ada majikan berhati peri
Yang tumbuh dan mimpi-mimpi kuli

(AIPC:33)

Persamaan bunyi vokal i dalam kutipan puisi di atas terdapat di setiap


akhir baris. Persamaan bunyi inilah yang disebut rima akhir. Penyair
menggunakan bunyi berulang ini untuk menciptakan konsentrasi dan
kekuatan bahasa dalam puisinya. Hal tersebut sejalan dengan Herman J.
Waluyo (2003: 12) yang mengemukakan bahwa persamaan bunyi yang
berulang dapat menciptakan konsentrasi dan kekuatan bahasa atau sering
disebut daya gaib kata.
Penyair dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta juga menggunakan
ritma dalam puisi-puisinya yang berjudul Kepada Matahari, Siti dan Udin di
Jalan, Doaku hari Ini, Bunda ke Amerika, Mimpi di Jalan Raya, Doa untuk
commit
Semua Tukang Sampah di Dunia, to user
di mana Syukurku, dan Penyair.
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

Kepada Guru
Matahari tak pernah sendiri, guru
ia selalu ada bersamamu
hangatkan cinta yang tumbuh
dan menyinari cakrawala kecilku
selalu
(AIPC:14)

Siti dan Udin di Jalan


Siti dan Udin namanya
Sejak pagi belum makan
Minum Cuma seadanya
Dengan membawa kecrekan
Mengitari jalan-jalan ibu kota
(AIPC:17)

Doaku Hari Ini


Tuhanku
Berikanlah waktuMu padaku
Untuk tumbuh di jalan cinta
dan menyemainya
di sepanjang jalan ayah bundaku
di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjang jalan menujuMu
(AIPC:19)

Bunda ke Amerika
Sepucuk surat undangan sampai pagi ini
Di rumah kami
Untuk bundaku tercinta
Dari universtas di Amerika
(AIPC:20)

Mimpi di Jalan Raya


Tapi tak pernah ada mimpi
Yang hidup lama di jalan raya
Dengan lunglai kau hampiri
Tong-tong sampah orang kaya
Berharap ada masa depan di sana
(AIPC:28)

Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia


Sesungguhnya gajimu commit to user
Yang superkecil itu
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

Telah rinci tercatat


Di buku para malaikat
(AIPC:29)

di mana Syukurku
Begitu sering aku melupakanNya
Tapi Dia selalu menjaga
Begitu sering aku durhaka padaNya
Tapi udara untukku tetap ada
(AIPC:31)

Penyair
Aku memahat kata-kata
Di bilik pembaca dewasa
Mereka bertanya-tanya
Yang mana titipan dewa
(AIPC:34)

Dalam kutipan setiap puisi di atas, pemotongan baris-baris puisi secara


teratur menciptakan ritma puisi. Ritma tersebut timbul karena disebabkan
oleh sifat-sifat konsonan dan vokalnya yang dapat menciptakan gelombang
yang teratur. Hal tersebut senada dengan Herman J. Waluyo (2003: 12) yang
menyatakan bahwa ritma berupa pengulangan bunyi, kata, frase, dan kalimat
yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang terartur dan
menciptakan keindahan.
Metrum dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta sulit ditentukan. Hal
ini sejalan dengan Herman J. Waluyo (2003: 94) yang menyatakan bahwa
metrum dalam puisi berupa pengulangan tekanan kata yang tetap. Herman J.
Waluyo (2003: 96) juga menyatakan bahwa metrum dalam puisi sulit untuk
ditentukan.
f. Tipografi
Tipografi atau tata wajah yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Ini
Puisi Cinta semuanya menggunakan tipografi konvensional. Penyair
membuat larik-larik puisi sesuai dengan yang ia sukai dan tidak mengikuti
aturan atau pola tertentu. Hal ini sejalan dengan Herman J. Waluyo (2003:
14) yang menyatakan bahwa puisi yang tidak mengikuti aturan atau pola
disebut dengan puisi dengan commit to user
tata wajah konvensional. Dari pendapat tersebut
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

dapat dikatakan bahwa tata wajah dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
tersebut apa adanya, tanpa membentuk gambar atau bentuk tertentu lainnya.
2. Struktur Batin yang Terdapat dalam Kumpulan Puisi Aku Ini Puisi
Cinta karya Abdurahman Faiz.
Struktur batin yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
saling terkait satu dengan yang lain. Berikut ini hasil penelitian struktur batin
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz.

a. Tema
Tema puisi dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta dapat digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu bertema cinta dan kritik sosial. Tema tentang cinta
dapat dilihat pada puisi-puisinya yang berjudul Ayah Bundaku, Harry Potter,
Kepada Guru, Siti dan Udin di Jalan, Mimpi di Jalan Raya, Muhammad
Rinduku, Doaku Hari Ini, Bunda ke Amerika, Jalan Bunda, Doa untuk Semua
Tukang Sampah di Dunia, Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku,
Ayah, di mana Syukurku?, Sahabatku Buku, Penyair, dan untuk Saudara-
saudara Kecilku di Aceh. Hal tersebut dapat dilihat dari penjelasan berikut.
Ayah Bundaku

Tema atau gagasan pokok yang diangkat dalam puisi ini adalah tentang
cinta, yaitu cinta seorang anak kepada ayah dan bundanya. Penyair bercerita
tentang perumpamaan bundanya sebagai rembulan dan ayahnya sebagai
matahari yang selalu menyinari dan mengahangatkannya. Hal tersebut dapat
dilihat pada bait pertama dan kedua dari kutipan berikut:
Bunda
engkau adalah
rembulan yang menari

Ayah
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku
(AIPC: 12)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

Tema dari puisi di atas juga dapat dilihat pada bait ketiga dari kutipan
berikut:
Ayah bunda
kucintai kau berdua
seperti aku
mencintai surga
(AIPC: 12)

Penyair menyatakan kecintaannya kepada ayah dan bundanya seperti ia


mencintai surga Allah.

Harry Potter

Tema yang diangkat dalam puisi Harry Potter adalah tentang cinta kasih
sesama manusia. Penyair berharap kepada sang magic Harry Potter agar
menemukan ramuan rahasia yang dapat membuat semua manusia di dunia
dapat saling mencintai. Hal ini diungkapkan penyair pada pisinya dalam
kutipan berikut:
Sudahkah kau temukan
ramuan paling rahasia itu
agar seluruh orang di dunia
bisa saling cinta?
(AIPC: 13)

Tema tersebut terlihat jelas di baris terakhir. Penyair ingin merasakan


kecintaan antarmanusia di dunia.
Kepada Guru
Tema yang diangkat dalam puisi Kepada Guru adalah tentang cinta
kepada guru. Penyair merasakan kecintaan dari seorang guru yang selalu
menyinari cakrawalanya. Hal ini diungkapkan penyair pada bait kedua dalam
kutipan berikut:
Matahari tak pernah sendiri, guru
ia selalu ada bersamamu
hangatkan cinta yang tumbuh
dan menyinari cakrawala kecilku selalu
(AIPC : 14) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

Siti dan Udin di Jalan


Tema dalam puisi Siti dan Udin di Jalan mempunyai tema tentang cinta.
Penyair mengungkapkan cintanya terhadap anak-anak jalanan yang diberi
nama Siti dan Udin yang mewakili ribuan orang jalanan. Penyair seolah turut
merasakan penderitaan yang dialami oleh Siti dan Udin anak jalanan yang
kesehariannya hanya makan dan minum seadanya. Penyair menceritakan
bahwa Siti adalah anak dari seorang tukang becak dan buruh cuci yang
berbadan ringkih. Sedangkan Udin adalah anak dari seorang pemulung yang
tidak tahu di mana keberadaan ayahnya. Hal ini dapat dilihat pada bait
pertama, kedua, dan ketiga dalam kutipan berikut:
Siti dan udin namanya
sejak pagi belum makan
minum cuma seadanya

Siti punya ayah


seorang tukang becak
ibunya tukang cuci
berbadan ringkih

Udin tak tahu di mana ayahnya


ditinggal sejak bayi
ibunya hanya pemulung
(AIPC: 16)

Mimpi di Jalan Raya


Tema cinta juga terdapat pada puisi Mimpi di Jalan Raya. Penyair
mengungkapkan cintanya terhadap anak-anak jalanan yang mengamen di
jalanan. Penyair seolah turut merasakan penderitaan yang dialami oleh anak
jalanan dan ingin menolongnya. Hal tersebut dapat dilihat pada bait kedua
dalam kutipan berikut.
Hari ini belum dapat sepeser pun
kau ingin menangis
tapi tak ada tempat
untuk menampung air mata
(AIPC: 28)

Tema cinta dalam kumpulan puisi ini juga terdapat pada puisi yang
commit to user
berjudul Muhammad Rinduku. Penyair merasakan kecintaan dirinya kepada
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

Rasul sehingga ia akan mengikuti dan mencintainya walau jalan yang


ditempuhnya sangat susah. Hal ini diungkapkan penyair pada bait pertama
dan keempat dalam kutipan berikut:
Muhammad Rinduku
Kalau kau mencintai Muhammad
ikutilah dia
sepenuh hati

Tapi kalau kau mencintai Rasul


ikutilah dia
(AIPC: 18)

Doaku Hari Ini


Tema yang diangkat dalam puisi Doaku Hari Ini adalah tentang cinta
kepada Tuhan. Penyair mengaharapkan Tuhannya memberikan kesempatan
untuk selalu mencintai Tuhannya. Penyair memohon kepada Tuhan agar
selalu ditunjukkan jalan bagi dirinya, ayah, bunda, dan negara menuju
jalannNya. Hal ini diungkapkan penyair dalam kutipan puisi berikut:
Tuhanku
berikanlah waktumu padaku
untuk tumbuh di jalan cinta
dan menyemainya
di sepanjang jalan ayah bundakau
di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjang jalan menujuMu
Amin
(AIPC: 19)

Bunda ke Amerika
Tema yang diangkat dalam puisi Bunda ke Amerika adalah tentang cinta
kepada bunda. Penyair merasakan kecintaannya kepada sang bunda dengan
meminta kepada Allah agar selalu melindungi bundanya dimanapun bunda
berada. Hal ini diungkapkan penyair pada bait keenam dalam kutipan berikut:
Maka aku minta kepada Allah
agar bunda dilindungi senantiasa
bunda tersenyum dan memelukku
(AIPC : 20)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

Tema cinta kepada bunda juga diungkapkan penyair dalam puisinya yang
berjudul Jalan Bunda. Penyair merasakan kecintaannya kepada sang bunda
yang selalu menuntunnya ke jalan yang benar. Hal ini diungkapkan penyair
dalam kutipan puisi berikut:
Jalan Bunda
Bunda
engkaulah yang menuntunku
ke jalan kupu-kupu
(AIPC: 21)

Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia


Tema cinta terdapat pada puisi Doa untuk Semua Tukang Sampah di
Dunia. Penyair mengungkapkan rasa cintanya terhadap para tukang sampah
di dunia yang selalu dikumpulkan dalam doanya. Penyair selalu mendoakan
para tukang sampah yang mengais rejeki superkecil tetapi dapat menjelma
permata serta wewangian di sisi Tuhan. Penyair memohon kepada Tuhan agar
para tukang sampah di dunia diberi kebaikan dan kebersihan hati. Hal
tersebut dapat dilihat pada bait pertama, kedua, dan keempat dalam kutipan
berikut:
Inilah keheranan
yang kukumpulkan dalam doa
untuk orang-orang istimewa
semua tukang sampah di dunia

Sesungguhnya gajimu
yang superkecil
telah rinci tercatat
di buku para malaikat

Tuhan
berilah semua kebaikan
yang bisa kau anugerahkan
bagi keindahan
dan kebersihan hati
para tukang sampah
di seluruh dunia
(AIPC: 29)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku


Tema yang diangkat dalam puisi Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden
adalah tentang cinta. Penyair merasakan bahwa ia sangat mencintai Bapak
Presiden dan mencintai negerinya. Penyair juga sangat mencintai teman-
teman kecilnya yang hidup di jalanan sehingga penyair menulis surat dalam
bentuk puisi yang ditujukan kepada Bapak presiden untuk mewakili isi hati
teman-teman kecilnya. Hal ini dapat dilihat pada bait kedua dan ketiga dalam
kutipan berikut:
Terus juga PR untuk membuat negeri kita lebih aman
Agar jangan banyak orang jahat berkeliaran,
Apalagi bawa bom segala
Kami takut sekali

Mimpiku sih ingin punya presiden


Yang dekat sekali dengan rakyat
Tidak malu makan di warung,
Sering jalan ke tempat kumuh,
Ngobrol dengan orang kecil seperti aku,
Dan sering tersenyum
(AIPC: 25)

Penyair memperjelas tema puisi yang berjudul Bukan Puisi tapi Surat
untuk Presiden pada akhir bait. Hal ini dapat dilihat pada bait kelima dalam
kutipan berikut:
Dan bapak jangan marah ya,
Sebab itu aku lakukan karena cinta
(AIPC: 25)

Tema yang diangkat dalam puisi Ayah adalah tentang cinta ayah kepada
anak. Penyair merasakan bahwa kecintaan ayah kepadanya tidak dapat diukur
dengan apapun seperti dalamnya laut dan luasnya langit. Hal ini diungkapkan
penyair pada bait pertama dalam kutipan berikut:
Ayah
Sedalam laut, seluas langit
cinta selalu tak bisa diukur
begitulah ayah mengurai waktu
commit
meneteskan keringat dan rindunya to user
untukku
(AIPC: 30)
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

di mana Syukurku ?
Tema yang diangkat dalam puisi di mana Syukurku? adalah tentang cinta
Allah kepada makhlukNya. Penyair merasakan bahwa kecintaan Allah yang
diberikan kepadanya sangat besar, tetapi penyair sering lupa untuk
mensyukurinya. Hal ini diungkapkan penyair pada bait pertama dalam
kutipan berikut.
Aku sering memelihara kesal dan marah
padahal Dia memberiku kesejukan air
aku sering merasa hatiku menghitam
padahal Dia memberiku terang matahari
aku sering merasa paling malang
padahal Dia selalu mencukupiku
(AIPC: 31)

Tema dalam puisi di mana Syukurku? diperjelas oleh penyair dengan


menggunkan kata padahal. Hal tersebut bertujuan agar maksud yang ingin
disampaikan penyair, yaitu kecintaan Allah kepadanya terlihat jelas oleh para
pembaca.
Sahabatku Buku
Tema yang diangkat dalam puisi Sahabatku Buku adalah tentang cinta
kepada buku yang merupakan sumber ilmu. Penyair merasakan bahwa buku
adalah sahabatnya yang paling setia. Penyair menceritakan bahwa buku dapat
berbagi beberapa hal dengannya, terutama berbagi cerita cinta. Dengan buku,
penyair dapat mengetahui para ahli dan tokoh besar di dunia yang ingin ia
jumpai. Hal ini diungkapkan penyair pada bait pertama dan kedua dalam
kutipan berikut:
Buku adalah sahabat paling setia
rela mendampingi sepanjang waktu
di mana pun aku berada
tanpa pernah memikirkan dirinya

Buku yang kubaca


selalu memberi sayap-sayap baru
membawaku terbang
ke taman-taman pengetahuan
paling menawan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

melintasi waktu dan peristiwa,


berbagi cerita cinta,
menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai
(AIPC: 35)

Penyair
Tema tentang cinta terdapat pada puisi yang berjudul Penyair. Penyair
mengungkapkan cintanya untuk orang-orang dewasa dan kanak-kanak
melalui kata-katayang dipahat atau dengan sebuah puisi. Hal tersebut dapat
dilihat pada bait pertama dalam kutipan berikut:
Penyair memahat kata-kata
untuk orang-orang dewasa
dan menaburkan kata-kata
pada kanak-kanak sepertiku
(AIPC: 34)

untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh


Puisi yang berjudul untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh mempunyai
tema tentang cinta. Penyair mengungkapkan cintanya untuk saudara-saudara
kecilnya di Aceh yang terkena gempa dan tsunami. Penyair turut berduka atas
penderitaan saudaranya hingga tidak ingin bermain, susah makan, dan susah
tidur. Penyair membantu penderitaan saudaranya di Aceh dengan sebuah doa
kepada Tuhan karena rasa sayang dan cintanya kepada saudara-saudara
kecilnya di Aceh. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama, kedua, ketiga,
dan kesembilan dalam kutipan berikut:
Saudaraku
sejak gempa dan tsunami, aku tak berhenti mendoakan kalian. Doa-doa itu
menjadi tangisan kalau aku menonton tivi. Kalau aku baca koran
aku sampai tak ingin bermain. Aku susah makan kalau ingat penderitaan
kalian. Aku sempat susah tidur

Saudara kecilku, aku ingin menghapus airmata kalian


Bagaimana caranya, ya?

Saudara kecilku sayang,


yang kutahu kalau orang baik meninggal karena tenggelam itu mati syahid

Aku mencintai kalian, kalian commit to user


hebat. Aku bangga jadi saudara kalian,
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

terus berdoa, tegar, dan tetap belajar ya


(AIPC: 37)

Tema selanjutnya yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta, yaitu tema kritik sosial. Tema ini terlihat pada puisi-puisi yang
berjudul Ode Para Semut, dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk
Bush, Tujuh Luka di hari Ulang Tahunku, Siapa Mau Jadi Presiden?, Anak
Televisi, Balada Sri dan Nirmala, dan Sajak Anti Perang.
Ode Para Semut
Tema yang diangkat dalam puisi Ode Para Semut adalah tentang kritik
sosial yang ditujukan kepada masyarakat dengan perumpamaan kehidupan
para semut oleh. Penyair menggunakan semut sebagai subjek dalam puisinya
untuk mengajak pembaca agar dapat mencontoh sifat dan mengambil
pelajaran dari kehidupan para semut. Hal ini diungkapkan penyair pada bait
ketiga dan kelima dalam kutipan berikut:
Ini kami, para semut
makhluk kecil sering tak kau lihat
kadang kami terinjak
di negeri para raksasa

Kami semut-semut ramah


hidup dengan tubuh teramat kecil
belajarlah dari kebersamaan
dan kebesaran jiwa kami
(AIPC: 15)

Tema dalam puisi di atas diperjelas oleh penyair pada bait terakhir yang
menjelaskan bahwa walaupun dengan tubuh kecil dan keadaan yang sering
terinjak oleh makhluk lain, tetapi semut tetap hidup ramah dan selalu bekerja
sama dengan teman-temannya serta selalu berbesar jiwa.
Kritik sosial juga terdapat pada puisi yang berjudul dari Seorang Anak
Irak dalam Mimpiku, untuk Bush. Hal ini dapat dilihat pada bait kedua,
ketiga, dan keempat dalam kutipan berikut:
Irak, Afghanistan, Palestina
dan entah negeri mana lagi
meratap-ratap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

Mengapa kau koyak tubuh kami


apa yang kau cari?
apa salah kami?

Kini
kami tak pernah lagi melihat pelangi
hanya api di matamu
dan sejarah yang perih
tapi kami sudah tak bisa lagi menangis
kami berdarah
kami mati
(AIPC: 22)

Kririk sosial diungkapkan penyair melalui kalimat Irak, Afghanistan,


Palestina sebagai negeri yang meratap menghadapi serangan dari musuh.
Penyair mengungkapkan bahwa negeri-negeri tersebut tidak memiliki
kesalahan, tetapi terus diserang dan dibunuh tak pandang anak kecil
sekalipun.
Tujuh Luka di hari Ulang Tahunku
Tema dalam puisi Tujuh Luka di hari Ulang Tahunku adalah kritik sosial.
Penyair mengungkapkan kritiknya terhadap negerinya yang masih memiliki
lebih dari tujuh luka membekas, seperti kemiskinan, kejahatan, korupsi,
pengangguran, pengungsi, dan orang-orang yang berbuat kejahatan namun
tak selalu dihukum. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama dalam
kutipan berikut:
Sehari sebelum ulang tahunku
negeriku masih juga begitu
lebih dari tujuh luka membekas
kemiskinan, kejahatan,
korupsi di mana-mana
pengangguran, pengungsi
jadi pemandangan
yang meletihkan mata
menyakitkan hati
(AIPC: 23)

Siapa Mau Jadi Presiden?


Tema dalam puisi Siapa Mau Jadi Presiden? mempunyai tema kritik
commit
sosial. Penyair mengungkapkan to userterhadap orang-orang yang selalu
kritiknya
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

tidak puas akan kerja Presiden. Penyair mengungkapkan bahwa menjadi


presiden tidaklah mudah, ia harus selalu ikut merasakan duka yang dialami
rakyatnya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan puisi berikut:
Menjadi presiden itu
berarti melayani
dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu
(AIPC: 24)

Tema kritik sosial juga digunakan penyair pada puisi selanjutnya yang
berjudul Anak Televisi.
Anak Televisi
Setiap hari kami saksikan kesadisan
di luar logika
juga pertikaian yang tak selesai
diiringi goyang bor patah-patah,
gosip para selebriti
serta gentayangan para hantu
setiap jamnya

Dari pagi sampai malam


Kami menghafal televisi
Kami cerna kelicikan, darah
Goyangan, dan semua jenis hantu
Sambil mendebukan buku-buku

Di sekolah guru bertanya


Tentang cita-cita
Dan sambil menguap panjang
Kami menjawab
Kami ingin jadi orang
Paling berguna bagi negeri ini
(AIPC: 32)

Dari kutipan di atas, penyair mengkritik acara-acara televisi yang


sifatnya tidak mendidik generasi bangsa. Penyair juga menceritakan bahwa
generasi bangsa hanya bisa mencerna acara-acara yang ditampilkan di
commit topenyair
televisi. Kritik pedas juga diarahkan user kepada para penikmat televisi,
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

khususnya siswa sekolah yang sering mengantuk saat kegiatan belajar di


sekolah serta melupakan untuk membaca buku pelajaran hingga tertumpuk
debu.
Balada Sri dan Nirmala
Tema dalam puisi Balada Sri dan Nirmala mempunyai tema kritik sosial.
Penyair mengungkapkan kritiknya melalui cerita yang ditulis dalam bentuk
puisi. Penyair mengkritik orang-orang yang tidak pernah peduli terhadap
duka dan derita yang dirasakan teman-temannya. Penyair menceritakan
bahwa tidak ada lagi majikan-majikan yang berhati baik kepada anak
buahnya. Hal ini dapat dilihat pada bait kedua dan ketiga dalam kutipan
berikut:
Semua telah membaca
dan menangkap resah yang berlarian
rembesi pori-pori pertiwi
tapi siapa peduli, siapa ?
di tengah jasad teman-temanmu
yang terbujur di negeri asing

Tak ada majikan berhati peri


yang tumbuh dari mimpi-mimpi kuli
(AIPC: 33)

Sajak Anti Perang


Tema dalam puisi Sajak Anti Perang mempunyai tema kritik sosial.
Melalui puisinya, penyair mengkritik para pembunuh yang selalu menyerang
orang-orang tak bersalah dalam peperangan. Hal ini dapat dilihat pada bait
pertama, kedua, dan ketiga dalam kutipan berikut:
Mengapa perang tak juga berhenti ?
Hujan mortir peluru, gerimis darah dan airmata

Mengapa perang tak juga berhenti ?


Anak-anak lelah dan kehilangan segala

Mengapa tak ada damai ?


kami bergidik menyaksikan
peperangan pecah setiap haricommit to user
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

(AIPC: 36)

Tema yang digunakan penyair dalam puisi-puisinya merupakan gagasan


pokok persoalan atau pikiran yang begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair
sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Hal tersebut juga
diungkapkan oleh H. J. Waluyo (2003: 106) yang menyatakan bahwa tema
adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan penyair melalui
puisinya. Gagasan tersebut diungkapkan penyair melalui berbagai tema.
b. Nada
Penyair dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta banyak menggunakan
sikap tertentu terhadap pembaca. Sikap tersebut merupakan nada yang
dipakai penyair dalam puisi-puisinya. Nada dalam puisi dibuat oleh penyair
untuk menimbulkan suasana tertentu. Nada tersebut, antara lain serius, belas
kasih, dan santai.
Nada serius digunakan penyair saat mengungkapkan kecintaannya
kepada Tuhan, Rasul, ayah, bunda, dan Bapak Presiden dalam puisinya.
Selain itu, nada serius juga digunakan penyair dalam menyampaikan
kritiknya terhadap situasi yang menurutnya tidak pas di hati ataupun tentang
keadaan yang menurutnya sangat merugikan orang-orang yang tidah bersalah.
Nada serius ini dapat dilihat pada puisi-puisi yang berjudul Ayah Bundaku,
Kepada Guru, Ode Para Semut, Muhammad Rinduku, Doaku hari Ini, Bunda
ke Amerika, dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush, Tujuh Luka
di Hari Ulang Tahunku, Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku, Ayah,
di mana Syukurku?, Anak televisi, Penyair, Sahabatku Buku, dan Sajak Anti
Perang.
Penyair menggunakan nada belas kasih pada beberapa puisinya. Hal
tersebut bertujuan agar pembaca dapat mengetahui penyampaian penyair
yang terkesan sangat kasihan melihat fenomena kehidupan di sekelilingnya.
Nada belas kasih ini dapat dilihat pada puisi-puisi yang berjudul Siti dan Udin
di Jalan, Mimpi di Jalan Raya, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia,
dan untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

Nada santai juga digunakan penyair dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta. Nada santai digunakan penyair dalam puisi-puisinya yang berjudul
Harry Potter, Jalan Bunda, dan Siapa Mau Jadi Presiden?, serta Balada Sri
dan Nirmala,
Nada yang digunakan penyair dalam puisi-puisinya merupakan sikap
yang dapat menimbulkan suasana tertentu. Hal tersebut juga diungkapkan
Herman J. Waluyo bahwa nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca
(2003: 125). Selanjutnya, Waluyo mengungkapkan bahwa terdapat puisi yang
bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, serius, patriotik,
belas kasih, takut, mencekam, santai, masa bodoh, pesimis, humor,
mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya (2003: 37).
c. Perasaan
Penyair dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta mengungkapkan
perasaannya dalam baris-baris puisinya. Perasaan ini berkaitan dengan nada
yang digunakan penyair dalam puisinya. Dari nada yang digunakan penyair
maka pembaca dapat mengetahui perasaan penyair yang diungkapkan dalam
puisinya. Misalnya ketika penyair menggunakan nada belas kasih, pembaca
dapat mengetahui perasaan penyair yang sedih melalui kata-kata yang
menjelaskan kesedihannya.
Perasaan sedih yang mendalam diungkapkan penyair dalam puisi-
puisinya yang berjudul Siti dan Udin di Jalan,Tujuh Luka di Hari Ulang
Tahunku, Mimpi di Jalan Raya, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia,
Balada Sri dan Nirmala, Sajak anti Perang, dan untuk Saudara-saudara
Kecilku di Aceh.
Nada dan perasaan penyair dalam puisi-puisinya akan dapat ditangkap
jika puisi tersebut dibaca keras dalam deklamasi. Hal tersebut sejalan dengan
Herman J. Waluyo (2003: 40) yang menyatakan bahwa perasaan yang
menjiwai puisi dapat berupa perasaan gembira, sedih, terharu, terasing,
tersinggung, patah hati, sombong, tercekam, cemburu, kesepian, takut, dan
menyesal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

d. Amanat
Amanat yang dikemukakan penyair dalam puisinya tidak terlepas dari
tema dan isi puisi. Amanat dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
disampaikan penyair melalui rangkaian kata dalam puisinya.
Puisi Ayah Bundaku mengandung amanat bahwa sebagai anak yang telah
dilahirkan dari buah ayah dan bunda hendaknya selalu mencintai mereka
seperti mencintai Allah dan surgaNya. Amanat serupa juga disampaikan
penyair melalui puisinya yang berjudul Bunda ke Amerika, Jalan Bunda,
Ayah, dan Doaku Hari Ini. Puisi-puisi tersebut mengandung amanat bahwa
bunda adalah orang yang telah melahirkan anak. Bundalah yang selalu
menuntun anaknya ke jalan yang baik maka sebagai anak hendaknya selalu
menyayangi dan mendoakan bunda agar senantiasa dilindungi Allah di mana
pun bunda berada. Selain itu hendaknya selalu berdoa kepada Tuhan dan
meminta agar Allah selalu memberikan kesempatan kepada ayah, bunda, dan
tanah air untuk selalu berada di jalanNya.
Puisi Harry Potter mengandung amanat bahwa menjadi manusia yang
hidup di dunia sebaiknya harus saling mencintai. Mencintai sesama dengan
penuh kesadaran tanpa adannya pengaruh dan paksaan dari siapapun.
Puisi Kepada Guru mengandung amanat bahwa guru adalah orang yang
berjasa dalam kehidupan. Guru adalah orang yang selalu membimbing para
siswanya hingga tercetak generasi baru penerus bangsa yang berpengetahuan.
Puisi Ode Para Semut mengandung amanat bahwa hendaknya manusia
mempunyai sifat seperti semut. Semut adalah makhluk yang selalu ikhtiar,
selalu menyapa sesamanya, dan selalu giat dalam bekerja. Semut yang
bertubuh sangat kecil selalu hidup bergotong royong walaupun terkadang
juga menyengat makhluk yang mengganggu kehidupannya. Dari puisi
tersebut dapat dipetik pesan tentang kebesaran jiwa dan kebersamaan di
kehidupan semut.

Penyair di dalam puisinya yang berjudul Siti dan Udin di Jalan


commit to user
menggunakan kalimat menyapa om dan tante mengharap receh seadanya.
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

Dari kalimat tersebut dapat dipetik sebuah amanat yang ingin disampaikan
penyair kepada pembaca. Puisi tersebut mengandung amanat bahwa
hendaknya sebagai manusia memiliki rasa belas kasih pada anak jalanan yang
tinggal di kolong jembatan. Rasa kasihan dapat diwujudkan dengan memberi
sedekah pada anak jalanan yang telah memberikan jasa suara untuk
menghibur.
Amanat selanjutnya dapat dipetik dari puisi yang berjudul Muhammad
Rinduku. Amanat dalam puisi tersebut adalah jika manusia mencintai
rasulnya maka hendaknya mereka mengikuti rasulnya. Mengikuti apa yang
dikatakan dan yang dilakukan rasul tanpa meninggalkan sedikit pun
sunahnya. Mengikuti rasul harus dengan rasa rindu agar mendapat ridho
Allah.
Puisi dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush dan Sajak Anti
Perang mengandung amanat bahwa dengan adanya perang maka sangat
merugikan rakyat di berbagai negara, seperti Irak, Afghanistan, dan Palestina.
Selain itu hendaknya para zionis segera menghentikan perangnya karena telah
melukai anak-anak kecil yang tidak bersalah.
Puisi Tujuh Luka di Hari Ulang Tahunku, Mimpiku di Jalan Raya, Doa
untuk Semua Tukang Sampah di Dunia, dan Balada Sri dan Nirmala
mengandung amanat yang hampir sama. Puisi-puisi tersebut mengandung
pesan tentang fenomena kehidupan yang masih banyak dijumpai di Indonesia.
Masih banyak dijumpai anak-anak yang di hidup di jalanan, kemiskinan,
kejahatan, pengangguran, dan pengungsi. Namun dengan fenomena tersebut,
hendaknya sebagai manusia selalu mendoakan saudara-saudaranya yang
masih berada dalam keadaaan terpuruk.
Amanat selanjutnya dapat dipetik dari puisi yang berjudul Siapa Mau
Jadi Presiden?. Amanat dalam puisi tersebut adalah memberikan pesan
kepada manusia bahwa menjadi presiden adalah pekerjaan yang tidak mudah.
Hendaknya sebagai rakyat yang baik jangan terlalu sering mengeluh dan
menyalahkan kerja presiden. Presiden merupakan pemimpin bangsa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

telah bekerja dengan segenap hati dan turut merasakan duka yang dialami
oleh rakyatnya.
Puisi bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku dan mengandung
amanat bahwa ungkapan ketidaksenangan dan kesenangan seseorang kepada
orang lain hendaknya diungkapkan secara halus dan sopan. Dalam puisi
tersebut, penyair mengadukan segala yang ada di perasaannya kepada Bapak
Presiden melalui rangkaian kata-kata yang indah dan terlihat sopan namun
tetap berusaha memberikan kritik membangun dan berbagai pujian.
Amanat selanjutnya dapat dipetik dari puisi yang berjudul di mana
Syukurku?. Puisi tersebut mengandung amanat bahwa hidup janganlah
diselimuti dengan kesal dan amarah terus-menerus karena Allah telah
memberikan segalanya yang terbaik bagi hambaNya. Selain itu, sebagai
manusia hendaknya selalu bersyukur atas nikmatNya dan jangan pernah
melupakan serta durhaka kepada Allah.
Puisi Anak Televisi mengandung amanat yang hampir serupa dengan
puisi berjudul Sahabatku Buku. Puisi Anak Televisi mengandung pesan bahwa
sebagai seorang pelajar hendaknya jangan mudah terpengaruh oleh acara-
acara televisi yang tidak bermanfaat bagi kehidupan. Selain itu sebagai
pelajar jangan pernah melupakan buku-bukunya untuk dipelajari. Pesan
tersebut seperti pada puisi Sahabatku Buku yang mengandung pesan bahwa
melalui buku maka dapat menambah pengetahuan sehingga dapat mencapai
cita-cita yang diharapkan.
Amanat selanjutnya dapat dipetik dari puisi yang berjudul Penyair. Puisi
tersebut mengandung amanat bahwa dalam kehidupan hendaknya selalu
memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Kemanfaatan dapat diberikan
melalui karya-karya yang di dalamnya terdapat pesan mendidik dan dapat
memperbaiki kehidupan.
Amanat terakhir yang terdapat dalam kumpulan Aku Ini Puisi Cinta dapat
dilihat pada puisi yang berjudul untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh.
Puisi tersebut mengandung pesan bahwa hendaknya sebagai manusia selalu
commit tosaudara-saudara
ikut merasakan duka yang menimpa user yang terkena musibah.
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

Selain itu, puisi tersebut memberikan pesan bahwa ketika terkena musibah
hendaknya selalu bersabar, tegar, dan tetap berdoa.
Amanat yang disampaikan penyair dalam puisi-puisinya dapat ditangkap
pembaca setelah membacanya. Hal tersebut sejalan dengan Herman J.
Waluyo, Amanat, pesan, atau nasihat yang akan disampaikan oleh penyair
dapat ditelaah setelah tema, rasa, dan nada puisi dipahami (2003: 130).
Mengacu pendapat tersebut, amanat dalam puisi tidak dapat lepas dari tema
dan isi puisi yang dikemukakan penyair. Selain itu, amanat merupakan kesan
yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Setelah membaca puisi,
pembaca akan dapat menyimpulkan amanat puisi.
3. Kesesuaian Puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam Kumpulan Puisi Aku Ini
Puisi Cinta sebagai Materi Pembelajaran Apresiasi Puisi Jenjang SMP
Puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
selain digunakan untuk bahan bacaan sastra juga dapat digunakan sebagai materi
pembelajaran dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang berkaitan dengan
apresiasi puisi. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan minat siswa dalam
mengapresiasi puisi, karena puisi-puisi tersebut merupakan puisi yang
mencerminkan kehidupan yang terjadi di lingkungan sekitar dan di tanah air.
Penelitian ini selain mengkaji tentang nilai struktur yang terkandung dalam puisi
Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta juga mengkaji
tentang kesesuaiannya jika digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi
pada jenjang SMP.
Kusprihyanto Namma seorang sastrawan menyatakan bahwa pada
dasarnya, puisi yang baik ditentukan oleh lambang-lambang yang disajikan untuk
para pembaca. Setiap penyair mempunyai gagasan berbeda yang dituangkan
dalam bentuk puisi. Gagasan tersebut akan dinikmati oleh pembaca sehingga
dalam sebuah puisi terdapat struktur batin yang tersurat, tetapi ada pula struktur
batin yang tersirat. Antara struktur batin yang tersurat haruslah seimbang dengan
struktur batin yang tersirat. Penyair dalam membuat sebuah puisi maka makna
sepenuhnya diserahkan kepada pembaca. Pembaca dapat mengetahui maksud
commit
penyair melalui kata-kata yang telah to userdalam bentuk puisi, seperti puisi-
dirangkai
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

puisi Abdurahman Faiz. Puisi-puisi Abdurahman Faiz mempunyai struktur fisik


dan struktur batin yang sangat menarik. Diksi, imaji, kata konkret, majas,
versifikasi, dan tipografi dikemas sangat baik. Kata-kata konkret yang mudah
dipahami membuat puisi tersebut mudah dicerna maknanya. Imaji yang digunakan
juga sangat beragam, seperti imaji taktil, imaji visual, dan imaji auditif yang
membuat pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan, dilihat, dan didengar oleh
penyair. Abdurahman Faiz juga menggunakan majas personifikasi, bahasa-bahasa
yang segar dalam metafora, serta repetisi-repetisi yang memperindah puisi-
puisinya. Puisi-puisinya juga diperindah dengan adanya penataan rima yang baik
dan ritma yang baik.
Kusprihyanto Namma juga menyatakan bahwa pada dasanya, semua puisi
karangan penyair manapun dapat digunakan sebagai materi pembelajaran. Namun
guru harus jeli melihat isi puisi dari segi struktur fisik dan struktur batinnya.
Selain itu, guru harus menyesuaikan psikologi atau kejiwaan siswa SMP. Puisi-
puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta dapat
digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang SMP karena
sebagian besar puisinya menggunakan kata-kata konkret yang langsung menuju
maksud yang disampaikan dengan bahasa yang halus.
Pendapat di atas sejalan dengan MH. Iskan yang mengungkapkan bahwa
puisi merupakan ekspresi penyair yang mengungkapkan apa yang dirasakan
dalam kehidupannya melalui kata-kata yang berupa puisi. Pengungkapan penyair
tersebut dibuat yang nantinya akan dibaca dan dipahami oleh penikmat atau
pembaca puisi. Oleh sebab itu, di dalam puisi pastilah ada struktur batin yang
tersirat dan tersurat. Selain untuk dinikmati sebagai bacaaan, puisi juga dapat
digunakan sebagai materi pembelajaran. Pada jenjang SMP, guru dapat
menggunakan puisi-puisi dengan bahasa yang memiliki makna cukup dalam
sehingga pembaca dapat merenenungkan maksud puisi yang disampaikan penyair.
MH. Iskan juga menyatakan bahwa puisi-puisi Faiz memiliki struktur fisik
yang sederhana tetapi dikemas sangat menarik. Kata-kata sederhana yang
digunakan merupakan wujud dari pengalaman-pengalaman penyair setelah
membaca buku, dari orang tuanya,commit to user
dan dari apa yang ia lihat dalam kehidupannya
perpustakaan.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

atas keadaan dan peristiwa yang terjadi. Dari struktur fisik puisi-puisi
Abdurahman Faiz tersebut, pembaca dapat ikut merasakan apa yang penyair
sampaikan dalam puisinya. Selain itu, struktur batin puisi-puisi Faiz juga
menyampaikan kebaikan. Penyair banyak sekali mengungkapkan kecintaannya
pada orang-orang di sekitarnya, himbauan kepada masyarakat, serta harapan-
harapan yang ia inginkan. Oleh sebab itu, puisi-puisi Abdurahman faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini puisi Cinta dapat digunakan sebagai materi pembelajaran
apresiasi pusi pada jenjang SMP.
Ani Rimawati, M.Pd., adalah guru bahasa dan sastra Indonesia SMP
Negeri 3 Ngawi, beliau menyatakan bahwa pembelajaran apresiasi puisi masih
sering terjadi kendala pada materi yang digunakan. Puisi-puisi yang digunakan
dalam pembelajaran apresiasi puisi pada SMP hendaknya sesuai dengan
lingkungan atau latar budaya siswa. Siswa cenderung lebih menyukai puisi-puisi
yang bahasanya mudah dipahami dan isi puisi sesuai dengan keadaan yang terjadi
di tanah air atau di kehidupan sekitarnya. Beliau juga menjelaskan bahwa siswa
SMP akan semakin berminat terhadap puisi yang disajikan beserta gambar yang
mendukung isi puisi. Menurutnya, puisi-puisi Abdurahman Faiz sangat sesuai jika
dijadikan materi dalam pembelajaran apresiasi puisi karena sesuai dengan latar
budaya siswa, yaitu sebagian bertemakan tentang cinta dan kritik sosial. Selain
itu, puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
dikemas dengan gambar yang mendukung isi puisinya sehingga akan menarik
minat siswa dalam pembelajaran apresiasi puisi di sekolah.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yuniarti Pratiwi, S. Pd., guru bahasa
dan sastra Indonesia SMP Muhammadyah 5 Ngawi. Beliau menjelaskan bahwa
pembelajaran apresiasi puisi masih kurang mengena. Hal tersebut terlihat pada
sebagian besar siswa masih kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran
apresiasi puisi. Siswa cenderung merasa jenuh ketika dihadapkan pada beberapa
puisi penyair lama yang diberikan oleh guru. Selain itu, guru juga sudah
memberikan puisi-puisi modern, seperti puisi milik Cak Nun, tetapi sebagian
besar siswa masih ada yang kesulitan dalam memahami puisi yang diajarkan.
Menurut Yuniarti Pratiwi, S. Pd.,commit to user
sebagian besar puisi Abdurahman Faiz dalam
perpustakaan.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran
apresiasi puisi pada jenjang SMP karena puisinya lebih menggunakan kata-kata
konkret sehingga mudah dipahami siswa serta puisinya berisi tentang keadaan
yang menceritakan kehidupan di lingkungan sekitar. Selain itu, puisi-puisi
Abdurahman Faiz juga mengandung amanat untuk saling mencintai, menyayangi,
dan peduli dengan sesama sehingga dapat mendidik siswa menjadi pribadi yang
baik, misalnya puisi yang berjudul Ayah Bundaku, Ode Para Semut, Siti dan Udin
di Jalan, Muhammad Rinduku, Tujuh Luka di hari Ulang Tahuku, dan masih
banyak lagi. Intinya adalah bahwa puisi-puisi yang sesuai untuk siswa SMP
adalah puisi-puisi yang bersifat mendidik.
Cristine Mila Wati siswa SMP negeri 27 Surakarta berpendapat bahwa
pembelajaran apresiasi puisi di sekolah masih membosankan. Guru masih
menyuruh membaca dan memahami puisi-puisi yang ada di buku panduan serta
LKS. Sedangkan puisi-puisi yang ada di LKS masih sering menampilkan puisi-
puisi karya penyair lama yang sulit dipahami sehingga banyak siswa yang kurang
berminat saat pembelajaran berlangsung. Ia juga menyatakan bahwa puisi-puisi
Abdurahman Faiz sangat menarik karena bahasanya mudah dipahami sehingga
sangat setuju jika digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi di
sekolah.
Dyas Putri siswa SMP negeri 14 Surakarta menjelaskan bahwa guru
seringkali menyuruh menghafalkan ciri-ciri puisi dan teori-teori tentang puisi
sehingga terasa menjenuhkan. Ia menambahkan bahwa pernah membaca puisi-
puisi karya Abdurahman Faiz dan menyatakan sangat senang pada puisinya yang
berjudul Harry Potter, Sahabatku Buku, dan Ode Para Semut. Ia juga setuju jika
puisi-puisi Abdurahman Faiz digunakan sebagai pembelajaran apresiasi puisi di
sekolah. Selain bahasanya mudah dipahami, puisi-puisi Abdurahman Faiz juga
banyak menceritakan kejadian dan keadaan yang ada di kehidupan sekitar.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hilmi Robbihamdani siswa SMP
Muhammadyah 5 Ngawi yang menyatakan bahwa pembelajaran apresiasi puisi di
sekolah masih kurang menyenangkan. Guru memberikan contoh-contoh puisi
commit
milik Cak Nun yang bahasanya sulit to userSelain itu guru juga menggunakan
dipahami.
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

puisi-puisi yang ada di buku panduan dari sekolah. Dari sekian banyak puisi yang
diajarkan, ada sebagian yang mudah dipahami, tetapi banyak juga yang sulit untuk
dipahami. Oleh sebab itu, ia menyatakan setuju apabila puisi-puisi Abdurahman
Faiz digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi di SMP. Selain
bahasanya mudah dipahami, puisi-puisinya disajikan dengan gambar-gambar yang
mendukung isi puisinya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar puisi
karya Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta dapat
dijadikan sebagai materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya
apresiasi puisi pada jenjang SMP. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar puisi
karya Abdurahman Faiz menggunakan kata-kata konkret yang mudah dipahami
dan sesuai dengan psikologi atau kejiwaan siswa SMP yang mulai peka terhadap
realitas di sekitarnya. Puisi-puisi Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
juga memiliki tema dan amanat untuk mengajak kebaikan sehingga dapat
membentuk pribadi siswa menjadi lebih baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada bab IV
tentang analisis struktur kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman
Faiz serta kesesuaiannya sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang
SMP maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Struktur fisik puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta
a. Diksi
Diksi yang digunakan penyair pada umumnya menggunakan kata-kata
puitis serta bahasa sehari-hari.
b. Imaji
Imaji dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta meliputi: imaji taktil,
imaji visual, dan imaji auditif.
c. Kata Konkret
Penggunaan kata konkret dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
merupakan usaha penyair dalam memperkonkret sikap kebebasannya yang
bertujuan agar pembaca membayangkan dengan lebih hidup apa yang
dimaksudkan penyair.
d. Majas
Majas yang digunakan penyair dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
meliputi: majas personifikasi, metafora, dan repetisi.
e. Versifikasi
Versifikasi dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta meliputi rima dan
ritma. Rima yang digunakan penyair, yaitu rima awal, tengah, dan akhir.
f. Tipografi
Tipografi yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
menggunakan tipografi konvensional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

2. Struktur batin puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta
a. Tema
Kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz bertemakan
tentang cinta dan kritik sosial.
b. Nada
Penyair lebih banyak menggunakan nada serius, belas kasih, dan santai
yang bertujuan untuk menimbulkan suasana tertentu pada puisi-puisinya.
c. Perasaan
Puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta
lebih banyak mengungkapkan perasaan sedih penyair melihat situasi di
tanah air dan kondisi yang ada di kehidupan sekitarnya.
d. Amanat
Amanat puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta berupa ajakan dan himbauan kepada masyarakat agar dapat saling
mencintai dan ikut merasakan derita para saudara di tanah air.
3. Kesesuaian puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini
Puisi Cinta sebagai Materi Pembelajaran Apresiasi Puisi pada Jenjang SMP
Berdasarkan data dari beberapa informan dan dokumen maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar puisi karya Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta dapat digunakan sebagai materi
pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang SMP sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.

B. IMPLIKASI
Pengajaran apresiasi puisi dalam dunia pendidikan, khususnya di SMP
masih kurang sesuai dengan tujuannya. Guru yang bertindak sebagai fasilitator
pada umumnya kurang menguasai tentang puisi itu sendiri. Guru hanya
menjelaskan yang diketahuinya saja tanpa mencoba untuk menganalisis lebih jauh
tentang struktur puisi yang akan diajarkan. Selain hal itu, puisi-puisi yang
commit
diajarkan pada umumnya adalah puisi to serta
lama user pada hafalan teori. Siswa merasa
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

sulit untuk memahami bahasa puisi yang diajarkan dan mereka menganggap puisi-
puisi tersebut tidak menarik. Hal inilah yang menambah kejenuhan siswa untuk
memahami isi puisi yang diajarkan. Adapun kriteria pemilihan materi ajar yang
berupa puisi adalah dilihat dari struktur fisik dan struktur batinnya. Oleh sebab itu,
guru haruslah teliti dalam memilih materi pembelajaran berupa puisi.
Penelitian ini mengkaji tentang struktur puisi karya Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta secara menyeluruh. Oleh sebab itu, diperlukan
analisis struktural agar dapat mengetahui struktur fisik dan struktur batin puisi-
puisi karya Abdurahman Faiz. Kumpulan puisi ini merupakan puisi populer,
sebagian besar bertema tentang cinta dan kritik sosial yang bersifat himbauan
kepada masyarakat, serta bahasanya mudah dipahami. Puisi seperti ini adalah
merupakan puisi yang dapat menarik minat siswa untuk belajar mengapresiasi
karya sastra.
Berdasarkan simpulan dan uraian di atas, penelitian ini mempunyai implikasi
dengan dunia pendidikan. Hasil penelitian ini dapat digunakan dan dimanfaatkan
oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran sastra, khususnya apresiasi puisi.
Materi dalam pengajaran apresiasi puisi tidak hanya sebatas guru memberikan
materi puisi, tetapi lebih pada pemahaman guru tentang struktur yang terkandung
dalam puisi yang akan diajarkan dan disesuaikan dengan beberapa aspek
pembelajaran yang baik. Dengan demikian, siswa dapat menikmati dan merenungi
puisi yang diajarkan sehingga dapat memahami maksud yang terkandung dalam
puisi.

C. SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan dalam penelitian ini, maka
peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi Pembaca
a. Memperbanyak membaca karya sastra, khususnya puisi, baik puisi karya
penyair lama maupun puisi karya penyair baru serta memahami makna
yang terkandung dalam puisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

b. Mengkaji karya sastra, khususnya puisi berdasarkan struktur fisik dan


batinnya agar dapat memahami maksud dan keindahan puisi tersebut
karena unsur-unsur puisi merupakan satu kesatuan yang saling
membangun.
2. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
a. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai contoh dalam mengkaji
struktural yang ada di dalam puisi.
b. Puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dapat digunakan oleh guru bahasa dan
sastra Indonesia sebagai alternatif materi pembelajaran apresiasi puisi di
SMP.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2007. http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian-bahan-ajar-


materi-pembelajaran/ diakses 26 Maret 2011.
Abdurahman Faiz. 2005. Aku Ini Puisi Cinta. Bandung: DAR! Mizan.
. 2011. http://masfaiz.multiply.com/. Diakses 30 Maret 2011.
Andayani. 2008. Pembelajaran Apresiasi Sastra Berbasis Quantum Learning di
Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

Atar Semi. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.


Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP. Jakarta: Badan
Standar Nasional Pendidikan.
B. Rahmanto. 2000. Metode Pengajaran Satra. Yogyakarta: Kanisius.
B. Rahmanto. 2009. Pembelajaran (Karya) Sastra Indonesia dalam Perspektif
Multikultural. Disajikan dalam Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra II
pada 21 Desember 2009. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Burhan Nurgiyantoro. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.

. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Desy Ratna Intani. 2008. Puisi-puisi Nikah Ilalang Karya Dorothea Rosa
Herliany (Sebuah Tinjauan Struktural dan Nilai Didik). Tidak diterbitkan.

Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi: Untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

. 2003. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.


. 2009. Pengajaran Sastra, Kreativitas, dan Multikulturalisme
Disajikan dalam Seminar Nasional pada 31 Oktober 2009. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.

Herson Kadir. 2010. Analisis Struktur Puisi Kita Ini Pemilik Syah Republik Ini
Karya Taufik Ismail, dalam Inovasi, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010, ISSN
1693-9034.

Ibnu Wahyudi. 1990. Konstelasi Sastra. Jakarta: Usmawi.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

Inoe. 2008. Materi Ajar. http://andhysastera.blogspot.com/2008/06/materi-


ajar.html diakses 30 Maret 2011.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jabrohim, Suminto A. Sayuti, Chairul Saleh. 2001. Cara Menulis Kreatif.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kelly, Alison. 2005. Poetry? Of course we do it. Its in the National
Curriculum Primary childrens perceptions of poetry.
http://web.ebscohost.com/ diakses 14 Juli 2011.
Khoirudin Mardyan Pamungkas. 2010. Kumpulan Puisi Siti Atmamiah dalam
Buku Angin pun Berbisik (Tinjauan Struktural dan Relevansinya sebagai
Alternatif Materi Ajar Bahasa Indonesia di SMA). Tidak diterbitkan.

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam


Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Maria Utami. 2010. Memilih Puisi, Membangun Karakter. Semarang. Bandungan


Institute.

Muhammad Subhan. 2009. Analisis Struktur Novel Durdjana Tama. http://www


lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123484-RB02M428a-Analisis%20struktur-
Abstrak.pdf, diakses 14 Juli 2011.

Paul, Lissa. 2005. Writing Poetry or Children is a curious occupation: Ted


Hughes and Sylvia Plath. http://web.ebscohost.com/ diakses tanggal 14
Juli 2011.
Poetri Mardiana Sasti. 2010. Analisis Struktur Puisi Anak, dalam. Alayasastra,
Vol. 6, No. 2, November 2010:115-128.
Praba, M. 2003. Teknis Analisis Puisi dengan Parafrase http://groups.yahoo.com
/group/pengarang/message/558 diakses 28 April 2011.

Rachmat Djoko Pradopo. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.


, B. 2009. Pembelajaran (Karya) Sastra Indonesia dalam Perspektif
Multikultural. Disajikan dalam Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra II
pada 21 Desember 2009. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Riris K Toha Sarumpaet (ed). 2002. Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesia
Tera.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id

Sawali. 2009. Puisi sebagai Bahan Ajar: Antara Tuntutan Kurikulum dan
Kepentingan Apresiasi. http://pawiyatan.com/2009/03/22/puisi-sebagai-
bahan-ajar-antara-tuntutan-kurikulum-dan-kepentingan-apresiasi/ diakses
29 Maret 2011.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Suminto A. Sayuti. 1985. Puisi dan Pengajarannya. Semarang: IKIP Semarang


Press.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.Surakarta: Universitas Sebelas


Maret.

Teguh. 2009. Struktur Sastra dan Aspek Sosial Novel Toenggoel Karya Eer
Asura. http://gemasastranusantara.wordpress.com/2009/08/04/struktur-
sastra-dan-aspek-sosial-novel-toenggoel-karya-eer-asura/ diakses 9 Maret
2011.

Winarno Surakhmad. 2009. Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi. Jakarta:


Kompas Media Nusantara.

Winkel, W. S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.


Yant Mujiyanto dan Amir Fuady. 2008. Sejarah Sastra Indonesia. Surakarta:
UNS Press.
, 2007. Setiap Hari Sebuah Puisi. Surakarta: Mediatama
Zanikhan. 2009. Strategi Pembelajaran Active Learning,
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/4083/ diakses 24 Februari 2011.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id

Kumpulan Puisi Aku Ini Puisi Cinta Karya Abdurahman Faiz


Ayah Bundaku
Bunda
engkau adalah
rembulan yang menari
dalam dadaku

Ayah
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku

Ayah bunda
kucintai kau berdua
seperti aku
mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda


dalam tamanNya terindah
Nanti
(Januari 2002)
Harry Potter
Sudahkah kau temukan
ramuan paling rahasia itu
agar seluruh orang di dunia
bisa saling cinta?
(Oktober 2002)
Kepada Guru
Aku selalu bermimpi
matahari telah melahirkan para guru
dan guru melahirkan banyak matahari
hingga matahari tak lagi sendiri

Matahari tak pernah sendiri, guru


ia selalu ada bersamamu
hangatkan cinta yang tumbuh
dan menyinari cakrawala kecilku
selalu
(November 2002)

Ode Para Semut


Di kehidupan para semut
tak satu pun yang tak ikhtiar
tak satu pun yang tak menyapa
tak satu pun yang tak bergiat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id

semua bergerak cepat

Ini jalan berliku


bernama jalan gotong royong
kami susuri bersama
kami kerahkan segenap daya
sambil sesekali menyengat
musuh pemutus jalan kami

Ini kami, para semut


makhluk kecil sering tak kau lihat
kadang kami terinjak
di negeri para raksasa
namun kami terus melangkah
mengangkat beban bersama

Tak ada yang melemahkan kami


kami terus berjalan
mencari rezeki ke mana saja
tak pernah bermusuhan
bergandengan selamanya
sampai kami mati

Kami semut-semut ramah


hidup dengan tubuh teramat kecil
belajarlah dari kebersamaan
dan kebesaran jiwa kami
(Januari 2003)

Siti dan Udin di Jalan

Siti dan Udin namanya


sejak pagi belum makan
minum cuma seadanya
dengan membawa kecrekan
mengitari jalan-jalan ibu kota

Siti punya ayah


seorang tukang becak
ibunya tukang cuci
berbadan ringkih

Udin tak tahu di mana ayahnya


ditinggal sejak bayi
ibunya hanya pemulung
commit to user
memunguti kardus dan plastik bekas
perpustakaan.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id

Mereka bangun rumah


dari triplek dan kardus tebal
di tepi kali ciliwung
tapi sering kena gusur

Bila malam tiba


mereka tidur di kolong jembatan
ditemani nyanyian nyamuk
dan suara bentakan preman

Siti dan Udin namanya


muka mereka penuh debu
dengan baju rombengan
menyanyi di tengah kebisingan

pagi sampai malam


tersenyum dalam peluh
menyapa om dan tante
mengharap receh seadanya

Beribu Siti dan Udin


berkeliaran di jalan-jalan
dengan suara serak
dan napas sesak oleh polusi
kalau hari ini bisa makan
sudah alhamdulillah
tapi tetap berdoa
agar bisa sekolah
dan punya rumah berjendela
(Februari 2003)

Muhammad Rinduku

Kalau kau mencintai Muhammad


ikutilah dia
sepenuh hati

apa yang dikatakan


apa yang dilakukan
ikuti semua
jangan kau tawar lagi
sebab ialah lelaki utama itu

memang jalan yang ditempuhnya


sungguh susah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 119
digilib.uns.ac.id

hingga dengannya terbelah bulan

tapi kalau kau mencintai Rasul


ikutilah dia
sepenuh rindumu

dan akan sampailah kau


padaNya
(April 2003)

Doaku Hari Ini


Tuhanku
berikanlah waktuMu padaku
untuk tumbuh di jalan cinta
dan menyemainya
di sepanjang jalan ayah bundaku
di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjang jalan menujuMu
Amin
(Juli 2003)

Bunda ke Amerika

Sepucuk surat undangan sampai pagi ini


di rumah kami
untuk bundaku tercinta
dari universitas di Amerika

Aku tahu bundaku pintar


juga amat berbudaya
tak heran bila ia diundang bicara
sampai ke negeri adidaya

Ia adalah muslimah ramah


dengan jilbab tak pernah lepas dari kepala
sehari-hari berbicara benar
dan tak henti membela yang lemah

Dari berita yang kubaca


Amerika penuh rekayasa
khawatir pun melanda
bila jilbab dijadikan masalah

Bagaimana bila bunda


commit to user
tiba-tiba dianggap anggota alqaidah?
perpustakaan.uns.ac.id 120
digilib.uns.ac.id

bukankah Presiden Amerika


menuduh dengan mudah
siapa saja yang tak dia suka?

Maka aku minta kepada Allah


agar bunda dilindungi senantiasa
bunda tersenyum dan memelukku
ia teguh pergi dengan jilbab di kepala
katanya: hanya Allah Maha Penjaga
(September 2003)

Jalan Bunda

Bunda
engkaulah yang menuntunku
ke jalan kupu-kupu
(September 2003)

Dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush

Mengapa kau biarkan anak-anak meneguk derita


peluru-peluru itu bicara pada tubuh kami
dengan bahasa yang paling perih

Irak, Afghanistan, Palestina


dan entah negeri mana lagi
meratap-ratap

Mengapa kau koyak tubuh kami?


apa yang kau cari?
apa salah kami?
kami hanya bocah
yang selalu gemetar mendengar
keributan dan ledakan
mengapa kau perangi bapak ibu kami?

Kini
kami tak pernah lagi melihat pelangi
hanya api di matamu
dan sejarah yang perih
tapi kami sudah tak bisa lagi menangis
kami berdarah
kami mati
(Oktober 2003)
commit to user
Tujuh Luka di Hari Ulang Tahunku
perpustakaan.uns.ac.id 121
digilib.uns.ac.id

Sehari sebelum ulang tahunku


aku terjatuh di selokan besar
ada tujuh luka membekas, berdarah
aku mencoba tertawa, malah meringis

Sehari sebelum ulang tahunku


negeriku masih juga begitu
lebih dari tujuh luka membekas
kemiskinan, kejahatan,
korupsi di mana-mana,
pengangguran, pengungsi
jadi pemandangan
yang meletihkan mata
menyakitkan hati

Tapi ada yang seperti lucu


di negeriku
orang yang ketahuan berbuat jahat
tidak selalu dihukum
namun orang baik bisa dipenjara

Pada ulang tahunku yang kedelapan


aku berdiri di sini dengan tujuh luka
sambil membayangkan Indonesia Raya
dan selokan besar itu

Tiba-tiba aku ingin menangis


(15 November 2003)

Siapa Mau Jadi Presiden?

menjadi presiden itu


berarti melayani
dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu (November 2003)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id

Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku

Kepada Yang terhormat


Bapak SBY
di tempat

Assalamualaikum
apa kabar, Pak?
aku berharap Bapak baik-baik saja seperti aku saat ini
Bapak, namaku Faiz sekarang aku duduk di kelas III SD
aku suka sekali membaca dan menulis
alhamdulillaha sudah menerbitkan dua buku
tahun lalu aku mengirim surat pada Ibu Presiden
kata orang suratku lucu
Ibu Mega sempat juga membalasnya

Bapak, sayang. Selamat ya sudah dipilih rakyat


sebagai Presiden Indonesia yang baru
Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti deg-degan
soalnya menjadi Presiden itu kan susah
PR-nya banyak sekali
lebih banyak dari PR seluruh murid sekolah di dunia ini
aku tahu juga sedikit tentang PR itu, Pak
misalnya PR bagaimana membuat rakyat tersenyum
kan susah ya, Pak
Kalau semua harga mahal
untuk makan, berobat, dan sekolah saja susah
bagaimana rakyat mau tersenyum?
apalagi cari pekerjaan pun sukar sekali
kudengar di luar negeri
banyak tenaga kerja kita yang disiksa
terus juga PR untuk membuat negeri kita lebih aman
agar jangan banyak orang jahat berkeliaran
apalagi bawa bom segala
kami takut sekali

kalau bisa nanti negeri kita


tidak mendapat rangking I lagi untuk korupsi
sedih kalau ingat itu
padahal teman-teman kecilku
banyak yang harus berjuang di jalanan
padahal negeri kita kaya
makanya aku harap Bapak bisa peka dan tegas
Mimpiku sih ingin punya Presiden
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 123
digilib.uns.ac.id

yang dekat sekali dengan rakyat


tdak malu makan di warung
sering jalan ke tempat kumuh
ngobrol dengan orang kecil seperti aku
dan sering tersenyum

Bapak yang ganteng dan pintar


betapa berat menjadi presiden
yang tumbuh dari duka lara rakyat
Apalagi rakyatnya selalu berharap terus seperti aku
Ya, seperti yang Bapak bilang
Bapak tak bisa berjuang sendirian
tapi bersama kita bisa!
Aku yakin itu!

Aku juga ingat kata Bunda


kalau kita menjadi orang baik
dan punya hati yang bersih
kita akan dicintai tidak hanya di bumi
tapi juga di langit
makanya, aku berdoa semoga nanti
tak ada lagi air mata duka
hanya ada pelangi di mata kita
seperti lagu yang sering Bapak nyanyikan itu loh.

Selamat berjuang Presiden baruku


aku akan selalu mendoakan Bapak
tapi kalau Bapak salah, biarpun Bapak Presiden,
Doktor dan Jenderal berbadan tegap,
aku boleh menegur ya?
dan Bapak jangan marah ya,
sebab itu aku lakukan karena cinta

Jakarta, 21 September 2004


Salam hormat
Abdurahman faiz
Kelas III SDN 02 Cipayung, Jakarta Timur

Mimpi di jalan Raya

Seperti hari-hari lalu


pagi ini kau tumpuk mimpimu
di sepanjang jalan raya
tapi truk dan bus
telah melindasnya habis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 124
digilib.uns.ac.id

beberapa pengemudi memaki


mencabik sisa mimpimu

Hari ini belum dapat sepeser pun


kau ingin menangis
tapi tak ada tempat
untuk menampung airmata
adik dalam gendongan tersenyum
mengusap pipinya yang kotor
matanya berkilat sesaat
mengira kau bercanda
sebab kalian selalu bernyanyi
dalam segala musim
walau tak ada ayah ibu

Tapi tak pernah ada mimpi


yang hidup lama di jalan raya
dengan lunglai kau hampiri
tong-tong sampah orang kaya
berharap ada sisa mimpi di sana
untuk kau simpan demi masa depan.
(Desember 2003)

Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia

Inilah keheranan
yang kukumpulkan dalam doa
untuk orang-orang istimewa
semua tukang sampah di dunia

Sesungguhnya gajimu
yang super kecil itu
telah rinci tercatat
di buku para malaikat

Maka semoga
bermilyar kotoran dan aroma busuk
yang kau jauhkan dari kami
yang kau buang setiap hari
menjelma permata tak ternilai
serta wewangian abadi
di sisi Tuhan

Tuhan
berilah semua kebaikan
yang bisa Kau anugrahkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id

bagi keindahan
dan kebersihan hati
para tukang sampah
di seluruh dunia

Mari aminkan.
(Januari 2004)

Ayah
I
Sedalam laut, seluas langit
cinta selalu tak bisa diukur
begitulah ayah mengurai waktu
meneteskan keringat dan rindunya
untukku

II
Ayah pergi sangat pagi
kadang sampai pagi lagi
tapi saat pulang
ia tak lupa menjinjing pelangi
lalu dengan sabar
menguraikan warnanya
satu persatu padaku
dengan mata berbinar

III
Waktu memang tak akrab
denganku dan ayah
tapi di dalam buku gambarku
tak pernah ada duka atau badai
hanya sederet sketsa
tentang aku, ayah dan tawa
yang selalu bersama
(April 2004)

Di mana Syukurku?

Aku sering memelihara kesal dan marah


padahal Dia memberiku kesejukan air
Aku sering merasa hatiku menghitam
padahal Dia memberiku terang matahari
Aku sering merasa paling malang
padahal Dia selalu mencukupiku

Begitu sering aku melupakanNya commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 126
digilib.uns.ac.id

tapi Dia selalu menjaga


Begitu sering aku durhaka padaNya
tapi udara untukku tetap ada

Pada setiap musim


setelah kehadiran para nabi
terkabarkan dan terbukti
cinta abadiMu
sedang aku masih tergugu
mencari syukur dan setiaku
yang terjerembab
di emperan dunia
(Maret 2004)

Anak Televisi

Setiap hari kami saksikan kesadisan


di luar logika,
juga pertikaian yang tak selesai
diiringi goyang bor patah-patah,
gosip para selebriti,
serta gentayangan para hantu
setiap jamnya

Kami larut dalam kisah cinta


anak sekolah berseragam putih merah,
putih biru dan putih abu-abu
sambil menertawakan si Yoyo, Cecep,
Sin Chan, dan Bidadari,
lalu sibuk mendukung bintang baru
lewat SMS

Dari pagi sampai malam


kami menghafal televisi
kami cerna kelicikan, darah,
goyangan, dan semua jenis hantu
sambil mendebukan buku-buku

Di sekolah guru bertanya


tentang cita-cita
dan sambil menguap panjang
kami menjawab
kami ingin jadi orang
paling berguna bagi negeri ini
seperti yang pernah dinasihatkan
orangtua, guru, pejabat, politisi, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 127
digilib.uns.ac.id

ulama, dan selebriti kami


di televisi
(Mei 2004)

Balada Sri dan Nirmala


Nyalakan lagi api unggun biru
di matamu
puisi-puisi telah lama menari
di antara kepingan derita
deras keringat dan
uang kertas dolar tak seberapa

Semua telah membaca


dan menangkap resah yang berlarian
rembesi pori-pori pertiwi
tapi siapa peduli, siapa?
di tengah jasad teman-temanmu
yang terbujur di negeri asing
kebiadaban terus melekat di badan

Tak ada majikan berhati peri


yang tumbuh dari mimpi-mimpi kuli
hanya kau yang tak henti disetrika lara
dan puisi-puisi yang terus menggelepar

Di dusun sunyi tak bernama


orangtuamu pasrah menanti kabar
sambil menunggu rumah semen
yang tak pernah selesai dibangun
(Juni 2004)

Penyair

Penyair memahat kata-kata


untuk orang-orang dewasa
dan menaburkan kata-kata
pada kanak-kanak sepertiku

Aku berloncatan menangkap huruf


sebagai isyarat
dan bait sebagai makna
kesetiaan yang kadang tak kumengerti

Aku memahat kata-kata


di bilik pembaca dewasa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 128
digilib.uns.ac.id

mereka bertanya-tanya
yang mana titipan dewa

Aku menaburkan kata-kata


di kepala kanak-kanak
sebagai hujan, sebagai pasir
yang mereka tangkap sambil bermain
(Mei 2004)

Sahabatku Buku

Buku adalah sahabat paling setia


rela mendampingi sepanjang waktu
di mana pun aku berada,
tanpa pernah memikirkan dirinya

Buku yang kubaca


selalu memberi sayap-sayap baru
membawaku terbang
ke taman-taman pengetahuan
paling menawan
melintasi waktu dan peristiwa,
berbagi cerita cinta,
menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai
sambil bermain di lengkung pelangi

Terimakasih, buku
Kau selalu membuatku bercahaya
(September 2004)

Sajak anti Perang

Mengapa perang tak juga berhenti?


Hujan mortir peluru, gerimis darah dan airmata
kebiadaban menanti di setiap tapak jalan
di antara asap tebal dan luka yang melelehi
bangkai manusia serta puing-puing bangunan

Mengapa perang tak juga berhenti?


Anak-anak lelah dan kehilangan segala
tak ada orang tua, rumah, juga makanan
tak ada waktu untuk bermain
sebab tubuh tinggal sepotong
hanya lara dan dendam menggigil
di halaman buku kehidupan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 129
digilib.uns.ac.id

Mengapa tak ada damai?


kami bergidik menyaksikan
peperangan pecah setiap hari
seperti menu basi di koran dan televisi
dan kami dipaksa mengunyahnya selalu

Setiap detik di medan pertempuran


Kami tebarkan duka lara
kematian kami sendiri
dan jutaan puisi berbendera putih
tak sampai-sampai pada damai
(Oktober 2004)

untuk Saudara-saudara Kecilku di Aceh

Jakarta, 8 Januari 2005

Kepada yang tercinta


saudara-saudara kecilku di Aceh

Assalaamu'alaikum

Saudaraku,
sejak gempa dan tsunami, aku tak berhenti mendoakan kalian.
Doa-doa itu menjadi tangisan kalau aku menonton tivi. kalau aku baca koran. Aku
sampai tak ingin bermain. Aku susah makan kalau ingat penderitaan kalian. Aku
sempat susah tidur.

Saudara kecilku,
Aku ingin sekali menghapus airmata kalian.
Bagaimana caranya ya?
Sayang aku juga masih kecil. Jadi hanya bisa berdoa.
Hanya bisa menyumbang uang dari celenganku.
Andai sudah besar aku akan berada di sana bersama kalian.
Aku akan berangkat pakai ongkos sendiri. Tidak minta siapa-siapa. Soalnya kan
aku relawan. Jadi harus rela.
Aku juga akan memeluk kalian kuat-kuat.
Membagi uang royalti bukuku untuk kalian.
Aku akan membantu menguburkan ayah bunda kalian.
Aku akan memasakkan makanan untuk kalian, menghibur, mengajak bermain dan
apa saja.

Saudara kecilku,
tetap sabar dan tegar ya!
commitkarena
Kata bunda kalau orang baik meninggal to usertenggelam itu mati syahid. Jadi
perpustakaan.uns.ac.id 130
digilib.uns.ac.id

ayah bunda kalian sekarang sedang tersenyum di surga. Dan mereka akan bahagia
kalau kalian bisa tersenyum lagi.

Saudaraku sayang,
Aku terus menabung nih supaya bisa terus menyumbang. Aku harus rajin mengaji
supaya soleh. Rajin belajar supaya pintar, biar gampang cari kerja. Nah kan bisa
jadi kaya jadi gampang menolong orang. Siapa tahu nanti bisa membangunkan
rumah dan sekolah untuk kalian.

Dan ayah bundaku juga boleh menjadi ayah bunda kalian! Ini beneran loh.
Aku mencintai kalian. Terus berdoa, tegar dan tetap belajar ya.

Dari saudaramu
Abdurahman Faiz

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 131
digilib.uns.ac.id

DATA HASIL WAWANCARA

Waktu : Kamis, 19 Mei 2011


Objek : Kusprihyanto Namma, Sastrawan
Tempat : di MAN Ngawi

P : Apakah struktur batin sebuah puisi selalu tersurat? Atau hanya tersirat
sehingga perlu dikaji lebih dalam?
I : Berbicara mengenai puisi, puisi diciptakan untuk dibaca oleh para pembaca.
Oleh sebab itu, setiap puisi memiliki struktur batin yang tersurat dan ada
juga yang tersirat. Suatu puisi paling tidak, struktur batin yang tersurat dan
tersirat haruslah seimbang. Setiap apresian atau pembaca dapat menafsiri
kata-kata yang digunakan oleh penyair dan ini merupakan keunikan dari
puisi.
P : Menurut Pak Kus, puisi yang bagaimana yang sesuai untuk pembelajaran
apresiasi puisi SMP?
I : Puisi serta pengajarannya di SMP yang benar hendaknya memperhatikan
psikologi dan lingkungan siswa.
P : Menurut Bapak, bahasa puisi yang mana yang sesuai untuk pembelajaran
apresiasi puisi pada jenjang SMP? Apakah bahasa puisi yang figuratif atau
bahasa puisi yang konkret?
I : Mengingat siswa SMP penalaran dan imajinasinya masih lemah dan masih
dangkal dalam mencerna lambang-lambang maka puisi-puisi yang pas dan
cocok untuk siswa SMP yaitu bahasa yang konkret. Kalaupun menggunakan
puisi dengan bahasa figuratif maka hendaknya dengan penyampaian yang
sederhana.
P : Bagaimana struktur fisik puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta?
I : Struktur fisik puisi-puisi Faiz terutama diksi yang dipilihnya sangat bagus.
commit
Penyair menggunakan pilihan katato user
khas penyair cilik atau kata dalam
perpustakaan.uns.ac.id 132
digilib.uns.ac.id

kehidupan sehari-hari. Selain itu pilihan kata yang digunakan juga sangat
baik, hal ini dikarenakan penyair banyak membaca buku, sharing dengan
orang tuanya, serta mendapat pengalaman dari berbagai media sehingga
kata-kata dalam puisinya dikemas dengan bahasa yang sangat indah dan
bagus. Majas yang digunakan lebih pada metafor-metafor, perulangan atau
repetisi, dan personifikasi. Penyusuna rima dan ritma dalam puisi-puisinya
disusun sangat indah. Selain itu, tipografi yang digunakan dalam puisi-
puisinya menggunakan tipografi sederhana atau konvensional.
P : Bagaimana struktur batin puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta?
I : Untuk struktur batin puisi-puisi Abdurahman Faiz ini lebih kepada tema
yang banyak berbicara mengenai cinta, yaitu cinta ayah bundanya,
temannya, dan lingkungannya. Selain itu kritik halus serta harapan penyair
juga disampaikan melalui rangkaian kata dalam puisi-puisinya.
P : Menurut Anda, apakah puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam kumpulan
puisi Aku Ini Puisi Cinta tersebut dapat digunakan sebagai materi
pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang SMP?
I : Sebagian puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi Aku Ini Puisi
Cinta dapat digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi pada
jenjang SMP, misalnya Muhammad Rinduku, dll. Satu hal terpenting adalah
puisi siapa pun dapat digunakan untuk materi pembelajaran, tetapi harus
disesuaikan dengan roh atau kejiwaan siswa pada usia SMP.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 133
digilib.uns.ac.id

DATA HASIL WAWANCARA

Waktu : Senin, 30 Mei 2011


Objek : MH. Iskan, Sastrawan
Tempat : di rumah (Jln. Trunojoyo No. 90 Ngawi)

P : Apakah struktur batin sebuah puisi selalu tersurat? Atau hanya tersirat
sehingga perlu dikaji lebih dalam?
I : Puisi merupakan ekspresi penyair yang mengungkapkan kehidupan yang
dialami di sekitarnya melalui perenungan. Penyair juga disebut sebagai
pemotret kehidupan yang ada di sekitarnya dalam bentuk kata-kata yang
dibaca oleh para pembaca. Oleh sebab itu dalam puisi pastilah ada struktur
batin yang tersirat dan tersurat. Dari struktur tersebut, pembaca dapat
memaknai puisi yang dibuat oleh penyair.
P : Menurut Bapak, puisi yang bagaimana yang sesuai untuk pembelajaran
apresiasi puisi SMP?
I : Puisi-puisi yang sesuai untuk siswa SMP adalah puisi yang cara
pengungkapannya dengan cara yang sederhana, tetapi sudah bermakna yang
dalam. Artinya, orang dapat merenungkan makna yang terdapat dalam puisi.
P : Menurut Bapak, bahasa puisi yang mana yang sesuai untuk pembelajaran
apresiasi puisi pada jenjang SMP? Apakah bahasa puisi yang figuratif atau
bahasa puisi yang konkret?
I : Puisi-puisi yang sesuai untuk pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang
SMP hendaknya puisi yang sederhana kemudian meningkat pada suatu
pemikiran yang dapat dipahami dan direnungi oleh siswa. Olehkarena itu,
yang paling cocok ialah puisi dengan bahasa yang konkret serta bahasa yang
sedikit figuratif dengan penyampaian yang sederhana.
P : Bagaimana struktur fisik puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 134
digilib.uns.ac.id

I : Struktur fisik puisi-puisi karya Abdurahman Faiz merupakan pengungkapan


peristiwa yang benar-benar ia alami, ia lihat, dan ia rasakan. Pilihan kata
yang digunakan pun sangat dalam atau puitis. Hal tersebut dikarenakan
penyair memang banyak mendapatkan pengalaman-pengalaman yang ia
dapatkan, misalnya dari membaca buku, dari media massa, dan juga dari
orang tuanya. Tetapi peyair juga menggunakan kata-kata sehari-hari yang
merupakan bahasa khas seorang penyair yang masih kecil.
P : Bagaimana struktur batin puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta?
I : Menurut saya, struktur batin puisi-puisi karya Abdurahman Faiz
menggunakan struktur sederhana dengan konflik dan pencerahan di
dalamnya. Tema dalam puisi-puisinya merupakan tema kecintaan pada
orang-orang di sekitar serta amanat yang berisi himbauan kepada
masyarakat untuk selalu menyayangi saudara-saudara kita serta harapan
untuk hidup cinta damai. Selain itu, penyair juga menyampaikan puisinya
dengan nada dan perasan yang sedih, gembira, dan dengan penuh harapan
agar negerinya tercipta suasana yang damai.
P : Menurut Anda, apakah puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam kumpulan
puisi Aku Ini Puisi Cinta tersebut dapat digunakan sebagai materi
pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang SMP?
I : Menurut saya, puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam kumpulan puisi
Aku Ini Puisi Cinta sangat cocok untuk pembelajaran apresiasi puisi di SMP
karena walaupun ditulis dengan bahasa yang sederhana, tetapi puisinya
berisi hal-hal yang sangat menyentuh sehingga dapat direnungi maknanya.
Selain itu, puisi-puisinya juga mengandung beberapa hal yang sangat dalam,
seperti ketika ia melihat para pengamen, tukang sampah, hingga ke
Presiden, Negara Amerika, dan Tsunami. Hal tersebut menandakan bahwa
puisi-puisi ini dapat menjadikan siswa SMP peka terhadap situasi atau
peristiwa di kehidupannya. Puisi-puisi karya Abdurahman Faiz juga ditulis
dengan bahasa yang halus sehingga sangat mendidik para siswa, terutama
siswa SMP. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 135
digilib.uns.ac.id

DATA HASIL WAWANCARA

Waktu : Minggu, 15 Mei 2011


Objek : Ani Rimawati, M. Pd., Guru SMP Negeri 3 Ngawi
Tempat : di Rumah (Jln. S. Parman Gang Soka No. 220 Ngawi)

P : Bagaimana pendapat Ibu Ani berkaitan dengan pembelajaran apresiasi puisi


di SMP saat ini?
I : Pembelajaran apresiasi puisi merupakan hal yang harus diajarkan. Oleh
sebab itu, pembelajaran apresiasi di SMP yang diajarkan harus dengan
pembahasan yang lebih mendalam sehingga pembelajaran sering terjadi
kendala, baik kendala dari siswa itu sendiri maupun dari materi-materi yang
diajarkan.
P : Puisi-puisi siapa sajakah yang sering diajarkan dalam pembelajaran
apresiasi puisi?
I : Puisi-puisi yang diajarkan biasanya menggunakan produk lama, misalnya
milik Chairil Anwar dan Sapardi Djoko Damono. Namun juga
menggunakan puisi-puisi baru yang biasanya anonim tergantung topik atau
tema yang akan disampaikan pada siswa.
P : Apakah puisi-puisi yang sudah diajarkan dapat membangkitkan minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran apresiasi puisi?
I : Jika puisi yang diajarkan sesuai dengan peristiwa dan keadaan di sekitar
siswa serta bahasanya mudah dipahami maka siswa akan berminat. Tetapi
pada puisi-puisi tertentu yang menggunakan bahasa sedikit sulit dipahami
maka sebagian siswa masih sulit untuk memahami puisi yang diajarkan
sehingga terkadang mereka jenuh untuk mengikuti pembelajaran.
P : Menurut Ibu Ani, sebenarnya materi berupa puisi seperti apa yang dapat
digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 136
digilib.uns.ac.id

I : Menurut saya, materi berupa puisi yang digunakan hendaknya puisi-puisi


dengan bahasa sederhana sehingga mudah dicerna oleh siswa SMP.
Kemudian puisi yang berisi tentang situasi dan kondisi yang terjadi dalam
lingkungan kehidupan siswa. Selain itu, puisi-puisi yang diajarkan
hendaknya memperhatikan aspek psikologi atau kejiwaan siswa SMP.
P : Menurut Ibu Ani, apakah puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta dapat digunakan sebagai materi
pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP?
I : Insya Allah sebagian besar puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan
puisi Aku Ini Puisi Cinta bisa dan cocok digunakan sebagai materi
pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP. Hal ini dikarenakan karya-
karyanya menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta menggambarkan
situasi sekarang.
P : Menurut Ibu Ani, apa kelebihan puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta tersebut sehingga sesuai untuk
pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP?
I : Kelebihan puisi-puisi Abdurahman Faiz terletak pada bahasanya yang
sederhana dan tidak berbelit-belit. Kemudian pada setiap puisi disertai
gambar penunjang sehingga dapat menarik siswa serta tema puisi-puisinya
masih melekat sampai sekarang atau bisa disebut sebagai puisi kekinian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 137
digilib.uns.ac.id

DATA HASIL WAWANCARA

Waktu : Minggu, 15 Mei 2011


Objek : Yuniarti Pratiwi, S. Pd., Guru SMP Muhammadyah 5 Ngawi
Tempat : di Rumah (Jln. K. H. Ahmad Dahlan Gang V, No. 1 Ngawi)

P : Bagaimana pendapat Ibu Yuni berkaitan dengan pembelajaran apresiasi


puisi di SMP saat ini?
I : Pada dasrnya pembelajaran apresiasi puisi di SMP masih kurang mengena
karena masih sering dijumpai siswa yang kurang berminat dan kurang
memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian,
pembelajaran apresiasi puisi terlihat membosankan bagi siswa.
P : Puisi-puisi siapa sajakah yang sering diajarkan dalam pembelajaran
apresiasi puisi?
I : Puisi-puisi yang diajarkan biasanya menggunakan puisi-puisi yang ada pada
buku panduan dari sekolah. Selain itu, guru juga memberikan contoh-contoh
puisi modern milik Cak Nun.
P : Apakah puisi-puisi yang sudah diajarkan dapat membangkitkan minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran apresiasi puisi?
I : Sebagian puisi-puisi yang diajarkan ada yang mudah dipahami siswa, tetapi
juga masih banyak siswa yang kurang berminat karena disebabkan mereka
masih sulit untuk memahami bahasa yang digunakan dalam puisi sehingga
pembelajaran terkesan sulit dan menjenuhkan.
P : Menurut Ibu Yuni, sebenarnya materi berupa puisi seperti apa yang dapat
digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP?
I : Dalam pembelajaran apresiasi puisi, materi berupa puisi yang digunakan
hendaknya puisi-puisi yang utuh (tidak sepenggal). Kemudian puisi-puisi
commit to
yang berisi nasihat untuk mengajak user serta puisi dengan bahasa yang
kebaikan
perpustakaan.uns.ac.id 138
digilib.uns.ac.id

mudah dipahami. Selain itu, puisi yang diajarkan hendaknya sesuai dengan
psikologi siswa SMP yang lebih senang dengan realitas yang ada di
kehidupan sekitar.
P : Menurut Ibu Yuni, apakah puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan
puisi Aku Ini Puisi Cinta dapat digunakan sebagai materi pembelajaran
apresiasi puisi jenjang SMP?
I : Menurut saya, sebagian besar puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan
puisi Aku Ini Puisi Cinta dapat digunakan sebagai materi pembelajaran
apresiasi puisi jenjang SMP. Selain menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, puisi-puisi karya Faiz mempunyai tema dan amanat yang sangat
mendidik siswa, misalnya pada puisi yang berjudul Ayah Bundaku, Ode
Para Semut, Siti dan Udin di Jalan, Muhammad Rinduku, dan lain-lain.
P : Menurut Ibu Yuni, apa kelebihan puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta tersebut sehingga sesuai untuk
pembelajaran apresiasi puisi jenjang SMP?
I : Kelebihan dari puisi-puisi Abdurahman Faiz ini menurut saya, antara lain
kata-kata yang dipilih sangat bagus, mudah dipahami oleh siswa SMP, dan
puisi yang ditampilkan disertai gambar yang dapat menarik minat siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 139
digilib.uns.ac.id

DATA HASIL WAWANCARA

Waktu : Senin, 16 mei 2011


Objek : Hilmi Robbihamdani, Siswa Kelas VIII SMP Muhammadyah 5
Ngawi
Tempat : di rumah (Jln. MT. Hariyono No. 55 B Ngawi)

P : Bagaimana pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan oleh guru di SMP


Adik?
I : Menurut saya, pembelajaran apresiasi puisi di sekolah saya kurang
menyenangkan Mbak. Bu Guru sering mengajarkan puisi-puisi yang
bahasanya sulit dipahami dan selalu menggunakan buku dari sekolah.
P : Apakah Adik merasa senang dan selalu berminat untuk mengikuti
pembelajaran apresiasi puisi di sekolah?
I : Saat pembelajaran apresiasi puisi di sekolah, saya selalu mengikuti Mbak,
tetapi kadang senang dan kadang-kadang tidak senang. Kalau puisi yang
diajarkan mudah dipahami dan menarik, saya senang sekali, tetapi kalau
bahasanya sulit dipahami, saya merasa jenuh saat pelajaran berlangsung.
P : Materi puisi apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran apresiasi
puisi?
I : Biasanya Bu guru memberikan contoh puisi dari buku sekolah serta puisi
modern karya Cak Nun.
P : Apakah dengan puisi-puisi tersebut Adik mudah memahami puisi dan dapat
membangkitkan minat Adik dalam pembelajaran apresiasi puisi?
I : Ya ada yang paham dan ada juga yang kurang paham dengan puisi-puisi
yang diajarkan Bu guru.
P : Pernahkah Adik membaca puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
commit
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta?to user
perpustakaan.uns.ac.id 140
digilib.uns.ac.id

I : Iya Mbak saya pernah membaca beberapa puisi karya Abdurahman Faiz.
P : Bagaimana perasaan dan tanggapan Adik setelah membaca kumpulan puisi
Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz?
I : Menurut saya, puisi-puisnya menarik sekali dan bahasanya mudah saya
pahami. Selain itu, puisinya indah karena disertai gambar-gambar.
P : Misalnya guru menggunakan kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya
Abdurahman Faiz untuk pembelajaran apresiasi puisi di sekolah Adik,
apakah Adik setuju? Apa alasannya?
I : Saya sangat setuju Mbak kalau puisi-puisi karya Abdurahman Faiz
digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi di sekolah.
Alasannya, karena puisi-puisi Abdurahman Faiz menceritakan kehidupan
dan keadaan di sekitar. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam puisi-
puisinya mudah dipahami.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 141
digilib.uns.ac.id

DATA HASIL WAWANCARA

Waktu : Rabu, 18 Mei 2011


Objek : Cristine Mila Wati, Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Surakarta
Tempat : di rumah (Jln. Baladewa, Cemani RT 3, RW 15)

P : Bagaimana pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan oleh guru di SMP


Adik?
I : Pembelajaran apresiasi puisi di sekolah menurut saya kadang-kadang
membosankan Mbak. Bu Guru selalu menyuruh membaca dan memahami
puisi yang ada di buku yang isinya sulit dipahami.
P : Apakah Adik merasa senang dan selalu berminat untuk mengikuti
pembelajaran apresiasi puisi di sekolah?
I : Kadang-kadang senang, kadang-kadang tidak Mbak. Kalau pas diajarkan
puisi yang sulit dipahami, biasanya saya malas sekali untuk mengikuti
pelajaran, tetapi kalau puisinya bagus dan mudah dipahami, saya jadi
berminat mengikuti pelajaran.
P : Materi puisi apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran apresiasi
puisi?
I : Bu Guru seringkali menggunakan puisi dari buku paket, jadi semua puisi-
puisinya ya yang ada di buku paket dari sekolah Mbak.
P : Apakah dengan puisi-puisi tersebut Adik mudah memahami puisi dan dapat
membangkitkan minat Adik dalam pembelajaran apresiasi puisi?
I : Ada yang paham, ada yang kurang paham Mbak. Kalau puisinya mudah
dipahami, saya berminat sekali Mbak, tapi kalau sulit dipahami, saya bosan
Mbak.
P : Pernahkah Adik membaca puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
commit
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta?to user
perpustakaan.uns.ac.id 142
digilib.uns.ac.id

I : Pernah Mbak, puisinya bagus, saya suka dengan puisinya Faiz.


P : Bagaimana perasaan dan tanggapan Adik setelah membaca kumpulan puisi
Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz?
I : Perasaan saya senang Mbak setelah membaca puisi-puisi Faiz dan heran
pada Faiz karena masih kecil sudah bisa menulis puisi yang bagus dan
indah.
P : Misalnya guru menggunakan kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya
Abdurahman Faiz untuk pembelajaran apresiasi puisi di sekolah Adik,
apakah Adik setuju? Apa alasannya?
I : Saya setuju Mbak kalau Bu Guru memakai puisi-puisinya Faiz untuk
pembelajaran apresiasi puisi di sekolah karena puisinya sangat bagus dan
mudah dipahami.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 143
digilib.uns.ac.id

DATA HASIL WAWANCARA

Waktu : Rabu, 18 Mei 2011


Objek : Dyas Putri Purnama Sari, Siswa Kelas IX SMP Negeri 14
Surakarta
Tempat : di rumah (Jln. Irian 1 Tegalharjo, Kepatihan, Surakarta)

P : Bagaimana pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan oleh guru di SMP


Adik?
I : Selama ini, Bu guru saat pembelajaran apresiasi puisi selalu mengajarkan
puisi-puisi di LKS dan di buku paket. Selanjutnya Bu guru juga menyuruh
siswa untuk menghafalkan ciri-ciri puisi dan teori-teori lainnya.
P : Apakah Adik merasa senang dan selalu berminat untuk mengikuti
pembelajaran apresiasi puisi di sekolah?
I : Bosan sekali Mbak kalau disuruh menghafalkan teori-teori tentang puisi,
tetapi kalau disuruh membaca puisi-puisi yang mudah dipahami, saya
senang sekali.
P : Materi puisi apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran apresiasi
puisi?
I : Biasanya Bu Guru memakai puisi dari buku paket dan dari LKS yang berisi
puisi-puisi dari penyair lama dengan bahasa yang sulit dipahami.
P : Apakah dengan puisi-puisi tersebut Adik mudah memahami puisi dan dapat
membangkitkan minat Adik dalam pembelajaran apresiasi puisi?
I : Seringkali saya kurang paham Mbak dengan puisi-puisi yang diajarkan, jadi
sulit juga untuk menangkap isi puisinya sehingga terkadang saya kurang
berminat saat pembelajaran apresiasi puisi.
P : Pernahkah Adik membaca puisi-puisi karya Abdurahman Faiz dalam
commit
kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta?to user
perpustakaan.uns.ac.id 144
digilib.uns.ac.id

I : Kebetulan hobi saya membaca puisi dan saya juga pernah membaca puisi-
puisi karya Abdurahman Faiz, apalagi yang berjudul Harry Potter,
Sahabatku Buku, dan Ode Para Semut.
P : Bagaimana perasaan dan tanggapan Adik setelah membaca kumpulan puisi
Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz?
I : perasaan saya senang sekali Mbak setelah membaca puisi-puisi Faiz dan
kagum pada Faiz yang masih kecil sudah menghasilkan puisi-puisi yang
bagus-bagus.
P : Misalnya guru menggunakan kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya
Abdurahman Faiz untuk pembelajaran apresiasi puisi di sekolah Adik,
apakah Adik setuju? Apa alasannya?
I : Iya, saya setuju sekali jika puisi-puisi Abdurahman Faiz digunakan sebagai
materi pembelajaran apresiasi puisi di sekolah. Selain puisinya menarik,
bahasanya pun mudah dipahami, serta puisi-puisinya juga menceritakan apa
saja yang ada di kehidupan sekitar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 145
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 146
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 147
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 148
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 149
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 150
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 151
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 152
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 153
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 154
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 155
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 156
digilib.uns.ac.id

commit to user

Вам также может понравиться