Вы находитесь на странице: 1из 8

TOPIKAL ASI: MODEL ASUHAN KEPERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI

(Topical Breastmilk: Nursing Care of Newborn Umbilical Cord Model)

Kasiati*, Budi Santoso**, Esti Yunitasari***, Nursalam***


*Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
**RSUD Dr. Soetomo Surabaya
***Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo
E-mail: kasiatilawang@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Omphalitis dan waktu pelepasan tali pusat berkontribusi terhadap jumlah morbiditas
dan mortalitas pada bayi. Terdapat berbagai cara perawatan tali pusat, tapi tidak ada perbedaan yang
berarti dalam infeksi dan waktu pelepasan tali pusat. ASI mengandung anti infeksi dan anti inflamasi
dapat digunakan untuk perawatan tali pusat. WHO merekomendasikan untuk mengembangkannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh model perawatan topical ASI terhadap
kejadian omphalitis dan pemisahan tali pusat pada bayi. Metode: Desain dalam penelitian ini adalah
quasy eksperimental. Subjek penelitian ini didapatkan dengan consecutive sampling yaitu bayi baru
lahir yang memenuhi kriteria inklusi di rumah sakit ibu dan anak Kendangsari Surabaya MeiJuni
2012 sebanyak 30 bayi. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol masing-masing 15 bayi. Data kejadian omphalitis dianalisis menggunakan chi-square dan waktu
pelepasan tali pusat menggunakan independent t-test dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil: Tidak
terdapat perbedaan kejadian omphalitis pada penggunaan model perawatan tali pusat dengan topikal ASI
dibandingkan dengan perawatan kering terbuka (p=0,33). Namun, ada perbedaan yang signifikan rerata
waktu pelepasan tali pusat antara model perawatan dengan topikal ASI dan kering terbuka (p=0,020).
Diskusi: Model perawatan tali pusat dengan topical ASI menurunkan risiko kejadian omphalitis dan
mempercepat waktu pelepasan tali pusat dibandingkan dengan perawatan kering terbuka. ASI dapat
digunakan untuk perawatan tali pusat yang aman efektif dan efisien.

Kata kunci: topikal ASI, perawatan kering terbuka, waktu pelepasan tali pusat, omphalitis

ABSTRACT
Introduction: Omphalitis and umbilical cord separation time contributing to the number of morbidity
and mortality in infants. There are various ways of cord care, but there was no significant difference
in prevent of infection and cord separation time. Breast milk contains anti-infective and anti-
inflammatory factors that can be used for cord care. WHO recommends to develop it. The purpose
of this study was to analyze the effect of topical breastmilk model on the incidence of omphalitis
and separation time of the umbilical cord to the newborn. Method: The study design was a quasy
experimental. The subjects of this study were 30 newborns obtained by consecutive sampling in
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kendangsari Surabaya MayJune 2012. The samples were divided into 2
groups (topical breastmilk and open dry treatment), each group consists of 15 newborns. Data were
analyzed using chi-square and independent t-test with a significance level of 0.05. Results: There
was no difference in the incidence of omphalitis in the use of topical breastmilk model compared
to open dry treatment (p=0.33). However, there are significant differences in the average of cord
separation time between topical breastmilk model and open dry treatment (p=0.020). Discussion:
Model of cord care with topical breastmilk lowers the risk of omphalitis and accelerate the cord
separation time compared to open dry treatment. Using breastmilk as cord care are safe, effective
and efficient.

Keywords: topical breastmilk, open treatment, umbilical cord separation, omphalitis

9
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 916

PENDAHULUAN berkembang.
Bukti dari tinjauan sistematik oleh
Omphalitis atau infeksi tali pusat
Zupan et al. (2004) menyimpulkan bahwa
disebabkan oleh bakteri yang memasuki
tidak ada perbedaan bermakna kejadian
tubuh melalui tali pusat pada bayi. Bakteri
infeksi antara pemberian antibiotik atau
dapat masuk akibat dari pemotongan tali
antiseptik pada perawatan tali pusat dibanding
pusat dengan instrumen yang tidak steril,
dengan perawatan kering. Upaya pencegahan
kontak kulit ke kulit, teknik cuci tangan yang
infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum
tidak benar, perawatan tali pusat buruk dan
berkontribusi terhadap angka morbiditas dan
infeksi silang. Organisasi Kesehatan Dunia
mortalitas. Salah satu tindakan pencegahan
(1998) menjelaskan tetanus dan infeksi salah
adalah dengan perawatan dini tali pusat
satu penyebab utama kematian neonatal dan
yang baik, benar dan aman selama di rumah
kebanyakan terjadi di negara berkembang.
sakit maupun di rumah. Pelepasan tali pusat
Diperkirakan setiap tahunnya 500.000 bayi
harus terjadi dalam 5 sampai 15 hari, meski
meninggal karena tetanus neonatorum dan
dapat saja pelepasan berlangsung lama pada
460.000 bayi meninggal akibat infeksi berat
penggunaan antiseptik dan infeksi tali pusat
oleh bakteri yang dapat disebabkan oleh
atau omphalitis.
infeksi tali pusat.
Perawatan tali pusat menggunakan
Hasil penelitian, 33% kasus tetatus
cara tradisional akan lebih baik dari pada
neonatal secara bersamaan juga menderita
memberikan bahan yang berbahaya pada tali
omphalitis dan septikemia. WHO menargetkan
pusat. Salah satu intervensi yang dapat di
eleminasi tetanus maternal dan neonatal
lakukan oleh perawat sebagai caring adalah
(TMN) secara global di 58 negara risiko
dengan memberikan asuhan keperawatan pada
tinggi pada tahun 2015, termasuk Indonesia.
bayi di rumah sakit maupun setelah pulang
Pada tahun 2010, untuk 3 pulau di Indonesia
dengan pendekatan model perawatan topikal
sudah dinyatakan eleminasi TMN yaitu Jawa,
air susu ibu (ASI). Model asuhan perawatan
Bali dan Sumatra (Kementerian Kesehatan,
topikal ASI pada tali pusat pada bayi dapat
2010). Berdasarkan data awal masih terdapat
mencegah omphalitis dan mempercepat
kejadian omphalitis pada bayi baru lahir di
pelepasan tali pusat pada bayi lahir. Model
RSIA Kendangsari Surabaya. Kondisi ini bisa
asuhan perawatan topikal ASI pada tali pusat
memburuk atau malah sebaliknya, tergantung
merupakan bentuk peran yang dikembangkan
perawatan yang diberikan pada bayi setelah
perawat dalam hal meningkatkan kepercayaan
kembali ke rumah.
harapan (faith hope) untuk proses carative
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kendangsari
dan curative dengan alternatif (Watson,
Surabaya memiliki rerata 6070 partus
1989).
dalam satu bulan. Perawatan tali pusat yang
ASI mengandung imunoglobulin A, G
dilakukan di rumah sakit tersebut dengan
dan M sebagai anti infeksi, sedangkan non
kering terbuka (olesan alkohol) dan terdapat
immunoglobulin pada ASI seperti lactoferin
kejadian omphalitis pada satu bayi. Rerata
dan lisozim berfungsi sebagai anti bakteri, anti
pelepasan tali pusat dengan perawatan tersebut
virus atau anti mikroba yang menyebabkan anti
kurang lebih 1 minggu.
inflamasi atau anti radang. Pendekatan carative
Pada tahun 1998, WHO merekomendasi-
dan berpikir kritis yang dikembangkan melalui
kan perawatan tali pusat saat lahir sebaiknya
perawatan tali pusat dengan ASI adalah
dijaga agar tetap bersih, kering dan terpapar
sebagai praktek perawatan tali pusat yang
udara saat di rumah sakit maupun setelah
tidak berbahaya, gratis, tersedia dan steril
pulang dari rumah sakit. Hasil penelitian
untuk melindungi bayi dari infeksi tali pusat.
tidak menunjukkan kesepahaman yang jelas
WHO menyarankan hal yang sama untuk
bahwa perawatan antiseptik lebih unggul
diteliti. Mullany (2003) berpendapat bahwa
dari metode yang lain. Perawatan tali pusat
ASI mempunyai banyak agen imunologis,
kering sendiri merupakan tren saat ini yang
bahan anti inflamsi dan antimikroba.
sedang dikembangkan di berbagai negara

10
Topikal ASI: Model Asuhan Keperawatan Tali Pusat pada Bayi (Kasiati, dkk)

ASI mengandung imun, non imun berupa lembar observasi tentang tanda-tanda
dan komponen seluler (Wahap, 2002). Hasil infeksi tali pusat meliputi bau menyengat,
penelitian oleh Farahani et al. (2008) perawatan keluar cairan merah, nanah, kemerahan dan
topikal ASI menurunkan tingkat kolonisasi dan bengkak, distensi abdomen, keras dan panas.
pelepasan tali pusat lebih pendek dibandingkan Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
perawatan kering. Ahmadpoor et al. (2006) Ibu dan Anak Kendangsari Surabaya bulan
menjelaskan waktu pelepasan tali pusat dari MeiJuni 2012. Data yang telah terkumpul
yang terpendek hingga terpanjang adalah kemudian dianalisis dengan uji chi-square (x)
kelompok ASI, alkohol, kering dan silver dan independent t-test.
sulfadiasin. Multani (2006), Vural dan Kisa
(2006) dan Subiastutik (2011) menjelaskan HASIL
perawatan tali pusat menggunakan ASI
yang mengandung kolostrum efektif dalam Karakteristik responsden dalam
mengurangi risiko kolonisasi tali pusat dari penelitian ini mayoritas berjenis kelamin
organisme patogen (Staphylococcus) dibanding lelaki, memiliki berat badan lahir lebih dari
tidak menggunakan antimikroba atau kering. 300 gram dan dilahirkan melalui SC.
Beberapa penelitian terbukti bahwa perawatan
tali pusat dengan topikal ASI adalah metode Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan data
yang aman, efektif dan efIsien maka perlu bayi
dikembangkan lebih lanjut. Namun, penerapan Kelompok
model asuhan perawatan topikal ASI pada tali Kelompok
kering
pusat bayi terhadap kejadian omphalitis dan Karakteristik topikal ASI
terbuka
waktu pelepasan tali pusat pada bayi di Rumah (n) (% ) (n) (%)
Sakit dan Anak Kendangsari Surabaya masih Jenis Kelamin
belum dapat dijelaskan. Laki-laki 9 60 11 73,3
Perempuan 6 40 4 26,7
Total 15 100 15 100,0
BAHAN DAN METODE Berat Badan
Desain penelitian yang digunakan 25002999 gr 3 20 3 20
adalah pre eksperimental dengan rancangan 30003499 gr 12 80 12 80
post test only control group design. Teknik Total 10 100 15 100,0
pengambilan sampel pada penelitian ini Cara Persalinan
dilakukan secara consecutive sampling. Spontan 6 40 2 13,3
Sectio 9 60 13 86,7
Penelitian ini terdiri dari dua kelompok sampel
Caesaria
yaitu kelompok perlakukan sebanyak 15 bayi
Total 15 100 15 100,0
dengan intervensi model asuhan perawatan Lama Perawatan
topikal ASI pada tali pusat dan kelompok > 3 hari 10 66,7 13 86,7
kontrol sebanyak 15 bayi dengan intervensi < 3 hari 5 33,3 2 13,3
perawatan tali pusat metode kering terbuka Total 15 100,0 15 100,0
atau placebo. Kriteria yang digunakan untuk Rawat Gabung
mengambil sampel yaitu bayi lahir dengan < 24 jam 15 100 15 100
berat badan normal (25004000 gram), usia > 24 jam 0 0 0 0
kehamilan 3642 minggu, Apgar Score 89 Total 15 100 15 100,0
dan tidak mendapat terapi farmakologis dan Perawatan Mandi
bayi baru lahir hari pertama dengan persalinan Mandi 15 100 15 100
Tidak 0 0 0 0
normal atau SC. Pada kelompok perlakuan,
Total 15 100 15 100,0
ibu harus sudah mengeluarkan ASI sehat pada
Perawatan tali pusat
8 jam persalinan. 2 kali/hr 15 100 15 100
Instrumen yang digunakan dalam > 3 kali/hr 0 0 0 0
pengumpulan data untuk kejadian omphalitis Total 15 100 15 100,0

11
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 916

Hasil penelitian diketahui bahwa pada bayi. Bakteri dapat masuk ke tubuh
kelompok model perawatan topikal ASI bayi melalui pemotongan tali pusat dengan
memiliki rerata waktu pelepasan tali pusat instrumen yang tidak steril, kontak kulit ke
5,6 hari (SD 28,30). Waktu pelepasan tali kulit, teknik cuci tangan yang tidak benar,
pusat terpendek yaitu 97 jam (4,1 hari) dan perawatan tali pusat yang buruk dan infeksi
waktu pelepasan tali pusat terpanjang adalah silang oleh petugas kesehatan (Mullany,
199 jam (8,7 hari). Pada kelompok model et al., 2006). Inflamasi jaringan di sekitar tali
perawatan kering terbuka didapatkan rerata pusat dapat memperlambat maupun mencegah
waktu pelepasan tali pusat 6,9 hari (SD 40,28). penutupan pembuluh darah sehingga terjadi
Waktu pelepasan tali pusat tercepat 105 jam pendarahan umbilicus, pengeluaran cairan
(4,9 hari), sedangkan waktu terpanjang adalah purulen dan organisme dapat masuk secara
241 jam (10,1 hari). Hasil analisis data dengan langsung ke siskulasi darah umbilicus.
uji independent T-test didapatkan nilai p=0,02 Rekomendasi terkini mengarahkan
yang berarti ada perbedaan yang signifikan bahwa bayi baru lahir sebaiknya tidak
waktu pelepasan tali pusat bayi antara dimandikan secara rutin dan membenamkan
perawatan dengan topical ASI dan kering tali pusat ke air sebelum tali pusat lepas (WHO,
terbuka (Tabel 2). 1998; Davies dan Donald, 2011). Memandikan
Kejadian omphalitis pada kelompok dengan membenamkan tali pusat dalam
yang mendapat perawatan dengan metode air dapat menyebabkan infeksi, mencegah
kering terbuka sebanyak 4 bayi (26,7%). Pada pengeringan dan memperlambat pelepasan.
kelompok dengan perlakuan topikal ASI Mandi cukup dilakukan setelah lahir,
didapatkan 1 bayi (6,7%) yang mengalami selanjutnya mandi setiap hari dengan spons
omphalitis. Hasil analisis data dengan uji atau dibasuh sebagai tindakan pengontrolan
chi-square, didapatkan tidak ada perbedaan infeksi.
yang signifi kan kejadian omphalitis antara Kedua kelompok sudah melakukan
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol upaya untuk mengendalikan faktor yang
(p=0,33) dengan koreksi dari Yates (Tabel 3). diduga dapat mengurangi risiko kejadian
omphalitis. Upaya tersebut sesuai dengan
standar rumah sakit yaitu memberikan ASI
PEMBAHASAN
saja pada bayi dan menjalani rawat gabung
Hasil penelitian menunjukkan masih mulai 8 jam setelah persalinan. Pemberian ASI
ada 1 bayi yang mengalami omphalitis pada dengan segera serta rutin akan memberikan
kelompok bayi yang mendapatkan perawatan antibodi pada bayi untuk membantu melawan
tali pusat dengan topikal ASI. Namun, pada infeksi. Sedangkan rooming-in mempunyai
kelompok bayi yang mendapat perawatan berbagai keuntungan antara lain menfasilitasi
tali pusat dengan metode kering terbuka pemberian ASI, bonding attachment,
didapatkan kejadian omphalitis pada 4 bayi. meningkatkan rasa percaya diri ibu dalam
Bayi yang mengalami omphalitis tersebut merawat bayi, serta sentuhan kulit ke kulit
lahir dengan berat badan kurang dari 3000 dengan ibu menyebabkan kolonisasi bakteri
gram. Tanda omphalitis yang dialami oleh bayi non pathogen dari flora kulit ibu sehingga
tersebut adalah keluar darah, cairan purulen bermanfaat untuk pembatasan infeksi.
atau nanah dan bau yang terjadi pada hari ke Fa k t o r y a n g ke m u n g k i n a n
3 sampai 8 setelah persalinan, dengan rerata mempengaruhi terjadinya omphalitis yang
terjadi pada hari ke 4 setelah persalinan. Hal tidak bisa dikendalikan oleh peneliti adalah
ini sesuai dengan yag dikemukakan oleh kebiasaan cuci tangan yang benar sebelum
WHO (1998) bahwa sekitar 2% bayi baru lahir dan sesudah merawat tali pusat, apalagi
mengalami tanda infeksi tali pusat yang terjadi setelah bayi keluar dari rumah sakit. Cara
rerata pada usia 3,2 hari. memandikan bayi selama di rumah juga
Omphalitis disebabkan oleh bakteri tidak dapat dikontrol oleh peneliti, apakah
yang memasuki tubuh melalui tali pusat dengan cara merendam tali pusat di dalam

12
Topikal ASI: Model Asuhan Keperawatan Tali Pusat pada Bayi (Kasiati, dkk)

Tabel 2. Hasil uji statistik perbedaan waktu pelepasan tali pusat kelompok topikal ASI dan kelompok
kering terbuka
Kelompok Mean SD Uji Statistik
Topikal ASI 135,27 jam (5,6 hari) 28,30 Independent T-test
Kering terbuka 166,73 jam (6,9 hari) 40,28 p = 0,02

Tabel 3. Hasil uji statistik kejadian omphalitis pada kelompok topikal ASI dan kering terbuka
Kelompok Omphalitis Tidak omphalitis Jumlah
Topikal ASI 1 14 15
Kering terbuka 4 11 15
Jumlah 5 25 30
Uji Statistik X =0,96
Chi-Square Test p=0,33
( dengan koreks dari Yates )

air atau tidak. Selain itu, perawatan tali pusat Kejadian omphalitis model asuhan
hendaknya juga dilakukan bila tali pusat basah perawatan topikal ASI lebih rendah karena
terkena keringat, kencing dan kotoran tanpa ASI mengandung banyak imunologis dan
menunggu jadwal bayi dimandikan lebih nonimunologis sebagai anti inflamasi dan
dahulu. antimikroba (Mullany, 2003). Perawatan tali
Tidak terdapat perbedaan yang pusat dengan topikal ASI merupakan metode
signifi kan antara kejadian omphalitis pada baru yang berasal dari beberapa budaya Kenya
kelompok bayi yang mendapat model telah direkomendasikan oleh WHO (1998)
perawatan topikal ASI dibandingkan dengan untuk dikembangkan dan dilakukan penelitian.
perawatan model kering terbuka. Hal ini bukan Perlindungan non imun diberikan oleh sejumlah
berarti model asuhan keperawatan topikal besar komponen dalam ASI yang berfungsi
ASI tidak efektif untuk mencegah kejadian melindungi dengan cara yang non imun dengan
omphalitis. Terbukti secara klinis kejadian demikian memberikan aktivitas anti infeksi
omphalitis pada kelompok model topikal ASI yang luas dan memproteksi mukosa terhadap
hanya pada 1 bayi yang berarti lebih rendah pathogen dan bakteri yang melekat (Roitt,
dari pada kelompok kering terbuka sebanyak 2003). ASI mengandung banyak zat protektif
4 bayi. Kejadian omphalitis tidak semata-mata berupa komponen seluler, immunoglobulin
dikarenakan oleh model perawatan tali pusat dan non immunoglobulin yang memberikan
yang digunakan. Faktor antibodi dalam tubuh proteksi terhadap bakteri, virus jamur, dan
bayi untuk melawan infeksi antara bayi satu protozoa. ASI seharusnya dimanfaatkan untuk
dengan lain berbeda-beda sehingga respons mencegah infeksi pada bayi.
klinik terhadap bakteri yang masuk juga Asuhan perawatan topikal ASI pada
berbeda. Hasil observasi terbukti tanda-tanda tali pusat bayi dapat menurunkan kejadian
omphalitis pada kedua kelompok pada kategori omphalitis dalam penelitian ini selaras
ringan dengan nilai skor antara 2-3 yaitu keluar dengan sebuah penelitian randomised
cairan berupa darah atau purelen kemudian control study pada 500 bayi baru lahir (100
diikuti bau dan merah di sekitar umbilicus. bayi tiap kelompok) dengan hasil tidak ada
Selain itu metode penilaian omphalitis hanya kejadian omphalitis dari 500 sampel. Aplikasi
dengan cara observasi pada indikator respons antimikroba termasuk kolostrum efektif dalam
fisiologis seperti tanda-tanda infeksi tanpa mengurangi risiko kolonisasi tali pusat dari
disertai pemeriksaan indikator biokimiawi organisme pathogen Staphylococcus (Multani,
yaitu pemeriksaan CRP untuk hasil yang lebih 2006). Temuan ini sejalan dengan penelitian
akurat. Farahani et al., (2008) yang melakukan

13
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 916

perawatan topikal ASI pada tali pusat bayi, dan tali pusat difasilitasi dengan paparan udara
hasilnya dapat menurunkan tingkat kolonisasi (perawatan terbuka), inflamasi dan infiltrasi
Staphylococcus. leukosit. Pelepasan tali pusat merupakan
Fa k t a i n i menu nju k ka n ba hwa proses yang kompleks, tali pusat mengering
intervensi penerapan model asuhan perawatan dan menghitam (gangren) yang dibantu oleh
topikal ASI pada tali pusat salah satu adanya mikroorganisme, maka harus dirawat
bentuk dari peran perawat sebagai pemberi dengan teliti dan harus dijaga kebersihannya
asuhan (caring) yaitu memberikan asuhan sehingga kuman tidak dapat menginfeksi
keperawatan pada bayi sebaik-baiknya. ASI pada tali pusat. Proses pengeringan, infeksi,
dapat dipergunakan sebagai pengganti topikal aktivitas kolagen, nekrosis dan granulosit
lain untuk perawatan tali pusat bayi karena mempengaruhi waktu pelepasan tali pusat.
dapat menurunkan kejadian omphalitis dan Waktu pelepasan tali pusat antara
perlu dikembangkan. Model perawatan topikal kelompok perlakuan dengan kelompok
ASI selaras dengan konsep care yang dapat kontrol menunjukkan perbedaan yang sangat
meningkatkan kepercayaan harapan (faith signifi kan waktu pelepasan tali pusat bayi
hope) sebagai proses carative dan curative kelompok model asuhan perawatan topikal
dalam bentuk alternative perawatan untuk ASI lebih cepat dengan selisih waktu 31 jam
mencengah kejadian omphalitis. Model asuhan (1,7 hari) dibanding kelompok kontrol. Faktor
perawatan topikal ASI pada tali pusat sesuai yang mempengaruhi lama pelepasan tali pusat
teori Watson (1999) yang menjelaskan perawat kelompok kontrol adalah belum adanya protap
harus memiliki keterampilan merawat dan resmi perawatan kering terbuka dengan swabs
menyembuhkan klien dengan cara-cara kreatif alkohol 70% sehingga dapat diinterprestasikan
sebagai bagian dari seni perawatan. Model berbeda-beda oleh tenaga kesehatan di
perawatan kering terbuka dengan swabs rumah sakit. Teori Lorna dan Sharon (2011)
alkohol yang menjadi trend saat ini perlu di menjelaskan bahwa tali pusat yang dirawat
evaluasi lebih lanjut sebelum dipromosikan menggunakan antiseptik memperlama waktu
sebagai praktek perawatan tali pusat yang pelepasan tali pusat. Swabs alkohol termasuk
terbaik dan efektif. Kejadian omphalitis penggunaan antiseptik, hal ini berkaitan dengan
dapat dihindari bila perawatan tali pusat destruksi dari flora normal di sekitar umbilicus
menggunakan topikal ASI, disertai metode dan menurunkan jumlah leukosit yang tertarik
perawatan yang benar seperti melakukan cuci ke tali pusat sehingga mengganggu proses
tangan sebelum dan sesudah merawat bayi pengeringan dan pelepasan tali pusat.
baik oleh petugas kesehatan maupun orang tua Responsden kelompok model perawatan
atau pengasuh bayi, melipat popok di bawah topikal ASI lebih cepat mengalami pelepasan tali
tali pusat, merawat tali pusat bila basah terkena pusat dibanding dengan model perawatan kering
keringat, kencing dan tidak mandi dengan terbuka. Hal tersebut mendukung pendapat
cara merendam tali pusat sebelum tali pusat bahwa ASI mempunyai banyak agen imunologis,
terlepas. bahan anti inflamasi dan antimikroba yang
Hasil penelitian menunjukkan rerata berguna untuk dapat melawan infeksi sehingga
waktu pelepasan tali pusat pada kelompok waktu pelepasan tali pusat dapat berlangsung
perlakuan adalah 5,6 hari, sedangkan lebih cepat (Mullany, 2003).
kelompok kontrol memerlukan rerata waktu ASI merupakan bahan yang mudah
pelepasan 6,9 hari. Rerata waktu pelepasan tali tersedia dan efektif untuk perawatan tali pusat
pusat pada kedua kelompok dikatakan dalam yang bisa diterapkan di negara berkembang
batas normal, hal ini sejalan dengan teori untuk mengurangi infeksi tali pusat dan
Lorna dan Sharon (2011) bahwa pelepasan mempercepat waktu pelepasan Beberapa
tali pusat harus selesai dalam 5-15 hari, meski penelitian membuktikan bahwa perawatan
dapat saja berlangsung agak lama dalam hal tali pusat dengan topikal ASI adalah metode
penggunaan antiseptik dan infeksi. Faktor yang yang aman, efektif dan efisien maka perlu
mempengaruhi pengeringan dan pelepasan dikembangkan lebih lanjut.

14
Topikal ASI: Model Asuhan Keperawatan Tali Pusat pada Bayi (Kasiati, dkk)

SIMPULAN DAN SARAN sehat 2010. 2 nd ed, Departemen


Simpulan Kesehatan RI. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
ASI terbukti aman, efektif dan efisien 2004. Buku acuan pelatihan klinik
digunakan sebagai topikal dalam perawatan asuhan persalinan normal, 2 nd ed,
tali pusat bayi. Model asuhan perawatan Jakarta: JNPK-KR. hal. 46, 47.
topikal ASI pada tali pusat dapat menurunkan Deslidel, Hasan Z., Hevrialni & Sartika, 2011.
kejadian omphalitis serta mempercepat waktu Buku ajar asuhan neonates, bayi, dan
pelepasan tali pusat pada bayi. balita. Jakarta: Kedokteran, EGC. Hal
8081.
Saran Dharma, KK., 2011. Metodologi penelitian
keperawatan panduan melaksanakan
Model perawatan topikal ASI pada tali dan menerapkan hasil penelitian.
pusat dapat dijadikan protap standar perawatan Jakarta: Trans Info Media. 8995, 197
tali pusat pada bayi. Perawatan tali pusat 202.
dengan topikal ASI harus tetap disertai dengan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik,
cara perawatan yang baik meliputi cuci tangan, 2010, Tatalaksana bayi baru lahir di
menjaga kebersihan tali pusat dan mandi yang Rumah Sakit, 2nd ed, Kemkes, Indonesia,
benar. Perlu dilakukan sosialisasi pada petugas hal 910.
kesehatan maupun ibu postpartum agar dapat Farahani, LA., Mahammadzadeh, A., Tafazzoli,
menerapkan metode perawatan tali pusat bayi M., Esmaeliet, H., & Ghazvinni, K.,
dengan topikal ASI secara benar. 2008. Effect of topical application of
breast milk and dry cord care on bacterial
colonization and cord separation
DAFTAR PUSTAKA time in neonates, Journal of Chinese
Ahmadpour MK., Zahedpasha Y., Hajian K., Clinical Medicine 6; Vol. 3(6). Diakses
Javadi GH., Talebian H., 2006. The 28 Desember 2011. (http://old.cjmed.
effect of topical application of human net/html/2008636)
milk, ethylalcohol 96%, and sulfadiazine Hanafiah, KA., 2001. Rancangan percobaan
on umbilical cord separation time in teori amplikasi, Universitas Sriwijaya,
newborn infant, Archives of Aranian Palembang, hal. 67.
Medicine, Vol. 9: 3338. Diakses Hidayat, AA., 2009. Asuhan neonates, bayi &
30 Desember 2011 (http://www.ncbi.nih. balita. Kedokteran. Jakarta: EGC hal.
gov/pubmed/16649375 l5859
Alligood, MR. 2006. Nursing theories and Kem.Kes RI, 2010. Tetanus maternal &
their work 6th Ed. Mosby: St. Louis neonatal. Retrieved 28 Januari 2012,
Missouri. from www.detikhealth.com
Badan Penelitian dan Pengembangan Reeder, Mar ten & Griff in, K., 2011,
Kesehatan RI, 2010. Riset kesehatan Keperawatan maternitas kesehatan
dasar, 2nd ed, Jakarta: Kemkes. wanita, bayi, & keluarga, Volume 2,
Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005. Buku Kedokteran, Jakarta: EGC. hal 2528.
ajar keperawatan maternitas, Edisi 4, Rochmah, KM., Vasra, E. Dahliana &
Jakarta: EGC. Sumastri, 2012. Asuhan neonatus,
Cunningham, FG., Gant, NF., Leveno, KJ., bayi, & Balita, Jakarta: Kedokteran,
Hauth, JC., Gilstrap, LC., 2006. Obstetri hal 13.
Williams. Edisi ke-21. Jakarta: EGC, Roitt, IM., 2003. Imunologi. Edisi 8. Jakarta:
hal. 436437. Widya Medika, 47, 4058, hal. 231
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 234.
1999. Modul safe mother hood, 2nd ed, Mullany, LC., Darmstadt, GL., Tielsch, JM.,
FKMUI, Jakarta. 2003. Role of antimicrobial applications
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, to the umbilical cord in neonates to
2004. Perjalanan menuju indonesia pevent bacterial colonization and

15
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 916

infection: a review of the evidence. Sodikin, 2000. Buku saku perawatan tali
Pediatr Infect Dis J, 22(11): 9961002. Pusat. Jakarta: EGC.
Diakses 23 Januari 2012. Subiastutik, E., 2011. Efektivitas pemberian
Mullany, LC., Darmstadt, GL., Katz, J., topikal ASI terhadap kecepatan waktu
Khatry, SK., Adhikari, RK., et al., lepas tali pusat dibanding dengan
2005. Risk factor for umbilical cord perawatan kering, Data & Software
infeksi among newborn of Southern Sastroasmoro dan Ismael 1995, Dasar-
Nepal. Departemen of International dasar metodologi penelitian klinis.
Health,Johns Hopkins Bloomberg Jakarta: Binarupa Aksara, hal 189
School of Publik Health, Diakses 210.
23 Januari 2012. Maintenanced bay UGM. Library, diakses
(http://aje.oxfordjournal.org/content/165/2/203. 1 Januari 2012 abstrak (file://G/journal
short. Dalam/index.php.htm
Multani, KS., 2006. Randomised control Vural, G. & Kiza, S., 2006. Umbilical cord
study of umbilical cord care at birt care: A pilot study comparing topical
bsing different methods dissertation human milk, providone-iodine, and dry
submitted to the Rajiv Gandhi University care, Journal of Obstetric, Gynecologic,
Of Health Sciences, Departement of & Neonatal Nursing, 35: 123128.
Pediatrics Command Hospital Air Diakses 19 November 2011.(http://
Force, Bongalore, Kartanata. onlinelibrary.wiley.com/doi:10.1111/
Nursalam, 2008. Konsep & penerapan j.1552-6909.00012.x).
metodologi penelitian ilmu keperawatan Wahap, AS. & Julia, M., 2002. Sistem
pedoman skripsi, tesis dan instrumen imun,imunisasi, & penyakit imun,
penelitian keperawatan, Edisi 2, Widya Medika, Jakarta, hal 25.
Jakarta: Salemba Medika, hal 80, 95. Walsh, 2008. Buku ajar kebidanan komunitas,
Prawiroharjo, 2009. Ilmu kebidanan, edisi 4, Jakarta: EGC.
Jakarta: Bina Pustaka, hal 370371. WHO/RHT/MSM, 1998, Care of the umbilical
Purwanti, SH., 2004. Konsep penerapan ASI cord: a review of evidence. World
eksklusif, Kedokteran, Jakarta: EGC. Health Organization/Reproductive
Hal 624. Health/Maternal Safe Matherhood.
Saifuddin, AB. & Wiknjosastro, GH., 2002. Genewa. Diakses 17 Februari 2012.
Buku panduan praktis pelayanan https://apps.who.int/rht/document/MS
kesehatan maternal dan neonatal. M98-4).
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta: WHO/HHD, 2000. Dalam Kramer, MS &
Yayasan bina pustaka. Kakuma, The optimal duration of
Sastroasmoro dan Ismael, 1995. Dasar-dasar exclusive breast feeding a systematic
metodologi penelitian klinis. Jakarta: review. Diakses 28 Februari 2012.
Binarupa Aksara, hal 189210. William, SM., 2005. Pedoman klinik pediatric.
Sawardekar K. Changing, 2004. Specturum of Jakarta: EGC.
neonatal omphalitis, Pediatr Infect Dis Zupan, J. & Garner, P., 2004. Topical
J, 23: 2226. umbilical cord care at birth (Cochrane
Shelov, SP. & Hanneman, RE., 2005. Panduan Review). In: Cochrane Librar y,
lengkap perawatan untuk bayi dan issue 3.Chichester, UK: John Wiley
balita (ed. 4). Argan. The American and: Update Software.(http://www.
Academy of Pediatrics, hal. 144145. thecochonelibray.com

16

Вам также может понравиться