Вы находитесь на странице: 1из 17

Kategori Standar : SNI.

Deskripsi: STANDAR

No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI

1 SNI 3418-2011 Cara uji Kandungan Udara dalam Metode ini bertujuan
No beton segar dengan metode tekan untuk memperoleh nilai
kandungan udara pada
beton segar dalam
persentase (%) volume.

2 SNI 0004-2008 Tata cara commissioning Tata cara ini meliputi istilah dan
instalasi pengolahan air definisi, persyaratan yang berlaku
untuk semua kapasitas Instalasi
Pengolahan Air (IPA) dan cara
pengerjaan. Commissioning IPA
merupakan uji coba terhadap
kinerja masing-masing unit dan
terhadap keseluruhan proses IPA
dari mulai air baku sampai
menjadi air minum yang
dilaksanakan oleh tim yang
ditetapkan.

3 SNI 02-2406-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Umum Drainase Perkotaan memperoleh hasil perencanaan
drainase perkotaan yang dapat
dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan teknik
perencanaan

4 SNI 03-0090-1999 Spesifikasi Bronjong Kawat Standar ini menetapkan dimensi


bronjong kawat dan persyaratan
bahan baku, syarat mutu,
pengambilan contoh, syarat lulus
uji, pengemasan dan syarat
penandaan bronjong kawat.

5 SNI 03-0675-1989 Spesifikasi Ukuran Kusen


Spesifikasi ini bertujuan untuk
Pintu Kayu, Kusen Jendela
mewujudkan pembuatan,
Kayu, Daun Pintu Kayu
pemasangan, dan pengawasan
Untuk Bangunan Rumah
pelaksanaan yang optimal
dan Gedung
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI

6 SNI 03-1724-1989 Tata Cara Perencanaann Tata cara ini digunakan dalam
Hidrologi dan Hidraulik mendesain Bangunan disungai
untuk Bangunan di Sungai. (bangunan pemanfaatan,
Judul direvisi menjadi konservasi dan silang) agar
No :Tata cara perhitungan memenuhi persyaratan
debit andalan air sungai persyaratan hidrologi dan
dengan analisis lengkung hidraulik, dan bertujuan untuk
kekerapan melestarikan dan meningkatkan
keandalan bangunan di sungai
dan sungainya sendiri.

7 SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Ketahanan Gempa Untuk mengarahkan terciptanya
Rumah dan Gedung. pekerjaan perencanaan dan
pelaksanaan baja yang memenuhi
ketentuan minimum serta
mendapatkan hasil pekerjaan
struktur yang aman, nyaman dan
ekonomi.

8 SNI 03-1727-1989 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Pembebanan Untuk memberikan beban yang diijinkan
Rumah dan Gedung untuk rumah dan gedung,
termasuk beban-beban hidup
untuk atap miring, gedung parkir
bertingkat dan landasan
helikopter pada atap gedung
tinggi dimana parameter-
parameter pesawat helikopter
yang dimuat praktis sudah
mencakup semua jenis pesawat
yang biasa dioperasikan.
Termasuk juga reduksi beban
hidup untuk perencanaan balok
induk dan portal serta peninjauan
gempa, yang pemakaiannya
optional, bukan keharusan,
terlebih bila reduksi tersebut
membahayakan konstruksi atau
unsur konstruksi yang ditinjau
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI

9 SNI 03-1728-1989 Tata Cara Pelaksanaan Tata cara ini digunakan untuk
Mendirikan Bangunan memberikan landasan dalam
Gedung membuat peraturan-peraturan
mendirikan bangunan di masing-
No masing daerah, dengan tujuan
menyeragamkan bentuk dan isi
dari peraturan-peraturan
bangunan yang akan
dipergunakan di seluruh kota-kota
di Indonesia

10 SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Bangunan Baja Untuk mengarahkan terciptanya
Gedung pekerjaan perencanaan dan
pelaksanaan baja yang memenuhi
ketentuan minimum serta
mendapatkan hasil pekerjaan
struktur yang aman, nyaman dan
ekonomi

11 SNI 03-1730-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini mencakup : "
Gedung Sekolah perencanaan arsitektur, struktur /
Menengah Umum konstruksi dan utilitas gedung; "
Sistem pendidikan sekolah
menengah umum; " Perubahan
sistem pendidikan sekolah
menengah umum; " Pembakuan
gedung sekolah menengah
umum.

12 SNI 03-1731-1989 Tata Cara Keamanan Tata cara ini digunakan dalam
Bendungan. melaksanakan kegiatan desain,
konstruksi, operasi dan
pemeliharaan, serta penghapusan
bendungan dengan tujuan untuk
menjamin keamanan bendungan
dan lingkungannya.

13 SNI 03-1732-1989 Tata Cara Perencanaan Tata Cara ini merupakan dasar
Tebal Perkerasan Lentur dalam menentukan tebal
Jalan Raya dengan Analisa perkerasan lentur yang
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
No Metode Komponen dibutuhkan untuk suatu jalan
raya.

14 SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan Tata cara ini bertujuan untuk
lingkungan perumahan di menghasilkan suatu lingkungan
perkotaan perumahan yang fungsional
sekurangkurangnya bagi
masyarakat penghuni. (Tata Cara
Perencanaan Kawasan
Perumahan Kota).

15 SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Beton Bertulang dan mempersingkat waktu
Struktur Dinding Bertulang perencanaan berbagai bentuk
Untuk Rumah dan Gedung struktur yang umum dan
menjamin syarat-syarat
perencanaan tahan gempa untuk
rumah dan gedung yang berlaku

16 SNI 03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan dalam
Akses Bangunan dan merencanakan bangunan dan
Akses Lingkungan Untuk lingkungannya khususnya dalam
Pencegahan Bahaya hal pencegahan terhadap bahaya
Kebakaran Pada Bangunan kebakaran meliputi pengamanan
Rumah dan Gedung. dan penyelamatan terhadap jiwa,
harta benda dan kelangsungan
fungsi bangunan

17 SNI 03-1736-2000 Tata Cara Perencanaan


Tata cara ini digunakan untuk
Struktur Bangunan untuk
perencanaan struktur bangunan
Pencegahan Bahaya
terhadap pencegahan bahaya
Kebaka-ran pada
kebakaran pada bangunan rumah
Bangunan Rumah dan
dan gedung
Gedung

18 SNI 03-1738-1989 Metode Pengujian CBR Metode ini digunakan untuk


Lapangan Judul direvisi mengetahui nilai CBR (California
menjadi :Cara uji CBR Bearing Ratio) langsung di tempat
(California Bearing Ratio) (in place) atau bila diperlukan
lapangan dapat dilakukan dengan
mengambil contoh tanah asli
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
No
dengan cetakan CBR (undisturb).

19 SNI 03-1744-1989 Metode Pengujian CBR Metode ini digunakan untuk


Laboratorium menentukan CBR (California
Bearing Ratio) tanah dan
campuran tanah agregat yang
dipadatkan di laboratorium pada
kadar air tertentu.

20 SNI 03-1745-2000 Tata Cara Pemasangan Tata cara ini digunakan sebagai
Sistem Hidran untuk panduan dalam pemasangan
Pencegahan Bahaya sistem hidran untuk memberikan
Kebakaran pada Bangunan persyaratan minimum pada
Rumah dan Gedung. pemasangan sistem hidran dalam
upaya pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah
dan gedung

21 SNI 03-1746-2000 Tata cara perencanaan


Digunakan untuk pemasangan
dan pemasangan sarana
alat bantu evakuasi dalam upaya
jalan keluar untuk
penyelamatan manusia dan
penyelamatan terhadap
meningkatkan keamanan
bahaya kebakaran pada
terhadap bahaya kebakaran
bangunan gedung

22 SNI 03-1747-1989 Spesifikasi Konstruksi Spesifikasi ini berisikan penjelasan


Jembatan Tipe Balok T umum, teknis dan detail gambar
Bentang s/d 25 meter Ren-cana Jembatan Balok "T"
untuk BM 70. kelas Beban BM 70 (70 %
pembebanan BM)

23 SNI 03-1748-1989 Spesifikasi Konstruksi Jem- Spesifikasi ini berisikan penjelasan


batan Tipe Balok T umum, penjelasan teknis dan
Bentang s/d 25 meter detail gambar Rencana Jembatan
untuk BM 100 Balok "T" kelas Beban B.M 100
(100% pembe-banan BM ).

24 SNI 03-1758-1990 Cara uji sifat kekal agregat Menetapkan cara uji sifat kekal
untuk aduk dan beton agregat yang meliputi peralatan,
terhadap pengaruh larutan penguji, contoh yang diuji
larutan jenuh natrium dan dan persiapan contoh uji,
magnesium sulfat pelaksanaan uji, dan laporan hasil
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
No uji. Contoh perhitungan untuk
agregat halus dan kasar diberikan

25 SNI 03-1962-1990 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Penanggulangan penanganan longsoran setempat
Longsoran pada khususnya dan meliputi
daerah yang luas pada umumnya.

26 SNI 03-1963-1990 Tata Cara Dasar Koordinasi Tata cara ini digunakan sebagai
Modular untuk pegangan dasar dalam merencana
Perancangan Bangunan rumah dan gedung menggunakan
Rumah dan Gedung koordinasi modular. Tujuannya
untuk mewujudkan rencana
teknis bangunan rumah dan
gedung yang optimal

27 SNI 03-1965.1-2000 Metode Pengujian Kadar Metode ini digunakan untuk


Air Tanah dengan Alat menentukan kadar air tanah
Speedy menggunakan alat speedy

28 SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian Metode ini digunakan untuk


Tentang Analisis Saringan menentukan pembagian butir
Agregat Halus dan Kasar (gradasi) agregat halus dan
agregat kasar menggunakan
saringan.

29 SNI 03-1971-1990 Metode Pengujian Kadar


Air Agregat Judul direvisi Metode ini digunakan untuk
menjadi:Cara uji kadar air menentukan besarnya kadar air
total agregat dengan agregat.
pengeringan

30 SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat Metode ini digunakan untuk


Tekan Beton Judul direvisi menentukan kuat tekan
menjadi :Cara uji kuat (compressive Strength) beton
tekan beton dengan benda uji berbentuk
silinder yang dibuat dan
dimatangkan (curring) di
laboratorium maupun di
lapangan.

31 SNI 03-1975-1990 Metode Mempersiapkan Metode ini digunakan dalam


Contoh Tanah dan Tanah mempersiapkan contoh tanah dan
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI

mengandung Agregat tanah mengandung agregat


No secara kering untuk memperoleh
benda uji sebagai penyiapan
pengujian selanjutnya.

32 SNI 03-1977-1990 Spesifikasi Koordinasi Spesifikasi ini digunakan sebagai


Modular Bangunan pegangan bagi perencana teknis,
Rumah dan Gedung pelaksana, produsen bahan
bangunan, komponen bangunan,
dan elemen bangunan, untuk
memilih dimensi modul arah
horisontal dan vertikal untuk
bangunan rumah dan gedung.
Tujuannya untuk menghemat
bahan, komponen dan elemen
bangunan serta waktu
pemasangan dan penggunaan
tenaga kerja.

33 SNI 03-1978-1990 Spesifikasi Ukuran Terpilih Spesifikasi ini digunakan sebagai


Untuk Bangunan Rumah pegangan bagi perencana teknis,
dan Gedung pelaksana, produsen bahan
bangunan, komponen bangunan,
dan elemen bangunan, untuk
memilih ukuran arah horisontal
dan vertikal bangunan rumah dan
gedung. Tujuannya untuk
menghemat bahan, komponen
dan elemen bangunan serta
waktu pemasangan dan
penggunaan tenaga kerja

34 SNI 03-1979-1990 Spesifikasi Matra Ruang Spesifikasi ini digunakan sebagai


untuk Rumah dan Gedung pegangan mengenai acuan matra
ruang minimum dalam
perencanaan teknis rumah tinggal
sesuai dengan ukuran modular.
Tujuannya efisiensi penggunaan
ruang dan bahan bangunan.

35 SNI 03-2393-1991 Tata Cara Pelaksanaan Tata cara ini digunakan dalam
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI

Injeksi Semen Pada pelaksanaan injeksi semen pada


Batuan batu yang bertujuan untuk
No memperkecil kelulusan air dan
meningkatkan kekuatan batu
sebagai upaya dalam perbaikan
batu pondasi suatu bangunan.

36 SNI 03-2394-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
dan Perancangan merencanakan dan merancang
Bangunan Kedokteran bangunan radiasi khususnya
Nuklir di Rumah Sakit untuk bangunan kedokteran
nuklir

37 SNI 03-2395-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan dalam
dan Perancangan perencanaan dan perancangan
Bangunan Radiologi di untuk bangunan radiologi di
Rumah Sakit rumah sakit

38 SNI 03-2396-2001 Tata Cara Perancangan ? Standar tata cara perancangan


Sistem Pencahayaan Alami sistem pencahayaan alami pada
pada Bangunan Gedung bangunan gedung ini
dimaksudkan sebagai pedoman
bagi paraperancang dan
pelaksana pembangunan gedung
di dalam merancang sistem
pencahayaan alami siang hari,
dan bertujuan agar diperoleh
sistem pencahayaan alami siang
hari yang sesuai dengan syarat
kesehatan, kenyamanan dan
sesuai dengan ketentuan-
ketentuan lain yang berlaku. "
Standar ini mencakup persyaratan
minimal sistem pencahayaan
alami siang hari dalam bangunan
gedung.

39 SNI 03-2397-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan sebagai
Rumah Sederhana Tahan dasar perancangan rumah
Angin. sederhana yang tidak ber-tingkat
secara praktis untuk memberi
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI

No jaminan keselamatan bagi


masyarakat penghuni rumah
sederhana di daerah rawan angin

40 SNI 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini memuat istilah dan
Tangki Septik Dengan definisi, persyaratan tangki septik
Sistem Resapan dan sistem resapan yang berlaku
bagi pembuangan air limbah
rumah tangga untuk daerah air
tanah rendah dan jumlah pemakai
maksimal 10 Kepala keluarga (1
Kepala Keluarga sama dengan 5
jiwa)

41 SNI 03-2399-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini meliputi istilah dan
Bangunan MCK Umum definisih, persyaratan yang
berlaku untuk sarana ruangan
MCK yang terletak di lokasi
permukiman padat, dengan
beban pemakai maksimum 200
orang. MCK umum dapat
merupakan satu kesatuan bang
unan atau terpisah-pisah untuk
mandi, cuci dan kakus.

42 SNI 03-2400-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara Ini digunakan untuk
Umum Krib di Sungai. menanggulangi kerusakan Sungai
(sedang di revisi) akibat arus dan dapat
melestarikan bangunan di sungai.

43 SNI 03-2401-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Umum Bendung. mendapatkan desain bendung
yang memenuhi persyaratan
hidraulik dan struktur serta
persyaratan pelaksanaan secara
benar dan aman sesuai pola
pembangunan berwawasan
lingkungan.

44 SNI 03-2402-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan agar
Umum Irigasi Tambak pelaksanaan Irigasi Tambak Udang
Udang. dalam memasok air baku berhasil
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
No dengan baik sesuai dengan
keperluan budidaya udang.

45 SNI 03-2403-1991 Tata Cara Pemasangan Tata cara ini bertujuan untuk
Blok Beton Terkunci untuk mendapatkan hasil lapis
Permukaan Jalan perkerasan blok beton terkunci
yang memenuhi syarat sebagai
lapis perkerasan.

46 SNI 03-2404-1991 Tata Cara Pencegahan Tata cara ini bertujuan untuk
Rayap Pada Pembuatan melindungi bangunan rumah dan
Bangunan Rumah dan gedung yang akan didirikan
Gedung terhadap serangan rayap, agar
keseragaman dan upaya
efektifitas dapat tercapai

47 SNI 03-2405-1991 Tata Cara Penanggulangan Tata cara ini digunakan sebagai
Rayap Pada Bangunan acuan dalam perlakuan
Rumah dan Gedung penanggulangan rayap, untuk
dengan Termitisida melindungi bangunan rumah dan
gedung

48 SNI 03-2408-1991 Tata Cara Pengecatan Tata cara ini merupakan petunjuk
Logam teknis cara pengecatan logam
yang baik dan benar serta cara
penanggulangannya bila terjadi
kegagalan dalam pengecatan

49 SNI 03-2410-1994 Tata Cara Pengecatan Tata cara ini dimaksudkan untuk
Dinding Tembok Dengan memberikan petunjuk teknis
Cat Emulsi dalam mengerjakan pengecatan
dinding tembok dengan cat
emuisi agar diperoleh hasil yang
baik, dan memuat tentang
persyaratan bahan dan alat,
pelaksanaan pengecatan, dan
cara penanggulangan bila terjadi
kegagalan dalam pengecatan..

50 SNI 03-2414-1991 Metode Pengukuran Debit Metode ini digunakan untuk


Sungai dan Saluran menghitung debit sungai dan
Terbuka. Judul direvisi saluran terbuka yang tidak
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI

menjadi: Tata cara terpengaruh arus balik atau aliran


No pengukuran debit aliran lahar pada saat muka air rendah
sungai dan saluran sampai tinggi, yang masih
terbuka menggunakan alat tertampung di dalam alur sungai
ukur arus dan pelampung atau saluran terbuka

Detail Standar

No. SNI 03-1747-1989


Standar/Pedoman
Judul Standar Spesifikasi Konstruksi Jembatan Tipe Balok T Bentang s/d 25 meter untuk
BM 70.

Tanggal Penetapan 1989


Ruang Lingkup Spesifikasi ini berisikan penjelasan umum, teknis dan detail gambar Ren-
cana Jembatan Balok "T" kelas Beban BM 70 (70 % pembebanan BM)
Kategori Standar SNI
Jenis Standar Spesifikasi
Bagian Standar Jembatan
Sub Pantek Rekayasa Jalan dan Jembatan
Unit Penyusun Puslitbang Jalan dan Jembatan
Padanan
Acuan
No.ICS 93.040
Pemrakarsa PUSLITBANG JALAN DAN JEMBATAN

Copyright 2010
Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
Jl. Pattimura No.20 Gedung B.1A (Lantai 3) Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110,
Telp. (021) 7226302, Fax (021) 7395062
Email : infostan@pu.go.id, website: http://balitbang.pu.go.id/sni

Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat
dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum,
drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana
drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.

Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat
kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini
berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan
atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan
untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

Kegunaan saluran drainase antara lain :

Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.

Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan istilah
sistem drainase perkotaan. Drainase perkotaan didefinisikan sebagai ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian
pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota.

Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi :
a. Permukiman.
b. Kawasan industri dan perdagangan.
c. Kampus dan sekolah.
d. Rumah sakit dan fasilitas umum.
e. Lapangan olahraga.
f. Lapangan parkir.
g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h. Pelabuhan udara.

Standar dan Sistem Penyediaan Drainase Kota

Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :


1. Sistem Drainase Utama
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat kota.
2. Sistem Drainase Lokal
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat kota.
3. Sistem Drainase Terpisah
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air permukaan atau air limpasan.
4. Sistem Gabungan
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air genangan atau air
limpasan yang telah diolah.

Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :


1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi maupun rehabilitasi saluran
guna menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan
lokal. Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer (dibangun dengan
beton/plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran, pipa
dan tanah.
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota.
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang terciptanya scenario pengembangan
kota untuk kawasan andalan dan menunjang sektor unggulan yang berpedoman pada Rancana Umum Tata Ruang
Kota.

Sedangkan arahan dalam pelaksanaannya adalah :

Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.


Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharaannya.
Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.

Sistem Jaringan Drainase


Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :

Sistem Drainase Mayor

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah
tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem
saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang
berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase
makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografiyang detail
mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

Sistem Drainase Mikro

Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan
air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di
sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainasekota dan lain
sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada
tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase
mikro.

Jenis-jenis Drainase
1. Menurut sejarah terbentuknya
a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak ada unsur
campur tangan manusia.
b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan
debit akibat hujan, dan dimensi saluran.

2. Menurut letak saluran


a. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang
berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.
b. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan
permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan
tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di
permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain.

3. Menurut konstruksi
a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air
hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran
kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota
harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Siste ini cukup bagus
digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan
dan kota-kota besar lainnya.

4. Menurut fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun
bergantian.

Arahan Dalam Pelaksanaan Penyediaan Sistem Drainase


Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :
a. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
b. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
c. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
e. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya.
f. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.

Pengklasifikasian Saluran Drainase


Macam saluran untuk pembuangan air dapat dibedakan menjadi :

1. Saluran Air Tertutup


a. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun
yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke
sistem drainase kota.
b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu
menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan
pada tapak.

2. Saluran Air Terbuka


Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada
sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi
kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
a. Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai saluran terbuka alamiah.
b. Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka
buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :

Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi
pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu aspal.
Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di
atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan.
Got miring (chute) : selokan yang curam.
Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam jangka pendek.
Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta
api, atau timbunan lainnya.
Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup yang cukup panjang, dipakai untuk
mengalirkan air menembus bukit/gundukan tanah.

3. Saluran Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan pada saluran drainase permukaan, sementara
limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan pada saluran drainase tertutup.

Pola Jaringan Drainase


Pola jaringan drainase terdiri dari enam macam, antara lain:
1. Siku
Digunakan pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai. Sungai sebagai saluran
pembuangan akhir berada di tengah kota.

2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan
dapat menyesuaikan diri.

3. Grid iron
Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan
dahulu pada saluran pengumpul.

4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

5. Radial
Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga pola saluan memencar ke segala arah.

6. Jaring-jaring
Mepunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi
datar.

Pola jaring-jaring terbagi lagi menjadi 4 jenis :

1. Pola perpendicular
Adalah pola jaringan penyaluran air buangan yang dapat digunakan untuk sistem terpisah dan tercampur sehingga
banyak diperlukan banyak bangunan pengolahan.

2. Pola interceptor dan pola zone


Adalah pola jaringan yang digunkan untuk sistem tercampur.
3. Pola fan
Adalah pola jaringan dengan dua sambungan saluran / cabang yang dapat lebih dari dua saluran menjadi satu
menuju ke sautu banguan pengolahan. Biasanya digunakan untuk sistem terpisah.

4. Pola radial
Adalah pola jaringan yang pengalirannya menuju ke segala arah dimulai dari tengah kota sehingga ada kemungkinan
diperlukan banyak bangunan pengolahan.

Bangunan-bangunan Sistem Drainase dan Pelengkapnya


1. Bangunan-bangunan Sistem Saluran Drainase
Bangunan-bangunan dalam sistem drainase adalah bangunan-bangunan struktur dan bangunan-bangunan non
struktur.

Bangunan Struktur
Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu. Contoh
bangunan struktur adalah :
- bangunan rumah pompa
- bangunan tembok penahan tanah
- bangunan terjunan yang cukup tinggi
- jembatan

Bangunan Non struktur


Bangunan non struktur adalah bangunan pasangan atau tanpa pasangan, tidak disertai dengan perhitungan-
perhitungan kekuatan tertentu yang biasanya berbentuk siap pasang. Contoh bangunan non struktur adala :
- Pasangan (saluran Cecil tertutup, tembok talud saluran, manhole/bak control ususran Cecil, street inlet).
- Tanpa pasangan : saluran tanah dan saluran tanah berlapis rumput.

2. Bangunan Pelengkap Saluran Drainase


Bangunan pelengkap saluran drainase diperlukan untuk melengkapi suatu sisem saluran untuk fungsi-fungsi tertentu.
Adapun bangunan-bangunan pelengkap sistem drainase antara lain :

Catch Basin/Watershed
Bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup dan air mengalir bebas di atas permukaan tanah
menuju match basin. Catch basin dibuat pada tiap persimpangan jalan, pada tepat-tempat yang rendah, tempat
parkir.

Inlet
Apabila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih
besar, maka dibuat suatu konstruksi khusus inlet. Inlet harus diberi saringan agar sampah tidak asuk ke dalam
saluran tertutup.

Headwall
Headwall adalah konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung gorong-gorong yang dimaksudkan untuk
melindungi dari longsor dan erosi

Shipon
Shipon dibuat bilamana ada persilangan dengan sungai. Shipon dibangun bawah dari penampang sungai, karena
tertanam di dalam tanah maka pada waktu pembuangannya harus dibuat secara kuat sehingga tidak terjadi
keretakan ataupun kerusakan konstruksi. Sebaiknya dalam merencanakan drainase dihindarkan perencanaan dengan
menggunakan shipon, dan sebaiknya saluran yang debitnya lebih tinggi tetap untuk dibuat shipon dan saluran
drainasenya yang dibuat saluran terbuka atau gorong-gorong.

Manhole
Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran diberi manhole pertemuan,
perubaan dimensi, perubahan bentuk selokan pada setiap jarak 10-25 m. Lubang manhole dibuat sekecil mungkin
supaya ekonomis, cukup, asal dapat dimasuki oleh orang dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60cm
dengan tutup dari besi tulang.

Gorong-gorong
Bangunan terjun
Bangunan got miring

Bentuk Saluran

Trapesium

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar.
Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuas kecil.
Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang masih cukup tersedia lahan .

Kombinasi trapesium dan segi empat

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar dan kecil.
Sifat alirannya berfluktuasi besar dan terus menerus tapi debit minimumnya measih cukup besar.

Kombinasi trapezium dengan setengah lingkaran

Fungsinya sama dengan bentuk (2), sifat alirannya terus menerus dan berfluktuasi besar dengan debit minimum keil.
Fungsi bentuk setengah lingkaran ini adalah untuk menampung dan mengalirkan debit minimum tersebut.

Segi empat
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus
menerus dengan fluktuasi kecil.

Kombinasi segi empat dengan setengah lingkaran

Bentuk saluran segi empat ini digunakan pada lokasi jalur saluran yang tidak mempunyai lahan yang cukup/terbatas.
Fungsinya sama dengan bentuk (2&3)

Setengah lingkaran

Berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan untuk debit yang kecil. Bentuk saluran ini umum digunakan untuk
saluran-saluran ruah penduduk dan pada sisi jalan perumahan padat

Вам также может понравиться