Вы находитесь на странице: 1из 3

Keluhan Utama :

Sesak napas
Anamnesa Umum :
Demam (-), sakit kepala (-), kejang (-)
Anamnesis Khusus :
Sejak 1 minggu yang lalu, penderita mengeluh sesak napas yang makin lama makin
bertambah sesak. Sesak tidak berhubungan dengan aktifitas dan posisi. Keluhan sesak juga
disertai suara serak, suara mengorok, nyeri tenggorokan, nyeri menelan dan batuk. Keluhan tidak
disertai panas badan. Penderita kemudian dirawat di RS Samsudin Sukabumi selama 6 hari,
diberi infus, oksigen, dan obat (penderita tidak tahu jenisnya) serta dikatakan menderita tumor
leher. Namun karena tidak ada perbaikan, penderita kemudian dirujuk ke RSHS.
2 minggu yang lalu, penderita telah datang ke poli THT RSHS dengan keluhan suara
serak dan terkadang sesak yang dirasakan selama beberapa bulan. Telah dilakukan LFO/LA
dengan hasil terdapat massa di subglotis. Penderita disarankan dirawat untuk penanganan
selanjutnya, namun penderita menolak dengan alasan keluarga dan baru kembali ke RSHS
setelah dirujuk dari RS Samsudin Sukabumi.
Tidak ada riwayat merokok, meminum alkohol dn terpapar sinar radioaktif sebelumnya.
Keluhan serupa dikeluarga disangkal. Keluhan serupa sebelumnya disangkal. Tidak ada riwayat
perdarahan yang sukar berhenti, mudah memar, gusi berdarah, atau mimisan yang sulit berhenti.
Riwayat penurunan berat badan diakui penderita (pakaian dirasakan menjadi makin longgar).
Tidak ada riwayat gatal-gatal setelah minum obat tertentu.
I. Diagnosis Kerja
Suspek Tumor Subglotis + OSNA grade II-III

II. Usulan Pemeriksaan Selanjutnya


- LFO
- STL
- Laboratorium lengkap
- EKG
- Biopsi
- Direk laryngoscopy

III. Penatalaksanaan
Umum : Trakeostomi
Istirahat
Infus Dextrose 5 %
Khusus : Amoxicillin 3 x 1 g, iv
Analsik tab 3 x 1, po
Vectrin tab 3 x 1, po

IV. Anamnesis
Keluhan Utama :
Benjolan di leher pecah
Anamnesa Umum :
Demam (-), sakit kepala (-), kejang (-)
Anamnesis Khusus :
Sejak kurang lebih 1 tahun SMRS penderita mengeluh timbul benjolan pada kedua sisi
lehernya yang semakin membesar. Awalnya benjolan dirasakan sebesar biji kacang tanah.
Penderita tidak merasakan nyeri pada benjolan, penderita juga saat itu tidak merasakan demam .
Benjolan kemudian semakin parah hingga 7 bulan SMRS penderita hanya dapat bernafas melalui
mulut. 2 bulan SMRS penderita merasa sesak yang semakin lama semakin bertambah
RSminggu yang lalu, penderita mengeluh sesak napas yang makin lama makin bertambah sesak.
Sesak tidak berhubungan dengan aktifitas dan posisi. Keluhan sesak juga disertai suara serak,
suara mengorok, nyeri tenggorokan, nyeri menelan dan batuk. Keluhan tidak disertai panas
badan. Penderita kemudian dirawat di RS Samsudin Sukabumi selama 6 hari, diberi infus,
oksigen, dan obat (penderita tidak tahu jenisnya) serta dikatakan menderita tumor leher. Namun
karena tidak ada perbaikan, penderita kemudian dirujuk ke RSHS.

I. Anamnesa
Keluhan utama :
Benjolan pada leher

Anamnesa Khusus :
Sejak 1 tahun smrs pasien mulai mengeluh timbul benjolan sebesar bola pingpong pada leher
sebelah kanan. Benjolan dirasakan semakin membesar. Pasien juga mengeluh hidung tersumbat dan
sering mimisan. Makan dan minum seperti biasa. Sesak disangkal oleh penderita. Sejak 6 bulan smrs
pasien mulai mengeluh matanya mulai menonjol dan penglihatan mulai berkurang. Saat ini pasien hanya
bisa membedakan cahaya. Pasien juga terlihat adanya penurunan berat badan.
Riwayat alergi dan pernah operasi disangkal oleh penderita. Riwayat demam, sakit kepala, dan
kejang disangkal oleh penderita.
STATUS LOKALIS
Telinga : ADS : CAE tenang +/+
Sekret -/-
Serumen -/-
MT : keruh +/+
RC +/+

Rinoskopi anterior : mukosa hiperemis +/+


Sekret +/+
Blood clot +/+
Massa +/+ : warna putih kemerahan, mudah berdarah
Pada bagian posterior cavum nasi bilateral
Passase udara -/-

Mulut dan tenggorokan : Tonsil : T1-T2a tenang +/+


Faring : bulging (+) pada dinding posterior dextra
Palatum bulging (+) pada bagian dextra
Fluktuasi (-), Kenyal (+)

Maksilofasial : simetris, parese N.cranial II, III, IV, VI

Leher dan Kepala : - massa (+) pada upper jugular dextra, ukuran 10 x 10 x 5 cm
keras, terfiksir, batas tegas, nyeri tekan (-)
- massa (+) pada upper jugular sinistra, ukuran 2 x 2 x 1 cm
batas tegas, terfiksir, nyeri tekan (-), permukaan rata

II. Diagnosa klinis


Carcinoma Nasopharyng + Multiple Cranial Nerve Paralyze ( MCNP )

III. Usul pemeriksaan


1. CT Scan
2. Biopsi
3. Nasopharyngoscopy ( NPC )

IV. Terapi
1. Radioterapi
2. Kombinasi: Kemoradioterapi

V. Prognosa
Quo ad vitam : ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
V. Anamnesis
Keluhan Utama :
Keluar darah dari hidung
Anamnesis Khusus :
Sejak 5 bulan sebelum masuk rumah sakit os mengeluh keluar darah dari hidung, keluhan
dirasakan hilang timbul, darah keluar sebanyak +/- gelas belimbing. Os juga mengeluhkan adanya
sesak yang dirasakan terutama saat tidur, sehingga penderita bernafas lewat mulut. Os juga
mengeluhkan jika berbicara suara menjadi sengau. Tidak ada keluhan panas badan, pandangan
dobel,rasa penuh dan tidak nyaman di telinga, keluar cairan dari telinga. Karena keluhan tersebut,
penderita berobat ke Poli THT RSHS.
Tidak ada riwayat sakit telinga atau keluar cairan dari telinga. Tidak ada riwayat nyeri
kepala pada saat bangun tidur, rasa penuh di wajah, dan menelan ingus. Tidak ada riwayat hidung
sering tersumbat dan hidung meler. Tidak ada riwayat bengkak-bengkak pada wajah atau tungkai
disertai dengan perubahan warna kencing menjadi merah. Tidak ada riwayat mata merah, nyeri pada
mata disertai gangguan penglihatan. Tidak ada riwayat perdarahan yang sukar berhenti, mudah
memar, gusi berdarah, atau mimisan yang sulit berhenti. Tidak ada riwayat penurunan berat badan.
Tidak ada riwayat gatal-gatal setelah minum obat tertentu.

ADS : CAE tenang +/+, sekret -/-, serumen -/-


MT intak +/+, RC +/+, RA tenang +/+
CN : Mukosa tenang +/+, sekret -/-, konka eutrofi +/+, SD (-)
PU +/+
Rhinoskopi posterior: tampak massa merah, menutupi khoane, Torus tubarius, fossa
rosenmuler tidak tampak
NPOP : Tonsil T1-T1 tenang
Faring tenang, laring tenang, MF simetris, laher: KGB tak teraba membesar

VI. Diagnosis Banding


Juvenile Nasofaring Angiofibroma

VII. Diagnosis Kerja


Juvenile Nasofaring Angiofibroma

VIII. Usulan Pemeriksaan Selanjutnya


- Pemeriksaan darah : Sysmex,
- Biopsi dan PA jaringan
- CT scan

IX. Penatalaksanaan
Umum : Istirahat
Diet makanan TKTP

Khusus : R/ operasi
X. Prognosis
Quo ad vitam dubia ad bonam
Quo ad functionam dubia ad bonam

Вам также может понравиться