Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. PENGERTIAN
3. KLASIFIKASI
4. PATOFISIOLOGI
a. Kriteria utama :
1) Ortopneu
2) Paroxysmal Nocturnal Dyspneu
3) Kardiomegali
4) Gallop
5) Peningkatan JVP
6) Refleks hepatojuguler
b. Kriteria tambahan :
1) Edema pergelangan kaki
2) Batuk malam hari
3) Dyspneu on effort
4) Hepatomegali
5) Efusi pleura
6) Takhikardi
9. PENATALAKSANAAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Anamnesis
Aktivitas/ istirahat :
Letih terus menerus sepanjang hari, sulit tidur, sakit pada dada saat
beraktivitas, sesak nafas saat aktivitas atau saat tidur, gelisah,
perubahan status mental, mis letargi, tanda vital berubah saat
beraktivitas, intoleran.
Aktivitas :
Ggn pola tidur, ansietas
Sirkulasi :
Riwayat hipertensi , penyakit jantung lain (AMI), bengkak pada telapak
kaki,kaki dan perut, perubahan tekanan darah ( rendah atau tinggi),
takikardi, disritmia, bunyi jantung ( S3 / gallop, S4 ), murmur sistolik
dan diastolic, perubahan denyutan nadi perifer dan nadi sentral
mungkin kuat, warna kulit dan punggung kuku sianotik atau pucat,
pengisian kapiler lambat, teraba pembesaran.
Hepar :
3. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa 1 :
Kriteria tujuan : pertukaran gas lebih efektif ditunjukkan hasil AGD dalam
batas normal dan pasien bebas dari distress pernafasan
2. Diagnosa 2 :
Rencana Rasionalisasi
a. Periksa tanda vital sebelum dan a. Hipotensi ortostatik dapt terjadi
sesudah beraktivitas dengan aktivitas karena efek
b. Catat respons kardiopulmonal obat, perpindahan cairan,
terhadap aktivitas, takikardi, pengaruh fungsi jantung.
disritmia, dispneu, berkeringat, b. Ketidakmampuan miokardium
pucat meningkatkan volume sekuncup
c. Berikan bantuan dalam aktivitas selama aktivitas dapat
perawatan diri sesuai meningkatkan frekuensi
indikasi.Selingi periode aktivitas jantung, kebutuhan oksigendan
dengan periode istirahat peningkatan kelelahan
d. Kolaborasi untuk c. Pemenuhan kebutuhan
mengimplementasikan program perawatan diri tanpa
rehabilitasi jantung mempengaruhi stres miokard/
kebutuhan oksigen berlebihan
d. Peningkatan bertahap pada
aktivitas menghindari kerja
jantung dan konsumsi oksigen
berlebihan
3. Diagnosa 3 :
Rencana Rasionalisasi
a. Pantau haluaran urine, warna, a. Memantau penurunan perfusi
jumlah ginjal
b. Pantau intake dan output b. Terapi diuretic dapat
selama 24 jam menyebabkan kehilangan
c. Pertahankan posisi duduk atau cairan tiba-tiba meskipun
semifowler selama masa akut udema masih ada
d. Timbang berat badan setiap hari c. Posisi telentang meningkatkan
Kaji distensi leher dan filtrasi ginjal dan menurunkan
pembuluh perifer, edema pada produksi ADH sehingga
tubuh meningkatkan diuresis
e. Auskultasi bunyi nafas, catat d. Memantau respon terapi.
bunyi tambahan mis : krekels, e. Retensi cairan berlebihan
wheezing. Catat adanya dimanifestasikan oleh
peningkatan dispneu, takipneu, pembendungan vena dan
PND, batuk persisten. pembentukan edema
4. Diagnosa 4 :
Rencana Rasionalisasi
a. Pantau tanda vital, capillary a. Mengetahui keadekuatan
refill, warna kulit, kelembaban perfusi perifer
kulit, edema, saturasi O2 di b. Pembatasan aktivitas
daerah perifer menurunkan kebutuhan
b. Tingkatkan tirah baring selama oksigen dan nutrisi daerah
fase akut perifer.
c. Tekankan pentingnya c. Menghindari memberatnya
menghindari mengedan hipoksia di jaringan perifer
khususnya selama defikasi d. Oksigen meningkatkan
d. Kolaborasi dalam pemberian konsentrasi oksigen alveolar
oksigen dan obat-obatan sehingga dapat memperbaiki
inotropik hipoksemia jaringan
Obat inotropik untik
meningkatkan kontraktilitas
miokardium.
5. Diagnosa 5 :
Nyeri akibat dari iskemia jaringan yang menyebabkan sakit pada dada,
sakit pada perut kanan atas, sakit pada otot, tidak tenang, gelisah, tampak
meringis, takikardi.
Rencana Rasionalisasi
a. Anjurkan pasien untuk a. Perawat dapat mengetahui
memberitahu perawat tentang keluhan nyeri dengan cepat
nyeri sehingga intervensi bisa
b. Pantau karakteristik nyeri segera dilakukan
c. Bantu pasien melaksanakan b. Memastikan jenis nyeri
teknik relaksasi c. Mengurangi nyeri
d. Istirahatkan pasien selama d. Menurunkan kebutuhan
nyeri oksigen
6. Diagnosa 6 :
Rencana Rasionalisasi
a. Berikan kesempatan kepada a. Pernyataan masalah dapat
pasien untuk mengekspresikan menurunkan ketegangan,
perasaannya. mengklarifikasikan tingkat
b. Dorong teman dan keluarga koping dan emudahkan
untuk menganggap pasien pemahaman perasan
seprti sebelumnya b. Meyakinkan pasien bahwa
c. Beritahu pasien program medis peran dalam keuarga dan kerja
yang telah dibuat untk tidak berubah
mnurunkan serangan yang akan c. Mendorong pasien untuk
datang dan meningkatkan mengontrol gejala,
stabilitas jantung. meningkatkan kepercayaan
d. Bantu pasien mengatur posisi pada program medis da
yang nyaman untuk tidur atau mengintegrasikan kemampuan
istirahat, batasi pengunjung. dalam persesi diri.
e. Kolaborasi untuk pemberian d. Memuat suasana yang
sedatif dan tranquiliser memudahkan pasien tidur.
e. Membantu pasien rileks smpai
secara fisik mampu membuat
strategi koping yang adekuat
DAFTAR PUSTAKA
Ni Made Urip, S.Kep
STIKes Widya Nusantara Palu Profesi Ners 2016
1. Baughman D, C. dan Hockley J.A.C. 2000. Buku Ajar Patofisiologi.
Jakarta: EGC
2. Lily dkk. Buku ajar Kardiologi.FKUI
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. FKUI
4. Price A. Sylvia. Patofisiologi Konsep klinis proses proses penyakit.
Volume I. Edisi 6. EGC
5. Bruner & Suddart.2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC
6. Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta: EGC