Вы находитесь на странице: 1из 21

PROYEK METODE NUMERIK :

ANALISIS LINTASAN MOTOCROSS


DENGAN GERAK PELURU

Oleh :

1. Kevin Orlando (140710150031)

2. Luh Ayu Eka Safitri Septiana (140710150043)

PROGRAM STUDI GEOFISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2016
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN .................................................................................... 3

STUDI PUSTAKA ................................................................................... 4


A. GERAK PARABOLA .................................................................................. 4
Lintasan Gerak Parabola dalam Koordinat Cartesian .............................. 4
Komponen Gerak pada Gerak Parabola ................................................... 5
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Parabola ....................... 7
B. SEKILAS TENTANG MOTOCROSS ........................................................ 7

METODE................................................................................................ 8
A. METODE YANG DIGUNAKAN ......................................................................... 8
B. FLOWCHART.................................................................................................. 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 15

KESIMPULAN ..................................................................................... 17

LAMPIRAN .......................................................................................... 18
LISTING PROGRAM ...................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 21


BAB I

PENDAHULUAN

Gerak merupakan hal yang selalu dilakukan oleh makhluk hidup untuk
beraktivitas. Namun benda diam juga dapat melakukan gerak jika diberikan gaya.
Setiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. Berdasarkan
lintasannya inilah gerak dibedakan menjadi gerak lurus, gerak melingkar dan
gerak parabola atau dikenal juga dengan istilah gerak peluru (proyektil).

Gerak peluru merupakan gerak dua dimensi suatu benda yang bergerak
membentuk sudut tertentu (sudut elevasi) dengan sumbu x atau y. Gerak parabola
merupakan gabungan antara gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah
beraturan.

Gerak peluru merupakan gerak dua dimensi dari partikel yang dilemparkan
miring ke udara, misalnya gerak baseball dan bola golf. Pada gerak ini, pengaruh
gesekan dengan udara dianggap tidak ada (diabaikan).

Gerak parabola atau peluru yang sering terjadi dalam kehiduan sehari-hari
adalah perpaduan gerak lurus beraturan arah horizontal dengan gerak lurus
berubah beraturan arah vertikal dengan besar percepatan . Gerak parabola dalam
bidang vertikal ini secara umum disebut gerak peluru, sedangkan gerak parabola
lain sebenarnya adalah bagian dari gerak peluru ini. Tentunya, gerak parabola lain
akan selalu dapat diselesaikan dengan pendekatan gerak peluru, hanya tergantung
pada kondisi awal dan syarat batas lainnya. Pada gerak parabola, gerak pada arah
vertikal/sumbu dipengaruhi oleh percerpatan konstan, maka pada arah sumbu
y terjadi GLBB. Sementara itu, GLB terjadi pada arah sumbu x karena pada arah
ini tidak ada percepatan. Salah satu contoh dari gerak peluru ini adalah lintasan
motocross yang melewati suatu rintangan(undulasi).
BAB II

STUDI PUSTAKA
A. GERAK PARABOLA

Gambar1. Komponen pada Gerak Parabola


Gerak parabola adalah gerak yang membentuk sudut tertentu terhadap
bidang horizontal. Pada gerak parabola gesekannya diabaikan, dan gaya yang
bekerja padanya hanyalah gaya berat atau percepatan gravitasinya saja.

Contoh umum gerak parabola adalah gerak benda yang dilemparkan ke atas
membentuk sudut tertentu terhadap permukaan tanah. Gerak parabola dapat
dipandang dalam dua arah, yaitu arah vertikal (sumbu-y) yang merupakan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB), dengan arah horizontal (sumbu-x) yang
merupakan gerak lurus beraturan (GLB).

Lintasan Gerak Parabola dalam Koordinat Cartesian


Jika kita memerhatikan gambar diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa
gerak parabola memiliki tiga titik kondisi,

1. Pada titik A, merupakan titik awal gerak benda. Benda memiliki


kecepatan awal (v0).

2. Pada titik B, benda berada di akhir lintasannya.

3. Pada titik C, merupakan titik tertinggi benda. Benda berada pada


ketinggian maksimal (ymax), pada titik ini kecepatan vertikal
benda besarnya nol.
Komponen Gerak pada Gerak Parabola
Gerak Parabola merupakan gabungan dari dua komponen gerak, yakni
komponen gerak horizontal (sumbu x) dan komponen gerak vertikal (sumbu y).
Komponen gerak horizontal (pada sumbu x) : ( )
o Komponen gerak horizontal besarnya selalu tetap dalam setiap rentang waktu
karena tidak terdapat percepatan maupun perlambatan pada sumbu x, = 0,
sehingga:
= = =
Terdapat sudut () antara kecepatan benda () dengan komponen gerak
horizontal dalam setiap rentang waktu, sehingga :
= = =
o Karena tidak terdapat percepatan maupun perlambatan pada sumbu x, maka
untuk mencari jarak yang ditempuh benda () pada selang waktu () dapat kita
hitung dengan rumus :
=
Komponen gerak vertikal (pada sumbu y) : ( )
o Komponen gerak vertikal besarnya selalu berubah dalam setiap rentang waktu
karena benda dipengaruhi percepatan gravitasi () pada sumbu y. Jadi harus
dipahami bahwa benda mengalami perlambatan akibat gravitasi =
o Terdapat sudut () antara kecepatan benda () dengan komponen gerak vertikal
( ), sehingga :
=
o Karena dipengaruhi percepatan gravitasi, maka komponen gerak vertikal ( )
ada selang waktu () dapat dicari dengan rumus :
=
Kemudian dapat mencari ketinggian benda () pada selang waktu () dengan
rumus :

=

Terdapat pula persamaan-persamaan untuk menentukan besaran lainnya:
o Apabila tidak diketahui komponen waktu, maka dapat langsung mencari jarak
tempuh benda terjauh ( ) yakni dari titik A hingga ke titik B, dengan
menggabungkan kedua komponen gerak.
Komponen gerak horizontal :
= =
Komponen gerak vertikal :

=

Dengan mensubstitusikan kedua persamaan diatas, kita mendapatkan
persamaan :

=

o Kita dapat pula langsung menghitung ketinggian benda maksimum ( )
dengan persamaan :

=

o Selain itu, dengan dengan menggunakan teorema Pythagoras dapat dicari
kecepatan benda jika kedua komponen lainnya diketahui.

= +

o Jika diketahui kedua komponen kecepatan, maka dapat mengetahui besarnya


sudut yang dibentuk, yaitu :

=

Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Parabola
Contoh Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada gerak melingkar adalah
gerakan Motocross pada lintasan lingkaran vertikal sebagaimana tampak pada
gambar di atas. Disini menggunakan model ideal, dimana gaya gesekan baik
gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada
ketinggian titik A, motocross memiliki EP maksimum sedangkan EK-nya nol,
karena motocross belum bergerak. Ketika tiba di titik C, motocross berada pada
ketinggian maksimum dari lintasan, sehingga pada posisi ini EK-nya bernilai
maksimum sedangkan EP-nya bernilai nol. Benda tidak berhenti pada titik C
tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu menuju titik B, sehingga pada titik ini
motocross masih memiliki sebagian EK. Setelah sampai di titik B maka EK-nya
adalah nol dan EP bernilai maksimum. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang
lintasan.

B. SEKILAS TENTANG MOTOCROSS


Motocross merupakan salah satu bentuk balap motor off-road yang
dilakukan di lintasan jarak pendek yang diberi berbagai rintangan. Salah satu
rintangannya yaitu undulasi yang menyebabkan motocross bergerak menyerupai
lintasan gerak parabola. Saat motocross melaju
melintasi undulasi maka motocross akan
melayang di udara untuk beberapa saat, dari hal
ini maka dapat dianalisis lintasan yang dilalui
selama motocross melayang di udara
menggunakan pendekatan gerak parabola.
Motor yang digunakan dalam balap ini biasanya merupakan jenis motor KTM
(125 SX, 150 SX, 250 SX, 250 SX-F, 350 SX-F, 450 SX-F), Yamaha (YZ125,
YZ250, YZ250F, YZ450F), Kawasaki (KX250F, KX450F), dan Honda
(CRF150R, CRF250X, CRF250R, CRF450X, CRF450R) dengan kapasitas mesin
125-450 cc. KTM 450 SX-F merupakan jenis motocross yang memiliki top speed
tercepat untuk saat ini yaitu sebesar 123 mph.
BAB III

METODE
A. Metode yang Digunakan
Dalam pembuatan proyek ini digunakan beberapa metode yaitu :

1. Metode Bisection pada modul solusi persamaan non linier.

2. Metode Euler pada modul persamaan differensial biasa.

Metode Bisection merupakan metode yang digunakan untuk mencari akar


dari suatu fungsi f(x) yang mendekati nol. Metode Bisection disini digunakan
untuk menentukan waktu yang diperlukan oleh motocross untuk sampai di
20 sin
permukaan tanah. Fungsi yang digunakan adalah () = . Dalam

metode bisection ini dicari akar dari fungsi tersebut yang merupakan waktu
tempuh motocross untuk mencapai permukaan tanah, dimana akar persamaan ini
berada pada sumbu y = 0 dan bila ditinjau dari bentuk lintasan motocross maka
keadaan dimana motocross berada pada sumbu y = 0 adalah pada keadaan awal
dan keadaan saat motocross mencapai tanah yaitu jarak terjauh yang dapat
dicapai, maka dari itu disini untuk interval yang digunakan adalah x1 = 0 (jarak
awal) dan x2 = jarak terjauh yang dapat dicapai. Karena tidak terdapat percepatan
maupun perlambatan pada sumbu x, maka untuk mencari jarak yang ditempuh
benda (x) pada selang waktu (t) dapat dihitung dengan fungsi = 0 cos .

Sedangkan metode Euler digunakan untuk menggambarkan bagaimana


lintasan dari motocross, dimana persamaan gerak yang digunakan adalah :


= , =0


= , =

Dimana g adalah percepatan gravitasi. Disini metode Euler dapat digunakan untuk
mencari setiap nilai turunan dari bentuk diferensial berhingga yang tepat untuk
integrasi numerik :

+1 = + , , ,+1 = ,

+1 = + , , ,+1 = ,

merupakan stepsize dimana untuk stepsize yang digunakan disini adalah 0,01.
Jadi disini dicari nilai dari x dan y nya untuk setiap pertambahan 0,01 sehingga
dapat dibuat plotting nilai x dan y yang merupakan gambaran dari lintasan yang
dilakukan oleh motocross selama melayang di udara.

B. Flowchart
MULAI

Input Kecepatan Awal : v0_

Salah v0_ > 123


or v0_ < 0
or v0_== 0

Benar
Output Kecepatan diluar batas literatur! Silahkan ulangi

A
A

v0 = v0_*0.44704
sudut = pi/4 ; g = 9.8
v0x = v0*cos(sudut)
v0y = v0*sin(sudut)

peluru_xy (v0, a, hs=0.0, g=9.8)

data_xy = []
t = 0.0

While True

y = hs + (t*v0*math.sin()-(g*t**2)/2

y<0

break

x = v0*math.cos()*t

B
B

data_xy.append(x,y)

t+=0.1

data_45 = peluru_xy(v0,)

point_height_max = max(data_45,key=lambda q : q[1])

xm, ym = point_height_max

x_max = max(data_45) [0]

...ANALISIS LINTASAN MOTOCROSS...

Menggunakan asumsi sudut lintasan terhadap horizontal {} derajat

Kecepatan motor {} meter/detik

Ketinggian maksimum yang dapat dicapai {:0.3f} meter

pada jarak {:0.3f} meter

Jarak maksimumnya adalah {:0.3f} meter.

.format (45, v0, ym, xm, x_max)

x1 = 0

x2 = x_max

tol = 0.0001

x, iter = 0, 0

C
C

f = (2*(v0/g)*sin(sudut))-t

abs (x1-x2) > tol

Benar
iter +=1

x = (x1+x2)/2.0

fx = f(x)

error = abs (x1-x2)

Salah error > tol

Benar
akar = x

Salah f(x1)*fx<0

Benar
x1 = x

x2 = x

D
D

Waktu yang diperlukan untuk sampai di permukaan tanah {:0.3f} detik .format (x)

angle = [45]

dt = 0.01

For theta in angle

x = [0,0]

y = [0,0]

vx = [v0*math.cos(theta*math.pi/180.0)]

vy = [v0*math.sin(theta*math.pi/180.0)]

i=0

y[i] >= 0.0

E
E

x += [0.0]

y += [0.0]

vx += [0.0]

vy += [0.0]

x[i+1] = x[i]+vx[i]*dt

y[i+1] = y[i]+vy[i]*dt

vx[i+1] = vx[i]

vy[i+1] = vy[i]-g*dt

i = i+1

plt.plot(x, y, label=str(45)+' derajat')

plt.title('Lintasan Motor Cross')

plt.xlabel('Jarak (m)')

plt.ylabel('Ketinggian (m)')

plt.ylim(ymin=0.0)

plt.legend()

plt.show()

SELESAI
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gerak yang dilakukan selama motocross melayang di udara adalah gerak
dua dimensi, yang merupakan gabungan dari gerak horizontal dan vertikal.
Percepatan gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, gravitasi tidak
mempengaruhi gerak motocross pada arah horizontal sehingga percepatan pada
komponen x adalah nol dan percepatan pada komponen y bernilai negatif (-g)
karena arah gravitasi selalu ke bawah alias ke pusat bumi. Dari listing program
yang telah dibuat didapatkan hasil sebagai berikut :

Program ini berjudul Program Analisis Lintasan Motocross dalam


program ini diberikan literatur dari kecepatan motocross yang berkisar antara 1-
123 mil/jam dan sudut yang digunakan dalam perhitungan adalah 45. Karena
input nilai kecepatan awal tidak berada dalam rentang literatur maka akan muncul
peringatan untuk mengulangi program.
Untuk tampilan hasil diatas adalah hasil dari perhitungan menggunakan
kecepatan awal yang diinput oleh pengguna (user). Program dapat dijalankan
karena nilai kecepatan awal yang dimasukkan berada pada rentang literatur yang
ada. Untuk mengatur berjalan atau tidaknya program ini digunakan perintah if dan
else.

Dalam program ini digunakan dua metode yaitu metode bisection dan
metode euler seperti yang telah dijelaskan dalam bab III metode. Dimana metode
bisection digunakan untuk menentukan waktu yang diperlukan motocross untuk
mencapai permukaan tanah, sedangkan metode euler digunakan untuk
memvisualisasikan lintasan dari motocross.
20 sin
Dalam metode bisection digunakan fungsi kontinu : () =

20 sin
Mengingat bahwa pesamaan waku tempuh = dan akar dari suatu fungsi

20 sin
adalah saat () = 0, maka di dapatlah () = . Fungsi inilah yang

diolah dalam metode bisection hingga mendapatkan akar () = 0

Selanjutnya terdapat metode Euler yang merupakan metode yang paling


sederhana dalam penyelesaian persamaan differensial biasa. Metode ini digunakan
untuk membuat grafik 2D lintasan parabola dari gerak motocross. Dalam metode
ini dicari nilai dari variabel x dan y untuk setiap titik kemudian dilakukan plotting
data-data yang telah didapatkan.
BAB V

KESIMPULAN
Dari program yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa lintasan
motocross saat melayang di udara dapat dianalisis dengan menggunakan
pendekatan gerak peluru atau gerak parabola. Dalam pelaksanaanya dapat
digunakan beberapa metode numerik untuk membantu menyelesaikan persamaan
yang digunakan dalam menganalisis lintasan motocross, diantaranya terdapat
metode bisection yang digunakan untuk penentuan waktu yang dibutuhkan oleh
motocross untuk mencapai permukaan tanah dan terdapat pula metode euler yang
digunakan untuk visualisasi 2D grafik lintasan motocross. Adapun modul yang
digunakan dalam pembuatan program ini adalah module math, numpy dan
matplotlib. Module math digunakan untuk menyelesaikan fungsi-fungsi
matematika yang digunakan, untuk module numpy berguna untuk operasi matriks
atau array dan juga meyediakan berbagai fungsi yang memudahkan dalam
perhitungan matematika, sedangkan module matplotlib digunakan untuk
menampilkan grafik 2D.
LAMPIRAN

Listing Program
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya WS, Mada, Ph.D. 2015. METODE NUMERIK BERBASIS
PYTHON. Yogyakarta : Penerbit Gava Media
Modul Lecture Notes for Physics 801 : Numerical Methods oleh Jolien
Creighton, 2012.
http://klxadventure.com/2014/10/14/perbedaan-motor-motocross-enduro-
dual-sport-dan-motard/ (diakses pada Rabu, 30 November 2016 pukul
01.14 WIB)
http://www.cheatsheet.com/automobiles/the-5-fastest-dirt-bikes-in-the-
world.html/?a=viewall (diakses pada Rabu, 30 November 2016 pukul
01.14 WIB)

Вам также может понравиться