Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
AKNE VULGARIS
Oleh :
Henyta1, Indria Intan2
Abstract :
Based on the survey by WHO in 2013, it was founded that the mortality rates of age 30-70 is
208 among 100.000 population. The bigest contributor is because of the cardiovasculer
disease and diabetes. Hypertension is become the most commonly cardiovascular disease.
Hypertension need to get the appropriate medication, otherwise it will cause serious
complication. For that reason, antihypertensive therapy should be given to patient with
hypertension to get a controlled blood pressure to prevent the complication. The adherence
of consuming the medications the most important key to achieve the impulses blood pressure.
This research is a descriptive research with the population of the employee of Tarumanagara
University. This research has purpose to knowing the profile of the adherence of consuming
the antihypertension medicine by the employee of Tarumanagara University and to procure
what is other factor that available into that. This research had been performed since July
2015 up to December 2015. The sample on this research amounted to 48 people with
concecutive non probability sampling technique. From the research we acquired 95,8% have
a low adherence, and 4,2% have high adherence with 25% respondent with a controlled
blood pressure, and the rest 75% is not. The adherence of consuming the antihypertension
medicine influenced by many factor both intrinsict or extrinsict and all the factor is interact
one another.
Key Words : Hypertension; medication adherence; complication; factors; Control
Abstrak :
Western diet berupa asupan tinggi karbohidrat, dairy products, dan lemak jenuh dapat
memicu peningkatan kadar IGF-1. IGF-1 SREBP-1c dapat meningkatkan metabolisme lipid
sistemik dan lokal serta perubahan free fatty acid sehingga pada folikel pilosebasea terjadi
hiperproliferasi keratinosit dan peningkatan sekresi sebum yang memicu inflamasi pada lesi
akne. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan rasio HDL/LDL terhadap derajat
keparahan akne vulgaris. Desain penelitian ini adalah cross sectional secara analitik dengan
sampel sejumlah 55 orang. Kadar HDL dan LDL diperiksa dan klasifikasi akne vulgaris
berdasarkan GAG score. Dari 55 pasien, didapatkan penderita akne dengan derajat ringan
sejumlah 14 (25,5 %) orang, sedang 23 (41,8%) orang, berat 10 (18,2 %) orang dan derajat
sangat berat sejumlah 8 (14,5%) orang. Kadar HDL pada derajat ringan (45-76 mg/dL),
sedang (43-88 mg/dL), berat (44-80 mg/dL), dan sangat berat (49-71 mg/dL). Kadar LDL
pada derajat ringan (80-146 mg/dL), sedang (46-163 mg/dL), berat (74-144 mg/dL), dan
sangat berat (103-185 mg/dL). Rasio HDL/LDL pada pasien akne derajat ringan (0,34-0,81),
derajat sedang (0,35-1,24), berat (0,36-0,86), sangat berat (0,29-0,65). Pasien dengan rasio
HDL/LDL baik ( 0,4) 42 orang dan buruk (< 0,4) sejumlah 13 orang. Secara statistik tidak
bermakna karena p value > 0,05, tetapi pasien akne vulgaris dengan rasio HDL/LDL yang
kurang dari nilai normal ( 0,4) memiliki kecenderungan sekitar 6,1 kali menderita akne
dengan derajat keparahan sangat berat.
Kata kunci: akne vulgaris, HDL, LDL, rasio HDL/LDL, western diet
bervariasi antar negara pada usia 18 tahun. Hasil
dan berbagai kelompok survei di RSU yang sama
etnis. Di Amerika, pada tahun 2011,
prevalensi akne vulgaris didapatkan penderita akne
sekitar 61,9 % pada vulgaris terbanyak pada
remaja berumur di atas 18 usia 17 tahun sebanyak 14
tahun.1 Sebuah studi di orang (20,59%), usia 18
Peru melaporkan tahun sebanyak 13 orang
prevalensi sekitar 16,33 (19,11%). Pasien akne
% pada siswa berumur 12 dengan usia termuda
tahun dan 71,23 % adalah 14 tahun dan tertua
berumur 17 tahun. Di 25 tahun, masing-masing
Australia, prevalensi akne sebanyak 4 orang
vulgaris sekitar 27,7 % (5,88%).5
pada siswa berumur 10 Pada penelitian
12 tahun dan 93,3 % pada Cordain dan kawan-
remaja berumur 16 18 kawan tahun 2011,
tahun.2 Di New Zealand kejadian akne dapat
sekitar 67,3 %. Di Inggris dipengaruhi oleh Western
prevalensinya sekitar 49,8 diet, prevalensinya sekitar
%. Di Iran prevalensi 79-95 %.6 Dan pada
akne vulgaris sekitar 93,2 penelitian Arora dan
%.3 Studi lain di Cina kawan-kawan tahun 2010,
melaporkan prevalensi sebanyak 56,57 % pasien
1
mencapai 46,8 % pada akne berkaitan dengan
Mahasiswa Fakultas umur 19 tahun. Pada studi diet tinggi lemak.7 Dalam
Kedokteran Universitas ini, 68,4 % memiliki akne penelitian Melnik BC
vulgaris derajat ringan, pada tahun 2015
Tarumanagara (Henyta);
26,0 % derajat sedang dan dikatakan bahwa western
2
Bagian Kulit dan 5,6 % derajat parah/ diet meliputi makanan
Kelamin, Fakultas berat.2 Hongkong tinggi karbohidrat, dairy
memiliki prevalensi akne products, dan tinggi
Kedokteran Universitas
vulgaris sekitar 91,3 %. lemak jenuh. Western diet
Tarumanagara (dr. Indria Prevalensi di Singapura ini berpengaruh pada
Intan, Sp.KK) sekitar 87,9 %.3 peningkatan sintesis lipid
Di Indonesia, secara sistemik dan lokal
Correspondence to : dr. kejadian akne vulgaris di yang akhirnya akan
Indria Intan, Sp.KK, Jakarta sekitar 75-80 %.4 memicu hiperproliferasi
Kejadian akne vulgaris keratinosit dan
Department of Dermatology
pada tahun 2010 peningkatan sekresi
and Venereology Faculty of berdasarkan survei di sebum yang akan memicu
Medicine, Tarumanagara Poliklinik Kulit dan inflamasi pada akne
Kelamin RSU dr. vulgaris. Western diet
University, Jl. Letjen S. Soedarso, Pontianak, memicu peningkatan
Parman No. 1,Jakarta pasien akne vulgaris pada insulin dan IGF-1. IGF-1
laki-laki sebanyak akan mengaktifkan
11440.
41,46% dan perempuan mechanistic target of
PENDAHULUAN 58,54%. Rata-rata pasien rapamycin complex 1
Prevalensi akne vulgaris akne pada usia 16-19 (MTORC1). Aktivasi
pada remaja dan dewasa tahun dengan puncaknya mTORC1 yang
merupakan regulator yang berperan dalam
anabolisme dan metabolism lipoprotein
pembentukan lipid juga ini akan mentransfer
akan menstimulasi kolesterol ester dari HDL
ekspresi PPAR dan (HDL2) ke VLDL dan
SREBP-1c yang dapat LDL, sehingga
memicu peningkatan berpengaruh terhadap
produksi sebum. IGF-1 peningkatan kadar LDL
juga menekan forkhead dan penurunan kadar
boxclass O1 (FoxO) yang HDL. Kadar abnormal
menyebabkan 4 faktor dari HDL dan LDL ini
transkripsi meningkat diduga sebagai dampak
yang berefek pada akibat diet tinggi
peningkatan jumlah karbohidrat, dairy
trigliserida dalam sebum. products, dan lemak
Trigliserida merupakan jenuh yang juga memicu
nutrisi bagi P. acnes dan terjadinya inflamasi pada
menjadikan lingkungan akne vulgaris.7,8
yang kondusif bagi P. Dari uraian di
acnes itu sendiri dan atas, penulis tertarik
terjadi inflamasi. Selain untuk melihat gambaran
itu, IGF juga memicu kadar HDL dan LDL pada
kadar hormon androgen. penderita akne vulgaris
Hormon androgen dan melihat apakah rasio
memicu terjadinya HDL/LDL mempunyai
hiperproliferasi folikel hubungan yang bermakna
pilosebasea dan dengan derajat keparahan
peningkatan produksi akne vulgaris.
sebum.8
IGF-1 memicu
peningkatan metabolisme
lipid secara sistemik,
yang bisa mempengaruhi
kadar HDL dan LDL.
Tugas Low Density
Lipoprotein (LDL) adalah
mengangkut kolesterol ke
jaringan perifer dan juga
mensintesis hormon
steroid. High Density
Lipoprotein (HDL)
bertugas mengangkut
kolesterol dari jaringan
perifer untuk
dimetabolisme di hati.
HDL berperan dalam
jalur reverse transport
pada metabolisme
9,10
lipoprotein. CETP
METODE PENELITIAN kuesioner tentang informasi demografi
responden serta kebiasaan dan pola
Desain penelitian yang digunakan
makanan responden yang diduga
pada penelitian ini adalah Cross-sectional
berhubungan dengan akne vulgaris yang
secara analitik dan dilakukan di RSUK
diderita, pengambilan foto untuk hitung
Tebet pada bulan Oktober 2015 dengan
lesi akne, dan pengambilan darah untuk
perkiraan besar sampel sebanyak 55
memeriksa kadar HDL dan LDL.
responden dengan akne vulgaris.
Analisis data dilakukan menggunakan
Digunakan teknik consecutive non-
perhitungan statistika dan hasilnya berupa
probability sampling untuk proses
data numerik, data kategorik yang akan
pengambilan sampel.
disajikan dalam bentuk table, grafik, atau
Kriteria inklusi dalam penelitian ini narasi.
adalah laki-laki dan perempuan berumur
HASIL PENELITIAN
15-45 tahun, menderita akne vulgaris
(akne derajat ringan-sangat berat), tidak 4.1 Keadaan Umum
mempunyai riwayat penyakit metabolik,
Dalam penelitian ini didapatkan
tidak mengkonsumsi obat isotretinoin oral
untuk menilai keadaan tekanan darah
dalam 1 bulan terakhir, tidak memakai
didapatkan sebanyak 78 karyawan
obat topikal jerawat dari dokter kulit
menderita hipertensi. Namun, hanya 48
dalam 1 bulan terakhir.
karyawan yang mengonsumsi obat dan
Cara kerja penelitian yang dilakukan
sebanyak 30 karyawan sisanya sama sekali
adalah peneliti menjelaskan kepada
tidak mengonsumsi obat antihipertensi.
responden mengenai penelitian dan
responden dimintai persetujuannya untuk Pada karyawan yang tidak
ikut dalam penelitian dalam bentuk mengonsumsi obat antihipertensi
informed consent. Selanjutnya, dilakukan didapatkan sebanyak 22 karyawan (73,3%)
pengambilan foto responden untuk menderita hipertensi derajat satu dan 8
menghitung lesi akne dan pengambilan karyawan (26,7%) menderita hipertensi
darah vena untuk pemeriksaan kadar HDL derajat dua.
dan LDL di laboratorium. Variabel yang
Tabel 4.1.1 Hasil pengukuran tekanan
dinilai dalam penelitian ini adalah akne
darah karyawan hipertensi
vulgaris, kadar HDL dan LDL.
yang tidak minum obat
Pengumpulan dan pengolahan data
antihipertensi.
dilaksanakan dengan memberikan lembar
Klasifikasi Tekanan Jumlah (%) Kepatuhan minum Jumlah (%)
Darah (n=30) obat (n=48)
Hipertensi derajat 1 22 (73,3%) Kepatuhan rendah 46 (95,8%)
Hipertensi derajat 2 8 (26,7%) Kepatuhan tinggi 2 (4,2%)
Jumlah (%)
Karakteristik 4.4 Gambaran Tingkat Kepatuhan
(n=48)
Berdasarkan Data Demografi
Durasi pengobatan
Responden
Iya 18 (37,5%)
Tidak 30 (52,5%) Pada penelitian ini ditemukan 100%
Efek samping obat responden usia >55 tahun memiliki
Iya 0 (0%) kepatuhan rendah 100% responden
Tidak 48 (100%) perempuan memiliki kepatuhan rendah,
Derajat perubahan pola hidup seluruh responden sudah menikah
sehingga tidak bisa dinilai, 16,7% dari
responden yang memiliki pendidikan S3 4 (100%) 0 (0%)
terakhir S2 memiliki kepatuhan yang
tinggi.
4.5 Gambaran Tingkat Kepatuhan
Tabel 4.4 Gambaran tingkat kepatuhan Berdasarkan Faktor-faktor yang
berdasarkan data demografi Ada.
responden
Dari penelitian ini didapatkan 100%
Kepatuhan dari responden yang percaya terhadap
Kepatuhan
Rendah efektifitas obat antihipertensi memiliki
Karakteristik Tinggi
n= 46 kepatuhan rendah, 93,8% dari responden
n=2 (4,2%)
(95,8%) yang memiliki motivasi untuk patuh dalam
Usia pengobatan antihipertensi memiliki
< 40 tahun 0 (0%) 0 (0%) kepatuhan rendah, 94,1% dari responden
40-55 tahun 32 (94,1%) 2 (5,9%) yang tidak merasa cemas/takut/ depresi
> 55 tahun 14 (100%) 0 (0%) terhadap pengobatan antihipertensinya
Jenis kelamin memiliki kepatuhan rendah, 100% dari
Laki-laki 32 (94.1%) 2 (5,9%) responden memiliki presepsi yang tidak
Perempuan 14 (100%) 0 (0%) baik terhadap dokter yang merawatnya
Status pernikahan memiliki kepatuhan rendah, 100% dari
Menikah 46 (95,8%) 2 (4.2%) responden yang dapat membaca/
Belum 0 (0%) 0 (0%) memahami/ mengingat pentunjuk
menikah pengobatan dan bertindak atas informasi
kesehatan memiliki kepatuhan rendah,
100% dari responden yang mengonsumsi
Kepatuhan rokok memiliki kepatuhan rendah, seluruh
Kepatuhan
Rendah responden tidak mengonsumsi alkohol
Karakteristik Tinggi
n= 46 sehingga tidak dapat dinilai, 100% dari
n=2 (4,2%)
(95,8%) responden yang terbiasa lupa minum obat
Tingkat pendidikan antihipertensinya memiliki kepatuhan
SMA 18 (100%) 0 (0%) rendah, 100% dari responden yang
D3 2(100%) 0 (0%) mengeluhkan kompleksitas pengobatan
S1 12(100%) 0 (0%) memiliki kepatuhan rendah, 100% dari
S2 10(83,3%) 2 (16,7%) responden yang mengeluhkan durasi
pengobatan yang panjang memiliki
kepatuhan rendah, seluruh responden tidak Tidak percaya 12 (85,7%) 2 (14,3%)
mengeluhkan adanya efek samping obat Motivasi
yang mengganggu sehingga tidak dapat Memiliki 30 (93,8%) 2 (6,2%)
dinilai, 100% dari responden yang tidak motivasi
merasa repot dengan perubahan pola hidup Tidak 16 (100%) 0 (0%)
yang dianjurkan memiliki kepatuhan memiliki
rendah, 100 % dari responden yang motivasi
mengeluhkan rasa dari obat antihipertensi Sikap negatif
memiliki kepatuhan rendah, 100% dari Iya 14 (100%) 0 (0%)
responden yang tidak puas terhadap Tidak 32 (94,1%) 2 (5,9%)
program pelayanan kesehatan memiliki Hubungan dokter-pasien
kepatuhan rendah, 100% dari responden Baik 42 (95,5%) 2 (4.5%)
yang merasa efektifitas waktunya Tidak baik 4 (100%) 0 (0%)
terganggu memiliki kepatuhan rendah, Melek kesehatan
100% dari responden yang tidak mendapat Iya 36 (100%) 0 (0%)
dukungan sosial atas pengobatannya Tidak 10 (83,3%) 2 (16,7%)
memiliki kepatuhan rendah, 100% Konsumsi rokok
responden yang keberatan terhadap Iya 6 (100%) 0 (0%)
pembiayaan pengobatannya memiliki Tidak 40 (95,2%) 2 (4,8%)
kepatuhan rendah, 100% dari responden Konsumsi alkohol
yang merasakan ada perburukan terhadap Iya 0 (0%) 0 (0%)
hipertensinya memiliki kepatuhan rendah. Tidak 46 (95,8%) 2 (4,2%)