Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
102013046
oktavianidr23@yahoo.com
Abstrak
Kelenjar tiroid terletak di dalam leher bagian bawah, di sebelah kanan-kiri anterior trakea,
melekat pada tulang laring dan pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu
lobus dextra dan sinistra yang saling berhubungan oleh istmus. Masing-masing lobus
tebalnya 2 cm, panjangnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm. Kelenjar tiroid termasuk bagian
tubuh yang jarang mengalami keganasan, terjadi 0,85% dan 2,5% dari seluruh keganasan
pada pria dan wanita. Secara klinis, suatu nodul tiroid diperkirakan ganas jika: usia dibawah
20 tahun atau diatas 50 tahun; riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak; terdapat
disfagia, sesak nafas, perubahan suara; nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras;
terdapat pembesaran kelenjar getah bening leher; terdapat tanda-tanda metastasis jauh.
Abstract
The thyroid gland is located in the lower neck, on the right-left anterior trachea, attached to
the bone of the larynx and on the walls of the larynx. This gland consists of two lobes,
namely lobes and the left dextra interconnected by the isthmus. Each lobe of 2 cm in
thickness, length and width 4 cm 2.5 cm. The thyroid gland is part of the body including
the rare experience of malignancy, occurring 0.85% and 2.5% of all malignancies in men and
women. Clinically, an estimated malignant thyroid nodule if: age under 20 years old or over
50 years; radiation history of the neck as a child; there are dysphagia, shortness of breath,
voice changes; solitary nodules, rapid growth, hard consistency; there are enlarged lymph
nodes of the neck; there are signs of distant metastases.
1
Pendahuluan
Kelenjar tiroid terletak di dalam leher bagian bawah, di sebelah kanan-kiri anterior trakea,
melekat pada tulang laring dan pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu
lobus dextra dan sinistra yang saling berhubungan oleh istmus. Masing-masing lobus
tebalnya 2 cm, panjangnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm. Kelenjar tiroid termasuk bagian
tubuh yang jarang mengalami keganasan, terjadi 0,85% dan 2,5% dari seluruh keganasan
pada pria dan wanita. Tetapi di antara kelenjar endokrin, keganasan tiroid termasuk jenis
keganasan kelenjar endokrin yang sering ditemukan. Secara klinis, antara nodul tiroid yang
ganas dengan yang jinak sering sulit dibedakan, bahkan baru dapat dibedakan setelah didapat
hasil evaluasi sitologi preparat biopsi jarum halus atau histopatologi dari jaringan kelenjar
tiroid yang diambil saat operasi.
Pembahasan
Anamnesis
Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali keganasan
jenis aplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu. Sebagian kecil
pasien, khususnya pasien dengan nodul tiroid yang besar, mengeluh adanya gejala penekanan
pada esophagus dan trakea. Biasanya nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri, kecuali timbul
perdarahan ke dalam nodul atau bila kelainannya tiroiditis akut/sub akut. Keluhan lain pada
keganasan mungkin ada ialah suara serak.1
Dalam hal ini riwayat kesehatan, banyak faktor yang perlu ditanyakan, apakah kearah
ganas atau tidak. Seperti misalnya usia pasien saat pertama kali nodul tiroid ditemukan,
riwayat radiasi saat usia anak-anak, jenis kelamin pria, meskipun prevalensi nodul tiroid lebih
rendah, tetapi kecenderungannya menjadi ganas lebih tinggi dibandingkan pada wanita.
Respons terhadap pengobatan dengan hormon tiorid juga dapat digunakan sebagai petunjuk
dalam evaluasi nodul tiroid. Riwayat karsinoma tiroid medulare dalam keluarga , penting
untuk evaluasi nodul tiroid kearah ganas atau jinak.1
Pemeriksaan Fisik
2
1. Pemeriksaan Keadaan Umum dan TTV (Tanda Tanda Vital)
2. Pemeriksaan leher
Inspeksi pada leher untuk melihat adanya asimetri, denyutan abnormal, tumor,
keterbatasan gerakan dalam range of motion (ROM) maupun pembesaran kelenjar
limfe dan tiroid.
Pemeriksaan palpasi leher dilakukan pada tulang rawan tiroid, kelenjar tiroid,
muskulus sternokleidomastoideus, pembuluh karotis dan kelenjar limfe. Pemeriksaan
dilakukan pada kedua sisi (bilateral) bersamaan.
Palpasi anterior approach
Penderita diminta duduk tanpa bersandar, pemeriksa berada di depan penderita
kemudian raba dengan pulpa jari-jari kedua tangan benjolan terbesar pada leher
pasien. Apabila teraba nodul laporkan kira-kira besarnya, adakah nyeri tekan.
Palpasi posterior approach
Penderita tetap pada posisi duduk tanpa bersandar, pemeriksa berada belakang
penderita, kemudian raba dengan pulpa jari-jari kedua tangan. Amati gerakannya saat
menelan, simetris, ireguler dan amati apakah bergerak mengikuti gerakan menelan
atau terfiksasi.
Auskultasi
Dengarkan suara bising tiroid pada leher atau di pembesaran (benjolan) leher pasien.2
3
Sedangkan dibawah ini adalah kumpulan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
meningkatkan kecurigaan ke arah keganasan tiroid, yaitu: usia <20 tahun atau >50 tahun
mempunyai prevalensi tinggi keganasan pada nodul yang teraba. Nodul pada pria mempunyai
kemungkinan 2 kali lebih tinggi menjadi ganas dari wanita.
Keluhan suara serak, susah napas, batuk, disfagia
Riwayat radiasi pengion pada saat kanak-kanak
Padat, keras, tidak rata dan terfiksir
Limfadenopati servikal
Riwayat keganasan tiroid sebelumnya1
Pemeriksaan Penunjang
a. Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)
Pemeriksaan sitologi dari BAJAH nodul tiroid merupakan langkah
pertama yang harus dilakukan dalam proses diagnosis. BAJAH oleh operator yang
terampil, saat ini dianggap sebagai metode yang efektif untuk membedakan jinak
atau ganas pada nodul soliter atau nodul dominan dalam struma multinodular.
BAJAH mempunyai sensivitas sebesar 83% dan spesifitas 92%. Bila BAJAH
dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan angka negatif palsu kurangdari 5%,
dan angka positif palsu hampir mendekat 1%. Hasil BAJAH dibagi menjadi 4
gambaran sugestif tapi tidak konklusif karsinoma papilare tiroid), ganas, dan tidak
adekuat.1
Jenis karsinoma yang dapat segera ditentukan ialah karsinoma papilare,
histopatologi yang dapat memperlihatkan adanya invasi kapsul tumor atau invasi
4
karsinoma folikulare sebesar 20% dengan angka tertinggi terjadi pada kelompok
hiper maupun hipotiroid. Oleh karena itu perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi
pada Hashimoto juga timbul nodul baik uni/bilateral, sehingga pada tiroiditis
kadar tiroglobulin sangat baik untuk monitor kekambuhan karsinoma tiroid pasca
terapi, kecuali pada karsinoma tiroid medulare dan anaplastik, karena sel
berdiferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk karsinoma tiroid,
residif.1
Pada pasien dengan riwayat keluarga karsinoma tiroid medulare, tes
genetik dan pemeriksaan kadar kalsitonin perlu dikerjakan. Bila tidak ada
5
c. Pencitraan
Pencitraan pada nodul tiroid tidak dapat menentukan jinak atau ganas,
tetapi dapat membantu mengarahkan dugaan nodul tiroid tersebut cenderung jinak
atau ganas. Modalitas pencitraan yang sering digunakan pada nodul tiroid adalah
atau nodul dingin, sehingga dikatakan tidak spesifik dan tidak diagnostik.
kurang lebih 80-85% memberikan hasil dingin (cold) dan 10-15% dari kelompok
ini kemungkinan ganas. Nodul panas (hot) ditemukan sekitar 5% dengan resiko
ganas paling rendah, sedang nodul hangat (warm) terdapat 10-15% dari seluruh
dan jumlah nodul, meski sebenarnya USG tidak dapat membedakan nodul jinak
dari yang ganas. USG pada nodul tiroid yang dingin sebagian besar akan
USG juga dikerjakan untuk menentukan multinodularis yang tidak teraba dengan
palpasi.1
Modalitas pencitraan lain seperti CT scan dan MRI tidak
memberikan keterangan berarti untuk diagnosis, juga sangat mahal. CT scan atau
MRI baru dilakukan jika ingin mengetahui adanya perluasan struma substernal
6
Salah satu cara meminimalisasi hasil negatif palsu pada BAJAH ialah
dengan terapi supresi TSH dengan tiroksin. Yang dimaksud terapi supresi TSH
dengan L-tiroksin adalah menekan sekresi TSH dari hipofisis sampai kadar TSH
di bawah batas nilai terendah angka normal. Rasionalitas supresi TSH berdasarkan
bukti bahwa TSH merupakan stimulator kuat untuk fungsi kelenjar tiroid dar
respon dan tidak, dan kelompok terakhir ini lebih besar kemungkinan ganasnya.
Tetapi dengan adanya reseptor TSH di sel-sel karsinoma tiroid, maka terapi
tersebut juka akan memberikan pengecilan tiroid. Ini terbukti dari 13-15% pasien
karsinoma tiroid mengecil dengan terapi supresi. Oleh karena itu tidak ada atau
adanya respon terhadap supresi TSH tidak dengan sendirinya secara pasti
menyingkirkan keganasan.1
Berdasarkan data-data pada evaluasi klinis dan pemeriksaan penunjang, maka
dapat diduga kecenderungan suatu nodul tiroid jinak atau ganas (Tabel 1).
Tabel 1. Kecenderungan Keganasan Suatu Nodul Tiroid1
7
Respon komplit terhadap x
terapi supresi
Respon parsial terhadap x
terapi supresi
Respon neatif terhadap x
terapi supresi
e. Pemeriksaan Histopatologi
A. Definisi
B. Epidemiologi
Karsinoma tiroid agak jarang ditemukan, yaitu sekitar 3-5% dari semua tumor maligna.
Insiden karsinoma tiroid diperkirakan berkisar antara 36-60 kasus per 1.000.000 populasi per
tahun. Di Amerika Serikat, prevalensi karsinoma tiroid pada tahun 2012 sekitar 601.789
kasus dengan insidensi temuan kasus baru setiap tahunnya sekitar 13,5 kasus per 100.000
orang dan angka kematian sebesar 0,5 per 100.000 orang per tahun.4 Di Indonesia karsinoma
tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke sembilan. Insidensi karsinoma
tiroid lebih tinggi di negara dengan struma endemik, terutama jenis folikuler dan jenis
berdiferensiasi buruk/anaplastik (25% ditemukan pada struma nodusa). Karsinoma tiroid
ditemukan pada semua usia dengan puncaknya pada usia muda (7-20 tahun) dan usia
setengah baya (40-60 tahun). Karsinoma jarang ditemukan pada anak-anak dan insiden
meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Rasio perbandingan insiden antara wanita dan
pria dilaporkan 2,5 : 1.3
8
C. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, akan tetapi faktor yang berperan khususnya
untuk jenis berdeferensiasi baik (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis,
dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik. Belum diketahui suatu karsinoma yang
berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik
berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensiasi baik (papiler dan folikuler), dengan
Radiasi daerah leher merupakan salah satu faktor resiko yang penting. Lebih
kurang 25% dari mereka yang menjalani radiasi leher pada usia muda, di kemudian hari
memperlihatkan nodul kelenjar tiroid yang berupa adenokarsinoma tiroid, terutama tipe
papiler. Risiko mendapatkan karsinoma tiroid akibat radiasi biasanya juga tergantung
pada usia penderita. Bila radiasi tersebut terjadi pada usia lebih dari 20 tahun korelasi
risikonya kurang bermakna. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-
rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi
kanker tiroid. Pemberian diet tanpa garam Iodium, pemberian zat radioaktif atau sub total
tiroidektomi berakibat stimulasi TSH meningkat dan dalam jangka waktu yang lama
dapat terjadi karsinoma tiroid. Faktor resiko lainnya adalah jenis kelamin dan adanya
D. Anatomi tiroid
Kelenjar tiroid terletak dibagian bawah leher, antara fascia koli media dan fascia
prevertebralis (Gambar 1). Di dalam ruang yang sama terletak trakea, esofagus,
pembuluh darah besar, dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia
pretrachealis dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Keempat
9
Gambar 1. Letak Kelenjar Tiroid5
Kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus (Gambar 2), yang dihubungkan oleh
istmus dan menutup cincin trakhea 2 dan 3. Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar
ini pada fasia pretrakhea sehingga pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan
terangkatnya kelenjar ke arah kranial. Sifat ini digunakan dalam klinik untuk
menentukan apakah suatu bentukan di leher berhubungan dengan kelenjar tiroid atau
tidak.5
karotis eksterna) dan a. tyroidea inferior (cabang a. subklavia). Setiap folikel lymfoid
diselubungi oleh jala-jala kapiler, dan jala-jala limfatik, sedangkan sistem venanya
berasal dari pleksus perifolikular. Nodus limfatikus tyroid berhubungan secara bebas
dengan pleksus trakhealis, selanjutnya dari pleksus ini ke arah nodus prelaring yang
tepat di atas istmus, dan ke kelenjar getah bening pretrakhealis dan paratrakhealis,
sebagian lagi bermuara ke kelenjar getah bening brakhiosefalika dan sebagian ada
penyebaran keganasan.5
10
Gambar 2. Anatomi Kelenjar Tiroid5
E. Patofisiologi
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang menderita kanker
tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau penduduk sekampung ada yang menderita
kelainan kelenjar gondok (endemis) dapat mencetuskan timbulnya neoplasma yang
menyebabkan timbulnya pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar tiroid seseorang. Hal
ini dipengaruhi oleh pelepasan TRH oleh Hipotalamus. Dimana karena pengaruh TRH,
Hipofisis anterior akan merangsang peningkatan sekresi TSH sebagai reaksi adanya
neoplasma. Peningkatan TSH ini akan meningkatkan massa tiroid yang akan berdiferesiasi
sehingga memunculkan kanker tiroid. Kanker ini umumnya akan meluas dengan metastasis
dan invasi kelenjar dan organ tubuh. Berikut perluasan kanker pada organ tubuh yang lain:6
a. Pada kanker papiler, kanker ini biasanya meluas dengan metastasis dalam kelenjar
dan dengan invasi kelenjar getah bening lokal. Selama bertahun-tahun tumbuh sangat lambat
dan tetap berada dalam kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada pasien tua
kanker ini bisa jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal ke dalam otot dan trakea. Selain
itu, dapat tumbuh cepat dan berubah menjadi karsinoma anaplastik. Pada stadium lanjut,
dapat menyebar ke paru-paru.
b. Pada kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah, menyebarkan sel-sel
kanker ke berbagai organ tubuh. Kanker ini sedikit lebih agresif dari pada kanker papiler dan
menyebar dengan invasi lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah
disertai metastasis jauh ke tulang atau paru. Kanker-kanker ini sering tetap mempunyai
11
kemampuan untuk mengkonsentrasi iodin radioaktif untuk membentuk tiroglobulin dan
jarang untuk mensintesis T3 dan T4.
c. Pada kanker anaplastik, terjadi invasi lokal pada stadium dini ke struktur di sekitar
tiroid lalu bermetastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.
d. Kanker cenderung menyebar melalui sistem getah bening ke kelenjar getah bening
dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada metastase stadium dini dapat
merupakan komplikasi dari masalah kelenjar lain (sindroma neoplasia endokrin multipel).
Jenis Klasifikasi
Karsinoma tiroid berdeferensiasi baik
epitelial adenokarsinoma papilare.
adenokarsinoma folikuler.
adenokarsinoma folikuler dan papilare
(meduler).
berdiferensiasi buruk/anaplastik
karsinoma sel kecil.
karsinoma sel besar.
karsinoma sel spindle.
Karsinoma tiroid - limfoma
- sarcoma
nonepitelial
- metastatik tumor
- teratoma maligna
limfatikus regional) menunjukkan metastase sel ganas ke dalam kelenjar getah bening
13
regional, dan M (metastase jauh) menunjukkan ada/tidaknya metastase ke organ-organ
lain. Klasifikasi TNM sangat berguna dalam menentukan stadium dan prognosis pasien.
T (Tumor primer)
T1 = Tumor dengan ukuran 2cm atau kurang, masih terbatas pada tiroid
T2 = Tumor dengan ukuran lebih dari 2cm namun tidak lebih dari 4cm, masih
T3 = Tumor dengan ukuran lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid, atau tumor
T4a = Tumor dengan ukuran berapa saja yang telah meluas keluar kapsul tiroid
T4b = Tumor menginvasi prevertebra fascia atau melapisi arteri karotid atau
14
N1a = Metastasis ke level VI kelenjar getah bening (pretracheal, paratracheal, dan
relaryngeal/Delphian)
N1b = Metastasis pada kelenjar getah bening unilateral atau kontralateral atau
mediastinum posterior
M (Metastasis jauh)
Berdasarkan atas temuan klinis dan klasifikasi TMN di atas, karsinoma tiroid
Keterangan
Stadium
T N M
Karsinoma papilare atau folikulare umur < 45 tahun
Stadium I Tiap T Tiap N M0
Stadium II Tiap I Tiap N M1
Karsinoma papilare dan folikulare umur 45 tahun dan karsinoma medulare
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0
Stadium IVA T1, T2, T3 N1a M0
Stadium IVB T1, T2, T3 N1b M0
Stadium IVC T4a N0,N1 M0
T4b Tiap N M0
Tiap T Tiap N M1
Karsinoma anaplastik/undifferentiated (semua kasus stadium IV)
Stadium IVA T4a Tiap N M0
Stadium IVB T4b Tiap N M0
Stadium IVC Tiap T Tiap N M1
15
1. Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik
a. karsinoma tiroid tipe papilare
Karsinoma tipe ini adalah jenis keganasan berdiferensiasi baik yang paling
sering ditemukan (> 50-60%). Karsinoma ini bisa didapatkan pada semua umur,
bersifat kronik, tumbuh lambat dan mempunyai prognosis paling baik diantara
bening regional di leher. Walaupun telah ada metastasis limfogen di leher, dengan
pengobatan yang baik dapat dicapai ketahanan hidup sampai 20 tahun atau lebih.
Karena tumbuh lambat, jarang ada keluhan bila tidak parah dan penyebaran diluar
tiroid juga lambat maka evaluasi untuk menilai keberhasilan berbagai cara teknik
baik.
Karsinoma ini adalah tipe kedua yang paling sering ditemukan (20-25%).
Tipe ini lebih agresif daripada tipe papilare, lebih sering didapat pada usia
setengah baya dan sangat jarang ditemukan pada anak-anak. Tumor ini bertumbuh
lambat, sangat mirip tiroid normal dan bisa juga menangkap iodium radioaktif.
Tapi suatu saat bisa berkembang secara progresif dan menyebar ke tempat-tempat
yang jauh letaknya.8 Berikut adalah karakteristik dari karsinoma tipe folikulare :
16
1) Puncak onset pada usia 40-60 tahun.
2) Wanita lebih sering daripada pria dengan ratio 3:1.
3) Tumor soliter dan berkapsul.
4) Penyebaran melalui kelenjar getah bening jarang terjadi.
5) Penekanan Nervus rekurens, sering juga menyebabkan disfagi, dispnoe.
prognosisnya baik.
lobus atas kelenjar tiroid. Tumor ini berbatas tegas dan keras pada perabaan.
Meskipun tumbuh lambat tapi tumor ini 70% menyebar ke KGB leher dan 20%
menyebar ke tempat yang jauh. Tumor ini terutama didapat pada usia diatas 40
tahun, tetapi juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan pada anak.
karena tumor ini bukan berasal dari sel folikuler, tetapi dari sel parafolikuler (sel
lainnya. Tipe ini paling susah disembuhkan dengan berbagai macam cara.
Karsinoma tipe ini tumbuh dengan cepat dan sering menyebar dengan cepat,
sering disertai nyeri dan nyeri alih ke daerah telinga dan suara dapat menjadi serak
17
Berikut adalah karakteristik dari karsinoma tiroid anaplastik :
1) Onset terjadi pada usia < 65 thn dan bahkan lebih muda.
2) Sangat jarang pada anak.
3) Ratio wanita lebih besar daripada pria (2:1).
4) Keluhan berupa adanya kelenjar tiroid yang berkembang sangat cepat dengan
ini paling parah menginfitrasi trakea sampai ke lumen sehingga terjadi dispnoe
G. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis yang didapatkan dari kanker tiroid adalah :1
Adanya nodul tiroid
Suara serak
Limfadenopati servikal
Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher, seperti gangguan menelan
yang menunjukkan adanya desakan esofagus, atau perasaan sesak yang
menunjukkan adanya desakan / infiltrasi ke trakea.
Nodul padat, keras, tidak rata, dan terfiksir
Differential Diagnosis
Limfadenitis
Merupakan peradangan pada kelenjar limfe. Kelenjar limfe menjadi bengkak karena
adanya penumpukan cairan dijaringan dan jumlah sel darah putih yang meningkat.
Peradangan ini biasanya terjadi pada kelenjar limfe di leher, ketiak, dan lipat paha.
Limfadenitis bisa disebabkan oleh infeksi dari virus, bakteri, ataupun jamur. Gejala klinisnya
adalah demam, adanya benjolan yang lunak, nyeri tekan, dan tanda-tanda peradangan (kulit
di atasnya terlihat merah dan terasa hangat).3
Kanker nasofaring
Adalah jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-
langit rongga mulut. Penyebabnya adalah infeksi dari virus Epstein-Barr, lingkungan,
makanan, dan faktor genetik. Kanker nasofaring banyak dijumpai pada orang-orang ras
18
mongoloid. Selain itu kanker nasofaring juga merupakan jenis kanker yang diturunkan secara
genetik.
Penyebaran kanker ini dapat berkembang ke bagian mata, telinga, kelenjar leher, dan
otak. Sebaiknya yang beresiko tinggi terkena kanker nasofaring rajin memeriksakan diri ke
dokter, terutama dokter THT. Risiko tinggi biasanya dimiliki oleh laki-laki atau adanya
keluarga yang menderita kanker ini.
Penatalaksanaan
Secara umum, penatalaksanaan kanker tiroid adalah:
Operasi
Pada kanker tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan tiroidektomi (operasi
pengambilan tiroid) total merupakan pilihan untuk mengangkat sebanyak mungkin
jaringan tumor. Pertimbangan dari tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan
kanker jenis papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10% kekambuhan terjadi pada
lobus kontralateral, sesudah operasi unilateral.9
19
pertumbuhan sel-sel ganas yang tertinggal. Harus juga dipertimbangkan segi untung
ruginya dengan terapi ini. Karena pada jangka panjang (7-15 tahun) bisa
menyebabkan gangguan metabolisme tulang dan bisa meningkatkan risiko patah
tulang.
20
neoplasia endokrin multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika kanker meduler berdiri
sendiri, maka angka harapan hidup penderitanya tidak sebaik itu. Kadang kanker ini
diturunkan, karena itu seseorang yang memiliki hubungan darah dengan penderita
kanker meduler, sebaiknya menjalani penyaringan untuk kelainan genetik. Jika
hasilnya negatif, maka hampir dapat dipastikan orang tersebut tidak akan menderita
kanker meduler. Jika hasilnya positif, maka dia akan menderita kanker meduler;
sehingga harus dipertimbangkan untuk menjalani pengangkatan tiroid meskipun
gejalanya belum timbul dan kadar kalsitonin darah belum meningkat. Kadar
kalsitonin yang tinggi atau peningkatan kadar kalsitonin yang berlebihan setelah
dilakukan tes perangsangan, juga membantu dalam meramalkan apakah seseorang
akan menderita kanker meduler.10
Pencegahan
Pencegahan kanker tiroid dapat dilakukan dengan cara mengatur pola hidup dan pola
makan yang benar. Karena sebagian besar penyakit timbul akibat pola hidup dan pola makan
yang kurang seimbang, misalnya merokok, sering begadang, mengkonsumsi alkohol, aktifitas
olahraga yang kurang, pola makan yang tidak teratur dan tidak seimbang, serta sering
terpapar zat-zat kimia berbahaya dari polusi kendaraan dan asap pabrik merupakan penyebab
umum timbulnya berbagai macam penyakit berbahaya, termasuk kanker tiroid. Berikut adalah
5 langkah mencegah penyakit kanker tiroid:
Mendapat kecukupan garam. Riset menunjukan, kadar iodine rendah dapat meningkat
risiko kanker tiroid. Garam mungkin sumber terbesar iodine dalam diet. Dapatkan 1/2
sendok teh garam iodisasi setiap hari.
Batasi radiasi. Salah satu cara terbaik mencegah kanker tiroid adalah membatasi
paparan radiasi. 45% dari paparan berasal dari pemeriksaan medis, terutama CT Scan
dan sinar X-ray.
Konsumsi makanan anti kanker, seperti daging sapi yang kaya akan selenium.
Mineral ini menghambat pertumbuhan dari kanker tiroid. Sumber baik selenium
lainnya ada di kepiting dan kerang. Dapatkan makanan kaya selenium perminggunya.
Antioksidan. Risiko kanker tiroid dapat diturunkan dengan makanan kaya
antioksidan, contohnya brokoli, wortel dan jeruk. Menambahkan lebih banyak buah
dan sayuran ke dalam diet juga dapat mengendalikan berat badan. Kemungkinan
terdapat hubungan antara obsesitas dan kanker tiroid.
21
Deteksi diri. Pentingnya anda untuk mendeteksi diri sendiri. Periksakan leher setiap
tahun untuk benjolan yang mencurigakan. Deteksi dan pengobatan dini menyembuhan
95% kasus kanker tiroid.11
Komplikasi Operasi
Perdarahan
Bila darah di botol Redon > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan re-open. Jika
perdarahan arterial, drain Redon kurang cepat menampung perdarahan dan darah
mengumpul pada leher membentuk hematoma dan menekan trakea sehingga penderita
sesak napas.
Lakukan intubasi. Atau tusukkan Medicut no.12 perkutan menembus membran
krikotiroid.
berbicara agak lama maka penderita merasa capek dan suara makin menghilang.
Cedera pada cabang internus mengakibatakan penderita tersedak bila minum air.
Kerusakan n. rekuren
Hipoparatiroidism
22
Hipokalsemia transien dapat terjadi 1-2 hari pasca-bedah. Oedema pada paratiroid
karena manipulasi dapat menambah terjadinya hipoparatiroidism transien.
Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi dengan
pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak 10 ml, disertai kalsium
per-oral. Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila kel. paratiroid terambil
sebanyak 2 buah atau lebih, atau terjadi kerusakan vaskularisasinya. Untuk mencegah
hal ini dianjurkan untuk melakukan autotransplantasi kel. paratiroid pada m.
sternokleidomastoideus. Autotransplantasi kelenjar paratiroid ini memiliki daya hidup
yang tinggi.
Prognosis
Prognosis karsinoma papiler baik, 10-year survival lebih dari 90% dan untuk pasien
muda lebih dari 98%. Perbandingan relatif area-area papiler dan folikular tidak berhubungan
dengan prognosis, tetapi invasi vaskular dan nuklear atypia mungkin merupakan tanda-tanda
prognostik yang berlawanan. Sedangkan pada tall-cell variant dan columnar cell variant
prognostiknya sangat jelek oleh karena memiliki behavior yang sangat agresif.11,12
Karsinoma folikular lebih agresif daripada karsinoma papiler. Prognosis bergantung
pada invasi jauh dan staging. Secara langsung berhubungan dengan ukuran tumor (<1,0cm
mempunyai prognosis yang baik). Lebih dari setengah penderita meninggal dunia dalam 10
tahun tetapi hal ini bervariasi tergantung pada derajat invasi tumor ke dalam pembuluh darah,
kapsul tumor, atau jaringan sekitarnya.12
Gambaran klinis umum berhubungan dengan prognosis bergantung pada usia, ukuran
tumor, perluasan keluar dari tiroid, pembedahan yang komplet dan metastasis jauh. Efek
rognostic yang berlawanan pada usia tua ditekankan terhadap ukuran tumor yang besar dan
perluasan ekstraglandular dari tumor.
Kesimpulan
Kanker tiroid adalah penyakit keganasan yang paling sering ditemukan pada sistim endokrin
(sekitar 90% dari seluruh keganasan endokrin), dan lebih sering diderita oleh wanita. Secara
klinis, suatu nodul tiroid diperkirakan ganas jika: usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun;
riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak; terdapat disfagia, sesak nafas, perubahan
23
suara; nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras; terdapat pembesaran kelenjar
BAJAH yang paling unggul spesivitas dan sensitivitasnya. Pengelolaan kanker tiroid adalah
dengan tindakan operasi, terapi ablasi menggunakan Iodium radioaktif, dan terapi supresi L-
Daftar Pustaka
1. Subekti I. Karsinoma tiroid. Dalam: Sudoyo et al (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi ke-5.2009. Jakarta: Interna Publishing.h.2031-7.
3. Sjamsuhidajat R & de Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. 2006. Jakarta:
EGC.h.205
6. Farndon, JR. Breast and endocrine surgery. 2007. London: WB Saunders Company.h.35
7. Mansjoer A., et al (editor). Struma nodusa non toksik. 2008. Kapita selekta kedokteran.,
Jilid 1 Edisi ke-3. Jakarta : FKUI.h.703.
9. Price, Sylvia Anderson & Lorraine M.W. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. 2005. Jakarta : EGC.h.209.
24
10. Horrison LB, Session RB, Hong, W. Head and neck cancer. A Multidisiplinary Approach.
Edisi ke-2. 2006. Philadelphia: Lippincott William & Wilkin.h.715.
11. Mazza Ferri EL. Thyroid carcinoma papillary and follicular endocrine tumors. 2008.
London: Blerlewell Scientific Publications.h.278.
12. Cold Well CB, Sharman CD . Carcinoma thyroid. In: Manual of Clinical
Oncology.UICC. Edisi ke-6. 2006 Hamburg: Springer Verlag.h.256.
25