Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
rahmatnyalah kita masih diberi kehidupan yang sejahtera. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada jungjungan besar kita Habibana Wanabiyana Muhammad SAW, karena
bimbingannyalah kita bisa berjalan pada jalan yang diridoi Allah SWT.
Dan saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan
dukungan nya serta doanya.Dan tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada
instruktur.yang telah memberikan arahannya sehingga makalah ini bisa diselesaikan pada
waktu yang telah ditetukan.
Mudah-mudahan dengan telah selesainya makalah ini dapat bermanfaat kususnya bagi saya
sendiri dan umunya bagi rekan-rekan. Dan mudah-mudahan dapat memberikan pengaruh
yang positif.Terima kasih.
Penyusun,
Moh.Thoriq WafaUdin
92000130
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah oli hidrolik
B. Karakter dan Sifat Fluida Hidraulik
C. Spesifikasi Oli hidraulik
D. Kerusakan Pada Oli Hidraulik
E. Klasifikasi oli hidraulik
Awal mula penggunaan fluida hidrolik adalah air, namun hal ini banyak kekurangannya
yaitu:
Sangat mudah membeku pada suhu 0C pada tekanan atmosfer.
Cenderung mengembang ketika membeku.
Sifatnya korosif.
Bukan pelumas yang baik.
Sehingga akhirnya perlu ada penggunaan fluida yang sesuai untuk kondisi sistem
hidrolik yang makin modern. Meskipun penggunaan fluida hdrolik sangat beragam namun
secara umum dapat dikategorikan dalam empat jenis yaitu:
1. Petrolium merupakan dasar penggunaan sebagai fluida hidrolik yang sangat umum dan
luas digunakan dimana pencegahan terjadinya kebakaran tidak terlalu penting diperlukan.
2. Fluida water glycol digunakan dimana pencegahan terhadap adanya bahaya kebakaran
harus diaplikasikan pada sistem.
3. Fluida sintetik digunakan fluida ini ketika pencegahan terhadap bahaya kebakaran dan non
konduktive diperlukan.
4. Fluida ramah lingkungan, digunakan fluida ini jika pengaruh terhadap lingkungan
diusahakan seminimal mungkin jika terjadi tumpahan.
3. Additive
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifatsifat mutu
oil seperti:
Kekentalan (viscosity)
Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan, yang diukur berdasar atas angka
kekentalan kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa
metode uji. Salah satunya menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis
yang dinyatakan dalam centi stoke ( cST). Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis
tersebut oli dikelompokkan pada gradegrade tertentu dalam viskositas grade. Viskositas
grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan pelumas. Terhadap beberapa
standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai pedoman standard
kekentalan pelumas.
A. SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20,SAE30,SAE40,
SAE20W-50, SAE90 dst,
B. AGMA ( American Gear Manufaturer Association ) dengan skala AGMA1,
AGMA2,AGMA3, AGMA4,5,6,7,8,8A.
C. ISO ( International Standardization Organization ) dengan skala 32 1500.
D. API ( American Petroleum Institute)
Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, and SESF
Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, and CF
A Viskositas Indeks
Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil
terhadap perubahan temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh
panas atau temperatur oli akan menjadi encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya
dikelompokkan menjadi empat golongan:
Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 29.
Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 79.
Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 100.
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas
indexnya berbeda.
Mesran 30 memiliki viskositas index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena
memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas yang digunakan pada mesin harus
sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat mesin. Contoh berikut
menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.Jenis Produk Pelumas
Spesifikasi pemakaian:
1. Mesran. Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan bahan bakar bensin dengan
menghendaki pelumasan yang sempurna.
2. Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi beban ringan
dengan turbocharge dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
3. Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non turbocharge yang memakai
bahan bakar solar dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
4. Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang dilengkapi dengan
supercharge dan menggunakan bahan bakar solar.
B. Pour Point
Pour point menunjukkan temperatur terendah oli dapat mengalir, pour point tinggi
mengakibatkan oli susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan masuk kedalam
celah-celah yang kecil ketika cuaca dingin menjadi buruk.
C. Flash Point
Oli dengan flash point rendah lebih mudah terbakar, flash point merupakan nilai
yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan oli.
D. Demulsibility
Kemampuan oli untuk memisahkan diri dari air.
E. Foor Ball Test
Suatu pengetesan yang dilakukan untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas
untuk menahan beban gesekan dan keausan metal.
Oli Hydraulic
Pada oli hydraulic mempunyai kekentalan dan klasifikasi sebagaimana oli mesin, hanya tidak
dinyatakan dalam SAE maupun kode API service.
Sifat oli pada system hidrolik:
a. Bersifat tidak dapat dimampatkan (uncrompressible).
b. Bersifat mudah mengalir (fluidity).
c. Harus stabil sifat fisika dan kimianya.
d. Mempunyai sifat melumasi.
e. Mencegah terjadinya karat.
f. Bersifat mudah menyesuaikan dengan tempat.
g. Dapat memisahkan kotoran kotoran.
Fungsi fungsi oli hidrolik:
D. Kerusakan Pada Oli.
Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena kerusakan oli hidrolik bisa
mengakibatkan kerja yang tidak maksimal dari unit. Berikut adalah beberapa penyebab
kerusakan oli:
Kontaminasi (contamination)
Yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau kesalahan dari luar luar oli tersebut, misal
dengan masuknya debu dan kotoran, masuknya air akibat dari penguapan maupun kebocoran
seal, kebocoran seal juga dapat menyebabkan terkontaminasi dengan oli jenis lain, misal axle
hub masuk ke dalam oli hidrolik, atau juga masuknya kimia lain.
Deteriorasi (deterioration)
Yaitu kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari oli itu sendiri, ini terjadi akibat
adanya perubahan oksidasi, perubahan viskositas, pengurangan tegangan permukaan dan
sebagainya.
E. Klasifikasi Oli Hidraulik
Memahami jenis pelumas hidrolik untuk aplikasi hidrostatik
Cairan atau pelumas hidrolik secara umum dari aplikasinya terbagi menjadi dua, yaitu cairan
hidrolik untuk aplikasi Hidrokinetik dan untuk aplikasi Hidrostatik. Pelumas hidrolik untuk
aplikasi hidrokinetik sering ditemui penggunaannya pada transmisi mesin otomatis yang
menggunakan teknologi berbasis hidrolik (ATF, Automatic Transmission Fluid). Sedangkan
untuk aplikasi hidrostatik, sifatnya lebih luas, dan akan kita jelaskan pada buletin kali ini.
Kerusakan oli yang mungkin terjadi akibat pengaruh dari internal maupun eksternal adalah
kontaminasi dan deteriorasi.
G. SARAN
Saran yang penulis dapat sampaikan yaitu selaku pembaca sebaiknya mempelajari lebih jauh
lagi tentang sistem hidrolik ini.