Вы находитесь на странице: 1из 14

OLI HIDRAULIK

NAMA : MOH.THORIQ WAFAUDIN


KELAS : KS8
NIK : 92000130

PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk.


TA 2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
rahmatnyalah kita masih diberi kehidupan yang sejahtera. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada jungjungan besar kita Habibana Wanabiyana Muhammad SAW, karena
bimbingannyalah kita bisa berjalan pada jalan yang diridoi Allah SWT.

Dan saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan
dukungan nya serta doanya.Dan tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada
instruktur.yang telah memberikan arahannya sehingga makalah ini bisa diselesaikan pada
waktu yang telah ditetukan.

Mudah-mudahan dengan telah selesainya makalah ini dapat bermanfaat kususnya bagi saya
sendiri dan umunya bagi rekan-rekan. Dan mudah-mudahan dapat memberikan pengaruh
yang positif.Terima kasih.

Cilegon, 22 Juni 2017

Penyusun,

Moh.Thoriq WafaUdin
92000130
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah oli hidrolik
B. Karakter dan Sifat Fluida Hidraulik
C. Spesifikasi Oli hidraulik
D. Kerusakan Pada Oli Hidraulik
E. Klasifikasi oli hidraulik

BAB III PENUTUP


F. Kesimpulan
G. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Sistem Hidrolik sebetulnya sudah banyak dikenal di masyarakat dan tidak sedikit kita
menemukan alat tersebut. Sistem Hidrolik mempunyai fungsi yang sangat berperan penting
bagi masyarakat terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan berat, karena apabila mereka
menggunakan Sistem Hidrolik akan terasa mudah dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu
juga sistem hidrolik banyak digunakan di tempat-tempat pencucian mobil yaitu untuk
mengangkat beban yang berat.
Maka dari itu kami selaku penulis merasa termotivasi untuk membahas materi ini tentang oli
hidraulik agar lebih memahami tentang sejarah,karakter,sifat,spesifikasi dll karena sumber
utama fluida dari system hidraulik adalah oli.
B Rumusan Masalah
a. Sejarah oli hidrolik
b. Karakter dan Sifat Fluida Hidraulik
c. Spesifikasi Oli hidraulik
d. Kerusakan Pada Oli Hidraulik
f. Klasifikasi Oli Hidraulik
C Tujuan Penulisan
Dari tujuan yang diharapkan penulis dalam makalah ini, dapat ditarik beberapa manfaat baik
untuk pembaca maupun penulis sendiri, yaitu :
a. Bagi Pembaca
Jika penulisan makalah ini dirasakan dapat menambah pengetahuan tentang oli hidraulik,
diharapkan pembaca dapat lebih memahami isi dari makalah ini.
b. Bagi Penulis
Penulisan karya tulis ini mejadi suatu pembelajaran, sebagai pengetahuan saya untuk lebih
mengetahui tentang materi ini.
BAB II
FLUIDA HIDROLIK

A.Perkembangan Fluida Hidrolik


Sejarah pertamanya penggunaan hidrolik dengan media air pada tahun 1795 oleh
Joseph Bramah yang digunakan untuk mesin press. Pada abad 19 media air juga masih
banyak digunakan di Inggris namun pada tahun 1910 sejak ditemukan desain mesin pompa
yang pengoperasiannya harus menggunakan mineral oli, maka media air tidak popular lagi,
pompa ini ditemukan oleh Amstrong, William & James.
Perbaikan kualitas fluida kerja untuk menghasilkan peningkatan efisiensi terus
dilakukan. Peningkatan kerja dengan tekanan yang tinggi akan menaikan temperatur fluida
kerja sehingga benar benar dibutuhkan kualitas fluida kerja yang baik , umur fluida yang
makin panjang, proteksi yang baik bagi komponen hidrolik, sehingga pada tahun 1940 oli
diperkenalkan dan ini mengandung zat aditive untuk melindungi dari oksidasi dan karat.
Fluida kerja adalah merupakan komponen yang sangat penting dari semua sistem
hidrolik. Fluida ini berlaku sebagai pelumas, media untuk mengalirkan panas, media transfer
energi. Karakteristik dari fluida sangat mempengaruhi terhadap performa dan umur hidup
alat. Pada dasarnya fluida hidrolik adalah uncompressible dan ketika dimasukan kedalam
penampung akan berbentuk sama dengan penampungnya. Penggunaan fluida yang bersih,
berkualitas tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan pengoperasian hidrolik yang efisien.

Awal mula penggunaan fluida hidrolik adalah air, namun hal ini banyak kekurangannya
yaitu:
Sangat mudah membeku pada suhu 0C pada tekanan atmosfer.
Cenderung mengembang ketika membeku.
Sifatnya korosif.
Bukan pelumas yang baik.
Sehingga akhirnya perlu ada penggunaan fluida yang sesuai untuk kondisi sistem
hidrolik yang makin modern. Meskipun penggunaan fluida hdrolik sangat beragam namun
secara umum dapat dikategorikan dalam empat jenis yaitu:
1. Petrolium merupakan dasar penggunaan sebagai fluida hidrolik yang sangat umum dan
luas digunakan dimana pencegahan terjadinya kebakaran tidak terlalu penting diperlukan.
2. Fluida water glycol digunakan dimana pencegahan terhadap adanya bahaya kebakaran
harus diaplikasikan pada sistem.
3. Fluida sintetik digunakan fluida ini ketika pencegahan terhadap bahaya kebakaran dan non
konduktive diperlukan.
4. Fluida ramah lingkungan, digunakan fluida ini jika pengaruh terhadap lingkungan
diusahakan seminimal mungkin jika terjadi tumpahan.

B. Karakter dan Sifat Fluida Hidrolik


Karakter penting dari fluida hidrolik yang merupakan hal penting dalam sifat fluida hidrolik
adalah:
1. Pencegah karat dan oksidasi.
2. Angka netral
Oksidasi adalah proses yang dihasilkan dari reaksi kimia antara oksigen diudara
dengan oli. Hal ini dapat mengurangi umur fluida hidrolik secara drastis. Oli merupakan yang
mudah terkena oksidasi karena oksigen biasanya selalu bersama dengan molekul karbon dan
hydrogen. Banyak hasil oksidasi yang mudah larut dalam oli seperti asam yang dapat
menyebabkan kerusakan komponen, getah (lilin bumi) yang tidak larut, endapan dan pernish
dan ini semua cenderung menambah viskositas oli.

3. Additive
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifatsifat mutu
oil seperti:

Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.


Viskositas Index ( VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah terjadinya keausan
Anti Rust / corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosin.
Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi.
Dispersant.
Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.
Oli terbuat dari 80 85 % bases oil dan 15 20 % additive.
Mutu oli tidak dapat diketahui hanya dengan melihat bentuk fisik maupun merasakannya
dengan pancaindra
Ada beberapa parameter yang menunjukan bahwa oksidasi mulai terjadi:
1. Panas
2. Tekanan
3. Kontaminasi
4. Air dan serbuk-serbuk logam permukaan.
Bagaimanapun oksidasi diakibatkan oleh temperature. Bermacam zat additive
ditambahkan dalam fluida hidrolik untuk mencegah oksidasi. Penambahan zat additive akan
semakin meningkatkan harga oli, hal itu digunakan ketika memang dibutuhkan, pada
dasarnya adalah kondisi temperature dan lingkungan.
Angka netral adalah sebuah pengukuran kandungan zat asam atau alkanity dari fluida
hidrolik dan dispesifikasikan dengan level PH. Fluida dengan angka netral lebh kecil adalah
angka yang direkomendasikan, kandungan asam atau alkanity yang tinggi dapat
menyebabkan korosi dari bagian logam serta menurunnya kualitas seal dan paking gland.
Fluida hidrolik mempunyai fungsi sebagai penerus tenaga, penghilang panas, pelumas dan
pelindung yang sempurna bagi komponen, untuk itu fluida hidrolik harus mempunyai sifat
fisika dan kimia yaitu:
1. Viskositas yang ideal
2. Kemampuan lubrikasi yang baik
3. Kemampuan menguap yang rendah.
4. Tidak beracun.
5. Berat jenis yang rendah.
6. Ramah lingkungan dan sifat kimia yang stabil.
7. Tingkat incompressibilitas yang tinggi.
8. Tahan api.
9. Kemampuan meneruskan panas yang baik.
10. Tidak mudah berbusa.
11. Mudah didapat dan harga murah.
Hal ini sangat jelas tidak cukup fluida tunggal dapat memenuhi semua kebutuhan yang ada
diatas.
C. Spesifikasi Oli
Pada system hydraulic, fluida yang umum digunakan adalah oli. Oli yang umum digunakan
adalah:
1. Oli mesin ( Engine oil)
2. Oli hydraulic (hidrolik oil)

Kekentalan (viscosity)
Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan, yang diukur berdasar atas angka
kekentalan kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa
metode uji. Salah satunya menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis
yang dinyatakan dalam centi stoke ( cST). Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis
tersebut oli dikelompokkan pada gradegrade tertentu dalam viskositas grade. Viskositas
grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan pelumas. Terhadap beberapa
standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai pedoman standard
kekentalan pelumas.
A. SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20,SAE30,SAE40,
SAE20W-50, SAE90 dst,
B. AGMA ( American Gear Manufaturer Association ) dengan skala AGMA1,
AGMA2,AGMA3, AGMA4,5,6,7,8,8A.
C. ISO ( International Standardization Organization ) dengan skala 32 1500.
D. API ( American Petroleum Institute)
Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, and SESF
Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, and CF

A Viskositas Indeks
Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil
terhadap perubahan temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh
panas atau temperatur oli akan menjadi encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya
dikelompokkan menjadi empat golongan:
Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 29.
Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 79.
Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 100.
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas
indexnya berbeda.
Mesran 30 memiliki viskositas index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena
memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas yang digunakan pada mesin harus
sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat mesin. Contoh berikut
menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.Jenis Produk Pelumas
Spesifikasi pemakaian:
1. Mesran. Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan bahan bakar bensin dengan
menghendaki pelumasan yang sempurna.
2. Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi beban ringan
dengan turbocharge dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
3. Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non turbocharge yang memakai
bahan bakar solar dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
4. Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang dilengkapi dengan
supercharge dan menggunakan bahan bakar solar.
B. Pour Point
Pour point menunjukkan temperatur terendah oli dapat mengalir, pour point tinggi
mengakibatkan oli susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan masuk kedalam
celah-celah yang kecil ketika cuaca dingin menjadi buruk.
C. Flash Point
Oli dengan flash point rendah lebih mudah terbakar, flash point merupakan nilai
yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan oli.
D. Demulsibility
Kemampuan oli untuk memisahkan diri dari air.
E. Foor Ball Test
Suatu pengetesan yang dilakukan untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas
untuk menahan beban gesekan dan keausan metal.

Oli Hydraulic
Pada oli hydraulic mempunyai kekentalan dan klasifikasi sebagaimana oli mesin, hanya tidak
dinyatakan dalam SAE maupun kode API service.
Sifat oli pada system hidrolik:
a. Bersifat tidak dapat dimampatkan (uncrompressible).
b. Bersifat mudah mengalir (fluidity).
c. Harus stabil sifat fisika dan kimianya.
d. Mempunyai sifat melumasi.
e. Mencegah terjadinya karat.
f. Bersifat mudah menyesuaikan dengan tempat.
g. Dapat memisahkan kotoran kotoran.
Fungsi fungsi oli hidrolik:
D. Kerusakan Pada Oli.
Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena kerusakan oli hidrolik bisa
mengakibatkan kerja yang tidak maksimal dari unit. Berikut adalah beberapa penyebab
kerusakan oli:
Kontaminasi (contamination)
Yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau kesalahan dari luar luar oli tersebut, misal
dengan masuknya debu dan kotoran, masuknya air akibat dari penguapan maupun kebocoran
seal, kebocoran seal juga dapat menyebabkan terkontaminasi dengan oli jenis lain, misal axle
hub masuk ke dalam oli hidrolik, atau juga masuknya kimia lain.
Deteriorasi (deterioration)
Yaitu kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari oli itu sendiri, ini terjadi akibat
adanya perubahan oksidasi, perubahan viskositas, pengurangan tegangan permukaan dan
sebagainya.
E. Klasifikasi Oli Hidraulik
Memahami jenis pelumas hidrolik untuk aplikasi hidrostatik
Cairan atau pelumas hidrolik secara umum dari aplikasinya terbagi menjadi dua, yaitu cairan
hidrolik untuk aplikasi Hidrokinetik dan untuk aplikasi Hidrostatik. Pelumas hidrolik untuk
aplikasi hidrokinetik sering ditemui penggunaannya pada transmisi mesin otomatis yang
menggunakan teknologi berbasis hidrolik (ATF, Automatic Transmission Fluid). Sedangkan
untuk aplikasi hidrostatik, sifatnya lebih luas, dan akan kita jelaskan pada buletin kali ini.

Bagan 1.1 - Kategori Pelumas Hidrolik Aplikasi Hidrostatik


Sesuai gambaran di atas, apabila dilihat dari karakteristiknya, pelumas hidrolik hidrostatik
dibagi dalam empat kategori yakni: (1)Mineral Oil-Based Hydraulic Oil; (2) Fire Resistant
Hydraulic Oil; (3) Biodegradable Hydraulic Oil; dan (4) Food Grade Hydraulic Oil. Mari
kita lihat penjelasannya lebih lanjut.

A. Mineral Oil-Based Hydraulic Oil


Mineral oil-based hydraulic oil adalah pelumas yang menggunakan bahan dasar mineral,
sifatnya umum, dan cocok digunakan pada hampir semua aplikasi. Di pasaran, terdapat
beberapa klasifikasi oli hidrolik berbasis mineral yang berhasil dikembangkan, namun yang
umum dijadikan acuan hanya dua klasifikasi yaitu HM class (contohnya PanaOIL Lorent Z)
dan HV class (contohnya PanaOIL Lorent HVI).
B. Fire Resistant Hydraulic Oil
Oli hidrolik ini memiliki ketahanan atau resistensi yang tinggi terhadap api, dengan kata lain,
pelumas ini cocok untuk aplikasi pada kondisi temperatur panas yang cukup ekstrim.
Jangkauan temperatur operasionalnya berkisar antara -20 C sampai dengan 120 C. Di
pasaran, pelumas jenis ini dikembangkan menjadi beberapa klasifikasi, namun hanya dua
kelas yang menjadi acuan umum yakni HFC class dan HFDU class.

Tabel 1.1 - Pada penjelasan sebelumnya terdapat klasifikasi seperti HM class, HV


class, HFC class, dan HFDU class. Kelas tersebut adalah sebagian dari klasifikasi
pelumas hidrolik berdasarkan ISO 6743/4. Untuk klasifikasi dan penjelasan lebih
lengkap, dapat dilihat pada tabel di atas.

C. Biodegradable Hydraulic Oil


Biodegradable hydraulic oil adalah pelumas hidrolik yang ramah lingkungan. Pelumas jenis
ini sangat cocok digunakan pada aplikasi yang operasionalnya bersinggungan langsung
dengan alam dan lingkungan seperti pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kapal,
tambang, dll.
D. Food Grade Hydraulic Oil
Pelumas ini secara khusus diformulasikan bagi sektor industri yang aplikasi hidroliknya
bersentuhan langsung dengan makanan, minuman, kosmetik, atau farmasi. Bahan dasar yang
dipergunakan hampir sebagian besar adalah bahan sintetik yang tidak beracun dan aman jika
mengenai hasil proses produksi.
BAB III
PENUTUP
F. Kesimpulan
Sebelum menggunakan oli Awal mula penggunaan fluida hidrolik adalah air, namun hal ini
banyak kekurangannya yaitu:
Sangat mudah membeku pada suhu 0C pada tekanan atmosfer.
Cenderung mengembang ketika membeku.
Sifatnya korosif.
Bukan pelumas yang baik
Fungsi fungsi oli hidrolik:
-Transmisi daya
-Menurut prinsip Pascal, daya hidrolik merupakan hasil kali antara transmisi (tekanan) gaya
dengan debit aliran yaitu PQ/60 KW
-Pelumasan
-Mencegah keausan dan gesekan pada komponen
-Menutup
-Kekentalan oli akan membantu menutup celah antar komponen.
-Mendinginkan
-Mencegah timbulnya panas, panas yang berlebihan akibat keausan, kehilangan tekanan,
kebocoran internal.

Kerusakan oli yang mungkin terjadi akibat pengaruh dari internal maupun eksternal adalah
kontaminasi dan deteriorasi.
G. SARAN
Saran yang penulis dapat sampaikan yaitu selaku pembaca sebaiknya mempelajari lebih jauh
lagi tentang sistem hidrolik ini.

Вам также может понравиться