Вы находитесь на странице: 1из 25

3.

Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Resional


1 2 3 4 5
1 Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan askep 1. Catat lokasi dan 1. Membantu dalam
dengan trauma saraf diharapkan nyeri pasien intensitas nyeri (skala 0- evaluasi kebutuhan dan
ditandai dengan pasien berkurang/ terkontrol dengan 10). Selidiki perubahan keefektifan intervensi.
tampak meringis dan kriteria evaluasi karakteristik nyeri, Perubahan dapat
merintih - Menyatakan nyeri hilang contoh kebas, mengindikasikan
- Tampak rileks dan mampu kesemutan. terjadinya komplikasi,
beristirahat dengan tepat contoh
- Menyatakan pemahaman nekrosis/infeksi.
nyeri fantom dan metode 2. Tinggikan bagian yang 2. Mengurangi
untuk menghilangkannya sakit dengan terbentuknya edema
meninggikan kaki dengan peningkatan
tempat tidur atau aliran balik vena,
menggunakan menurunkan kelelahan
bantal/guling untuk otot dan tekanan
amputasi tungkai atas. kulit/jaringan. Catatan:
Setelah 24 jam
pertama dan pada tak
adanya edema,
puntung mungkin
meluas dan datar.

3. Terima kenyataan 3. Mengetahui tentang


sensasi fantom tungkai sensasi ini
yang biasanya hilang memungkinkan pasien
dengan sendirinya dan memahami fenomena
banyak alat akan dicoba normal ini yang dapat
untuk
1 2 3 4 5
menghilangkan nyeri. terjadi segera atau
beberapa minggu
pascaoperasi.
Mekipun sensasi
biasanya membaik
sendiri, beberapa
individu mengalami
ketidaknyamanan
untuk beberapa
bulan/tahun. Catatan:
Fantom nyeri tidak
teratasi dengan obat
nyeri tradisional.
TENS telah diperbaiki
untuk penghilangan
efektif jangka pendek,
selain itu untuk
mengatasi puntung
dan masalah prostese.

4. Berikan tindakan 4. Memfokuskan kembali


kenyamanan (contoh perhatian,
ubah posisi sering, meningkatakn
pijatan punggung) dan relaksasi, dapat
aktivitas terapeutik. meningkatkan
Dorong penggunaan kemampuan koping
teknik manajemen stres dan dapat menurunkan
terapeutik. Dorong terjadinya nyeri
1 2 3 4 5
Penggunaan teknik fantom tungkai.
manajemen stres
(contoh latihan napas
dalam, visualisasi,
pedoman khayalan) dan
sentuhan terapeutik.

5. Berikan pijatan lembut 5. Meningkatkan


pada puntung sesuai sirkulasi, menurunkan
toleransi bila balutan tegangan otot.
telah dilepas.

6. Selidiki keluhan nyeri 6. Dapat


lokal/kemajuan yang tak mengindikasikan
hilang dengan analgesik terjadinya sindrom
kompertemen,
khususnya cedera
traumatik. (Rujuk ke
DK: Fraktur; DK:
Perfusi Jaringan,
perubahan perifer,
risiko tinggi terhadap,
hal. 766).

7. Kolaborasi dalam 7. Menurunkan


pemberian obat sesuai nyeri/spasme otot.
indikasi, contoh Catatan: ADP
analgesik, relaksan otot. menentukan obat tepat
Instruksi pada ADP. waktu yang mencegah
1 2 3 4 5
fluktuasi nyeri
sehubungan dengan
tegangan/spasme.

8. Pertahankan alat TENS 8. Memberikan


bila menggunakan rangsangan saraf terus
menerus, blok
transmisi sensasi nyeri.

9. Berikan pemanasan 9. Mungkin digunakan


lokal sesuai indiaksi untuk meningkatkan
relaksasi otot,
meningkatkan
sirkulasi, dan
membantu perbaikan
edema.

2 Ansietas berhubungan Setelah diberikan askep 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Hal ini diperlukan
dengan kehilangan bagian diharapkan cemas pasien untuk ketepatan
tubuh ditandai dengan berkurang/hilang dengan kriteria intervensi
pasien gelisah evaluasi :
- Pasien mampu memahami
keadaannya saat ini
- Pasien mampu
mendiskusikan tentang
gambaran diri dan hal-hal
positif yang akan dilakukan
1 2 3 4 5
2. Jelaskan setiap prosedur 2. Takut akibat
dan tindakan ketidaktahuan dapat
keperawatan/medik mendukung terjadinya
meliputi alasan- stress.
alasannya dan
pentingnya bagi pasien

3. Identifikasi kekuatan 3. Ini dapat mengurangi


support sistem yang ada kecemasan dan
pada klien kesedihan pasien

4. Berikan HE tentang 4. Persiapan prostesis


persiapan untuk yang tepat sangat
prostesis penting untuk
meyakinkan bahwa
pasien akan mampu
menjalani kembali
kelangsungan
hidupnya dengan
bantuan prostesis.

5. Kerjasama dengan tim 5. Rehabilitasi lengkap


rehabilitasi untuk pasien yang
memberikan dukungan mengalami amputasi
pada pasien. memerlukan usaha
yang terpadu dari
seluruh tim rehabilitasi
(ahli bedah ortopedi,
perawat, fisiotris, ahli
1 2 3 4 5
prostesis, fisioterapis,
dan terapi akupasi)
untuk membantu
pasien menjalankan
penyesuaian yang
memuaskan terhadap
prostesis.

3 Kerusakan mobilitas fisik Setelah diberikan askep 1. Berikan perawatan 1. Memberikan


berhubungan dengan diharapkan kerusakan mobilitas puntung secara teratur, kesempatan untuk
kehilangan tingkat dan fisik tidak terjadi dengan kriteria contoh inspeksi area, mengevaluasi
gangguan perseptual evaluasi : bersihkan dan penyembuhan dan
(Perubahan rasa - Menyatakan pemahaman keringkan, dan tutup komplikasi (kecuali
keseimbangan) ditandai situasi individual, program kembali puntung dengan ditutup dengan
dengan pasien berhati-hati pengobatan dan tindakan balutan elastik atau belat prostese cepat).
dalam bergerak, menolak keamanan udara, atau berikan Penutupan puntung
untuk bergerak - Menunjukkan keinginan penyusut puntung (kaus kedalam bentuk
berpartisipasi dalam kaki stokckinette barat), kerucut untuk
aktivitas untuk kelambatan memudahkan
- Mempertahankan posisi prostese. Ukur memasang prostese.
fungsi seperti dibuktikan lingkarannya secara Catatan: Udara
oleh adanya kontraktur periodik. penekan mungkin lebih
- Menunjukkan tehnik/prilaku baik karena
yang memampukan tindakan memungkinkan
aktivitas. inspeksi luka.
Pengukuran dilakukan
untuk memperkirakan
usia-pengisutan untuk
meyakinkan
1 2 3 4 5
kecocokan yang tepat
terhadap kaus kaki dan
prostese.

2. Segera tutup kembali 2. Edema akan terjadi


puntung dengan balutan dengan cepat dan
elastis, tinggikan bila rehabilitasi dapat
gips berubah posisi melambat.
segera/dini secara tak
disengaja. Siapkan
penggunaan gips ulang.

3. Bantu latihan rentang 3. Mencegah kontraktur,


gerak khusus untuk area perubahan bentuk,
yang sakit dan yang tak yang dapat terjadi
sakit mulai secara dini dengan cepat dan dapat
pada tahap pasca operasi memperlambar
penggunaan prostese.

4. Dorong latihan 4. Meningkatkan


aktif/isometrik untuk kekuatan otot untuk
paha atas dan lengan membantu
atas pemindahan/ambulasi.

5. Berikan gulungan untuk 5. Mencegah rotasi


paha sesuai indikasi eksternal puntung
tungkai bawah
1 2 3 4 5
6. Instruksikan pasien 6. Menguatkan otot
untuk berbaring dengan ekstensor dan
posisi tengkurap sesuai mencegah konstraktur
toleransi sedikitnya dua fleksi pada panggul
kali sehari dengan bantal
di bawah abdomen dan
puntung ekstremitas
bawah.

7. Waspadai tekanan bantal 7. Penggunaan bantal


di bawah ekstremitas dapat menyebabkan
bawah terhadap puntung kontraktur fleksi
atau memungkinkan permanen pada
ABL tungkai untuk panggul dan posisi
menggantung secara dependen puntung
dependen di samping menganggu aliran vena
tempat tidur atau kursi. dan dapat
meningkatkan
pembentukan edema.

8. Tunjukkan/bantu teknik 8. Membantu perawatan


pemindahandan diri dan kemandirian
penggunaan alat pasien. Teknik
mobilitas, contoh pemindahan yang
trapeze, kruk, atau dapat mencegah cedera
walker. abrasi/kulit karena
lari cepat.
1 2 3 4 5
9. Bantu dengan ambulasi 9. Menurunkan potensial
untuk cedera.
Ambulasi setelah
amputasi tungkai
bawah tergantung pada
waktu pemanasan
prostese. Sebagai
contoh, (1)
pemasangan segera
pascaoprasi: plester
kaku dari balutan Paris
dipakai pada puntung
dan dipasang tonggal
dan kaki buatan. Beban
badan mulai 24-48
jam. (2) Pemasangan
dini pascaoperasi:
beban badan tidak
terjadi sampai 10-30
hari pascaoperasi. (3)
Pemasangan lambat:
lebih umum pada area
yang tidak mempunyai
fasilitas untuk
pemasangan prostese
segera/dini atau bila
kondisi puntung
dan/atau pasien
1 2 3 4 5
menghindari pilihan
ini. Catatan : amputasi
ekstremitas atas pada
awal dapat
mempengaruhi rasa
pasien terhadap
keseimbangan yang
perlu
pengawasan/bantuan
ambulasi.

10. Bantu pasien 10. Membantu


melanjutkan latihan otot meningkatkan
praoperasi sesuai perbaikan rasa
kemampuan/bila keseimbangan dan
diizinkan turun tempat kekuatan kompensasi
tidur; contoh pasien bagian tubuh.
harus (saat memegang
kursi untuk
keseimbangan)
melakukan lahitan
pengencangan
abdominal dan menekuk
lutut: berdiri pada
telapak; berdiri pada ibu
jari kaki.
1 2 3 4 5
11. Instruksikan pasien 11. Pengerasan puntung
dalam latihan dengan sentuhan kulit
pengkondisin puntung dan perubahan umpan
melawan bantal pada balik saraf yang
walnya, kemudian dipotong untuk
berlanjut pada membantu penggunaan
permukaan yang keras. prostese.

12. Rujuk ke tim 12. Memberikan bentuk


rehabilitasi, contoh latihan/program
terapi fisik dan kejuruan aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan
dan kekuatan individu,
dan mengidentifikasi
mobilitas fungsional
membantu
meningkatkan
kemandirian.
Penggunaan diri
prostese sementara
meningkatkan aktivitas
dan meningkatkan
kesehatan
umum/pandangan
positif. Catatan :
konseling
kejuruan/latihan ulang
juga mungkin
diidentifikasikan.
1 2 3 4 5
13. Berikan tempat tidur 13. Menurunkan tekanan
busa pada kulit/jaringan
yang dapat menganggu
sirkulasi, potensial
risiko iskemia
jaringan/krusakan.

4 Kerusakan integritas Setelah diberikan Askep 1. Kaji kulit untuk luka 1. Memberikan informasi
jaringan diharapkan kerusakan integritas terbuka, benda asing, tentang sirkulasi kulit
berhubungandengan jaringan tidak terjadi dengan kemerahan, perdarahan, dan masalah yang
kehilangan bagian tubuh kriteria evaluasi : perubahan warna, mungkin disebabkan
sekunder dari amputasi - Menyatakan kelabu, memutuh oleh alat dan/atau
ketidaknyamanan hilang pemasangan gips/beba
- Menunjukkan prilaku/tehnik atau transaksi, atau
untuk mencegah kerusakan pembentukan edema
kulit/memudahkan yang membutuhkan
penyembuhan sesuai intervensi medik
indikasi lanjut.
- Mencapai penyembuhan
luka sesuai 2. Mesase kulit dan 2. Menurunkan tekanan
waktu/penyembuhan lesi penonjolan tulang. pada area yang peka
terjadi Pertahankan tempat tidur dan risiko
kering dan bebas abrasi/kerusakan kulit.
kerutan. Tempatkan
bantalan air/bantalan
lain bawah siku/tumit
sesuai indikasi.
1 2 3 4 5
3. Ubah posisi dengan 3. Mengurangi tekanan
sering. Dorong konstan pada area yang
penggunaan trapeze bila sama dan
mungkin meminimalkan risiko
kerusakan kulit.
Penggunaan trapeze
daat menurunkan
abrasi pada siku/tumit.

5 Gangguan perseptual Setelah dibedikan askep 1. Berikan KIE pada pasien 1. Nyeri gantom akan
(perubahan rasa diharapkan pasien tidak tentang nyeri fantom dirasakan pasien
keseimbangan) mengalami gangguan amputasi selama 2
berhubungan dengan keseimbangan dengan kriteria sampai 3 bulan, dan
kehilangan bagian tubuh evaluasi: dapat mengakibatkan
ditandai dengan pasien - Pasien mampu memahami pasien kehilangan
tampak mengalami nyeri fantom keseimbangannya.
gangguan koordinasi gerak - Mampu menjaga
keseimbangan

2. Bantu pasien untuk 2. Sensasi tersebut


menyesuaikan menimbulkan perasaan
persepsinya tentang bahwa ekstremitasnya
sensasi atau nyeri masih ada dan
fantom mungkin tergerus,
kram atau terpuntir
dengan posisi
abnormal.
1 2 3 4 5
3. Jaga pasien tetap aktif 3. Rehabilitasi intesif
untuk dapat mengurangi awal dan desensitisasi
terjadinya nyeri fantom puntung dengan pijatan
mantap akan sangat
membantu mengurangi
nyeri fantom. Teknik
distraksi dan aktivitas
sangat membantu,
situmulasi saraf elektro
transkutan (TENS),
ultrason atau anastesia
lokal dapat
memberikan
pengurangan nyeri
fantom.

6 Gangguan citra tubuh Setelah diberikan askep 1. Kaji/perimbangkan 1. Pasien yang


berhubungan dengan diharapkan citra tubuh pasien persiapan pasien dan memandang amputasi
kehilangan bagian tubuh tidak terganggu dnegan kriteria pandangan amputasi sebagai pemotongan
ditandai dengan pasien evaluasi : hidup atau rekonstruksi
mengungkapkan rasa tidak - Pasien mampu berdaptasi akan menerima diri
berdaya, merasa malu. - Menyatakan penerimaan yang baru lebih cepat.
pada situasi diri mengenai Pasien dengan
perubahan konsep diri yang amputasitraumatik
akut yang
- Membuat rencana nyata mempertimbangkan
untuk adaptasi peran amputasi menjadi
baru/perubahan peran
1 2 3 4 5
akibat kegagalan
tindakan berada pada
risiko tinggi gangguan
konsep diri.

2. Dorong ekspresi 2. Ekspresi emosi


ketakutan, perasaan membantu pasien
negatif, dan kehilangan mulai menerima
bagian tubuh kenyataan dan realitas
hidup tanpa tungkai.

3. Beri penguatan 3. Memberikan


informasi pascaoprasi kesempatan untuk
termasuk tipe/lokasi menanyakan dan
amputasi, tipe prostese mengasimilasi
bila tepat (segera, informasi dan mulai
lambat), harapan menerima perubahan
tindakan pascaoperasi, gambaran diri dan
termasuk kontrol nyeri fungsi, yang dapat
dan rehabilitas. membantu
penyembuhan.

4. Kaji derajat dukungan 4. Dukungan yang cukup


yang ada untuk pasien dari orang terdekat dan
teman dapat membantu
proses rehabilitasi.
1 2 3 4 5
5. Diskusikan persepsi 5. Membantu
pasien tentang diri dan mengartikam masalah
hubungannya dengan sehubungan dengan
perubahan dan pola hidup sebelumnya
bagaimana pasien dan membantu
melihat dirinya dalam pemecahan masalah,
pola/peran fungsi yang sebagai contoh, takut
biasanya. kehilangan
kemandirian,
kemampuan bekerja,
dan sebagainya.

6. Dorong partisipasi 6. Meningkatkan


dalam aktivitas sehari- kemandirian dan
hari. Berikan meningkatkan
kesempatan untuk perasaan harga diri.
memandang/merawat Meskipun penyatuan
puntung menggunakan puntung dalam
wkatu untuk gambaran diri dapat
menunjukkan tanda memerlukan waktu
positif penyembuhan. berbulan-bulan atau
bahkan bertahun-
tahun, melihat puntung
dan mendengar
pernyataan positif
(dibuat dengan cara,
waktu yang normal)
dapat membantu
pasien dalam
penerimaan
1 2 3 4 5
7. Dorong/berikan 7. Teman senasib yang
kunjungan oleh orang telah melalui
yang telah diamputasi, pengalaman yang sama
khususnya seseorang bertindak sebagai
yang berhasil dalam model peran dan dapat
rehabilitasi. memberikan
keabsahan pernyataan
juga harapan untuk
pemulihan dan masa
depan normal.

8. Berikan lingkungan 8. Meningkatkan


yang terbuka pada pernyataan
pasien untuk keyakinan/nilai tentang
mendiskusikan masalah subjek positif dan
tentang seksualitas. mengidentifikasi
kesalahan
konsep/mitos yang
dapat mempengaruhi
penilaian situasi.

9. Perhatikan perilaku 9. Mengidentifikasi tehan


menarik diri, berduka/kebutuha
membicarakan diri untuk intervensi.
tentang hal negatif,
penggunaan
penyangkalan atau terus
menerus melihat
perubahan nyata/yang
diterima
1 2 3 4 5
10. Diskusikan tersedianya 10. Dibutuhkan pada
berbagai sumber, contoh masalah ini untuk
konseling membantu adaptasi
psikiatrik/seksual, terapi lanjutan yang optimal
kejuruan. dan rehabilitasi

7 Kurang perawatan diri Setelah diberikan Askep 1. Diskusikan tingkat 1. Mungkin dapat
berhubungan diharapkan pasien mampu fungsi umum (0-4) melanjutkan aktivitas
dengankehilangan bagian memenuhi kebutuhan ADL nya sebelum timbul umum dengan
tubuh, kerusakan perseptual dengan kriteria awitan/eksaserbasi melakukan adaptasi
sekunder dari amputasi Evaluasi : penyakit dan potensial yang diperlukan pada
- Mampu melaksanakan perubahan yang keterbatasan saat ini.
aktivitas perawatan diri pada sekarang diantisipasi.
tingkat yang konsisten
dengan kemampuan 2. Pertahankan mobilitas, 2. Mendukung
individual kontrol terhadap nyeri kemandirian
- Mendemontrasikan dan program latihan fisik/emosional
perubahan tehnik/gaya hidup
untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri
1 2 3 4 5
- Mengidentifikasikasi 3. Kaji hambatan terhadap 4. Menyiapkan untuk
sumber-sumber partisipasi dalam meningkatkan
pribadi/komunikasi yang perawatan diri. kemandirian, yang
dapat memenuhi kebutuhan Identifikasi/rencana akan meningkatkan
perawatan diri. untuk mofdifikasi harga diri.
lingkungan.

5. Konsul dengan ahli 6. Berguna untuk


terapi ekupasi. menentukan alat bantu
untuk memenuhi
kebutuhan individual
mis., memasang
kancing, menggunakan
alat bantu memakai
sepatu,
menggantungkan
pegangan untuk mandi
pancuran.

7. Atur evaluasi kesehatan 8. Mengidentifikasi


di rumah sebelum masalah-masalah yang
pemulangan dengan mungkin dihadapi
evaluasi setelahnya. karena tingkat
ketidakmampuan
aktual. Memberikan
lebih banyak
keberhasilan usaha tim
dengan orang lain yang
ikut serta dalam.
1 2 3 4 5
perawatan, mis., tim
terapi okupasi

9. Atur konsul dengan 10. Mungkin


lembaga lainnya, mis., membutuhkan
pelayanan perawatan berbagai bantuan
rumah, ahli nutrisi. tambahan untuk
persiapan situasi di
rumah

8 Risiko tinggi perubahan Setelah diberikan askep 1. Awasi tanda vital. 1. Indikator umum status
perfusi jaringan perifer diharapkan perubahan perfusi Palpasi nadi perifer, sikulasi dan
berhubungan dengan edema jaringan tidak terjadi dengan perhatikan kekuatan dan keadekuatan perfusi.
jaringan kriteria evaluasi : kesamaan.
- Nadi perifer teraba
- Kulit hangat/kering
- Penyembuhan luka tepat
waktu
2. Lakukan pengkajian 2. Edema jaringan
neurovaskuler periodik, pascaoperasi,
contoh sensasi, gerakan, pembentukan
nadi, warna kulit dan hematoma, atau
suhu. balutan terlalu ketat
dapat menganggu
sirkulasi pada puntung,
mengakibatkan
nekrosisi jaringan.
1 2 3 4 5
3. Inspeksi alat balutan/ 3. Kehilangan darah terus
drainase, perhatikan menerus
jumlah dan karakteristik mengindikasikan
balutan. kebutuhan unuk
tambahan penggantian
cairan dan evaluasi
untuk gangguan
koagulasi atau
intervensi bedah untuk
ligasi perdarahan.

4. Berikan tekanan 4. Tekanan langsung pada


langsung pada sisi perdarahan dapat
perdarahan, bila terjadi diteruskan dengan
perdarahan. Hubungi penggunaan balutan
dokter dengan segera. serat pengaman dengan
baluran elastis bila
perdarahan terkontrol.

5. Evaluasi tungkai bawah 5. Peningkatan insiden


yang tak dioperasi untuk pembentukan trombus
adanya inflamasi, tanda pada pasien dengan
Homan positif. penyakit vaskuler
perifer sebelumnya/
perubahan diabetik.
1 2 3 4 5
6. Kolaborasi dalam 6. Mempertahankan
pemberian cairan IV/ volume sirkulasi untuk
produk darah sesuai memaksimalkan
indikasi perfusi jaringan

7. Gunakan kaus kaki 7. Dapat meningkatkan


antiembolitik/pengurut aliran balik vena
untuk kaki yang tak menurunkan
dioperasi. Berikan pengumpulan vena dan
antikoagulan dosis risiko tromboflebitis
rendah sesuai indikasi

8. Awasi pemeriksaan 8. Indikator


laboratorium, contoh : hipovolemia/dehidrasi
Hb/Ht; PT/APTT yang dapat menganggu
perfusi jaringan.
Mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan
terapi antikouglan dan
mengidentifikasi
terjadinya komplikasi,
contoh pascatraumatik
KID.
1 2 3 4 5
9 Risiko infeksi berhubungan Setelah diberikan askep 1. Pertahankan teknik 1. Meminimalkan
dengan kerusakan kulit dan diharapkan infeksi tidak terjadi antiseptik bila kesempatan introduksi
jaringan dengan kriteria evaluasi : mengganti bakteri.
- Tanda-tanda infeksi tidak balutan/merawat luka.
ada
- Menunjukkan penyembuhan 2. Inspeksi balutan dan 2. Deteksi dini terjadinya
tepat waktu luka, perhatikan infeksi memberikan
- Tidak terjadi demam karakteristik drainase kesempatan untuk
intervensi tepat waktu
dan mencegah
komplikasi lebih serius
(contoh, osteomielitis)

3. Pertahankan patensid an 3. Hemovac, drain


pengosongan alat Jackson-Pratt
drainase secara rutin. membantu membuang
drainase,
meningkatkan
penyembuhan luka dan
menurunkan risiko
infeksi.

4. Tutup balutan dengan 4. Mencegah kontaminasi


plastik bila pada amutasi tungkai
menggunakan pispot bawah
atau bila inkontinensia
1 2 3 4 5
5. Buka puntung terhadap 5. Mempertahankan
udara, pencucian dengan kebersihan,
sabun ringan dan air meminimalkan
setelah permbalutan kontaminasi kulit dan
dikontraindikasikan. meningkatkan
penyembuhan kulit
yang lunak/kulit rapuh

6. Awasi tanda vital 6. Peningkatan


suhu/takikardia dapat
menunjukkan
terjadinya sepsis.

7. Ambil kultur 7. Mengidentifikasi


luka/drainase dengan adanya
tepat.Kolaborasi dalam infeksi/organisme
pemberian antibiotik khusus. Antibiotik
sesuai indikasi. spektrum luas dapat
digunakan secara
profilaktik, atau terapi
antibiotik mungkin
disesuaikan terhadap
organisme khusus,

10 Risiko tinggi kekurangan Setelah diberiakn askep 1. Catat karakteristik 1. Darah merah cerah
volume carian berhubungan diharapkan kekurangan volume drainase (warna darah menandakan adanya
dengan perdarahan cairan tidak terjadi dengan yang keluar, volume) perdarahan arterial
kriteria evaluasi : akut
1 2 3 4 5
- Pasien akan menunjukkan 2. Awasi tanda vital 2. Perubahan TD dan
perbaikan keseimbangan bandingkan dengan hasil nadi dapat digunakan
caraian dan dibuktikan oleh normal pasien untuk memperkirakan
haluaran urine adekuat sebelumnya besarnya kehilangan
dengan berat jenis normal darah secara kasar
- TTV stabil
- Membran mukosa lembab 3. Catat respon fisiologis 3. Sintomatologi dapat
- Turgor kulit baik individual pasien berguna dalam
- Pengisian kapiler baik terhadap perdarahan, mengukur
seperti : perubahan berat/lamanya episode
mental, kelemahan, perdarahan.
gelisah, ansietas, pucat, Memburuknya gejala
berkeringat, takipnea, dapat menunjukkan
peningkatan suhu. berlanjutnya
perdarahan atau tidak
adekuatnya
penggantian cairan.

4. Kolaborasi dalam 4. Penggantian cairan


memberikan tergantung pada derajat
cairan/darah sesuai hipovolemia dan
indikasi lamanya perdarahan
(akut atau kronis
tambahan volume
albumin jika pasien
hipovolemia.

Вам также может понравиться