Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengertian
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang
menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,
Patrick manson, 2001).
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan
bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan
mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai
factor
meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui
endotel dinding itu.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak
diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
E. Pemeriksaan penunjang
Darah
1. Trombosit menurun.
2. HB meningkat lebih 20 %
3. HT meningkat lebih 20 %
4. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
5. Protein darah rendah
6. Ureum PH bisa meningkat
7. NA dan CL rendah
F. Penatalaksanaan
Tirah baring
Pemberian makanan lunak
Pemberian cairan melalui infus
Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik
Anti konvulsi jika terjadi kejang
Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR).
Monitor adanya tanda-tanda renjatan
Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan
masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat
badan 2 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex
sekundernya.
Perkembangan menitikberatkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk
perubahan sosial dan emosi.
1. Motorik kasar
o Loncat tali
o Memukul
o Badminton
o Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap
meningkatkan irama dan kehalusan.
2. Motorik halus
o Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
o Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat
musik.
3. Kognitif
o Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
o Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
o Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal
o Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang.
4. Bahasa
o Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
o Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan,
kata penghubung dan kata depan
o Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
o Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan.
1. Pengertian
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). (Christantie Effendy, 1995).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam
atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty betina (Seoparman , 1990).
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes
aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya
dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh
virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman, 1996).
DHF (Dengue Haemoragic Fever) berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis dibagi
menjadi 4 derajat (Menurut WHO, 1986):
1) Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji tourniquet, trombositopenia
dan hemokonsentrasi.
2) Derajat II
Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
3) Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan daerah rendah
(hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).
4) Dejara IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
2. Anatomi Fisiologi
Struktur nyamuk terdiri atas ; kepala, toraks yang setiap segmenya dilengkapi dengan
sepasang kaki yang beruas-ruas dan abdomen. Daerah kepala terdiri atas mata, antena
berbentuk poliform yang terdiri atas 15 segmen. Antena nyamuk betina disebut pilose dengan
bulu-bulu yang lebih sedikit sedangkan yang jantan memiliki banyak bulu disebut plumose.
Seperti halnya dengan serangga lain nyamuk memiliki sepasang mata majemuk oseli (mata
tunggal). Di bagian dorsal toraks terdapat bentuk bercak yang keras berupa dua garis sejajar
pada bagian tengah dan dua garis lengkung di bagian tepi. Vena sayap meliputi seluruh
bagian sayap sampai ke ujung berukuran 2,5 3,0 mm. Di bagian abdomen nyamuk betina
berukuran kecil terdapat dua caudal cerci yang berukuran kecil, sedangkan pada nyamuk
jantan terdapat organ seksual yang disebut hypopygium.
Nyamuk ini bersifat antropofilik ( senang sekali pada manusia), biasanya nyamuk betina
menggit di dalam rumah, kadang-kadang di luar rumah di tempat yang agak gelap. Pada
malam hari nyamuk beristirahat dalam rumah pada benda-benda yang digantung seperti
pakaian, kelambu, pada dinding dan tempat yang dekat dengan tempat peridukannya.
Nyamuk A.aegypti memilliki kebiasaan menggigit berulang-ulang (multiple biters) yakni
menggit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat. Keadaan ini sangat
berpengaruh terhadap peranannya sebagai vektor penyebab penyakit DBD ke beberapa orang
dalam sekali waktu. Nyamuk jantan juga tertarik terhadap manusia pada saat melakukan
perkawinan, tetapi tidak menggigit.
3. Etiologi
Aedes aegypti.
Aedes albopictus.
4. Patofisiologi
Gambaran klinis DHF seringkali mirip dengan beberapa penyakit lain seperti :
Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas 400C disertai
ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot.
2) Demam tyfoid
Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif, adanya leukopenia,
limfositosis relatif.
3) Anemia aplastik
Penderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut, demam timbul karena
infeksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan pansitopenia.
Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang, tidak terjadi
hemokonsentrasi.
6. Komplikasi
a. Perdarahan luas.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran.
6. Klasifikasi
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni
dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit
seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system
sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan
penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan
yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Patokan WHO (1986) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut :
1) Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 7 hari kemudian turun secara lisis demam
disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, lemah, nyeri.
2) Manifestasi perdarahan :
Renjatan biasanya terjadi pada saat demam turun (hari ke-3 dan hari ke-7 sakit ). Renjatan
yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis buruk.
Laboratorium
Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat
dan meningginya nilai hematokrit sebanyak 20 % atau lebih dibandingkan nilai hematokrit
pada masa konvalesen.
Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinis disertai adanya trombositopenia dan
hemokonsentrasi tersebut sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DHF dengan tepat.
Juga dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari ke-2 atau ke-3 dan titik terendah pada
saat peningkatan suhu kedua kalinya leukopenia timbul karena berkurangnyam limfosit pada
saat peningkatan suhu pertama kali.
8. Penatalaksanaan Medis
Pencegahan
1. Menggunakan insektisida.
Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam berdarah dengue adalah
malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos (abate) untuk membunuh jentik
(larvasida). Cara penggunaan malathion ialah dengan pengasapan atau pengabutan. Cara
penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes
yaitu bejana tempat penampungan air bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram
abate SG 1 % per 10 liter air.
2. Tanpa insektisida
Caranya adalah:
1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7 10 hari).
2. Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang
9. Pengkajian Keperawatan
Data obyektif yang sering ditemukan menurut Christianti Effendy, 1995 yaitu :
1.) Lemah.
3) Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,
hematoma, hematemesis, melena.
7) Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah,
sianosis perifer, nafas dangkal.
1) Ig G dengue positif.
2) Trombositopenia.
Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, netropenia, aneosinofilia, peningkatan limfosit,
monosit, dan basofil
4) Asidosis metabolik.
Setelah dilakukan perawatan .. x 24 jam diharapkan suhu tubuh pasien dapat berkurang
dengan kriteria hasil:
Intervensi:
Rasional:
Setelah dilakukan perawatan .. x 24 jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dan
menghilang dengan kriteria hasil:
Intervensi:
Rasional:
Intervensi:
Rasional:
TD 120/80 mmHg
RR 16-24 x/mnt
Nadi 60-100 x/mnt
Turgor kulit baik
Haluaran urin tepat secara individu
Kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi:
Rasional:
5. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri, terapi tirah baring
Intervensi:
Rasional:
1. mengetahui derajat kekuatan otot-otot kaki pasien.
2. Pasien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan
keperawatan
3. melatih otot otot kaki sehingga berfungsi dengan baik
4. Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi
5. Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri.
Setelah dilakukan perawatan .. x 24 jam diharapkan tidak terjadi syok hipovolemik dengan
kriteria hasil:
TD 120/80 mmHg
RR 16-24 x/mnt
Nadi 60-100 x/mnt
Turgor kulit baik
Haluaran urin tepat secara individu
Kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi:
Rasional:
1. memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi
perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani.
2. tanda vital normal menandakan keadaan umum baik
3. Perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok
hipovolemik
4. Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai
acuan melakukan tindakan lebih lanjut
5. Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang
6. Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin
Setelah dilakukan perawatan .. x 24 jam diharapkan tidak terjadi perdarahan dengan kriteria
hasil:
Tekanan darah 120/80 mmHg
Trombosit 150.000-400.000
Intervensi:
Rasional:
DAFTAR PUSTAKA
Hendarwanto, (1996), Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, FKUI ; Jakarta.
Share this:
Facebook1
Cetak
Like this:
Suka
Be the first to like this post.
Posted in KEPERAWATAN
Older Entry
Newer Entry
Tinggalkan Balasan
Halaman
o ABOUT
o ANTIBIOTIKA
AMINOGLIKOSIDA
KLORAMFENIKOL
KUINOLON
MAKROLIDA
PENISILIN
SEFALOSFORIN
TETRASIKLIN
o MARTH STORE
o PUISI
TAKKAN LAGI BISA
o UU NO.23 Thn 1992 Ttg KESEHATAN
KEPMENKES NO.1239 Ttg REGISTRASI & PRAKTIK PERAWAT
RUU KEPERAWATAN
UU NO 20 Ttg SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
o WISATA PACITAN
PANTAI SRAU
PANTAI TELENG RIA
RECENT POSTS
o SKIN CARE PRODUCT
o DIAPERS STORE
o BABY CAR SEATS STORE
o Apple MacBook Pro MD313LL/A Review
o Toshiba Portege R835-P81 Review
o HEALTH & FITNESS MAGAZINES
o Vicks Warm Mist Humidifier
o Amazon Kindle Touch 3G
o Kindle Wi-Fi Features
o Acer AC700-1099 Chromebook Review
o Apple MacBook Pro MC700LL/A Review
o Lenovo Z370 10252EU Review
o Toshiba Portege R835-P81 Review
o The 10 Best Kindle Accessories
BEST PRODUCT
Langganan Surel
Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima
pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis dengan judul asuhan keperawatan klien demam berdarah dengue
adalah agar penulis dapat memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada demam berdarah
dengue dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Penulisan karya tulis ini adalah agar :
a. Dapat mengkaji klien dengan kasus demam berdarah dengue.
b. Dapat menganalisa masalah-masalah yang muncul pada klien dengan DBD.
c. Dapat memprioritaskan masalah dan merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan DBD.
d. Dapat mengidentifikasi perencanaan keperawatan pada klien dengan DBD.
e. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien DBD
f. Dapat mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien DBD.
C. Manfaat
1.Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam penanganan kasus DBD.
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis tentang penanganan kasus DBD.
3. Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya
dan meningkatkan mutu pelayanan pada klien dengan DBD sehingga dapat
mengurangi terjadinya komplikasi.
Reaksi:
0 komentar:
Poskan Komentar
Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh Arbovirus (Arthropodborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES
(AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY)
B. Penyebab Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)
1. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif)
2. Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
3. Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmhg, kulit
dingin, lembab, gelisah, hipotensi)
4. Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
Medik
Keperawatan
F. Asuhan Keperawatan pada pasien Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)
1. Pengkajian
1. Kaji riwayat Keperawatan
2. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan, mual muntah, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda tanda renjatan (denyut nadi cepat dan
lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis,
gelisah, penurunan kesadaran)
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ,
perdarahan, muntah, dan demam
2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
tidak ada nafsu makan
4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus
5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
3. Perencanaan
1. Anak menunjukkan tanda tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
2. Anak menunjukkan tanda tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat
3. Anak menunjukkan tanda tanda vital dalam batas normal
4. Keluarga menunjukkan koping yang adaptif
4. Implementasi
1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
1. Mengobservasi tanda tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
2. Monitor tanda tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak
elastis, ubun ubun cekung, produksi urine menurun
3. Mengobservasi dan mencatat intake dan output
4. Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
5. Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah, BJ urin , serum tubuh
6. Mempertahankan intake dan output yang adekuat
7. Memonitor dan mencatat berat badan
8. Memonitor pemberian cairan melalui intra vena setiap jam
9. Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat (insesible water loss / IWL)
2. Perfusi jaringan Adekuat
1. Mengkaji dan mencatat tanda tanda Vital (kualitas dan Frekwensi denyut
nadi, tekanan darah , Capillary Refill )
2. Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu , kelembaban dan
warna)
3. Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti
dingin , nyeri , pembengkakan kaki )
3. Kebutuhan nutrisi adekuat
1. Ijinkan anak memakan makanan yang dapat ditoleransi anak. Rencanakan
untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
2. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi
3. Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik
porsi kecil tetapi sering
4. Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan
skala yang sama
5. Mempertahankan kebersihan mulut pasien
6. Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekuat untuk penyembuhan
penyakit
4. Mempertahankan suhu tubuh normal
1. Ukur tanda tanda vital suhu tubuh
2. Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhu
3. Lakukan tapid sponge (seka) dengan air biasa
4. Tingkatkan intake cairan
5. Berikan terapi untuk menurunkan suhu
5. Mensupport koping keluarga Adaptif
1. Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap
situasi yang penuh stress
2. Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang
lebar dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga
3. Identifikasikan koping yang biasa digunakan dan seberapa besar
keberhasilannya dalam mengatasi keadaan
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo,
Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
2. Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995
3. Prinsip Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 267
Description: Askep Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF) Reviewer: Kang Kapuk -
ItemReviewed: Askep Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)
Kang Kapuk
Askep Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF) Updated at: 19:54
Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru
dari kapukonline.com
Read more:
http://www.kapukonline.com/2011/09/askepdemamberdarahdenguehemoragicfeverd.html#ixzz1w
QFTOuUB