Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Pendamping :
Kasus 2
Topik : Infeksi Saluran Kemih
2. Sukandar E. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI;200
3. Gardjito W, Puruhito, Iwan A et all. Saluran Kemih dan Alat Kelamin Lelaki.
Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit EGC;2005.
10. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL et al. Harrisons Principles of Internal
Medicine. 17th edition. USA : The McGraw-Hill Companies;2008.
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Infeksi Saluran kemih
2. Edukasi pada keluarga mengenai Infeksi Saluran kemih
3. Langkah-langkah penatalaksanaan Infeksi Saluran kemih
4. Motivasi kepatuhan pencegahan berulang
1. Subjektif :
Os datang ke RS dibawa oleh keluarganya dengan keluhan nyeri
saat BAK. Hal ini dirasakan os sejak 3 hari SMRS. os mengatakan terasa panas
saat BAK. Os juga mengatakan sering BAK namun hanya keluar sedikit-
sedikit. Os sebelumnya sudah pernah berobat ke klinik di jambi namun keluhan
tidak berkurang. Kencing berwarna merah (-), kencing berpasir (-).
2. Objektif :
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat ditegakkan
diagnosis Infeksi Saluran Kemih
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
Keadaan sakit : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis, GCS 15
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 kali per menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 20 kali per menit, thoracoabdominal
Suhu : 36o C (aksila)
Status generalisata
o Kepala :
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
o Leher : Pembesaran KGB (-)
o Thorak : Bentuk dada normal, retraksi (-), nyeri tekan (-), nyeri
ketok (-), krepitasi (-), penggunaan otot bantu nafas (-)
Paru :
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : SF Kanan=Kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Sp : Vesikuler, St : wheezing (-), ronkhi (-)
Jantung
: HR 88 x/menit, reguler, bunyi jantung I dan II normal,
murmur (-), gallop (-)
o Abdomen : datar, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba, bising usus (+)
normal.
o Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Urin Rutin
3. Assessment :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluh
nyeri pada saat BAK. Nyeri terasa terbakar saat BAK.
Dari pemeriksaan fisik ad regio supra pubic ditemukan adanya nyeri
tekan.
Pada pemeriksaan urin rutin ditemukan adanya peningkatan jumlah
leukosit.
Diagnosis dapat ditegakkan yaitu Infeksi saluran kemih
4. Plan :
Diagnosis : Infeksi saluran kemih
Penatalaksanaan :
Non farmakologi :
- Banyak minum air putih
- Menjaga hyginitas
Farmakologi :
- Asam Mefenamat tablet 500 mg, 3x1 per oral
- Ciprofloksasin tablet 500 mg, 2x1 per oral
Prognosis :
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
Edukasi keluarga :
1. Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit dan tatalaksana
yang akan diberikan.
Edukasi pasien :
Agar pasien berobat teratur.
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat
terbentuknya koloni kuman di saluran kemih.5,6 Beberapa istilah yang sering
digunakan dalam klinis mengenai ISK :1,7
- ISK uncomplicated (sederhana), yaitu ISK pada pasien tanpa disertai
kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih.
- ISK complicated (rumit), yaitu ISK yang terjadi pada pasien yang
menderita kelainan anatomis/ struktur saluran kemih, atau adanya penyakit
sistemik. Kelainan ini akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.
- First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection, yaitu ISK
yang baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah
sekurangkurangnya 6 bulan bebas dari ISK.
- Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah
sebelumnya dapat dibasmi dengan pemberian antibiotika pada infeksi yang
pertama. Timbulnya infeksi berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau
bakteriuria persisten. Pada re-infeksi kuman berasal dari luar saluran kemih,
sedangkan bakteriuria persisten bakteri penyebab berasal dari dalam saluran
kemih itu sendiri.5
- Asymtomatic significant bacteriuria (ASB), yaitu bakteriuria yang
bermakna tanpa disertai gejala.1
2. KLASIFIKASI
3. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram
negatif tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian
diikuti oleh :1
- Proteus sp
- Klebsiella
- Enterobacter
- Pseudomonas
Bermacam-macam mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain
dapat dilihat pada tabel berikut :9
Tabel 1. Persentase biakan mikroorganisme penyebab ISK
N Mikroorganisme
Persentase Biakan (%)
O
1 Escherichia Coli 50-90
2 Klebsiela atau Enterobacter 10-40
3 Proteus sp 5-10
4 Pseudomonas Aeroginosa 2-10
5 Staphylococcus Epidermidis 2-10
6 enterococci 2-10
7 Candida Albican 1-2
8 Staphylococcus Aureus 1-2
Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan
Enterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu
saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang
menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat
menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25%
pasien demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang
dapat menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia,
actinomises, dan Mycobacterium tubeculosa.1,3
2. Refluks vesikoureter
- Neurogenic bladder
- Striktura uretra
- Hipertrofi prostat
4. Diabetes Melitus
5. Instrumentasi
- Kateter
- Dilatasi uretra
- Sitoskopi
7. Senggama
4. PATOGENESIS
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari
mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berkembangbiak di dalam
media urin. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara, yaitu :1,7
1. Ascending
2. Hematogen
3. Limfogen
A. Faktor host
- Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas selular dan
humoral.
- Tidak ada hambatan didalam saluran kemih Oleh karena itu kebiasaan jarang
minum dan gagal ginjal menghasilkan urin yang tidak adekuat, sehingga
memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih. Keadaan lain yang dapat
mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme wash out adalah adanya :
- Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan
kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran kemih
yang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula, dan adanya
dilatasi atau refluk sistem urinaria.
- Tipe pili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut. Selain
itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen, menghasilkan
toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim urease yang dapat merubah suasana
urin menjadi basa.7
3. DIAGNOSIS
Gambaran klinis Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi
mulai dari tanpa gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat.5 Gejala
yang sering timbul ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya
terjadi bersamaan, disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :2,5
1. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik,
disuria, frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria
2. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri
punggung, muntah, skoliosis, dan penurunan berat badan.
3. Tes Kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria, di
antaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya
adalah sebagian besar mikroba kecuali enterococci mereduksi nitrat.1,2 4.
4.Tes Plat Celup (Dip-Slide)
Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa lempengan plastik
bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat
khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan
digenangi urin. Setelah itu lempengan dimasukkan kembali kedalam tabung
plastik tempat penyimpanan semula, lalu diletakkan pada suhu 37oC selama satu
malam. Penentuan jumlah kuman/mL dilakukan dengan membandingkan pola
pertumbuhan kuman dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan
kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000
dalam tiap mL urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup
adekuat. Kekurangannya adalah jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat
diketahui.1,2
b. Radiologis dan Pemeriksaan penunjang lainnya
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu
atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini
dapat berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula dengan
pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CTScan.1,2
5. PENATALAKSANAAN
- Pengobatan supresif.1
- Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua
gejala hilang dan tanpa leukosuria. Bila pada pasien reinfeksi berulang (frequent
re-infection) :2
- Tanpa faktor predisposisi, terapi yang dapat dilakukan adalah asupan cairan
yang banyak, cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba dosis
tunggal (misal trimentoprim 200 mg)
- Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan Pasien sindroma uretra akut
(SUA) dengan hitung kuman 103 -105 memerlukan antibiotika yang adekuat.
Infeksi klamidia memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin. Infeksi yang
disebabkan mikroorganisme anaerobik diperlukan antimikroba yang serasi (misal
golongan kuinolon).2
- Flurokuinolon
7. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu
saluran kemih, okstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisitem,
gangguan fungsi ginjal.6