Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
METODOLOGI PENELITIAN
24
25
sosialisasi di mana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh
orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya (Depkes, 2012).
Kelompok teman sebaya juga dapat menjadi suatu ancaman bagi
perkembangan remaja apabila remaja tidak dapat memilah dengan baik
anggota kelompok remaja, tetapi kelompok teman sebaya dapat dijadikan
sebagai sumber informasi tentang kehidupan diri remaja (Santrock, 2007).
Perilaku seks pranikah adalah Segala tingkah laku yang didorong
oleh hasrat seksual yang dilakukan oleh dua orang, pria dan wanita diluar
perkawinan yang sah (Sarwono, 2005). Mutadin (2002) mengatakan
bahwa prilaku seksual pranikah merupakan prilaku seksual yang dilakukan
tanpa melalui proses pernikahan resmi menurut agama dan kepercayaan
masing masing.
Perilaku remaja saat ini sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan
catatan BKKBN Jawa Barat yang diakses pada tanggal 14 Oktober 2016)
bahwa di Jawa Barat pengidap HIV/AIDS yaitu lebih didominasi oleh
kalangan remaja yang berusia 15 sampai 29 tahun (58 %). Hasil temuan
penilitian yang dilansir oleh BKKBN online pada bulan April mengenai
seks bebas pada remaja, yaitu sebanyak 17% remaja Tasik pernah
melakukan seks pra nikah, dan 6,7 % remaja Cirebon mengatakan bahwa
mereka merupakan penganut seks bebas. Penelitian BKKBN menyebutkan,
sekitar 21-30% remaja di Bandung melakukan seks pra nikah, Tahun 2008
pelajar Jawa Barat telah terinveksi HIV/AIDS yaitu sekitar 4,56%. Selain
itu setiap tahunnya terjadi 400 ribu kasus aborsi yang terjadi di Jawa Barat
separuhnya kasus aborsi itu dilakukan oleh remaja.
Penyebab kejadian perilaku seks pranikah pada remaja tersebut
muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara individu sosial dengan
kelompok sebaya seperti yang dikemukakan oleh Condry (2008)
menjelaskan bahwa perilaku seksual remaja merupakan dampak dari
pergaulan teman sebaya karena remaja menghabiskan lebih banyak waktu
dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tuanya. Pengaruh
26
Bagan 3.1 Kerangka konsep pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks
pranikah remaja
Keterangan :
Diteliti
Ada hubungan
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1 Variabel Teman sebaya Lemah :
Independen dalam kamus Jika skor< mean
Teman besar Bahasa Kuisioner Ordinal Kuat:
Sebaya Indonesia Jika skor mean
diartikan
29
sebagai kawan,
sahabat atau
orang yang
bekerja sama-
sama atau
berbuat
3.3.2 Sampel
Menurut sugiyono (2015) sempel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut
Nursalam (2011) sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang
dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian malalui sampling.
Menurut Notoatmodjo (2010) untuk menentukan ukuran
sampel dengan populasi < 10.000 maka dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
N
n =
1 N d
2
keterangan :
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
N
n =
1 N d
2
360
n =
1 3600,1
2
360
n =
1 3600,01
360
n =
1 3,60
360
n =
4,60
n = 78,26
n = 78 sampel
Keterangan :
Ni : Jumlah sampel menurut stratum
n : Jumlah sampel seluruhnya
ni : Jumlah populasi menurut stratum
N : Jumlah populasi seluruhnya
36
Ni (Siswa Kelas XI 1 IPA ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 2 IPA ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 3 IPA ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 4 IPA ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 5 IPA ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 1 IPS ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 2 IPS ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 3 IPS ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 4 IPS ) =360 78 = 8
36
Ni (Siswa Kelas XI 5 IPS ) =360 78 = 8
33
2. Eklusi
Eklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Sasaran yang tidak
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Siswa yang tidak bersekolah di SMAN Situraja
2) Siswa yang berumur kurang atau lebih dari 15-18 Tahun
3) Siswa yang belum pernah berpacaran
( ) ( )( )
= 2
[ 2 ( )2 ][ ( )2 ]
Keterangan:
Rxy : koefisien korelasi produk moment antara variabel x dan y
X : jumlah skor item
Y : jumlah skor total (item)
n : jumlah responden yang dijadikan sampel
Hasil akhirnya ditentukan dengan cara sebagai berikut:
a) Bila nilai r hasil < nilai r tabel, maka pertanyaan
dtersebut dikatakan tidak valid.
b) Bila r hasil nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut
dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas maka diketahui item tersebut
valid dan tidak valid, kemudian data yang valid tersebut diuji
reabilitasnya. Reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
(Notoatmodjo, 2010). Untuk mengukur reabilitas instrumen maka
digunakan rumus alpha Arikunto (2013) yaitu :
2
11 = [ ] [1 ]
1 2
36
Keteragan :
11 : realibilitas instrumen
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 : jumlah varian butir
2 : varian total
Kriteria penilaian ditentukan dengan membandingkan nilai
alpha () yang terletak diakhir output yaitu jika nilai alpha () >
nilai r tabel= 0,444 maka instrumen dinyatakan reliabel.
( )
=
Keterangan :
2 = Chi square
fo = Frekuensi observasi
fh = Frekuensi harapan
df = (b-1) (k-1)
Keterangan :
c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3, dll., maka
gunakan uji Pearson Chi Square.
d. Hitung P-Value dengan membandingkan nilai X2 dengan
tabel Chi Square.
3.7.2 Beneficience
Beneficience adalah prinsip untuk melakukan yang baik dan
tidak melukai orang lain. Dalam penelitian ini peneliti memberikan
keuntungan kepada responden saat mengisi kuesioner dengan
melakukan penelitian sesuai prosedur yang sudah disepakati, seperti
halnya menjaga hak-hak responden/pasien/keluarga dan kewajiban-
kewajiban peneliti.